UPAYA TIMOR LESTE DALAMMENYELESAIKAN BATAS WILAYAH LAUT DENGAN AUSTRALIA RESUME SKRIPSI

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA TIMOR LESTE DALAM PENYELESAIAN GARIS TAPAL BATAS DENGAN AUSTRALIA RAWUL YULIAN RAHMAN 1 NIM

BAB I PENDAHULUAN. dan gas yang terkandung di Laut Timor. tertentu berdasarkan pada prinsip Landas Kontinen.

BAB I PENDAHULUAN. merdeka pada 20 Mei Sebagai negara yang baru saja merdeka banyak

Fiqih Dwimurti Kampau 1 Indra Pahlawan, S. IP., M.Si.

Kompleksitas Sengketa Celah Timor

PENGATURAN ASAS REBUS SIC STANTIBUS

BAB II PERBATASAN TIMOR LESTE DENGAN AUSTRALIA (CELAH TIMOR)

Awal tahun ini, pemerintah Australia dan pemerintah

BAB V KESIMPULAN. wilayah, tindakan atas hak dan kewajiban yang dilakukan di laut baik itu oleh

HUKUM INTERNASIONAL PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL PERTEMUAN XXVII, XXVIII & XXIX. By Malahayati, SH, LLM

I. RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN (RKPM) MINGGU 10

TESIS PENGARUH PERJANJIAN LAUT TIMOR TERHADAP PEMBAGIAN EKSPLOITASI MINYAK DAN GAS BAGI REPUBLIK DEMOKRATIK TIMOR LESTE

BAB I PENDAHULUAN. Setelah selama dua puluh empat tahun menjadi bagian dari wilayah kedaulatan NKRI,

Pendapatan dari minyak dan gas alam sekarang ini

Wilayah Negara Dalam Hukum Internasional

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KONFLIK PERBATASAN INDONESIA DAN MALAYSIA (Studi Kasus: Sengketa Blok Ambalat) Moch Taufik

Centru Informasaun Independenti Ba Tasi Timor (CIITT)

BAB III. A. Hasil Penelitian

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

maka dunia internasional berhak untuk memakai kembali wilayah laut Indonesia dengan bebas seperti sebelumnya 298.

PENGANTAR ILMU DAN TEKNOLOGI KEMARITIMAN. Dr. Ir. Hj. Khodijah Ismail, M.Si www. Khodijahismail.com

Banyak hal telah terjadi sejak akhir tahun 2002, ketika La o Hamutuk membuat laporan terakhir mengenai minyak dan

BAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah hukum. Di Indonesia, salah satu masalah hukum

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Perkembangan Hukum Laut Internasional

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Eksplorasi dan Eksploitasi. perusahaan minyak yang meminjamkan atau mendanai kapital yang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III HUBUNGAN AUSTRALIA-INDONESIA MASA PEMERINTAHAN JOHN HOWARD. A. Masalah yang Menjadi Motif Australia Terhadap Indonesia

MENEGOSIASIKAN BATAS WILAYAH MARITIM INDONESIA DALAM BINGKAI NEGARA KEPULAUAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RENCANA AKSI KEBIJAKAN KELAUTAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan suksesi negara. Bersandar dari konsepsi hukum internasional, suksesi

Konvensi Montevideo 1933

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN NASIONAL TERKAIT DENGAN PENETAPAN INDONESIA SEBAGAI NEGARA KEPULAUAN. Oleh : Ida Kurnia*

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Mengelola Batas Maritim Indonesia: Delimitasi dan Administrasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN II UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1961 TENTANG PERSETUJUAN ATAS TIGA KONVENSI JENEWA TAHUN 1958 MENGENAI HUKUM LAUT

Ambalat: Ketika Nasionalisme Diuji 1 I Made Andi Arsana 2

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I, II, III

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EKSISTENSI GARIS BATAS LANDAS KONTINEN ANTARA INDONESIA DENGAN MALAYSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERNASIONAL 1 Oleh : Rialindy Justitia Palenewen 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Ambalat adalah blok laut seluas Km2 yang terletak di laut

PERENCANAAN KAWASAN PESISIR

BAB I PENDAHULUAN. negara yang membawa akibat-akibat hukum yang sangat kompleks.

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Gambar 2. Zona Batas Maritim [AUSLIG, 2004]

KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA BANGSA TENTANG HUKUM LAUT BAB VII LAUT LEPAS BAB IX LAUT TERTUTUP ATAU SETENGAH TERTUTUP.

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

VIENNA CONVENTION ON THE LAW OF TREATIES 1969

MUHAMMAD NAFIS PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TOPIK KHUSUS DIPLOMASI INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebelum Timor Timur berintegarasi dengan Indonesia, Timor Timur

LAMPIRAN II RENCANA KERJA PENATAAN RUANG UNTUK PEMANTAPAN KEAMANAN NASIONAL (PENANGANAN KAWASAN PERBATASAN)

I PENDAHULUAN. Hukum Internasional mengatur tentang syarat-syarat negara sebagai pribadi

Ketika Capres bicara Kedaulatan, Batas Maritim dan Laut China Selatan. I Made Andi Arsana, Ph.D.

