BAB I PENDAHULUAN. operasional pada unit yang berkaitan dengan penjualan yaitu unit billing (pemrosesan

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... ii. HALAMAN PERNYATAAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan para pemegang saham (shareholder) saja dan juga menyebabkan

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. global dunia usaha yang semakin berat. Misi BUMN sebagai sumber penerimaan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam masalah dan tugas tugas yang menuntut perhatian di mana hal ini

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi di telinga kita. Pada negara maju, GCG sudah lama menjadi suatu

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I

PEDOMAN PELAKSANAAN KERJA PIAGAM KOMITE AUDIT TELKOM GROUP

PIAGAM INTERNAL AUDIT

PT. BANK CENTRAL ASIA, Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTE CHARTER)

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

Nama Jabatan Periode Jabatan. Ilham Ikhsan Anggota (Pihak Independen) Tjen Lestari Anggota (Pihak Independen)

BAB I PENDAHULUAN. memiliki unit audit internal atau biasa disebut GAI (Grup Audit Internal) untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian

PT. Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk

BAB I PENDAHULUAN. makin banyak masalah yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan dalam

KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. seperti Enron, World Com dan Xerox, masyarakat dunia cukup terperanjat

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, karena itu pada saat ini,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KOMITE KOMITE DEWAN KOMISARIS KOMITE AUDIT

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PT. JABABEKA TBK Piagam Komite Audit

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban atas pengelolaan suatu perusahaan. menyediakan layanan InfoCom, telepon tidak bergerak kabel (fixed wireline)

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dana pensiun dapat dilihat dari tingkat pencapaian tujuan nya.

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Mengingat keberadaan sumber daya yang bersifat ekonomis sangat terbatas

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan yang pesat pada dunia usaha sangat berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Ruang Lingkup 2 BAB II KERANGKA UMUM PENYAJIAN 3 BAB III MATERI LAPORAN TAHUNAN 4

Piagam Unit Komite Audit ("Committee Audit Charter" ) PT.Catur Sentosa Adiprana Tbk.

Audit Committee Charter- SSI. PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Informasi akuntansi adalah bagian yang terpenting dari seluruh informasi yang

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA KOMISARIS DAN DIREKSI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (Persero) NOMOR : II.0/Kpts/06/XI/2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. sebagai wakil dari pemilik juga memiliki kepentingan pribadi sehingga perilaku

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT

Unisba.Repository.ac.id. BAB l PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini kecurangan tidak asing lagi terdengar di berbagai informasi bisnis

PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. badan usaha yang besar dimana para pemilik atau penanam modalnya sudah

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT BANK MASPION INDONESIA Tbk

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate

BAB I PENDAHULUAN. (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009:1). Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

DAFTAR ISI CHARTER SATUAN PENGAWASAN INTERN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Audit merupakan suatu proses yang sangat vital dalam dunia bisnis,

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang digunakan oleh beberapa pihak untuk mengambil keputusan,

BAB I PENDAHULUAN. memastikan bahwa proses pengelolaan manajemen berjalan dengan efisien.

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk

PIAGAM KOMITE AUDIT PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam operasional usaha menyebabkan kebutuhan akan sistem pengendalian yang

PIAGAM AUDIT INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. Makin banyaknya jumlah perusahaan yang go public menyebabkan arus

keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan go public. Peningkatan jumlah perusahaan go public diikuti dengan tingginya

BAB 1 PENDAHULUAN. Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas yang terdiri dari:

PT Wintermar Offshore Marine Tbk

BAB I PENDAHULUAN. saham, pemerintah, kreditur, dan lain-lain (Rachmawati, 2008) Semakin berkembangnya pasar modal di Indonesia pada saat ini yang

DAFTAR ISI. LEMBAR JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. ABSTRAK... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... x

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA

BAB I PENDAHULUAN. dikelolanya. Berbagai cara digunakan manajemen perusahaan, tidak hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era

BAB I PENDAHULUAN. (2014 : 1) yang menjelaskan bahwa Good Corporate Governance (GCG)

BAB II LANDASAN TEORI. Teori agensi didasarkan pada pandangan bahwa perusahaan sebagai sekumpulan

