BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebijakan pengupahan yang dilakukan pemerintah untuk melindungi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pada diri sendiri. Pembangunan ketenagakerjaan merupakan

Lalu Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Edisi Revisi, ctk. Duabelas, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2014, hlm. 234.

PERLINDUNGAN DAN PENGAWASAN TENAGA KERJA (2)

Upah Hak pekerja/buruh uang imbalan termasuk tunjangan

Pasal 88 s.d pasal 98 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;

HUKUM KETENAGA KERJAAN BERDASARKAN UU NO 13 TAHUN 2003

Hubungan Industrial. Proses Penentuan Upah, Dewan Pengupahan dan Kebutuhan Hidup Layak. Rizky Dwi Pradana, M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi

SISTEM PENGUPAHAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. DI HARI LIBUR DI PT. MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk (HYPERMART) BANDUNG DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 13

BAB III UPAH MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

Oleh: Arum Darmawati. Disampaikan pada acara Carrier Training Preparation UGM, 27 Juli 2011

BAB III KEBIJAKAN PENGUPAHAN DI INDONESIA. A. Perumusan Kebijakan Upah Buruh di Indonesia

Meruntuhkan Rezim Politik Upah Murah! Diskusi THE INDONESIAN FORUM Seri 23 Dilema Kebijakan Upah Minimum

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya dengan pembangunan di segala bidang kehidupan masyarakat, itu adalah demi mencapai sebuah cita-cita yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Sabang sampai Merauke, di mana di dalamnya terdapat populasi

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan yang akurat dan tepat sasaran. Data kemiskinan yang baik dapat

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat". untuk kebutuhan sendiri atau untuk masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat

TINJAUAN PUSTAKA. Peran menurut Soerjono Soekanto (1982 : 60) adalah suatu sistem kaidah kaidah yang berisikan

-2-1. Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/bu

I. PENDAHULUAN. Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja untuk orang lain karena adanya

I. PENDAHULUAN. dalam penetapan tingkat upah. Kebijakan ini disebut dengan kebijakan upah

UNDANG-UNDANG KETENAGAKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan negara untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Pasar Modal No.8 tahun 1995, capital market

PEMBAYARAN UPAH PASAL 88 UUK : BAHWA TIAP PEKERJA/BURUH BERHAK MEMPEROLEH PENGHASILAN YANG MEMENUHI PENGHIDUPAN YANG LAYAK BAGI KEMANUSIAAN

BAB I PENDAHULUAN. maupun antar negara, sudah sedemikian terasa ketatnya. 3

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.102 /MEN/VI/2004 TENTANG WAKTU KERJA LEMBUR DAN UPAH KERJA LEMBUR

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan untuk meningkatkan kualitas buruh, dan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan negara, Pembangunan Nasional Negara Indonesia. yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Negara Republik

I. FENOMENA IMPLEMENTASI OUTSOURCING TERHADAP KETENAGAKERJAAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman, para wanita ikut berpartisipasi meningkatkan

BAB I PENDAHALUAN. kehidupan sehari-hari entah untuk kebutuhan pokok, kebutuhan sekunder

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk Tahun 2000). Sekitar satu dasa warsa lalu, jumlah. laju pertumbuhan penduduk selama 10 tahun terakhir,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtstaat), tidak

BAB II TINJAUAN TEORI. 1. Angga Putra Samudra dengan judul Pengaruh Kompensasi Finansial

PENDAHULUAN. Keadaan pasar kerja yang dualistik dengan kelebihan penawaran tenaga kerja dan

I. PENDAHULUAN. menganggap pengangguran bukan masalah ketenagakerjaan yang serius

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sumber pendapatan negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu syarat keberhasilan pembangunan nasional kita adalah kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Di bidang ketenagakerjaan, pihak-pihak yang terlibat didalamnya, yaitu pekerja, pengusaha dan

PENGARUH UPAH, INSENTIF, DAN MASA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. DANAR HADI SURAKARTA

IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH RI NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara yang sedang giat-giatnya. membangun untuk meningkatkan pembangunan disegala sektor dengan tujuan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 21 TAHUN 2000 (21/2000) TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

-2- Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1981 tentang Perlindungan Upah perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan keadaan. Oleh karena itu, Peratu

