AKTIVA TETAP BERWUJUD (FIXED ASSETS)

dokumen-dokumen yang mirip
AKTIVA TETAP BERWUJUD

PERTEMUAN KEENAM. Pengertian Aktiva Tetap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AKTIVA TETAP (FIXED ASSETS )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets)

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORITIS

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

AKTIVA TETAP BERWUJUD (TANGIBLE ASSETS) DAN AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD (INTANGIBLE ASSETS)

BAB II BAHAN RUJUKAN

ASET TETAP, ASET TIDAK BERWUJUD DAN UTANG OBLIGASI

BAB XVIII AKUNTANSI ASET TETAP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORI. jangka waktu kurang dari 1 tahun (seperti tagihan) modal, semua milik usaha yang

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI

AKTIVA TETAP. Prinsip Akuntansi => Aktiva Tetap harus dicatat sesuai dengan Harga Perolehannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap. menentukan bagaimana sederhana dan kompleknya suatu badan usaha

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODUL 5 JURNAL PENYESUAIAN PENCATATAN TRANSAKSI - PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN. Jurnal Buku Besar Neraca Laporan Saldo Keuangan

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

BAB II LANDASAN TEORITIS. atau mempertanggungjawabkan. bersangkutan dengan hal-hal yang dikerjakan oleh akuntan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Materi: 12 ASET: PENGHENTIAN. (Dihapus, Dijual, Ditukar)

ANALISIS AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT. SRI AGUNG MULIA PEKANBARU

BAB III PEMBAHASAN. Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tapi pada prinsipnya

Analisis Perlakuan Akuntansi Atas Aset Tetap Berdasarkan SAK ETAP Pada CV. Sekonjing Ogan Ilir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AKTIVA TETAP (FIXED ASSET)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk dipergunakan dalam operasional perusahaan bukan untuk diperjualbelikan,

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA PERLAKUAN AKUNTANSI AKTIVA TETAP BERWUJUD PADA UD. PANCA BAKTI MARTAPURA KALIMANTAN SELATAN

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pada bab ini akan dikemukakan teori-teori yang dikutip dari literatur

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai

BAB 7 ASET TETAP. dilakukan agar bisa digunakan secara optimal selama umur ekonominya.

FIXED ASSETS. Click to edit Master subtitle style 4/25/12

REVALUASI & PELEPASAN ASET TETAP

MODUL 5 JURNAL PENYESUAIAN PENCATATAN TRANSAKSI - PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN. JURNAL BUKU BESAR NERACA LAPORAN SALDO KEUANGAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Aktiva Tetap

AKTIVA TETAP BERWUJUD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I

Implementasi PSAK 16 Tentang Aset Tetap pada PT. SBP

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Aset Tetap Pengertian Aset Tetap

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Aset Tetap Definisi Aset Tetap

BAB II LANDASAN TEORI. Setiap perusahaan pada umumnya memiliki aset tetap dalam

A. PILIHALAH JAWABAN YANG PALING BENAR

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu organisasi yang menjalankan kegiatan dengan

BAB II BAHAN RUJUKAN

1. PERSEDIAAN DIAKUI PADA SAAT DITERIMA ATAU KEPEMILIKANNYA BERPINDAH 2. PERSEDIAAN DICATAT SEBESAR: a. BIAYA PEROLEHAN, JIKA DIPEROLEH DENGAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Akuntansi dan Perlakuan Akuntansi. Pengertian akuntansi memiliki definisi yang berbeda-beda, tergantung dari

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I

FAKTOR-FAKTOR DALAM PENGHITUNGAN DEPRESIASI

BAB II LANDASAN TEORI

AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD (Intangible Fixed Assets)

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

Disusun Oleh : WINARTO, S.Pd.

BAB II LANDASAN TEORI. adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

PENYUSUTAN (Depreciation)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dipercaya mengenai transaksi-transaksi yang terjadi dalam perusahaan. Akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Materi: 11 ASET (ASSETS) (PEROLEHAN, DEPRESIASI & KLASIFIKASI BIAYA ASET)

Aktiva Tetap Berwujud: Perolehan, Penggunaan, Pemberhentian, Depresiasi, dan Pemberhentiannya

CONTOH SOAL ASET TETAP BERWUJUD LANJUTAN (TANGIBLE ASSETS)

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) DAN LAPORAN ARUS KAS

BAB II LANDASAN TEORI. keharusan untuk berhubungan dengan pihak pihak lain yang terkait dengan

Pengeluaran yang Tidak Boleh Dibebankan Sekaligus Pasal 9 Ayat (2) UU PPh

pengklasifikasian dan menetapkan aktiva tetap PT. Gratia Jaya sesuai dengan PSAK No.16. keuangan yang berlaku umum (PSAK No. 16).

