Kajian Hubungan Antar Fungsi Pada Kawasan Cihampelas Walk Bandung

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSEMBAHAN. iii KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI. vi DAFTAR TABEL

L I N K A G E. Mata Kuliah Arsitektur Kota. Teori Urban Desain

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Perencanaan Kota TEORI URBAN DESIGN 3 (LINGKUNGAN DAN PENUNJANG)

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. yang dominan berupa tampilan gedung-gedung yang merupakan karya arsitektur dan

TRANSFORMASI KAWASAN KOMERSIAL CIHAMPELAS WALK (Ci-Walk) BANDUNG. Dewi Parliana Adhitya Kurniadilaga Oki Riandi Megakusumah

Kepentingan Ruang Terbuka di dalam Kota

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Perkembangan dalam bidang perekonomian semakin meningkat, di

ELEMEN FISIK PERANCANGAN ARSITEKTUR KOTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 6. 1

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA)

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Urban Space, Mall, dan City Walk Ruang Hijau Kota (Ruhiko) atau Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban space)

Identifikasi Ragam Aktivitas Outdoor : Karakteristik Pedestrian Mall di Jalan Dalem Kaum, Bandung

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dari penelitian dinamika aktifitas di ruang pejalan kaki di Jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

DAFTAR ISI. YOGYA SPORT SHOPPING MALLbelanjaan Perl

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

INDIAN FESTIVAL WALK (INTEGRASI RUANG LUAR DAN RUANG DALAM)

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Integrasi Ruang Terbuka Publik Terhadap Pusat Perbelanjaan

TEORI PERANCANGAN KOTA. Pengantar Perancangan Perkotaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. : Merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pusat pemerintahan. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di selatan dan barat¹.

International Fash on Institute di Jakarta

HIRARKI ANTARA PERENCANAAN WILAYAH KAB/KOTA DENGAN PERANCANGAN KOTA

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)

Penataan Kawasan Koridor Komersial pada Jalan Arteri Primer

BAB VI KESIMPULAN dan ARAHAN PENATAAN

Keberadaan Fungsi Bangunan Sekitar dalam Membentuk Pemanfaatan Ruang Koridor Jalan di Pusat Kota Pasuruan

Kajian Fungsi Ruang Luar pada Pusat Dakwah Islam di Kota Bandung

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

BAB VI HASIL PERANCANGAN

PERANCANGAN KOTA BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI. 4.1 Analisa Tata Guna Lahan Alun alun Wonogiri

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB IV PENGAMATAN PERILAKU

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO. MALL DENGAN KONSEP CITY WALK DI YOGYAKARTA Dengan Penekanan Desain Green Architecture TUGAS AKHIR

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

KAJIAN ELEMEN PEMBENTUK RUANG KOTA PADA RUANG TERBUKA PUBLIK KOTA (Studi Kasus : Alun-Alun Karanganyar) ABSTRAK ABSTRACT


BAB IV ANALISA PERENCANAAN

1.4. Tujuan dan Sasaran Tujuan Tujuan merancang dan menata penggal Jalan Garuda Mas dengan menerapkan konsep city walk.

BAB III DATA DAN ANALISA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

Sampit. Desain Shopping Arcade ini juga merespon akan natural setting, Dalam aktivitas urban, desain Shopping Arcade dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang direncanakan pada proses perancangan. Hubungan yang. menjaga terlaksananya aspek fungsional (mengakomodasi kegiaan).

6.3 Hasil Perubahan Elemen Kawasan

Rancangan Sirkulasi Pada Terminal Intermoda Bekasi Timur

Desain Spasial Kawasan sebagai Dasar Pengembangan Ekspresi Visual Tepi Sungai Kalimas Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III TINJAUAN KHUSUS

Citywalk Kalimas di Surabaya

Kajian Desain Sirkulasi Ruang Luar Dan Ruang Dalam Bagi Penyandang Cacat Pada Kawasan Bangunan Ciwalk ( Cihampelas Walk )

BAB III DESKRIPSI PROYEK. : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival. : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung. : Jl. Astana Anyar

BAB III TINJAUAN TEMA

BAB V KONSEP PERANCANGAN

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN SENTRA BATIK & TENUN DI PEKALONGAN DENGAN PENEKANAN DESAIN SUSTAINABLE SETTLEMENT

