BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas dari isi yang

BAB I PENDAHULUAN. Definisi mengenai kalimat memang telah banyak ditulis orang.

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat.

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh manusia.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain ( Kridalaksana,

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan kalimat tersebut juga harus memperhatikan susunan kata

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Verba berprefiks..., Indra Haryono, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB V P E N U T U P. Ketika kita membaca semua tulisan dalam tesis yang berjudul Kalimat

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN PERTANYAAN PENELITIAN. Kerangka teoretis merupakan suatu rancangan teori-teori mengenai hakikat

BAB 6 TATARAN LINGUISTIK (3): SINTAKSIS

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Unsur sintaksis yang terkecil adalah frasa. Menurut pandangan seorang

RELASI SUBJEK DAN PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA GORONTALO SKRIPSI

BAB 2 LANDASAN TEORETIS

KALIMAT. Menu SK DAN KD. Pengantar: Bahasa bersifat Hierarki 01/08/2017. Oleh: Kompetensi Dasar: 3. Mahasiwa dapat menjelaskan kalimat

BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS

BAB 1 PENDAHULUAN. terdiri dari wacana, kalimat, klausa, frasa, kata dan morfem. Dalam wujud

TATARAN LINGUISTIK (3):

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak

SINTAKSIS. Sintaksis adalah menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. B. KATA SEBAGAI SATUAN SINTAKSIS

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Merupakan salah satu bentuk konstruksi sintaksis yang tertinggi. Secara tradisional: suatu rangkaian kata yang mengandung pengertian dan pikiran yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruff ( dalam Amin, 1987 ),

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi, 2003:588).

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

Oleh Septia Sugiarsih

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaannya bilamana tidak saling menyerap tanda-tanda yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi

04/10/2016. Dengan bangga, kami mempersembahkan KALIMAT. Pertemuan 6

STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif. Bahasa dan proses

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB I PENDAHULUAN. sehingga bahasa merupakan sarana komunikasi yang utama. Bahasa adalah

DESKRISPI KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA LISAN USTADZ MAULANA DENGAN TEMA BERSEDEKAH PADA ORANG TUA DAN DI BALIK SEBUAH MUSIBAH DI YOUTUBE

BAB I PENDAHULUAN. (sikap badan), atau tanda-tanda berupa tulisan. suatu tulisan yang menggunakan suatu kaidah-kaidah penulisan yang tepat

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut KBBI (2002:588) konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Surat kabar sebagai media informasi dan publikasi. Surat kabar sebagai media

BAB I PENDAHULUAN. benar. Ini ditujukan agar pembaca dapat memahami dan menyerap isi tulisan

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa pada prinsipnya merupakan alat untuk berkomunikasi dan alat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam penulisan proposal skripsi ini peneliti mengumpulkan data-data dari

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide,

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula melalui bahasa, menurut Poerwadarmita (1985; 5), bahasa adalah alat

II. KAJIAN PUSTAKA. mengungkapkan pikiran yang utuh (Alwi, 2003:311). Dalam wujud lisan, kalimat

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada diluar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain

BAB 11 KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain ( KBBI,2007:588).

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalin hubungan dengan dunia luar, hal ini berarti bahwa fungsi utama

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Adat istiadat merupakan suatu hal yang sangat melekat dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

TATARAN LINGUISTIK (3):

BAB I PENDAHULUAN. Kridalaksana (1983: 107) menjelaskan modalitas memiliki beberapa arti.

BAB V PENUTUP. dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut.

ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI ARTIKEL PUBLIKASI. Guna Mencapai Derajat S-1

BENTUK KATA DAN MAKNA

TINDAK TUTUR IMPERATIF DALAM BAHASA SIDANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS)

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri atas beribu pulau, yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial diharuskan saling berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Suku Batak terdiri dari lima bagian yaitu; Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI

FRASE PREPOSISI DALAM KUMPULAN CERPEN ANAK LET S SMILE, DELIA! KARYA WANDA AMYRA MAYSHARA SKRIPSI

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

KLASIFIKASI EMOSIONAL DALAM UNGKAPAN BAHASA INDONESIA YANG MENGGUNAKAN KATA HATI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan

anak manis D M sebatang rokok kretek M D M sebuah rumah mewah M D M seorang guru M D

baca (tanda titik untuk kalimat deklaratif,tanda tanya untuk kalimat intorogatif,dan tanda seru untuk kalimat interjektif).

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu surat kabar yang beredar di masyarakat adalah Satelit Post. Surat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi. kehidupan masyarakat. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Imperatif pada Spanduk dan Baliho di Purwokerto Tahun 2016 memiliki dua

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. jawaban suatu permasalahan. Atau konsep adalah gambaran mental diri objek, proses, atau

2. Punya pendirian, peduli sesama, berkomitmen dan bisa bertanggung jawab. Menurut aku, gentleman punya sifat yang seperti itu. Kalau punya pacar, dia

BAB II LANDASAN TEORI. Mandiraja, kabupaten banjarnegara (Kajian inferensi wacana) dengan penelitian

BAB I PENDAHULUAN. alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, maksud, serta tujuan kepada orang lain.

