HUBUNGAN KUALITAS LINGKUNGAN ( EMISI CO 2 ) DENGAN EKSPOR INDONESIA DALAM KERANGKA PERDAGANGAN DENGAN ASEAN5 +CHINA SKRIPSI. Oleh: Ayu Andria Sari

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tinbergen (1954), integrasi ekonomi merupakan penciptaan struktur

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian saat ini telah mengalami perubahan

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN: SEBUAH KAJIAN ATAS DAMPAK PENERAPAN EKOLABEL

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara sebagian anggota masyarakat internasional masuk dalam blokblok

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3

BAB I PENDAHULUAN. ruang lingkup kegiatan ekonominya. Globalisasi menuntut akan adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan salah satu sektor penting dalam perekonomian Indonesia,

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah melalui perdagangan internasional. Menurut Mankiw. (2003), pendapatan nasional yang dikategorikan dalam PDB (Produk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pulau Jawa merupakan salah satu pulau yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian dan perkebunan merupakan sektor utama yang membentuk

HUKUM PERDAGANGAN BEBAS MULTILATERAL Perdagangan Internasional Dan Lingkungan Hidup

BAB V ALIRAN PERDAGANGAN, KONDISI TARIF DAN PERFORMA EKSPOR INDONESIA DI PASAR ASEAN PLUS THREE

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan internasional. Dalam situasi globalisasi ekonomi, tidak ada satupun

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang dilakukan banyak

I. PENDAHULUAN. semakin penting sejak tahun 1990-an. Hal tersebut ditandai dengan. meningkatnya jumlah kesepakatan integrasi ekonomi, bersamaan dengan

BAB. I PENDAHULUAN. akan mengembangkan pasar dan perdagangan, menyebabkan penurunan harga

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh keuntungan dari mengekspor dan mengimpor.

I. PENDAHULUAN. mengalami perubahan relatif pesat. Beberapa perubahan tersebut ditandai oleh: (1)

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT

I. PENDAHULUAN. B. Belanja Negara (triliun Rupiah)

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

BAB V KESIMPULAN. ini terjadi dan meningkatnya kebutuhan suatu negara akibat berkembangnya

BAB 3 KONDISI PERDAGANGAN LUAR-NEGERI INDONESIA DENGAN KAWASAN ASEAN

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

SISTEM PERDAGANGAN INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

Bab 5 Bisnis Global 10/2/2017 1

I. PENDAHULUAN. nasional. Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat rata-rata penyerapan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara bertujuan agar posisi ekonomi negara tersebut di pasar internasional

VII. DAMPAK KEBIJAKAN PERDAGANGAN DAN PERUBAHAN LINGKUNGAN EKONOMI TERHADAP DINAMIKA EKSPOR KARET ALAM

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki tujuan yang sama, yaitu mencapai

meningkatkan pembangunan ekonomi dan menyejahterakan masyarakat. dicerminkan dari adanya pertumbuhan ekonomi negara bersangkutan.

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE

Bab 5 Bisnis Global P E R T E M U A N 5

BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

VI. PERKEMBANGAN EKSPOR KARET ALAM INDONESIA Perkembangan Nilai dan Volume Ekspor Karet Alam Indonesia

SATU DEKADE KERJASAMA EKONOMI UNI EROPA-INDONESIA EKSPOR-IMPOR PENDORONG INVESTASI UNI EROPA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Dengan masih besarnya pengaruh Cina terhadap perekonomian dunia, maka

BAB I PENDAHULUAN. tercermin dari kegiatan perdagangan antar negara. Perdagangan antar negara

HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA EKSPOR NON MIGAS TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. ASEAN sebagai organisasi regional, kerjasama ekonomi dijadikan sebagai salah

I. PENDAHULUAN. di bidang pertanian. Dengan tersedianya lahan dan jumlah tenaga kerja yang

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian suatu negara di berbagai belahan dunia, termasuk negara

