1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
DADAN SYACHRULRAMDHANI

Perkembangan dunia kepustakawanan. Pertemuan ke 2

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PERAN PERPUSTAKAAN DIGITAL DAN TEKNOLOGI INFORMASI DI ERA GLOBALISASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andi Wijaya, 2014 Pemanfaatan Internet Pada Perpustakaan Daerah Kabupaten Karawang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI TEKNOLOGI INFORMASI DI KALANGAN MAHASISWA EKONOMI AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masalah, keaslian penelitian, manfaat penelitian) dan juga tujuan penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN. perpustakaan menjadi sarana untuk mencari, mengolah, mengumpulkan, mengembangkan dan merawat informasi. Menurut The International

MAKALAH PENGGUNAAN PERPUSTAKAAN DIGITAL SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR

PERAN PUSTAKAWAN DI ERA INFORMASI

Arah Pembangunan Perpustakaan Digital Nasional Indonesia 1

KUALITAS PELAYANAN PERPUSTAKAAN DIGITAL PADA SMA NEGERI 2 BANDA ACEH. Oleh: Heri Adi, Dr. Djailani AR, M. Pd, Dr. Sakdiah Ibrahim, M. Pd.

AUTOMASI PERPUSTAKAAN

RENSTRA INSTALASI KOMPUTER SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut di atas, Pusat Data dan Informasi menyelenggarakan fungsi :

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Technologies of Information: HCI and the Digital Library

BAB I PENDAHULUAN. dan rekreasi dengan menyediakan berbagai macam informasi yang sesuai dengan

KERAGAAN PENGETAHUAN PENGELOLA PERPUSTAKAAN LINGKUP BADAN LITBANG PERTANIAN DALAM APLIKASI TEKNOLOGI INFORMASI

Perpustakaan khusus instansi pemerintah

penyelenggaraan pendidikan bermutu. Sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi memberikan jangkauan luas, cepat, efektif, dan efisien terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan, untuk mendukung berbagai aktifitas sosialisasi di kehidupan para remaja

Membangun Perpustakaan Digital : Suatu Tinjauan Aspek Manajemen *

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan merupakan salah satu sarana dan sumber belajar yang efektif

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. saing perusahaan. Pemanfaatan teknologi sistem informasi dapat meningkatkan

Nadia Amelia Qurrota A yunin Pustakawan Pertama Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes RI

PENGEMBANGAN SISTEM JASA KONSULTASI BOTANI ONLINE

PENGEMBANGAN SISTEM LAYANAN PERPUSTAKAAN DIGITAL. Wahyu Supriyanto Pustakawan UGM

BAB I PENDAHULUAN. koleksi digital beserta infrastruktur pendukungnya (Pendit, 2008:15).

Oleh : Dra. Lilik Soelistyowati,MM Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka & Jasa Informasi Perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi membawa konsekuensi dilakukakannya proses pengolahan data

2016 MANAJEMEN SISTEM INFORMASI AKADEMIK BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM LAYANAN AKADEMIK SEKOLAH MENENGAH ATAS

E-GOVERMENT. 7. Komputer dan Pemerintahan PTSI C. Definisi (Word Bank) :

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerja dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Penelitian Profil Perusahaan Visi, Misi, Tujuan dan Struktur Organisasi a. Visi b. Misi c.

Kepala Badan Perpustakaan dan Kearsipan. Ir. GENTUR PRIHANTONO SP. MT PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

PUSAT DOKUMENTASI, JARINGAN KERJA, DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan teknologi informasi saat ini menyebar hampir di semua bidang termasuk di

Pelatihan Pembuatan Media Perpustakaan Elektronik Berbasis Website bagi Guru-Guru SMKN 1 Purwosari Gunung Kidul

PERPUSTAKAAN NASIONAL SEBAGAI DEPOSITORI DAN REPOSITORI PENGETAHUAN INDONESIA. Dr. Joko Santoso, M.Hum.