ANALISIS AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT. PANCA ABDI NURGAMA DI PEKANBARU S KR IP S I

BAB III SISTEM PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA PENGADILAN NEGERI MEDAN

Latihan Soal dan Jawaban Investasi Saham

BAB II BAHAN RUJUKAN

Transkripsi:

Dosen : Christian Ramos Kurniawan AKTIVA TETAP BERWUJUD (FIXED ASSETS) INTERMEDIATE ACCOUNTING L/O/G/O Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield, Intermediate Accounting

Definisi Aktiva Tetap Berwujud Aktiva aktiva yang berwujud yang relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. Aktiva berwujud yang dimiliki oleh perusahaan dapat mempunyai macam-macam bentuk seperti tanah, bangunan, mesin-mesin dan alat-alat, kendaraan, dll

Pengelompokan Aktiva Tetap Berwujud Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas Contoh Tanah Contoh Bangunan, Mesin, Alat-alat, Mebel, Kendaraan Aktiva tetap yang umurnya terbatas (Memiliki Subtitusi) Aktiva tetap yang umurnya terbatas (Tidak Memiliki Subtitusi) Contoh Tambang, Hutan

Pengeluaran Modal dan Pendapatan Pengeluaran Modal (capital expenditure) Pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh suatu manfaat yang akan dirasakan lebih dari satu periode akuntansi dan pengeluaran ini dicatat dalam rekening aktiva Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure) Pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh suatu manfaat yang hanya dirasakan dalam periode akuntansi yang bersangkutan dan pengeluaran ini dicatat dalam rekening biaya

Prinsip Penilaian aktiva Tetap Berwujud Prinsip Akuntansi Indonesia menyatakan Aktiva tetap dinyatakan sebesar nilai buku yaitu harga perolehan aktiva tetap tersebut dikurangi dengan akumulasi penyusutan

Cara Perolehan Aktiva Tetap Pembelian Tunai Pembelian Angsuran Ditukar dengan Surat-surat Berharga Ditukar dengan Aktiva Tetap Lain Diperoleh dari Hadiah/Donasi Aktiva yang Dibuat Sendiri

Pembelian Tunai Aktiva tetap berwujud yang diperoleh dari pembelian tunai dicatat dengan jumlah sebesar uang yang dikeluarkan Termasuk di dalamnya adalah harga faktur dan semua biaya yang dikeluarkan agar aktiva tetap tersebut siap untuk dipakai, seperti biaya angkut, premi asuransi dalam perjalanan, biaya balik nama, biaya pemasangan dan biaya percobaan

Contoh : PT Risa membeli mesin seharga Rp5.000.000 pada tanggal 1 Januari 2005. Biaya-biaya yang dikeluarkan adalah biaya angkut Rp 200.000, biaya pemasangan dan percobaan mesin Rp 500.000. Jurnal pembeliannya : Mesin Kas Pembelian Tunai Rp5.700.000 Rp5.700.000

Pembelian Angsuran Apabila aktiva tetap diperoleh dari pembelian angsuran, maka dalam harga perolehan aktiva tetap tidak boleh termasuk bunga. Bunga selama angsuran baik jelas-jelas dinyatakan maupun yang tidak dinyatakan, harus dikeluarkan dari harga perolehan dan dibebankan sebagai biaya bunga

Contoh 1: Pembelian Angsuran PT Risa membeli mesin seharga Rp5.000.000 pada tanggal 1 Januari 2005. Pembayaran pertama Rp2.000.000 dan sisanya diangsur tiap tanggal 31 Desember selama 3 tahun dengan bunga 12% per tahun

Pembelian Angsuran 1 Januari 2005 (pembelian mesin) Mesin Rp5.000.000 Utang Rp3.000.000 Kas Rp2.000.000 31 Desember 2005 (angsuran 1) Pembayaran Angsuran 1 Rp1.000.000 Bunga : 12% x Rp3.000.000 Rp 360.000 Rp1.360.000 Utang Rp1.000.000 Biaya Bunga Rp 360.000 Kas Rp1.360.000

Pembelian Angsuran 31 Desember 2006 (angsuran 2) Pembayaran angsuran 2 Rp1.000.000 Bunga : 12% x Rp2.000.000 Rp 240.000 Rp1.240.000 Utang Rp1.000.000 Biaya Bunga Rp 240.000 Kas Rp1.240.000

Pembelian Angsuran 30 Mei 2007 (angsuran 3) Pembayaran angsuran 3 Rp1.000.000 Bunga : 12% x Rp1.000.000 Rp 120.000 Rp1.120.000 Utang Rp1.000.000 Biaya Bunga Rp 120.000 Kas Rp1.120.000

Contoh 2 : PT Risa pada tanggal 1 Januari 2005 membeli mesin seharga Rp5.000.000 dengan pembayaran angsuran tiap tahun sebesar Rp1.975.500 selama tiga tahun. Dalam jumlah pembayaran tersebut termasuk bunga sebesar 9%. Bunga selama angsuran dihitung sbb : Jumlah Pembayaran = (1.975.500 x 3) = 5.926.500 Jumlah Pembayaran Harga perolehan mesin Pembelian Angsuran Rp5.926.500 Rp5.000.000 Bunga angsuran Rp 926.500

