handayani dwi utami Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia, haniforensic@gmail.com
Lingkup delik kesusilaan Pelanggaran kesusilaan dimuka umum (281) Pornografi (282,283) Perzinahan (284) Perkosaan (285) Pencabulan (283-295) Perdagangan anak dan perempuan (296-297) Mengobati dengan harapan pengguguran (299)
Perkosaan (KUHP 285) Bagian inti dari delik ini adalah : Dengan kekerasan/ancaman kekerasan Paksaan Diluar pernikahan Terjadi persetubuhan
Bagian inti delik pencabulan Dengan kekerasan atau ancaman kekerasan Paksaan Melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul
pencabulan Perbuatan cabul adalah perbuatan melanggar perasaan malu seksual (bertentangan dengan norma etika sosial yang ditunjukkan pada kontak seksual dengan/tanpa melakukan perbuatan persetubuhan Ruang lingkup pencabulan lebih luas dari perkosaan (meliputi perkosaan dan hal-hal yang tidak masuk kriteria perkosaan tapi masuk dalam delik kesusilaan
Lingkup delik perkosaan pencabulan Delik kesusilaan
Bagan delik kesusilaan persetubuhan Diluar perkawinan Dalam perkawinan Dengan persetujuan Tanpa persetujuan Pasal 288
persetujuan Dengan persetujuan perempuan Tanpa persetujuan perempuan Umur perempuan lebih dari 15 th (KUHP 284) Dengan kekerasan/ancaman (KUHP 285) Belum cukup 15 th (KUHP 287) Pingsan/tak berdaya (KUHP 286)
Peranan dokter dalam VeR Tanda persetubuhan Perkiraan umur Peranan forensik Tanda kekerasan Pantas tidaknya dikawin
Peranan dokter Dalam VeR maupun keterangan saksi ahli dipengadilan kapasitas dokter bukan menentukan ada/tidak perkosaan Kapasitas dokter adalah menyatakan bahwa dalam diri korban telah terjadi/tidak persetubuhan yang disertai kekerasan /tidak
Data epidemiologi TKP
Trace evidence
VeR kejahatan seksual Mencakup hal : tanda persetubuhan tanda kekerasan Perkiraan umur Pantas dikawin (UU perkawinan dan fisikbiologis) Perkiraan saat persetubuhan (keadaan sperma dan luka selaput dara)
Trace evidence Pemeriksaan luka (daerah genital dan non genital) Pemeriksaan bitemarks Pemeriksaan darah, urin, saliva, mani (gol darah, obat/racun, sperma dan ejakulat, kehamilan,pms) Pemeriksaan rambut, epitel mukosa vagina, mukosa mulut, anogenital
Manifestasi kekerasan Adanya perlukaan Adanya obat-obatan/ zat seperti NAPZA
Manifestasi cukup umur Dewasa (21 tahun ke atas) khususnya pada kasus homoseksual dan lesbian Terkait dengan pasal 287 menyetubuhi anak belum dewasa (walaupun dengan persetujuan)
Pantas dikawin Berdasarkan tingkat kematangan biologis sudah menstruasi organ reproduksi sudah berfungsi sempurna/siap dibuahi Berdasarkan UU perkawinan RI (laki-laki 19 tahun, perempuan 16 tahun)
Pemeriksaan cukup umur /pantas kawin Pemeriksaan penentuan umur melalui : 1. pertumbuhan gigi 2. Pemeriksaan Rontgen tulang 3. pemeriksaan siklus menstruasi dan tanda kelamin sekunder
Pemeriksaan perkiraan saat persetubuhan Keadaan luka pada anogenital (penyembuhan luka 7-10 hari Keadaan sperma 4-5 jam masih bergerak 24-36 jam (tidak bergerak pada orang hidup) 7-8 hari (jenazah) Normal jumlah : 2-5 ml/ejakulasi 60 juta/ml sperma, 90% motile
Pemeriksaan korban berdasarkan waktu pemeriksaan bukti Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 sperma 2 hari Air mani 3 hari Robekan hymen perlukaan PMS Napza/obat 3 hari kehamilan Stress pasca perkosaan
Hasil pemeriksaan pada korban kejahatan seksual Penetrasi Robekan selaput dara/hymen Luka2 pada alat genital dan dinding vagina ejakulasi Sperma didalam vagina, asam fosfatase, kholin dan spermin kehamilan PMS Gonorrhoe Sifilis
Pemeriksaan forensik
tersangka Sel epitel vagina Penyakit menular seksual Golongan darah Enzimatik DNA
Faktor yang berpengaruh pada pembuktian Saat pemeriksaan Variasi biologis Penggunaan kondom
Faktor yang berpengaruh Saat pemeriksaan 1. 1. Keaslian benda bukti (kondisi korban saat di px) 2. Kualifikasi dokter/pemeriksa 3. Koordinasi dokter-penyidik
Faktor yang berpengaruh Variasi biologis 1. hymen elastis 2. Derajat penetrasi 3. Ukuran dan kaliber penis 4. Azoospermia (tidak ada sperma/mandul) Penggunaan kondom