Pengaruh Politik Domestik Terhadap Kebijakan Politik Luar Negeri Australia

DAFTAR ISI. I.6.1 Kelemahan Organisasi Internasional secara Internal I.6.2 Kelemahan Organisasi Internasional dari Pengaruh Aktor Eksternal...

TINJAUAN HUKUM LAUT TERHADAP WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan tersebut tidak bertentangan dengan hukum internasional 4. Kedaulatan

DINAMIKA KEPENTINGAN AUSTRALIA TERHADAP TIMOR LESTE DARI TAHUN Oleh:

ANALISIS UNDANG-UNDANG KELAUTAN DI WILAYAH ZONA EKONOMI EKSKLUSIF

BAB IV UNCLOS SEBAGAI LANDASAN HUKUM INTERNASIONAL DALAM PENYELESAIAN SENGKETA WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. dan dalam lingkungan wilayah yang dibatasi oleh garis-garis perbatasan

BAB V PENUTUP. diatur oleh hukum internasional yakni okupasi terhadap suatu wilayah harus

xii hlm / 14 x 21 cm

KONSEP NEGARA KEPULAUAN MENURUT HUKUM LAUT INTERNASIONAL (UNCLOS 1982) DALAM PENYELESAIAN SENGKETA NIGER GESONG ANTARA INDONESIA DENGAN MALAYSIA

Hukum Laut Indonesia

SISTEMATIKA PEMAPARAN

Sayidiman Suryohadiprojo. Jakarta, 24 Juni 2009

PENERAPAN UNCLOS 1982 DALAM KETENTUAN PERUNDANG UNDANGAN NASIONAL, KHUSUSNYA ZONA EKONOMI EKSKLUSIF INDONESIA. Oleh : Ida Kurnia * Abstrak

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

I. RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN (RKPM) MINGGU 5. A. TUJUAN AJAR: Dapat menjelaskan evolusi batas maritim nasional di Indonesia

TUGAS HUKUM LAUT INTERNASIONAL KELAS L PERMASALAHAN INDONESIA SEBAGAI NEGARA KEPULAUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Perjanjian antara Indonesia dan Australia pada tahun 1971 adalah Persetujuan tentang Penetapan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB 5 PENUTUP. 5.1.Kesimpulan

PENDAHULUAN. samudera Hindia dan samudera Pasifik dan terletak di antara dua benua yaitu

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENYELESAIAN PERMASALAHAN BATAS WILAYAH ANTARA INDONESIA DAN MALAYSIA DI PERAIRAN SELAT MALAKA DITINJAU DARI UNCLOS 1982

I. RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN (RKPM) MINGGU 7

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan hukum lingkungan tidak dapat dipisahkan dari gerakan

BAB SYARAT TERBENTUKNYA NEGARA

UPAYA ORGANISASI PAPUA MERDEKA (OPM) DALAM MENGGALANG DUKUNGAN INTERNASIONAL UNTUK KEMERDEKAAN PAPUA RESUME SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

PERLINDUNGAN HUKUM NEGARA TERHADAP KEDAULATAN WILAYAH LAUT

Masalah Penetapan Batas Landas Kontinen dan Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia. Oleh : Danar Widiyanta 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KONFLIK CHILE-ARGENTINA PADA KASUS BEAGLE CHANNEL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Dinamika Hukum Laut Internasional mengalami perkembangan yang

Transkripsi:

UPAYA TIMOR LESTE DALAMMENYELESAIKAN BATAS WILAYAH LAUT DENGAN AUSTRALIA RESUME SKRIPSI Disusunoleh: Raimundo de FátimaAlvesCorreia 151 070 253 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN YOGYAKARTA 2011

Timor Leste adalah nama yang sering disebut untuk negara yang baru hadir dalam politik internasional sebagai negara berdaulat. Kehadirannya tidak secara tiba-tiba, tapi lewat perjuangan yang panjang dari duarezim yang menguasainya. Hubungan Australia dan Timor Leste bukan juga baru terbentuk sejak Timor Leste lepas dari Indonesia, tapi telah berlangsung lama sebelum Timor Leste menjadi negara. Namun hubungan itu bukan dalam bentuk state, karena ada rezim yang menguasainya. Hubungan Australia dan Timor Leste semakin intens sejak Indonesia mengalami krisis. Perjuangan rakyat Timor Leste untuk merdeka diperkuat dengan bantuan Australia sampai menuju kemerdekaan. Namun belakangan hubungan kedua negara yakni Timor Leste dan Australia menjadi buruk, karena hubungan kedua negara ditentukan oleh dua kepentingan yang sama yaitu kedaulatan territorial atau perbatasan dan sumber daya alam yang menjadi permasalahan dari kedua negara. Kedua hal ini bukan persoalan baru tapi merupakan kisah lama yang berlanjut dan rumit karena berakar dari progres hukum internasional yang berubah. Australia merasa claim atas teritorialnya legitimate dengan konvensi Genewa tentang hukum laut 1958, begitu pun Timor Leste merasa lebih berhak dengan konvensi PBB mengenai hukum laut UNCLOS 1982. Karena di dalam daerah yang disengketakan itu terdapat potensi ekonomi yang sangat signifikan bagi kedua negara, maka logika sehatnya memang mengharuskan mereka bertengkar. Pertengkaran itu bisa saja diselesaikan bila para pihak ingin selesai. Lembaga Hukum Internasional tersedia bila para pihak menghendakinya. Namun hukum internasional tak memiliki kekuatan memaksa seperti lembaga nasional. Menyusul pengumuman Australia keluar dan Mahkamah lnternasional maka pilihan penyelesaian tinggal pada kreatifitas bilateral.