Bunga angsuran sebesar Rp926.500 akan dialokasikan dalam waktu 3 tahun dengan perhitungan sbb : Thn Jml Angs Bunga Pelunasan Utang Pokok Pinjaman yg blm dibyr Awal 5.000.000 1 1.975.500 5.000.000 x 9% = 450.000 2 1.975.500 3.474.500 x 9% = 312.700 3 1.975.500 1.811.700 x 9% = 163.800 *) *) pembulatan Pembelian Angsuran 5.926.500 926.500 5.000.000 1.525.500 3.474.500 1.662.800 1.811.700 1.811.700 0

Jurnal Untuk Mencatat Pembelian Mesin dan Angsurannya 1 Januari 2005 Mesin Rp5.000.000 Beban bunga ditangguhkan Rp 926.500 Utang angsuran Rp5.926.500 31 Desember 2005 Utang angsuran Rp1.975.500 Biaya Bunga Rp 450.000 Kas Rp1.975.000 Beban bunga ditangguhkan Rp 450.000

Jurnal Untuk Mencatat Pembelian Mesin dan Angsurannya 31 Desember 2006 Utang angsuran Rp1.975.500 Biaya Bunga Rp 312.700 Kas Rp1.975.000 Beban bunga ditangguhkan Rp 312.700 31 Desember 2007 Utang angsuran Rp1.975.500 Biaya Bunga Rp 163.800 Kas Rp1.975.000 Beban bunga ditangguhkan Rp 163.800

Ditukar Dengan Surat Berharga Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara ditukar dengan saham atau obligasi perusahaan, dicatat sebesar harga pasar saham atau obligasi yang digunakan sebagai penukar Apabila harga pasar atau obligasi itu tidak diketahui, harga perolehan aktiva tetap ditentukan sebesar harga pasar aktiva tersebut Pertukaran aktiva tetap dengan saham atau obligasi perusahaan akan dicatat dalam rekening modal saham atau utang obligasi sebesar nilai nominalnya, selisih pertukaran dengan nilai nominal dicatat dalam rekening agio/disagio

Contoh : Ditukar Dengan Surat Berharga PT Daya menukar sebuah mesin dengan 1.000 lbr saham biasa, nilai nominal/pari Rp10.000 per lbr. pada saat penukaran, harga pasar saham sebesar Rp11.000 per lbr. Pertukaran mesin dengan saham ini dicatat dalam jurnal : Mesin Rp11.000.000 Saham Biasa Rp10.000.000 Agio Saham Rp 1.000.000

Ditukar Dengan Aktiva Tetap Lainnya Banyak pembelian aktiva tetap dilakukan dengan cara tukar-menukar, atau sering disebut tukar tambah, dimana aktiva lama digunakan untuk membayar harga aktiva baru, baik seluruhnya atau sebagian dimana kekurangannya dibayar tunai Terdapat dua pertukaran aktiva tetap : a. Pertukaran aktiva tetap yang sejenis b. Pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis

Akuntansi Untuk Pertukaran Jenis Pertukaran Pertukaran ini mempunyai substansi komersial Pertukaran ini tidak mempunyai substansi komersial (tidak ada kas yang terima) Pertukaran ini tidak mempunyai substansi komersial (ada kas yang terima) Pedoman Akuntansi Mengakui keuntungan dan kerugian dengan segera Menangguhkan keuntungan, mengakui kerugian dengan segera Mengakui sebagian keuntungan; mengakui kerugian dengan segera

Pertukaran Aktiva Tetap yang Sejenis Merupakan pertukaran aktiva tetap yang sifat dan fungsinya sama seperti pertukaran mesin produksi merek A dengan merek B, Truk merek A dengan merek B, dll. Prinsip Akuntansi Indonesia menyatakan bahwa laba yang timbul akan ditangguhkan (mengurangi harga perolehan aktiva yang bersangkutan) Apabila pertukaran tersebut menimbulkan kerugian maka ruginya dibebankan dalam periode terjadinya pertukaran

Pertukaran Aktiva Tetap yang Sejenis Contoh 1 : Rugi Pertukaran (Memiliki substansi komersial dan tidak memiliki substansi komersial) PT Budi menukarkan truk merek A dengan truk baru merek B pada awal tahun. Harga perolehan Truk A sebesar Rp10.000.000 dan akumulasi depresiasinya sebesar Rp4.000.000. Truk B harganya Rp25.000.000 dan dalam pertukaran ini truk A dihargai Rp5.000.000 yaitu sebesar harga pasarnya. Sisanya dibayar oleh PT Budi secara tunai.

