BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi sejak tahun 1997 telah menyebabkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan deposito) dan menyalurkannya dalam bentuk kredit oleh bank-bank

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ekonomi. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. Untuk Menyusun Skripsi S-1 Jurusan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan kredit perbankan sebelum krisis ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan syariah merupakan institusi yang memberikan pelayanan jasa

BAB 5 PENUTUP. normal. Berdasarkan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas,

BAB I PENDAHULUAN. kunci untuk memelihara stabilitas industri perbankan. Perkembangan industri

Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi

BAB IX ANALISIS KEBERHASILAN BANK. Alat likuid: uang kas di bank dan rekening giro yang disimpan di Bank Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggraini Pudji Lestari (2010) dengan topik Pengaruh rasio Likuiditas, Kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. peranan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat disertai dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. pada akhirnya akan dapat mendorong efektivitas kebijakan moneter. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lain dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi, politik dan krisis multi dimensi yang berkepanjangan. Krisis

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE

sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit)

I. PENDAHULUAN. Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

BAB I PENDAHULUAN. Berkembanya perbankan Indonesia dapat dilihat dari jumlah bank yang

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya sektor usaha. Perbankan sebagai lembaga perantara (intermediate)

BAB I PENDAHULUAN. dibagi dua yaitu lembaga keuangan bank dan Lembaga Keuangan Bukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

KATA PENGANTAR. Jakarta, Agustus 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini, penelitian terdahulu yang menjadi rujukan penulis yaitu penelitian

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan bank dalam sebuah negara akan memberikan dukungan. ekonomi dan hingga kondisi perbankan pada saat sekarang ini..

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia ekonomi di Indonesia semakin meningkat. Hal ini tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, laporan laba rugi untuk menilai perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. lepas dari peran Bank sebagai lembaga keuangan. Menurut Susilo (2000:6) secara

BAB I PENDAHULUAN. perkonomian. Dalam Pasal empat (4) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. kredit bermasalah yang terjadi dalam suatu bank. Semakin tinggi

ANALISIS KINERJA BANK

I. PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan terpenting dan sangat. bank bagi perkembangan dunia usaha juga dinilai cukup signifikan, dimana bank

BAB I PENDAHULUAN. pemilik modal (fund supplier) dengan pengguna dana (fund user). Bank dengan

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dimana kegiatannya hanya menghimpun dana atau kembali

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Terintegrasinya perekonomian global telah menyebabkan krisis di suatu

BAB I PENDAHULUAN. dari orang lain, maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar uang

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI :

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat. Secara umum, bank memiliki fungsi utama. lembaga intermediasi, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah

BAB I PENDAHULUAN. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan

BAB I PENDAHULUAN. yang besar terhadap perekonomian. Setiap bank memiliki cara untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keuangan perusahaan merupakan pilar yang sangat penting untuk kemajuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO,

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung hingga tahun 2004 yang dicerminkan oleh return on asset (ROA)

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas aset memburuk, tidak mampu menciptakan earning dan akhirnya modal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia memiliki peranan cukup penting. Hal ini dikarenakan sektor

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya pertumbuhan ekonomi suatu negara (Dietrich dkk, 2014). Dimana Bank

BAB I PENDAHULUAN. dana, disamping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya (Kasmir, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia perbankan saat ini banyak disorot oleh masyarakat banyak karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. modal yang menghasilkan laba tersebut. Sama seperti pernyataan Pandia. mengukur efektivitas perusahaan memperoleh laba.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Sebagai lembaga yang mengumpulkan dana dari

Sektor perbankan dapat dikatakan menjadi salah satu sektor paling. fleksibel dalam merespons kondisi perekonomian nasional dibanding sektorsektor

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dan buku serta tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal ini adalah sebagai media perantara keuangan atau financial

BAB I PENDAHULUAN. strategi dalam rangka mengefisienkan dana dari masyarakat seperti dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU No.10 tahun 1998 dikatakan bahwa bank adalah badan usaha. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pembiayaan perekonomian suatu Negara membutuhkan suatu institusi

DAFTAR ISTILAH. Aktiva produktif baik yang sudah maupun yang mengandung potensi tidak memberikan penghasilan atau menimbulkan kerugian

Akuntansi Modal Bank K E L O M P O K 4 : H A F I L I A P O N G G O H O N G S U S A N T I A S S A S A R W I N D A S A R I R I K I K U M A U N A N G

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

BAB I PENDAHULUAN telah menembus angka 6,6 % pada bulan November, dan diperkirakan akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering igunakan dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

DAFTAR ISI. I. DAFTAR ISI i. II. PENJELASAN ii. III. DAFTAR SINGKATAN iv. IV. DAFTAR ISTILAH v. V. DAFTAR RASIO vi. VI.

