Jurnal Magister Akuntansi ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 10 Pages pp

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperhatikan asas keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah menyebar ke seluruh pelosok negeri dan telah merambah

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. arah dan tujuan yang jelas. Hak dan wewenang yang diberikan kepada daerah,

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

Jurnal Magister Akuntansi ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 13 Pages pp

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aksesibilitas laporan keuangan SKPD, transparansi dan akuntabilitas pengelolaan

BAB 1 PENDAHULUAN. menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di pusat

Jurnal Magister Akuntansi ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 10 Pages pp

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

Pengaruh Pemahaman Akuntansi dan Pengalaman Kerja Aparatur Terhadap Penyusunan Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintah Kota Banda Aceh

BAB II DASAR TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. theory yaitu stewardship theory (Donaldson dan Davis, 1991), yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Ditetapkannya Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

PENGARUH PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAN AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN TERHADAP AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Irma Novalia B

BAB I PENDAHULUAN. laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance). Untuk mewujudkan tata. kelola tersebut perlunya sistem pengelolaan keuangan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. reformasi dapat dinilai kurang pesat, pada saat itu yang lebih mendapat perhatian

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsinya yang didasarkan pada perencanaan strategis yang telah ditetapkan.

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Akuntanbilitas publik merupakan kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah daerah diberi kewenangan untuk penyelenggaraan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi merupakan suatu aktivitas yang memiliki tujuan (purposive

Oleh : Hafzan Fikrian Pembimbing : Amir Hasan dan Al Azhar A.

Jurnal Akuntansi Bisnis dan Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. daerah dan penyelenggaraan operasional pemerintahan. Bentuk laporan

Jurnal Magister Akuntansi ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 10 Pages pp. 1-10

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance government). Good governance. yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien.

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban, serta pengawasan yang benar-benar dapat dilaporkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik,

BAB I PENDAHULUAN. terhadap praktik akuntansi yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. telah mendorong pemerintah untuk menerapkan akuntabilitas publik.

ABSTRAK. Kata kunci: good governance, pengelolaan keuangan, sistem pengendalian intern pemerintah, kinerja pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah atau disingkat menjadi SPIP

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya pelaksanaan otonomi daerah menuntut pemerintah harus memberikan

BAB I INTRODUKSI. Bab ini akan menguraikan terlebih dulu tentang latar belakang topik

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. penyedian barang kebutuhan publik (Mardiasmo, 2009). kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut.

Oleh : Dewi SPA 1 dan Fadjar Harimurti 2 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini memuat tentang latar belakang masalah penelitian, rumusan

PENGARUH AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Sensus pada Dinas Daerah Kota Tasikmalaya)

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Selama ini pemerintahan di Indonesia menjadi pusat perhatian bagi

BAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Undang-Undang no 22 tahun 1999 dan Undang-Undang no 25

PENGARUH PEMBINAAN SPIP, PENGAWASAN EKSTERNAL, DAN KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP MATURITAS SPIP SKRIPSI. Disusun Sebagai Salah Satu Syarat

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. yang dapat dijadikan milik Negara (UU no 17 pasal1 ayat1). Undang undang

Jurnal Magister Akuntansi ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 7 Pages pp

Jurnal Megister Akuntansi ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 7 Pages pp

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Reformasi keuangan pemerintah yang dilaksanakan pada awal

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dan hak publik. Mardiasmo, (2002).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam rangka mendukung terwujudnya tata kelola yang baik

BAB I PENDAHULUAN. mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini. Pola-pola lama

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia namun juga di negara-negara lain (Indra Bastian, 2010:5).

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut seiring dengan fenomena yang terjadi dalam perkembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERDAHULU. Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi. Tujuan dari penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. berlebih sehingga untuk mengembangkan dan merencanankan daerah yang

Oleh: Nurlaili Pembimbing : Nur Azlina dan H. Mudrika Alamsyah Hasan ABSTRACT

PENGARUH PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN TERHADAP KUALITAS INFORMASI KEUANGAN SKPD DI KOTA BANDA ACEH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyatakan bahwa Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Akuntabilitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 pasal 32 ayat 1 dan 2 tentang keuangan

BAB I PENDAHULUAN. ini menimbulkan peningkatan tanggung jawab penyelenggara pemerintah di

