PENGEMBANGAN E-LEARNING YANG TERINTEGRASI VIDEO DENGAN MOODLE DAN BIGBLUEBUTTON UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Yonathan Manase Kones, Wikky Fawwaz Al Maki, dan Mira Rosalina Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, STKIP Surya Tangerang Email:yonathankones@gmail.com ABSTRAK Pembelajaran jarak jauh adalah proses pembelajaran tidak terjadinya kontak dalam bentuk tatap muka secara langsung antara guru dangan siswa di kelas, akan tetapi siswa berkomunikasi langsung dua arah yang dijembatani dengan media moodle yang terintegrasi dengan video conference. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada materi desain media grafis menggunakan GIMP. Penelitian ini dilaksanakan di kelas XII SMA GenIUS Surya Tangerang pada semester genap tahun ajaran 2015/2016. Penggumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket, lembar observasi, pedoman wawancara untuk mengukur motivasi belajar siswa dalam menggunakan media moodle yang terintegrasi dengan video conference. Berdasarkan hasil analisis data dari angket, observasi, dan wawancara ditemukan bahwa media moodle yang terintagrasi dengan video conference dapat memotivasi siswa pada materi desain media grafis menggunakan GIMP. Kata Kunci: e-learning, video conference, moodle, bigbluebutton, motivasi belajar. A PENDAHULUAN Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan merupakan suatu proses akademik yang tujuannya untuk meningkatkan nilai sosial, budaya, moral dan agama serta mempersiapkan pembelajaran menghadapi tantangan dan pengalaman dalam kehidupan nyata [6]. Pendidikan merupakan kebutuhan sekaligus hak dasar bagi setiap warga negara, tanpa membedakan golongan, gender, usia, status, sosial, maupun tempat tinggal, artinya setiap orang mempunyai hak untuk memperoleh layanan pendidikan. Kalau sampai tidak mendapat kesempatan kerena berbagai kendala adalah kewajiban pemerintah untuk mencari sistem pendidikan yang tepat, yang dapat melayani mereka. Sistem pendidikan jarak jauh merupakan alternatif yang dapat memberikan layanan kepada setiap orang untuk mendapatkan pendidikan [3]. E-learning merupakan salah satu media yang dikembangkan untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang ada di daerah terpencil atau jauh dari perkotaan, dengan adanya e-learning moodle yang terintegrasi dengan video conference peserta didik menjadi sangat fleksibel dalam memilih waktu tempat belajar karena mereka tidak harus datang disuatu tempat pada waktu tertentu. Di lain pihak, pengajar dapat memperbarui materi pembelajaran- 1
nya kapan saja dan di mana saja. E-learning sebagai solusi untuk memecahkan permasalahan kurang meratanya hak akses di setiap daerah. Pengembangan e-learning yang sudah dilakukan saat ini sudah pada tahap sinkronisasi antara server, sehingga pengimplementasian video conference mampu bertindak sebagai sarana pembelajaran jarak jauh yang paling efektif. Pada video conference aspek melihat dapat ditemukan melalui gambar interaksi pada masingmasing komputer. Sedangkan pada aspek mengucapkan mampu diwakili dengan interaksi antara pengguna pada saat video conference. Integrasi antara Learning Management System (LMS) dan video conference sudah dapat diterapkan, akan tetapi pada kondisi ini masih dibutuhkan resource yang sangat besar. Resource yang dibutuhkan adalah minimum membutuhkan dua server dimana salah satu server berisi LMS sedangkan server yang lainnya berisi aplikasi video conference [1]. Pengembangan e-learning moodle yang terintegrasi dengan video conference dapat membantu meningkatkan pembelajaran jarak jauh yang ada di SMA Negeri 1 Amfoang Barat Daya, Kabupaten Kupang. Di SMA Negeri 1 Amfoang Barat Daya masih kekurangan pengajar karena keterbatasan jarak dan waktu sehingga pengajar