ABSTRACT. Keywords: Fundamental Analysis, Dividend Discount Model, Price Earning Ratio, intrinsic value ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS FUNDAMENTAL DENGAN PENDEKATAN PRICE EARNING RATIO

PENERAPAN ANALISIS FUNDAMENTAL UNTUK PENILAIAN KEWAJARAN HARGA SAHAM DAN KEPUTUSAN INVESTASI DENGAN METODE PRICE EARNINGS RATIO

ANALISIS PENETAPAN HARGA INTRINSIK SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRICE EARNING RATIO

Avitta Putri Wijaya Raden Rustam Hidayat Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

ANALISIS FUNDAMENTAL INTERNAL UNTUK MENILAI KEWAJARAN HARGA SAHAM DENGAN PENDEKATAN PRICE EARNING RATIO (PER)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan September 2016 Juni 2017.

ANALISIS FUNDAMENTAL DENGAN PENDEKATAN PRICE EARNING RATIO (PER) UNTUK MENILAI KEWAJARAN HARGA SAHAM DAN KEPUTUSAN INVESTASI

PENGGUNAAN ANALISIS FUNDAMENTAL PENDEKATAN PRICE EARNING RATIO

Nur Ihwanul Fathoni Suhadak Sri Sulasmiyati Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Kartika Sari Topowijono Zahroh Z.A Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya

Nurita Ziyadatur Rahman R. Rustam Hidayat Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

PENGGUNAAN ANALISIS FUNDAMENTAL UNTUK MENILAI SAHAM DENGAN PENDEKATAN PRICE EARNING RATIO (PER) DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI

BAB II URAIAN TEORITIS. Parwati (2005) melakukan penelitian yang berjudul: Faktor-Faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. dana ke dalam lembaga investasi dan atau suatu benda dengan harapan

Abstract. Keyword : Analysis of Fundamentals, Intrinsic, Price Earning Ratio, EPS, DPR, DPS, ROE. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN. Ketiga perusahaan tersebut adalah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan

ANALISIS FUNDAMENTAL UNTUK MENILAI KEWAJARAN HARGA SAHAM DENGAN DIVIDEND DISCOUNT MODEL

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI BERDASARKAN PENILAIAN HARGA SAHAM

BAB I PENDAHULUAN. Saham adalah salah satu instrumen investasi yang dapat memberikan return UKDW

ANALISIS NILAI INTRINSIK SAHAM DENGAN RELATIVE VALUATION TECHNIQUES

Penilaian Nilai Intrinsik Saham (Valuation)

PENERAPAN ANALISIS FUNDAMENTAL DENGAN PENDEKATAN PRICE EARNING RATIO

PENGARUH PERTUMBUHAN LABA, DIVIDEND PAYOUT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO DAN RETURN ON EQUITY TERHADAP PRICE EARNING RATIO

Fajar Yusuf Suhadak Nengah Sudjana Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang Abstract

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

ANALISIS FUNDAMENTAL DALAM PENILAIAN HARGA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE DIVIDEND DISCOUNTED MODEL

PENETAPAN HARGA INTRINSIK UNTUK PEMBUATAN KEPUTUSAN INVESTASI DALAM SAHAM

ANALISIS DIVIDEND DISCOUNTED MODEL

Rastri Harjanti Topowijono Sri Sulasmiyati Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN

ABSTRАCT. Key words: Dividend Discount Model, Intrinsic value of shares, investment decisions ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan

ANALISIS FUNDAMENTAL MENGGUNAKAN PRICE EARNING RATIO (PER) UNTUK MENILAI KEWAJARAN HARGA SAHAM SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI

BAB I PENDAHULUAN. individu-individu atau badan usaha yang mempunyai kelebihan dana (surplus

BAB III METODE PENELITIAN

Yuwono Wicaksono R. Rustam Hidayat Topowijono Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Taufik Hidayat Nila Firdausi Nuzula Ari Darmawan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN

BAB II TIMJAUAN PUSTAKA

PENILAIAN SAHAM. Nilai nominal Nilai nominal adalah nilai per lembar saham yang berkaitan dengan hukum. Nilai yang tercantum dalam lembar saham.