Pertukaran Aktiva Tetap yang Sejenis Perhitungan pertukaran truk : Harga truk baru (B) Rp25.000.000 Harga pertukaran truk A (Rp 5.000.000) Kas yang harus dibayar Rp20.000.000 Harga pasar truk A Rp 5.000.000 Harga perolehan truk B Rp25.000.000 (Harga perolehan = Harga pertukaran + Uang yg dibayarkan) Jurnal: Truk B Rp25.000.000 Akum. Depresiasi truk A Rp 4.000.000 Rugi Pertukaran Rp 1.000.000 Truk A Rp10.000.000 Kas Rp20.000.000 Laba/rugi pertukaran truk: Harga Truk A 10.000.000 Akum Depresiasi (4.000.000) Nilai Buku 6.000.000 Harga pasar Truk A 5.000.000 Nilai Buku (6.000.000) Rugi Pertukaran 1.000.000

Pertukaran Aktiva Tetap yang Sejenis Contoh 2 : Laba pertukaran tanpa penerimaan kas (Ada substansi komersial) PT Budi menukarkan mesin A dengan mesin B pada awal tahun. Harga perolehan mesin A Rp12.000.000 Akumulasi depresiasinya Rp8.000.000. Harga pasar mesin A Rp7.000.000 Harga mesin B Rp15.000.000 PT Budi juga membayar uang Rp8.000.000

Pertukaran Aktiva Tetap yang Sejenis Laba/rugi pertukaran : Harga pasar mesin A Rp7.000.000 Nilai Buku mesin A (Rp4.000.000) Laba pertukaran Rp3.000.000 Harga Perolehan : Harga pasar mesin A Rp7.000.000 Uang yang dibayarkan Rp8.000.000 Harga Perolehan mesin B Rp15.000.000 Nilai Buku= Harga Perolehan Akum Depresiasi (Harga perolehan [substansi komersial]= Harga pertukaran + Uang yg dibayarkan) Jurnal : Mesin B Rp15.000.000 Akum Dep mesin A Rp 8.000.000 Mesin A Rp12.000.000 Kas Rp 8.000.000 Keuntungan pertukaran Rp 3.000.000

Pertukaran Aktiva Tetap yang Sejenis Contoh 2 : Laba pertukaran tanpa penerimaan kas (Tidak ada substansi komersial) PT Budi menukarkan mesin A dengan mesin B pada awal tahun. Harga perolehan mesin A Rp12.000.000 Akumulasi depresiasinya Rp8.000.000. Harga pasar mesin A Rp7.000.000 Harga mesin B Rp15.000.000 PT Budi juga membayar uang Rp8.000.000

Pertukaran Aktiva Tetap yang Sejenis Laba/rugi pertukaran : Harga pasar mesin A Rp7.000.000 Nilai Buku mesin A (Rp4.000.000) Laba pertukaran Rp3.000.000 Harga Perolehan : Harga pasar mesin A Uang yang dibayarkan Keuntungan yang ditangguhkan Harga Perolehan mesin B Nilai Buku= Harga Perolehan Akum Depresiasi Rp7.000.000 Rp8.000.000 (Rp3.000.000) Rp12.000.000 Harga perolehan [Tidak ada substansi komersial]= Harga pertukaran + Uang yg dibayarkan Keuntungan pertukaran Jurnal : Mesin B Rp12.000.000 Akum Dep mesin A Rp 8.000.000 Mesin A Rp12.000.000 Kas Rp 8.000.000

Pertukaran Aktiva Tetap yang Sejenis Contoh 3 : Laba pertukaran dgn penerimaan kas Laba diakui = Jmlh uang yg diterima Jml uang yang + Harga pasar aktiva tetap diterima yang diperoleh x Jml laba

Pertukaran Aktiva Tetap yang Sejenis Contoh, PT Budi menukarkan truk A dengan truk B pada awal tahun. Informasi yang berhubungan dengan pertukaran adalah : Harga perolehan truk A Akum. Depresiasi truk A Harga pasar truk B Harga pasar truk A Rp50.000.000 Rp20.000.000 Rp35.000.000 Rp40.000.000 Jumlah uang yang diterima Rp 5.000.000

Pertukaran Aktiva Tetap yang Sejenis Perhitungan laba diakui dan harga perolehan : Laba pertukaran : Harga perolehan truk A Rp50.000.000 Akumulasi depresiasi (Rp20.000.000) Nilai Buku Rp30.000.000 Harga pasar truk A Nilai Buku Laba pertukaran Rp40.000.000 (Rp30.000.000) Rp10.000.000 Laba yang diakui = 5.000.000 x 10.000.000 5 jt + 35 jt = Rp1.250.000

Pertukaran Aktiva Tetap yang Sejenis Harga perolehan truk B : Harga pasar truk B Rp35.000.000 Laba ditangguhkan (Rp 8.750.000) (10 jt-1,25jt) Rp26.250.000 Kas Rp 5.000.000 Truk B Rp26.250.000 Akum. Depresiasi truk A Rp20.000.000 Truk A Rp50.000.000 Laba pertukaran truk Rp 1.250.000