jarang datang ke sekolah dan pembelajaran tidak efektif akan berdampak pada hasil belajar peserta didik, hal ini bukan karena peserta didik tidak belajar akan tetapi pegajar dibatasi oleh jarak dan waktu, dengan adanya pengembangan e-learning moodle yang terintegrasi dengan video conference ini dapat mangatasi permasalahan yang ada. B METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan dalam sebuah penelitian untuk mencapai tujuan penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan dan menjawab persoalan-persoalan suatu fenomena atau peristiwa yang terjadi pada saat penelitian [9]. Adapun langkah-langkah penelitian deskriptif yang dibuat oleh peneliti secara garis besar dibagi menjadi tiga tahap adalah sebagai berikut: 1 Tahap Persiapan. a Menganalisis kurikulum mata pelajaran desain media grafis menggunaka GIMP yang terdapat pada modul dan peneliti menyusun materi yang akan diajarkan kepada peserta didik. b Mencari informasi di internet yang berhubungan dengan pembelajaran; c Menyusun cara membuat gambar menggunakan GIMP. d Membuat instrumen penelitian berupa kisi-kisi angket, lembar observasi dan pedoman wawancara. e Melakukan validasi terhadap instrumen. f Menentukan sekolah dan kelas yang akan dijadikan tempat penelitian. g Mengurus surat izin penelitian. 2 Tahap Pelaksanaan. a Pembelajaran diawali dengan pembagian kelompok sesuai dengan daftar hadir peserta didik dan mengarahkan tentang cara membuka moodle yang terintegrasi dengan video conference. b Menjelaskan bagaimana cara menggunakan moodle yang terintegrasi dengan video conference. c Observasi dilakukan pada saat mengikuti proses pembelajaran jarak jauh menggunakan moodle yang terintegrasi dengan video conference. Pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung peneliti mengambil gambar dan merekam secara video. d Pengumpulakan data yang berasal dari kisi-kisi angket, lembar observasi dan pedoman wawancara. 2
e Melakukan wawancara terhadap peserta didik berjumlah 9 orang dimana 3 orang yang mendapatkan nilai tertinggi, 3 orang yang mendapatkan nilai mean, dan 3 orang yang mendapatkan nilai terendah. 3 Tahap Akhir. a Tahap akhir meliputi pengolahan data dari data hasil penelitan yaitu kisi-kisi angket, lembar observasi dan pedoman wawancara kemudian analisis dan pembahasan hasil penelitian serta menarik kesimpulan dan saran. Untuk memudahkan pelaksanaan penelitian maka digunakan alur diagram yang terdapat pada gambar dibawah ini: yang mengikuti penelitian ini berjumlah 19 orang. Penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh karena jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel peneliti. 2. Teknik Pengumpulan Data Angket sebagai instrumen penelitian yang dilakukan dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan tertulis kepada subjek penelitian atau responden. Dalam penelitian ini, angket sebagai instrumen penelitian utama dan angket digunakan untuk melihat gambaran pelaksanaan pembelajaran jarak jauh dimana menggunakan moodle yang terintegrasi dengan video conference. Pedoman wawancara digunakan untuk mengumpulkan data yang lebih mendalam lagi dengan cara melakukan wawancara kepada peserta didik. Observasi digunakan untuk mengobservesi peserta didik saat mengikuti kegiatan proses belajar mengajar menggunakan moodle yang terintegrasi dengan video conference. C ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dipaparkan analisis data dari hasil penelitian. Analisis data meliputi motivasi belajar peserta didik dan persepsi peserta didik terhadap media pembelajaran. 1. Observasi Pertemuan Pertama Figure 1: Alur Penelitian 1. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA GenIUS Surya Tangerang dan adapun siswa Berdasarkan hasil observasi pada indikatorindikator motivasi belajar siswa dan persepsi siswa pada media pembelajaran peneliti menghitung tiap-tiap pernyataan untuk mendapatkan hasil persentase. Berikut ini adalah tabel dari pertemuan pertama: Indikator Skor Presentase Perasaan Senang 94 92,15 Kemauan 33 97,05 Kecerdasan 30 88,23 Kemandirian 31 91,17 Dorongan 27 79,41 Efektivitas 82 80,39 Total 297 87,35 3
