KEGAGALAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH PUSKESMAS MANGGIS I KARANGASEM

dokumen-dokumen yang mirip
KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI RUANG KEBIDANAN DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN.

PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA NEONATUS DI PUSKESMAS II KARANGASEM BALI TAHUN 2013

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK GIZI KURANG DAN GIZI BURUK PADA BALITA DESA BAN KECAMATAN KUBU KABUPATEN KARANGASEM OKTOBER 2013

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

BONA F. P. BANJARNAHOR

Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado **Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

KARYA TULIS ILMIAH. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan ERLIAN AWAL SETIANI R

PENELITIAN. MOTIVASI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA PRIMIPARA Di Wilayah Kerja Puskesmas Jetis, Ponorogo. Oleh: NIA TRI HIDAYANA NIM:

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG INISIASI MENYUSU DINI (IMD) Di Ruang Siti Walidah RSU Muhammadiyah Ponorogo

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG

KARAKTERISTIK IBU YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF

GAMBARAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BAYI BARU LAHIR PADA IBU POST SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT NUR HIDAYAH BANTUL

HUBUNGAN SOSIAL BUDAYA DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI 0-6 BULAN DI DUSUN IX DESA BANDAR SETIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Daniel 1, Murniati Manik 2. Pengetahuan Wanita tentang ASI Eksklusif

KNOWLEDGE RELATIONSHIP WITH MOTHER OF CONDUCT GIVING FOOD COACH ASI (MP-ASI) IN THE VILLAGE KEMUNING, NGARGOYOSO, KARANGANYAR

Ika Endar Ariyana 1,Machmudah 2,

Diajukan Oleh : PUTRI RAHMITASARI J

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MULTIPARA TERHADAP METODE INISIASI MENYUSUI DINI DI RSKIA X KOTA BANDUNG

Kata Kunci : Pengetahuan, sikap,dukungan petugas kesehatan,asi eksklusif

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WOLAANG KECAMATAN LANGOWAN TIMUR

SKRIPSI. Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : RATNA MALITASARI J PROGRAM STUDI S1 GIZI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU TERHADAP ASI EKSKLUSIF DI RSKIA X KOTA BANDUNG

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG NUTRISI SAAT MENYUSUI DENGAN STATUS GIZI BAYI UMUR 1-6 BULAN

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

Sri Janatri* STIKES Kota Sukabumi ABSTRAK

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI (0-6 BULAN) DI KELURAHAN BANTAN KECAMATAN MEDAN TEMBUNG TAHUN 2013

Novianti Damanik 1, Erna Mutiara 2, Maya Fitria 2 ABSTRACT

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan.

Putri, et al, Hubungan Antara Faktor Ibu dan Inisiasi Menyusu Dini dengan Pemberian ASI... Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat 2

JURNAL KESEHATAN RAJAWALI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA IBU NIFAS TAHUN 2015

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN SUSU FORMULA BAYI USIA DIBAWAH 6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU KOTA SEMARANG ABSTRACT

FAKTOR SOSIAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI SECARA EKSKLUSIF PADA BAYI UMUR 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II DENPASAR BARAT TAHUN 2015

PERBEDAAN PERTUMBUHAN BAYI USIA 0-6 BULAN YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DENGAN YANG DIBERI SUSU FORMULA DI KECAMATAN NGAWI SKRIPSI

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BERDASARKAN STATUS BEKERJA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 6-11 BULAN DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS KARANGAWEN 1 KABUPATEN DEMAK

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG CARA MENYUSUI DI KELURAHAN PAYA PASIR MEDAN MARELAN. Oleh: PRALISTIA LEONI ANANDA

PERBEDAAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN YANG ASI EKSLUSIF DAN NON EKSLUSIF

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA TAHUN 2015

Suryo Pratikwo 1, Millatin Puspaningtyas 2, Dyah Retno Sukmaningrum 3 Poltekkes Prodi Keperawatan Pekalongan ABSTRACT

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN MP-ASI DINI ABSTRAK

ABSTRAK. Ika Dewi Wiyanti, 2016; Pembimbing I : dr. Dani, M.kes Pembimbing II : dr.frecillia Regina,Sp.A

DINA WAHYU ROSYADI J

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU BERSALIN TERHADAP METODE PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG

ABSTRAK. Moch Erwin Jaya Sanjaya, Pembimbing: Evi Yuniawati, dr, MKM.

