4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

BAB I PENDAHULUAN. Unisba.Repository.ac.id

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Gambar 5. Peta Citra Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB III TINJAUAN WILAYAH PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN. BT dan 6 15'-6 40' LS. Berdasarkan pada ketinggiannya Kabupaten Indramayu

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Teluk Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi, merupakan salah satu daerah

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. satu daerah yang memiliki jumlah kelompok nelayan terbanyak. Dari data

I. PENDAHULUAN. 143,5 mm/tahun dengan kelembaban 74% - 85%. Kecepatan angin pada musim

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Selatan

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB 2 KONDISI GEOGRAFIS DAERAH PENELITIAN DAN INFORMASI MENGENAI MASYARAKAT PESISIR DI PPP CILAUTEUREUN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG BARAT

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

5 KEADAAN PERIKANAN TANGKAP KECAMATAN MUNDU KABUPATEN CIREBON

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM. 4.1Keadaan umum Kabupaten Sukabumi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang selalu berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya, untuk

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut faktor sosial seperti pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi,

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

4 KONDISI UMUM KABUPATEN HALMAHERA UTARA

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

4.2 Keadaan Umum Perikanan Tangkap Kabupaten Lamongan

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH. RW, 305 RT dengan luas wilayah ha, jumlah penduduk jiwa.

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kehidupan manusia, mulai hal yang terkecil dalam

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margasari terletak di Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Kondisi Geografis Kabupaten Bekasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

Indonesia merupakan negara kepulauan dan maritim yang. menyimpan kekayaan sumber daya alam laut yang besar dan. belum di manfaatkan secara optimal.

III. KEADAAN UMUM LOKASI

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. juta km2 terdiri dari luas daratan 1,9 juta km2, laut teritorial 0,3 juta km2, dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Sejarah Desa Pulau Pahawang berawal dari datangnya Ki Nokoda tahun an

KEADAAN UMUM. 4.1 Letak Geografis

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung. Secara geografis, kabupaten ini terletak pada

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

Rumah Susun Di Muarareja Kota Tegal

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Indramayu Kabupaten Indramayu secara geografis berada pada 107 52'-108 36' BT dan 6 15'-6 40' LS. Berdasarkan topografinya sebagian besar merupakan dataran atau daerah landai dengan kemiringan tanahnya rata-rata 0 2. Batas administratif Kabupaten Indramayu adalah: 1) Sebelah Utara, berbatasan dengan Laut Jawa; 2) Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kabupaten Majalengka, Sumedang dan Cirebon; 3) Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Subang; 4) Sebelah Timur, berbatasan dengan Laut Jawa dan Kabupaten Cirebon. Luas total Kabupaten Indramayu yang tercatat seluas 204.011 Ha. Luas ini terbagi menjadi 31 kecamatan dan 310 desa, dari kecamatan yang ada terdapat 11 kecamatan yang merupakan pesisir, yaitu Kecamatan Krangkeng, Karangampel, Juntinyuat, Balongan, Indramayu, Sindang, Cantigi, Arahan, Losarang, Kandanghaur, dan Sukra. Luas seluruh kecamatan pesisir Kabupaten Indramayu adalah 68.703 km 2 atau 35% luas kabupaten dengan garis pantai 114,1 km dan 37 desa pesisir. 4.2 Kondisi Umum PPI Karangsong Secara geografis Kawasan PPI Karangsong terletak pada koordinat 06 18'45" dan 06 19'45" LS dan 108 21'30" BB dan 108 22'30" BT. Kawasan PPI Karangsong berada di Desa Karangsong Kecamatan Indramayu, yang berjarak kurang lebih 4,5 km dari pusat ibu kota Kabupaten Indramayu. Lokasi PPI Karangsong berada di sekitar pesisir Laut Jawa yang letaknya berada di bagian dalam dari bibir pantai. Keberadaan PPI Karangsong tidak lepas dari adanya peranan Sungai Prajagumiwang yang berfungsi sebagai alur pelayaran keluar masuk kapal atau perahu ke pelabuhan. Kondisi PPI Karangsong saat ini masih menjalankan peranannya sebagai tempat pelelangan ikan. Kondisi TPI saat penelitian sangat membutuhkan perbaikan dari pihak pelabuhan karena TPI kurang luas untuk melakukan aktivitas pelelangan dan untuk menampung hasil tangkapan. Hasil wawancara dengan nelayan, PPI Karangsong akan menjadi