BAB VI HASIL PERANCANGAN

RANCANGAN RUANG TERBUKA PADA KAWASAN PERUMAHAN THE MANSION ANTAPANI BANDUNG

BAB V KONSEP PERANCANGAN

The Via And The Vué Apartment Surabaya. Dyah Tri S

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

PERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III

Evaluasi Kinerja Pelayanan Pusat Belanja dalam Mendukung Kegiatan Rekreasi Berdasarkan Persepsi & Preferensi Pengunjung Fatty Rakhmaniar

BAB VI HASIL RANCANGAN

TUGAS AKHIR 134. Semarang City Walk Mall

Integrasi Budaya dan Alam dalam Preservasi Candi Gambarwetan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

Penerapan Konsep Defensible Space Pada Hunian Vertikal

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN KORIDOR JALAN JEND. SUDIRMAN, PURWOKERTO BAB I PENDAHULUAN

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

PENERAPAN MIXED USE PADA PERANCANGAN PUSAT BISNIS INDUSTRI KREATIF DI SURAKARTA

PUSAT DESAIN DAN PEMBUATAN MEBEL

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

MALL DAN APARTMENT DI SEMARANG MALL AND APARTMENT IN SEMARANG

BAB III DESKRIPSI PROYEK

Jl. Tamansari No.1 Bandung

KARAKTER INDIS KAWASAN SAGAN LAMA YOGYAKARTA

PUSAT WISATA KULINER DI KOTA BATU DENGAN PEMANFAATAN RUANG TERBUKA PUBLIK

MALL DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN KONSEP CITY WALK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penataan Bukit Gombel, Semarang dengan Bangunan multifungsi Penekanan pada Green Architecture

SHOPPING MALL DENGAN KONSEP CITY WALK DI SEMARANG

STUDI RUANG PARKIR UNIVERSITAS SULTAN FATAH (UNISFAT) DEMAK

BAB IV: KONSEP. c) Fasilitas pendukung di hotel (event-event pendukung/pengisi kegiatan kesenian di hotel)

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

PEMILIHAN PEDESTRIAN WAYS DITINJAU DARI PERSEPSI PENGGUNA DI KORIDOR JALAN GUNUNG SAHARI JAKARTA PUSAT

Perancangan Kawasan Kuliner di Citraland Bagya City dengan Pendekatan Serial Vision

PUSAT PERTOKOAN DENGAN KONSEP PEDESTRIAN MALL DI KOTA PALU

BAB I PENDAHULUAN. :Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, dan konseptual. -pengembangan.

Transkripsi:

Jurnal Reka Karsa Jurusan Arsitektur Itenas No.3 Vol.1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2013 Kajian Hubungan Antar Fungsi Pada Kawasan Cihampelas Walk Bandung Dewi Parliana, Odi Adiatma, Muhammad, Rizki Ananda Putra Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institute Teknologi Nasional tinogenta@gmail.com Abstrak Cihampelas Walk merupakan salah satu pusat perbelanjaan yang berada pada koridor jalan Cihampelas. Berdampingan dengan pusat perbelanjaan Cihampelas walk dengan kawasan hunian serta toko-toko di sekitaran ruas jalan Cihampelas. Dikarenakan fungsi fungsi yang berbeda dan letak fungsi fungsi tersebut terpisah satu sama lain maka terbentuk sebuah linkage yang menghubungkan fungsi fungsi tersebut yang berupa sirkulasi, taman dan ruang terbuka. Arsitektur sangat penting dalam proses pembentukan kawasan Cihampelas Walk baik secara fungsi maupun visual. Bagaimana terhubungnya fungsi satu dengan lainnya sehingga terbentuk sebuah linkage yang sehingga dimana linkage/hubungan antar fungsi tersebut sangat mempengaruhi kenyamanan pengunjung dan menjadi salah satu parameter bagi pengunjung untuk mengunjungungi Cihampelas Walk. Cihampelas Walk memiliki konsep yang berbeda dengan mall mall lain dibandung sehingga Cihampelas Walk memiliki daya tarik tersendiri pagi pengunjung. Yang dimana daya tarik tersebut adalah hubungan antar ruang (linkage) pada Cihampelas Walk yang berupa ruang terbuka,taman serta sirkulasi yang didesain menarik. Kata kunci : Fungsi, Alur hubungan bangunan (linkage), Alur fungsi ruang luar Abstract Cihampelas Walk is one of the shopping centers are on the road corridor Cihampelas. Adjacent to the shopping center with residential Cihampelas walk and shops in the surrounding streets Cihampelas. Due to the function - different functions and layout functions - these functions are separated from each other then formed a linkage that connects the function - the function is in the form of circulation, parks and open spaces. The architecture is very important in the formation of both the Cihampelas Walk and visual function. How interlinked functions of one another, forming a linkage so that where the linkage / relationship between these functions greatly affect the comfort of visitors and become one of the parameters for visitors to mengunjungungi Cihampelas Walk. Cihampelas Walk has a different concept to the mall - another mall dibandung so Cihampelas Walk has its own attraction morning visitors. Which is where the attraction is the relationship between space ( linkage ) on Cihampelas Walk the form of open space, parks and attractive designed circulation. Keywords: function, building relationships groove (linkage), groove outer space function Reka Karsa 1