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAERAH PADA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI ACEH TAHUN

ANALISIS HASIL AUDIT LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN/LEMBAGA

BAB I PENDAHULUAN. atau memproduksi barang-barang publik. Organisasi sektor publik di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. besarnya penyerahan wewenang dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, dimana

BAB I PENDAHULUAN. yang dijalankan untuk dewan komisaris, manajemen, dan personel lain dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembagalembaga

BAB I PENDAHULUAN. komitmen Pemerintah Pusat dalam perbaikan pelaksanaan transparansi dan

BAB I PENDAHULUAN. Good governace merupakan function of governing, salah satunya

Jurnal Magister Akuntansi ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 11 Pages pp

BAB I PENDAHULUAN. Era reformasi dan pelaksanaan otonomi daerah yang lebih luas, mengakibatkan semakin kuatnya tuntutan masyarakat terhadap

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. melalui Otonomi Daerah. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.22 tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Perubahan pada sistem pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi

Jurnal Magister Akuntansi ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 7 Pages pp

LAPORAN PENELITIAN INDIVIDU

AUDIT REPORT LAG PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA SKRIPSI. Disusun Sebagai Salah Satu Syarat

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya konkrit yang dilakukan pemerintah sebagai wujud dari

BAB.I PENDAHULUAN. Perkembangan sektor publik di Indonesia dewasa ini ditandai dengan menguatnya

BAB I PENDAHULUAN. mencatat desentralisasi di Indonesia mengalami pasang naik dan surut seiring

BAB I PENDAHULUAN. informasi dalam rangka pemenuhan hak-hak publik, yaitu hak untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintah daerah sepenuhnya dilaksanakan oleh daerah. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sejak adanya amandemen terhadap Undang-Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah No.105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA. Menurut Goldberg (1965) dikutip oleh Wise (2010) teori kepemimpinan

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan reformasi di segala bidang yang didukung oleh sebagian

SKRIPSI OLEH OFALYN OCTARYA SITEPU

BAB 1 PENDAHULUAN. hal pengelolaan keuangan dan aset daerah. Berdasarkan Permendagri No. 21 Tahun

GAMBARAN UMUM TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN. kewenangan lebih luas kepada pemerintah daerah. dana, menentukan arah, tujuan dan target penggunaan anggaran.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan tuntutan masyarakat terhadap terselenggaranya

Christy Natalia Lewier, Ch. Heni Kurniawan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan negara. Hal ini diindikasikan dengan telah diterbitkannya Undangundang

Transkripsi:

ISSN 2302-0164 10 Pages pp. 76-84 PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN, SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DAN AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN TERHADAP AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH KOTA BANDA ACEH 1) Muhammad Ichlas, 2) Dr. Hasan Basri. M.Com, Ak, 3) Dr. Muhammad Arfan. SE, M.Si, Ak, CA 1) Magister Akuntansi Pascasarjana Universyitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Staff Pengajar Magister Akuntansi Pascasarjana Universyitas Syiah Kuala Banda Aceh Abstract: This study aims to; (1) examine the effect of the implementation of the Government Accounting Standards, Government Internal Control System, and the accessibility of the financial statements together towards financial accountability Government of Banda Aceh. (2) examine the implementation of Governmental Accounting Standards for financial accountability of the Government of Banda Aceh. (3) examine the application of the Internal Control System of financial accountability of the government to the Government of Banda Aceh. (4) examine the accessibility of the financial statements for the financial accountability of the Government of Banda Aceh. The object of this research is all the institutions / agencies in the Government of Banda Aceh. Source of data used in this study include primary data and secondary data. While research data collection techniques done with documentation techniques. The analytical method used is Multiple Linear Regression Analysis. The results showed that; (1) the application of the Government Accounting Standards, Internal Control System of the Government, and financial accessibility jointly influence the financial accountability of the Government of Banda Aceh. (2) the implementation of Governmental Accounting Standards influence the financial accountability of the Government of Banda Aceh. (3) the application of the Internal Control System Government influence on the Government's financial accountability of Banda Aceh. (4) accessibility of financial statements affect the financial accountability of the Government of Banda Aceh. Keyword: Government Accounting Standards, Government Internal Control System, Accessibility of Financial Statements, Financial Accountability Government. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk; (1) menguji pengaruh penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, dan aksesibilitas laporan keuangan secara bersama-sama terhadap akuntabilitas keuangan Pemerintah Kota Banda Aceh. (2) menguji penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan terhadap akuntabilitas keuangan Pemerintah Kota Banda Aceh. (3) menguji penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah terhadap akuntabilitas keuangan Pemerintah Kota Banda Aceh. (4) menguji aksesibilitas laporan keuangan terhadap akuntabilitas keuangan Pemerintah Kota Banda Aceh. Objek penelitian ini adalah seluruh instansi/lembaga di lingkungan Pemerintah Kota Banda Aceh. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Sedangkan teknik pengumpulan data penelitian dilakukan dengan teknik dokumentasi. Metode analisis yang digunakan yaitu Analisis Regresi Linear Berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, dan aksesibilitas keuangan secara bersama-sama berpengaruh terhadap akuntabilitas keuangan Pemerintah Kota Banda Aceh. (2) penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan berpengaruh terhadap akuntabilitas keuangan Pemerintah Kota Banda Aceh. (3) penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah berpengaruh terhadap akuntabilitas keuangan Pemerintah Kota Banda Aceh. (4) Aksesibilitas laporan keuangan berpengaruh terhadap akuntabilitas keuangan Pemerintah Kota Banda Aceh. Kata kunci: Standar Akuntansi Pemerintahan, Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Aksesibilitas Laporan Keuangan, Akuntabilitas Keuangan Pemerintah. Volume 3, No. 4, November 2014-76