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN

STIKES Husada Borneo, Jl. A. Yani Km 30,5 No.4 Banjarbaru, Kalimantan Selatan

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Tentang Perawatan Payudara dengan Motivasi Menyusui di RSUD Datu Sanggul Rantau Tahun 2012

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU TENTANG PENTINGNYA BUDAYA PENGGUNAAN ASI BAGI IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEKEJATI TAHUN 2007

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU BUTEKI PADA KALANGAN PEKERJA TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PERUSAHAAN X, SEMARANG TAHUN 2007

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : SRI REJEKI J

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN MP-ASI DINI ABSTRACT

ABSTRAK PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012

FAKTOR YANG BERPERAN TERHADAP KEGAGALAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI KABUPATEN LAMONGAN TAHUN (Studi Kasus di Puskesmas Moropelang Kab.

Daftar Pustaka : 44 ( ) Kata Kunci : Perilaku Bidan, Inisiasi Menyusu Dini

Ica Fauziah Harahap 1, Albiner Siagian 2,Elmina Tampubolon 3. Abstract

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI 6-12 BULAN DI TLOGOMAS KOTA MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

Factors Associated with Exclusive Breastfeeding among Mothers who Work at Home at Tabanan Regency

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DI WILAYAHKERJA PUSKESMAS PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG

ABSTRACT. Keyword : Pemberian ASI ekslusif, Asupan energi, Produksi ASI

PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA PESERTA TALKSHOW

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF 6-11 BULAN DIKELURAHAN KARUWISI UTARA KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian bayi terbanyak adalah diare (31,4%) dan pneumonia

The Correlation of Knowledge Level About Exclusive Mother s Milk with Mother s Milk Deliverance To The Baby

GAMBARAN PELAYANAN KUNJUNGAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015 ABSTRAK

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BAYI DAN ANAK USIA 7 BULAN 5 TAHUN

ANALISIS PERILAKU IBU MENYUSUI DI KELURAHAN PAROPO KECAMATAN PANAKUKKANG KOTA MAKASSAR. * Ignata Apolonia B * Dosen tetap Prodi Kebidanan Sandi Karsa

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMBU KABUPATEN DONGGALA

PERILAKU BIDAN PRAKTEK SWASTA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM INISIASI MENYUSU DINI DI KOTA MEDAN TAHUN 2010 OLEH ELHANOUM BERUTU NIM:

Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Kemaraya Kota Kendari

HUBUNGAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN YANG MENDUKUNG PROGRAM ASI EKSKLUSIF DI TEMPAT KERJA DENGAN PELAKSANAAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN SANGKRAH SURAKARTA

Selvina Ismalia Assegaf 2, Fitria Siswi Utami 3 INTISARI

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL SEBELUM DAN SETELAH PENYULUHAN MENGENAI INISIASI MENYUSU DINI LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

E-Jurnal Obstretika. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Bergizi Dengan Pemberian Makanan Pendamping Asi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN POLA PEMBERIAN MAKANAN DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 0-11 BULAN DI KELURAHAN INDRALAYA MULYA OGAN ILIR

GAMBARAN PERILAKU IBU MENYUSUI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KECAMATAN SIBOLGA SELATAN KOTA SIBOLGA TAHUN 2008 NUR ARIFAH

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI PUSKESMAS PAKUALAMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

Transkripsi:

KEGAGALAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH PUSKESMAS MANGGIS I KARANGASEM Arya Mahendra Yogantara 1, I Ketut Sudinda 2 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 1 Kepala Puskesmas Manggis I Kabupaten Karangasem 2 ABSTRAK Salah satu upaya untuk meningkatkan status gizi bayi adalah dengan memberikan air susu ibu (ASI). ASI mengandung antibodi dari ibu yang membantu memerangi penyakit, untuk itu pemberian dari ASI pada bayi harus dilakukan sejak dini dan diberikan secara eksklusif. Departemen Kesehatan melalui Keputusan Menteri Kesehatan No: 450/Menkes/SK/IV/2004 menetapkan bahwa semua tenaga kesehatan agar menginformasikan kepada semua ibu yang baru melahirkan untuk memberikan ASI secara eksklusif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kegagalan dan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Manggis I Karangasem. Penelitian ini mempergunakan rancangan penelitian deskriptifdengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel yang digunakan sebesar 50 orang dengan kriteria semua ibu yang memiliki bayi berumur 0-6 bulan yang gagal memberikan ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Manggis I. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan September hingga bulan Oktober 2013. Hasil didapatkan pengambil keputusan saat ibu memberikan makanan tambahan pendamping ASI yang menjadi penyebab kegagalanadalahpetugas kesehatan sendiri sebanyak 56%, dan yang kedua adalah keputusan ibu sendiri sebanyak 54%. Pengetahuan ibu mengenai ASI eksklusif didapatkan pengetahuan kurang (46%), pengetahuan cukup (28%), dan pengetahuan baik (26%). Kata kunci: ASI eksklusif, petugas kesehatan, pengetahuan, puskesmas THE FAILURE OF THE PROVISION AND MOTHER S KNOWLEDGE ABOUT BREASTFEEDING EXCLUSIVELY ON THE BABY AGE 0-6 MONTH IN THE REGION MANGGIS I PRIMARY HEALTH CARE ABSTRACT One of many efforts to improve nutrition status of baby is by giving milk the mother (breastfeeding).breastfeeding containing antibodies from the mother who helped fight against disease, for that provision of breastfeeding in infants should be done early and given exclusively.the department of health through a decree of the minister of health no: 450 / menkes / sk / iv / 2004 determined that all health workers to inform all the mothers that just given birth to give breast-fed exclusively.the aim of this research is to find a failure and the knowledge about granting exclusive breast-fed in the work area of Manggis IKarangasem primary health care.the total sample used as much as 50 people with the criteria for all the mothers that having a baby was 0-6 months fail to provide exclusive breastfeeding in the work area of Manggis I primary health care.cross sectional design is used in descriptive observational research. This research take place from september until october 2013. The result was obtained the decision makers when mom give supplementary food breastfeeding who mentors be the cause of failure is own health officers as many as 56 % and the second was the decision of the mother own about 54 %.The mother s knowledge regarding breastfeeding exclusive been gained knowledge less ( 46 % ) knowledge enough ( 28 % ) and knowledge of good ( 26 % ). Keywords:Exclusive breastfeeding, health workers, knowledge, primary health care PENDAHULUAN Masih tingginya prevalensi malnutrisi dan kejadian infeksi merupakan faktor risiko yang berkontribusi paling signifikan terhadap angka kematian bayi. [1] Salah satu upaya untuk meningkatkan status gizi bayi adalah dengan memberikan air susu ibu (ASI) yang mengandung antibodi dari ibu untuk membantu memerangi penyakit.untuk itu pemberian dari ASI pada bayi harus dilakukan sejak dini dan diberikan secara eksklusif. [2] Menurut peraturan pemerintah No 33 tahun 2012, ASI eksklusif merupakan ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama 6 bulan tanpa menambahkan dan atau mengganti makanan atau minuman lain. [3] Banyak penelitian yang membuktikan bahwa menyusui secara eksklusif melindungi bayi secara signifikan dari diare, infeksi 70

