BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

Gambar 2.1 Dump Truck Sumber:Lit 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Overhead Crane Overhead Crane merupakan gabungan mekanisme pengangkat secara terpisah dengan rangka untuk mengangkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III ANALISIS KASUS

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 2.1 Bucket Wheel Excavator (B.W.E.) Sumber: [lit.11, 2015]]

BAB II TEORI DASAR. unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya, excavator dibedakan menjadi. efisien dalam operasionalnya.

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERAWATAN DUMP TRUCK HINO FM 260 JD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 2.1 Compactor Sumber: lit 1

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :

PENDEKATAN RANCANGAN Kriteria Perancangan Rancangan Fungsional Fungsi Penyaluran Daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai motor penggerak utama Forklift ini digunakan mesin diesel 115

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam

Gambar 2.1 Excavator (Sumber: lit 8)

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL

Pada bab ini, akan dibahas mengenai landasan teori yang berkaitan dengan analisa untuk mengetahui kerja maksimum pada reach stacker.

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. PS, dengan putaran mesin 1500 rpm dan putaran dari mesin inilah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMILIHAN TRANSMISI ATV DENGAN METODE PAHL AND BEITZ. produk yang kebutuhannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Setelah

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

BAB I KOMPONEN UTAMA SEPEDA MOTOR

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

ANALISA DONGKRAK ULIR DENGAN BEBAN 4000 KG

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Rumusan Masalah BAB II PEMBAHASAN

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

PENGEMBANGAN PENYANGGA BOX MOBIL PICK UP MULTIGUNA PEDESAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Adapun tujuan dari perawatan dan perbaikan alat ini adalah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mesin kerja. Pompa berfungsi untuk merubah energi mekanis (kerja putar poros)

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

REKAYASA JALAN REL. Modul 2 : GERAK DINAMIK JALAN REL PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

ABSTRAK. Kata kunci: Mechanical Desktop, 3DS MAX, Virtual reality, Mobil pengangkut sampah.

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova

BAB III ANALISIS SISTEM SUSPENSI DEPAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PERANCANGAN MESIN PRESS BAGLOG JAMUR KAPASITAS 30 BAGLOG PER JAM. Oleh ARIEF HIDAYAT

Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin.

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN DESAIN RANGKA DAN BODY. Perhitungan Kekuatan Rangka. Menghitung Element Mesin Baut.

Gambar 3.1. Diagram alir percikan bunga api pada busi

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

3.2. Prosedur pengujian Untuk mengetahui pengaruhnya perbanding diameter roller CVT Yamaha mio Soul, maka perlu melakukan suatu percobaan. Dalam hal i

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 2.1 Meja Angkat Sistem Mekanik Sumber: (Lit. 4)

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ditunjukkan pada gambar berikut :

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PROSES PERANCANGAN

BAB III ANALISIS PERBAIKAN SISTEM SUSUPENSI BELAKANG. menganalisa sistem suspensi belakang untuk kerja coil spring dimana data dan

Perancangandanpembuatan Crane KapalIkanUntukDaerah BrondongKab. lamongan

BAB II LANDASAN TEORI. khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat

BAB III PERAWATAN MESIN BUBUT PADA PT.MITSUBA INDONESIA

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar

BAB III ANALISIS POROS RODA BELAKANG PADA DAIHATSU GRAN MAX PICK-UP 1500CC

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH )

BAB IV PEMBAHASAAN. 4.1 Pengertian dan Fungsi Gardan ( Differential Gear )

Gambar 2.1 Hand Pallet Sumber: (Lit. 1)

PRAKTIKUM DAC HIDROLIK

RANCANG BANGUN RANGKA (CHASIS) MOBIL LISTRIK RODA TIGA KAPASITAS SATU ORANG

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Dump Dump adalah alat atau wadah untuk memuat suatu barang atau material yang memiliki beban yang cukup berat dan banyak.dump ini bisa diliat pada dump truck yang dapat memindahkan material pada jarak menengah sampai jarak jauh (500 meter up) yang menggunakan mesin.muatannya diisikan oleh alat pemuat, sedangkan untuk membongkar muatannya ia dapat bekerja sendiri.contoh dari material tersebut adalah sampah,sampah biasa diangkut dengan menggunakan gerobak sampah pada perumahan penduduk dan itu menggunakan waktu lama untuk mengangkut sampah tersebut ke tempat pembuangan sampah terakhir. Persyaratan alat pengangkut sampah antara lain adalah : Alat pengangkut harus dilengkapi dengan penutup sampah, minimal dengan jaring. Tinggi bak maksimum 1,6 m. Sebaiknya ada alat ungkit. Kapasitas disesuaikan dengan kondisi/kelas jalan yang akan dilalui. Bak truk/dasar kontainer sebaiknya dilengkapi pengaman air sampah. Dump dapat menumpahkan muatan secara hidrolis dan elektrik yang menyebabkan satu sisi baknya terangkat, sedangkan satu sisi lainnya berfungsi sebagai sumbu putar atau engsel. Jika dilihat dari cara pengosongan muatan, jenis dump dapat dibedakan menjadi yaitu : 1.End-Dump atau Rear Dump,yaitu Dump Truck dengan cara pengosongan muatan ke belakang 2.Side-Dump adalah Dump dengan cara pengosongkan muatan ke samping. 5