TANTANGAN PENETAPAN STANDAR UPAH MINIMUM NASIONAL DAN REGIONAL

UNDANG-UNDANG KETENAGAKERJAAN DI INDONESIA

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai karyawannya. Ditengah-tengah persaingan ekonomi secara global, sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara, karena semakin banyak pekerja yang sejahtera maka serta merta

Daftar Isi Daftar Isi... 1 Bab I. Pendahuluan... 2 Bab II. Rerangka Teori... 8 Bab III. Metodologi Kepustakaan... 20

BAB I PENDAHULUAN. Mengelola sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu. tanggung jawab dan fungsi manajemen perusahaan. Baik tidaknya kinerja

Serikat Pekerja/Serikat Buruh

Undang-undang No. 21 Tahun 2000 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH

TINJAUAN TENTANG METODE PENGUPAHAN TERHADAP KARYAWAN DI UD. MELINDA BAKERY SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. perburuhan yang menyangkut tentang upah masih menjadi permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

HRD Forum Bekasi 7 November 2014

BAB I PENDAHULUAN. A Latar Belakang Masalah. Pekerja baik laki-laki maupun perempuan bukan hanya sekedar sebagai

ASPEK-ASPEK KETENAGAKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. rakyatnya, hal tersebut tertuang dalam Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 yaitu

Penjelasan Mengenai Sistem Ketenagakerjaan di Indonesia

Pertemuan 7. Nova Yanti Maleha,S.E.MM 10/7/2016 Nova Yanti Maleha/MSDM/IGM 1

BAB KOMPENSASI UNTUK MANAJEMEN. kelangsungan hidupnya. Karena itu manusia harus bekerja sehingga ia mampu memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada tahun 2006

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. mulia, kita tidaklah berarti mengabaikan manusia yang melaksanakan pekerjaan

PENGUPAHAN BURUH KONSTRUKSI DALAM PERSPEKTIF HUKUM KETENAGAKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. Dengan jumlah penduduk yang begitu besar, maka permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyak penduduknya maka semakin besar pula kesempatan kerja yang dibutuhkan.

LAMPIRAN PANDUAN WAWANCARA BURUH KONTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH

CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJA

PENERAPAN SISTEM PENGUPAHAN BURUH DAN DAMPAKNYA BAGI KESEJAHTERAAN BURUH DI CV ANUGRAH BANGUN SEJAHTERA SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Boediono (2000) Inflasi dapat diartikan sebagai kecenderungan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia merupakan proses dari kelangsungan hidup yang. uang yang digunakan untuk memenuhi tuntutan hidup mereka akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pekerja terus berlanjut, yakni melalui pemberlakuan Peraturan Pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UUD 1945 Pasal 27 ayat 2 yang berbunyi Tiap-tiap warga negara. pernyataan tersebut menjelaskan bahwa negara wajib memberikan

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pasal 27 ayat (2) dan Pasal 28 UUD 1945 yang menyatakan: Tiap-tiap

BAB III TINJAUAN TEORI TENTANG SISTEM PENGGAJIAN

RINGKASAN PERATURAN KETENAGAKERJAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 Oleh: Irham Todi Prasojo, S.H.

CV. WARNET FAUZAN TANGERANG PERATURAN DIREKTUR NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PENGUPAHAN DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN

PANDANGAN KARYAWAN TENTANG HAK BEKERJA: SEBUAH STUDI DESKRIPTIF DI KALANGAN KARYAWAN DI PERGURUAN TINGGI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebijakan pengupahan yang dilakukan pemerintah untuk melindungi pekerja atau buruh dituangkan dalam UU Nomor 13 tahun 2003. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan dalam Bab I Pasal 1 angka 30 menjelaskan, upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya, atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2003 Bab X Bagian Kedua Pasal 88 mengatur tentang pengupahan sebagai berikut : (1) Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusian. (2) Untuk mewujudkan penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan sebagaimana pada ayat (1), pemerintah menetapkan kebijakan pengupahan yang melindungi pekerja/buruh. (3) Kebijakan pengupahan yang melindungi pekerja/buruh sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi a) upah minimum; b) upah kerja lembur; 1

