PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015 TANGGAL 1 DESEMBER 2015 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera untuk kita semua. Hadirin yang saya hormati, Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-nya, sehingga sampai hari ini kita masih diberi kesempatan dapat hadir dalam rangka Memperingati Hari Aids Sedunia tahun 2015. 1
Setiap tanggal 1 Desember kita peringati Hari AIDS Sedunia (HAS), yang juga diperingati oleh seluruh negara di dunia. Peringatan HAS ini bertujuan untuk selalu mengingatkan kita semua, bahwa epidemi HIV masih membayangi langkah kita dalam membangun generasi. Epidemi HIV mengundang setiap individu untuk waspada dan menghindari berbagai perilaku yang beresiko menularkan. serta mengundang setiap lembaga/institusi/dunia usaha untuk saling bergandeng tangan secara terstruktur melakukan berbagai program penanggulangan AIDS. Saudara - saudara Yang saya hormati, HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah suatu virus yang menyerang kekebalan tubuh manusia sehingga melemahkan pertahanan tubuh terhadap serangan berbagai macam penyakit. Ketika di dalam tubuh Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) telah terd apat berbagai macam penyakit, maka ODHA tersebut masuk dalam kondisi AIDS (Acquired Immune Defisiency 2
Syndroms). Kondisi tubuh yang mengidap berbagai macam penyakit ini tentunya akan berdampak menurunkan kebugaran dan produktifitas kerja ODHA. Media hidup HIV dalam tubuh manusia hanya berada pada darah, cairan sperma, cairan vagina dan Air Susu Ibu (ASI), sehingga cara penularannya pun melalui berbagai perilaku yang memindahkan keempat cairan tersebut dari tubuh pengidap HIV kepada individu baru. Perilaku yang dapat menularkan HIV diantaranya penggunaan alat suntik tidak steril/secara bergantian (sering terjadi pada pengguna narkoba suntik), hubungan seksual serta proses kelahiran dan menyusui bayi pada ibu yang positif HIV. Dari berbagai perilaku beresiko penularan tersebut kita bisa mengetahui siapa saja yang memiliki kerawanan tinggi tertular HIV, namun pada prinsipnya kita semua memiliki resiko tertular HIV terutama para dokter, bidan atau petugas medis lainnya yang melayani banyak orang tanpa tahu status kesehatannya. 3
Pada umumnya infeksi HIV terbagi dalam beberapa tingkatan /stadium, pada 0 6 bulan awal infeksi keberadaan virus tidak terdeteksi namun sudah mampu berkembang biak dan menularkan, pada kisaran sampai dengan 5 10 tahun berada pada fase HIV tanpa gejala sehingga tidak merasa kalo dalam tubuh sudah terdapat virus yang berakibat sering mengalami gangguan kesehatan serta berikutnya adalah fase AIDS yaitu kondisi ketika virus yang sudah sangat banyak didalam tubuh menurunkan kemampuan melawan penyakit sehingga banyak penyakit yang diidap dan memunculkan gejala fisik. Dalam interaksi sehari hari kita tidak dapat mengetahui secara pasti siapa saja yang terinfeksi HIV dan kita tidak tahu secara pasti apakah kita telah terinfeksi, kecuali setelah melakukan test HIV. Test HIV dianjurkan kepada seluruh masyarakat sebagai upaya antisipasi, terutama kepada individu yang sadar dalam kurun waktu 5 10 tahun sebelumnya pernah melakukan satu perilaku beresiko. Tujuan test HIV adalah untuk 4
mengetahui lebih dini tentang status kita agar dapat dilakukan langkah pengobatan yang diperlukan, agar tidak terlambat penanganan sehingga tidak semakinparah penderitaan. Pemberian obat pada ODHA bersifat menekan perkembangan virus sehingga meningkatkan kekebalan tubuh serta mengendalikan penyakit ikutan yang menyertai. Test HIV bersifat sangat personal dan tertutup menjadi faktor resiko dan hasil test pasien sangat dirahasiakan, hanya petugas kesehatan khusus yang mengetahui status tersebut. Meskipun kerahasiaan sangat dijaga namun seyogyanya keterbukaan status seorang ODHA tetap harus disampaikan kepada pasangan, kepada keluarga dan kepada institusi medis terdekat agar mendapatkan pendampingan. Saudara-saudara yang berbahagia, Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan, Kasus HIV dan AIDS di Kabupaten Semarang sampai dengan bulan Juni 2015 secara kumulatif mencapai jumlah 419 5
