PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENJUMLAH BERBAGAI MACAM BENTUK PECAHAN PADA SISWA KELAS V SD

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS V SD

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN SOAL CERITA DALAM MATEMATIKA

Bekti Kusumaningrum 1, Suripto 2, Imam Suyanto 3 FKIP, PGSD Universitas Sebelas Maret Kampus VI Kebumen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

BAB III METODEI PENELITIAN

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

PENINGKATAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN TIPE MAKE A MATCH

Indah Purnama *) Kartini dan Susda Heleni **) Progam Studi Pendidikan Matematika FKIP UR HP :

Keywords: Make A Match model, Graphic Media, civic education learning

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DENGAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SDN 6 PANJER TAHUN AJARAN 2014/2015

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

PENERAPAN MODEL MAKE A MATCH

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI PUCANGAN

Keywords: TAI (Team Assisted Individualization), increase, math, learning outcomes

PENERAPAN PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E (LC 5E) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X 1 SMA NEGERI 2 KUANTAN HILIR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VISUALIZATION, AUDITORY, KINESTETIC (VAK) DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SDN 2 ABEAN

Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT

PENGGUNAAN METODE INDEX CARD MATCH PADA MATA PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN MENGENAL SEJARAH UANG

Lilia Mutiara *) Susda Heleni dan Kartini **) Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PECAHAN MELALUI MODEL CIRC PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI RAHAYU TAHUN AJARAN 2012/2013

PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING DENGAN BENDA NYATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Sitti Rosida 1 Syarif Ibnu Rusydi, S.S 2

PENGGUNAAN METODE TALKING STICK DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SDN PETARANGAN TAHUN AJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KAPUKANDA ARTIKEL JURNAL

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES BTN IKIP II MAKASSAR

PENGGUNAAN MEDIA POWERPOINT DALAM PENINGKATAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KASEGERAN

Seprotanto Simbolon 1, Sakur 2, Syofni 3 Contact :

Oleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** ) Kartini*** ) ABSTRACT

Keywords: Open Ended Learning, multimedia, mathematic

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SUB MATERI KETELADANAN ROSULULLAH SAW PERIODE MEKAH. Oon Rehaeni.

Keywords: Mathematics Learning Outcomes, Cooperative Learning, Numbered Heads, Classroom Action Research.

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR)

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN BOROWETAN TAHUN AJARAN 2012/2013

Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau

Rustam Effendi dan Hendra

Darmawati, Arnentis dan Henny Julianita Husny Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN NILAI TEMPAT (RATUSAN, PULUHAN, DAN SATUAN) DENGAN COOPERATIVE LEARNING

III. METODE PENELITIAN. Subyek penelitian ini terfokus pada peserta didik SD Negeri 1 Gedong Tataan

PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

PENGGUNAAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Improved Math Student Learning Outcomes VII Class D SMP I Payung Sekaki through Active Learning Strategies Matching Card Type index

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKASISWA KELAS V SDN 2 KEDUNG MENJANGAN TAHUN AJARAN 2013/2014

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 13 LOLONG MELALUI STRATEGI INDEX CARD MATCH

Ismarti 1, Raja Rizca Gusfyana 1. Indonesia Abstrak

PENGGUNAAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PETA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SUB MATERI KETELADANAN ROSULULLAH SAW PERIODE MEKAH. Oon Rehaeni.

PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING DENGAN TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN TIRON 02

Siti Jaleha SMPN 3 Paringin, Jl. Paringin, Tanjung KM. 08 Dahai RT. 2, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan,

PENGGUNAAN MODEL MAKE A MATCH DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PERKALIAN DAN PEMBAGIAN SISWA KELAS II Oleh:

Irma Khairoes 1, Zulfa Amrina 1, Fazri Zuzano 1. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika di FKIP Universitas Mataram.

MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR BILANGAN BULAT SISWA KELAS V MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BAMBOO DANCING. Dyah Tri Wahyuningtyas

Affandi*) Kartini, Susda Heleni**) Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UR

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TEROPONG KELAS IV SD

PENERAPAN METODE KUMON DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SDN 2 KUTOSARI TAHUN AJARAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN QUESTION STUDENT HAVE

PENGGUNAAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS II SD 1) Oleh: Siti Qodriyatun 1), Suhartono 2), Ngatman 3)

Fika Yunifa Efrianingrum, Triwahyudianto, Rofi ul Huda Universitas Kanjuruhan Malang

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KARANGTANJUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 2 KOKAP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK HIMPUNAN SEMESTER 1 KELAS VII MTsN

Keywords : CIRC, Improving Skills, Reading Comprehension

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

Oleh: Riza Pratiwi Sehatta Saragih Titi Solfitri ABSTRACT

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN TEKNIK FORMASI REGU TEMBAK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGGUNAAN METODE JARIMAGIC DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH BERBANTU MEDIA GAMBAR SISWA SEKOLAH DASAR

Penerapan Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Entrepreneurship

PENERAPAN MODEL RME DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V

PENGGUNAAN MAKE A MATCH

Lasyuri, Peningkatan Hasil Belajar...