BAB I PENDAHULUAN. dan mencari sumber informasi yang sesuai dengan kebutuhannya.

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Perpustakaan khusus instansi pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN. internet, dimana batasan waktu dan jarak tidak begitu berarti lagi disini.

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

KEBIJAKAN SISTEM INFORMASI PERTAHANAN NEGARA

Disyaratkan menggunakan teknologi telekomunikasi dan computer

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kementerian Perdagangan Republik Indonesia merupakan ujung tombak

BAB I P E N D A H U L U A N

SOSIALISASI BIDANG PEMINATAN KURIKULUM 2014

IMPLEMENTASI E-PAPER DALAM AKSES INFORMASI DIGITAL

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PROVINSI

I. PENDAHULUAN. E-Government (e-gov) merupakan program pemerintah dalam upaya untuk

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan

BAB V PENUTUP. sebagaimana telah tercantum di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. Kependudukan Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Kabupaten Karimun berubah

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 91 TAHUN 2007 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PENGOLAHAN DATA TELEMATIKA KABUPATEN BANTUL

Tugas Teknologi Komunikasi KABUPATEN PASER KALTIM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Perancangan Website Ujian. Teknik Elektro UNDIP Berbasis HTML

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 09 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM INFORMASI DAN TELEMATIKA KABUPATEN LAMONGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

KERJASAMA ANTAR PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN IPB 1

Peran Strategis e-library dalam Pembangunan Infrastruktur Intelektual. Sri Andayani Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar yang dideklarasikan dalam WSIS untuk mewujudkan masyarakat informasi antara lain diperlukannya peran pemerintah

JARINGAN INFORMASI IPTEK KESEHATAN Potensi dan Pengalaman USU

1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada saat ini pemenuhan kebutuhan akan sistem informasi bagi semua jenis

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, teknologi informasi dan komunikasi atau

HYPERMEDIA DAN WORLD WIDE WEB

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era digital seperti sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Visi Misi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Buku adalah jendela ilmu pengetahuan. Dari ilmu pengetahuan, kita bisa

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 DASAR SISTEM INFORMASI BISNIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahayu Kusumaningratyas,2013

PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 60 TAHUN 2013 TENTANG

Transkripsi:

1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan teknologi komputer, informasi dan komunikasi yang lebih dikenal dengan sebutan teknologi informasi (TI) sudah berlangsung lama dan berkembang sangat pesat diberbagai bidang pada umumnya dan khususnya di bidang perpustakaan. Penggunaan komputer di perpustakaan ini menjadi awal dari perkembangan perpustakaan digital. Keinginan manusia untuk mengembangkan perpustakaan digital ini dimulai oleh Vannevar Bush yang pada tahun 1945 sudah menulis artikel berjudul As We May Think tentang memex (baca: mi.meks) machine yaitu mesin yang memberikan stimulasi awal bagi aplikasi komputer untuk temu kembali informasi (information retrieval) (Harter, 1996). Upaya Vannever Bush ini kemudian ditindaklanjuti oleh Douglas Engelbart tahun 1968 yang mengembangkan hypertext dan mouse, kemudian Ted Nelson tahun 1974 melanjutkan tentang hypertext dan Xanadu Project tentang jaringan raksasa serta Tim Berners-Lee tahun 1989 tentang jaringan global world wide web. Sebelumnya J.C.R. Licklider pada tahun 1960-an sudah mempelajari bagaimana teknologi komputer akan mengubah perpustakaan dengan menulis buku berjudul Libraries of the Future pada tahun 1965 dan Kenneth Dowlin tahun 1984 menulis buku berjudul The Electronic Library yang menggambarkan ciri perpustakaan elektronik (Pendit et al, 2007). Di Indonesia TI baru mulai berkembang sekitar tahun 1990-an, bahkan untuk pembangunan perpustakaan digital nasional (PDN) secara resmi Perpustakaan Nasional RI baru memulai pada tahun anggaran 2008 (Supriyanto, 2008). Sudarsono (1994) yang dikutip oleh Sastraatmadja (2003) menyatakan bahwa TI akan sangat berperan dan akan menjadi tulang punggung karya dokumentasi maupun jasa informasi, sehingga antisipasi perkembangan TI harus menjadi perhatian para pengelola perpustakaan dan informasi. Pernyataan Sudarsono tersebut mengacu pada hasil kongres ke-44 International Federation of Information and Documentation (FID) di Helsinki pada tahun 1988, bahwa pemakaian TI pada tahun 2010 akan memiliki kemampuan hypertext dan

