BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Tingkat Pengangguran

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. fantastis dan memiliki potensi yang strategis jika dipandang sebagai potensi

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Tingkat pengangguran terbuka penduduk usia 15 tahun ke atas menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah pengangguran di kalangan masyarakat. Pengangguran di Indonesia terjadi

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. orang lain, lingkungan dan masyarakat, berwirausaha akan memberikan peluang

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan banyak sekali pengangguran khususnya di Kota Denpasar. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan. Pengangguran di Indonesia sekarang ini terus bertambah,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah No. Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Jumlah Kiki Liasari, 2013

2015 PENGARUH SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN EFIKASI DIRI TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. global telah menciptakan multi crisis effect yang membuat perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara miskin dan negara baru berkembang, Indonesia sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Oleh karena itu

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di IndonesiaMenurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1 SD ke bawah , , ,69. 2 Sekolah Menengah Pertama , ,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 7,6%, Diploma I/II/III dengan 6,01% dan universitas sebesar 5,5%. Pada posisi

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dibandingkan. seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.

BAB I PENDAHULUAN. semua orang terlahir dengan bakat berwirausaha, namun sifat-sifat kewirausahaan

BAB I PENDAHULUAN. macam suku bangsa, kebudayaan dan sumber daya alam serta didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurangnya lapangan pekerjaan sekarang membuat setiap orang harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kaya sumber daya manusia dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. menuju keadaan yang lebih baik pada kurun waktu tertentu dan dengan adanya. pembangunan ekonomi dari suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Mohamad Abdul Rasyid Ridho, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang kreatif, inovatif, dinamis, dan proaktif terhadap tantangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran, kemiskinan, dan kesenjangan sosial merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia, sehingga membuat

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah secara

BAB I PENDAHULUAN. rahasia lagi bahwa tanpa krisis keuangan global (global financial crisis), global (Sumber : Kompas, Kamis, 11 Desember 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia banyaknya para pencari kerja tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran berpendidikan tinggi. Hal ini dimungkinkan karena sistem

BAB I PENDAHULUAN. menitikberatkan pada konsep risiko (Sumarsono, 2013). Kemudian pada abad 18

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.

KEADAAN KETENAGAKERJAAN INDONESIA AGUSTUS 2009

Penulis 1: Aninda Artiandewi Penulis 2: Purwanto Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi di lapangan menunjukkan bahwa jumlah pengangguran di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan suatu bangsa. Kemajuan

manusianya.setiap tahun ribuan mahasiswa yang lulus dari perguruan tinggi tersebut di Indonesia. Hal ini seharusnya dapat memberikan keuntungan besar

I. PENDAHULUAN jumlah pengangguran terdidik meningkat, yaitu sebanyak

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2015

FORMULIR RANCANGAN PERKULIAHAN PROGRAM STUDI ADVERTISING AND MARKETING COMMUNICATIONS FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia membutuhkan banyak wirausahawan untuk menjadikan negara

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 13,86% pada Agustus 2010, yang juga meningkat dua kali lipat dari

KONSEP KEWIRAUSAHAAN Pertemuan 1 4 Maret 2015 Catarina Cori, S.AB., M.Si

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. Kewirausahaan merupakan kendaraan untuk pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. memadai untuk mendapatkan peluang kerja yang kian terbatas. Bukan saja yang

IRRA MAYASARI F

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN VOKASIONAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. akan semakin menjadi lebih baik dan berkembang dalam segala bidang.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (PTP) di Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia hingga beberapa waktu mendatang. Data statistik pada Februari 2012 yaitu

BAB I PENDAHULUAN. baru menjadi kegiatan yang nyata dalam setiap usahanya. ada namun lapangan kerja yang tersedia sangat sedikit.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Perguruan Tinggi Universitas Telkom

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Mengukur Tingkat Kemampuan Berwirausaha Mahasiswa. dalam Mmenjalankan Kegiatan Magang. Lasminiasih

