BAB II LANDASAN TEORI. dijelaskan lebih dahulu mengenai pengertian dari budaya organisasi. Menurut John R. Schermerhorn Jr (2002 : 49) dalam bukunya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. telah ditentukan. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai pengaruh lingkungan seperti lingkungan psikologis, pengaruh sosial,

KULTUR ORGANISASI 12/6/2016 1

I. PENDAHULUAN. adanya ketaatan atas aturan dan juga kebijakan-kebijakan perusahaan, maka diharapkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. perusahaan yang penting seperti pabrik, atau suatu organisasi secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN. dari globalisasi yang berkembang dalam dunia bisnis yang membuat

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. intrapreneurship sebagai kewirausahaan yang terjadi di dalam organisasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam menghadapi persaingan di era globalisasi perusahaan dituntut untuk

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Definisi Stres Kerja

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan dengan tenaga sumber daya manusia yang dominan, kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. penanganan terhadap kualitas Sumberdaya Manusia, khususnya pada. tingkatan organisasi. Sumberdaya Manusia yang besar apabila dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

organisasi tersebut berasal, dan apakah budaya organisasi tersebut dapat diatur, kesemuanya akan dibicarakan pada halaman berikut.

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi tantangan lingkungan dengan cepat dan tepat. Salah satu kuci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V BUDAYA ORGANISASI SPIRITUAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, perkembangan dan persaingan dunia usaha sangat pesat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang berkembang sedang giatgiatnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Merriam Webster dalam (Zangaro, 2001), menyimpulkan definisi

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kepuasan Kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pada umumnya memiliki tujuan yang ingin dicapai.

BAB IV ANALISA DATA. 1. Komunikasi Organisasi Top Down Antara Pengurus Dan Anggota. Karang Taruna Setya Bhakti Dalam Membangun Solidaritas

BAB I PENDAHULUAN. Suatu badan usaha tidak lepas dari faktor sumber daya manusia yang juga

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN DI CV. MULIA PLASINDO SURAKARTA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan hasil atau dampak dari kegiatan individu selama periode waktu

BAB II LANDASAN TEORITIS. tersebut ketika bekerja sendiri atau dengan karyawan lain (Jones, 2010).

BAB 2. Tinjauan Pustaka. Setiap orang pada dasarnya orang yang bekerja mempunyai tujuan untuk

II. LANDASAN TEORI. Menurut Lussier (2005: 486) mengatakan bahwa iklim organisasi adalah persepsi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Implementasi Program Perawatan Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas Program Perawatan Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

BAB I PENDAHULUAN. didayagunakan sedemikian rupa. Para guru perlu digerakkan secara efektif, dan

BAB III METODE PENELITIAN. berlokasi di Jl. Jenderal Gatot Subroto Jakarta Pusat. Sekretariat Jenderal DPR RI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori pertukaran sosial menurut Staley dan Magner (2003) menyatakan

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Inspiring Creative Innovation. Pemeliharaan Hubungan Pegawai

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan salah satu bentuk organisasi yang didirikan untuk

BAB II KERANGKA TEORETIS. Penelitan terdahulu yang dapat mendukung penelitian ini dapat dilihat. Analisis

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN. KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. PUPUK KALTIM Tbk

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Terry (2006), manajemen adalah sebuah proses yang melibatkan

pekerja yang puas akan membuat kontribusi yang positif terhadap organisasi. Para pimpinan merasakan usaha dan kinerja mereka berhasil apabila

BAB II URAIAN TEORITIS. Pembahasan mengenai Organizational Citizenship Behavior (OCB)

BAB XIII TEKNIK MOTIVASI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. manusia sangat penting karena suatu organisasi dikembangkan demi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Terdapat beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengenai pengaruh

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Budaya Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah muncul sebagai fenomena baru yang telah dilahirkan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mendapatkan berbagai informasi, sesuai dengan topik yang sedang diteliti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan manusia sebagai sumber daya dalam perusahaan sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Kinerja merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris, work

BAB I PENDAHULUAN. Selama mengalami berbagai macam krisis, yang terakhir adalah krisis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Organizational Citizenship Behavior. Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya memiliki sifat untuk

BAB II TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Path-goal theory menjelaskan dampak gaya kepemimpinan pada motivasi

BAB II LANDASAN TEORI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang makin meluas dan kompleks dengan. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang makin canggih memerlukan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan sumber daya dengan sebaik-baiknya. Sumber daya yang paling penting

ORGANIZATION THEORY AND DESIGN

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 FAKTOR-FAKTOR KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PD RAJAWALI SAKTI PONTIANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber daya manusia dituntut untuk terus-menerus mampu mengembangkan diri

BAB II LANDASAN TEORI. mencakup pengertian budaya kinerja tinggi dan juga kepuasan kerja.