Pertukaran Aktiva Tetap yang Tidak Sejenis Merupakan pertukaran aktiva tetap yang sifat dan fungsinya tidak sama Contohnya pertukaran tanah dengan mesin, tanah dengan gedung, dll Harga perolehan dalam pertukaran seperti ini harus didasarkan pada harga pasar aktiva tetap yang diserahkan ditambah uang yang dibayarkan Jika harga pasar aktiva yang diserahkan tidak dapat diketahui, maka harga perolehan aktiva baru didasarkan pada harga pasar aktiva baru

Pertukaran Aktiva Tetap yang Tidak Sejenis Contoh : (Memiliki Substansi Komersial) Pada awal tahun 2005 PT Daya menukarkan mesin produksi dengan truk baru. Harga perolehan mesin produksi sebesar Rp2.000.000, akumulasi depresiasi sampai tanggal pertukaran sebesar Rp1.500.000 sehingga nilai bukunya sebesar Rp500.000. Harga pasar mesin produksi tersebut sebesar Rp800.000 dan PT Daya harus membayar uang sebesar Rp1.700.000.

Pertukaran Aktiva Tetap yang Tidak Sejenis Perhitungan harga perolehan truk : Harga pasar mesin produksi Rp 800.000 Uang tunai yang dibayarkan Rp1.700.000 Harga perolehan truk Rp2.500.000 Laba/rugi pertukaran mesin : Harga pasar mesin Harga perolehan mesin Akumulasi depresiasi mesin Nilai Buku (dikurang) Laba pertukaran mesin Rp2.000.000 (Rp1.500.000) Rp800.000 Rp500.000 Rp300.000

Pertukaran Aktiva Tetap yang Tidak Sejenis Jurnal untuk mencatat pertukaran : Truk Rp2.500.000 Akumulasi depresiasi mesin Rp1.500.000 Kas Rp1.700.000 Mesin Rp2.000.000 Laba pertukaran mesin Rp 300.000

Pertukaran Aktiva Tetap yang Tidak Sejenis (Asumsikan) Apabila mesin ditukarkan pada pertengahan tahun 2005 (awal bulan Juli) dan bukannya awal tahun 2005, maka pertama kali harus diadakan pencatatan depresiasi untuk ½ tahun pada 2005 dan baru dilakukan pencatatan transaksi pertukaran Jika diketahui umur mesin tersebut 5 tahun, maka jurnalnya untuk ½ tahun pada 2005 adalah: Depresiasi mesin Rp200.000 Akumulasi depresiasi mesin (6/12 x 1/5 x Rp2.000.000 = Rp200.000) Rp200.000

Pertukaran Aktiva Tetap yang Tidak Sejenis Laba/rugi pertukaran pertukaran mesin : Harga pasar mesin Rp 800.000 Harga perolehan mesin Rp2.000.000 Akum Dep. s/d awal 2005 Rp1.500.000 Depresiasi 6 bln Rp 200.000 Total Akum Depresiasi (Rp1.700.000) Nilai Buku (dikurang) Rp 300.000 Laba pertukaran mesin Rp 500.000 Jurnal: Truk Rp2.500.000 Akum. Depresiasi mesin Rp1.700.000 Kas Rp1.700.000 Mesin Rp2.000.000 Laba pertukaran mesin Rp 500.000

Diperoleh dari Hadiah/Donasi Aktiva tetap yang diperoleh dari donasi/hadiah, pencatatannya bisa dilakukan menyimpang dari prinsip harga perolehan. Untuk menerima hadiah, mungkin dikeluarkan biayabiaya, tetapi biaya-biaya tersebut jauh lebih kecil dari nilai aktiva tetap yang diterima. Apabila dicatat sebesar biaya yang sudah dikeluarkan, maka hal ini akan menyebabkan jumlah aktiva dan modal terlalu kecil, juga beban depresiasi menjadi terlalu kecil Untuk mengatasi hal ini maka aktiva yang diterima sebagai hadiah dicatat sebesar harga pasarnya

Diperoleh dari Hadiah/Donasi Contoh : PT Budi menerima hadiah berupa tanah dan gedung yang dinilai sebagai berikut : Tanah Rp2.500.000 Gedung Rp4.000.000 Rp6.500.000 Jurnalnya : Tanah Gedung Modal-Hadiah Rp2.500.000 Rp4.000.000 Rp6.500.000

Diperoleh dari Hadiah/Donasi Jika dalam penerimaan hadiah tersebut PT Budi mengeluarkan biaya sebesar Rp100.000 maka modal hadiah akan dikredit dengan jumlah Rp6.400.000 Jurnalnya : Tanah Rp2.500.000 Gedung Rp4.000.000 Modal-Hadiah Rp6.400.000 Kas Rp 100.000

