BAB I PENDAHULUAN. dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Seperti bunyi Pasal

dokumen-dokumen yang mirip
PANDUAN TKSK Program Percepatan dan Perluasan Perlindungan Sosial (P4S) dan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) Tahun 2013

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial

BAB VIII RENCANA SISTEM MONITORING DAN EVALUASI

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Drs. AYIP MUFLICH, SH,M.Si

ARAH KEBIJAKAN PROGRAM TKSK

Oleh Bambang Mulyadi Direktur Pemberdayaan Sosial Perorangan, Keluarga dan Kelembagaan Masyarakat DITJEN PEMBERDAYAAN SOSIAL

Oleh : Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG

Evaluasi Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Tahun 2015

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 dan 34 mengamanatkan bahwa pemerintah

KESEJAHTERAAN SOSIAL OLEH DAN UNTUK SEMUA MENINGKATNYA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PERAN MASYARAKAT DLM PEMBANGUNAN BIDANG KESEJAHTERAAN SOSIAL

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012

Efektivitas Program Bantuan Sosial dalam Pengurangan Kemiskinan dan Ketimpangan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN

BAB I PENDAHULUAN. Hilir tahun adalah Indragiri Hilir berjaya dan gemilang Pada

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial

KATA PENGANTAR. hidayah-nya. Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA BAGIAN PEREKONOMIAN SETDA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN : PROGRAM BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH TAHUN 2014 TAK TEPAT SASARAN. medanseru.co

BAGAIMANA CARANYA AGAR PROGRAM BANTUAN SOSIAL DI INDONESIA LEBIH RAMAH ANAK?

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

Anggaran yang Menyejahterakan

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 45

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang tengah dihadapi oleh dunia adalah kemiskinan.

BUPATI BULELENG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni dan Sarana Prasarana Lingkungan

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PENDIDIKAN BAGI MAHASISWA MISKIN UNTUK PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM SWASTA (PTKIS) TAHUN 2015

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 DINAS SOSIAL PROVINSI SULAWESI SELATAN

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 5 TAHUN 2016

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. negaranya, salah satunya yaitu dalam bidang pendidikan. Berdasarkan Badan Pusat Statistik pada tahun 2010, jumlah penduduk

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN

BAB VI KAJI ULANG KEBIJAKAN DAN KELEMBAGAAN SPKD

SINERGI PROGRAM-PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN PUSAT DAN DAERAH

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR

DEKLARASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI

MENETAPKAN SASARAN BERBASIS WILAYAH DAN RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN DATA BDT, PODES, DAN SUSENAS

SAMBUTAN PADA ACARA RAPAT KOORDINASI PELAKSANAAN PENYALURAN RASKIN MENGGUNAKAN KARTU. Jakarta, 17 Juli 2012

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA.

BAB 1 PENDAHULUAN. rata-rata konsumsi beras sebesar 102kg/jiwa/tahun (BPS, 2013). Hal ini pula

KUBE (KELOMPOK USAHA BERSAMA)

7. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Banyuasin di Provinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

I. PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 03 / HUK / 2007 TENTANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. tengah masyarakat, khususnya di negara negara berkembang. Masalah

I. PENDAHULUAN. peningkatan penduduk dari tahun 2007 sampai Adapun pada tahun 2009

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 2010: PEMELIHARAAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

Pedoman Pemantauan TKPK PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PERLINDUNGAN SOSIAL (P4S) DAN BANTUAN LANGSUNG SEMENTARA MASYARAKAT (BLSM)

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BERALIH DARI SUBSIDI UMUM MENJADI SUBSIDI TERARAH: PENGALAMAN INDONESIA DALAM BIDANG SUBSIDI BBM DAN REFORMASI PERLINDUNGAN SOSIAL

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BINTAN HASIL PERBAIKAN PAK JAROT

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASKIN

BAHAN PAPARAN PERSIAPAN PELAKSANAAN PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PERLINDUNGAN SOSIAL (P4S) DAN SOSIALISASINYA

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 2019

BAB II PERENCANAAN KINERJA

PERAN DAERAH DALAM PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI WILAYAH PRIORITAS

LAPORAN EKSEKUTIF KONTRIBUSI PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGELOLAAN DAN PENGUATAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD), 2010