BAB I PENDAHULUAN. banyak dan komplek, kemudian bila kebutuhan- kebutuhan serta tujuantujuan

KINERJA COMPILED BY: IY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROFESSIONAL IMAGE. Budaya Kerja Humas yang Efektif. Syerli Haryati, S.S. M.Ikom. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KERANGKA TEORI. Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari tidak terlepas dari ikatan budaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan perusahaan dalam membangun usahanya tidak

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk yang cukup banyak, hal tersebut juga akan. Kondisi tersebut mendatangkan peluang-peluang bisnis yang dapat

Komunikasi Organisasi

BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. organisasi, lingkungan kerja, serta kinerja yang dapat mendukung penelitian ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Kerja. seseorang. Menurut Wexley dan Yukl (2005: 129) kepuasan kerja adalah cara

BAB II LANDASAN TEORI. Cascio (2003) mengungkapkan OCB sebagai perilaku kebijaksanaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Pengertian Manajemen Sumber Daya. perusahaan, karyawan, dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Sejak disahkannya Rancangan Undang-Undang Desa menjadi Undang-

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ketidakpuasannya akan pekerjaannya saat ini. Keinginanan keluar atau turnover

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kinerja. yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2000). Sedangkan pengertian kinerja

II. KAJIAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin movere yang berarti bergerak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keinginan individu bersumber pada kebutuhan masing-masing individu.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Budaya Organisasi Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai budaya organisasi, maka perlu dijelaskan lebih dahulu mengenai pengertian dari budaya organisasi. Menurut John R. Schermerhorn Jr (2002 : 49) dalam bukunya Management dijelaskan bahwa: Organizational Culture is the system of a shared beliefs and values that developes within an organization and guides the beharviour of it s members. Budaya Organisasi adalah sebuah system pembagian nilai dan keyakinan yang membangun organisasi dan menunjukan perilaku dari anggotaanggota dalam organisasi tersebut. Menurut John M. Ivancevich dalam bukunya Human Resource Management (2001 : 47) dijelaskan bahwa: Organization Culture refers to a system of shared meaning held by members that distingquishes the organization from other organization form other organizations, organization culture represents the perceptions held by organization s employees. Budaya Organisasi mengacu pada sebuah system yang berasal dari anggota-anggota organisasi yang berbeda dari organisasi yang berbeda-beda antara yang satu dengan lainya, budaya organisasi mewakili persepsi dari pekerja di organisasi tersebut. Menurut Gibson, Ivancevich and Donnelly dalam bukunya Human Resourse Management (2000 : 29) dijelaskan bahwa: Organization Culture is the shared values, beliefs, norms and patterns of the behaviour in an organization. It s similar to the personality of an indivudual. 4

Budaya Organisasi adalah penyatuan nilai-nilai, norma-norma dan pola dari perilaku didalam organisasi. Dimana hal itu dicerminkan dengan kepribadian dari individu yang didalamnya. Dari pernyataan-pernyataan diatas, disimpulkan bahwa Budaya Organisasi adalah mengacu pada sebuah system yang berasal dari anggota-anggota organisasi yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya dengan menyatukan nilainilai, norma-norma, menunjukan perilaku yang mencerminkan kepribadian dari anggota-anggota dalam organisasi tersebut. 1. Komponen Budaya Organisasi Robert Stringer (2002) mengemukakan bahwa budaya organisasi terdiri atas lima komponen yaitu: 1) Nilai-nilai. Nilai-nilai adalah cara anggota organisasi mengevaluasi atau mengakses sifat-sifat tertentu, kualitas, aktivitas atau perilaku sebagai baik atau buruk, produktif, atau pemborosan. 2) Kepercayaan. Walaupun sering tidak dinyatakan, kepercayaan merefleksikan pemahaman anggota organisasi mengenai cara organisasi bekerja dan kemungkinan konsekuensi tindakan yang mereka lakukan. 3) Mite. Mite adalah cerita atau legenda mengenai organisasi dan pemimpinnya untuk memperkuat nilai-nilai inti atau kepercayaan. Cerita menstransmisi budaya organisasi kepada anggota baru organisasi dan memperkuat budaya bagi anggota yang ada. 4) Tradisi. Tradisi adalah kejadian-kejadian penting yang berulang dalam suatu organisasi. Termasuk dalam tradisi adalah ritual-ritual seperti 5