BAB 6 SINTAKSIS. Nama : CANDRA JULIANSYAH NIM :

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi,

1. KALIMAT. 1. Satuan bahasa berupa kata/rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. 2. Memiliki intonasi final.

BAB I PENDAHULUAN. sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan

Transkripsi:

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut (Kridalaksana, 2001:117). 2.1.1 Struktur Sintaksis Struktur adalah subsistem bahasa tempat unsur-unsur kalimat dan hubungannya secara horizontal yang dianalisis dalam sintaksis. Secara umum struktur sintaksis terdiri dari susunan subjek (S), predikat (P), objek (O), dan keterangan (K) yang berkenaan dengan fungsi sintaksis (http://nonapebrina.blogspot.com/2010/05/pengertian-kalimat-struktur-kalimat.html). 2.1.2 Pemarkah Secara etimologi, kata pemarkah adalah bentuk serapan dalam bahasa Inggris marker penanda. Kata marker ini selanjutnya mengalami penyesuaian pelafalan dalam bahasa Indonesia menjadi markah (www.eli.org/main/pdf/pdf_456.pdf).

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Sintaksis Kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti dengan dan kata tatein yang berarti menempatkan. Jadi, secara etimologi berarti : menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. Dalam pembahasan sintaksis yang biasa dibicarakan adalah struktur sintaksis, mencakup masalah fungsi, kategori, dan peran sintaksis (Chaer, 2007:206). Istilah sintaksis (Belanda, syntaxis) ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase (Ramlan, 2001:18). 2.2.2 Kalimat Verhaar (2001:161) secara singkat menyatakan kalimat adalah satuan yang merupakan suatu keseluruhan yang memiliki intonasi tertentu sebagai pemarkah keseluruhan. Menurut Kridalaksana (2001:92) kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri; mempunyai pola intonasi final dan secara aktual maupun potensial terdiri dari klausa. Dalam wujud tulisan, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!); sementara itu, di dalamnya disertakan pula tanda baca seperti koma, titik dua, tanda pisah, dan

spasi. Tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru sepadan dengan intonasi akhir, sedangkan tanda baca lain sepadan dengan jeda. Spasi yang mengikuti tanda titik, tanda tanya dan tanda seru melambangkan kesenyapan. Pengkajian kalimat dapat meliputi tiga hal, yaitu: a) Fungsi sintaksis yang meliputi subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. b) Kategori sintaksis yang terdiri antara lain verba, nomina, adjektiva, adverbia, dan numeralia. c) Peran sintaksis, yang erat kaitannya dengan makna seperti agent (pelaku), benafactive (penerima), objektive (sasaran), instrument (alat) serta locative (lokasi) Ricahrds (dalam Mulyani, 2004:14). Penelitian kalimat imperatif dalam lirik lagu Ebiet G Ade tahun 1980-an ini pengkajian data hanya meliputi fungsi dan kategori sintaksis saja. 2.2.3 Klausa Menurut Kridalaksana (2001:110) klausa adalah satuan gramatikal berupa kelompok kata yang sekurang-kurangya terdiri dari subyek dan predikat, dan mempunyai potensi untuk menjadi kalimat. Klausa belum memiliki intonasi atau tanda baca tertentu. Intonasi atau tanda baca itulah yang membedakan klausa dengan kalimat. Kalimat juga mengandung unsur paling sedikit subjek dan predikat, tetapi telah dibubuhi intonasi atau tanda baca tertentu (Mulyani, 2004:14). Contoh : a. Ibu memasak nasi b. Ibu memasak nasi.

Kalimat (a) yang dilafalkan tanpa intonasi dan tidak ditandai tanda baca adalah sebuah klausa, sedangkan kalimat (b) apabila diucapkan dengan intonasi naik, lalu turun pada kata nasi, terbentuklah kalimat yang merupakan pernyataan berita dengan ditandai tanda baca akhir titik (.). Berdasarkan kedudukannya dalam kalimat, sebuah klausa dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu klausa bebas dan klausa terikat. Klausa bebas adalah konstruksi predikatif yang memiliki potensi untuk menjadi kalimat tunggal atau kalimat sempurna dengan penambahan intonasi akhir. Klausa terikat adalah konstruksi predikatif yang tidak memiliki potensi untuk menjadi kalimat tunggal atau kalimat sempurna, dan merupakan bagian fungsi sintaksis klausa bebas (Sibarani, 1997:49). Contoh : 1. Dia terjatuh di lantai 2. ketika kami sedang bermain Klausa (1) merupakan klausa bebas karena dapat berdiri sendiri, sedangkan klausa (2) merupakan klausa terikat yang tidak bisa berdiri sendiri karena terikat klausa yang lainnya. Klausa terikat biasanya dapat dikenali dengan konjungsi subordinatif di depannya. 2.2.4 Frasa Kridalaksana (2001:59) menyatakan bahwa frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang sifatnya tidak predikatif; gabungan itu dapat rapat, dapat renggang; misalnya, gunung tinggi adalah frasa karena merupakan konstruksi nonpredikatif; konstruksi ini berbeda dengan gunung itu tinggi yang bukan frase karena bersifat predikatif.