BAB I PENDAHULUAN. pesat sesuai dengan kemajuan teknologi. Dalam era globalisasi peran transportasi

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peran energi dalam kebutuhan sehari-hari mulai dari zaman dahulu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. internasional untuk memasarkan produk suatu negara. Ekspor dapat diartikan

I. PENDAHULUAN. menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam memenuhi kebutuhan pangan

I. PENDAHULUAN , , , , ,4 10,13

SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

BAB 4 PENUTUP. 4.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi pada suatu negara dapat mewujudkan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan sebuah negara. Hal ini serupa dengan pendapat yang

BAB I PENDAHULUAN. Integrasi ekonomi merupakan kebijakan perdagangan internasional yang dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator yang amat penting

VIII. DAYA SAING EKSPOR KARET ALAM. hanya merujuk pada ketidakmampuan individu dalam menghasilkan setiap barang

MEDIA BRIEFING Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Tel: /Fax:

BAB I PENDAHULUAN. anggota ASEAN pada ASEAN Summit di Singapura pada Juni Pertemuan tersebut mendeklarasikan pembentukan Asian Free Trade Area

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat dalam pertanian Indonesia. Jenis tanaman yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Liberalisasi perdagangan mulai berkembang dari pemikiran Adam Smith

Ekspor Nonmigas 2010 Mencapai Rekor Tertinggi

PENDAHULUAN. Dalam beberapa dekade belakangan ini, perdagangan internasional telah

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi adalah suatu fenomena yang tidak bisa dielakkan. Globalisasi

ANALISIS DAYA SAING EKSPOR TOMAT INDONESIA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber. energi yang dominan dalam permintaan energi dunia.

KOPI ANDALAN EKSPOR INDONESIA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian yang sangat pesat telah. mengarah kepada terbentuknya ekonomi global. Ekonomi global mulai

PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN DAMPAKNYA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mulai menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal. ekonomi kawasan ASEAN yang tercermin dalam 4 (empat) hal:

I. PENDAHULUAN. moneter terus mengalami perkembangan. Inisiatif kerjasama mulai dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Sahara Afrika untuk lebih berpartisipasi dalam pasar global. 1 Dalam beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara

Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Minyak Bumi Di Indonesia Tahun Nama : Made Ayu Julia Kusuma Dewi NIM :

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI DESEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. murah sehingga ekspor Indonesia ke sebagian besar negara meningkat, ceteris paribus.

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013

IV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3

BAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global.

Transkripsi:

HUBUNGAN KUALITAS LINGKUNGAN ( EMISI CO 2 ) DENGAN EKSPOR INDONESIA DALAM KERANGKA PERDAGANGAN DENGAN ASEAN5 +CHINA SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Pada Program Studi S1 Jurusan Ilmu Ekonomi Universitas Andalas Oleh: Ayu Andria Sari 0810512088 PROGRAM STUDI S1 JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS 2012

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR...i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL.. iii v DAFTAR GRAFIK vi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 7 1.3 Tujuan Penelitian... 7 1.4 Manfaat Penelitian... 7 1.5 Hipotesis... 8 1.6 Ruang Lingkup Pembahasan... 8 1.7 Sistematika Penulisan... 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Perdagangan Internasional... 11 2.2 Kualitas Lingkungan, Pembangunan Berkelanjutan, dan Perdagangan Internasional... 16 2.3 Penelitian Terdahulu... 23