Parliana, dkk 1. PENDAHULUAN CiWalk merupakan kawasan pusat perbelanjaan yang berada pada koridor jalan Cihampelas yang mulai dibangun pada tahun 2002, dan mulai beroperasi sekitar tahun 2003. CiWalk direncanakan sebagai open mall yang pertama di Bandung, dengan konsep memaksimalkan ruang terbuka bagi pedestrian. Hal ini disebabkan oleh karena CiWalk cukup banyak menyumbangkan ruang ruang terbuka bagi kawasan sekitarnya, sehingga membuat CiWalk menjadi Icon pada Corridor Jalan Cihampelas. Hal tersebut menyebabkan bertambahnya fungsi kawasan pusat perbelanjaan Cihampelas Walk menjadi multi fungsi, yaitu fungsi pusat perbelanjaan dan hotel. Dengan penambahan fungsi ini, ruang ruang tersisa CiWalk yang pada awalnya berfungsi sebagai ruang ruang terbuka, kemudian di manfaatkan untuk mewadahi fungsi tambahan hotel tersebut, dan harus dapat beradaptasi dengan adanya penambahan ini. Dampak yang besar terjadi pada ruang ruang terbuka yang semula adalah ruang orientasi bangunan utama, kemudian ruang tersebut di tempati oleh massa bangunan hotel. Bangunan utama perbelanjaan yang menjadi fungsi utama pada kawasan ini kehilangan orientasi dan eksistensinya. 2. METODOLOGI Pendekatan studi ini dilakukan untuk memberikan kejelasan dan pengenalan dalam kasus yang diangkat. Metodologi penulisan ini adalah mengkaji alur hubungan antar fungsi bangunan dan alur hubungan fungsi ruang luar pada kawasan Cihampelas Walk. Karena penulisan ini juga merupakan penulisan kualitatif yang bertujuan untuk memberi penjelasan (explanatory), maka cara yang diambil dalam penelitian ini melalui survey lapangan, yaitu memperoleh kesimpulan-kesimpulan tentang alur fungsi pada kawasan Cihampelas Walk. Pendekatan penulisan yang dipakai dalam melaksanakan penulisan ini adalah dengan grounded theory, yaitu jenis penulisan kualitatif yang mempunyai sasaran secara induktif menghasilkan sebuah teori dari hasil data-data yang didapat. Pada model penulisan ini peneliti membangun substantive theory yang berbeda dari grand atau formal theory. Landasan dasar penulisan ditentukan berdasarkan fakta dan fenomena hubungan antar fungsi yang terjadi di kawasan Chiampelas Walk. Yang diperoleh dari aktifitas setiap pengunjung mall Chiampelas Walk. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Parameter ini dilakukan untuk mengetahui kejelasan dalam kasus yang diangkat. Parameter ini adalah untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya agar dapat mengkaji alur hubungan antar fungsi bangunan dan alur hubungan fungsi ruang luar pada kawasan Cihampelas Walk. Kawasan studi adalah kawasan Cihampelas Walk yang merupaka salah satu Mall terbesar di kota Bandung yang mempunyai ruang terbuka yang sangat baik dan berfungsi sebagai ruang publik sehingga banyak aktifitas yang dilakukan di kawasan tersebut. Untuk analisis akan dikaitan dengan teori yang akan digunakan. Teori tersebut digunakan untuk dapat menganalisis studi kasus dengan baik dan benar. Teori tersebut yaitu : teori elemen fisik perancangan kota Hamid Shirvani, tetapi dalam kasus ini hanya menggunakan 4 elemen (sirkulasi dan parkir, ruang terbuka, area pedestrian, kegitan pendukung), teori pendekatan rancang kota (Roger Trancik), yaitu teori linkage (terdapat 3 unsur didalam teori linkage, yaitu : linkage visual, structural, dan linkage sebagai bentuk kolektif), dan teori sirkulasi (hanya dipergunakan sebagai pola bentuk pergerakan yang ada pada kawasan Cihampelas Walk tersebut yang disesuaikan dengan hasilnya dilapangan yang dikaitkan dengan teori tersebut). Reka Karsa 2