2 hypermedia. Dengan perangkat itu pencarian, penanganan dan penggabungan informasi berupa teks, suara dan gambar sudah dimungkinkan. Saat ini ternyata TI sudah sangat mempengaruhi penyelenggaraan perpustakaan. Menurut Supriadi (2009) perkembangan bidang TI sangat pesat, yang ditandai dengan perkembangan perangkat dan sistem komputer, intranet dan internet. Perkembangan tersebut memungkinkan aliran data dan informasi dapat diperoleh secara lebih cepat dan mampu menampilkan lebih banyak keragaman koleksi serta dengan tampilan yang menarik, bahkan mengakibatkan ledakan informasi (information explosion), sebagaimana pernyataaan Stoke (1994) dalam Hasugian dan Rabita (2005) bahwa ketersediaan infrastruktur informasi global memaksa perpustakaan untuk harus memanfaatkan TI agar bisa menangani ledakan informasi. Selanjutnya menurut Ruldeviyani dan Sucahyo (2007) kehadiran personal computer (PC), internet dan Word Wide Web (WWW) memungkinkan terciptanya perpustakaan digital. Sejalan dengan perkembangan TI yang sangat pesat, yang memungkinkan aliran data dan informasi diperoleh secara lebih cepat, beragam dan menarik serta dalam format digital, bahkan menimbulkan ledakan informasi, berdampak nyata pada perubahan sikap dan perilaku masyarakat pengguna informasi dalam pencarian informasi. Hal ini merupakan tuntutan kebutuhan dan kepuasaan pengguna dalam pencarian informasi dan ini terlihat dari intensitas pengguna melakukan penelusuran lewat komputer, baik melalui jalur online maupun offline, sehingga pemanfaatan informasi dari sumber-sumber manual seperti katalog tercetak, bibliografi, indeks, buku-buku cenderung semakin menurun (Maksum dan Darmawiredja, 2007). Sebelumnya Sweetland (2002) dalam Harmawan (2008) sudah menyatakan bahwa mayoritas pengguna perpustakaan lebih senang menggunakan electronic format daripada teks secara konvensional (printed materials), khususnya untuk koleksi jurnal. Pesatnya kemajuan TI di bidang perpustakaan terutama untuk temu kembali informasi, ledakan informasi dan tuntutan kebutuhan informasi serta kepuasan penggunanya harus mampu diiringi dengan pesatnya kemajuan perpustakaan itu sendiri sebagai salah satu penyedia dan penyimpan informasi. Kedudukan perpustakaan menjadi sangat strategis dalam kecepatan dan ketepatan