BAB III GAMBARAN UMUM 3.1 Perkembangan Perdagangan Indonesia dengan ASEAN5 + China... 36 3.2 Perkembangan Kualitas Lingkungan Negara ASEAN5 + China... 45 BAB IV KERANGKA TEORI DAN METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Polusi... 51 4.2 Perdagangan Bilateral... 4.3 Metodologi dan Analisis Data... 4.3.1 Panel Data... 4.3.2 Data dan Sumber Data... 4.3.3 Variabel dan Defenisi Operasional Variabel... 54 58 59 61 61 BAB V PENEMUAN EMPIRIS 5.1 Analisis Hasil Empiris... 64 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan.. 73 6.2 Saran 74 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Negara ASEAN ( Selected Key Indicator)... 37 Tabel 3.2 Total Ekspor dan Impor Intra ASEAN... 38 Tabel 3.3 Negara Tujuan Ekspor Indonesia Berdasarkan Komoditi Utama... 41 Tabel 3.4 Total Ekspor dan Impor Indonesia- ASEAN5 Lainnya. 43 Tabel 3.5 Total Ekspor- Impor Indonesia China... 44 Tabel 3.6 Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan Emisi Negara ASEAN5 + China... 47 Tabel 3.7 Skor ESI untuk Negara- Negara ASEAN-5 dan China... 49 Tabel 5.1 Temuan Empiris Hubungan Kualitas Lingkungan dengan Nilai Ekspor menggunakan Pooled Method... 64 Tabel 5.2 Hasil Uji Chow Test... 66 Tabel 5.3 Temuan Empiris Hubungan Kualitas Lingkungan dengan LSDV Model... 68

DAFTAR GRAFIK Halaman Grafik 2.1 Enviromental Kuznets Curve... 18 Grafik 4.1 Hubungan Antara Perdagangan dan Lingkungan... 50

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menghadapi globalisasi di dunia, setiap negara berusaha membuka perekonomian mereka melalui perdagangan internasional. Perkembangan perdagangan internasional saat ini mengarah pada bentuk perdagangan yang lebih bebas dan disertai dengan berbagai bentuk kerjasama bilateral, regional dan multilateral ( Ibrahim dan Meily Ika Permata, 2010). Perdagangan internasional diyakini sebagai salah satu faktor penting dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Frankel dan Rose (2002) menyatakan bahwa keterbukaan memiliki efek positif terhadap peningkatan pendapatan per kapita sebuah negara melalui pola perdagangan internasional. Penjelasan lain yang menegaskan betapa pentingnya perdagangan internasional adalah seperti yang dijelaskan oleh Kakali Mukhopadhay (2009) dalam jurnalnya Trade and Enviroment : Implication for Climate Change sebagai berikut: International trade is becoming an increasly important driver of economic development. Over the past two decades, it has been expanding at almost twice the rate of total global economic activity. Integration into the world economy has been a tool for countries to promote economic growth. Trade liberalization consists of policies aimed at opening up the economy to foreign investment and lowering trade barriers in the form of tariff reduction.

Secara bebas dapat diartikan bahwa perdagangan internasional merupakan alat penting yang berperan sebagai motor penggerak perekonomian. Aktivitasnya selama lebih dari dua dekade hampir mencapai dua kali level total aktivitas ekonomi global. Selain itu, perdagangan internasional juga menjadi alat bagi negara- negara di dunia dalam meningkatkan pertumbuhan ekonominya dimana perdagangan bebas itu sendiri mengakibatkan adanya keterbukaan ekonomi terhadap investasi luar negeri dan berkurangnya hambatan perdagangan melalui mekanisme pengurangan tarif. Meskipun begitu, berkembangnya perdagangan internasional juga dapat memberikan efek yang buruk terhadap lingkungan akibat polusi dari berbagai industri. Menurut Jonathan M. Harris (2004) dalam penelitiannya menyatakan bahwa perdagangan menyebabkan eksternalitas lingkungan baik di tingkat nasional, regional, atau tingkat global. Perdagangan menguntungkan bagi negaranegara melalui pengembangan keunggulan komparatifnya, tetapi juga menyebabkan degradasi lingkungan atau peningkatan polusi sebagai dampak dari perdagangan tersebut. Selain itu menurut WCED (1987) dalam Mukhopadhyay ( 2009) hubungan antara perdagangan dengan lingkungan telah menjadi perhatian global, karena terdapatnya ancaman serta peluang dalam hubungan keduanya. Adanya perubahan rezim perdagangan yang mempengaruhi lingkungan serta pengaruh pengetatan regulasi lingkungan terhadap perdagangan menjadi perhatian serius bagi ahli ekonomi, pembuat kebijakan dan organisasi dunia seperti World Trade Organization (WTO).