Kajian Hubungan Antar Fungsi Pada Kawasan Cihampelas Walk Bandung 3.1. Analisis Sirkulasi (Parkir, Pedestrian, dan Kendaraan) Elemen sirkulasi adalah satu aspek yang kuat dalam membentuk struktur lingkungan perkotaan. Sirkulasi dapat berupa bentuk, hubungan atau satu pola bagi yang dapat mengontrol aktivitas kawasan, seperti aktivitas jalan raya, jalur pejalan kaki, dan pusat-pusat kegiatan yang bergerak. Unsur yang sangat penting dalam sirkulasi kota adalah tempat parkir kendaraan. Keberadaan tempat parkir sangat menetukan hidup tidaknya suatu kawasan komersial. (1) Berdasarkan sirkulasi, terlihat bahwa akses sirkulasi di kawasan CiWalk terdiri dari dua alur yaitu alur untuk kendaraan dan alur untuk pejalan kaki. Dimana terlihat pada gambar untuk akses sirkulasi pejalan kaki berwarna orange. Untuk akses sirkulasi kendaraan dari entraince lalu drop out lalu menuju gedung parkir di belakang, dan untuk pejalan kaki dapat berjalan jalan dari depan entraince sampai menuju Mall dengan melalui pedestrian yang sudah ada di kawasan CiWalk, pendestrian disini sangat panjang dan satu sama lain sangat berhubungan sehingga pejalan kaki sangat mudah untuk menuju dari foodcourt ke Mall dan dari Mall ke entertainment dan ke koridor yang berada di dua sisi bangunan Mall. H B A D G I F C E A : Mall B : Gedung Bioskop C : Gedung Parkir D : Koridor E : Gedung Entertainment F : Gedung Entertaiment anak anak G : Plaza Mall H : Bangunan Foodcourt I : Gedung Hotel Sensa Gambar 1 Analisis Sirkulasi Kendaraan Dan Pejalan Kaki CiWalk memiliki gedung parkir terdiri dari 3 lantai dan setiap lantai terdapat alat transportasi seperti tangga dan lift yang berfungsi untuk menghubungkan dari lantai ke lantai berikutnya. Jadi sangat mudah untuk langsung menuju ke lantai atau tempat yang dituju, ada juga drop out untuk supermarket Griya yang terletak di lantai satu yang sangat memudahkan untuk pengunjung berbelanja langsung dari gedung parkir. Gambar 2 Analisis Gedung Parkir Reka Karsa 3