PENERAPAN METODE DISKONTO DIVIDEN DENGAN MODEL PERTUMBUHAN KONSTAN DAN METODE PRICE EARNING RATIO

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sejalan dengan perkembangan perusahaan, kebutuhan perusahaan akan modal

BAB I PENDAHULUAN. ditebak (Fahmi, 2006:14). Oleh karena itu, saham dikenal dengan karakteristik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fakhrudin (2006:6), saham (stock atau share) dapat didefinisikan sebagai tanda

PENDAHULUAN Pasar modal memiliki peranan penting guna menciptakan sebuah perekonomian yang baik serta sebagai alternatif penghimpun dana selain sistem

BAB I PENDAHULUAN. alternatif bagi perusahaan (Lubis, 2006). Dari sudut pandang ekonomi, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. modal dikatakan efisiensi secara informasional apabila harga sekuritassekuritasnya

ANALISIS PENILAIAN HARGA WAJAR SAHAM STUDI KASUS PADA PT MULTI BINTANG INDONESIA, TBK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pun semakin bervariasi salah satunya adalah berinvestasi di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal, para investor perlu melakukan kegiatan untuk menilai atas saham.

BAB III METODE PENELITIAN. keuangan yang diperlukan, data ini diperlukan untuk penganalisisan secara

ANALISIS PENILAIAN KEWAJARAN HARGA SAHAM (Studi Pada Sektor Industri Pertambangan Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Tahun )

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGARUH NILAI SAHAM BIASA DENGAN PENDEKATAN PRICE EARNING RATIO

(STUDI PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DAN KOMPONENNYA YANG LISTING

BAB I PENDAHULUAN. satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan

ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM DENGAN PENDEKATAN PRICE EARNING RATIO (PER) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (Skripsi)

BAB I PENDAHULUAN. diperjualbelikan, salah satunya dalam bentuk ekuitas (saham). Pasar

PENILAIAN SAHAM DAN STRATEGI PORTFOLIO SAHAM. Andri Helmi M, SE., MM Manajemen Investasi dan Portofolio

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat dan

One Septy Wulandari Sri Mangesti Rahayu Nila Firdausi Nuzula Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

PENGARUH CURRENT RATIO

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

PEMBAHASAN. 1. Nilai Intrinsik dan Nilai Pasar

CAKUPAN PEMBAHASAN 1/23

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. asimetri informasi antara pihak manajemen dan pihak eksternal. Untuk mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia atau go public pasti menerbitkan

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN ROKOK YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. CAKUPAN PEMBAHASAN

Analisis Faktor Fundamental dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Pada Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB I PENDAHULUAN. dengan mempertimbangkan risiko dan return. Setiap investor yang melakukan

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pasar Modal Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Financial Intermediary, menjadi semakin dibutuhkan dalam perekonomian,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB I PENDAHULUAN. Brown (Investment Analysis snd Portofolio Management,5) mendefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebijakan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan adalah UKDW

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1) Ni Luh Putu Ari Cintya Devi dan Luh Komang Sudjarni (2012)

BAB I PENDAHULUAN. industri ini akan memiliki prospek yang baik. Dengan pertimbangan ini, saham di

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak

BAB I PENDAHULUAN. berharga yang berjangka panjang seperti saham, obligasi, waran, dan right

BAB I PENDAHULUAN. satu cara dalam memudahkan perusahaan maupun investor untuk mendapatkan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995 menyatakan bahwa Pasar

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia berkembang sangat pesat dari tahun ke tahun, hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan investasi bagi setiap individu mengandung risiko dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal dapat dijadikan salah satu alternatif bagi perusahaan untuk

Rizky Taufiq Sri Mangesti Rahayu Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

PENGARUH VARIABEL FUNDAMENTAL INTERNAL TERHADAP HARGA SAHAM (Studi pada Saham LQ-45 yang Listing Di BEI Periode Tahun )