BAB I PENDAHULUAN. ukur kemajuan negara yang bersangkutan. Oleh karena itu bank dapat. berupa Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, maupun Badan

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan pembangunan ekonomi nasional. Bank berfungsi. menghimpun dana dari masyarakat (to receive deposit) dan kemudian

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB III METODOLOGI. perubahan rasio-rasio CAMEL yang bersifat kuantitatif. Secara singkat, rasio

BAB I PENDAHULUAN. mengikutsertakan peran dan partisipasi masyarakat secara keseluruhan yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Krisis ekonomi yang terjadi sejak tahun 1997 telah menyebabkan kesulitan diberbagai kegiatan. Salah satu kesulitan tersebut dirasakan oleh pihak perbankan. Banyak bank menderita kerugian besar sebagai akibat debitur tidak mampu menyelesaikan kewajiban membayar angsuran pokok dan bunga, sehingga menjadi kredit bermasalah bsgi bank. Kondisi ini menyebabkan sejumlah bank harus ditutup karena bank menghadapi masalah untuk menyelesaikan kewajibannya kepada pihak ketiga maupun memenuhi ketentuan dan peraturan yang ditetapkan Otoritas Moneter. Misalnya ketentuan CAR (Capital Adequacy Ratio), RR (Reserve Requirement), LDR (Loan to Deposit Ratio), NPL ( Non Performing Loan). Pada tahun 1997 jumlah bank yang beroperasi ada sebanyak 222 bank, selanjutnya pada tahun 2002 jumlah bank yang beroperasi menjadi sebanyak 145 bank. Penutupan ini didasarkan pada kinerja yang ditentukan oleh Otoritas Moneter. Penutupan bank ini merupakan pilihan sulit namun harus dilakukan pemerintah, karena permasalahan perbankan tidak akan selesai dengan rnenutup beberapa bank. Oleh karenanya untuk bank yang masih mempunyai prospek dilakukan langkah-langkah perbaikan agar mampu menjalankan fungsi intermediary. Langkah awal perbaikan ekonomi nasional dilakukan dengan menyelesaikan masalah yang dihadapi perbankan, karena dengan

bekerjanya perbankan sebagai lembaga intermediary, maka roda perekonomian nasional akan dapat didorong berjalan dengan baik. Menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap perbankan dilakukan dengan berbagai langkah baik oleh pemilik bank maupun oleh pernerintah. Tabel 1. Jumlah Bank Yang Beroperasi Di Indonesia., Jurnlah Kantor Bank Total Jumlah Bank 222 208 164 151 145 145 Jumiah Kantor Bank 6.308 6.254 5.807 5.379 5.520 5.674 Surnber : Bank Indonesia, Statisitik Ekonomi Keuangan Indonesia, Desember 2002 Langkah perbaikan yang dilakukan oleh pemilik bank adalah melakukan setoran tambahan atas modal dan penggantian manajemen kepada pihak yang profesional. Sementara Pemerintah sebagai regulator melakukan perbaikan dalam bidang peraturan guna mendukung terciptanya iklim perbankan yang sehat. Hampir semua perbankan mendapatkan tambahan dana dari pemilik sebagai akibat besarnya kerugian yang dihadapi perbankan pada masa krisis ekonomi. Tambahan setoran modal ini popular disebut sebagai dana rekapitalisasi. Untuk beberapa bank swasta yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan pemerintah telah diikutsertakan dalam