Parliana, dkk Pedestrian adalah menjaga keseimbangan antara penggunaan pedestrian area dan fasilitas untuk kendaraan bermotor. Menurut Wood (1979), perancangan pedestrian area diidentifikasi menjadi lima kriteria yang harus dipertimbangkan, yakni kecocokan, skala, material, infrastruktur, dan jumlah atau dimensi. (1) Pada kawasan Cihampelas Walk terdapat dua arah sirkulasi yaitu sirkulasi luar dan dalam yang menghubungkan antara foodcourt dengan bangunan mall dan bangunan pendukung. Pada sirkulasi pedestrian area luar, area sirkulasi tersebut lebih menggunakan area selasar. Gambar 3 Analisis Sirkulasi Pedestrian Bagian Luar Pejalan Kaki Pada Foodcourt Pada sirkulasi pedestrian area dalam, terbagi menjadi dua yaitu foodcourt timur dan barat, sirkulasi tersebut terletak pada bagian timur kawasan Cihampelas Walk atau terletak disebelah bangunan utama Mall. Kawasan foodcourt timur dan barat berhubungan langsung dengan bangunan Mall utama, plaza, foodcourt depan dan embassy. Untuk jarak antara foodcourt timur dan barat dengan fungsi bioskop bisa di bilang cukup jauh, pengunjung harus melewati 3 lantai yang dimana bioskop berada pada lantai 4. Gambar 4 Analisis Kawasan Pedestrian Bagian Dalam Bangunan Foodcourt 3.2. Analisis Ruang Terbuka (Plaza, Koridor Samping, dan Koridor Depan) Pada ruang terbuka bisa menyangkut semua lansekap : elemen keras (hardscape), taman, dan ruang rekreasi di kawasan kota. Rustam Hakim, 1987 membagi ruang terbuka berdasarkan kegiatan yang terjadi sebagai berikut : Ruang terbuka aktif, yaitu ruang terbuka yang mengundang unsur-unsur kegiatan di dalamnya, misalnya plaza, tempat bermain dan Ruang terbuka pasif, yaitu ruang terbuka yang di dalamnya tidak mengundang kegiatan manusia. (1) Reka Karsa 4

Kajian Hubungan Antar Fungsi Pada Kawasan Cihampelas Walk Bandung Pada kawasan CiWalk ruang terbuka menjadi salah satu konsep yang dipergunakan dalam perencanaan Mall tersebut. Ruang terbuka di kawasan CiWalk banyak diantaranya ada di depan, di tengah (plaza) dan juga di samping belakang Mall, ruang terbuka yang paling ramai dan paling sering di adakannya event event yaitu ruang terbuka tengah (plaza), dimana plaza tersebut merupakan ruang terbuka yang sangat besar dan dekat dengan bangunan utama (bangunan Mall). Sehingga pengunjung lebih banyak yang bersantai dan duduk duduk di area plaza dan bisa melakukan berbagai aktifitas yang tentunya tidak mengganggu kenyamanan orang orang di sekitar. Ruang terbuka tersebut juga di dukung oleh café dan tempat yang memfasilitasi pengunjung untuk menikmati suasana sekitar. Gambar 5 Analisis Ruang Terbuka Dan Plaza 3.3. Analisis Activity Support (Hotel Sensa dan Mall Ciwalk) Activity Support /Pendukung kegiatan adalah semua fungsi bangunan dan kegiatan-kegiatan yang mendukung ruang-ruang publik suatu kawasan kota. Antara kegiatan-kegiatan dan ruang - ruang fisik selalu memiliki keterkaitan satu sama lain. Bentuk, lokasi dan karakter suatu kawasan yang memiliki ciri khusus akan berpengaruh pula terhadap fungsi, penggunaan lahan dan kegiatan - kegiatannya. Sebaliknya kegiatan yang memperhatikan lokasi tapak yang layak dan baik tergantung seberapa besar aktivitas penggunaan lahan tersebut. (1) Pada kawasan Cihampelas Walk terdapat dua activity support yaitu hotel sensa dan bangunan Mall. Activity support kawasan CiWalk berada disatu kawasan CiWalk yang digunakan untuk kepentingan umum yaitu untuk wisatawan atau pengunjung yang ingin bermalam dan dapat menikmati kawasan CiWalk dari hotel sensa, activity support tersebut juga terdapat alur sirkulasi khusus untuk pengunjung hotel agar dapat langsung menuju Mall CiWalk tanpa harus keluar dari area hotel. Salah satu activity support tersebut adalah hotel sensa, hotel tersebut menjadi sorotan pengunjung mall CiWalk karena bentuknya yang unik sehingga banyak pengunjung yang berfoto - foto di area hotel sensa tersebut. Reka Karsa 5