BAB II. Tinjauan Pustaka. memberikan tingkat return yang sesuai dengan tingkat return yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

Oleh: Novia Kasyaretta Ananda Putri Administrasi Bisnis, Universitas Diponegoro, Indonesia Dosen Pembimbing:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menumbuhkan perusahaan. Merger berasal dari kata mergere yang berarti. (1) bergabung, bersama, menyatu, berkombinasi

BAB 1 PENDAHULUAN. sarana yang berguna untuk menggalang pengerahan dana jangka panjang dari

BAB I PENDAHULUAN. return yang optimal melalui dividen dan capital gain. Investor yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang sedang berkembang di berbagai bidang

Transkripsi:

ANALISIS FUNDAMENTAL UNTUK MENILAI KEWAJARAN HARGA SAHAM DENGAN DIVIDEND DISCOUNT MODEL (DDM) DAN PRICE EARNING RATIO (PER) SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI (Studi Pada Subsektor Perbankan yang Listing di BEI Periode 2012-2014) Ismik Kurniaty H. Raden Rustam Hidayat Maria Goretti Wi Endang N.P. Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang E-mail: niahernard92@gmail.com ABSTRACT This research assess the fainess of stock price using fundamental analysis with Dividend Discount Model (DDM) and Price Earning Ratio (PER) approaches in banking companies listed in Indonesia Stock Exchange 2012-2014 to make investment decision. This research is descriptive research with quantitative approach. The sampling technique is purposive sampling which 7 companies choosen as sample from 41 population companies. Fundametal ratios are analyzed and intrinsic values are compared with market price. Fundamental ratios used in this research is Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Dividend Per Share (DPS), and Dividend Payout Ratio (DPR). Intrinsic value is real theoritical value of stock that suppose to be happen. Stock is overvalued if its intrinsic value is lower than its market price. Stock is undervalued if its intrinsic value is higher than its market velue. Stock is correctly valued if its intrinsic value is equal to its market price. The result shows that BBCA, BBNI, BBRI, and BMRI are overvalued, the recommendation of investment decision is to sell those stock. BBNP, BBTN, and BDMN are undervalued, the recommendation of investment decision is to buy those stock. Keywords: Fundamental Analysis, Dividend Discount Model, Price Earning Ratio, intrinsic value ABSTRAK Penelitian ini menilai kewajaran harga saham menggunakan analisis fundamental pendekatan Dividend Discount Model (DDM) dan Price Earning Ratio (PER) untuk menentukan keputusan investasi pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2014. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling sehingga terpilih 7 perusahaan sampel dari 41 populasi. Penilaian kewajaran harga saham dilakukan dengan melakukan analisis rasio-rasio fundamental perusahaan dan perbandingan nilai intrinsik dengan harga pasar saham. Rasio-rasio fundamental yang digunakan yaitu Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Dividend Per Share (DPS), dan Dividend Payout Ratio (DPR).Nilai intrinsik adalah nilai yang seharusnya terjadi, nilai inilah yang dibandingkan dengan harga pasar. Nilai intrinsik yang lebih besar dari harga pasar menunjukkan kondisi saham yang undervalued sedangkan nilai intrinsik yang lebih kecil dari harga pasar menunjukkan kondisi saham yang overvalued dan jika nilai intrinsik yang sama dengan harga pasar maka saham dalam kondisi correctly valued. Hasil penelitian menunjukkan saham BBCA, BBNI, BBRI, dan BMRI dalam kondisi overvalued sehingga direkomendasikan untuk menjual saham. BBNP, BBTN, dan BDMN dalam kondisi undervalued sehingga direkomendasikan untuk membeli saham tersebut. Kata Kunci: Analisis Fundamental, Dividend Discount Model, Price Earning Ratio, nilai intrinsik 28

