BAB I PENDAHULUAN. aparatur dalam berbagai sektor terutama yang menyangkut pemenuhan hak-hak sipil

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

- 1 - PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PELAYANAN PUBLIK PEMERINTAH KOTA PONTIANAK

BABl PENDAHULUAN. Pelaksanaan Otonomi Daerah yang telah digulirkan sejak tahun 2001

BAB I PENDAHULUAN. Konsep Good governance atau tata kepemerintahan yang baik merupakan

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

RINGKASAN UU 25/2009 tentang PELAYANAN PUBLIK

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DI KABUPATEN BELITUNG

pengantar : Pelayanan Publik dan Standar Pelayanan Publik (SPP)

BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2011 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

Pelayanan Prima di Perguruan Tinggi

MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI ACEH JAYA PERATURAN BUPATI ACEH JAYA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

PERATURAN BUPATI BOYOLALI NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

Menetapkan 5. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fung

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PROGRAM STUDI FARMASI

Inti Muatan Undang Undang No. 25/2009 ttg. Pelayanan Publik

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistem sentralisasi ke sistem desentralisasi. Ini memberikan implikasi terhadap

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 01 TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. sehinga dapat memberikan kualitas pelayanan prima terutama dalam rangka

DEPUTI BIDANG PELAYANAN PUBLIK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

, No Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 15 tahun 2014 tentang Pedoman Standar Pelayanan (Be

BUPATI LUMAJANG PROPINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan publik. Penerima Layanan Publik adalah. hak dan kewajiban terhadap suatu pelayanan publik.

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan berdasarkan manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN. publik, jasa publik, dan pelayanan administratif. informasi, komunikasi, transportasi, investasi, dan perdagangan.

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah untuk

I. PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,

SMK PERTANIAN PEMBANGUNAN NEGERI SEMBAWA

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia menggunakan asas desentralisasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. (madebewind) yang diarahkan untuk mempercepat terwujudnya. pelayanan kepada masyarakat di tingkat desa dibentuklah sebuah

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

PROGRAM DAN KEGIATAN PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM)

LAMPIRAN KEPUTUSAN. MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : 63/KEP/M.PAN/7/2003, TANGGAL : 10 Juli 2003

BAB I PENDAHULUAN. dan penyelesaian yang komprehensif. Hipotesis seperti itu secara kualitatif

BUPATI TANA TORAJA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. memberikan proses pemberdayaan dan kemampuan suatu daerah dalam. perekonomian dan partisipasi masyarakat sendiri dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. sangat luas. Pelayanan Publik adalah segala kegiatan dalam rangka pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat dan pemerintah di daerah adalah dalam bidang public service

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM)

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

PERMENRISTEKDIKTI NOMOR 59 TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dirasakan sangat penting, tidak hanya oleh pemerintah tapi juga oleh

SALINAN WALIKOTA LANGSA,

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAYANAN PUBLIK. menyediakan segala apa yang diperlukan oleh orang lain untuk perbuatan

BAB I PENDAHULUAN. diamanatkan dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

BAB I PENDAHULUAN. dari terwujudnya prinsip-prinsip yang terkandung dalam Good Governance

BAB I PENDAHULUAN. akuntabel serta penyelenggaraan negara yang bersih dari unsur-unsur KKN untuk

BAB II RENCANA STRATEGIS KECAMATAN SUKASARI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kewajiban pemerintah adalah untuk menyelenggarakan

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Nomor : / BAP-I/IV/2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. semangat para Penyelenggara Negara dan pemimpin pemerintahan. 1 Penyelenggara

I. PENDAHULUAN yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkalis. Adanya

Standar Pelayanan Publik Balai Karantina Pertanian Kelas I Pertanian

BUPATI BANTAENG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK KABUPATEN BANTAENG

KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : KEP/26/M.PAN/2/2004 TENTANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN PUBLIK

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

PENGADUAN PELAYANAN SALAH SATU BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELAYANAN PUBLIK

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. No.1110, 2013 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN. Informasi Publik. Pelayanan. Standar.