3. Bottom-Dump, Dump Truck dengan cara pengosongan muatan ke samping. A. Berdasarkan cara mengosongkannya 1. End Dump atau Rear Dump jenis dump truck yang memiliki cara pengosongan bak yang mana muatannya dibuang kebelakang.. Gambar 2.1 Dump Truck Rear Dump (Lit. 1) 2. Side Dump jenis dump truck yang memiliki cara pengosongan bak yang mana muatannya dibuang kesamping. Gambar 2.2 Dump Truck Side Dump (Lit.2) 6

3. Bottom Dump jenis dump truck yang memiliki cara pengosongan bak yang mana muatannya dibuang melalui bawah bak. Gambar 2.3 Dump Truck Bottom Dump (Lit. 3) 2.2 Cara Kerja Dump Truck A. Gerakan Traveling (Gerakan Jalan) Gerakan yang dimaksud di sini adalah gerakan dari Dump Truck untuk berjalan mengangkut muatan dari satu tempat menuju tempat lain untuk memindahkan dan menumpahkan muatan tersebut. Gerakan tersebut di mulai dari suatu sumber tenaga yang di namakan dengan Mesin penggerak. Mesin ini akan memutar poros pengerak, kemudian melalui kopling akan menggerakan Transmisi roda gigi yang di atur oleh Handle gigi. 7

Gambar 2.4 Gerakan Traveling (Lit. 4) B. Gerakan Dumping atau Menumpahkan Muatan Pada saat menumpahkan muatan dengan pengangkatan bak, Dump Truck menggunakan Sistem Hidrolik. Sistem ini merupakan pemidah daya dengan menggunakan zat cair atau fluida sebagai perantaranya. Sistem Hidrolik merupakan pengubah tenaga dari tenaga Hidrolik menjadi Mekanis. Dengan gerak dumping yang berprinsip kerja sistem hidrolik tersebut, Muatan akan dengan mudah meluncur ke bawah. Saat memiringkan muatan tersebut sistem hidrolik di dapatkan dari mesin penggerak kemudian di teruskan pada mekanisme Roda Gila untuk menggerakan pompa hidrolik. Pompa tersebut akan mendorong atau mengalirkan fluida menuju katup pengontrol. Dari katup inilah aliran fluida akan di atur, tekanan oli yang masuk ke dalam Silinder Hidrolik. Tekanan oli yang telah di atur tersebut akan mendorong Silinder Hidrolik untuk menggerakan bak ke sudut tertentu untuk menumpahkan muatan Material tersebut. 8

Gambar 2.5 Gerakan Dumping (Lit.5) 2.3. Komponen Utama pada Dump Truck 1. Pompa Hidrolik Adalah untuk mengubah energi mekanik menjadi energi hidrolik. Gambar 2.6 Pompa Hidrolik (Lit. 6) 9

2. Control Valve Adalah untuk mengatur besar kecil nya aliran fluida. Gambar 2.7 Control Valve (Lit. 7) 3. Silinder Hidrolik Adalah untuk menaik turunkan bak dengan cara didorong oleh fluida untuk melakukan gerakan segaris. Gambar 2.8 Silinder Hidrolik (Lit. 8) 4. Bak Adalah komponen yang berfungsi untuk menampung material. Gambar 2.9 Bak (Lit. 9) 10

5. Chasis / Frame (rangka) Berfungsi sebagai kerangka pada unit,dudukan atau penahan bak. 6. Pin Gambar 2.10 Chasis/Frame (Lit. 10) Berfungsi sebagai penahan atau tumpuan engsel antara chassis dan bak. 2.4. Macam-Macam Dongkrak : Gambar 2.11 Pin (Lit. 11) 1.Dongkrak hidrolik Dalam pergerakan nya menggunakan sistem hidrolik dan oli sebagai fluidanya. Gambar 2.12 Dongkrak Hidrolik (Lit. 12) 11