saluran pernapasan akut (ISPA), dan sepsisneonatorum(penyebaran mikroba patogen atau toksinnya ke dalam darah atau jaringan bayi barulahir hingga empat minggu). [4] Bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif memiliki risiko kematian karena diare 3,94 kali lebih besar dibandingkan bayi yang mendapat ASI eksklusif. [5] Begitu pula penelitian di Amerika Latin menyatakan bahwa 13,9% dari semua penyebab kematian bayi dapat dicegah dengan ASI eksklusif untuk 3 bulan pertama kehidupan. [6] Berdasarkan The WHO Global Data Bank on Breastfeeding, proporsi bayi yang mendapatkan ASI eksklusif adalah sebesar 35% didapat dari 94 negara di dunia atau sekitar 65% populasi bayi yang berusia <12 bulan di seluruh dunia. [2] Menurut laporan Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 di Indonesia didapatkan bayi yang masih menerima ASI eksklusif sampai berusia 5 bulan sebesar 15,3% dan secara keselurahan sebesar 28,3% dari bayi di bawah enam bulan menerima ASI secara eksklusif. [7] Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuigambaran kegagalan dan pengetahuan ibu dalam pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Manggis I, sedangkan tujuan khususnya adalah mengetahui usia anak saat mulai diberikan makanan selain ASI, pengambil keputusan dalam penghentian/tidak memberikan ASI, mengetahui apakah petugas kesehatan di Puskesmas memberikan arahan untuk memberikan ASI eksklusif dan mengetahui pengetahuan ibu tentang manfaat ASI eksklusif baik bagi ibu maupun bayinya. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di Puskesmas ManggisI Kabupaten Karangasem pada bulan September sampai Oktober 2013dengan jumlah sampel sebanyak 50 orang. Populasi penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki bayi berumur 0-6 bulan yang gagal memberikan ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Manggis I. Penelitian dilakukan terhadap aspek pengetahun dan kegagalan pemberian ASI. Peneliti menggunakan metodesimple random samplingdi mana pengambilan sampel dilakukan pada setiap ibu yang memiliki bayi berumur 6 bulan yang gagal memberikan ASI secara eksklusif yang terpilih secara acak.sampel diambil berdasarkan data sekunder yaitu datamonitoring dan Evaluasi Program Gizi UPT Puskesmas Manggis I bulan Agustus tahun 2013. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan pedoman wawancara yang dibuat sesuai dengan konsep teori tentang ASI eksklusif. Untuk data pengetahuan ibu dinilai berdasarkan 10 item yang terdapat pada pertanyaan kuisioner kemudian dihitung nilai masing-masing responden. Menurut Budiarto, setiap pertanyaan yang dikelompokkan ke dalam bentuk pengetahuan dihitung persentasenya dengan cara membagi frekuensi (f) dengan seluruh pertanyaan (N) kemudian dikalikan 100 persen. [9] Penggolongan pengetahuan baik, cukup dan kurang berdasarkan persentase hasil dengan kriteria baik, cukup dan kurang berturut-turut lebih dari 76 persen, 56 sampai 76 persen dan kurang dari 56 persen. Kegagalan pemberian ASI eksklusif dilihat dari pengaruh apakah berasal dari luar ataupun dalam lingkungan ibu. Peranan petugas kesehatan dibagi menjadi aktif maupun pasif dinilai dari pertanyaan pada kuisioner. Langkah langkah dalam pengumpulan data yang dilakukan yaitu mengurus izin penelitian, mencari sampel penelitian, menjelaskan maksud dan tujuanpenelitian serta pelaksanaan wawancara, penandatanganan lembar persetujuan menjadi responden dan melakukan wawancara terpimpin dengan responden. HASIL Lokasi penelitian beralamat di desa-desa wilayah Kecamatan Manggis Kabupaten Karangasem. Wilayah yang menjadi lingkup kerja Puskesmas Manggis I yaitu Desa Manggis, Ulakan, Padang Bai,Antiga, Antiga Kelod dan Gegelang. Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Manggis I tahun 2010 adalah 31.571 orang. Jumlah bayi yang gagal mendapatkan ASI secara eksklusif sebanyak 78 bayi dari bulan September hingga Oktober 2013, dengan menggunakan rumus besar sample didapatkan besar sampel minimal yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebesar 43,04 orang. Peneliti menetapkan besar sampel dalam penelitian ini adalah 50 orang. Penambahan jumlah sampel dilakukan untuk menghindari berkurangnya sampel jika ada yang drop out karena berbagai alasan. Pengetahuan responden tentang ASI eksklusif dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1 menunjukkan bahwa responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang merupakan jumlah terbanyak yaitu sebanyak 23 responden (46%), responden yang memiliki pengetahuan baik jumlahnya lebih kecil daripada tingkat pengetahuan cukup. 71