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS V SDN 07 TUIK BATANG KAPAS

Oleh: Mutiara Rizky Ilzanorha Syofni Titi Solfitri ABSTRACT

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW

Ermiwati*) Putri Yuanita**) Syofni **) Key word : Cooperative Learning, Think Pair Square, Learning Achievement

Noviana Kusumawati Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pekalongan Jl. Sriwijaya No 3 Pekalongan, ABSTRAK

IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

J. Pijar MIPA, Vol. X No.1, Maret 2015: ISSN (Cetak) ISSN (Online)

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE)

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh ADE ISLAMIATI NPM:

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENJUMLAH BERBAGAI MACAM BENTUK PECAHAN PADA SISWA KELAS V SD Yayuk Dwiastuti Guru SD Negeri Bogoharjo I Email: yayuk-dwiastuti@ymail.com Abstrak Penggunaan model pembelajaran Make A Match untuk meningkatkan kemampuan menjumlah berbagai bentuk pecahan pada siswa kelas V SD. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan penerapan model pembelajaran Make A Match dalam upaya meningkatkan pembelajaran matematika di kelas V khususnya dalam materi menjumlah berbagai bentuk pecahan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus, masing-masing siklus ada tiga pertemuan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa penerapan model pembelajaranmake A Match dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar matematika dan meningkatkan kemampuan siswa dalam menjumlah berbagai bentuk pecahan pada kelas V SD. Hal tersebut ditujukkan dengan meningkatkannya nilai rata-rata kelas hasil belajar siswa tiap siklus. Kata kunci: Make A Match, Keaktifan siswa, Berbagai bentuk pecahan. Abstract The use of the learning model Make A Match to upgrade addition various fractions in fifth grade elementary school students. This study aims to describe the application of the learning model Make A Match in improving mathematics learning in fifth grade, especially in the material adds various fractions. This research is a class action research consisting of two cycles, each cycle there are three meetings. The conclusion from this study is that the application of the learning model Make A Match can enhance the activity of students in learning mathematics and improve students' ability to add various forms of fractions in fifth grade elementary school. It is shown with the increase of average value of each class of student learning outcomes. Keywords: Make A Match, activity of students, fraction Pendahuluan Banyaknya hitungan matematika dalam bentuk pecahan di kehidupan sosial, misalkan dalam berdagang dalam perkantoran dalam berkomunikasi membuat kompetensi tentang hitungan pecahan berperan tinggi. Sebagaimana diketahui hitungan-hitungan tersebut dalam bentuk sederhana cukup mengandalkan logika matematika lesan. Kemampuan dalam hitungan ini membantu interaksi personal. Kemampuan menjumlah pecahan idialnya dilatihkan sedini mungkin pada materi berhitung tingkat lanjut sekolah dasar. Ini dimungkinkan untuk menghasilkan 487