Berdasarkan kelas unsur intinya, frasa dapat dibedakan atas frasa benda, frasa kerja, frasa adjektif, dan sebagainya. Frasa benda adalah frasa yang intinya kata benda, frasa kerja adalah frasa yang intinya kata kerja, dan frasa adjektif adalah frasa yang intinya kata sifat (Soeparno, 2003:82). Contoh: Frasa Benda : jalan tol orang Yahudi teknologi canggih Frasa Kerja : akan merayu telah berprestasi hampir berangkat Frasa Adjektif: sangat genit agak lesu terlalu merah 2.2.5 Kata Kridalaksana (2001:98) mendefinisikan kata sebagai satuan terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas. Kata juga merupakan satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri, terjadi dari morfem tunggal (misalnya, batu, rumah, datang) atau gabungan morfem (misalnya pejuang dan mengikuti). Dalam penelitian ini, kata akan dilihat sebagai unsur sintaksis yang dapat berdiri sendiri, baik sebagai fungsi dalam kalimat maupun kata yang merupakan kalimat itu sendiri, misalnya Berhenti! Quik, et al (dalam Mulyani, 2004:17) secara singkat membagi kelompok kata menjadi dua bagian, yaitu bersifat terbuka dan tertutup. Kata yang bersifat terbuka adalah kata yang bisa berdiri sendiri dan yang luas pemakaiannya,

misalnya verba, nomina, adjektiva, dan adverbia, sedangkan kata yang bersifat tertutup adalah kata yang tidak bisa berdiri sendiri, seperti artikel, preposisi, dan pronomina. a. Verba Djajasudarma (dalam Mulyani, 2004:17) membahas verba dari kategori struktur, verba dibagi menjadi verba aktif dan pasif; dari kategori fungsi sintaksis: verba transitif dan verba intransitif. Verba aktif adalah verba yang subyeknya berperan sebagai pelaku atau penanggap, sedangkan verba pasif adalah verba yang subyeknya berperan sebagai penderita, sasaran atau hasil. Verba transitif adalah verba yang bisa mempunyai atau harus mendampingi obyek dan verba intransitif adalah verba yang menghindarkan obyek (Kridalaksana, 2001:226-228). Berkaitan dengan penelitian ini, kata yang bersifat imperatif yang berkategori verba, pemunculannya dapat dilihat dari segi struktur. b. Nomina Nomina adalah kelas kata yang biasanya dapat berfungsi sebagai subyek atau obyek dari klausa; kelas kata ini sering berpadanan dengan orang, benda atau hal lain yang dibendakan dalam alam di luar bahasa; kelas ini dalam Bahasa Indonesia ditandai oleh tidak dapatnya bergabung dengan kata tidak; dalam Bahasa Inggris ditandai dengan kemungkinannya dengan sufiks jamak; misalnya, rumah adalah nomina karena tidak rumah adalah tidak mungkin; book dalam

Bahasa Inggris adalah nomina karena books adalah mungkin (Kridalaksana, 2001:145-146). Dalam kalimat imperatif lirik lagu Ebiet G Ade tahun 1980-an, kemunculan nomina akan dilihat dari segi unsur yang berdiri sendiri atau bergabung dengan partikel -lah, dan sufiks kan yang berfungsi sebagai pembentuk imperatif. c. Adverbia Adverbia adalah kata yang memberikan keterangan pada verba, adjektiva, nomina predikatif, atau kalimat, misalnya sangat, lebih, tidak (KBBI, 2007:10). Dalam tataran frasa, adverbia adalah kata yang menjelaskan verba, adjektiva atau adverbia lain. Contoh: a) Ia sangat mencintai istrinya. b) Wati selalu sedih mendengar cerita itu. Dalam tataran klausa, adverbia menjelaskan fungsi-sungsi sintaksis. Pada umumnya kata atau bagian kalimat yang dijelaskan adverbia itu berfungsi sebagai predikat. Fungsi sebagai pewatas predikat ini bukan satu-satunya ciri adverbia karena adverbia juga dapat menerangkan kata atau bagian kalimat yang tidak berfungsi sebagai predikat. Contoh: a) Guru saja tidak dapat menjawab pertanyaan itu. b) Saya suka menari hanya di ruangan ini. (http://kd.sumedang.upi.edu/index.php?option=com_content&view=article&id=2 91:tbbbi-adverbia&catid=61:kapita-selekta-bahasa-indonesia&Itemid=75).