1. PENDAHULUAN Salah satu faktor penting dalam perkembangan suatu perusahaan adalah ketersediaan modal. Pemenuhan modal didapat dari sumber internal maupun sumber eksternal. Sumber internal diperoleh dari laba ditahan sedangkan sumber eksternal dapat diperoleh dari pasar modal. Pasar modal berfungsi sebagai sarana pendanaan perusahaan bagi perusahaan dari investor. Pasar modal juga berfungsi sebagai salah satu sarana investasi bagi masayarakat. Dengan demikian, masyarakat dapat memilih keuntungan dan risiko masing-masing instrumen. Investasi merupakan komitmen pada suatu dana atau uang yang tidak digunakan saat ini untuk memperoleh tambahan hasil di masa yang akan datang. Investasi erat kaitannya dengan pasar modal. Salah satu pilihan investasi yang paling diminati di pasar modal adalah saham. memberikan keuntungan berupa dividen yaitu laba berdasarkan jumlah saham yang dimiliki dan capital gain yakni keuntungan dari selisih harga saham. Instrumen saham ini memiliki karakteristik high risk high return yang berarti laba berbanding lurus dengan risiko didalamnya. Adanya risiko saham mengharuskan investor untuk dapat memililih saham mana yang akan memberikan keuntungan yang optimal. Investor dapat menilai kewajaran harga saham dengan menganalisis harga saham yang selanjutnya digunakan sebagai pertimbangan dalam keputusan investasi. Terdapat dua teknik dalam menganalisis harga saham, yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis teknikal berusaha mengidentifikasi harga pasar bedasarkan informasi di masa lampau, namun analisis ini digunakan untuk jangka pendek. Analisis fundamental mengasumsikan bahwa setiap saham memiliki nilai intrinsik. Nilai intrinsik (NI) adalah nilai yang seharusnya terjadi, nilai inilah yang nantinya akan dibandingkan dengan harga pasar. Terdapat dua pendekatan dalam analisis fundamental yakni pendekatan Dividend Discount Model (DDM) dan Price Earning Ratio (PER) (Sunariyah, 2006:280). Nilai intrinsik pada pendekatan DDM merupakan diskonto semua aliran kas yang akan diterima investor di masa datang. Pendekatan DDM dibagi menjadi tiga jenis yaitu pertumbuhan nol (zero growth model), pertumbuhan konstan (constant growth model), dan pertumbuhan tidak konstan (non constant growth model)(tandelilin, 2010: 306). Penelitian ini menggunakan model pertumbuhan konstan sebab model ini sesuai dengan perusahaan yang membayar dividen secara rutin disertai pertumbuhan setiap tahunnya. Pendekatan lainnya yaitu Price Earning Ratio (PER). PER menggunakan rasio rasio harga saham dengan laba (earning) perusahaan. NI diperoleh dari perkalian earning ekspektasi dengan rasio PER. Terdapat banyak pilihan sektor dalam berinvestasi di pasar modal. Sektor keuangan adalah salah satu sektor yang menunjukkan pertumbuhan yang memuaskan sepanjang tahun 2014. Sektor keuangan menempati posisi kedua dengan pertumbuhan indeks harga saham sektoral sebesar 32,87% Gambar 1: Grafik Pertumbuhan Indeks Harga Sektoral 2014 Sumber: vibiznewz.com (Data diolah, 2015) Sektor keuangan dibagi menjadi lima subsektor yaitu subsektor perbankan, subsektor lembaga pembiayaan, subsektor perusahaan efek,subsektor asuransi, dan subsektor lainnya. Subsektor perbankan merupakan subsektor yang mendominasi dibandingkan subsektor lainnya. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat dana perbankan Indonesia mengalami kenaikan sepanjang 2010-2014 dengan rata-rata kenaikan setiap tahunnya sebesar 14,9%. Jumlah pengguna jasa perbankan juga naik sepanjang tahun 2010-2014, hal ini ditunjukkan dengan jumlah rekening yang naik dengan rata-rata sebesar 14,49%. Hal ini menciptakan prospek ang baik bagi subsektor perbankan. Berdasrkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Fundamental untuk Menilai Kewajaran Harga dengan Dividen Discount Model (DDM) dan Price Earning Ratio (PER) sebagai Dasar Pengambilan Keputusan Investasi (Studi pada Subsektor Perbankan yang Listing di BEI Periode 2012-2014). 29