program rekapitalisasi pemerintah, sedangkan sebagian bank swasta direkapitalisasi oleh pemilik sendiri dengan menyetorkan dana kas. Langkah penyelamatan bank dengan melakukan setoran tambahan modal oleh pemilik maupun pemerintah menjadi pilihan yang lebih bijaksana meskipun harus mengeluarkan biaya yang besar. Pilihan ini masih lebih baik dibandingkan menutup semua bank yang tidak memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan pemerintah. Upaya perbaikan tidak dilakukan secara setengah-setengah, tetapi dilakukan secara menyeluruh. Secara internal, bank diarahkan untuk melakukan perbaikan berupa perbaikan kualitas aktiva produktif maupun peningkatan efisiensi melalui penyempurnaan teknologi sistem informasi dan pemberdayaan sumber daya manusia, perubahan struktur organisasi, sistem dan prosedur, manajemen risiko serta penerapan Good Corporate Governance. PT Bank Inter-Pacific (PT BIP) sebagai salah satu bank yang fokus kegiatannya berupa pembiayaan kepada debitur yang bergerak di bisnis korporasi juga mengalami kerugian. Suntikan dana dari para pemilik sangat diperlukan guna dapat mendukung kegiatan operasional bank, sebagai konsekuensi dari besarnya kerugian yang dialami oleh bank. Sebagai gambaran umum, bank mengalami kerugian yang cukup besar, yakni tahun 1998 sebesar Rp. 852.670 juta dan tahun 1999 sebesar Rp. 169.736 juta. Tabel 2. Sementara tahun 1998 modal bank hanya sebesar Rp.207.047 juta. Dengan tingkat kerugian tersebut, maka modal bank

menjadi negatif atau CAR (Capital Adequacy Ratio) negatif, sehingga bank tidak dapat menyalurkan pinjaman kepada para debitur. Memperhatikan jumlah kerugian yang dialami bank, dikaitkan dengan Undang-Undang Perseroan, FIT BIP memenuhi kriteria untuk ditutup dan dilikuidasi. Tabel 2. Pendapatan dan Biaya PT BIP Sumber : Laporan Keuangan PT BIP data diolah. Penghentian kegiatan operasional bank tidak dilakukan, pilihan going concern diambil oleh para pemilik dengan melakukan suntikan dana. Langkah ini dilakukan karena bank masih mempunyai harapan akan prospek pertumbuhan ke depan. Pilihan penyelamatan PT BIP dilakukan dengan penyetoran tambahan modal oleh para pemilik melalui mekanisme penawaran saharn terbata's kepada para pemilik. Jumlah lembar saham yang ditawarkan sebanyak 9.625.000.000 lembar saham @ Rp. 15 dengan harga penawaran Rp. 100. Alasan lain penyelamatan PT BIP adalah : ' Berupa upaya memberikan tingkat pengembalian asset yang maksimal. Tambahan setoran modal dapat didivestasi kembali melalui penjualan saharn di BEJ jika harga saham PT BIP cukup baik.

Menghindari gejolak sosial, jika PHK dilakukan, sebagai akibat ditutupnya bank. PT BIP akan digunakan sebagai outlet untuk membiayai nasabahnasabah besar yang potensial. Tabel 3. Struktur Modal Saham PT BIP No 1 2 3 Jenis Saham Saharn SeriA Saharn Ssri B Agio Saharn Seri B Jlh lembar 62.500.000 9.625.000.000 9.625.000.000 Nominal Rp 1.000 15 Jumlah Rupiah 62.500.000.000 144.375.000.000 824.375.000.000 Total 1.031.250.000.000 Tabel 4. Keuangan PT BIP Setelah Tambahan Modal Keterangan Aktiva Produktif Non Kredit Penyisihan Penghapusan Aktiva ProduMif (PPAP) AMiva Produktif - Kredit Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) Aktiva non ProduMif Total Aktiva Kewajiban segera yang harus dipenuhi Dana Berbiaya Dana tidak Berbiaya (Rp.000.000) Setelah Tambahan Modal 2000 2001 294.71 1 280.261 (1.338) (1.608) 1.171.560 662.788 (773.884) (252.233) 31.362 28.456 720.573 719.622 10.290 6.123 657.615 651.365 14.954 1.736 Ekuitas I 1.031.250 ( 1.031.250 Laba yang ditahan (988.872) (964.388) Total Kewajiban dan Ekuitas 720.573 1 719.622 Sumber : Laporan Keuangan PT BIP, Data diolah Memperhatikan Table 4, setelah dilakukan suntikan dana, jumlah modal bank menjadi sebesar Rp.1.031.250 juta. Sementara itu aktiva produktif kredit tahun 2000 sebesar Rp. 1.171.560 juta, dimana sebagian besar merupakan kredit bermasalah yang ditunjukkan dengan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) yang dibentuk cukup besar, sejumlah Rp. 773.884 juta atau 66,05 %. Demikian juga kondisi keuangan tahun 2001, jumlah aktiva produktif kredit sebesar Rp.662.788