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa sebagian responden (50%) memiliki pengetahuan cukup tentang definisi ASI eksklusif, dan setengahnya lagi (50%) memiliki pengetahuan kurang. Untuk manfaat ASI eksklusif bagi bayi sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang cukup (68%) dan sebagian kecil berpengetahuan kurang (32%). Sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang cukup mengenai perbendaan antara ASI dengan susu formula (94%) dan yang kurang sebanyak 6 persen. Mengenai pengetahuan tentang cara penyimpanan ASI yang benar sebanyak 52 persen memiliki pengetahuan kurang dan 48 persen cukup. Tabel 3 menunjukkan Peran Petugas Kesehatan Dalam Memberikan Arahan Kepada Responden Untuk Memberikan ASI Secara Eksklusif. Peran petugas kesehatan dikelompokkan menjadi dua, yaitu aktif dan pasifdalam memberikan arahan kepada reponden dalam memberikan ASI secara eksklusif. Pada analisis data didapatkan peran petugas kesehatan yang pasif dalam pemberian ASI secara eksklusif lebih dominan dibandingkan dengan yang aktif. Tabel 4 menunjukkan pengambil keputusan saat ibu memberikan makanan tambahan pendamping ASI yang menjadi penyebab kegagalan. Pengambil keputusan adalah seseorang yang memberikan keputusan penghentian/tidak memberikan ASI eksklusif yang menjadi penyebab kegagalan ASI secara eksklusif. Pengambil keputusan yang terbanyak sebagai penyebab kegagalan adalah keputusan dari petugas kesehatan sendiri sebanyak 56%, dan yang kedua adalah keputusan ibu sendiri sebanyak 54%. Tabel 5 menggambarkan Tabulasi silang antara siapa yang menyarankan makanan pertama kali dengan makanan bayi pertama kali dan dibekali susu formula atau tidak. Berdasarkan jawaban pada pertanyaan peran petugas kesehatan didapatkan responden cenderung menjawab bidan penolong pada pertanyaan siapa yang menyarankan memberikan makanan pertama bagi bayi yaitu sebanyak 42 responden. Berdasarkan hasil tabulasi silang antara siapa yang menyarankan pemberian makanan pertama pada bayi dengan apakah dibekali susu formula atau tidak dan makanan bayi pertama kali yang diberikan didapatkan dari 42 responden yang disarankan oleh bidan penolong 25 responden diantaranya disarankan susu formula dan 26 diantaranya dibekali dengan susu formula. Tabel 1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan ibu tentangasi eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Manggis I Tingkat Pengetahuan Ibu Frekuensi Presentase (%) Pengetahuan kurang 23 46 Pengetahuan cukup 14 28 Pengetahuan baik 13 26 Total 50 50 Tabel 2. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden berdasarkan bagian pengetahuan tentang ASI eksklusif No. Tingkat Pengetahuan Responden Jumlah Frekuensi Persentase (%) 1 Definisi ASI eksklusif Kurang Cukup 25 25 50 50 2 Manfaat ASI eksklusif bagi bayi Kurang Cukup 16 34 32 68 3 Perbandingan ASI dengan susu formula Kurang 3 6 72