3 perpustakaan merespon kecepatan perkembangan dan globalisasi informasi dan pengetahuan. Hal tersebut sejalan dengan pemikiran Rufaidah (2007) sebagaimana pernyataannya bahwa perpustakaan sebagai sebagai salah satu penyedia dan penyimpan informasi dan pengetahuan (information provider and knowledge repository) harus dapat mengimbangi bahkan mengantinsipasinya. Selain itu Rufaidah berpendapat, bila sebelumnya fungsi perpustakaan lebih berfokus pada penyediaan informasi dalam bentuk fisik, seperti dokumen tercetak, maka pada era teknologi informasi perpustakaan dituntut untuk mampu menyediakan sumber-sumber informasi dalam bentuk terekam yang dioperasikan secara elektronis. Salah satu strateginya adalah dengan mengembangkan perpustakaan digital berbasis web atau berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK), sebagaimana pendapat Pudjiono (2006) bahwa salah satu strategi mengembangkan perpustakaan adalah dengan information and communication technology based (ICT base). Sastraatmadja (2003) bahkan menyimpulkan bahwa pengadaan sarana digital library mutlak diperlukan dalam upaya peningkatan daya saing pelayanan jasa informasi pada perpustakaan, sehingga cakupan layanan perpustakaan dan informasi lebih luas lagi jangkauannya. Sejalan dengan pesatnya perkembangan TI, ledakan informasi, tuntutan masyarakat penggunanya dan dalam upaya peningkatan daya saing pelayanan jasa informasi maka Perpustakaan Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Jurusan Penyuluhan Perikanan (Jurluhkan) Bogor perlu menjawab tantangan tersebut sebagai bentuk pertanggungjawaban lembaga dalam mendukung visi, misi lembaga induknya. Hal ini senada dengan pernyataan Seminar (2004) dalam Sutarsyah et.al. (2008) bahwa perpustakaan perlu menjawab tantangan global yang bertumpu pada keunggulan manajemen dan layanan modern untuk mendukung visi, misi dan program pembangunan. STP Jurluhkan Bogor merupakan perguruan tinggi kedinasan yang bertujuan menyiapkan manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan, professional, berkualitas dan memenuhi kebutuhan tenaga ahli di bidang perikanan yang berwawasan

4 bisnis, dengan penguasaan teknis dan manajerial yang mampu secara mandiri mengelola dan mengembangkan usaha perikanan secara berkelanjutan. Jurluhkan Bogor merupakan salah dari empat jurusan yang ada di STP Jakarta. Karena lokasinya yang berada di Bogor, maka Jurlukan Bogor memiliki Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) tersendiri, sehingga dengan demikian memiliki kewenangan mengatur administrasi keuangannya secara mandiri. Wacananya diwaktu yang akan datang STP Jurluhkan Bogor akan berdiri sendiri menjadi Sekolah Tinggi Penyuluhan Perikanan (STPKan) Bogor. Saat ini STP berada dibawah lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia. Perpustakaan sebagai salah satu unsur penunjang di STP Jurluhkan Bogor berdiri bersamaan dengan kelahiran lembaga induknya yaitu pada tahun 1958. Perpustakaan tersebut bertugas memberikan pelayanan terbaik dalam penyediaan, penyimpanan dan pelayanan informasi serta sebagai mitra dosen dan taruna (mahasiswa), berkepentingan untuk dapat memberdayakan sumber pengetahuan yang dimiliki (knowledge resources) dengan menggali potensi yang dimiliki lembaganya. Perpustakaan STP Jurluhkan lebih cenderung ke jenis perpustakaan khusus. Hal tersebut terlihat dari pengembangan koleksi dokumen yang dimilikinya, walaupun meliputi berbagai bidang ilmu, tetapi yang dominan adalah ilmu pengetahuan terapan mengenai ilmu perikanan. Selain itu dokumen-dokumen andalan yang dimiliki Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor adalah laporan praktek akhir (PA) berupa Karya Ilmiah Praktek Akhir (KIPA) beserta proposalnya yang merupakan karya akhir mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan Penyuluhan Perikanan (SSt.Pi). Koleksi dokumen andalan lainnya adalah proposal dan laporan praktek kerja lapangan (PKL) serta jurnal perikanan dan publikasi ilmiah perikanan lainnya yang diterbitkan oleh instansi-instansi lingkup KKP RI. Terbitan ini dapat dikatagorikan sebagai terbitan muatan lokal (local content). Mengimbangi dan mengantisipasi perkembangan sistem informasi berbasis TI yang sangat pesat, ledakan informasi, perubahan sikap dan perilaku masyarakat pengguna informasi dalam pencarian informasi, perlu dilakukan studi kelayakan pengembangan sistem perpustakaan digital berbasis web di Perpustakaan STP