upacara sambut pisah, upacara promosi, pesta pensiun, atau hari ulang tahun organisasi. Tradisi mengabadikan nilai-nilai budaya organisasi, kemajuan, atau prestasi khusus dalam kepecayaan diri tinggi organisasi. 5) Norma. Norma adalah peraturan informal yang ada dalam organisasi mengenai pakaian, kebiasaan kerja, dan norma perilaku interpersonal. 2. Model-model Budaya Organisasi Wirawan (2007 : 12) dalam buku Teori Aplikasi dan Penelitian Budaya dan Iklim Organisasi mengutip pendapat Edgar H. Schein yang melukiskan budaya organisasi dalam 3 level yaitu: Level 1 : Artefak. Pada level ini, orang yang memasuki suatu organisasi dapat melihat dengan jelas bangunan output (barang dan jasa), teknologi, bahasa tulis dan lisan, produk seni, dan perilaku anggota organisasi. Anggota organisasi sering tidak menyadari mengenai artefak budaya organisasi mereka, tetapi orang luar organisasi dapat mengamatinya dengan jelas. Level 2 : Nilai-nilai. Alasan yang diberikan oleh sebuah organisasi untuk mendukung caranya melakukan sesuatu. Level 3 : Asumsi dasar. Apa yang semula hanya merupakan hipotesis yang didukung oleh nilai-nilai, setelah berhasil dianggap sebagai realitas dan kebenaran. Asumsi dasar merupakan solusi yang paling dipercaya untuk suatu problem yang dihadapi organisasi. 6

Model Level Budaya Organisasi meurut Schein (1985) Artefak dan kreasi Teknologi Seni Pola Perilaku yang dapat dilihat dan didengar Dapat dilihat tetapi sering tidak Tidak dapat dipahami Nilai-nilai Dapat dites dalam lingkungan fisik Dapat dites melalui konsensus Level kesadaran tebih tinggi Asumsi dasar Hubungan dengan lingkungan Sifat realitas, waktu dan ruang Karakteristik sifat manusia Sifat aktivitas manusia Sifat dari hubungan antar manusia Diterima apa adanya tidak terlihat tanpa disadari Sumber : Teori Aplikasi Penelitian Budaya dan Iklim Organisasi (2007 : 12) 3. Fungsi Budaya Organisasi Dalam bukunya Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi (2007 : 432) Veithzal Rivai menuliskan bahwa budaya melakukan sejumlah fungsi didalam sebuah organisasi yaitu: a. Budaya mempunyai suatu peran menetapkan tapal batas, artinya budaya menciptakan pebedaan yang jelas antara satu organisasi dengan organisasi lain. b. Budaya memberikan identitas bagi anggota organisasi. c. Budaya mempermudah timbulnya komitmen yang lebih luas dan pada kepentingan individu. 7

d. Budaya itu meningkatkan kemantapan sistem sosial. e. Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu serta membentuk sikap dan perilaku pegawai. Dari fungsi budaya tersebut disimpulkan bahwa budaya bernilai untuk organisasi atau pegawai, budaya meningkatkan komitmen organisasi dan konsistensi dan perilaku pegawai. 4. Elemen-elemen Budaya Organisasi Dalam bukunya Perilaku Organisasi (2002 :279) Stephen P Robbins menyatakan bahwa terdapat tujuh karakter utama yang kesemuanya menjadi elemen-elemen penting suatu budaya organisasi yaitu: 1) Inovasi dan pengambilan resiko : Tingkat daya pendorong pegawai untuk bersikap inovatif dan berani mengambil resiko. 2) Perhatian terhadap detail : Tingkat tuntutan terhadap pegawai untuk mampu memperlihatkan ketepatan, analisis dan perhatian terhadap detail. 3) Orientasi terhadap hasil : Tingkat tuntutan terhadap manajemen untuk lebih memusatkan perhatian pada hasil, dibandingkan perhatian pada teknik dan proses yang digunakan untuk meraih hasil tersebut. 4) Orientasi terhadap individu : Tingkat keputusan manajemen dalam mempertimbangkan efek-efek hasil terhadap individu yang ada di dalam organisasi. 5) Orientasi terhadap tim : Tingkat aktivitas pekerjaan yang diatur dalam tim, bukan secara perorangan. 8

6) Agresivitas : Tingkat tuntutan terhadap orang-orang agar berlaku agresif dan bersaing, dan tidak bersikap santai. 7) Stabilitas : Tingkat penekanan aktivitas organisasi dalam mempertahankan status quo berbanding pertumbuhan. Masing-masing karakteristik tersebut berada dalam suatu kesatuan dari tingkat yang rendah menuju tingkat yang lebih tinggi. Menilai suatu organisasi dengan menggunakan tujuh karakter tersebut akan menghasilkan gambaran mengenai budaya organisasi suatu lembaga. B. Kepuasan kerja 1. Pengertian Kepuasan Kerja Menurut Stephen Robins kepuasan kerja adalah : Job satisfaction as an individual s general attitude to ward his or her job (2001 : 190) Dapat diartikan bahwa kepuasan kerja adalah sikap umum seseorang atau individu terhadap pekerjaannya. Menurut John Newstron dan Keith Davis : pekerjaannya. Job satisfaction is favorable or unfavorable with which employes view their work (2003 ) Dapat diartikan kepuasan kerja adalah menyukai atau tidak menyukai Menurut T. Hani Handoko dalam bukunya yang berjudul Manajemen Pesonalia dan Sumber Daya Manusia, kepuasan kerja adalah: Keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para pegawai memandang mereka (2001 : 193) 9