Menurut Khatun (2009) aktivitas perdagangan dianggap menguntungkan secara lingkungan bagi perekonomian ketika liberalisasi perdagangan itu sendiri meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara lebih cepat tanpa harus mengeksploitasi sumber daya yang tersedia secara berlebihan sebagai bentuk dari proteksi terhadap lingkungan. Selanjutnya liberalisasi perdagangan juga mampu mengubah komposisi produk menjadi produk yang lebih ramah lingkungan dengan melibatkan lebih sedikit modal dan intensitas energi yang akhirnya dapat berdampak positif terhadap lingkungan (less resource intesive and less enviromentally damaging production processes). Sedangkan kerugian secara lingkungan akibat aktivitas perdagangan terjadi apabila semakin terbukanya perekonomian memberikan akses terhadap pasar yang lebih besar sehingga membutuhkan unit produksi yang lebik banyak dan akibatnya sumber daya yang dibutuhkan juga lebih banyak. Terkait hubungan antara perdagangan dan lingkungan, terdapat banyak literatur yang menemukan bahwa keterbukaan perekonomian akibat liberalisasi perdagangan mengakibatkan meningkatnya intensitas emisi, salah satunya yaitu emisi CO 2 ( Chakraborty dan Mukhopdhay, 2005). Bersamaan dengan berkembangnya isu kerusakan lingkungan tersebut, secara tidak langsung mengakibatkan adanya hambatan hambatan baru yang menyangkut standar lingkungan dalam perdagangan internasional. Misalnya seperti pajak, subsidi dan ecolabelling yang terkadang bersifat diskriminatif. Produsen domestik diharuskan mengadopsi standar atau ukuran tertentu yang mengakibatkan adanya biaya tambahan dari standar proses produksi yang ramah lingkungan ( Khatun, 2009).

Oleh karena itu, adanya degradasi lingkungan dalam bentuk meningkatnya emisi CO 2 juga dapat mempengaruhi kuantitas ekspor dan impor antar negara dalam kerangka perdagangan internasional. Berkembangnya perdagangan internasional dan globalisasi saat ini tidak dapat disangkal sebagai salah satu faktor penyebab kemajuan pembangunan dan perekonomian negara- negara anggota ASEAN. ASEAN merupakan kawasan kerjasama regional yang terbentuk pada tahun 1967 oleh Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapore dan Philipina yang dikenal dengan ASEAN5 yang kemudian menjadi ASEAN 10 pada tahun 1990an (USITC, 2010). Terkait hubungan dagang dengan China sendiri, ASEAN dan China bukan merupakan partner dagang utama bagi keduanya seperti halnya dengan Amerika Serikat ataupun Jepang. Akan tetapi dilihat dari perkembangannya, perdagangan luar negeri memberikan kontribusi yang signifikan bagi proses pembangunan ekonomi antara ASEAN dan China. Pada tahun 1990an, ASEAN beserta China mencapai tingkat pertumbuhan yang tinggi dalam perdagangan internasional ( ASEAN- China Expert Group on Economic Coorperation Report, 2001). Pada awal tahun 1990an, lima produk ekspor utama ASEAN ke China didominasi oleh minyak dan bahan bakar dengan share sebesar 32%, kemudian diikuti oleh kayu, minyak sayur, kemudian komputer dan mesin serta peralatan elektronik sekitar 6%. Secara umum, kelima produk ini mencapai 75,7% dari seluruh total ekspor ASEAN ke China. Tetapi pada tahun 1999, terjadi perubahan struktur dimana ekspor didominasi oleh produk manufaktur seperti komputer, mesin dan peralatan elektronik yang tumbuh mencapai 38,2 % dari total ekspor ASEAN ke China. Selanjutnya pada tahun 2000, perdagangan total antara