d. Preposisi Preprosisi adalah kata yang biasa terdapat di depan nomina (KBBI, 2007:894). Dalam bahasa Indonesia preposisi dapat mempunyai peran sebagai penanda berbagai hubungan makna antara konstituen di depan preposisi itu dan konstituen di belakangnya, misalnya: 1. penanda hubungan tempat seperti di, ke, dari, hingga 2. penanda hubungan peruntukan seperti bagi, untuk, buat, guna 3. penanda hubungan ihwal waktu seperti pada, sampai, sejak, semenjak 4. penanda hubungan ihwal peristiwa seperti tentang, mengenai (Mulyani, 2004:20). 2.2.6 Kalimat Imperatif Rahardi (2005:79) mengungkapkan kalimat imperatif adalah kalimat yang mengandung maksud memerintah atau meminta agar mitra tutur melakukan sebagaimana diinginkan si penutur. Kalimat imperatif dalam bahasa Indonesia dapat berkisar antara suruhan yang sangat keras atau kasar sampai dengan permohonan yang sangat halus atau santun. Predikat (P) biasanya verba yang menyatakan perbuatan dan verbanya umumnya tidak mendapat awalan me-n. Ciri lain kalimat imperatif dapat diawali kata seperti tolong, coba, mari, silahkan, dan biar (Mulyani, 2004:2). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kalimat imperatif dalam bahasa Indonesia itu kompleks dan banyak variasinya. Kalimat imperatif dibedakan berdasarkan nilai komunikatif dalam bahasa

Indonesia menjadi lima macam, yakni (1) Kalimat imperatif biasa, (2) Kalimat imperatif permintaan, (3) Kalimat imperatif pemberian izin, (4) Kalimat imperatif ajakan, (5) Kalimat imperatif suruhan (Rahardi, 2005:79-83). 2.2.7 Lirik Lagu Puisi sebagai bagian dalam karya sastra pada dasarnya merupakan sarana ekspresi seseorang dalam alam batinnya. Perwujudan ekspresi pengarang lewat puisi selanjutnya difasilitasi melalui bahasa yang memberikan kesan dan suasana emotif tertentu untuk mempengaruhi perasaan/pikiran penikmat puisi. Pada perkembangan puisi, bahasa puisi diapresiasikan oleh sarana kesenian, salah satunya adalah lirik lagu dalam seni musik. Seni musik yang awalnya merupakan kegiatan mengolah nada dan irama untuk menghasilkan komposisi suara yang harmonis memerlukan media bahasa untuk menyampaikan ide dan gagasan. Maka hal inilah yang melatari kehadiran lirik dalam suatu lagu (www.pdfcari.com/analisis-gaya-bahasa). Bahasa lirik lagu sebenarnya tidak jauh berbeda dengan bahasa puisi. Definisi lirik lagu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:678) adalah karya sastra (puisi) yang berisi curahan perasaan pribadi. Bentuk curahan perasaan tersebut diwujudkan dalam bunyi dan kata. 2.3 Tinjauan Pustaka Sebuah karya ilmiah membutuhkan referensi atau acuan yang menopang proyek yang dikerjakannya. Ada sejumlah sumber yang relevan untuk dikaji dalam penelitian ini, adapun sumber tersebut sebagai berikut:

Keraf (1991) dalam bukunya yang berjudul Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia menjelaskan kalimat perintah dalam bahasa Indonesia di dalam karya ketatabahasaannya. Beliau mendefinisikan kalimat imperatif atau perintah sebagai kalimat yang mengandung perintah atau permintaan agar orang lain melakukan sesuatu, seperti yang diinginkan oleh orang yang memerintahkan itu. Rahardi (2005) dalam bukunya yang berjudul Kesantunan Imperatif Dalam Bahasa Indonesia yang membicarakan kalimat imperatif. Beliau mengatakan bahwa kalimat imperatif mengandung maksud memerintah atau meminta agar mitra tutur melakukan sesuatu sebagaimana yang diinginkan si penutur. Sibarani (1997) dalam bukunya yang berjudul Sintaksis Bahasa Batak Toba yang membicarakan mengenai tata kalimat dan kalimat imperatif. Kalimat imperatif adalah kalimat yang memerintahkan sesuatu dengan mengharapkan tanggapan berupa tindakan. Lasmaina Simarmata (2009) dalam skripsinya yang berjudul Kesantunan Imperatif Dalam Bahasa Simalungun yang membicarakan kesantunan nilai komunikatif imperatif dalam bahasa Simalungun dan kesantunan wujud imperatif dalam bahasa Simalungun.