Program Mahasiswa Wirausaha Bagi Kopertis dan Perguruan Tinggi Swasta

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pegawai atau karyawan perusahaan swasta. Setiap lulusan Perguruan Tinggi sudah tentu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jumlah pengangguran terutama pengangguran yang berasal dari lulusan perguruan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mahasiswa yang selesai menempuh jenjang pendidikan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Buruh Internasional (ILO) memperkirakan, pengangguran global

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. berdampak keras terhadap perekonomian Indonesia. 1

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia yaitu tingginya tingkat pengangguran. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan (Saiman, 2009:22). Masalah pengangguran telah menjadi momok

Economic Education Analysis Journal

BAB I PENDAHULUAN. secara sepihak, dan berdampak pada meningkatknya pengangguran terdidik,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Gugun Ruslandi, 2016 Pengaruh Program Mahasiswa Wirausaha Terhadap Minat Berwirausaha

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas pendidikannya. Suatu pendidikan yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Transformasi Telkom Economic and Business School (TEBS)

BAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,

BPS PROVINSI DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia seutuhnya. Dalam undang-undang No 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN yang akan diberlakukan mulai tahun ini, tidak hanya membuka arus

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterbatasan lapangan kerja pada saat ini telah yang di akibatkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Tertinggi yang Ditamatkan

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya, dan belum sebanyak negara-negara lain yang telah. mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Jumlah entrepreneur

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah perkembangan ekonomi pada negara-negara berkembang seperti Indonesia yaitu pengangguran. Masalah perkembangan ekonomi yang terus berkelanjutan tersebut merupakan sebuah fenomena yang perlu diperhatikan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Februari 2013 mencapai 7,2 juta orang atau sebesar 5,92 persen, dimana tingkat pengangguran terbuka berdasarkan pendidikan sebesar 5,05 persen atau 362.800 orang untuk Universitas. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan tingkat pengangguran di Indonesia semakin meningkat, yaitu rendahnya pendidikan, keterampilan yang kurang, lapangan kerja yang kurang, tidak ada kemauan untuk berwirausaha dan tingginya rasa malas. 1 Lapangan kerja yang kurang tidak mampu menyerap jumlah lulusan sarjana. Kurangnya lapangan kerja mencerminkan kurangnya kecenderungan menjadi wirausaha (entrepreneur) baik itu lulusan Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah 1 Insan Setia Nugraha, http://indojobhunter.com/5-faktor-utama-banyaknya-pengangguran.html, diakses 23 Oktober 2013 1

2 Kejuruan (SMK), Diploma I/II/III maupun mahasiswa lulusan akademis yang mendapatkan gelar sarjana di perguruan tinggi (Universitas). Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pengembangan (OECD) menyatakan Indonesia bakal menjadi negara dengan jumlah sarjana muda terbanyak kelima di masa depan yaitu sebesar 6 persen. Situasi ini bakal terwujud paling lambat pada 2020 mendatang. Kebanyakan lulusan perguruan tinggi saat ini lebih memilih untuk bekerja sebagai karyawan di perusahaan atau menjadi pegawai negeri. Pada pembukaan Pelatihan Kewirausahaan yang diselenggarakan di Kantor Bank Indonesia (BI), Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) mengatakan, para sarjana di Indonesia lebih suka antri mendaftar sebagai Pengawai Negeri Sipil (PNS). Hal tersebut dapat digambarkan melalui antrian pajang pelamar untuk lowongan Pegawai Negeri Sipil (PNS), yang jumlah lowongannya terbatas. Berdasarkan berita resmi statistik nomor 35/05/Th.XVI pada tanggal 6 Mei 2013 oleh Badan Pusat Statistik (BPS) selama 2 tahun terakhir (Februari 2011 Februari 2013), jumlah penduduk di Indonesia yang berusaha sendiri (entrepreneur) mengalami penurunan dari 21,15 juta orang menjadi 19,14 juta orang sedangkan jumlah penduduk di Indonesia yang bekerja menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan khususnya Universitas masih mengalami peningkatan dari 5,54 juta orang menjadi 7,94 juta orang.