23 pelabuhan nusantara karena ukuran kapal dan banyaknya hasil tangkapan menjadi salah satu faktor utamanya. Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Karangsong memiliki tempat pembuatan kapal dan perbaikan kapal. Pembuatan kapal di PPI Karangsong sebagian besar berukuran lebih dari 20 GT yang dilengkapi dengan freezer, tetapi masih didominasi kapal yang masih menggunakan es curah sebagai pengawet hasil tangkapan. 4.2.1 Demografi desa Desa Karangsong terletak di Kabupaten Indramayu Propinsi Jawa Barat. Batas desa wilayah Karangsong adalah sebagai berikut: Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Timur Sebelah Barat : Desa Pabean Udik : Desa Tambak : Laut Jawa : Kelurahan Paoman Desa Karangsong merupakan desa dengan tipologi desa pesisir atau pantai dengan wilayah yang langsung berbatasan dengan Laut Jawa. Desa Karangsong merupakan desa pantai atau pesisir yang letaknya berada di daratan rendah dengan ketinggian 0,5 meter sampai 2,0 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan 2000 mm/tahun, dan bersuhu udara rata-rata 27 C. 4.2.2 Kependudukan Penduduk yang menetap di Desa Karangsong sebagian besar adalah penduduk asli. Jumlah penduduk Desa Karangsong sekitar 4.510 jiwa, dengan komposisi laki laki 2.261 jiwa dan perempuan 2.249 jiwa. Tabel 3 menyajikan data luas wilayah, jumlah penduduk dan kepadatan penduduk. Tabel 3 Luas wilayah, jumlah penduduk dan kepadatan penduduk Desa Karangsong No Uraian Jumlah 1 Luas wilayah (km²) 3,91 km² 2 Jumlah penduduk (jiwa) 4.510 jiwa a. Laki-laki 2.261 jiwa b. Perempuan 2.249 jiwa 3 Jumlah kepala keluarga (KK) 1.080 KK 4 Kepadatan 1.153 per km² Sumber: Buku potensi desa karangsong tahun 2007

24 4.2.3 Mata pencaharian masyarakat Desa Karangsong Mata pencaharian masyarakat Desa Karangsong cukup bervariasi, sehingga memiliki kegiatan yang berbeda-beda dalam kehidupan sehari-harinya. Informasi lengkap terkait jenis mata pencaharian masyarakat di Desa Karangsong dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Jenis-jenis mata pencaharian masyarakat Desa Karangsong No Jenis Pekerjaan Jumlah (orang) presentase (%) 1 Nelayan 769 53 2 Petani 89 6,08 3 Buruh tani 269 18,36 4 Jasa 32 2,18 5 Pertukangan 41 2,8 6 Wiraswasta/Pedagang 144 9,84 7 Pegawai Negeri Sipil 60 4,1 8 Swasta 25 1,7 9 ABRI 2 0,01 10 Pensiunan 5 0,03 Jumlah 100 Sumber: Buku potensi desa karangsong tahun 2007 Penduduk Desa Karangsong yang bergerak dibidang perikanan dan kelautan pada tahun 2008 tercatat 71.646 orang yang terdiri dari nelayan, pembudidaya air payau, pembudidaya kolam air tawar, pedagang dan pengolah hasil perikanan dan kelautan. Tingkat pendidikan pembudidaya ikan memiliki tingkat pendidikan SD (68,86%), SLTP (14,83%), SLTA (14,64%) dan perguruan tinggi (1,67%) sedangkan tingkat pendidikan nelayan (perikanan tangkap) memiliki tingkat pendidikan SD (61,98%), SLTP (26,91%), SLTA (11,03%) dan perguruan tinggi (0,08%). Kegigihan dan pengalaman dalam berusaha sudah tidak diragukan lagi, sebagai contoh nelayan mampu melaut sampai perairan diluar Kabupaten Indramayu. Produksi yang dihasilkan memberikan kontribusi lebih dari 51% terhadap total produksi tangkapan ikan di Jawa Barat. Mata pencaharian penduduk Karangsong yang dominan adalah sebagai nelayan, hampir seluruh penduduk Desa Karangsong bekerja dibidang perikanan dan kelautan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pendapatan utama penduduk Karangsong berasal dari kegiatan melaut. Hasil laut memberikan kesejahteraan untuk nelayan Karangsong. Kegiatan yang dilakukan oleh istri nelayan yaitu