Berdasarkan hasil perhitungan persentase dari tiap-tiap indikator diatas, pada indikator perasaan senang dikatakan dalam kategori Ya mendapatkan skor sebesar 92,15% yang berarti bahwa moodle yang terintegrasi dengan video conference dapat memberikan rasa senang dalam materi desain media grafis menggunakan GIMP dan didukung dengan teori Maslow dalam Isbandi [2], menyatakan bahwa konsep motivasi instrinsik mengidentifikasikan tingkah laku seseorang yang merasa senang terhadap sesuatu. Bila ia dapat menyenangi kegiatan itu, motivasinya akan timbul untuk melakukan kegiatan ia merasa yakin dirinya mampu, biasanya orang itu akan mencoba melakukan kegiatan. Indikator kemauan dikatakan dalam kategori Ya dengan total skor 97,05% yang berarti bahwa moodle yang terintegrasi dengan video conference dapat memberikan rasa senang dalam pembelajaran desain media grafis menggunakan GIMP dan didukung dengan teori Maslow dalam Isbandi [2], menyatakan bahwa konsep motivasi instrinsik mengidentifikasikan tingkah laku seseorang yang merasa senang terhadap sesuatu. Bila ia dapat menyenangi kegiatan itu, motivasinya akan timbul untuk melakukan kegiatan ia merasa yakin dirinya mampu, biasanya orang itu akan mencoba melakukan kegiatan. Indikator kecerdasan dikatakan dalam kategori Ya dengan skor total 88,23% yang berarti media yang digunakan dapat meningkatkan kecerdasan berpikir dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru dan didukung dengan teori Maslow dalam Robert.C [4], menyatakan bahwa orang yang termotivasinya rendah maupun orang yang berhasil menyelesaikan tugastugas yang sulit akan memiliki kebanggaan tersendiri baginya. Indikator kemandirian dikatakan dalam kategori Ya dengan skor total 91,17% yang berarti bahwa media dapat membantu peserta didik dalam mengerjakan tugas secara mandiri dan didukung dengan teori Maslow dalam Zainun Mutadin [7], menyatakan bahwa kemandirian merupakan suatu sikap individu yang diperoleh secara komulatif selama perkembangan, dimana individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi dilingkungan, sehingga individu mampu berpikir dan bertindak sendiri. Dengan kemandirian seseorang dapat memilih jalan hidupnya untuk berkembang yang lebih mantap. Indikator dorongan dikatakan dalam kategori Ya dengan skor total 79,41% yang berarti media dapat memberikan dorongan untuk mengerjakan tugas atau ujian dan didukung dengan teori Maslow dalam Wahosumidjo [8], menyatakan bahwa motivasi dapat mendorong dan memberikan kekuatan dalam diri seseorang mencapai tujuan tertentu yang diinginkan. Indikator efektivitas dikatakan dalam kategori Ya dengan skor total 80,39% yang berarti bahwa fitur-fitur dan background media moodle yang terintegrasi dengan video conference sangat mudah dipahami dan dimengerti dan didukung dengan teori Maslow dalam Isbandi [2], menyatakan bahwa konsep motivasi instrinsik mengidentifikasikan tingkah laku seseorang yang merasa senang terhadap sesuatu. Bila ia dapat menyenangi kegiatan itu, motivasinya akan timbul untuk melakukan kegiatan ia merasa yakin dirinya mampu, biasanya orang itu akan mencoba melakukan kegiatan. Dari indikatorindikator diatas, peneliti menghitung rata-rata jumlah skor (maksimum) untuk seluruh item 1 x 20 x 17 = 340 dan jumlah skor hasil pengumpulan data adalah 297. Jadi berdaskan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap semua indikator = (101 : 114) x 100 % = 87, 35%. Dengan demikian, termasuk dalam kategori baik. Secara praktis dapat digambarkan seperti berikut: Figure 2: Grafik Hasil Perhitungan Indikator Pertemuan Pertama Dari hasil analisis observasi pertemuan pertama diatas, di dukung dengan teori Fredirick Herzberg yang memiliki pemikiran bahwa keberadaan faktor intrinsik menyebabkan seseorang termotivasi. Sebaliknya 4