3 Penelitian program tracer study Universitas Indonesia (UI) menyebutkan hanya 2 persen lulusan sarjana yang menjadi wirausahawan. Wakil Rektor UI Bambang Wibawarta mengakui wirausahawan Indonesia memang masih rendah. Menurut data dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi pada tahun 2011, lulusan perguruan tinggi yang berminat berwirausaha 6,14 persen dari jumlah lulusan. Angka tersebut lebih rendah dari lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 22,63 persen. Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha Kementerian Koperasi dan UKM, Neddy Rafinaldy Halim mengungkapkan, berdasarkan hasil penelitian serta riset yang telah dilakukan, hanya 6,12 persen lulusan sarjana yang berminat menjadi wirausahawan. Sisanya sebesar 83,18 persen lebih berminat menjadi pegawai. Sebelum tahun 1980, jumlah pengusaha di Indonesia hanya mencapai proporsi 0,018 persen. Kemudian pada tahun 2009 meningkat menjadi 0,39 persen dan pada tahun 2012 proporsinya mencapai 1,65 persen. Dari 4.075 sarjana baru yang masuk dalam program kewirausahaan, sebanyak 1.953 di antaranya menyatakan berminat dengan mengisi formulir dan menyampaikan data-data. Beliau berharap pola pikir sarjana sebagai pencari kerja harus diubah sebagai pencipta kerja. Agar target program nasional pada 2014 mendatang terpenuhi minimal 2,5% dari jumlah penduduk di Indonesia adalah berwirausaha. Karena menurut ahli Psikologi Sosial David McCelland, untuk menjadi negara

4 yang makmur, suatu negara harus memiliki minimum 2 persen wirausahawan dari total penduduknya. Dalam hal manangani fenomena pengangguran serta menunjang target program nasional yang diharapakan oleh Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha Kementerian Koperasi dan UKM, Neddy Rafinaldy Halim, mahasiswa yang merupakan lulusan perguruan tinggi yang mendapatkan gelar sarjana memegang peran yang sangat penting. Mahasiswa merupakan salah satu sosok yang dapat diandalkan oleh negara dalam menurunkan tingkat pengangguran, meningkatkan pengembangan ekonomi sekaligus menjadi pemimpin negara pada masa yang akan datang. Dengan adanya pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah, mahasiswa diharapkan mampu membekali diri untuk menjadi seorang wirausaha (entrepreneur) yang dapat menciptakan lapangan kerja guna menurunkan tingkat pengangguran. Oleh karena itu, mahasiswa lulusan akademis yang mendapatkan gelar sarjana di perguruan tinggi harus bisa membuat perubahan sejarah sarjana yang tadinya berusaha mencari pekerjaan menjadi sarjana yang mampu menciptakan lapangan kerja baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rano Aditia Putra, salah satu faktor yang menentukan minat mahasiswa manajemen untuk berwirausaha

5 yaitu faktor kepribadian 2 sedangkan menurut Hadi Sumarsono, dalam penelitiannya, tidak semua faktor kepribadian mampu meningkatkan intensi wirausaha. 3 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Aprilia Fitriani, dkk, faktor internal dan faktor eksternal baik secara parsial maupun simultan mempengaruhi minat berwirausaha. Dimana faktor internal tersebut meliputi personality (kepribadian), dan motivasi. Dan faktor eksternal meliputi dorongan keluarga, lingkungan, dan pergaulan serta lingkungan sekolah. 4 Namun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Komsi Koranti, dan Farhah Farhatul Ula, variabel lingkungan keluarga, konsep diri, motivasi berwirausaha berpengaruh secara simultan terhadap minat berwirusaha pada mahasiswa PTS di Depok. 5 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Retno Budi Lestari, dan Trisnadi Wijaya, pendidikan kewirausahaan berpengaruh secara signifikan terhadap minat berwirausaha. 6 Begitu juga dari hasil penelitian Andwiani Sinarasri, dkk, menyatakan mata kuliah kewirausahaan yang diberikan kepada 2 Putra, R.A., Faktor-faktor Penentu Minat Mahasiswa Manajemen Untuk Berwirausaha (Studi Mahasiswa Manajemen FE Universitas Negeri Padang), Jurnal Manajemen, Vol.1, No.1, September 2012 3 Sumarsono, Hadi, Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Intensi Wirausaha Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Jurnal Vol.11 No.2, Maret 2013 4 Fitriani, Aprilia, dkk., Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha Pada Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kandeman Kabupaten Batang Tahun 2011/2012, Economic Education Journal 1 (2), 2012 5 Koranti, Komsi, dan Ula, F.F., Analysis Of The Effect Family Environment, Self-concept And Motivation Factor Interest Entrepreneurship (Empirical Study On Pts Students In Depok), 2012 6 Lestari, R.B. dan Wijaya, Trisnadi, Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Minar Berwirausaha Mahasiswa di STIE MDP, STMIK MDP, dan STIE MUSI, Jurnal Ilmiah STIE MDP Vol.1 No.2, Maret 2012