juta, sebagian besar merupakan kredit bermasalah dengan PPAP sejumlah Rp. 252.233 juta atau 38,05 %. Pembentukan PPAP yang cukup besar ini karena kualitas aktiva produktif bank buruk, sehingga harus dibentuk cadangan yang cukup besar sesuai dengan ketentuan dari Bank Indonesia. Kondisi lain dari akibat buruknya kualitas aktiva produktif, bank terpaksa melakukan penghapus bukuan atas pinjaman yang sudah macet. Dalam pencapaian laba, bank belum mampu memberikan kontribusi deviden kepada pemegang saham. Dimana bank hanya mampu menghasilkan laba sebesar Rp. 1.208 juta tahun 2000 dan Rp. 24.442 juta untuk tahun 2001. Jika ditelusuri lebih jauh, sumber pendapatan yang diterima bank sebagian besar merupakan hasil dari bunga SBI. Mempernatikan informasi keuangan tersebut, pertanyaannya adalah apakah kegiatan PT BIP masih layak untuk dilanjutkan. Oleh karena itu pada pembahasan berikut akan dilakukan kajian mengenai kelayakan investasi yang ada sehingga memungkinkan bank beroperasi serta mampu memberikan kontribusi deviden kepada pemegang saham. 2. ldentifikasi Masalah Langkah penyelamatan PT BIP melalui suntikan dana dilakukan untuk mencegah dan menghindari bank dari CAR yang negatif. Tambahan setoran modal untuk mencegah kebangkrutan, menopang kebutuhan dana dalam rangka pemberian pinjaman, sehingga kegiatan sebagai lembaga intermediary dapat berjalan normal.

Upaya tambahan modal yang dilakukan para pemilik agar bank mempunyai sumber dana dalam rangka penempatan dana pada aktiva produktif sebagai sumber pendapatan bagi bank. Kondisi modal yang dimiliki bank saat ini relatif besar untuk mendukung kegiatan operasional, sehingga perlu dihitung apakah kegiatan ini rnasih mernberikan keuntungan bagi pemilik bank. Berdasarkan identifikasi masalah tersebut di atas, akan dilakukan kajian atas investasi, apakah investasi yang ada pada PT BIP tersebut masih layak untuk dilanjutkan dan akan memberikan manfaat kepada pemegang saham. 3. Batasan Masalah Pengkajian akan ditekankan pada aspek keuangan yang paling menguntungkan bagi pencapaian tujuan bank, apakah kegiatan bisnis bank masih layak dan rnenguntungkan untuk dijalankan. 4. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan batasan masalah serta dikaitkan dengan judul tesis ini, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut : "Apakah kegiatan PT BIP sebagai lembaga intermediary secara bisnis layak dilaksanakan". 5. Tujuan dan Manfaat Penelitian 5.1. Tujuan Penelitian a. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas operasional bank.

b. Mengkaji dan menganalisis potensi ekonomi, peluang pasar, tingkat persaingan bank. c. Menilai tingkat kelayakan bisnis Pi BIP dalam mencapai tujuan. 5.2. Manfaat Penelitian 5.2.1. Manfaat umum a. Bagi Penulis Penelitian ini, secaro urnum diharapkan bermanfaat bagi penulis khususnya, terapan manajernen keuangan dan peramalan dalam analisis kelayakan investasi suatu bank. b. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat rnemberikan masukan kepada pemegang saharn sebagai bahan pertirnbangan dalarn memutuskan apakah kegiatan operasional PT BIP diteruskan atau tidak. c. Bagi Akademik Sebagai salah satu sumbangan pemikiran mengenai terapan manajemen keuangan dan perarnalan untuk menganalisis kelayakan suatu investasi bank 5.2.2. Manfaat khusus Penelitian ini, diharapkan akan bermanfaat secara khusus, untuk rnengetahui berbagai faktor internal maupun eksternal dalam bisnis bank.

6. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini dibatasi hanya pada analisis kelayakan bisnis bank PT BIP sebagai lembaga intermediary. Penelitian difokuskan pada ruang lingkup analisis kelayakan investasi berupa aspek keuangan dan aspek teknis dengan mernperhatikan kondisi potensi wilayah yang rneliputi potensi ekonomi, peluang pasar, rencana kegiatan usaha dan proyeksi keuangan.