siswa yang mampu berhitung pecahan dalam bentuk desimal, pecahan biasa, dan persen. Dengan kemampuan siswa dalam menjumlah pecahan lisan memberikan logika matematika yang akan membantu hitungan cepat tanpa alat hitung. Dalam proses pembelajaran berhitung pecahan dalam pelajaran matematika di kelas V SD menemui kesulitan penyampaian materi dan membangkitkan minat siswa untuk mengikuti proses pembelajarannya. Selama ini ditemukan permasalahanpermasalan diantaranya adalah: siswa kesulitan menjumlah berbagai bentuk pecahan, 60 % siswa tidak mau menjawab soal yang disediakan di papan tulis karena takut salah, siswa cepat putus asa dalam mengatasi kesulitan menjumlah pecahan, hampir 90 % siswa kesulitan bekerja sama dengan temannya dalam menyelesaikan soal, dan situasi kondisi belajar yang pasif serta masih mengarah pada model teacher center 90 % metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru berupa presentasi searah (Abdurrahman, 2013). Setelah guru melakukan identifikasi masalah-masalah yang ditemukan dalam proses belajar maka dapat diambil akar permasalahan yaitu: siswa sulit membuat persamaan pecahan bisa dengan desimal serta dalam bentuk persen, siswa tidak terbisa atau kurang terlatih untuk menyampaikan ide atau pendapat di depan kelas, kerangnya bimbingan personal kepada siswa secara kelompok dan kerja sama siswa dalam mengatasi masalah, dan usaha guru dalam memberikan model pembelajaran yang bervariatif serta menyenangkan masih sangat kurang. Permasalahan-permasalahan yang ditemukan merupakan dampak dari kurang kuatnya memberikan dasar kepada siswa dalam mengenal pecahan dalam bentuk desimal, pecahan biasa, dan persen. Ini juga dapat disebabkan dari bembiasaan komunikasi berhitung lisan sederhana antara guru dan siswa. Pembiasaan aktualisasi siswa untuk berani berbicara dan mengajukan pendapat meskipun tidak sesuai dengan pendapat guru harus seringsering dilatihkan. Pemberian perintah yang berlebihan akan memberikan rasa takut siswa untuk mengajukan solusi berbeda dalam memcahkan masalah dalam pembelajaran matematika. Dengan banyaknya permasalahan yang ditemukan dalam proses pembelajaran matematika khususnya dalam kompetensi berhitung berbagai bentuk pecahan akan sulit diperbaiki jika semuanya dicari solusinya. Untuk mendapatkan solusi yang tepat dan berhasil guna penulis memprioritaskan pada permasalahan siswa yang kurang aktif dalam proses belajar dan Kesulitan siswa dalam menjumlah berbagai bentuk pecahan. Menurut Mohamad Nur (2005:1-2) pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran di mana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang 488

beranggotakan siswa yang berbeda kemampuannya, jenis kelamin bahkan latar belakangnya untuk membantu belajar satu sama lainnya sebagai sebuah tim. Semua anggota kelompok saling membantu anggota yang lain dalam kelompok yang sama dan bergantung satu sama lain untuk mencapai keberhasilan kelompok dalam belajar. Pembelajaran kooperatif dilakukan dengan membentuk kelompok kecil yang anggotanya heterogen untuk bekerja sebagai sebuah tim dalam menyelesaikan masalah, tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama. Muslimin Ibrahim, dkk (2000:7-10) terdapat tiga tujuan instruksional penting yang dapat dicapai dengan pembelajaran kooperatif yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, pengembangan keterampilan sosial. Hasil belajar akademik Dalam belajar kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan bahwa modelstruktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik (Ibrahim, 2000:7). Ciri utama Cooperative Learning Make A Match adalah siswa diminta mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal dalam waktu tertentu. Salah satu keunggulan tehnik ini adalah siswamencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Langkah-langkah penerapan Cooperative Learning Make A Match yaitu : 1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban, 2) Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal atau jawaban. 3) Tiap siswa memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegangnya. 4) Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi nilai, 5) Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan hukuman yang telah disepakati bersama, 6) Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya, 7) Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran. 489

Setiap langkah-langkah tersebut memiliki tujuan yang telah disesuaikan dengan tujuan pembelajaran kooperatif. (Ayu, 2010) Pecahan adalah suatu bilangan yang dapat ditulis melalui pasangan terurut dari bilangan cacah dimana b = 0. Pada pecahan, a disebut pembilang dan b disebut penyebut. Tujuan matematika adalah untuk melatih cara berpikir dengan memahami konsep, menggunakan penalaran pada pola dan sifat, memecahkan masalah, mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah untuk mencapai tujuan tertentu. Kaitannya dengan penelitian, peneliti menekankan tujuan matematika pada memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan yang diperoleh. Ruang lingkup matematika antara lain: bilangan, geometri dan pengukuran, sifat-sifat dan maknanya, pengolahan data. Peneliti menekankan ruang lingkup bilangan karena yang diteliti tentang pecahan, dan pecahan tersebut termasuk dalam lingkup bilangan. Ada macam-macam pecahan antara lain: 1) Pecahan murni atau sejati adalah pecahan yang pembilangnya lebih kecil dari penyebutnya dan pecahan itu tidak dapat disederhanakan lagi. Contoh :,,, 2) Pecahan campuran adalah pecahan yang terdiri dari campuran bilangan bulat dengan bilangan pecahan murni/sejati. Contoh: 1, 2, 5 ) Mengubah pecahan ke bentuk persen dan sebaliknya Contoh: = = = 75%. 3) Mengubah bentuk persen menjadi bentuk pecahan desimal. Contoh: 50% = = 0,50 4) Menentukan persentase sederhana dari kuantitas atau banyak benda Contoh: Jumlah telur ibu ada 15 butir. Kemudian digoreng 3 butir. Berapa persentase banyaknya telur yang telah digoreng? Jawab: Persentase banyaknya telur yang digoreng = x 15% = 20% 5) Operasi hitung penjumlahan dan pengurangan berbagai bentuk pecahan Contoh: + = + = = 1 6) Operasi hitung perkalian dan pembagian berbagai bentuk pecahan Contoh: x = x = Tujuan penelitian adalah sebagai adalah mengetahui penerapan model pembelajaran Make AMatch dalam mengaktifkan siswa dalam belajar menjumlahkan berbagai bentuk 490