Dari sini dapat dilihat bahwa pemufakatan, diplomasi dan negosiasi mengambil tempat untuk penyelesaian persoalan ini. Untuk satu masalah sumberdaya yang berupa minyak dan gas, walaupun lewat ancaman-ancaman mereka berhasil mencapai kesepakatan Joint Petroleum Development Area yang mereka namakan Timor Sea Treaty dengan porsi 90:10, tapi persoalan perbatasan terus berlanjut. Karena kedua negara belum menyepakati batas wilayah yang merupakan salah satu ladang yang mempunyai kandungan gas terbesar dibandingkan dengan ladang yang lainya itu wilayah Greater Sunrise. Wilayah Greater Sunrise merupakan wilayah yang mempunyai batas yang paling dekat dengan Timor Leste yang sebagian wilayahnya berada di wilayah JPDA dan ZEEnya berdasarkan UNCLOS 1982. Sejak kemerdekaan Timor Leste diperoleh, babak baru perundingan juga dimulai, tetapi pengakuan akan warisan colonial Indonesia dan Australia yang sangat mengungtungkan pemerintah John Howard dan Tuan Alexander Downer tidak pernah ditinggalkan. Data statistik, geologi dan perminyakan telah membuktikan keberadaan simpanan minyak yang meluas di daerah Timor Gap hingga perbatasan sebelah timur dari Wilayah Pengembangan Minyak Bersama (JPDA) dan simpanan minyak tersebut dikenal sebagai ladang minyak Sunrise dan Troubadour (bersama-sama dikenal sebagai Greater-Sunrise). Selama ini Timor-Leste dan Australia telah membuat klaim perairan namun belum dapat membatasi perbatasan perairannya, termasuk di wilayah Laut Timor dimana Greater Sunrise berada. Padahal kalau dilihat berdasarkan batas equidistance atau median line (bata s pertengahan), Greater Sunrise ini juga menjadi milik negara baru ini.

Australia selama ini mencoba memaksa Timor Leste untuk melupakan penentuan batas wilayah maritime sehingga mereka bisa mengklaim, produksi, untuk membuat ketentuanketentuan bagi eksploitasi yang tidak terpisahkan dari Greater Sunrise. Timor-Leste ditekan untuk menyetujui penyatukan Greater Sunrise dan membagi hasil dengan Australia. Berdasarkan penekanan ini dibuatlah suatu dokumen penyatuan yang dinamakan International Unitisation Agreement (IUA) dimana Timor-Leste akan dipaksa untuk menyetujui diberikannya 79.9% % dari produksi minyak di ladang Greater Sunrise kepada Australia dan Timor-Leste hanya mendapatkan 20.1%. Padahal kalau garis batas equidistance ditarik maka kemungkinan bahwa semua hasil merupakan milik Timor-Leste sangatlah besar. Pemerintah Australia dan Parlemen-nya telah menandatangani dan meratfikasi IUA, dan memaksa Timor-Leste untuk menyetujuinya, dan pemerintah kita sendiri telah menandatanganinya. Sekarang harapan kita hanya bertumpuh pada Parlemen agar melakukan perubahan terlebih dahulu sebelum meratifikasi IUA tersebut, karena bisa saja menguntungkan Australia dan memaksa kita untuk tidak mematok batas laut kita atau menunda hingga beberapa puluh tahun mendatang. Dengan demikian upaya Timor Leste dalam penyelesaian batas wilayah laut dengan Australia bisa dikatakan gagal. Karena upaya pemerintah Timor Leste gagal mencapai pemufakatan dalam penyelesaian wilayah batas yang disebabkan adanya perbedaan persepsi tentang penyelesaian sengketa di wilayah greater sunrise, yang juga menimbulkan latarbelakang politik di Timor Leste akibatnya penyelesaian tidak menjadi prioritas utama pemerintah Timor Leste dan Australia berusaha menunda pemufakatan dalam penyelesaian batas wilayah laut di

wilayah greater sunrise, dengan demikian Australia tetap mengeksplorasi dan mengeksploitasi di daerah atau wilayah tersebut.