Parliana, dkk Gambar 6 Analisis Hotel Sensa Sebagai Activity Support Activity support lainnya pada kawasan Cihampelas Walk adalah bangunan Mall, selain berfungsi sebagai bangunan utama, bangunan tersebut juga berfungsi sebagai bangunan pendukung bangunan lainya. Bangunan Mall tersebut terletak di belakang dan di kelilingin oleh bangunan-bangunan pendukung lainnya seperti di depan ada hotel sensa dan di belakang ada gedung bioskop dan di samping Mall Ciwalk terdapat gedung entertaimnet (embassy). Gambar 7 Analisis Mall Ciwalk Sebagai Activity Support 3.4. Analisis Linkage Struktural (Foodcourt Depan, dan Koridor) dan Bentuk Kolektif Dalam Linkage yang structural, dua atau lebih bentuk struktur kota digabungkan menjadi satu kesatuan dalam tatanannya. Bahwa sebagai pengatur yang efektif, sebuah garis datum harus memiliki kontinuitas visual untuk menembus atau melintasi semua unsur yang diorganisir sebagai Figure yang dapat merangkum dan mengumpulkan semua unsur-unsur yang terorganisir didalam lingkungannya. (2) Alur Sirkulasi linkage struktural foodcourt depan dan koridor sisi barat terbentuk sebuah sirkulasi yang menjadi satu kesatuan dalam tatanan yang menghubungkan dua daerah dengan mengutamakan satu daerah yaitu bahwa sirkulasi pada koridor bagian depan itu adalah daerah sirkulasi yang utama karena pengunjung awal datang melalui jalur tersebut, kemudian dari jalur tersebut terhubung dengan massa yang lainnya, seperti dari jalur depan Reka Karsa 6

Kajian Hubungan Antar Fungsi Pada Kawasan Cihampelas Walk Bandung menuju ke jalur gedung entertainment dan dari jalur depan menuju ke jalur foodcourt bagian sisi barat lalu menuju ke mall CiWalk. Gambar 8 Analisis Alur Sirkulasi Linkage Struktural Foodcourt Depan Dan Koridor Sisi Barat Alur sirkulasi linkage struktural plaza dan koridor sisi timur juga terbentuk sebuah sirkulasi yang menggabungkan dua daerah secara netral yaitu gedung entertainment dengan koridor foodcourt sisi timur dan tetap mengutamakan satu daerah yang ada di kawasan CiWalk, seperti pada gambar di samping gedung entertainment yang berada disisi timur berbentuk setengah lingkaran dan menyatu dengan bentuk linear yang fungsinya sebagai retail yang berada di area koridor mall CiWalk. Gambar 9 Analisis Alur Sirkulasi Linkage Struktural Plaza Dan Koridor Sisi Timur Teori Linkage memperhatikan susunan dari hubungan bagian-bagian kota satu dengan lainnya. Menurut Fumuhiko Maki, Linkage adalah semacam perekat kota yang sederhana, suatu bentuk upaya untuk mempersatukan seluruh tingkatan kegiatan yang menghasilkan bentuk fisik suatu kota. Teori ini terbagi menjadi 3 tipe Linkage Urban Space yaitu : a. Compositional Form Bentuk ini tercipta dari bangunan yang berdiri sendiri secara dua dimensi. Dalam tipe ini hubungan ruang jelas walaupun tidak secara langsung. b. Mega Form Menghubungkan struktur - struktur seperti bingkai yang linear atau sebagai grid. Linkage dicapai melalui hirarki - hirarki yang bersifat open ended (masih terbuka untuk berkembang). Contoh sederhana megaform adalah bentuk dan pola pohon. c. Group Form Muncul dari penambahan akumulasi bentuk dan struktur yang biasanya berdiri di samping ruang terbuka publik. Tipe ini dikembangkan secara organik. Contoh penerapannya adalah Reka Karsa 7