ASEAN dan China mencapai US$39,5 milyar dengan tingkat pertumbuhan ratarata sebesar 20,4 %. Untuk ekspor dari China ke ASEAN tumbuh dari US$ 4,1 milyar pada tahun 1991 menjadi US$7,3 milyar pada tahun 2000, dengan total nilai impornya tumbuh dari US$3,8 milyar ditahun 1991 dan menjadi US$ 22,2 milyar pada tahun 2000 ( ASEAN- China Expert Group on Economic Coorperation Report, 2001). Untuk ekspor China ke ASEAN5 sendiri meningkat dari US$10 milyar pada tahun 1995 menjadi US$44 milyar pada tahun 2004, sedangkan ekspor ASEAN5 ke China juga meningkat dari US$8,2 milyar ditahun 1995 menjadi US$42,2 ditahun 2004 ( Liu, 2007). Analisis dari pangsa ekspor untuk ASEAN5 selama periode 1980-2010 menunjukkan bahwa China telah menjadi pasar ekspor terbesar bagi ASEAN 5 terkecuali bagi Indonesia. China telah menggeser kedudukan Amerika Serikat sebagai negara tujuan ekspor utama bagi Malaysia dan Singapore, dan kedudukan UE sebagai negara tujuan ekspor utama bagi Philipina dan Thailand. Sedangkan bagi Indonesia Jepang merupakan pasar ekspor terbesar ( Yam, Tilak Abeysinge, dkk, 2011). Meskipun China bukan partner dagang utama bagi Indonesia, data menunjukkan dari periode 1995 2008 ekspor Indonesia ke China terus mengalami kenaikan hingga mencapai $11,6 milyar dan begitupun dengan China sendiri kenaikan ekspor ke Indonesia mencapai $15,2 milyar pada tahun 2008 ( World Development Indicator). Diantara negara- negara ASEAN, Singapore mengambil bagian terbesar dalam perdagangan dengan China yaitu hampir 50%, kemudian diikuti oleh Malaysia (20,5%), Thailand (11,5%), dan Indonesia (10,1%) ( Yue, 2004). Bersamaan dengan pertumbuhan perdagangan luar negeri tersebut, indikator

lingkungan menunjukkan terjadi peningkatan emisi CO 2 di ASEAN5 periode 1970 hingga 2001, yaitu dengan level rata rata 2,296 metric ton per kapita pada tahun 1970 dan mencapai level rata- rata 5,232 metric ton per kapita pada tahun 2001. Tren yang cendrung meningkat ini diperkirakan akan tetap meningkat dimasa mendatang jika tidak dilakukannya usaha untuk mengatasi atau menguranginya karena penurunan emisi CO 2 merupakan indikator yang digunakan oleh PBB dalam kerangka Milenium Development Goals (MDGs) sebagai standar untuk mengukur pembangunan berkelanjutan ( Merican, Zulkaranain Yusop, dkk 2007). Sedangkan bagi China tren emisi yang meningkat serta degradasi lingkungan juga menjadi permasalahan penting. Seperti yang dinyatakan oleh OECD ( 2006) bahwa ketersediaan air bersih, degradasi atmosfer serta perubahan iklim merupakan permasalahan serius yang harus dihadapi oleh China. Adanya penurunan kualitas lingkungan yang terjadi secara paralel ini mampu memunculkan pengetatan regulasi lingkungan yang bisa mempengaruhi aliran perdagangan antar negara. Berdasarkan uraian diatas perlu dikaji lebih lanjut tentang bagaimana kualitas lingkungan yang ditunjukan oleh emisi CO 2 mempengaruhi aliran ekspor Indonesia dalam kerangka perdagangan dengan ASEAN5 dan China. Oleh karena itu, penulis tertarik melakukan penelitian ilmiah dengan judul Hubungan Kualitas Lingkungan (Emisi CO 2 ) dan Ekspor Indonesia dalam Kerangka Perdagangan dengan ASEAN5 Lainnya + China.