25 membantu penyortiran ikan berdasarkan ukuran, spesies, jenis dan mutu ikan di pelabuhan. Upah yang didapat oleh istri nelayan yaitu berupa ikan hasil tangkapan oleh kapal tempat dia bekerja sekitar 3-5 ekor per orang. 4.2.4 Kondisi sosial ekonomi Kondisi sosial ekonomi masyarakat di Desa Karangsong sebagian besar bekerja pada sektor perikanan (perikanan tangkap, perikanan budidaya, pengelolaan ikan) yaitu 53%. Kegiatan perikanan tangkap mendapat perhatian pemerintah dengan dibangunnya pelabuhan perikanan seperti PPI Karangsong. Merosotnya populasi ikan di pesisir merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh nelayan sedangkan petani tambak menghadapi persoalan belum adanya irigasi tambak yang memadai dan belum adanya upaya pencegahan kualitas air tambak. Jumlah nelayan di Kecamatan Indramayu sebesar 6.080 jiwa (885 pemilik dan 5.195 buruh nelayan). Produksi ikan segar pada tahun 2008 di Kecamatan Indramayu mencapai 49.937,6 ton ikan segar. Nelayan di Kecamatan Indramayu terbagi dalam 2 golongan yaitu nelayan perahu kecil (<8 GT) dan nelayan kapal besar (>20 GT). Penangkapan ikan dengan perahu kecil menghadapi kelangkaan ikan, hasil jauh dari memadai (over fishing) karena merosotnya kondisi lingkungan dan perairan di pesisir Indramayu. Penangkapan ikan dengan menggunakan kapal besar umumnya mempunyai modal utama keahlian sebagai pelaut serta menggunakan peralatan yang memadai dan menggunakan teknologi seperti GPS, Informasi Daerah Penangkapan Ikan (IDPI). Permasalahan yang dihadapi para nelayan antara lain sulitnya modal (membangun kapal, membeli mesin, membuat peralatan penangkapan ikan). 4.2.5 Kondisi lingkungan dan geofisik Wilayah pesisir adalah daerah pertemuan antara laut dan darat. Wilayah pesisir meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air yang masih dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut dan perembesan air asin. Wilayah pesisir mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar maupun yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran.

26 Desa Karangsong memiliki tipologi desa pesisir atau pantai dengan wilayah yang langsung berbatasan dengan Laut Jawa. Desa pantai letaknya berada di dataran rendah dengan ketinggian 0,5 meter sampai 1,0 meter di atas permukaan laut, dengan curah hujan rata-rata 2.000 mm/tahun dan bersuhu udara rata-rata 27 C. Penggunaan lahan Desa Karangsong memiliki luas sekitar 391,45 hektar dengan penggunaan lahan seperti pada Tabel 5. Tabel 5 Penggunaan lahan desa Karangsong Kecamatan Indramayu No Penggunaan Luas (ha) 1 Sertifikasi hak milik 158,18 2 Tanah Kas Desa a. Tanah bengkok 16,66 b. Tanah titirasa 1,84 3 Jalan 0,03 4 Empang/Pertambakan 204,07 5 Permukiman/Perumahan 7,87 6 Perkantoran 0,02 7 Perkuburan 0,03 8 Sawah Irigasi tadah hujan 2,75 Jumlah 391,45 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu 4.3 Keadaan Perikanan Tangkap PPI Karangsong Kabupaten Indramayu memiliki sumberdaya yang cukup beragam. Sumberdaya digunakan sebagai modal dalam pembangunan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. PPI Karangsong merupakan pusat perekonomian untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari para nelayan. Alat penangkapan yang ada PPI Karangsong didominasi alat tangkap gillnet millenium. Pada tahun 2008-2009 jumlah armada penangkapan untuk alat tangkap khusus gillnet mencapai 1.038 unit dengan ukuran kapal 10 GT 30 GT. Armada penangkapan di PPI Karangsong terdiri dari dua jenis yaitu kapal motor dan motor tempel. Armada penangkapan yang berukuran 29 GT-30 GT biasanya sudah dilengkapi dengan freezer untuk menjaga kesegaran dan kualitas ikan, hal ini dikarenakan lama operasi penangkapan yang berkisar 30 45 hari. Kapal yang berukuran kurang dari 20 GT masih menggunakan es curah. Jumlah armada penangkapan di PPI Karangsong dapat dilihat pada Tabel 6.