pecahan dan meningkatkan kemampuan siswa menjumlahkan berbagai bentuk pecahan. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD dengan subyek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 6 orang, dan akan dilakukan penelitian pada semester ganjil tahun 2012/ 2013. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kualitatif, dimana data yang didapatkan subyek dideskripsikan dan diinterpretasi menjadi pemahaman yang dapat diasumsikan menjadi simpulan (Lexy: 2000). Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian terdiri atas lebih dari satu siklus, tergantung permasalahan atau hambatan yang ditemukan selama penelitian. Masing-masing siklus melalui tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Secara umum alur pelaksanaan tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini digambarkan oleh Kemmis dan Taggart (Wijaya, 2010) sebagai berikut: (1)Rencana tindakan, (2)Pelaksanaan Tindakan dan (3) Observasi, serta (4) Refleksi dan evaluasi Siklus I a. Perencanaan Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam PBM Menentukan materi pokok Mengembangkan skenario pembelajaran/rpp Menyusun LKS Menyiapkan sumber belajar Mengembangkan format evaluasi Mengembangkan format observasi pembelajaran Mengembangkan angket minat untuk siswa Melakukan simulasi pelaksanaan tindakan b. Tindakan Menerapkan tindakan mengacu pada skenario yang direncanakan dan LKS c. Pengamatan Melakukan observasi dengan memakai format Observasi Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format LKS d. Refleksi Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan, meliputi evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan. Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang skenario, LKS, dll. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluai, untuk digunakan pada siklus berikutnya. Evaluasi tindakan I Siklus II dilaksanakan Indikator keberhasilan penelitian ini dapat dicapai apabila: 1) 80% siswa tuntas dalam proses dan hasil operasi menjumlah pecahan dalam berbagai bentuk melalui berbagai tes 491

yang dilakukan. 2) Keaktifan siswa yang tinggi dalam proses pembelajaran melalui analisis hasil pengisian angket yang diberikan kepada siswa. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik observasi,angket, tes, dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi, luesioner, butir soal. Observasi digunakan untuk menggali data mengenai proses pelaksanaan pembelajaran perkalian dengan model pembelajaran Make A Match di dalam kelas. Sedangkan angket dilakukan terhadap siswa untuk menggali data tentang minat siswa dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Ada 10 pernyataan tentang keaktifan siswa yang harus dipilih sesuai pendapat siswa yaitu: sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data hasil kinerja/prestasi murid dalam mempelajari materi penjumlahan berbagai bentuk pecahan. Secara garis besar langkahlangkah yang ditempuh dalam pelaksanaan setiap siklus penelitian tindakan kelas ini ada empat tahap, yaitu: identifikasi masalah, menyusun rencana tindakan, observasi, dan refleksi (Kasihani, 1998). Data yang diperoleh dalam setiap siklus penelitian dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Kegiatan analisis ini dimaksudkan untuk mengolah data pada masing-masing siklus apakah terdapat peningkatan keterampilan siswa terhadap materi perkalian bilangan setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Make A Match. Cara yang ditempuh untuk menganalisis hasil kerja siswa adalah dengan melihat dan membandingkan skor hasil tes soal perkalian kemudian dihitung persentase siswa yang sudah tuntas pada masingmasing siklus. Apabila besar persentase ketuntasan siswa mengikuti hasil tes tersebut mengalami peningkatan sebesar 80%, dapatlah diartikan bahwa keterampilkan siswa terhadap perkalian bilangan telah meningkat sesuai dengan indikator keberhasilan, sehingga tidak perlu ada siklus berikutnya. Sedangkan untuk menganalisis hasil angket yang diisi siswa adalah: 1) Pilihan siswa diganti angka, yaitu sangat setuju = 4, setuju = 3,tidak setuju = 2, dan sangat tidak setuju = 1. 2) Ada 10 pernyataan, berarti setiap siswa minimal mendapat skor 10 dan maksmimal 40. Karena dalam kelas ada 6 orang siswa, maka minimal skor yang diperoleh kelas adalah 10 x 6 = 60, maksimal 40x 6 = 240. Rentangan skor 60 240 dibagi menjadi 4 interval yang sama untuk menentukan kriteria minat siswa: sangat tinggi, tinggi, rendah, dan sangat rendah. 492