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT (SKM)

BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. melalui Otonomi Daerah. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.22 tahun

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem tata kelola pemerintahan di Indonesia telah melewati serangkain

BAB 1 PENDAHULUAN. sektor publik diakhiri dengan proses pertanggungjawaban publik, proses inilah

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 NOMOR 28 SERI E

Perlunya Sebuah Keterbukaan dalam Pelayanan Publik melalui Pembuatan SOP (Standar Operasional Prosedur)

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pelayanan publik merupakan proses yang sangat strategis

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA

BERITA DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia, pada era-era yang lalu tidak luput dari

KINERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL DALAM PELAYANAN AKTE KELAHIRAN. (Suatu Studi di Kabupaten Halmahera Utara) Oleh : Arki Tabaga

Transkripsi:

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Salah satu upaya mewujudkan Good Governance adalah memberikan pelayanan publik yang berkualitas, terukur serta serta senantiasa memperhatikan tuntutan dan dinamika masyarakat yang berada dalam euphoria reformasi, demokratis, desentralisasi, otonomi daerah dan penegakan HAM termasuk antisipasi terhadap kemaujuan IPTEK. Pelayanan publik oleh aparatur dalam berbagai sektor terutama yang menyangkut pemenuhan hak-hak sipil dan kebutuhan dasar masih dirasakan belum sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat, baik yang menyangkut sistem dan prosedur pelayanan yang masih berbeda-beda tidak transparan, kurang informatif, kurang akomodatif dan kurang konsisten sehingga tidak menjamin kepastian serta masih adanya pungutan liar.tuntutan masyarakat akan perbaikan pelayanan publik belum diimbangi dengan sistem kapasitas aparat dalam melayani publik, hal ini sangat terkait dengan kinerja aparatur pemerintahan yang masih rendah terutama di daerah. Salah satu upaya mengetahui kinerja aparatur yaitu dengan mengetahui tingkat kepuasan masyarakat terhadap apa yang diberikan, yang dapat dilakukan dengan menyusun indeks kepuasan masyarakat sebagai tolak ukur untuk menilai kualitas pelayanan. Dalam UU NO 25 tahun 2009 bab IV pasal 15 ayat e dengan tegas dinyatakan bahwa penyelenggara negara berkewajiban memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan penyelenggaraan pelayanan publik dan melaksanakan standar pelayanan sesuai dengan standar pelayanan, termasuk memberikan pertanggungjawaban terhadap penyelenggaraan yang diselenggarakan pada ruang publik dan dapat diakses oleh masyarakat. Pada sisi lain, masyarakat dapat mengadukan pelaksana penyelenggaraan negara dan pemerintah yang melakukan penyimpangan standar pelayanan sebagaimana yang diamanatkan

pasal 18 ayat g UU tentang pelayanan publik. Standar pelayanan yang dimaksud adalah tolak ukur yang dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka menciptakan pelayanan yang berkualitas,cepat, mudah, terjangkau dan terukur. Kondisi membuat penyelenggara pelayanan publik berkewajiban menyusun dan menetapkan standar pelayanan dengan memperhatikan kemampuan penyelenggara, kebutuhan masyarakat dan kondisi lingkungan. Dalam menyusun dan menetapkan standar pelayanan penyelenggara wajib mengikutsertakan masyarakat dan pihak terkait dengan meneraplan asas tidak diskriminatif, memiliki kompetensi dan memperhatikan keragaman. Untuk memproduksi pelayanan publik yang terbuka dan baik maka pelaksana pelayanan publik memang harus berperilaku adil dan tidak diskriminatif dengan ditopang sikap yang santun, ramah dan profesional dan kompetensi pada bidang tugasnya dengan mengaplikasikan prinsip yang tidak mempersulit masyarakat dan selalu berpegang pada nilai-nilai akuntabilitas dan berintegritas sebagai penyelenggara institusi. Bagaimanapun juga pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berfungsi sebagai instrumen untuk pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan standar dan peraturan perundang-undangan bagi setiap warganegara dan penduduk atas barang dan jasa serta pelayanan administratif yang disediakan penyelengara pelayanan publik sebagaimana yang diatur dalam Undang-undang. Oleh karena itu para penyelenggara pelayanan publik yang disebut penyelengara berkewajiban memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan asas penyelenggaraan pelayanan publik dengan menyediakan sarana, prasarana dan fasilitas pelayanan publik yang mendukung terciptanya iklim pelayanan publik yang berkualitas sebagaimana yag diamanatkan UU.