Parliana, dkk pada kata-kata kuno dan desa tradisional. Namun saat ini elemen groupform juga sering dipakai dalam perancangan kawasan baru dengan dibuat suatu akumulasi bangunan sebagai suatu kelompok. (2) Linkage sebagai bentuk kolektif terdapat pada bentuk tatanan massa kawasan Cihampelas Walk yang berhubungan antar satu massa dengan massa yang lainnya juga dengan fungsi - fungsi setiap bangunan antara lain memiliki fungsi - fungsi yang berbeda - beda dengan yang lainnya. Bangunan Mall berhubungan langsung dengan gedung bioskop, gedung bioskop berhubungan dengan gedung parkir, koridor timur dan barat berhubungan dengan gedung entertainment dan gedung entertainment anak anak. Plaza bangunan Mall berhubungan langsung dengan foodcourt depan dan gedung hotel sensa. C E D A G F I B H Gambar 10 Analisis Linkage Sebagai Bentuk Kolektif 3.5. Analisis Linkage Visual (Garis, Sisi, Koridor, dan Sumbu) Linkage visual dapat dirumuskan sebagai berikut, Dalam Linkage visual lebih banyak fragmen kota yang dihubungkan menjadi satu kesatuan secara visual. lima elemen Linkage visual yang menghasilkan hubungan secara visual, yakni garis, koridor, sisi, sumbu, dan irama. (2) Alur sirkulasi linkage visual garis, sisi, koridor, dan sumbu terdapat pada sirkulasi yang ada pada kawasan CiWalk, yaitu visual garis yang berfungsi membantu menghubungkan pejalan kaki dari depan entraince untuk menuju ke area yang ada pada CiWalk seperti foodcourt, mall, dan gedung parkir. Selain itu gedung parkir CiWalk ini terletak dibelakang dan untuk jalan entrance masuk gedung parkir ini berada di sisi site kawasan CiWalk yang bertujuan agar pengendara dapat melihat keseluruhan kawasan CiWalk. Dan visual berikutnya yaitu visual koridor, ini berfungsi untuk pengunjung pejalan kaki yang berada di dalam Mall dapat mengakses langsung ke koridor karena tempatnya yang terbuka terhubung langsung dan berdekatan dengan Mall, bisa juga untuk pengunjung yang berada di area luar atau dekat dengan plaza dan visual yang terakhir yaitu visual sumbu di kawasan CiWalk terdapat pada bagian tengah, yaitu plaza Mall karena sempat atau letaknya yang dikelilingi oleh bangunan - bangunan pendukung lainnya, sehingga plaza di CiWalk sangat ramai dan sering adanya Reka Karsa 8

Kajian Hubungan Antar Fungsi Pada Kawasan Cihampelas Walk Bandung event - event yang di gelar oleh pihak management CiWalk untuk menghibur para pengunjung di CiWalk. Gambar 11 Analisis Alur Sirkulasi Linkage Visual Garis, Sisi, Koridor, Dan Sumbu Alur koridor CiWalk sebagai visual koridor menunjukan bahwa visual koridor pada kawasan CiWalk yaitu ada dua, letaknya benda disisi kanan dan kiri gedung Mall, untuk fungsi koridor dapat menghubungkan pengunjung dari dalam Mall menuju area luar koridor, lalu dari plaza menuju koridor dan dari koridor menuju area depan atau entraince. Gambar 12 Analisis Alur Koridor Ciwalk Sebagai Visual Koridor Alur pejalan kaki sebagai visual garis menunjukan pada visual garis pada kawasan CiWalk yaitu pedestrian yang berada di depan entraince mall CiWalk, untuk fungsi pedestrian dapat menghubungkan pengunjung dari luar menuju ke plaza, lalu dari pedestrian dan plaza menuju koridor dan dari koridor atau plaza bisa langsung masuk ke dalam area Mall CiWalk. Reka Karsa 9