Diperoleh dari Hadiah/Donasi Apabila donasi yang diterima belum pasti akan menjadi milik perusahaan (karena tergantung terlaksananya perjanjian) maka aktiva dan modal dicatat sebagai elemen yang belum pasti (contingent). Bila hak atas aktiva tersebut sudah diterima maka barulah contingent assets tadi dicatat sebagai harta (aktiva)

Diperoleh dari Hadiah/Donasi Misal PT Budi mendapat hadiah berupa tanah yang harga pasarnya Rp10.000.000. Hak atas tanah tersebut akan diserahkan jika perusahaan sudah berjalan selama 2 tahun Jurnalnya : Aktiva yg blm pasti-tanah Modal yg blm pasti-tanah Rp10 jt Rp10 jt

Diperoleh dari Hadiah/Donasi Ketika hak atas tanah sudah diterima, dikeluarkan biaya sebesar Rp250.000 untuk pengurusan surat-surat pemilikan Jurnalnya : Tanah 10.000.000 Modal yg blm pasti-tanah 10.000.000 Aktiva yg blm pasti-tanah 10.000.000 Kas 250.000 Modal-Hadiah 9.750.000

Aktiva Yang Dibuat Sendiri Perusahaan mungkin membuat sendiri aktiva tetap yang diperlukan seperti gedung, alat-alat dan perabot Dalam pembuatan aktiva, semua biaya yang dapat dibebankan langsung seperti bahan, upah langsung tidak menimbulkan masalah dalam menentukan harga pokok aktiva yang dibuat Tetapi biaya produksi tidak langsung (overhead) akan menimbulkan pertanyaan berapa besar yang harus dialokasikan kepada aktiva yang dikerjakan itu

Aktiva Yang Dibuat Sendiri Ada 2 cara yang dapat digunakan untuk membebankan biaya produksi tidak langsung (overhead) : 1. kenaikan biaya overhead yang dibebankan pada aktiva yang dibuat Harga pokok aktiva = semua biaya langsung + kenaikan BOP 2. biaya overhead dialokasikan dengan tarif kepada pembuatan aktiva dan produksi harga pokok aktiva = semua b. langsung + tarif yang menjadi beban aktiva yang dibuat

Harga Perolehan Aktiva Tetap Berwujud 1. Tanah : a. harga beli b. komisi pembelian c. bea balik nama d. biaya penelitian tanah e. iuran-iuran (pajak) selama tanah belum dipakai f. biaya merobohkan bangunan lama g. biaya perataan tanah, pembersihan dan pembagian h. pajak yang menjadi beban pembeli pada waktu pembelian tanah

Harga Perolehan Aktiva Tetap Berwujud 2. Bangunan : a. harga beli b. biaya perbaikan sebelum gedung dipakai c. komisi pembelian d. bea balik nama e. pajak yang menjadi tanggunan pembeli pada waktu pembelian Apabila gedung dibuat sendiri maka harga perolehannya : a. biaya-biaya pembuatan gedung b. biaya perencanaan, gambar, dll c. biaya pengurusan izin bangunan d. pajak-pajak selama masa pembangunan gedung e. bunga selama masa pembuatan gedung f. asuransi selama masa pembangunan

Harga Perolehan Aktiva Tetap Berwujud 3. Mesin dan Alat-alat : a. harga beli b. pajak pembelian c. biaya angkut d. asuransi selama perjalanan e. biaya pemasangan f. biaya yang dikeluarkan selama masa percobaan mesin

Harga Perolehan Aktiva Tetap Berwujud 4. Alat-alat kerja a. Alat-alat kerja yang dimiliki bisa berupa alatalat untuk mesin atau alat-alat seperti drei, catut, pukul besi, dll. b. Karena harga perolehannya relatif kecil maka biasanya alat-alat ini tidak didepresiasi

Harga Perolehan Aktiva Tetap Berwujud 5. Cetakan-cetakan (pattern dan Design) Cetakan-cetakan yang dipakai untuk produksi dalam beberapa periode dicatat dalam rekening aktiva tetap dan didepresiasi selama umur ekonomisnya Tetapi jika cetakan ini dipakai hanya untuk memproduksi pesanan khusus, maka harga perolehannya dibebankan sebagai biaya produksi pesanan tersebut

Harga Perolehan Aktiva Tetap Berwujud 6. Perabot dan Alat-alat Kantor Perabot seperti meja, kursi, lemari dan alat-alat kantor termasuk mesin tik, mesin hitung; pembelian atau pembuatan alat-alat ini harus dipisah-pisahkan untuk fungsi-fungsi produksi, penjualan dan administrasi Yang termasuk dalam harga perolehan perabot atau alt-alat kantor adalah harga beli, biaya angkut dan pajak-pajak yang menjadi tanggungan pembeli