ketika faktor ekstrinsik tidak terdapat dalam suatu pekerjaan akan menyebabkan ketidakpuasan seseorang [5]. Selain itu, teori Herzberg dikaitkan dengan hasil penelitian diatas, bahwa peserta didik setuju terhadap media moodle yang terintegrasi dengan video conference. 2. Observasi Pertemuan Kedua Berdasarkan hasil observasi pada indikatorindikator motivasi belajar siswa dan persepsi siswa pada media pembelajaran peneliti menghitung tiap-tiap pernyataan untuk mendapatkan hasil persentase. Berikut ini adalah tabel dari pertemuan kedua: Indikator Skor Presentase Perasaan Senang 106 92,98 Kemauan 34 97,36 Kecerdasan 33 86,84 Kemandirian 33 86,84 Dorongan 34 89,47 Efektivitas 110 96,49 Total 297 87,35 Berdasarkan hasil perhitungan persentase dari tiap-tiap indikator diatas, pada indikator perasaan senang dikatakan dalam kategori Ya mendapatkan skor sebesar 92,98% yang berarti bahwa peserta didik merasa senang menggunakan media moodle yang terintegrasi dengan video conference dan bisa berkomunikasi langsung dengan teman sekelas atau dengan guru secara jarak jauh dan didukung dengan teori Maslow dalam Isbandi[2], menyatakan bahwa konsep motivasi instrinsik mengidentifikasikan tingkah laku seseorang yang merasa senang terhadap sesuatu. Bila ia dapat menyenangi kegiatan itu, motivasinya akan timbul untuk melakukan kegiatan ia merasa yakin dirinya mampu, biasanya orang itu akan mencoba melakukan kegiatan. Indikator kemauan dikatakan dalam kategori Ya dengan total skor 97,36% yang berarti bahwa peserta didik mengumpulkan tugas tepat pada waktu yang sudah ditentukan oleh guru dan didukung dengan teori Maslow dalam Isbandi [2], menyatakan bahwa konsep motivasi instrinsik mengidentifikasikan tingkah laku seseorang yang merasa senang terhadap sesuatu. Bila ia dapat menyenangi kegiatan itu, motivasinya akan timbul untuk melakukan kegiatan ia merasa yakin dirinya mampu, biasanya orang itu akan mencoba melakukan kegiatan. Indikator kecerdasan dikatakan dalam kategori Ya dengan skor total 86,84% yang berarti media yang digunakan dapat meningkatkan kecerdasan berpikir dalam materi desain media grafis menggunakan dan didukung dengan teori Maslow dalam Robert.C [4], menyatakan bahwa orang yang termotivasinya rendah maupun orang yang berhasil menyelesaikan tugas-tugas yang sulit akan memiliki kebanggaan tersendiri baginya. Indikator kemandirian dikatakan dalam kategori Ya dengan skor total 86,84% yang berarti bahwa media dapat membantu peserta didik dalam mengikuti pembelajaran jarak jauh dan didukung dengan teori Maslow dalam Zainun Mutadin [7], menyatakan bahwa kemandirian merupakan suatu sikap individu yang diperoleh secara komulatif selama perkembangan, dimana individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi dilingkungan, sehingga individu mampu berpikir dan bertindak sendiri. Dengan kemandirian seseorang dapat memilih jalan hidupnya untuk berkembang yang lebih mantap. Indikator dorongan dikatakan dalam kategori Ya dengan skor total 89,47% yang berarti media dapat memberikan dorongan untuk mengerjakan tugas secara online dan didukung dengan teori Maslow dalam Wahosumidjo [8], menyatakan bahwa motivasi dapat mendorong dan memberikan kekuatan dalam diri seseorang mencapai tujuan tertentu yang diinginkan. Indikator efektivitas dikatakan dalam kategori Ya dengan skor total 96,49% yang berarti bahwa media moodle yang terintegrasi dengan video conference sangat mudah dipahami atau dimengerti dan didukung dengan teori Maslow dalam Isbandi [2], menyatakan bahwa konsep motivasi instrinsik mengidentifikasikan tingkah laku seseorang yang merasa senang terhadap sesuatu. Bila ia dapat menyenangi kegiatan itu, motivasinya akan timbul untuk melakukan kegiatan itu. Ketika seseorang menghadapi tantangan dan ia merasa yakin dirinya mampu, biasanya orang itu akan mencoba melakukan kegiatan. Dari indikator-indikator diatas, peneliti 5