27 Tabel 6 Jumlah armada penangkapan di PPI Karangsong 2008-2009 Armada penangkapan (unit) Kapal Motor Motor Tempel Perahu Jumlah Tanpa total 0-10 GT 11-30 GT > 30 GT 0-10 GT 11-30 GT > 30 GT Motor - - 64 63 120 - - 247 - - 11 14 19 - - 44 - - 24 231 11 - - 266 - - 2 477 2 - - 481 Sumber : KPL Mina Sumitra Nelayan di PPI Karangsong yang terdaftar sebagai anggota KPL Mina Sumitra pada tahun 2009 berjumlah 6.145 orang. Mereka melakukan aktivitas penangkapan, buruh pelabuhan dan aktivitas lainnya di PPI Karangsong. Secara umum, nelayan tersebut dibagi dua jenis yaitu atas dua jenis yaitu nelayan pemilik yaitu rumah tangga perikanan (RTP) dan nelayan buruh yaitu rumah tangga buruh perikanan (RTBP). Nelayan buruh yaitu orang yang secara langsung melakukan penangkapan ikan atau sering disebut dengan ABK, sedangkan untuk nelayan pemilik yaitu orang yang memiliki armada penangkapan dan membiayai seluruh biaya operasional penangkapan ikan serta membiayai perbaikan terhadap semua alat tangkap dan armada penangkapan. Jumlah nelayan dalam satu armada penangkapan ikan di PPI Karangsong terdiri dari sepuluh sampai tiga belas orang dengan satu nahkoda kapal. Tugas dari nahkoda yaitu mengemudikan kapal, sedangkan ABK bertugas untuk melakukan setting dan hauling. Nelayan PPI Karangsong melakukan operasi penangkapan ikan di Lautan Natuna dan Kalimantan. Lama melaut nelayan PPI Karangsong yaitu 30 sampai 45 hari termasuk perjalanan melaut dan pulang untuk mendaratkan hasil tangkapan. Tabel 7 menjelaskan jumlah nelayan yang bekerja sebagai nelayan di PPI Karangsong berasal dari Desa Paoman, Margadadi, Karangsong dan Pabean Udik. Nelayan tersebut mendaratkan hasil tangkapan di TPI Karangsong yang diselanggarakan oleh KPL Mina Sumitra.

28 Tabel 7 Jumlah nelayan PPI Karangsong tahun 2009 Kecamatan Desa nelayan Indramayu Pusat pendaratan ikan Penyelenggara pelelangan ikan Jumlah nelayan RTP RTBP Jumlah (Orang) (Orang) total Paoman 157 2.240 2.397 Margadadi Sumber : KPL Mina Sumitra TPI Karangsong KPL Mina Sumitra 29 139 168 Karangsong 209 2.094 2.303 Pabean udik 411 866 1.277 Data yang diperoleh dari KPL Mina Sumitra pada tahun 2009 khusus PPI Karangsong alat tangkap yang dioperasikan hanya dua yaitu gillnet dan pancing. Jumlah alat tangkap gillnet mencapai 1.031 unit sedangkan untuk alat tangkap pancing hanya mencapai 43 unit. Alat tangkap gillnet millenium dominan menangkap ikan tenggiri dan tongkol. Volume produksi hasil tangkapan yang didaratkan di PPI Karangsong mengalami peningkatan setiap tahunnya hal ini dapat dilihat pada Tabel 8, dihimpun dari data tahun 2006 sampai data 2011. dimana data produksi lelang dan nilai produksi Tabel 8 Volume dan nilai produksi lelang tangkapan di PPI Karangsong Tahun Produksi (ton) Nilai produksi (juta) 2006 7.103,515 14.025,361 2007 6.623,125 13.741,963 2008 12.568,814 23.992,164 2009 11.523,760 22.651,247 2010 13.884,757 31.237,184 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan, Indramayu Berdasarkan Tabel 8, nilai produksi tahun 2008 meningkat secara pesat dari nilai produksi tahun sebelumnya. Tahun 2007 produksi sebesar 6.623,125 ton sedangkan tahun 2008 meningkat menjadi 12.568,814 ton, kenaikan produksi hasil tangkapan yang didaratkan di PPI Karangsong mencapai 100% lebih, tetapi untuk tahun selanjutnya hanya mengalami sedikit peningkatan. Peningkatan atau penurunan hasil produksi tidak bisa dipastikan meningkat atau menurun setiap tahunnya hal tergantung dari teknologi, alat tangkap, daerah penangkapan ikan yang optimal atau cuaca yang bagus untuk melakukan operasi penangkapan ikan.