5 Jurluhkan Bogor. Studi kelayakan diperlukan juga agar perpustakaan dapat mengimbangi dan mengantisipasi meningkatkan daya saing pelayanan jasa informasi pada perpustakaan serta dalam rangka memberdayakan sumber daya pengetahuan yang dimiliki. 1.2 Perumusan Masalah Tahap pertama dalam proses pengembangan sistem perpustakaan digital adalah tahap investigasi sistem. Tahap investigasi sistem dalam pengembangan sistem perpustakaan digital berbasis web membutuhkan kajian awal yang disebut studi kelayakan (feasibility study), yaitu kegiatan awal yang akan mengkaji kelayakan berbagai kondisi permasalahan yang berkaitan dengan pengembangan sistem perpustakaan digital berbasis web tersebut. Diantara permasalahan yang mendasari pengembangannya adalah perlunya dukungan dari beberapa elemen dasar (basic elements) dengan kondisi ideal atau kondisi standar. Elemen dasar adalah salah satu komponen dari elemen utama pengembangan perpustakaan digital berbasis web, sedangkan elemen utama adalah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengembangan sistem perpustakaan digital berbasis web tersebut. Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah menilai kondisi obyektif elemen dasar perpustakaan digital yang dimiliki oleh Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor dan membandingkannya dengan kondisi elemen dasar ideal atau standar perpustakaan digital berbasis web yang berpedoman kepada elemen dasar (basic elements) grand design perpustakaan digital Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (Pustaka) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian (Deptan, 2006). Mengetahui kondisi obyektif elemen dasar yang dimiliki perpustakaan STP jurluhkan Bogor dan membandingkannya dengan kondisi elemen dasar standar perpustakaan Pustaka Bogor, maka diharapkan dapat memberi gambaran seberapa besar tingkat kelayakan Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor dalam membangun perpustakaan digital basis web. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan

6 rekomendasi bagi Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor yang dapat dijadikan dasar dalam mengembangkan sistem perpustakaan digital berbasis web. 1.3 Tujuan Penelitian ini bertujuan: a. Menilai kondisi obyektif elemen dasar perpustakan digital yang dimiliki oleh Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor dan membandingkannya dengan kondisi elemen dasar ideal atau standar perpustakaan digital. b. Mengetahui seberapa besar tingkat kelayakan elemen dasar yang dimiliki Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor dalam pengembangan perpustakaan digital berbasis web. c. Mendefinisikan kebutuhan elemen dasar pengembangan sistem perpustakaan digital minimal yang harus dimiliki oleh Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor dalam rangka pengembangan perpustakaan digital. d. Memformulasikan saran dan rekomendasi yang dapat disampaikan kepada Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor dalam rangka pengembangan sistem perpustakaan digital berbasis web di Perpustakaan tersebut. 1.4 Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi mengenai kelayakan elemen dasar yang harus dimiliki oleh Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor dalam rangka pengembangan sistem perpustakaan digital berbasis web di Perpustakaan tersebut. 1.5 Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian adalah: a. Penelitian dilaksanakan di Perpustakaan perpustakaan STP Jurluhkan Bogor. b. Penelitian dilakukan terhadap salah satu elemen utama pengembangan perpustakaan digital berbasis web, yaitu elemen dasar (basic elements) pengembangan perpustakaan digital berbasis web, yang terdiri atas SDM, koleksi, infrastruktur, SOP, anggaran dan manajemen.

7 c. Penelitian membahas tingkat kelayakan elemen dasar perpustakaan digital berbasis web, yaitu kelayakan SDM, kelayakan koleksi, kelayakan infrastruktur, kelayakan SOP dan kelayakan anggaran serta kelayakan manajemen d. Penelitian memformulasikan dan merekomendasikan kondisi standar elemen dasar perpustakaan digital berbasis web.