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

PIAGAM KOMITE AUDIT (Audit Committee Charter)

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah informasi yang memberikan pengaruh sangat besar bagi

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I. No. COM/002/00/0116

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi

BAB I PENDAHULUAN. pada manajemen menjadi lebih besar sehingga menimbulkan konflik. pembentukan komite audit. Sesuai dengan peraturan BAPEPAM, Kep-

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan

BAB II PENGATURAN KOMISARIS INDEPENDEN DI DALAM HUKUM PERUSAHAAN DI INDONESIA

PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT. (Audit Committee Charter)

PT. MALINDO FEEDMILL, Tbk. No. Dokumen = 067/CS/XI/13 PIAGAM KOMITE AUDIT. Halaman = 1 dari 10. PIAGAM Komite Audit. PT Malindo Feedmill Tbk.

PIAGAM KOMITE AUDIT PT PANIN FINANCIAL Tbk

BAB I PENDAHULUAN. Financial Statement atau Laporan keuangan perusahaan memiliki peran yang

INTERNAL AUDIT CHARTER

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan di Indonesia dewasa ini mulai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. keterpurukan karena buruknya pengelolaan keuangan (Ariyantini dkk,2014).

PIAGAM KOMITE AUDIT. PT Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk. DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan sasaran utama bagi seorang auditor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

P I AG A M ITERNAL A U D I

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan bagi Manajer maupun Stakeholder. Sehingga pada

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya

PIAGAM AUDIT (AUDIT CHARTER) DIVISI INTERNAL AUDIT PT BUANA FINANCE, TBK

12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pendirian perusahaan adalah untuk memperoleh laba sehingga poses bisnis perusahaan tersebut dapat terus berjalan. Aktivitas penjualan produk dan jasa merupakan kegiatan operasional utama dalam perusahaan karena hasilnya akan menentukan lancar atau tidaknya proses bisnis pada perusahaan itu. Perusahaan harus dapat mengelola dan mengendalikan penjualan dengan sebaik dan seefektif mungkin agar dapat menghasilkan pendapatan dan laba yang maksimal agar perusahaan dapat terus melakukan kegiatan operasional. Selain bagian penjualan, perusahaan juga harus memperhatikan kegiatan operasional pada unit yang berkaitan dengan penjualan yaitu unit billing (pemrosesan tagihan) dan collection (pengumpulan tagihan) karena kedua unit tersebut yang menentukan lancar atau tidaknya kas masuk bagi perusahaan. Perusahaan yang besar cenderung bisnis yang dijalankan sangat kompleks, dimana perusahaan biasanya mempunyai banyak aktivitas dan lini produk sehingga pendapatan perusahaan besar. Perusahaan yang mempunyai portofolio bisnis yang beragam biasanya tidak dapat berdiri sendiri sebagai satu perusahaan saja tetapi mempunyai anak perusahaan (subdiary unit bisnis) yang mendukung berkembangnya perusahaan tersebut. Hal ini mengakibatkan perusahaan induk harus melakukan konsolidasi laporan keuangan ketika penyusunan laporan keuangan tahunan. Untuk mendukung lancarnya konsolidasi laporan keuangan tahunan, maka perusahaan induk akan melakukan rekonsiliasi keuangan berupa pendapatan dan pengeluaran perusahaan anak yang saling terafiliasi