Hasil dan Pembahasan Sebelum tindakan peneliti mengobservasi dan memberikan pre test dengan hasil yaitu 85% siswa tidak tertarik dalam pembelajaran matematikan dan takut untuk mengerjakan ke papan tulis serta hasil belajar pada kompetensi menjumlah berbagai bentuk pecahan sangat rendah. Mengatasi hal tersebut peneliti menerapkan cooperative learning yaitu model pembelajaran Make A Match. Karena dengan model belajar ini siswa mau tidak mau aktif dalam menemukan pasangan pecahan dalam bentuk yang sama. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru meliputi kegiatan awal, inti dan kegiatan akhir. Di kegiatan awal guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Di kegiatan inti guru menginformasikan model belajar yang akan diterapkan dan menerangkan alur pelaksanaannya. Kegiatan selanjutnya guru membagi kelompok menjadi 3 yang masingmasing mendapatkan kartu yang berisikan berbagai bentuk pecahan yang diacak. Dengan memberikan batasan waktu guru meminta siswa untuk memasangkan pecahan dalam berbagai bentuk yang berbeda tersebut sesuai dengan jenisnya/ kesamaannya. Hasil dari memasangkan kartu tersebut dipajang didepan kelas dan dibahas proses penjumlahannya. Selanjutnya siswa dihadapkan dalam satu soal untuk menjawab secara kelompok. Selama proses pembelajaran guru memberikan penilaian kepada siswa baik penguasaan materi belajar maupun keaktifan siswa dalam melakukan kerja sama. Pada siklus I hasil belajar siswa tentang pecahan masih sangat kurang dengan ditunjukkan hanya satu siswa yang melampau KKM. Selanjutnya dicerminkan untuk mendapatkan perbaikan ke siklus II. Hasil pelaksanaan siklus II cukup memuaskan sehingga peneliti menghentikan penelitian pada siklus II saja. Penilaian proses dilakukan oleh guru saat pembelajaran berlangsung mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II yaitu mencapai lebih dari 87% mencapai KKM. Dengan demikian pencapaian hasil belajar melebihi indikator kerja yaitu 80% siswa mencapai KKM. Penggunaan model pembelajaran Make A Match dalam menjumlah berbagai bentuk pecahan pada siswa kelas V SD dalam 6 pertemuan yang di dalamnya ada sekali dua refleksi pada hasil pre-tes dan evaluasi siklus I. Berdasarkan analisis siklus I dan II penneliti menemukan kendala dalam menerapkan model pembelajaran Make A Match ini, yaitu: siswa asik bermain dalam kelompoknya, siswa ramai dalam pembagian kelompok, siswa tidak memahami aturan main model pembelajarannya, ada siswa yang menggantungkan keaktifan teman untuk melakukan pemasangan kartu, 493

dan ada siswa yang masih takut mengerjakan soal ke depan kelas. Dari temuan kendala tersebut, peneliti mengatasinya dengan menyarankan kepada guru, yaitu: 1) guru sebaiknya mengkondisikan siswa sebaik mungkin sebelum menerangkan aturan main, 2) dalam mebentuk kelompok siswa diminta untuk memilih dengan acak sehingga terhindar dari memilih teman yang disukai, 3) siswa dibimbing untuk selalu aktif mencari pasangan kartu. Kesimpulan Penerapan model pembelajaran Make A Match dalam menjumlah berbagai bentuk pecahan dapat meningkatkan keaktifan siswa dan meningkatkan hasil belajar pada kompetensi tersebut. Dalam penerapan model belajar ini disamping meningkatkan hasil belajar dan keakktifan siswa, juga membuat siswa enjoy dalam belajar matematika serta menghilangkan rasa takut terhadap pelajaran tersebut. Saran untuk mendapatkan hasil yang lebih baik peneliti berpendapat bahwa penggunaan model pembelajaran Make A Match yang dilaksanakan sesuai dengan langkahlangkah yang benar dapat meningkatkan hasil belajar matematika dan model pembelajaran ini dapat meningkatkan keaktifan siswa sera memupuk rasa percaya diri sehingga tidak takut lagi untuk mengerjakan di depan kelas. Daftar Rujukan Abdurrahman, M. 2013. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta Rineka Cipta Ibrahim, Muslimin, dkk. 2007. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri Suranbaya Kusuma, Wijaya. 2010. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Indeks Moleong, Lexy. J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Nur, Muhammad. 2005. Pembelajaran Koopertif. Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah UNESA. Suyanto, Kasihani K.E 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara 494