2 c) upah tidak masuk kerja karena berhalangan; d) upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain di luar pekerjaannya; e) upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya; f) bentuk dan cara pembayaran upah; g) denda dan potongan upah; h) hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah; i) struktur dan skala pengupahan yang proposional; j) upah untuk pembayaran pesangon; dan k) upah untuk perhitungan pajak penghasilan. (4) Pemerintah menetapkan upah minimum sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a berdasarkan kebutuhan hidup layak dan dengan memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi. Sedangkan di dalam Pasal 89 ayat (1) upah minimum terdiri atas: (1) Upah minimum berdasarkan wilayah provinsi atau kabupaten/kota; (2) Upah minimum berdasarkan sektor pada wilayah provinsi atau kabupaten/kota. Upah bagi para pekerja merupakan faktor penting karena merupakan sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang berpendidikan upah merupakan hasil investasi (rate of return) sumber daya manusia pada dirinya, dan bagi para kelompok tertentu upah melambangkan status sosial dan penghargaan bagi pekerja. Bagi pengusaha, upah dan kesaeluruhan biaya tenaga kerja (labour cost) merupakan biaya yang menentukan kelangsungan perusahaan dan mempengaruhi kembalinya investasi; investasi ulang dari sebagian pendapatan yang akan menentukan penyerapan tenaga kerja dimasa mendatang. Bagi pemerintah, upah

3 merupakan variabel ekonomi makro seperti inflasi, kesempatan kerja, pengangguran, pemerataan pendapatan, dan pertumbuhan secara umum. Upah merupakan kebijakan ekonomi sosial dan politik, sebagian instrumen, efektivitasnya sangat tergantung pada situasi ekonomi dan pasar kerja daerah/sektor (Swasono, Yudo dan Sulistyaningsih, 1983: 113-116). Meskipun sudah dilakukan evaluasi jabatan dengan sangat hati-hati, yang menghasilkan ranking atau klasifikasi jabatan, dan dapat ditentukan gaji yang layak sesuai dengan kelasnya, seringkali hal itu tidak dapat dilakukan sebab di luar hal tersebut (kesetaraan internal dan kesetaraan eksternal) masih ada sejumlah faktor atau kekuatan yang mempengaruhi tingkat gaji yang sering di luar kemampuan perusahaan untuk mengendalikannya. Faktorfaktor tersebut sekaligus menjadi tantangan dalam perencanaan dan penentuan gaji. Adapun faktor-faktor di atas adalah (Hariandja, 2007: 259): 1. Tingkat gaji yang lazim. Tingkat upah dan gaji bisa sangat tergantung pada ketersediaan (supply) tenaga kerja di pasar tenaga kerja dan permintaan tenaga kerja. Untuk tenaga-tenaga kerja yang tidak banyak orang yang bisa melakukan pekerjaan tersebut, tingkat dan gajinya dapat jauh melebihi tingkat gaji bila dilihat dari kacamata evaluasi. 2. Serikat Buruh. Serikat buruh bisa menjadi kekuatan yang sangat besar dalam suatu perusahaan, yang dapat memaksa perusahaan untuk memberikan upah atau gaji yang lebih besar bila dibandingkan dengan hasil evaluasi jabatan.

4 3. Pemerintah. Pemerintah sebagaimana kita ketahui merupakan lembaga yang berkepentingan dengan kesejahteraan pekerja sebagai warga negara, dan juga terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Pemerintah mempunyai kekuasaan yang besar dalam mengatur perusahaanperusahaan. Pemerintah dapat menentukan tarif upah minimum, jam kerja standar, dan tunjangan yang tidak boleh tidak harus dipatuhi oleh pengusaha, dimana bisa terjadi upah minimum para pekerja melebihi yang telah ditentukan oleh evaluasi jabatan. Penetapan upah karyawan sebagai bagian program pengembangan PT. Nusantara Indah Makmur Surakarta, perlu adanya berbagai pertimbangan dukungan jumlah jam kerja, target sales, dan kedisiplinan kerja dari karyawan yang bersangkutan. Hal ini disebabkan peningkatan pelayanan dan upah karyawan PT. Nusantara Indah Makmur Surakarta, berhubungan erat dengan pegawai sebagai sumber daya manusia. Hal ini dapat dilihat dari beberapa pendapat mengenai pengukuran upah karyawan yang dikaitkan dengan output dan input pegawai. Menurut Flippo (dalam Effendi 2005: 105) upah karyawan adalah suatu hasil yang dicapai oleh pekerja dalam bidang pekerjaannya menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan tertentu dan dievaluasi oleh orang-orang tertentu. Penelitian terdahulu terkait upah yang pernah dilakukan adalah penelitian dengan judul Wages of Virtue: The Relative Pay of Care Work oleh England et.al (2002). England et.al melakukan penelitian dengan konsentrasi pada pemberian upah kepada pekerja dengan jenis kelamin laki-