Sementara itu masyarakat berhak mengetahui kebenaran isi standar pelayanan publik dan mengawasi pelaksanaan standar pelayanan yang diberikan penyelenggara. Dan masyarakat berhak pula mengadukan pelaksana penyelengaraan pelayanan publik yang bekerja tidak sesuai dengan asas dan standar pelayanan kepada pihak yang berwenang. Bagaimana pun juga pelayanan publik merupakan bentuk pertanggungjwaban negara terhadap rakyatnya dalam usaha memberikan pelayanan yang prima untuk memberikan kepuasaan terhadap masyarakat. Kantor camat Kora Barat merupakan instansi pemerintah yang bertugas dalam melayanan tata administrasi kenegaraan yang juga bertugas melayani masyarakat atau public, akan tetapi tidak adanya standar pelayanan yang baik dan benar kepada masyarakat membuat kinerja para pegawai di kantor camat Kota Barat sedikit mengalami penurunan. Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka peneliti mengambil judul penelitian tentang Sistem Pelayanan Pada Kantor Camat Kota Barat Kota Gorontalo. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan Latar Belakang diatas, maka peneliti mengidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut yang ada di lokasi penelitian : 1.2.1 Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat belum maksimal. 1.2.2 Keterbatasan fasilitas dan peralatan kantor sehingga mengakibatkan keterlambatan dalam memberikan pelayanan. 1.2.3 Informasi tentang standar waktu pelayanan kepada masyarakat belum ada. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti dapat merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu Bagaimana Sistem Pelayanan Pada Kantor Camat Kota Barat Kota Gorontalo?

1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana system pelayanan yang ada pada kantor camat kota barat kota gorontalo. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis sebagai wahana dan latihan bagi penulis dalam hal penulisan karya ilmiah dan sebagai pengembangan ilmu dibidang ilmu administrasi khususnya pelayanan. 1.5.2 Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan bias menjadi bahan masukan dan sebagai informasi bagi lokasi penelitian yang terkait dengan pelayanan kepada masyarakat. 1.6 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mengambil lokasi pada Kantor Camat Kota Barat Kota Gorontalo yang berlokasi di Kelurahan Buladu. Adapun dalam penelitian ini peneliti memanfaatkan waktu selama 3 Bulan sejak Bulan Maret 2014 sampai dengan Mei 2014. 1.7 Sumber Data 1.7.1 Primer Sumber data primer adalah data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti berdasarkan pengamatan di lapangan yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. 1.7.2 Sekunder Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari literatur yang relevan dengan masalah yang diteliti.

1.8 Teknik Pengumpulan Data 1.8.1 Observasi yakni merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan secara langsung pada lokasi penelitian. 1.8.2 Wawancara Yakni merupakan teknik pengumpulan data melalui komunikasi langsung dengan bagian yang berhubungan langsung dengan pelayanan kepada masyarakat. 1.8.3 Dokumentasi Teknik ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data dokumentasi yang berhubungan dengan sistem pelayanan. 1.9 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif yang menggambarkan data-data yang diperoleh melalui observasi maupun wawancara dengan mengelompokkan data sesuai dengan masalah yang diteliti.