2.Dongkrak Mekanis (ulir) Dongkrak yang menggunakan gerak ulir / mekanis sebagai sistem kerjanya. Gambar 2.13 Dongkrak mekanis(ulir) (Lit. 13) 2.5. Pengenalan Motor Roda 3 Motor roda tiga adalah kendaraan atau alat angkut yang sekarang banyak digunakan dalam bentuk pekerjaan seperti material,sampah dan barang lainnya.motor roda tiga ini sangat membantu pekerjaan manusia dengan bentuknya yang kecil bisa menjangkau jalan atau perkampungan maupun komplek perumahan yang sempit. Gambar 2.14 Motor Roda Tiga (Lit. 14) 12

Spesifikasi Teknik (Lit. 14) Spesifikasi Teknik adalah suatu bagian dari komponen yang di dapat dari Motor Roda Tiga. Beberapa bagian dari Spesifikasi yaitu : a. Dimensi Panjang x lebar x tinggi 3500 x 1250 x 1340 mm Ukuran bak ( p x l x t ) 2000 x 1250 x 700 mm Jarak sumbu roda 2290 mm Jarak terendah ke tanah 200 mm Berat kosong 360 kg b. Transmisi Kopling tipe basah majemuk Transmisi 5 kecepatan bertaut tetap dan 1 mundur Pola pengoperan N-1-2-3-4-5 c. Sistem elektrik System pengapian Busi Baterai CDI-AC baterai ND X24EP-U9 12 V 10 AH d. Mesin Tipe Diameter x langkah Kepala silinder Daya maksimum Torsi maksimum System stater Gardan 4 Langkah OHV pendingin air 62 x 49,5 mm 149 cc 10 kw / 9500 r / min 11 NM / 7500 r / min elektrik dan pedal besar double gear 13

e. Rangka Tipe rangka kotak Suspensi depan peredam kejut ganda Suspensi belakang pegas spiral dan peredam kejut ganda Rem depan tromol Rem belakang tromol Ban depan 450-R12-8PR ( 58 PSI ) Ban belakang 450-R12-8PR ( 58 PSI ) f. Kapasitas Tangki bahan bakar 11 liter ( cadangan 2 liter ) Minyak pelumas mesin 1 liter pada penggantian periodic Kapasitas minyak garden 1000 cc Daya angkut beban 800 kg 2.6 Alat Pemindah Material Pemindah material dalam kehidupan sehari hari selama ini masih menggunakan media gerobak dan ada juga yang menggunakan mobil pick up dan material itu juga pada saat sampai tempat bongkar material tersebut masih menggunakan tangan,cangkul atau sekop yang menyebabkan pekerjaan lebih lama dan membutuhkan tenaga yang lebih untuk melakukannya. Pemindahan material sekarang juga bisa menggunakan motor roda 3 yang bisa membantu manusia untuk membawa material dengan jarak yang jauh dan motor roda 3 ini juga bisa di lakukan untuk mengangkut sampah ke perumahan perumahan dan lorong-lorong kecil, tetapi masih sama saja pada saat bongkar muat sampah tersebut diturunkan masih menggunakan tangan dan alat lainnya, 14

2.7 Dasar Pemilihan Bahan Pemilihan bahan yang tepat adalah bagian yang sangat penting dalam desain teknik, ada banyak faktor yang harus diperhatikan sebelum melakukan kegiatan perancangan, di antaranya: kekakuan, ketahanan, ketahanan terhadap korosi, harga, kemampuan bentuk, dan lain-lain. Kegiatan pemilihan bahan adalah pemilihan yang akan digunakan untuk pembuatan alat agar dapat ditekan seefesien mungkin didalam penggunaannya dan selalu berdasarkan pada dasar kekuatan dan sumber pengadaannya. Faktor-faktor yang diperhatikan dalam pemilihan material dan komponen : 1. Efesiensi Bahan Bahan harus diperhitungkan dan dirancang tepat terlebih dahulu agar saat pemilihan bahan tidak mengalami kerugian dalam permasalahan ekonomi dan tidak mengalami kesalahan saat pemilihan bahan, namun juga hasil produksinya dapat bersaing dipasaran terhadap produk-produk lain dengan spesifikasi yang sama. 2. Bahan Mudah Didapat Selain permasalahan ekonomi, bahan juga harus mudah didapatkan karena pemilihan bahan sangat penting, sehingga tidak terjadi kendala saat pembuatan komponen permesinan. 3. Spesifikasi Bahan yang Dipilih Dalam suatu alat permesinan biasanya terdiri dari dua bagian yaitu bagian primer dan bagian sekunder, kedua bagian tersebut harus dibedakan dalam peletakannya karena sudah pasti kedua bagian tersebut berbeda ketahanannya terhadap pembebanan. Bagian utama harus diprioritaskan dengan menempatkan bagian sekunder terhadap bagian primer. Perancangan juga harus memperhatikan kegunaan dan kemampuan bahan dalam menerima setiap kemungkinan gaya, berat, tekanan dan ketahanan dari bahan yang akan 15