29 Seiring meningkatnya produksi hasil tangkapan maka nilai produksi juga meningkat selama 5 tahun terakhir. Khusus untuk produksi ikan tenggiri pada tahun 2011, PPI Karangsong menghasilkan volume produksi sebesar 2.604,84 ton dengan nilai Rp 68.893,44 juta. Volume produksi tenggiri yang terbesar terjadi pada bulan Agustus yaitu sekitar 287,847 ton dengan nilai produksi Rp 7.105,45 juta sedangkan untuk produksi ikan tenggiri terkecil terjadi pada bulan September yaitu sekitar 116,02 ton dengan nilai sebesar Rp 4.104,88 juta (Tabel 9). Tabel 9 Volume dan nilai hasil tangkapan ikan tenggiri di PPI Karangsong tahun 2011 Bulan Produksi/bulan (kg) Volume (ton) Nilai (juta) Januari 178,96 5.014,69 Februari 155,63 4.357,65 Maret 278,20 6.584,07 April 248,37 5.883,55 Mei 180,06 4.261,57 Juni 210,80 6.049,68 Juli 272,90 7.823,16 Agustus 287,84 7.105,45 September 116,02 4.104,88 Oktober 239,52 6.629,44 Nopember 214,30 4.783,49 Desember 222,20 6.295,78 Jumlah 2.604,84 68.893,44 Sumber: KPL Mina Sumitra, 2011 4.4 Unit penangkapan ikan 1) Alat tangkap Alat tangkap yang digunakan oleh nelayan Karangsong untuk menangkap ikan tenggiri yaitu jaring millenium yang merupakan hasil modifikasi dari jaring insang (gillnet). Martasuganda (2008) menyebutkan jaring insang adalah salah satu jenis alat tangkap dari bahan monofilamen yang dibentuk menjadi empat persegi panjang, pada bagian atas dilengkapi beberapa pelampung dan pada bagian bawah dilengkapi pemberat. Jaring insang yang digunakan oleh nelayan Karangsong yaitu jaring insang hanyut dengan rata-rata ukuran panjang alat tangkap sampai 6 mil. Alat tangkap jaring insang atau gillnet millennium yang

30 dioperasikan di PPI Karangsong adalah jenis gillnet yang dioperasikan dengan cara dihanyutkan atau jaring insang hanyut. Jaring hanyut (Martasuganda, 2008) adalah jaring insang yang dioperasikan dengan cara dihanyutkan di permukaan perairan, kolom perairan atau dihanyutkan di dasar perairan. Alat tangkap gillnet di PPI Karangsong berbahan polyamide monofilament berwarna putih transparan, bagian umum dari gillnet millenium yaitu pelampung, badan jaring dan pemberat. Rahmdan (2008) menyebutkan badan jaring merupakan bagian yang berfungsi untuk menghadang ikan ikan secara vertikal. 2) Kapal Kapal yang digunakan oleh nelayan Karangsong untuk melakukan operasi penangkapan ikan terdiri dari perahu motor tempel yang berukuran 5 GT, kapal motor dengan ukuran 15 GT, dan kapal motor 30 GT. Ukuran kapal 30 GT biasanya melakukan penangkapan ikan di perairan Kalimantan, Laut Natuna, perairan Sumatera dan perairan sekitar Laut Jawa. Alat bantu yang digunakan pada kapal gillnet yaitu gardan yang berfungsi proses penarikan jaring. Kapal yang digunakan untuk menangkap ikan tenggiri yaitu kapal-kapal besar yang berukuran sekitar 29 GT hal ini karena daerah operasi penangkapan ikan tenggiri yang cukup jauh dan memerlukan waktu melaut yang cukup lama. 3) Nelayan Nelayan di PPI Karangsong terdiri dari nelayan pemilik dan nelayan buruh. Nelayan pemilik dikenal dengan istilah rumah tangga perikanan (RTP), sedangkan untuk nelayan buruh dikenal dengan istilah rumah tangga buruh perikanan (RTBP). Nelayan pemilik (juragan atau RTP) yaitu nelayan yang memiliki armada penangkapan dan membiayai seluruh kebutuhan melaut dan perbaikan kapal, sedangkan nelayan buruh (RTBP) yaitu nelayan yang berhubungan langsung dengan operasi penangkapan ikan. Selain itu ada juga nelayan sambilan yang didominasi ibu-ibu nelayan yang membantu pembongkaran ikan yang bertugas untuk menyortir ikan berdasarkan jenis, mutu dan ukurannya di pelabuhan atau di tempat pendaratan ikan.