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

2017, No Indonesia Tahun 2011 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5235); 4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang

BAB I PENDAHULUAN. penduduk miskin, kepada tingkatan yang lebih baik dari waktu ke waktu.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

Pedoman Pemantauan TKPK 1

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

BAB 16 PENANGGULANGAN KEMISKINAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) SOSIALISASI PERENCANAAN PROGRAM TAHUN 2016

CAPAIAN KINERJA INDIKATOR INDIKATOR DAMPAK (IMPACT)

Regulasi Penugasan Pemerintah kepada Perum BULOG 1

: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

CATATAN ATAS PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DALAM RKP Grafik 1. Tingkat Kemiskinan,

Peningkatan Kapasitas Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial Dalam Verifikasi dan Validasi Data Kemiskinan

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

2016, No Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4967); 2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Pe

BAB 28 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

2 penyelenggaraan Bantuan Hukum sebagai praktek industri yang berorientasi pada keuntungan semata dan mengabaikan kepentingankepentingan para Penerima

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

LAPORAN KEGIATAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL KECAMATAN

PERKEMBANGAN RESERTIFIKASI PKH: RESERTIFIKASI PKH KOHOR 2007 DAN KOHOR 2008 SERTA SINERGI ANTAR PROGRAM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari dua dusun yaitu Putuk dan Banaran dengan total luas wilayah 279,89

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 75

Transkripsi:

digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional merupakan suatu upaya pembangunan oleh pemerintah yang berkesinambungan, yang meliputi seluruh kehidupan rakyat, bangsa, dan negara untuk mewujudkan tujuan bangsa Indonesia yang tertera dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Seperti bunyi Pasal 27 ayat 2 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan, sedangkan pada Pasal 34 dikatakan bahwa fakir miskin dan anak yang terlantar dipelihara oleh negara. Kedua pasal tersebut merupakan amanat untuk mewujudkan keadilan sosial yang didukung dengan terciptanya kesejahteraan sosial. Kesejahteraan sosial dalam perwujudannya harus dilaksanakan secara merata diseluruh lapisan masyarakat dan seluruh wilayah di Indonesia. Pembangunan kesejahteraan sosial dapat tercermin dari perkembangan kesadaran, kesetiakawanan, dan tanggung jawab sosial di masyarakat terhadap permasalahan kesejahteraan sosial. Salah satu usaha mewujudkan kesejahteraan sosial yang merata diseluruh lapisan masyarakat dan seluruh wilayah di Indonesia adalah dengan membentuk Tenaga Kesejahteraan Sosial. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial yang menjelaskan bahwa Tenaga commit kesejahteraan to user sosial adalah seseorang yang 1

digilib.uns.ac.id 2 dididik dan dilatih secara profesional untuk melaksanakan tugas-tugas pelayanan dan penanganan masalah sosal dan/atau seseorang yang bekerja baik di lembaga pemerintah maupun swasta yang ruang lingkup kegiatannya dibidang sosial. Hal ini kemudian dipertegas oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Sosial No 03 Tahun 2013 tentang Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK). Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) adalah seseorang yang memiliki tugas dan wewenang oleh Kementerian Sosial atau dinas/instansi sosial daerah provinsi atau kabupaten dalam jangka waktu tertentu untuk melaksanakan atau membantu penyelenggaraan kesejahteraan sosial sesuai dengan wilayah penugasan di kecamatan. Sesuai dengan data dari Direktorat Pemberdayaan Keluarga dan Kelembagaan Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia, jumlah Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) tahun 2013 sejumlah 5.267 orang. Jumlah tersebut masih kurang sekitar 1.460 orang jika dibandingkan dari data jumlah kecamatan yang ada di Indonesia saat ini sekitar 6.727 kecamatan. Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) telah dibentuk sejak tahun 2009, dan memiliki posisi yang strategis dalam memberikan pelayanan sosial baik secara langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat. Dalam menjalankan tugasnya, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) bersinergi dengan kelembangaan sosial lainnya seperti Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) yang ada ditingkat desa/kelurahan, Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS), Karang Taruna, dan dunia usaha serta dengan sesama TKSK di kecamatan lainnya.