satu dengan yang lainnya. Proses rekonsiliasi keuangan tersebut biasanya terjadi secara terjadwal seperti per-triwulan. Selain hal tesebut, perusahaan yang go public dimana asset perusahaan juga dimiliki oleh publik maka wajib melakukan pelaporan keuangan manajemen yang diterbitkan setiap tahunnya. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk adalah satu-satunya BUMN milik pemerintah dibidang telekomunikasi dan layanan jaringan telekomunikasi yang merupakan pemain terbesar di Indonesia. Telkom adalah salah satu contoh perusahaan induk yang memiliki beragam portofolio bisnis yang mandiri berdiri sebagai anak perusahaan. Subsidiary unit Telkom tersebar di kota-kota besar dan setiap tahunnya memiliki target pendapatan yang besar dimana menyokong pendapatan laporan keuangan Telkom setiap tahunnya. Selain sebagai perusahaan BUMN, Telkom juga merupakan perusahaan publik yang sahamnya beredar dipasar modal. Saham kepemilikan Telkom sebesar 51,9% dikuasai oleh pemerintah, sedangkan 48,1% saham Telkom dimiliki oleh publik, dengan demikian adanya investor perseorangan yang mempunyai kepemilikan saham mayoritas maupun minoritas yang menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada manajemen. Perusahaan harus melaporkan laporan keuangan dan kinerja manajemen kepada para pemegang saham, sehingga sebelum laporan tersebut terwujud maka manajemen harus melakukan beberapa tahapan pada divisi keuangan sehingga laporan keuangan yang tercipta adalah laporan yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan yang sebenarnya dan bebas dalam bias. Telkom adalah perusahaan besar yang memiliki bisnis yang cukup kompleks sehingga berpotensi adanya konflik antara manajemen dan pemilik modal serta konflik internal antar pegawai yang menyebabakan timbulnya perbedaan kepentingan. Oleh karena hal terseut, Telkom harus mempunyai pengendalian internal yang baik dan efektif

yang dapat membuat aktivitas perusahaan berjalan dengan baik dan tujuan dapat perusahaan dapat tercapai. Telkom sendiri rutin mengadakan rekonsiliasi keuangan dengan anak perusahaannya setiap tiga bulan sekali. Hal ini dimaksudkan agar masing-masing anak perusahaan dapat melakukan kroscek pendapatan dan beban sehingga asersi right and obligation antara induk dan anak perusahaan serta perusahaan anak yang saling terafiliasi dapat terpenuhi dengan baik, akurat, reliabel dan relevan, sehingga dengan agenda rekonsiliasi secara rutin diharapkan laporan keuangan konsolidasian tahunan akan berkualitas baik dan akurat. Auditor internal tentunya mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mewujudkan praktik GCG (Good Coorporate Governane) yang bagus di sebuah perusahaan. Pada perusahaan BUMN, tugas seorang auditor internal sendiri langsung dibawahi oleh Satuan Pengawasan Internal (SPI). Unit audit internal memiliki beberapa aktivitas yang dilakukan dalam menjalankan tugasnya, salah satunya adalah melakukan evaluasi atas kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian internal yang dijalankan oleh perusahaan, selanjutnya auditor internal berkewajiban memantau apakah program yang dijalankan oleh manajemen telah sesuai dengan tujuan dan sasaran organisasi atau belum. Oleh sebab itu, Unit Audit Internal dalam melaksanakan tugasnya memerlukan peraturan serta standar-standar yang sesuai yang dapat dijadikan acuan pengendali internal dan dapat memberikan jaminan bahwa penugasan audit telah dijalankan menganut prinsip-prinsip yang berlaku umum dalam standar professional audit. Semakin berkembangnya perusahaan, maka akan semakin kompleks kegiatan

operasional yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Hal ini menyebabkan ruang lingkup pengendalian internalnya semakin luas, sehingga manajemen akan menghadapi tanggung jawab yang besar dan kesulitan dalam mengendalikan kegiatan operasional di perusahaan. Manajemen seharusnya mampu mengendalikan kegiatan operasional perusahaan dengan efektif, sehingga diperlukan suatu pengendalian yang baik yaitu dengan memakai pengendalian internal sebagai kebijakan dan prosedur yang dapat memberikan jaminan yang cukup handal dan memadai untuk melindungi aktivitas dan operasional perusahaan agar tujuan perusahaan tercapai. Aplikasi yang penting dari pengendalian internal adalah audit internal yang dapat dilakukan oleh perusahaan secara menyeluruh atau pada bagian tertentu saja dalam divisi di perusahaan. Pengendalian internal versi COSO adalah cikal bakal pembentukan sistem pengendalian internal yang dianut oleh pemerintah, tsalah satunya adalah unit kepatuhan internal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 59/PMK.06/2005 oleh Pemerintah Indonesia yaitu mengenai peraturan Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat dimana pengendalian internal dalam ruang lingkup Direktorat tersebut menganut prinsip dan definisi COSO Internal Framework. Selain peraturan di lingkungan Direktorat tersebut, untuk membentuk pengendalian internal yang baik pemerintah selanjutna mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Internal yang wajib dijalankan oleh BUMN dan instansi pemerintah di seluruh Indonesia. Peraturan tersebut menjadi sebuah pedoman yang jelas dan tegas tentang penerapan sistem pengendalian internal di lingkungan BUMN dan pemerintah. Selain hal itu PP Nomor 60 tahun 2008