Harga Perolehan Aktiva Tetap Berwujud 7. Kendaraan Seperti halnya perabot, maka kendaraan yang dimiliki juga harus dipisahkan untuk masing-masing fungsi yang berbeda. Yang termasuk harga perolehan kendaraan adalah harga faktur, bea balik nama dan biaya angkut. Biaya-biaya yang dibayar setiap periode seperti pajak kendaraan, jasa raharja, dll dibebankan sebagai biaya pada periode yang bersangkutan

Penyusutan Penyusutan adalah alokasi yang sistematis dari harga perolehan aktiva selama periode-periode yang berbeda yang memperoleh manfaat dari penggunaan suatu aktiva Beban penyusutan adalah pengakuan penggunaan manfaat potensial dari suatu aktiva

Faktor Yang Mempengaruhi Beban Penyusutan Periodik Harga perolehan aktiva Nilai sisa atau nilai residu Masa manfaat Pola penggunaan

Mencatat Penyusutan Periodik Beban Penyusutan Akumulasi Penyusutan xxx xxx

Metode Penyusutan Metode Penyusutan Berdasarkan Faktor Waktu : 1. Metode Garis Lurus 2. Metode yang dipercepat : a. Metode jumlah angka tahun b. Metode saldo menurun Metode Penyusutan Berdasarkan Faktor Penggunaan 1. Metode jumlah jam jasa 2. Metode jumlah unit produksi Metode Penyusutan Kelompok dan Gabungan

Misalkan sebuah mesin di awal tahun 2005 dibeli dengan harga $100.000, dengan nilai residu $5.000 dan mempunyai masa manfaat selama 5 th. Simbol-simbol yang digunakan dalam menghitung penyusutan adalah : C = Cost (harga perolehan aktiva) R = Residual value (perkiraan nilai residu) n = number (perkiraan masa manfaat dalam satuan tahun, jam kerja, atau jumlah hasil produksi) Contoh D =Depreciation (pembebanan penyusutan periodik

Metode Penyusutan Garis Lurus D = C R, atau $100.000 - $5.000 n = $19.000 per tahun Metode Faktor Waktu 5 th Akhir Tahun Perhitungan Jumlah Penyusutan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku Aktiva $100.000 2005 $95.000/5 $19.000 $19.000 81.000 2006 95.000/5 19.000 38.000 62.000 2007 95.000/5 19.000 57.000 43.000 2008 95.000/5 19.000 76.000 24.000 2009 95.000/5 19.000 95.000 5.000 $95.000

Metode penyusutan jumlah angka tahun [n(n+1)] atau 1+2+3+4+5 = 15 (sbg pembagi) 2 Akhir Tahun Metode Faktor Waktu Perhitungan Jumlah Penyusutan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku Aktiva $100.000 2005 $95.000 x 5/15 $31.667 $31.667 68.333 2006 95.000 x 4/15 25.333 57.000 43.000 2007 95.000 x 3/15 19.000 76.000 24.000 2008 95.000 x 2/15 12.667 88.667 11.333 2009 95.000 x 1/15 6.333 95.000 5.000 $95.000

Metode Faktor Waktu Metode penyusutan saldo menurun: Metode penyusutan saldo menurun biasa Metode penyusutan saldo menurun berganda Tarif Garis Lurus 2 x Tarif Garis Lurus Tarif Penyusutan Masa Manfaat Tarif Garis Lurus 2 kali tarif Garis Lurus 3 33 1/3% 66 2/3% 5 20 40 7 14 2/7 28 4/7 8 12 ½ 25 10 10 20 20 5 10 Tarif Garis Lurus (%) = 100/masa manfaat 2 kali tarif Garis Lurus (%) = Tarif Garis Lurus (%) x 2

Metode Faktor Waktu Metode penyusutan saldo menurun berganda Akhir Tahun Perhitungan Jumlah Penyusutan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku Aktiva $100.000 2005 $100.000 x 40% $ 40.000 $40.000 60.000 2006 60.000 x 40% 24.000 64.000 36.000 2007 36.000 x 40% 14.400 78.400 21.600 2008 21.600 x 40% 8.640 87.040 12.960 2009 12.960 x 40% 5.184 92.224 7.776 $ 92.224 2009 12.960 x 40% 7.960 95.000 5.000 $ 95.000

Metode Faktor Penggunaan Metode Jam Jasa (asumsikan) estimasi masa manfaat selama 20.000 jam, sbb : th 2005 3.000 jam 2006 5.000 jam 2007 5.000 jam 2008 4.000 jam 2009 3.000 jam 20.000 jam r(per jam) = C-R, atau $100.000-$5.000 = $4.75 per jam n 20.000 jam kerja

Metode Jam Jasa Akhir Tahun Jam Kerja Metode Faktor Penggunaan Penghitungan Penyusutan Jumlah Penyusutan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku $100.000 2005 3.000 3.000 x $4.75 $14.250 $14.250 85.750 2006 5.000 5.000 x 4.75 23.750 38.000 62.000 2007 5.000 5.000 x 4.75 23.750 61.750 38.250 2008 4.000 4.000 x 4.75 19.000 80.750 19.250 2009 3.000 4.000 x 4.75 14.250 95.000 5.000 20.000 $95.000