2. KAJIAN PUSTAKA Pasar Modal Darmadji dan Fakhruddin (2012:1) mendefinisikan pasar modal sebagai tempat jualbeli berbagai sekuritas jangka panjang diantaranya utang, saham, instrumen derivatif, dan lainnya. Pasar modal adalah tempat bertemunya dua pihak, yaitu pihak yang mengeluarkan dana dan pihak yang membutuhkan dana. Pasar modal memperjualbelikan komoditas modal jangka panjang dengan sistem yang terorganisir. Investasi Investasi didefinisikan sebagai komitmen pada sejumlah uang pada suatu periode waktu untuk memperoleh pembayaran masa depan dengan kompensasi dari waktu pendanaan, tingkat inflasi yang diharapkan, dan ketidakpastian pembayaran di masa depan (Reilly dan Brown dalam Fahmi, 2012:2). Investasi dapat menjaga nilai kekayaan dari investor dengan adanya kompensasi tersebut. merupakan sertifikat yang menunjukkan bukti akan kepemilikan suatu perusahaan, pemegang memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan (Rusdin, 2008:68). Bagi investor dengan memiliki saham maka investor tersebut juga ikut memiliki perusahaan akan modal yang disertakan. Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan digunakan untuk melihat tingkat keuntungan masa lalu (past performance) untuk menilai kemampuan perusahaan sekaligus memproyeksikan kemampuan perusahaan pada masa-masa mendatang. Analisis Penilaian Untuk menganalisis dan memilih saham terdapat dua pendekatan dasar yaitu: a. Analisis Teknikal Analisis teknikal didasarkan pada data pasar yang dipublikasikan untuk mengamati pertumbuhan harga. Analisis berfokus pada faktor-faktor internal melalui analisis pasar. Analisis teknikal cenderung berorientasi pada jangka pendek sebab teknikteknik pada analisis ini diranvang untuk memperkirakan harga saham dalam jangka waktu yang relatif pendek (Sunariyah, 2006:168) b. Analisis Fundamental Analisis fundamental merupakan analisis yang berbasis pada berbagai data riil untuk mengevaluasi atau memproyeksi nilai suatu saham. Beberapa data atau indikator yang umum digunakan, antara lain: pendapatan laba, pertumbuhan penjualan, imbal hasil atau pengembalian atas ekuitas (return on equity), margin laba (profit margin), dan datadata keuangan lainnya sebagai sarana untuk menilai kinerja perusahaan dan potensi pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang (Darmadji dan Fakhrudin, 2012:149). 1. Pendekatan Nilai Sekarang Pada pendekatan nilai sekarang nilai saham merupakan diskonto semua aliran kas yang akan diterima investor di masa yang akan datang (Tandelilin, 2010:304). Aliran kas yang digunakan dalam menilai saham adalah earning perusahaan, bagi investor earning diterima dalam bentuk dividen. Pendekatan ini dikenal dengan nama Dividend Discount Model (DDM). a) Model Pertumbuhan Nol Sumber: Tandelilin (2010:307) b) Model Pertumbuhan Konstan Sumber: Tandelilin (2010:308) Keterangan Ṕo: nilai intrinsik saham D1: dividen yang diestimasikan k :tingkat return yang diharapkan investor g :tingkat pertumbuhan dividen c) Model Pertumbuhan Tidak Konstan (Ganda) Sumber: Tandelilin (2010:310) Sebelum melakukan analisis terhadap harga saham salah satu model tersebut maka terlebih dahulu harus meramalkan faktor-faktor sebagai berikut: (1) Tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan (g) Sumber: Tandelilin (2010:376) (2) Estimasi dividen tahun yang akan datang Sumber: Tambunan (2007:230) 30