orang, dengan faktor penularan HIV masih didominasi oleh perilaku seksual (96%). Sejumlah 25% ODHA berasal dari lingkungan rawan prostitusi sedangkan 75% berasal dari lingkungan masyarakat umum di seluruh wilayah kecamatan. Pada besaran kasus tersebut sebagaian besar masih ditemukan dari kelompok warga berjenis kelamin perempuan (51%) dikarenakan partisipasi kelompok laki laki dalam pemeriksaan status HIV masih kurang. 98% temuan kasus tertular dari hubungan seksual, 90% berada pada usia produktif (18 55 tahun) dan tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Semarang. Untuk kita ketahui bersama, bahwa kasus HIV tidak hanya ditemukan pada kelompok kelompok yang kita anggap penyandang penyakit masyarakat, tapi sudah tersebar pada berbagai kelompok normal lain, bahkan pemuka masyarakat dan pegawai pemerintah. Perlu kita perhatikan kembali bahwa 75% dari keseluruhan kasus justru berada pada kelompok masyarakat umum sehingga memerlukan berbagai 6
strategi pendekatan yang harus lebih seksama dan melibatkan berbagai pihak yang ada di masyarakat. Kasus HIV disetiap daerah selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal tersebut karena besaran kasus HIV layaknya gunung es, dimana kasus yang terungkap baru menunjukkan sebagian dari kenyataan besaran kasus yang juga masih tersembunyi. Sebagai ilustrasi bahwa ketika 1 kasus baru HIV ditemukan pada pelaku seks bebas tentunya perlu dilacak juga berapa orang yang telah berhubungan seks dengan orang tersebut, hal ini menunjukkan bahwa dibalik 1 kasus baru yang ditemukan dimungkinkan tersembunyi banyak orang yang belum diketahui. Saudara - saudara yang saya hormati, Pada kesempatan ini perlu saya tekankan bahwa upaya penanggulangan AIDS perlu dilaksanakan secara bersungguh sungguh dan bersama sama oleh seluruh komponen masyarakat baik institusi 7
pemerintahan, perusahaan, organisasi masyarakat, kelompok pemuda dan seluruh kelompok masyarakat lainnya. Upaya penanggulangan AIDS tersebut disetiap daerah dilaksanakan di bawah koordinasi Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) yang diketuai langsung oleh Kepala Daerah masing masing. Di Kabupaten Semarang, pada setiap kecamatan dan desa / kelurahan dibentuk Masyarakat Peduli AIDS (MPA) yang langsung diketuai oleh Camat dan Kepala Desa/Lurah. MPA berperan sebagai koordinator penanggulangan AIDS di tingkat kecamatan dan desa/kelurahan. Di bawah koordinasi KPA dan MPA diharapkan penanggulangan AIDS lebih terarah dan mampu menekan laju pertumbuhan kasus baru HIV. Dalam upaya penanggulangan AIDS dilaksanakan berbagai kegiatan pencegahan (sosialisasi masyarakat dan pembinaan kelompok potensi penularan HIV), penanganan (pemeriksaan HIV dan penanganan medis ODHA) dan mitigasi (penyediaan lingkungan kondusif tempat hidup ODHA 8
serta pemberdayaan sosial dan ekonomi). Dengan demikian sangat diharapkan perusahaan banyak terlibat dalam setiap lini upaya penanggulangan HIV AIDS baik di tingkat kabupaten maupun di tingkat kecamatan. Saudara saudara yang berbahagia, Sebagai akhir dari amanat ini saya mengajak setiap pihak untuk mengedepankan upaya pencegahan HIV, karena mencegah tentunya lebih baik dari pada mengobati. Penularan HIV dapat dicegah melalui puasa berhubungan seks bagi yang belum memiliki pasangan sah secara agama, bersikap saling setia pada satu pasangan saja / jauhi hubungan seks dengan banyak partner, jauhi narkoba jenis apapun terutama suntik dan selalu tingkatkan pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi, HIV dan pengetahuan lain yang terkait. 9
Demikian yang dapat saya sampaikan dan untuk menjadi perhatian kita semua, guna mengendalikan dan menghentikan laju kasus baru HIV khususnya di Kabupaten Semarang. Wassalamu alaikum Wr. Wb. Pj. BUPATI SEMARANG Ir. Sujarwanto Dwiatmoko, M.Si 10
11