dirancang. Dengan melihat setiap komponen permesinan yang akan dibuat memiliki tugas dan fungsi masing-masing, sehingga setiap bahan komponen tidak akan sama, namun akan saling berkaitan dan saling mendukung satu dengan lainnya. Antara aplikasi dilapangan dengan karateristik bahan yang digunakan tepat. Perencanaan bahan harus dengan fungsi dan kegunaan suatu rancang bangun. 4. Kekuatan Bahan Dalam pemilihan bahan harus diperhatikan batas kekuatan dan sumber pengadaannya, baik itu batas kekuatan tariknya, tekananya maupun ketahanannya terhadap gaya punter. Kekuatan bahan juga mempengaruhi ketahanan dan keamanan waktu pemakaian suatu bahan dari komponen. 5. Perhitungan Khusus Dalam pemilihan bahan ini ada hal yang tidak boleh diabaikan mengenai komponen-komponen yang menunjang atau mendukung pembuatan alat itu sendiri. Komponen-komponen penyusun alat tersebut terdiri dari dua jenis, yaitu komponen yang dapat dibuat sendiri dan komponen yang telah tersedia dipasaran dan telah distandarkan. Jika komponen penyusun tersebut lebih menguntungkan untuk dibuat, maka lebih baik dibuat sendiri. Apabila komponen tersebut sulit untuk dibuat tetapi terdapat dipasaran sesuai dengan standar lebih baik dibeli karena menghemat waktu pengerjaan. 16

2.8 Rumus-rumus Yang Digunakan Menghitung Volume benda V.Balok = p. l. t ( Lit. 15) V.Prisma = (Luas alas. Tinggi ) atau 2 x ½ (a x b) + (a x t) + (b x t) + (c x t) Keterangan :V = Volume ( mm ) p = panjang (mm) l = lebar (mm) t = tinggi (mm) Menghitung Massa Massa ialah massa jenis dari komponen dikalikan dengan volume benda. Massa dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut : m = x V (Lit. 16) Keterangan : m = massa ( Kg ) = massa jenis ( kg/mm ) V = Volume ( mm ) Menghitung Berat Berat adalah suatu gaya yang merupakan hasil aksi gravitasi pada materi. W = m x g (Lit. 17) Keterangan : W = Berat ( N) m = massa jenis (Kg/mm ) g = gravitasi ( 9,81 m/s ) 17

Perhitungan Poros (Baut) Baut dan mur merupakan komponen yang penting dalam suatu rangkaian alat simulasi ini, untuk mencegah kecelakaan dan kerusakan maka dihitung tegangan geser pada baut dengan menggunakan rumus: g = (Lit. 18) Keterangan : g = Tegangan Geser ( N/ mm 2 ) F = Beban ( N ) A = LuasPenampang (mm 2 ) Luas Penampang Lingkaran : A = d 2 Keterangan : A = Luas penampang baut (mm 2 ) d = Diameter baut (mm) Angka Keamanan (Lit. 19) 1. sf = 1,25 1,5 : kondisi terkontrol dan tegangan yang bekerja dapat ditentukan dengan pasti 2. sf = 1,5 2,0 : bahan yang sudah diketahui, kondisi lingkungan beban dan tegangan yang tetap dan dapat ditentukan dengan mudah. 3. sf = 2,0 2,5 : bahan yang beroperasi secara rata-rata dengan batasan beban yang diketahui. 4. sf = 2,5 3,0 : bahan yang diketahui tanpa mengalami tes. Pada kondisi beban dan tegangan rata-rata. 18

5. sf = 3,0 4,5 : bahan yang sudah diketahui. Kondisi beban, tegangan dan lingkungan yang tidak pasti. Beban berulang : Nomor 1 s/d 5 Beban kejut : Nomor 3 5 Bahan Getas : Nomor 2 5 dikalikan dengan 2 Dobrovolsky ( Machine element ) 19