6 mahasiswa di UNIMUS mampu memotivasi mereka dalam berwirausaha namun latar pendidikan yang secara formal tidak mempengaruhi motivasi mereka dalam berwirausaha. 7 Dalam meningkatkan kecenderungan mahasiswa menjadi seorang wirausaha (entrepreneur), salah satu perguruan tinggi yang terletak di Jakarta Barat Universitas Esa Unggul berusaha membimbing mahasiswanya melalui program pendidikan pada fakultas ekonomi jurusan manajemen dengan visi menjadikan Program Studi yang berbasis intelektualitas, inovasi dan kewirausahaan yang unggul dalam mutu pengelolaan, pelaksanaan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat serta mampu bersaing secara global di bidang Manajemen Keuangan, Manajemen Pemasaran dan Bisnis Internasional yang bertujuan menghasilkan lulusan yang berkualitas, memiliki semangat dan jiwa kewirausahaan dan etika bisnis yang dapat bersaing secara global, serta jurusan akuntansi dengan visi menjadikan Progam Studi Akuntansi yang memiliki kompetensi dibidang Auditing, Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Sektor Publik berbasis inovasi dan kewirausahaan dan mampu bersaing secara global yang bertujuan menghasilkan lulusan dengan intelektualitas tinggi dan profesional dibidangnya, memiliki semangat dan jiwa kewirausahaan dan dapat bersaing secara global, menghasilkan karya ilmiah yang memberi kontribusi bagi 7 Sinarasri, Andwiani, dan Hanum, A.N., Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Terhadap Motivasi Kewirausahaan Mahasiswa (Studi Kasus Pada Mahasiswa UNIMUS Di Semarang), LPPM UNIMUS, 2012, ISBN : 978-602-18809-0-6

7 perkembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat dan atau para pelaku bisnis, mampu menghasilkan sistem dan prosedur akuntansi yang dapat diterapkan pada setiap bidang bisnis. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya mata kuliah kewirausahaan di fakultas ekonomi jurusan manajemen dan akuntansi serta adanya penyelenggaraan seminar dengan tema yang berhubungan dengan entrepreneurship, seperti Build Your Multi Million & Entrepreneurship Through The Worlds Largest Market, Your Job is not Your Career, Spirit of Global Entrepreneurship, Succes for Being a Young Entrepreneur, Saatnya Menjadi Wirausaha Muda Yang Intelektual dan Pelatihan Kewirausahaan yang diadakan oleh Fakultas Ekonomi. Selain itu Universitas Esa Unggul mengirim 40 orang mahasiswa dan mahasiswi mengikuti lomba Program Penulisan Proposal Bisnis dalam rangka Gerakan Kewirausahaan Nasional 2013 yang diselenggarakan oleh Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia. Dari informasi di atas, peneliti tertarik untuk meneliti FAKTOR PENENTU KECENDERUNGAN BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI (STUDI DI UNIVERSITAS ESA UNGGUL).

8 B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah 1. Identifikasi masalah a. Rendahnya kecenderungan sarjana untuk berwirausaha yang mengakibatkan kurangnya lapangan kerja yang tidak mampu menurunkan tingkat pengangguran. b. Tingginya tingkat pengangguran yang mempengaruhi lambatnya perkembangan ekonomi di Indonesia. 2. Pembatasan masalah a. Universitas Esa Unggul yang merupakan salah satu perguruan tinggi yang membimbing mahasiswanya untuk berwirausaha. b. Mahasiswa fakultas ekonomi angkatan 2010 yang telah lulus mata kuliah kewirausahaan.