Keterangan: D1: dividen yang diestimasikan D0: dividen tahun sebelumnya g : tingkat pertumbuhan dividen (3) Tingkat return yang diharapkan (k) Sumber: Brigham dan Houston(2010:394) Keterangan: k : tingkat return yang diharapkan D1 : dividen yang diestimasikan P0 : harga pasar saat ini g : tingkat pertumbuhan dividen 2. Pendekatan Price Earning Ratio (PER) Pendekatan PER disebut juga sebagai pendekatan multiplier, investor akan menghitung berapa kali nilai earning yang tercermin dalam harga suatu saham (Tandelilin, 2010:320). Melalui rasio PER, investor dapat mengetahui berapa rupiah uang yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan earning. Rumus untuk menghitung PER dapat disajikan sebagai berikut: Sumber: Tandelilin (2010:376) Keterangan: D1/E1 : tingkat dividen payout ratio yang diharapkan k g :pengembalian yang diharapkan : tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan Dimana E1 merupakan estimasi earning tahun yang akan datang, E1 dapat dihitung sebagai berikut: Sumber: Tambunan (2007:248) Keterangan: E1 :earning yang diestimasikan E0 :earning tahun sebelumnya g :tingkat pertumbuhan dividen Nilai intrinsik dengan pendekatan PER dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Sumber:Tandelilin (2010:377) Keputusan Investasi Keputusan Investasi adalah hasil akhir dari penilaian harga saham. Pengambilan keputusan investasi dilakukan dengan cara membandingkan nilai intrinsik (intrinsic value) dengan harga pasar saat ini yaitu closing price saham yang diteliti. Jika intrinsic value lebih besar dari harga pasar saham maka saham dinilai murah (undervalued) sehingga investor direkomendasikan untuk membeli saham tersebut atau menahannya jika saham telah dimiliki. Jika intrinsic value saham lebih kecil dari harga pasar maka saham dinilai mahal (overvalued)maka keputusan investasi yang direkomendasikan adalah menjual saham sebelum harga turun. Jika intrinsic value sama dengan harga pasar maka direkomendasikan untuk menahan saham tersebut (Husnan, 2005:282). 3. METODE PENELITIAN Jenis pelitian yag digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dengan berfokus kepada rasio dalam analisis fundamental dan kewajaran harga saham. Populasi yang digunakan adalah perusahaan subsektor perbankan yang terdaftar di BEI periode 2012-2014 yakni sebanyak 41 perusahaan. Dengan menggunakan kriteria pada teknik purposive sampling maka didapatkan 7 perusahaan sampel yakni BBCA,BBNI, BBNP, BBRI,BBTN,BDMN, dan BMRI. Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misal lewat orang lain atau dokumen. Data sekunder dalam penelitian ini meliputi comapany report dan closing price selama periode 2012-2014, gambaran umum perusahaan dan data pendukung lainnya. Analisis Data Tahap-tahap analisis data setelah dilakukannya pengumpulan data adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan perkembangan kondisi keuangan perusahaan menggunakan rasiorasio fundamental diantaranya Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Dividend Per Share (DPS), dan Dividend Payout Ratio (DPR). 2. Menghitung nilai intrinsik saham dengan Dividend Discount Model (DDM) dan Price Earning Ratio (PER) a. Menghitung tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan (g) 31