Parliana, dkk Gambar 13 Analisis Alur Pejalan Kaki Sebagai Visual Garis 4. KESIMPULAN Kawasan Mall Cihampelas Walk merupakan salah satu mall yang terbesar dan terbaik di kota bandung. Kawasan tersebut memiliki fungsi-fungsi yang berbeda yaitu fungsi foodcourt, hunian, entertainment, dan Mall, sehingga pengunjung dapat melakukan apa saja pada kawasan Cihampelas Walk baik belanja, hiburan, makan, maupun menginap. Sirkulasi pada kawasan Cihampelas Walk terbagi dari 2 bagian yaitu sirkulasi pejalan kaki dan sirkulasi kendaraan. Sirkulasi pejalan kaki pada kawasan tersebut di desain sangat baik dimana pengunjung pejalan kaki diarahkan untuk berjalan dari main entraince, sehingga pengunjung dibuat harus melewati dan melihat retail-retail baik fungsi fashion atau foodcourt pada kawasan tersebut. Sirkulasi pada Kawasan Cihampelas Walk teletak pada lantai 1 dan lantai 2 (selasar yang beratap), dan sirkulasi tersebut di desain dengan sangat menarik dengan didukung oleh street furniture. Sedangkan sirkulasi kendaraan berada pada bagian sisi kawasan yang langsung berhubungan dengan parkiran. Ruang terbuka pada kawasan Cihampelas Walk adalah hal yang menjadi konsep utama, ruang terbuka yang menjadi daya tarik yang berbeda, ruang terbuka pada kawasan Cihampelas Walk terbentuk diakibatkan oleh massa - massa bangunan sehingga terciptanya ruang - ruang terbuka yang juga berfungsi menjadi penghubung massa satu dan lainnya. Area pendestrian pada kawasan Cihampelas Walk berada pada setiap sirkulasi pejalan kaki, yang menjadi fasilitas pendukung untuk pengunjung yang berjalan kaki yang mana diketahui konsep Cihampelas Walk itu menerapkan konsep Walking. Pada kawasan Cihampelas Walk memiliki beberapa linkage yang terbentuk oleh fungsi - fungsi dan tatanan massa bangunan, Linkage pula yang menjadi penghubung antara fungsi satu dan fungsi lainnya. Adapun linkage - linkage yang terbentuk pada kawasan Cihampelas Walk adalah linkage visual (garis,koridor,sisi dan sumbu), linkage structural (sambungan dan tambahan) dan linkage sebagai bentuk kolektif. Linkage yang terbentuk pada Kawasan Cihampelas Walk yaitu Linkage visual garis berada pada area foodcourt depan atau yang menghubungkan main enterence dan plaza, linkage visual koridor berada pada sirkulasi foodcourt timur dan barat yang menjadi penghubung sekaligus sirkulasi, linkage visual sisi berada pada sirkulasi kendaraan pada kawasan Cihampelas Walk yang menghubungkan main entraince dengan parkir, linkage visual sumbu berada pada plaza kawasan Cihampelas Walk yang dibentuk oleh deretan pohon - pohon dan massa - massa bangunan. Linkage struktural sambungan terbentuk oleh deretan bangunan pada kawasan foodcourt depan dan foodcourt barat, massa bangunan tersebut juga terhubung langsung dengan bangunan utama Mall. Linkage struktural tambahan berada pada deretan bangunan foodcourt timur dengan bangunan embassy sehingga tercipta linkage struktural tambahan. Reka Karsa 10

Kajian Hubungan Antar Fungsi Pada Kawasan Cihampelas Walk Bandung Linkage sebagai bentuk kolektif, Cihampelas Walk dikatagorikan kedalam Compositional form yang berarti bentuk yang tercipta dari bangunan yang berdiri sendiri secara dua dimensi yang dimana pada kenyataannya Cihampelas Walk memiliki massa-massa bangunan yang terpisah satu dengan lainnya (multi massa). Dikarenakan fungsi - fungsi yang berbeda dan letak fungsi - fungsi tersebut terpisah satu sama lain maka terbentuk sebuah linkage yang menghubungkan fungsi - fungsi tersebut yang berupa sirkulasi, taman dan ruang terbuka. Arsitektur sangat penting dalam proses pembentukan kawasan Cihampelas Walk baik secara fungsi maupun visual. Bagaimana terhubungnya fungsi satu dengan lainnya sehingga terbentuk sebuah linkage yang sehingga dimana linkage/ hubungan antar fungsi tersebut sangat mempengaruhi kenyamanan pengunjung dan menjadi salah satu parameter bagi pengunjung untuk mengunjungungi Cihampelas Walk. DAFTAR PUSTAKA 1. Shirvani, Hamid. 1985. The Urban Design Process. Van Nostrand Reinhold Company. New York. 2. Trancik, Roger. 1986. Finding Lost Space. Van Nostrand Reinhold Company. New York. Reka Karsa 11