Metode Unit Produksi (asumsikan) estimasi unit produksi sebanyak 25.000 unit, sbb : th Metode Faktor Penggunaan 2005 4.500 unit 2006 6.000 unit 2007 5.500 unit 2008 4.000 unit 2009 5.000 unit 25.000 unit r(per jam) = C-R, atau $100.000-$5.000 = $3.80 per unit n 25.000 unit produksi

Metode Unit Produksi Akhir Tahun Unit Produksi Metode Faktor Penggunaan Penghitunga n Penyusutan Jumlah Penyusutan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku $100.000 2005 4.500 4.500 x $3.80 $17.100 $17.100 82.900 2006 6.000 6.000 x 3.80 22.800 39.900 60.100 2007 5.500 5.500 x 3.80 20.900 60.800 39.200 2008 4.000 4.000 x 3.80 15.200 76.000 24.000 2009 5.000 5.000 x 3.80 19.000 95.000 5.000 25.000 $95.000

Misalkan : Deplesi Sumber Daya Alam Tanah mengandung cadangan mineral dibeli dengan harga $5.500.000. Setelah semua cadangan mineral dikeluarkan, perkiraan nilai sisa tanah sebesar $250.000. Persediaan sumber daya alamnya diperkirakan berjumlah 1.000.000 ton. Biaya deplesi per unit dan biaya deplesi total untuk tahun pertama, dengan asumsi bahwa mineral yang digali adalah sebanyak 80.000 ton adalah sebagai berikut :

Deplesi Sumber Daya Alam Biaya deplesi per ton = ($5.500.000 - $250.000) / 1.000.000 = $5.25 Biaya deplesi untuk tahun pertama = 80.000 ton x $5.25 = $420.000 Jurnal untuk mencatat kejadian ini adalah : Cadangan Mineral 5.500.000 Kas 5.500.000 Beban Deplesi 420.000 Akum. Deplesi (atau Cad. Mineral) 420.000

Misalkan : Perubahan dalam Masa Manfaat Perusahaan membeli peralatan senilai $50.000 dengan masa estimasi masa manfaat selama 10 th. Dengan menggunakan metode garis lurus tanpa nilai sisa, penyusutan tahunannya adalah $5.000. Diawal tahun kelima, dilakukan penilaian kembali terhadap masa manfaat aktiva dan menunjukkan bahwa umur aktiva diperkirakan tinggal 4 tahun lagi.

Perubahan dalam Masa Manfaat Menghitung penyusutan tahun kelima sampai kedelapan adalah sebagai berikut : $30.000 / 4 = $7.500 Tahun Perhitungan Jumlah Penyusutan Akumulasi Penyusutan 1 $50.000 / 10 $ 5.000 $ 5.000 2 $50.000 / 10 5.000 10.000 3 $50.000 / 10 5.000 15.000 4 $50.000 / 10 5.000 20.000 5 ($50.000 - $20.000) / 4 7.500 27.500 6 ($50.000 - $20.000) / 4 7.500 35.000 7 ($50.000 - $20.000) / 4 7.500 42.500 8 ($50.000 - $20.000) / 4 7.500 50.000

Penghentian Aktiva Penghentian Aktiva dengan Penjualan Misalkan pada tanggal 1 Juli 2005, Jacob Co menjual mesin seharga $43.600. Harga perolehan mesin sebesar $83.600 dan akumulasi penyusutan sampai tanggal 1 Januari 2005 sebesar $50.600. Metode penyusutan yang digunakan adalah metode garis lurus, dengan tarif 10%

Penghentian Aktiva Penghentian Aktiva dengan Penjualan Sebelum mencatat penjualan aktiva, penyusutan setengah tahun diakui untuk menggambarkan penggunaan aktiva selama 6 bulan pertama tahun tersebut : $83.600 x 0.10 x 6/12 = 4.180) Beban Penyusutan 4.180 Akum. Penyusutan-Mesin 4.180

Penghentian Aktiva Penghentian Aktiva dengan Penjualan Untuk mencatat penjualan : Harga jual $43.600 Nilai Buku ($83.600-$54.780) (28.820) Keuntungan dari Penjualan $14.780 Kas 43.600 Akumumalsi Penyusutan-Mesin 54.780 Mesin 83.600 Keuntungan atas Penjualan Mesin 14.780

Penghentian Aktiva Penghentian Aktiva tanpa Penjualan Harga Perolehan Mesin $83.600 Akum. Penyusutan Mesin (54.780) Kerugian penghentian Mesin $28.820 Akum. Penyusutan-Mesin 54.780 Kerugian Penghentian Mesin 28.820 Mesin 83.600