Sumber: Tandelilin (2010:376) b. Menghitung estimasi dividen yang akan datang Sumber: Tambunan (2007:230) c. Menghitung tingkat return yang diharapkan investor d. Menghitung nilai intrinsik dengan DDM pertumbuhan konstan Sumber: Tandelilin (2010:308) e. Menghitung estimasi earning tahun yang akan datang Sumber: Tambunan (2007:248) f. Menghitung estimasi Price Earning Ratio (PER) Sumber: Tandelilin (2010:376) g. Menghitung nilai intrinsik saham dengan PER Sumber: Tandelilin (2010:377) 3. Memband dingkan nilai intrinsik dengan closing price untuk menilai kewajaran harga saham. 4. Mengambil keputusan investasi 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Menilai Kewajaran Harga Setelah dilakukan perhitungan sesuai dengan tahap-tahap analisis data maka didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 2. Perbandingan Intrinsic Value dengan Market Price dengan Analisis Fundamental dengan Pendekatan Dividend Discount Model (DDM) No. Kode NI (DDM) Closing Price 31 Desember 2014 1. BBCA Rp 13.094 Rp 13.125 Overvalued 2. BBNI Rp 6.099 Rp 6.100 Overvalued 3. BBNP Rp 2.319 Rp 2.310 Undervalued 4. BBRI Rp 11.643 Rp 11.650 Overvalued 5. BBTN Rp 1.208 Rp 1.205 Undervalued 6. BDMN Rp 4.527 Rp 4.525 Undervalued 7. BMRI Rp 10.764 Rp 10.775 Overvalued Tabel 3. Perbandingan Intrinsic Value dengan Market Price dengan Analisis Fundamental dengan Pendekatan Price Eaning Ratio (PER) No. Kode NI (PER) Closing Price 31 Desember 2014 1. BBCA Rp 13.093 Rp 13.125 Overvalued 2. BBNI Rp 6.094 Rp 6.100 Overvalued 3. BBNP Rp 2.319 Rp 2.310 Undervalued 4. BBRI Rp 11.643 Rp 11.650 Overvalued 5. BBTN Rp 1.208 Rp 1.205 Undervalued 6. BDMN Rp 4.527 Rp 4.525 Undervalued 7. BMRI Rp 10.764 Rp 10.775 Overvalued Tabel 2 dan 3 di atas menunjukkan bahwa: Terdapat 3 perusahaan dalam kondisi undervalued yaitu BBNP, BBTN dan BDMN. Nilai intrinsik ketiga saham tersebut lebih besar dari pada harga pasarnya sehingga saham dinilai terlalu murah atau undervalued. Harga pasar saham dipengaruhi oleh harapan dan persepsi investor akan kinerja perusahaan di masa mendatang. Jika investor memiliki persepsi bahwa kinerja keuangan akan menurun maka permintaan akan menurun yang akhirnya membuat harga saham juga ikut menurun. Tedapat 4 perusahaan dalam kondisi overvalued yaitu BBCA, BBNI, BBRI, dan BMRI. Nilai intrinsik keempat saham tersebut lebih kecil dibanding harga sahamnya sehingga saham dinilai terlalu mahal atau overvalued. Jika investor memiliki persepsibahwa kinerja keuangan perusahaan akan meningkat maka permintaan juga akan meningkat yang akhirnya membuat harga saham juga ikut meningkat. 32