menghitung rata-rata jumlah skor (maksimum) untuk seluruh item 1 x 6 x 19 = 380 dan jumlah skor hasil pengumpulan data adalah 350. Jadi berdaskan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap semua indikator = (350 : 380) x 100 % = 92,10%. Dengan demikian, termasuk dalam kategori baik. Secara praktis dapat digambarkan seperti berikut: Figure 3: Hasil Perhitungan Indikator Pada Pertemuan Kedua Dari hasil analisis observasi pertemuan kedua diatas, di dukung dengan teori Fredirick Herzberg yang memiliki pemikiran bahwa keberadaan faktor intrinsik menyebabkan seseorang termotivasi. Sebaliknya ketika faktor ekstrinsik tidak terdapat dalam suatu pekerjaan akan menyebabkan ketidakpuasan seseorang [5]. Selain itu, teori Herzberg dikaitkan dengan hasil penelitian diatas, bahwa peserta didik setuju terhadap media moodle yang terintegrasi dengan video conference sangat bermanfaat bagi pembelajaran jarak jauh. 3. Angket Dibawah ini adalah Hasil perhitungan angket pada indikator-indikator motivasi belajar siswa dan persepsi siswa terhadap media pembelajaran untuk mengetahui presentase dari setiap pernyataan. Indikator Skor Presentase Perasaan Senang 359 62,98 Kemauan 113 59,47 Kecerdasan 115 60,52 Kemandirian 114 60,00 Dorongan 121 63,68 Efektivitas 397 69,64 Total 1219 64,15 Berdasarkan hasil perhitungan persentase dari tiap-tiap indikator diatas, pada indikator perasaan senang dikatakan dalam kategori setuju mendapatkan skor sebesar 62,98% yang berarti bahwa media dapat memberikan rasa senang dalam pembelajaran desain media grafis menggunakan GIMP dan didukung dengan teori Maslow dalam Isbandi [2], menyatakan bahwa konsep motivasi instrinsik mengidentifikasikan tingkah laku seseorang yang merasa senang terhadap sesuatu. Bila ia dapat menyenangi kegiatan itu, motivasinya akan timbul untuk melakukan kegiatan itu. Ketika seseorang menghadapi tantangan dan ia merasa yakin dirinya mampu, biasanya orang itu akan mencoba melakukan kegiatan. Indikator kemauan dikatakan dalam kategori setuju dengan total skor 59,47% yang berarti bahwa kemauan peserta didik untuk belajar menggunakan dalam pembelajaran desain media grafik menggunakan GIMP dan didukung dengan teori Maslow dalam Isbandi [2], menyatakan bahwa konsep motivasi instrinsik mengidentifikasikan tingkah laku seseorang yang merasa senang terhadap sesuatu. Bila ia dapat menyenangi kegiatan itu, motivasinya akan timbul untuk melakukan kegiatan itu. Ketika seseorang menghadapi tantangan dan ia merasa yakin dirinya mampu, biasanya orang itu akan mencoba melakukan kegiatan. Indikator kecerdasan dikatakan dalam kategori setuju dengan skor total 60,52% yang berarti bahwa kecerdasan peserta didik untuk belajar menggunakan moodle yang terintegrasi dengan video conference dalam pembelajaran pembelajaran jarak jauh dan didukung dengan teori Maslow dalam Robert.C [4], menyatakan bahwa orang yang termotivasinya rendah maupun orang yang berhasil menyelesaikan tugas-tugas yang sulit akan memiliki kebanggaan tersendiri baginya. Indikator kemandirian dikatakan dalam kategori setuju dengan skor total 60,00% yang berarti bahwa media moodle yang terintegrasi dengan video conference dapat membantu peserta didik dalam mengikuti pembelajaran jarak jauh dan didukung dengan teori Maslow dalam Zainun Mutadin [7], menyatakan bahwa kemandirian merupakan suatu sikap individu yang diperoleh secara komulatif selama perkembangan, dimana individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi dilingkungan, sehingga individu mampu berpikir dan bertindak sendiri. Dengan kemandirian seseorang dapat memilih jalan hidup- 6