9 C. Perumusan Masalah Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah terdapat pengaruh antara Kepribadian terhadap Kecenderungan Berwirausaha pada mahasiswa Universitas Esa Unggul? 2. Apakah terdapat pengaruh antara Motivasi terhadap Kecenderungan Berwirausaha pada mahasiswa Universitas Esa Unggul? 3. Apakah terdapat pengaruh antara Pendidikan terhadap Kecenderungan Berwirausaha pada mahasiswa Universitas Esa Unggul? 4. Apakah terdapat pengaruh antara Keluarga terhadap Kecenderungan Berwirausaha pada mahasiswa Universitas Esa Unggul? 5. Apakah terdapat pengaruh antara Kepribadian, Motivasi, Pendidikan dan Keluarga terhadap Kecenderungan Berwirausaha pada mahasiswa Universitas Esa Unggul? 6. Apakah terdapat perbedaan Kecenderungan Berwirausaha antara mahasiswa reguler dengan mahasiswa eksekutif Universitas Esa Unggul?

10 D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara Kepribadian terhadap Kecenderungan Berwirausaha pada mahasiswa Universitas Esa Unggul. 2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara Motivasi terhadap Kecenderungan Berwirausaha pada mahasiswa Universitas Esa Unggul. 3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara Pendidikan terhadap Kecenderungan Berwirausaha pada mahasiswa Universitas Esa Unggul. 4. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara Keluarga terhadap Kecenderungan Berwirausaha pada mahasiswa Universitas Esa Unggul. 5. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara Kepribadian, Motivasi, Pendidikan dan Keluarga terhadap Kecenderungan Berwirausaha pada mahasiswa Universitas Esa Unggul. 6. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan Kecenderungan Berwirausaha antara mahasiswa reguler dengan mahasiswa eksekutif Universitas Esa Unggul.

11 E. Manfaat Penelitian Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi : 1. Semua perguruan tinggi khususnya Universitas Esa Unggul yang memberikan kesempatan kepada peneliti dalam melakukan penelitian ini. Dari hasil penelitian ini, peneliti berharap Universitas Esa Unggul dapat menerapkan serta melakukan perubahan berdasarkan hasil dari penelitian ini guna menunjang kecenderungan mahasiswa menjadi seorang wirausaha (entrepreneur). 2. Peneliti yang telah melakukan penelitian ini untuk meningkatkan ilmu pengetahuan. 3. Pembaca sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian. 4. Semua lapisan masyarakat yang dapat meningkatkan ilmu pengetahuan guna turut serta dalam mengembangkan perekonomian negara.

12 F. Sistematika Penulisan Untuk memperoleh gambaran yang jelas dalam melakukan penulisan penelitian ini, maka penulis membagi pembahasan ke dalam enam bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut : 1. Bab I Pendahuluan Membahas latar belakang masalah, indentifikasi dan pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan penelitian. 2. Bab II Landasan teori Membahas tentang definisi variabel dalam penelitian ini yang dikemukakan oleh para pakar, guna untuk memecahkan masalah yang ada dan penjelasan dari penelitian sebelumnya serta hipotesis dan kerangka pemikiran. 3. Bab III Metode penelitian Membahas tentang tempat dan waktu, jenis dan sumber data, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, metode analsis data serta definisi operasional variabel penelitian.

13 4. Bab IV Gambaran umum responden Membahas tentang karakteristik mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul yang dijadikan reponden dalam penelitian ini. 5. Bab V Hasil penelitian dan pembahasan Membahas seluruh proses penelitian beserta hasilnya yang akan dianalisa guna dijadikan sebagai bahan yang akan disimpulkan pada bab selanjutnya. 6. Bab VI Kesimpulan dan saran Membahas seluruh pokok bahasan yang dituangkan menjadi kesimpulan dan saran-saran dalam penelitian ini berdasarkan hasil analisa.