Pengambilan Keputusan Investasi Tabel 4. Pengambilan Keputusan Investasi Menggunakan Analisis Fundamental dengan Dividend Discount Model (DDM) No. Kode Keputusan Investasi 1. BBCA Overvalued Menjual 2. BBNI Overvalued Menjual 3. BBNP Undervalued Membeli 4. BBRI Overvalued Menjual 5. BBTN Undervalued Membeli 6. BDMN Undervalued Membeli 7. BMRI Overvalued Menjual Tabel 5. Pegambilan Keputusan Investasi Menggunakan Analisis Fundamental dengan Price Earning Ratio (PER) No. Kode Keputusan Investasi 1. BBCA Overvalued Menjual 2. BBNI Overvalued Menjual 3. BBNP Undervalued Membeli 4. BBRI Overvalued Menjual 5. BBTN Undervalued Membeli 6. BDMN Undervalued Membeli 7. BMRI Overvalued Menjual Berdasarkan tabel 4 dan tabel 5 perusahaan dengan kondisi saham undervalued adalah BBNP, BBTN, dan BDMN. Jika dilihat dari rasio-rasio fundamentalnya nilai ROE, EPS, DPS, dan DPR mengalami fluktuasi yang cenderung stabil sehingga bagi calon investor direkomendasikan untuk membeli saham-saham tersebut. Keputusan investasi yang direkomendasikan bagi investor yang telah memiliki saham di atas adalah untuk menahan saham sebab rasio-rasio saham BBNP, BBTN, dan BDMN menunjukkan fluktuasi yang cenderung stabil Perusahaan dengan kondisi overvalued adalah BBCA, BBNI, BBRI, dan BMRI, bagi calon investor sebaiknya tidak membeli keempat saham tersebut. Bagi investor jangka pendek yg telah memiliki saham-saham tersebut sebaiknya menjual saham tersebut sebelum harga saham turun dikemudian hari. Jika dilihat rasio-rasio fundamentalnya nilai ROE, EPS, DPS, dan DPR mengalami fluktuasi yang cenderung stabil sehingga keputusan investasi jangka panjang yang sebaiknya diambil adalah menahan atau menambah kepemilikan saham. 5. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Perhitungan kewajaran harga saham dan intrinsic value dengan DDM menunjukkan bahwa saham BBNP,BBTN,dan BDMN dinilai terlalu murah atau undervalued, keputusan investasi yang direkomendasikan untuk calon investor adalah mebeli saham tersebut. BBCA, BBNI, BBRI, dan BMRI dinilai terlalu mahal atau overvalued. Bagi investor jangka pendek keputusan yang tepat adalah menjual saham tersebut sebelum harga turun. Bagi investor jangka panjang sebaiknya menahan atau menambah jumlah saham karena rasio-rasio fundamentalnya yang baik. 2. Perhitungan kewajaran harga saham dan intrinsic value dengan PER menunjukkan bahwa saham BBNP, BBTN, dan BDMN dalam kondisi yang terlalu murah atau undervalued, keputusan investasi yang direkomendasikan untuk calon investor adalah untuk membeli saham tersebut. BBCA, BBNI, BBRI, dan BMRI dalam kondisi yang terlalu mahal atau overvalued. Bagi investor jangka pendek keputusan yang tepat adalah menjual saham sebelum harga turun. Bagi investor jangka panjang sebaiknya menahan atau menambah jumlah saham karena rasio-rasio fundamentalnya yang baik. 3. Pengambilan keputusan investasi menahan, menjual, atau membeli pada penelitian ini berlaku apabila kondisi saham berada pada akhir tahun 2014. Saran 1. Investor dan calon investor sebaiknya juga memperhatikan prospek pertumbuhan bisnis perusahaan kedepannya 2. Investor diharapkan juga melihat analisis teknikal selain analisis fundamental dengan pendekatan Dividend Discount Model (DDM) dan Price Earning Ratio (PER). Investor diharapkan mendapatkan hasil yang lebih akurat dengan perpaduan kedua pendekatan tersebut. 3. Investor diharapkan dapat menggunakan penelitian ini sebagai tambahan informasi dan referensi. Penilaian harga saham dengan analisis fundamental merupakan hasil perkiraaan atau estimasi yang masih berpotensi mengandung kesalahan. 33

DAFTAR PUSTAKA Brigham, Eugene F.dan Joel F. Houston. 2010. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Edisi Kesebelas. Jakarta: Salemba Empat. Darmadji, Tjiptono, dan Fakhrudin. 2012. Pasar Modal di Indonesia. Edsisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat. Fahmi, I. 2012. Manajemen Investasi (Teori dan Soal Jawab). Jakarta: Salemba Empat. Husnan, Suad. 2005. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Keempat. Yogyakarta: UPP AMP YKPN Rusdin. 2008. Pasar Modal. Cetakan Kedua. Yogyakarta: Liberty. Sunariyah. 2006. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Kelima. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Syamsuddin, Lukman. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Rajawali Press Tambunan, Andy porman. Menilai Harga Wajar. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi (Teori dan Aplikasi). Edisi Pertama. Yogyakarta: KANISIUS. www.vibiznews.com. Market outlook IHSG 2015. Diakses pada tanggal 27 September 2015. Dari www.vibiznews.com 34