digilib.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 5 masyarakat dibawah payung PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat). 3. Kelompok 3. Program-program yang menyasar usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Pemerintah menawarkan skema penjaminan untuk kredit bank yang disebut Kredit Usaha Rakyat (KUR). Program Percepatan dan Perluasan Perlindungan Sosial (P4S) merupakan jaring pengaman sosial yang terdiri dari perluasan program subsidi beras bagi masyarakat berpendapatan rendah (Subsidi Raskin), Program Keluarga Harapan (PKH), dan Program Bantuan Siswa Miskin (BSM). Kemudian dalam rangka Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Perlindungan Sosial (P4S) maka diterbitkanlah Kartu Perlindungan Sosial (KPS). Pemegang KPS berhak menerima program-program perlindungan sosial, seperti: Subsidi Raskin, Bantuan Siswa Miskin, dan Program Keluarga Harapan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di setiap program hingga tahun 2014. Di Kota Surakarta pelaksanaan P4S sejauh ini sudah terlaksana terutama dalam program Subsidi Raskin, dan BSM. Bantuan Siswa Miskin (BSM) di Surakarta pada tahun 2013 diberikan kepada 2.928 siswa dan masing-masing siswa menerima Rp. 800.000 per tahun. Pada tahun 2014 mengalami penurunan yaitu hanya diberikan kepada 1.839 siswa pemegang KPS masing-masing sebesar Rp. 750.000,00 per siswa untuk satu tahun dan pada tahun 2015 ditargetkan commit BSM to akan user diberikan kepada 4.495 siswa

digilib.uns.ac.id 6 pemegang KPS di Surakarta (joglosemar, 2014). Sementara itu dalam pelaksanaan program Raskin di Surakarta tahun 2012 jumlah penerimanya 34.928 RTS dan pada tahun 2013 penerimanya turun sekitar 16,85 persen (antarajateng.com,2013). Akhir tahun 2013 walikota Surakarta mengeluarkan program Raskinda (Beras untuk Rakyat Miskin Daerah) untuk melengkapi program Raskin yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat. Raskinda ini mendapat alokasi anggaran sebesar Rp. 2,1 milyar. Penerima Raskinda adalah warga miskin yang tidak terdaftar sebagai penerima raskin dari pemerintah pusat. Masing-masing warga akan memperoleh lima kilogram beras mulai dari Oktober sampai Desember 2013. Jumlah penerima Raskinda ini sekitar 17.259 rumah tangga miskin. Program Raskinda ini tidak hanya berhenti di tahun 2013 tapi juga akan dilaksanakan di tahun berikutnya dengan menyediakan anggaran sebesar Rp. 9 milyar. (www.surakarta.go.id,2013). Untuk mendukung pelaksanaan P4S di setiap kecamatan di Kota Surakarta, maka di setiap kecamatan akan di bantu oleh TKSK. Salah satunya adalah peran TKSK dalam pelaskanaan P4S Kecamatan Pasar Kliwon yang berkaitan dengan pelaksanaan P4S di daerah tersebut. Untuk medukung pelaksanaan P4S didaerah tersebut maka dibutuhkan tenaga kesejahteraan sosial dalam hal ini yaitu TKSK. Di Pasar Kliwon sendiri memang sudah terdapat TKSK yang sekarang di koordinir oleh Bapak Asmuni. S.Ag

digilib.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 8 TKSK adalah seseorang yang bekerja secara sukarela baik untuk perorangan, lembaga pemerintah maupun swasta yang memiliki kepedulian dalam pekerjaan sosial. Diperoleh melalui pendidikan, pelatihan dan/atau pengalaman praktik pekerjaan sosial yang kemudian digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas pelayanan dan penanganan masalah-masalah sosial. Tujuan dari pembentukan TKSK untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial di tingkat kecamatan. Terwujudnya koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi program dan kegiatan penyelenggaraan kesejahteraan sosial di tingkat kecamatan. TKSK juga dibentuk agar dapat terjalin kerjasama dan sinergi antara program penyelenggaraan kesejahteraan sosial dan program-program pembangunan lainnya di tingkat kecamatan. Melihat hal tersebut maka dapat kita simpulkan bahwa peran TKSK sangatlah penting, mengingat TKSK juga memiliki posisi yang strategis antara masyarakat dan pemerintah. Tidak menutup kemungkinan bahwa pada kenyataannya TKSK juga memiliki banyak hambatan dalam proses melaksanakan tugasnya. Hambatan tersebut antara lain adalah masalah jumlah PMKS yang terus meningkat dan berkembang seperti jumlah fakir miskin, keterlantaran, kecatatan, dan lain sebagainya. Selain itu juga masalah perkembangan teknologi dan informasi komunikasi yang menuntut kesiapan dari TKSK memanfaatkan teknologi tersebut secara maksimal, padahal pada kenyataannya tidak semudah itu memaksimalkan teknologi yang ada, karena teknologi berkembang secara dinamis. TKSK juga dituntut dalam hal