Cukup 47 94 4 Penyimpanan ASI Kurang 26 52 Cukup 24 48 Tabel 3. Peran Petugas Kesehatan Dalam Memberikan Arahan Kepada Responden Untuk Memberikan ASI Secara Eksklusif Peran petugas kesehatan Frekuensi Persentase (%) Aktif 16 32 Pasif 32 68 Tabel 4.distribusi pengambil keputusan saat ibu memberikan makanan tambahan pendamping ASI yang menjadi penyebab kegagalan Pengambil keputusan Frekuensi Persentase (%) Keputusan sendiri Ya 27 54 Tidak 23 46 Suami Ya 3 6 Tidak 47 94 Petugas Kesehatan Ya 28 56 Tidak 22 44 Orang tua/ mertua Ya 3 6 Tidak 47 94 Tetangga Ya 2 4 Tidak 48 96 Tabel 5. Tabulasi silang antara siapa yang menyarankan makanan pertama kali dengan makanan bayi pertama kali dan dibekali susu formula atau tidak Inisiatif Diri Bidan Penolong Suami Total Sendiri Dibekali Susu Ya 2 26 1 29 Formula 6,9% 89,7% 3,4% Makanan Pertama Kali Bayi Tidak 5 23,8% ASI 5 22,7% Susu Formula 2 7,1% Total 7 14% 16 76,2% 17 77,3% 25 89,3% 42 84% 0 0% 0 0% 1 3,6% 1 2% 21 22 28 50 73

DISKUSI Pada penelitian ini didapatkan dari seluruh responden, lebih dari setengahnya memiliki tingkat pengetahuan baik dan cukup. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa dari kegagalan pemberian ASI secara eksklusif, tidak ada kecenderungan seluruhnya berpengetahuan kurang. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Ambarwati (2004) di Kecamatan Banyumanik dimana didapatkan dari seluruh kegagalan pemberian ASI eksklusif lebih banyak terjadi pada ibu dengan pengetahuan tentang ASI yang kurang dari pada ibu yang memiliki pengetahuan tentang ASI yang lebih baik. [9] Sesuai dengan program yang dijalanakan oleh puskesmas manggis I berupa peningkatan pengetahuan ibu mengenai ASI eksklusif sudah baik, namun pengetahuan mengenai cara penyimpanan ASI yang benar masih kurang. Mengenai hal ini perlu melakukan usaha untuk mengubah perilaku ibu yang bekerja sehingga penyimpanan ASI dapat diterapkan seperti melakukan praktik mengenai cara penyimpanan ASI serta penyuluhan risiko dan bahaya pemberian makanan atau minuman tambahan selain ASI. Secara umum didapatkan peran petugas kesehatan yang pasif dalam pemberian ASI secara eksklusif lebih dominan dibandingkan dengan yang aktif. Dari penelitian didapatkan peran petugas kesehatantentang pemberian ASI eksklusif pada responden yang pasifsebanyak 68% dan yang aktif 32%.Hasil analisis data selanjutya dapat disimpulkan bahwa petugas kesehatan sangat berpengaruh terhadap terjadinya kegagalan pada pemberian ASI secara eksklusif. Penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kusnadi (2007) yang menyatakan bahwa penolong persalinan dalam hal ini petugas kesehatan tidak menunjukan hubungan yang bermakna dengan pemberian ASI eksklusif. [10] Data penelitian selanjutnya didapatkan bahwa dari seluruh responden yang mendapatkan susu formula pertama kali sebagian besar disarankan oleh bidan penolong dan waktu pulangnya dibekali dengan susu formula. Pengetahuan responden bisa bersumber dari petugas kesehatan maupun dari orang-orang dilingkungannya sendiri. Dari penelitian ini didapatkan data bahwa responden yang mendapatkan penjelasan dari petugas kesehatan (bidan dan dokter) memiliki tingkat pengetahuan baik dan cukup lebih banyak dari pada yang pengetahuan kurang. Analisis data menyimpulkan ibu yang mendapatkan informasi dari petugas kesehatan cenderung memiliki pengetahuan baik tentang ASI eksklusif. Mengenai hal ini, upaya membangun peran petugas kesehatan yang aktif penting untuk dilakukan. Proses ini dapat dilakukan melalui meningkatkan kesadaran petugas kesehatan akan pentingnya pemberian ASI bagi bayi yang baru lahir, dan jangan mengejar keuntungan dari pemberian susu formula, kesadaran itu juga harus diikuti dengan praktek Inisiasi Menyusu Dini yang baik dan benar. Hal ini bisa dilakukan dengan mengadakan pelatihan-pelatihan kembali kepada petugas kesehatan tentang pemberian ASI eksklusif dan IMD sehingga kesadaran petugas kesehatan dalam menerapkan hal tersebut lebih baik. Pengambil keputusan adalah seseorang yang memberikan keputusan penghentian/tidak memberikan ASI eksklusif yang menjadi penyebab kegagalan ASI secara eksklusif. Pengambil keputusan yang terbanyak sebagai penyebab kegagalan adalah keputusan dari petugas kesehatan sendiri sebanyak 56%, dan yang kedua adalah keputusan ibu sendiri sebanyak 54%. Padahal Peranan petugas kesehatan disini sangat penting dalam melindungi, meningkatkan, dan mendukung usaha menyusui dari ibu. Sebagai individu yang bertanggung jawab dalam gizi bayi dan perawatan kesehatan, petugas kesehatan mempunyai posisi unik yang dapat mempengaruhi keputusan dari ibu. Mengenai hal ini, perlu kembali meningkatkan kesadaran petugas kesehatan dalam hal ini bidan penolong untuk tidak menyarankan ibu memberikan susu formula kepada bayinya segera setelah lahir. Solusi yang lain yang bisa dilakukan adalah pengawasan secara ketat oleh pihak terkait dalam hal penggunaan susu formula dimasyarakat. PENUTUP Simpulan Pada penelitian ini pengetahuan responden tentang ASI eksklusif sebagian besar adalah kurang, dikuti dengan pengetahuan cukup dan baik. Keputusan penghentian/tidak memberikan ASI eksklusif lebih banyak dianjurkan oleh petugas kesehatan yang kemudian diikuti oleh keputusan ibu sendiri. Pada penelitian ini Petugas kesehatan berperan pasif dalam memberikan arahan kepada 74

ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Saran Kepada Puskesmas Manggis I khususnya pemegang program Upaya Promosi Kesehatan dan Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat agar melaksanakan penyuluhan mengenai ASI eksklusif dengan tujuan meyakinkan ibu menyusui bahwa makanan bayi cukup ASI saja sampai bayi berusia 6 bulan, mengajarkan ibu untuk melakukan teknik menyusui yang benar sehingga produksi ASI dapat optimal, dan mengajarkan ibu teknik penyimpanan ASI sehingga ibu yang bekerja dapat tetap memberikan ASI kepada bayi. Selain hal itu, pengetahuan dan peran petugas kesehatan dapat dioptimalkan sebagai penyuluh dan pengawas pemberian ASI eksklusif. DAFTAR PUSTAKA 1. Hermina dan Arfiansyah.2010. Hubungan Praktik Pemberian Asi Eksklusif dengan Karakteristik Sosial, Demografi dan Faktor Informasi Tentang Asi dan MP-ASI (Studi di Kota Padang dan Kabupaten Solok Provinsi Sumatera Barat). Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 13. 353 360 2. WHO. 2011. Exclusive Breastfeeding For Six Months Best for Babies Everywhere. http://www.who.int/mediacentre/news/ statements/2011/breastfeeding_ 20110115/en/. diakses tanggal 1 September 2013 3. Manajemen Laktasi. 2005. Departemen Kesehatan RI. Jakarta 4. Helen Keller Worldwide. Breastfeeding and Complementary Feeding Practices in Indonesia. Annual Report.2002 5. Betran AP, Onis M, Lauer JA, Villar J. 20012001. Ecological Study of Effect of Breast Feeding on Infant Mortality in Latin America. Med J,323. 1 5 6. Monterrosa, et al. 2008. Predominant Breast- Feeding from Birth to Six Months Is Associated with Fewer Gastrointestinal Infections and Increased Risk for Iron Deficiency among Infants. J. Nutr,138. 1499 1504 7. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar 2010. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. 8. Budiarto, E. 2002. Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC. 9. Ambarwati, R. 2004. Faktor yang Berhubungan dengan Kegagalan Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Padangsari Kabupaten Ungaran. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Semarang. 10. Kusnadi. 2007. Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif di kabupaten tanggerang tahun 2006. Tesis. Fakultas kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Jakarta 75