nya untuk berkembang yang lebih mantap. Indikator dorongan dikatakan dalam kategori setuju dengan skor total 63,68% yang berarti bahwa peserta didik terdorong untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru secara online sehingga mendapat hasil yang ingin dicapai dan didukung dengan teori Maslow dalam Wahosumidjo [8], menyatakan bahwa motivasi dapat mendorong dan memberikan kekuatan dalam diri seseorang mencapai tujuan tertentu yang diinginkan. Indikator efektivitas dikatakan dalam kategori setuju dengan skor total 69,64% yang berarti efektivitas media moodle yang terintegrasi dengan video conference dapat digunakan untuk pembelajaran jarak jauh akan tetapi harus didukung dengan fasilitas yang memadai dan didukung dengan teori Maslow dalam Isbandi [2], menyatakan bahwa konsep motivasi instrinsik mengidentifikasikan tingkah laku seseorang yang merasa senang terhadap sesuatu. Bila ia dapat menyenangi kegiatan itu, motivasinya akan timbul untuk melakukan kegiatan ia merasa yakin dirinya mampu, biasanya orang itu akan mencoba melakukan kegiatan. Dari indikatorindikator diatas, peneliti menghitung rata-rata jumlah skor (maksimum) 5 x 20 x 19 = 1900. Jadi berdaskan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap semua indikator = (1219 : 1900) x 100% = 64,15%. Dengan demikian, termasuk dalam kategori cukup baik. Secara praktis dapat digambarkan seperti berikut: memiliki pemikiran bahwa keberadaan faktor intrinsik menyebabkan seseorang termotivasi. Sebaliknya ketika faktor ekstrinsik tidak terdapat dalam suatu pekerjaan akan menyebabkan ketidakpuasan seseorang [5]. Selain itu, teori Herzberg dikaitkan dengan hasil penelitian diatas, bahwa peserta didik setuju bahwa media moodle yang terintegrasi dengan video conference dapat memotivasi peserta didik dalam materi desain media grafik menggunakan GIMP. 4. Hasil Wawancara Berikut ini adalah hasil wawancara dari tiap-tiap indikator motivasi belajar siswa dan persepsi siswa terhadap media pembelajaran. a. Perasaan Senang Di bawah ini adalah hasil wawancara dengan 3 peserta didik yang mendapat nilai tertinggi terhadap indikator perasaan senang, diketahui bahwa peserta didik merasa senang menggunakan media moodle yang terintegrasi dengan video conference karena bisa berkomunikasi langsung dengan dengan pengajar secara online. Dari 3 peserta didik yang mendapatkan nilai mean, diketahui bahwa peserta didik merasa biasa saja ketika menggunakan media moodle yang terintegrasi dengan video conference karena semuanya tergantung pada jaringan internet. Dari 3 peserta didik yang mendapatkan nilai terendah, diketahui bahwa peserta didik merasa senang karena mendapat hal yang baru mengenai media moodle yang terintegrasi dengan video conference. b. Kemauan Figure 4: Hasil Perhitungan Angket Keterangan: 0-380 : Sangat Tidak Setuju 381-760 : Tidak Setuju 761-1140 : Ragu-ragu / Netral 1141-1520 : Setuju 1521-1900 : Sangat Setuju Dari hasil analisis observasi pertemuan pertama diatas, di dukung dengan teori Fredirick Herzberg yang Hasil wawancara dengan peserta didik mengenai indikator kemauan yaitu dari 3 peserta didik yang mendapatkan nilai tertinggi, 3 peserta didik yang mendapatkan nilai mean, dan 3 peserta didik yang mendapatkan nilai terendah, diketahui bahwa peserta didik mengumpulkan tugas tepat waktu yang sudah ditentukan akan tetapi semuanya tergantung pada jarigan internet. c. Kecerdasan 7