bertujuan agar suatu sistem pengendalian internal yang dijalankan oleh perusahaan BUMN dan pemerintah dapat mewujudkan praktik Good Governance yang baik dan dapat dilihat secara nyata hasilnya. Hal tersebut berarti bahwa perusahaan BUMN memiliki keharusan untuk menyelenggarakan praktik pengendalian internal berbasis COSO yang sesuai pasal 22 Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M-MBU/2002 tentang penerapan good governance pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pertauran mengenai keputusan tersebut memiliki arti bahwa manajemen BUMN berkewajiban memelihara pengendalian internal bagi perusahaan agar dapat menjamin manajemen yang bersih dan baik. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa audit internal harus independen dan objektif dalam menjalankan aktivitas assurance maupun konsultasi dalam tugasnya sehingga terciptanya pengendalian internal yang baik dan berkualitas sehingga dapat mewujudkan Good Corporate Governance dan tujuan perusahaan tercapai. Telkom sebagai perusahaan BUMN yang berkualitas memiliki unit audit internal yang berperan dalam menjalankan fungsi pengendalian atas aktivitas bisnis Perusahaan. Unit audit internal Telkom Group memiliki kualifikasi yang tinggi sehingga auditor internal Telkom Group menjadi contoh perusahaan dengan unit auditor internal yang kompenten di Indonesia. Telkom sendiri harus menyelengarakan semua peraturan pemerintah serta Pratik GCG sebagai konsekuensi pencatatan saham Telkom yang listing di BEI maupun NYSE, Unit Audit Internal secara periodic berkewajiban melakukan pengujian dan audit terhadap efektivitas dan kinerja pelaksanaan pengendalian internal dalam rangka pelaporan keuangan yang disusun oleh Telkom harus memenuhi kualifikasi standar Internal Control over Financial Reporting (ICOFR).

Berdasarkan latar belakang inilah penulis tertarik melakukan penelitian judul ANALISIS PERAN AUDIT INTERNAL DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DIVISI FINANCE AND BILLING COLLECTION CENTER PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. 1.2. Pertanyaan Penelitian adalah : Berdasarkan pembahasan latar belakang penelitian di atas, pertanyaan penelitian ini 1. Apakah pelaksanaan kegiatan audit internal divisi Finance and Billing Collection Center PT Telekomunikasi Indonesia Tbk telah dilaksanakan secara memadai? 2. Apakah pengendalian internal divisi Finance and Billing Collection Center PT Telekomunikasi Indonesia Tbk yang telah dijalankan oleh perusahaan telah efektif? 1.3. Tujuan Penelitian berikut: Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai 1. Mengevaluasi penerapan pengendalian internal divisi Finance and Billing Collection Center yang ada pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. 2. Mengevaluasi kecukupkan dan keefektifan fungsi audit internal dalam melakukan pengawasan pada divisi Finance and Billing Collection Center PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. 3. Mengevaluasi peran audit internal di dalam meningkatkan pengendalian internal