1.2 Rumusan Masalah Perdagangan internasional saat ini menjadi aktivitas yang berperan penting dalam proses pembangunan dan pencapaian pertumbuhan yang tinggi oleh suatu negara. Keterbukaan ekonomi dunia membuat setiap negara saling berkompetisi dalam keunggulan komparatifnya masing- masing melalui perdagangan internasional. Tetapi seiring dengan meningkatnya aktivitas perdagangan terjadi juga peningkatan degradasi lingkungan dalam bentuk peningkatan emisi CO 2. Berdasarkan uraian diatas, permasalahan yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan dari emisi CO 2 terhadap perdagangan internasional dalam bentuk nilai ekspor dalam kerangka perdagangan bebas. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis hubungan antara emisi CO 2 dengan nilai ekspor Indonesia dalam kerangka perdagangan dengan ASEAN5 + China 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Sebagai informasi tentang hubungan dari emisi CO 2 terhadap kinerja eskpor sesuai dengan hasil penelitian. 2. Sebagai bahan masukan bagi pembuat kebijakan agar dapat melakukan respon yang tepat dalam menetapkan kebijakan perdagangan 3. Sebagai bahan informasi atau studi perbandingan untuk penelitian sejenis

1.5 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang ada, yang masih perlu di kaji kebenarannya berdasarkan data yang ada. Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat dihipotesakan bahwa emisi CO 2 dinegara importir memiliki hubungan yang positif terhadap kinerja ekspor negara eksportir. Artinya, ketika emisi CO 2 semakin meningkat di negara importir yang menunjukkan bahwa relatif lemahnya regulasi mengenai lingkungan, maka nilai ekspor dari negara eksportir akan semakin besar. Karena produk- produk andalan ekspor Indonesia didominasi oleh produk-produk hasil perkebunan, dan kehutanan, dan industri yang cenderung rentan terkena hambatan perdagangan yang menyangkut standar lingkungan, maka pengaruh kualitas lingkungan dan regulasi lingkungan di negara importir juga berpengaruh terhadap nilai ekspornya. 1.6 Ruang Lingkup Penulisan Pada penelitian ini penulis hanya melihat bagaimana emisi CO 2 mempengaruhi aliran perdagangan Indonesia dalam bentuk nilai ekspornya terhadap 5 negara ASEAN lainnya, yaitu Malaysia, Thailand, Singapore, Philipina serta China. Penelitian ini menggunakan data time series dengan rentang waktu periode 1994 2008.

1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini terdiri dari beberapa bab, yaitu : Bab I Pendahuluan Bab ini memuat latar belakang pemilihan judul, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesa, ruang lingkup pembahasan dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka Bab ini memuat tinjauan literatur dan penelitian terdahulu yang terkait dengan perdagangan dan lingkungan. Bab III Gambaran Umum Bab ini menjelaskan perkembangan perdagangan Indonesia dengan ASEAN5 lainnya + China serta perkembangan kualitas lingkungan yang ditunjukkan oleh emisi CO 2. Bab IV Kerangka Teori dan Metodologi Penelitian Bab ini memuat kerangka teori yang memuat konsep dan teori yang berhubungan dengan perdagangan internasional serta teori perdagangan yang berkaitan dengan lingkungan. Bab ini juga berisikan model penelitian, pembentukan model serta data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian.

Bab V Hasil Empiris Bab ini menjelaskan uraian tentang penemuan secara empiris hubungan antara emisi CO 2 dengan kinerja eskpor Indonesia dengan negara ASEAN5 lainnya + China. Bab VI Kesimpulan dan Saran