Hasil wawancara dengan peserta didik mengenai indikator kecerdasan yaitu dari 3 peserta didik yang mendapatkan nilai tertinggi, 3 peserta didik yang mendapatkan nilai mean, dan 3 peserta didik yang mendapatkan nilai terendah, diketahui bahwa peserta didik memahami cara menggunakan moodle yang terintegrasi dengan video conference karena mudah dan praktis. d. Kemandirian Hasil wawancara dengan peserta didik mengenai indikator kemandirian yaitu dari 3 peserta didik yang mendapatkan nilai tertinggi, 3 peserta didik yang mendapatkan nilai mean, dan 3 peserta didik yang mendapatkan nilai terendah diketahui bahwa peserta didik mengerjakan ujian tanpa bantuan orang lain atau mengerjakan sendiri. e. Dorongan Hasil wawancara dengan peserta didik mengenai indikator dorongan yaitu dari 3 peserta didik yang mendapatkan nilai tertinggi, dari 3 peserta didik yang mendapatkan nilai mean, dari 3 peserta didik yang mendapatkan nilai terendah diketahui bahwa peserta didik merasa puas terhadap nilai yang didapat dari tugas-tugas akan tetapi jika memenuhi targetnya. f. Efektivitas Hasil wawancara dengan peserta didik mengenai indikator efektivitas yaitu dari 3 peserta didik yang mendapatkan nilai tertinggi, dari 3 peserta didik yang mendapatkan nilai mean, dan dari 3 peserta didik yang mendapatkan nilai terendah diketahui bahwa peserta didik mudah dalam menggunakan akan tetapi peserta didik tidak terlalu suka dengan tampilan background yang kurang menarik sedangkan fitur-fiturnya sangat bagus dan untuk penggunaannya tergantung pada koneksi jaringan internet, jika jaringan internet bagus semuanya dapat berjalan dengan lancar, jika tidak lancar maka peserta didik akan ketinggalan materi pembelajaran media grafis menggunakan GIMP. Moodle yang terintegrasi dengan video conference dapat digunakan sebagai media pembelajatan jarak jauh tetapi harus di dukung dengan fasilitas yang memadai. Dari Hasil wawancara dengan peserta didik mengenai tiap-tiap indikator peneliti menarik kesimpulan bahwa peserta didik mudah dalam menggunakan moodle yang terintegrasi dengan video conference dan sangat cocok untuk pembelajatan jarak jauh tetapi tergantung pada koneksi jaringan internet, jika lancar maka semuanya berjalan dengan lancar, jika tidak lancar maka peserta didik akan ketinggalan materi pembelajaran media grafis menggunakan GIMP. D KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh beberapa kesimpulan terkait dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian yang diajukan.elearning sebagai alat bantu dalam pembelajaran jarak jauh dan penerapan e-learning moodle yang terintegrasi dengan video conference dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam materi desain media grafis menggunakan GIMP. References [1] Nirwan Adhiatma, Djoko Suprajitno, and Achmad Affandi. Implementasi E-learning dengan Integrasi Video Conference Berbasis Web dalam Sistem Manajemen Pembelajaran. [2] Isbandi Rukminto Adi. Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial: Dasardasar Pemikiran. Jakarta: Grafindo Persada. 1994. [3] Warsita Bambang. Pendidikan Jarak Jauh. Bandung: Penerbit PT. REMAJA ROSDAKARYA. 2011. [4] Robert C. Beck, Motivation. New Jersay: Prentice Hall Inc. 1990. 8
[5] J. L Gibson, J. M Ivancevich, J.H. Donnelly, and R. Konopaske. Organization: Behavior, Structure, Processes edition. New York. McGraw-Hill. 2011. [6] Munir. Pembelajaran Jarak Juah Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Penerbit ALFABETA. 2009. [7] Zainun. Mu tadin. Kemandirian sebagai Kebutuhan Psikologi pada Remaja. Jakarta : http: www.psikologi.com/ remaja. 2002. [8] Wahosumidjo. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: Ghalia Indonesia. 1992. [9] Arifin Zainal. Penelitian Pendidikan : Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2011. 9