PENDAHULUAN Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2001 Tentang Otonomi Khusus menetapkan pemberian dana otonomi khusus bagi daerah hanya sampai 20 tahun (2008-2027). Namun tujuan utama dari otonomi daerah belum terpenuhi secara signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah. Hal tersebut ditandai dengan munculnya berbagai fenomena dalam perkembangan pemerintahan di Indonesia dengan menguatnya tuntutan akuntabilitas keuangan terhadap pemerintah. Oleh karena itu Pemerintah Daerah berkewajiban untuk memberikan informasi sebagai bentuk pemenuhan hak-hak publik. Berdasarkan hal tersebut, Pemerintah Indonesia merespon tuntutan akuntabilitas dengan ditetapkannya Undang Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Dengan payung hukum tersebut, mulai tahun 2005 pemerintah menyusun laporan keuangan sebagai bentuk akuntabilitas kepada rakyat terhadap pengelolaan keuangan negara khususnya atas hak dan kewajiban negara/daerah yang dapat dinilai dengan uang. Fenomena yang terjadi saat ini mengenai akuntabilitas keuangan yaitu temuan ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berdampak finansial yang mengakibatkan kerugian pada laporan keuangan pemerintah Kota Banda Aceh, potensi kerugian keuangan Negara yang terjadi di Aceh yang disebabkan oleh tindak korupsi, serta penyimpangan dana dan anggaran yang tidak dipertanggungjawabkan Pemko Banda Aceh. Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan sebelumnya, maka dapat dinilai bahwa Pemko Banda Aceh belum sepenuhnya menerapkan prinsip akuntabilitas keuangan. Untuk mengukur akuntabilitas keuangan suatu daerah dapat dilihat dari beberapa faktor, diantaranya penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, dan aksesibilitas laporan keuangan. Tujuan penelitian ini untuk menguji pengaruh penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, dan aksesibilitas laporan keuangan secara bersama-sama terhadap akuntabilitas keuangan Pemerintah Kota Banda Aceh. Menguji penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan terhadap akuntabilitas keuangan Pemerintah Kota Banda Aceh. Menguji penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah terhadap akuntabilitas keuangan Pemerintah Kota Banda Aceh. Menguji aksesibilitas laporan keuangan terhadap akuntabilitas keuangan Pemerintah Kota Banda Aceh. KAJIAN KEPUSTAKAAN Akuntabilitas Akuntabilitas bermakna pemberian informasi dan pengungkapan (disclosure) atas aktivitas dan kinerja finansial kepada pihak-pihak yang berkepentingan (Schiavo-Campo dan Tomasi, 1999). Selain itu, akuntabilitas juga bermakna sebagai bentuk kewajiban mempertanggung jawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan 77 - Volume 3, No. 4, November 2014

misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya, melalui suatu media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik (Stanbury, 2003:12). Mardiasmo (2004:26) mendefinisikan akuntabilitas sebagai kewajiban pihak pemegang amanah (agen) untuk memberikan pertanggungjawaban, dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya kepada pihak pemberi amanah (principal) yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut.. Akuntabilitas Keuangan Daerah Menurut LAN (2000:43) akuntabilitas keuangan daerah merupakan pertanggungjawaban mengenai integritas keuangan, pengungkapan dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Sasarannya adalah laporan keuangan yang mencakup penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran keuangan instansi pemerintah daerah. Berdasarkan penjelasan atas Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah bagian pertama (umum) menyebutkan dalam mewujudkan akuntabilitas dan transparansi dilingkungan pemerintah mengharuskan setiap pengelola keuangan Negara untuk menyampaikan laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan dengan cakupan yang lebih luas dan tepat waktu. Standar Akuntansi Pemerintahan Standar Akuntansi Pemerintahan yang selanjutnya disingkat SAP merupakan wujud pelaksanaan dari Undang-Undang nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara pasal 32 ayat (2) menyatakan SAP disusun oleh suatu komite standar yang independen dan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah setelah terlebih dahulu mendapat pertimbangan dari badan Pemeriksa Keuangan (BPK). SAP merupakan landasan hukum bagi aparatur Pemerintah Pusat maupun Daerah dalam mengelola penerimaan dan penggunaan dana secara transparan, efisien, dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga tujuan utnuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dapat tercapai. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Keuangan Negara tersebut, Pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. SAP tersebut menggunakan basis kas untuk pengakuan transaksi pendapatan, belanja dan pembiayaan, dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 Tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah telah mendefinisikan sistem pengendalian intern selanjutnya disingkat SPI sebagai: Proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan Volume 3, No. 4, November 2014-78

terhadap peraturan perundang-undangan. Lebih lanjut yang dimaksud dengan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang selanjutnya disingkat SPIP adalah SPI yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Penyelenggaraan SPIP bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan organisasi. Aksesibilitas Laporan Keuangan Pengertian aksesibilitas dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah hal yang dapat dijadikan akses atau hal dapat dikaitkan. Pentingnya penerapan akuntansi keuangan yang baik dan mudahnya masyarakat mendapatkan informasi tersebut sangat menentukan tingkat transparansi dan akuntabilitas keuangan daerah. Aksesibilitas merupakan keadaan atau ketersediaan hubungan dari suatu tempat ke tempat lainnya atau kemudahan seseorang atau kendaraan untuk bergerak dari suatu tempat ke tempat lain dengan aman, nyaman, serta kecepatan yang wajar (Rohman, 2009) Aksesibilitas keuangan merupakan kemudahan bagi seseorang untuk memperoleh informasi mengenai laporan keuangan (Mulyana, 2006). Laporan keuangan harus dapat dimengerti dan tersedia bagi mereka yang tertarik dan mau berusaha untuk memahaminya (Henly et al, 1992). Laporan keuangan pemerintah merupakan hak publik yang harus diberikan oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah. Hak publik atas informasi keuangan muncul sebagai konsekuensi konsep pertanggungjawaban publik (Mardiasmo, 2006). METODE PENELITIAN Penelitian ini mempunyai tujuan studi untuk mengetahui sifat dan hubungan antara variabel dalam suatu pengujian hipotesa, yaitu untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Unit analisis penelitian ini adalah Pejabat Penatausahaan Keuangan Daerah (PPKD) pada seluruh instansi/lembaga di lingkungan Pemerintah Kota Banda Aceh. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh institusi/lembaga yang meliputi kantor, dinas dan badan pada Pemerintah Kota Banda Aceh. Sumber data penelitian diperoleh dari data primer dan data sekunder. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi. Operasionalisasi Variabel Akuntabilitas Keuangan Daerah (X 1) Menurut LAN (2000:43), akuntabilitas keuangan daerah merupakan pertanggungjawaban mengenai integritas keuangan, pengungkapan dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Indikator akuntabilitas keuangan berdasarkan Shende dan Bennet (2004) dalam Mulyana (2006) adalah anggaran pemerintah daerah, data yang secara periodik dipublikasikan, laporan tahunan dan hasil investigasi, serta laporan umum lainnya yang disiapkan oleh agent yang independen. Standar Akuntansi Pemerintahan (X 2) Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 pada BAB I Ketentuan Umum, yang dimaksud 79 - Volume 3, No. 4, November 2014

SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Indikator SAP berdasarkan PP Nomor 71 tahun 2010 yaitu kerangka konseptual, komponen dan unsur laporan keuangan, pemahaman terhadap pengakuan unsur-unsur dalam laporan keuangan, dan pengukuran unsur laporan keuangan. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (X 3) Berdasarkan PP Nomor 60 Tahun 2008, Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) yaitu suatu sistem yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Indikator SPIP berdasarkan PP Nomor 60 Tahun 2008 yaitu lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantauan. Aksesibilitas Laporan Keuangan (X 4) Menurut Mulyana (2006) aksesibilitas keuangan merupakan kemudahan bagi seseorang untuk memperoleh informasi mengenai laporan keuangan. Indikator aksesibilitas berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 yaitu keterbukaan, kemudahan, aksesibilitas. Metode Analisis Untuk menganalisis data digunakan metode kuantitatif. Pada metode kuantitatif, semua data yang terkumpul dianalisis secara kualitatif berdasarkan pendapat para ahli sebagai landasan teori. Kuesioner yang telah diisi oleh responden dikuantitatifkan terlebih dahulu sehingga menghasilkan keluaran-keluaran berupa angka yang selanjutnya dianalisis melalui program SPSS (Statistical Package for Social Science). Untuk menganalisis data dilakukan pengujian data dan pengujian hipotesis. Setelah kuesioner terkumpul untuk melakukan analisis data perlu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Berdasarkan output komputer setelah dilakukan pengujian validitas seluruh pernyataan yang diajukan pada kuisioner telah valid (27 item pernyataan) dan memenuhi persyaratan untuk melakukan pengujian selanjutnya, dimana nilai koefisien korelasinya sudah lebih dari 0.388 (nilai kritis korelasi r product-moment untuk n = 27). Selanjutnya berdasarkan hasil pengujian reliabilitas terhadap variabel dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pengukuran keandalan untuk masing-masing variabel bebas dan variabel terikat memenuhi persyaratan α > 0.50. HASIL PENELITIAN Unit Analisis dan Lokasi Penelitian Unit analisis penelitian ini adalah seluruh instansi/lembaga di lingkungan Pemerintah Kota Banda Aceh. Responden penelitian yaitu Pejabat Penatausahaan Keuangan Daerah (PPKD). Jumlah responden dalam menjawab kuesioner penelitian ini sebanyak 26 responden, dan yang kembali juga 26 kuesioner. Artinya kuesioner dari responden penelitian kembali Volume 3, No. 4, November 2014-78

100%. Lokasi penelitian dilakukan pada lingkungan Pemerintah Kota Banda Aceh. Hasil Pengujian Hipotesis Melalui hasil program SPSS maka diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Y = 0,171 + 0,105 X1 + 0,480 X2 + 0,405 X3 + e Dimana nilai koefisien regresi (β) masingmasing variabel adalah, 0,105 untuk variabel Standar Akuntansi Pemerintahan (β 1), 0,480 untuk variabel Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (β 2) dan 0,405 untuk variabel aksesibilitas laporan keuangan (β 3). Nilai Koefisien Determinasi (R 2 ) sebesar 0,566. Hasil pengujian bersama dari regresi linear berganda menunjukkan nilai koefisien regresi (β) masing-masing variabel adalah, 0,105 untuk variabel Standar Akuntansi Pemerintahan (β1), 0,480 untuk variabel Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (β2), dan 0,405 untuk variabel aksesibilitas laporan keuangan (β3). Penentuan hipotesis menyebutkan jika paling sedikit ada satu βi 0 (i=1,2,3) : Ha diterima, artinya Standar Akuntansi Pemerintahan, Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, dan aksesibilitas laporan keuangan secara bersamasama berpengaruh terhadap akuntabilitas keuangan. Hasil pengujian terpisah regresi linear berganda menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi β1 = 0,105, β2 = 0,480, dan β3 = 0,405. Penentuan hipotesis menyebutkan jika βi (i=1,2,3) 0 : Ha2, Ha3, Ha4 diterima. Artinya penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, dan aksesibilitas keuangan secara parsial berpengaruh terhadap akuntabilitas keuangan. Pembahasan Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, dan Aksesibilitas Keuangan terhadap Akuntabilitas Keuangan Pemerintah Kota Banda Aceh Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, dan aksesibilitas keuangan secara bersama-sama terhadap akuntabilitas keuangan. Pengaruh tersebut juga dapat dilihat dari nilai Koefisien Determinasi (R 2 ) sebesar 0,566. Nilai tersebut bermakna bahwa akuntabilitas keuangan dipengaruhi oleh Standar Akuntansi Pemerintahan, Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, dan aksesibilitas laporan keuangan sebesar 56,6%, sedangkan sebesar 43,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan terhadap Akuntabilitas Keuangan Pemerintah Kota Banda Aceh Penerapan SAP mewajibkan setiap entitas pelaporan, yang dalam hal ini termasuk Pemerintah Kota Banda Aceh untuk melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan 79 - Volume 3, No. 4, November 2014