digilib.uns.ac.id 9 kesiapan dan profesionalitasnya dalam menangani permasalahan sosial dan perkembangan PMKS. Padahal jangkauan PMKS masih belum tertangani sampai ke daerah terpencil sehingga masih banyak PMKS yang belum terlayani. Juga keterbatasan anggaran pemerintah (pusat/daerah) sehingga belum bisa sepenuhnya memberikan bantuan stimulan yang memadai bagi TKSK, padahal tugasnya sangat banyak dan kompleks. Oleh karena itu, peneliti ingin melihat efektifitas peran TKSK terebut dalam pelaksanaan program pemerintah salah satunya yaitu P4S, terutama di Kota Surakarta khususnya di Kecamatan Pasar Kliwon. Dalam menjalankan tugasnya, TKSK akan lebih banyak berinteraksi dan berkoordinasi dengan unsur pemerintahan kecamatan dan desa/kelurahan, unit pelaksana P4S (Subsidi Raskin, BSM, dan PKH), kantor pos kecamatan, tokoh agama maupun tokoh masyarakat, serta masyarakat pada umumnya. Koordinasi kegiatan TKSK dilakukan sebelum, selama dan setelah masa pelaksanaan kegiatan pemutakhiran daftar Rumah Tangga penerima KPS sehingga memperlancar pelaksanaan program. Dari berbagai hal terkait dengan peran TKSK dalam program P4S tersebut maka akan menimbulkan pertanyaan terkait dengan efektivitas peran TKSK dalam keberhasilan pelaksanaan program P4S terutama peran TKSK di Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta. Oleh karena itu diperlukan adanya sebuah penelitian untuk mengetahui efektivitas peran TKSK dalam pelaksanaan program P4S di Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta dengan berbagai alasan yang sudah disebutkan diatas

digilib.uns.ac.id 10 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan dilakukannya penelitian ini, maka berikut ini adalah beberapa hal yang menjadi kajian penting atas efektivitas peran TKSK. Kerangka masalah ini selanjutnya akan dikhususkan dan dikerucutkan lagi untuk mengkaji efektivitas peran TKSK dalam Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Perlindungan Sosial (P4S) di Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta. Adapun beberapa hal yang menjadi fokus kajian penting tersebut diidentifikasikan dalam rumusan masalah di bawah ini, yaitu; 1. Bagaimana efektivitas peran TKSK dalam Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Perlindungan Sosial (P4S) di Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta? 2. Apa saja faktor yang mempengaruhi efektivitas peran TKSK dalam Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Perlindungan Sosial (P4S) di Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui efektivitas peran TKSK dalam Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Perlindungan Sosial (P4S) Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta. b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas peran TKSK dalam Pelaksanaan Program Percepatan dan

digilib.uns.ac.id 11 Perluasan Perlindungan Sosial (P4S) Kecamtan Pasar Kliwon Surakarta. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: 1. Menjadi bahan rekomendasi bagi pemerintah untuk memperbaiki kebijakan supaya lebih efektif dalam menanggulangi masalah kesejahteraan sosial 2. Memperluas pengetahuan dan wacana baru bagi pembaca mengenai peran TKSK dalam Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Perlindungan Sosial (P4S) Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta. 3. Meningkatkan kemampuan peneliti dalam melakukan kajian tentang efektivitas sebuah organisasi dalam pelaksanaan sebuah program atau kebijakan.