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah tingkat perasaan seseorang terhadap hasil pekerjaan yang telah dilakukannya, yang akan menghasilkan sikap senang atau tidak terhadap pekerjaannya. 2. Faktor faktor Yang Menentukan Kepuasan Kerja Menurut Stephen P. Robbins (2002:36), Fakta menunjukkan bahwa faktor penting yang lebih banyak mendatangkan kepuasan kerja adalah: 1) Pekerjaan yang memberi tantangan. Pegawai cenderung lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan tugas-tugas yang bervariasi, kebebasan, dan umpan balik tentang seberapa baik mereka bekerja. Karakter ini membuat pekerjaan secara mentalitas menantang. Dibawah kondisi tantangan yang sedang, kebanyakan pegawai akan mengalami kesenangan dan kepuasan. 2) Penghargaan yang layak. Para pegawai menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang mereka rasa wajar, tidak membingungkan, dan sejalan dengan harapan mereka. Bila penggajian diangap adil yang didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan individu, dan standar gaji masyarakat, kepuasan akan tercapai. 10

3) Kondisi kerja yang menunjang. Pegawai menaruh perhatian besar terhadap lingkungan kerja mereka baik dari segi kenyamanan pribadi maupun kemudahan untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Mereka lebih menyukai lingkungan fisik yang aman, nyaman, bersih dan memiliki tingkat gangguan minimum. 4) Rekan kerja yang mendukung Orang orang mendapatkan lebih dari pada sekedar uang atau prestasi yang tampak mata. Bagi sebagian besar pegawai, bekerja juga dapat memenuhi kebutuhan untuk berinteraksi social. Oleh karena itu, memiliki rekan-rekan kerja yang ramah dan mendukung dapat meningkatkan kepuasan kerja. 5) Jangan lupakan kesesuaian kepribadian pekerjaan Kecocokan yang tinggi antara kepribadian seorang pegawai akan menghasilkan seorang individu yang lebih terpuaskan. Tidak semua pegawai merasa puas akan pekerjaannya. Ketidakpuasan pegawai dapat dinyatakan dalam berbagai cara. Misalnya daripada berhenti, pegawai dapat mengeluh, tidak patuh atau mengelak sebagian dari tanggung jawab kerja mereka. 11

C. Hubungan Budaya Organisasi Dengan Kepuasan Kerja Menurut Jusuf yang diambil dari Jurnal Ekonomi Sekolah Bisnis Prasetya Mulia dengan Judul Kepuasan Kerja Sangat Dipengaruhi Budaya Organisasi, hubungan antara budaya organisasi dengan kepuasan kerja adalah: Pimpinan serta situasi kerja kondusif yang mempresentasikan gambaran utama budaya organisasi menjadi rangsangan untuk direspon individu. Kepuasan kerja merupakan respon individu terhadap semua peristiwa yang merangsang dirinya. Menurut Volkwein and Zhou (2003) dalam ekonomi Organizational Climate Perception and Job Element Satisfaction : A Multi-frame Application in a Higher Education Setting yang dibuat oleh : Michael D. Thompson, hubungan antara budaya organisasi dengan kepuasan kerja adalah : Higher education research has shown that several work-related variables exert positive and significant influences on administrative satisfaction : a supportive organizational culture, teamwork, relationship with colleagues and superiors, worker autonomy, and self-fulfillment. Hasil Penelitian Pendidikan Tinggi menunjukan bahwa beberapa pekerjaan terkait dengan variabel-variabel mempunyai pengaruh positif dan signifikan dalam kepuasan administratif seperti budaya organisasi yang saling mendukung, kerja sama tim, hubungan dengan teman sekerja dan atasan, otonomi pekerja dan kepuasan diri. Berdasarkan teori-teori diatas maka dapat dikatakan bahwa budaya organisasi mempengaruhi kepuasan kerja, hal tersebut dilihat dari kepuasan kerja yang dilakukan individu tersebut terhadap pekerjaannya di dalam organisasi tersebut. Hubungan budaya organisasi mendeskripsikan persepsi, karateristik seorang anggota organisasi terhadap suatu budaya organisasi pada saat bekerja berinteraksi dengan anggota organisasi lainnya. 12