kegiatan secara sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan akuntabilitas, manajemen, transparansi, keseimbangan antara generasi dan evaluasi kinerja. Melalui penerapan SAP akan dapat disusun laporan keuangan yang useful. Kegunaan laporan keuangan ditentukan oleh isi informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut. Agar laporan keuangan berisi informasi yang bermakna maka laporan keuangan harus disusun berpedoman pada SAP (Adhi dan Suhardjo, 2013). Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintah terhadap Akuntabilitas Keuangan Pemerintah Kota Banda Aceh Penerapan SPIP di lingkungan Pemerintah Kota Banda Aceh telah dijalankan sesuai dengan PP No. 60 Tahun 2008. Berdasarkan PP tersebut, terdapat 5 komponen utama yang terkait dengan SPIP, yaitu lingkungan pengendalian; penilaian risiko; kegiatan pengendalian; informasi dan komunikasi; dan pemantauan pengendalian intern. Pada dasarnya, usaha untuk meningkatkan dan membangun sistem pengendalian intern, merupakan salah satu upaya dalam mencegah terjadinya kecurangan atau korupsi. Oleh karena itu, UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara dalam Pasal 58, dengan sangat tepat mengamanatkan kepada Presiden RI selaku Kepala Pemerintahan, agar mengatur dan menyelenggarakan sistem pengendalian intern di lingkungan pemerintahan secara menyeluruh, untuk meningkatkan kinerja, transparansi, dan akuntabilitas. Pengaruh Aksesibilitas Laporan Keuangan terhadap Akuntabilitas Keuangan Pemerintah Kota Banda Aceh Akuntabilitas yang efektif tergantung kepada akses publik terhadap laporan pertanggungjawaban maupun laporan temuan yang dapat dibaca dan dipahami. Dalam demokrasi yang terbuka, akses ini diberikan oleh media seperti surat kabar, majalah, radio, stasiun televisi, website (internet), dan forum yang memberikan perhatian langsung atau peranan yang mendorong akuntabilitas pemerintah terhadap masyarakat (Shende dan Bennet dalam Mulyana, 2006). Di Pemerintah Kota Banda Aceh, aksesibilitas informasi telah dilakukan dengan baik. Salah satu bukti Pemko ikut menerapkan prinsip akuntabilitas publik dengan adanya website Pemko Banda Aceh yaitu www.bandaacehkota.go.id. Pada website tersebut publik dapat mengakses banyak informasi seperti profil kepemrintahan dan organisasi, pendidikan dan pariwisata, layanan ekonomi dan kesehatan, laporan keuangan daerah, serta qanun. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan yang dapat diambil setelah dilakukan pengujian dan analisis data dalam penelitian ini adalah, Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Sistem Pengendalian Volume 3, No. 4, November 2014-78