5 laki dan perempuan. Jenis pekerjaan yang diteliti meliputi pekerjaan yang berkaitan dengan pelayanan yang melibatkan perhatian mereka terhadap pekerjaannya. Penelitian ini menjelaskan pembayaran relatif dari pekerjaan yang melibatkan perhatian seperti mengajar, konseling, menyediakan pelayanan kesehatan, atau pengawasan anak-anak. Kami menggunakan panel data National Longitudinal Survey of Youth di meliputi pekerja antara l7 dan 35 tahun. Kepedulian pekerjaan dibayar lebih rendah dari pekerjaan lainnya, setelah dikontrol dengan pendidikan dan pengalaman kerja pekerja, banyak pekerjaan dan karakteristik industri dan (melalui efek tetap individu) yang tidak terukur. Termasuk karakteristik kestabilan mereka dalam mengerjakan pekerjaan. Baik pria maupun wanita dalam perhatian pekerjaan yang dibayarkan sebagai upah relatif. Namun, lebih banyak penalti yang dibayarkan kepada wanita daripada pria, karena perempuan yang bekerja semacam ini lebih banyak dari laki-laki. Perbedaan penelitian ini terletak pada konsentrasi pemberian upah berdasarkan jam kerja, target sales, dan kedisiplinan terhadap karyawan tetap dan karyawan outsourcing, sedangkan kajian penelitian terdahulu di atas terletak pada pemberian upah kepada pekerja berdasarkan jenis kelamin. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik meneliti tentang jam kerja, target sales dan kedisiplinan terhadap upah karyawan PT. Nusantara Indah Makmur Solo. Adapun judul dalam penelitian tesis ini adalah Analisis Upah Karyawan Ditinjau Dari Jam Kerja, Target Sales, Pendidikan, Pengalaman, Kedisiplinan dan Jenis Pegawai di PT. Nusantara Indah Makmur Solo.

6 B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Seberapa besar pengaruh jam kerja, target sales, pendidikan, pengalaman, kedisiplinan dan jenis pegawai terhadap upah karyawan di PT. Nusantara Indah Makmur Solo? Perumusan tersebut kemudian dirinci menjadi: 1. Seberapa besar pengaruh variabel jam kerja, target sales, pendidikan, pengalaman, kedisiplinan dan jenis pegawai secara parsial terhadap upah karyawan di PT. Nusantara Indah Makmur Solo? 2. Seberapa besar pengaruh variabel jam kerja, target sales, pendidikan, pengalaman, kedisiplinan dan jenis pegawai secara simultan terhadap upah karyawan di PT. Nusantara Indah Makmur Solo? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui pengaruh variabel jam kerja, target sales, pendidikan, pengalaman, kedisiplinan dan jenis pegawai secara parsial terhadap upah karyawan di PT. Nusantara Indah Makmur Solo. 2. Mengetahui pengaruh variabel jam kerja, target sales, pendidikan, pengalaman, kedisiplinan dan jenis pegawai secara simultan terhadap upah karyawan di PT. Nusantara Indah Makmur Solo.

7 D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis maupun praktis. 1. Manfaat Keilmuan Manfaat keilmuan yang akan diperoleh adalah sebagai berikut: a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai eksplorasi pengembangan teori baik sebagai artikel, temuan penelitian dan penelitian terdahulu yang relevan dalam bidang manajemen sumber daya manusia atau manajemen personalia. b. Sebagai referensi teori bagi kebijakan manajemen perusahaan dalam mengelola upah karyawan baik karyawan secara keseluruhan, tetap maupun karyawan outsourcing. 2. Manfaat praktis Manfaat praktis yang akan diperoleh adalah sebagai berikut: a. Sebagai masukan bagi PT. Nusantara Indah Makmur Solo untuk referensi manajemen perusahaan dalam mengelola upah karyawan b. Sebagai sharing pengalaman dan pengetahuan bagi karyawan PT. Nusantara Indah Makmur Solo terhadap kebijakan upah dalam perusahaan.