Faktor Keamanan/ Safety Factor berdasarkan jenis beban adalah : Beban Statis : 1,25 2 Beban Dinamis : 2 3 Beban Kejut : 3 5 Perhitungan Kesetimbangan Kesetimbangan adalah sebuah kondisi dimana resultan semua gaya yang bekerja pada sebuah benda adalah nol. Dengan kata lain, semua benda berada dalam kesetimbangan jika semua gaya dan momen yang dikenakan padanya setimbang. Pernyataan ini dicantumkan dalam persamaan kesetimbangan, yaitu : Σ = 0 Σ = 0 ΣM = 0 (Lit. 20) Keterangan: Σ = Jumlah gaya pada x (N) Σ = Jumlah gaya pada y (N) ΣM = Jumlah moment yang berkerja (Nm) Rumus Kekuatan Lasan Kekuatan lasan sangat di perhitungkan dalam kontruksi yang menahan beban berat, apabila pengelasan tidak kuat maka akan dapat menyebabkan kecelakaan. Rumus Pengelasan seperti dibawah ini : τ= atau τ= (Lit. 21, hal. 296) Keterangan : τ Ra t l : Tegangan geser (N/mm²) : Gaya yang terjadi pada rangka,titik a (N) : Tebal lasan (mm) : panjang lasan (mm) 20

21

2.9 Perawatan (Maintenance) 2.9.1 Pengertian Maintenance Maintenance atau perawatan adalah suatu usaha atau tindakan reparasi yang dilakukan agar kondisi dan performance dari mesin tetap terjaga,namun dengan biaya perawatan yang serendah-rendahnya atau suatu kegiatan servis untuk mencegah timbulnya kerusakan tidak normal sehingga umur alat dapat mencapai atau sesuai umur yang direkomendasikan oleh pabrik. Kegiatan servis meliputi pengontrolan, penggantian, penyetelan, perbaikan dan pengetesan. 2.9.2 Tujuan dari Maintenance Tujuan dari melakukan maintenance ialah : 1. Agar suatualatselaludalamkeadaansiagasiappakai (high availiability) 2. Memilikikemampuanmekanis paling baik (best performance) 3. Agar biayaperbaikanalatmenjadihemat (reduce repair cost) 2.9.3 Klasifikasi dari Maintenance Maintenance terbagi menjadi dua bagian yaitu Preventive Maintenace dan juga Corrective Maintenance dapat lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar 2.12 Preventive Maintenance dilakukan untuk mencegah kerusakan pada unit atau komponen sedangkan corrective maintenance dilakukan setelah komponen mengalami gejala kerusakan. Berikut penjelasan tentang kedua jenis maintenance tersebut. A. Preventive MaintenancePreventive Maintenance adalah perawatan yang dilakukan dengan tujuan untuk mencegah kemungkinan timbulnya gangguan atau kerusakan pada alat. Preventive Maintenance terbagi menjadi tiga bagian, yaitu : 22

1. Periodic Maintenance Periodic Maintenance ialah pelaksanaan service yangdilakukan setelah unit beroperasi dalam jumlah jamtertentu.periodic Maintenance juga terbagi menjadi tigabagian yaitu : a. Periodic Inspection adalah inspeksi atau pemeriksaan harian (daily 10hours) dan mingguan (weekly-50hours) sebelumunit beroperasi. b. Periodic Service adalah suatu usaha untuk mencegah timbulnya kerusakan pada suatu alat yang dilaksanakan secara berkala/continue dengan interval pelaksanaan yang telah ditentukan berdasarkan service meter/hours meter(hm). 2. Schedule Maintenance Schedule Overhaul adalah jenis perawatan yang dilakukanpada interval tertentu sesuai dengan standar overhaul masing-masing komponen yang ada. 3. Conditioned Based Maintenance Conditioned Based Maintenance adalah jenis perawatan yangdilakukan berdasarkan kondisi unit yang diketahui melaluiprogram Analisa Pelumas (PAP), Program Pemeriksaan Mesin(PPM), Program Pemeliharaan Undercarriage (P2U) atau ProgramPemeriksaan Harian (P2H).Conditioned Based Maintenance juga dapat dilakukan berdasarkan Part and Service News (PSN) atau Modification Program yang dikeluarkan pabrik. 4. Corrective Maintenance Corrective Maintenance adalah perawatan yang dilakukan untuk mengembalikan machine kekondisi standar melalui pekerjaan repair (perbaikan) atau adjusment (penyetelan). Corrective Maintenance terbagi menjadi dua bagian, yaitu: 1. Breakdown Maintenance Brakedown Maintenance adalah perawatan yang dilaksanakan setelah machine brakedown (tidak bisa digunakan). 23

2. Repair and Adjusment Repair and Adjusment adalah perawatan yang sifatnya memperbaiki kerusakan yang belum parah atau machine belum brakedown (tidak bisadigunakan). 24