Intern Pemerintah, dan aksesibilitas keuangan secara bersama-sama berpengaruh terhadap akuntabilitas keuangan Pemerintah Kota Banda Aceh. Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan berpengaruh terhadap akuntabilitas keuangan Pemerintah Kota Banda Aceh. Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah berpengaruh terhadap akuntabilitas keuangan Pemerintah Kota Banda Aceh. Aksesibilitas laporan keuangan berpengaruh terhadap akuntabilitas keuangan Pemerintah Kota Banda Aceh. Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini dapat disimpulkan dalam beberapa hal. Pertama, berdasarkan saran praktis (operasional), bagi Pemerintah Kota Banda Aceh disarankan agar menyajikan dengan lengkap laporan keuangan daerah yang sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Kota Banda Aceh juga sebaiknya melakukan pengkajian ulang mengenai Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Dalam hal aksesibilitas laporan keuangan, Pemerintah Kota Banda Aceh diharapkan untuk lebih mempertanggung jawabkan penyampaian laporan keuangan pemerintah daerah sebagai informasi penting yang berhak diperoleh publik. Bagi SKPD terkait, diharapkan untuk terus menerapkan prinsip akuntabilitas publik dalam pengelolaan keuangan maupun informasi kinerja SKPD lainnya. Kepada perangkat daerah lainnya, disarankan untuk melengkapi regulasi yang berkaitan dengan transparansi dan akuntabilitas publik. Kedua, saran akademis 79 - Volume 3, No. 4, November 2014 (teoretis), bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menambahkan variabel lain yang diduga memiliki pengaruh terhadap akuntabilitas keuangan, seperti penyajian laporan keuangan daerah, kualitas aparatur pemerintah daerah, maupun kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Penambahan objek penelitian juga dirasa perlu, tidak hanya dari satu wilayah SKPD saja, namun lebih luas baik jenis SKPDnya maupun wilayahnya sehingga jumlah responden penelitian dapat lebih banyak dan dapat dibandingkan antar daerah. Disarankan juga untuk mempertimbangkan metode dalam pengambilan data, yaitu tidak hanya dengan menggunakan kuesioner akan tetapi juga menggunakan metode wawancara sehingga data yang diperoleh bisa lebih akurat. DAFTAR KEPUSTAKAAN Adhi, Daniel Kartika danyohanes Suhardjo. 2013. Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan dan Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Jurnal STIE Semarang. Vol 5. No 3:93-111. Committee of Sponsoring of the Treadway Commission (COSO). 1992. Internal Control Integrated Framework. New York: AIGPA s Publications Division. Henley, D. A, Likierman. J. Perrin, M. Svans, I. Lapsley, & J. Whiteoak. 1992. Public Sector Accounting and Financial Control Fourth Edition. London: Chapman & Hall. LAN, BPKP. 2000. Pengukuran kinerja instansi pemerintah, Modul Sosialisasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (AKIP). Jakarta: Lembaga Administrasi Negara. Mardiasmo. 2006. Pewujudan Transparansi dan Akuntabilitas Publik Melalui Akuntansi Sektor Publik: Suatu Sarana Good Governance. Jurnal Akuntansi Pemerintahan. Vol. 2, No. 1: 1 17. Mulyana, Budi. 2006. Pengaruh Penyajian Neraca Daerah dan Aksesibilitas Laporan Keuangan terhadap Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah. Jurnal Akuntansi Pemerintahan Vol. 2 No. 1:1-13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan --------. 2011. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan --------. 2008. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah. Artikel Online. Diakses pada tanggal 25 Agustus 2014 melalui ejournal.unp.ac.id. Schiavo-Campo, S., dan D. Tomasi. 1999. Managing Government Expenditure. Asia Development Bank. Manila. Steccolini, Ileana. 2002. Local Government Annual Report: an Accountability Medium. EIASM Conference on Accounting and Auditing in Public Sector Reforms, Dublin. Stanbury, W.T. 2003. Accountability to Citizens in the Westminster Model of Government: More Myth Than Reality. Canada Fraser Institute Digital Publications. Shende, Suresh dan Tony Bennett. 2004. Concept Paper 2: Transparancy and Accountability in Public Financial Administration. UN DESA. http://www.unpan.org. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. --------. 2006. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah --------. 2006. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Rohman, Abdul. 2009. Pengaruh Implementasi Sistem Akuntansi, Pengelolaan Keuangan Daerah terhadap Fungsi Pengawasan dan Kinerja Pemerintah Daerah. Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol. 9, No. 1:21-32. Sande, Peggy. 2013. Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan dan Aksesibilitas Laporan Keuangan terhadap Volume 3, No. 4, November 2014-78