pada divisi Finance and Billing Collection Center PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. 1.4. Kontribusi Penelitian Dengan adanya penelitian ini, penulis berharap agar penelitian ini berguna untuk berbagai pihak diantaranya : 1. Bagi perusahaan Diharapkan dapat digunakan sebagai acuan yang bermanfaat bagi pihak manajemen perusahaan untuk memberikan gambaran mengenai peranan audit internal dalam menunjang efektivitas internal divisi Finance and Billing Collection Center dalam menganalisis dan mengevaluasi pelaksanaan aktivitas operasional keuangan Divisi Finance and Billing Collection Center. 2. Bagi Penulis Untuk memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam mengenai penerapan audit internal dan pengendalian internal Divisi Finance and Billing Collection Center dalam suatu perusahaan. 3. Bagi Pembaca Untuk menambah pengetahuan sehingga dapat dijadikan sumber informasi bidang audit internal mengenai Biling and Collection bagi peneliti selanjutnya. 1.5. Motivasi Penelitian Motivasi penelitian ini adalah: 1. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk adalah salah satu BUMN terkemuka di Indonesia yang telah menjadi perusahaan publik yang sahamnya listing di BEI dan NYSE

sehingga laporan keuangan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk harus berkualitas dan akurat. 2. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk mempunyai unit audit internal yang memiliki sertifikasi yang berkualitas dan pengendalian internal yang dijalankan sesuai denga COSO sehingga PT Telekomunikasi Indonesia Tbk juga ditunjuk sebagai percontohan bagi perusahaan lain di Indonesia. 1.6 Metodologi Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh penulis menggunakan metode analisa deskriptif, dimana penulis membandingkan antara teori atau konsep yang ada dengan pelaksanaan aktivitas di perusahaan secara nyata. Metode penelitian yang akan digunakan oleh penulis, meliputi: 1. Penelitian Kepustakaan yaitu metode yang dilakukan oleh penulis dengan cara mengumpulkan dan mempelajari buku-buku, jurnal, karya akhir, tesis, disertasi serta peraturan yang berlaku terkait topik pembahasan. Selain itu, pada penelitian kepustakaan penulis juga mempelajari catatan atau laporan tertulis yang disusun oleh PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Catatan tersebut seperti notulen rapat, Laporan Keuangan Tahunan, Laporan Kinerja Manajemen, dan Laporan lainnya yang dapat mendukung data yang dibutuhkan oleh penulis. 2. Penelitian Lapangan langsung dilakukan penulis pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk untuk mendapatkan data yang dibutuhkan melalui observasi, penyebaran kuesioner, dan wawancara langsung dengan bagian audit internal da Divisi finance and billing collection PT Telekomunikasi Indonesia Tbk serta

bagian lainnya yang terkait dengan pertanyaan dan masalah penelitian yang diajukan oleh penulis. 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang disajikan dalam penelitian ini disusun berdasarkan urutan bab yang merupakan satu kesatuan, yaitu sebagai berikut: Bab I : Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II : Landasan Teori Pada bab ini akan dibahas secara teoritis mengenai pengertian dan konsep mengenai audit internal dan pengendalian internal. Dimulai dari teori dan konsep audit internal yang terkait dengan pengertian audit internal secara umum, independensi, ruang lingkup dan perannya. Teori dan konsep pengendalian internal akan dibahas mengenai pengertian pengendalian internal dan COSO Internal Control Framework. Bab III : Latar Belakang Kontekstual Objek Penelitian Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai gambaran umum berupa sejarah dan profil PT Telekomunikasi Indonesia Tbk secara singkat, yaitu visi, misi, tugas dan wewenang, kode etik serta struktur organisasi dari fungsi audit internal PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Bab IV : Rancangan Penelitian Bab ini berisi mengenai pendekatan dan desain penelitian, jenis dan sumber data

yang diperlukan, teknik pengumpulan data, metode dan teknik analisis data, penyusunan kesimpulan dan pengujian data. Bab V : Pemaparan Temuan Investigasi Kasus Bab ini berisi tentang uraian hasil pengumpulan data observasi yang dilakukan sesuai metode penelitian dan memberikan fakta- fakta yang dapat menjawab tujuan dari penelitian. Bab VI : Analisis dan Pembahasan Bab ini akan menyajikan analisis dan pembahasan mengenai peranan audit internal di dalam perusahaan. Bab VII : Kesimpulan dan Saran Pada bab ini akan disajikan kesimpulan dari pembahasan yang telah dilakukan serta memberikan saran-saran yang dianggap penting dan berguna untuk meningkatkan peranan audit internal di dalam perusahaan.