PENDAHULUAN. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
i. Perangkat Keras Prosesor Intel Pentium(R) Dual-Core CPU 2.20 GHz

PENDAHULUAN. Latar Belakang

udara maupun benda padat. Manusia dapat berkomunikasi dengan manusia dari gagasan yang ingin disampaikan pada pendengar.

PENDAHULUAN Tujuan Latar Belakang Ruang Lingkup Manfaat Penelitian TINJAUAN PUSTAKA Nada dan Chord Gitar

IDENTIFIKASI CAMPURAN NADA PADA SUARA PIANO MENGGUNAKAN CODEBOOK

BAB II LANDASAN TEORI

KLASIFIKASI GENRE MUSIK MENGGUNAKAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) MUHAMMAD RIDWAN FANSURI

PENDAHULUAN. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Pengenalan Suara

Pengenalan Pembicara dengan Ekstraksi Ciri MFCC Menggunakan Kuantisasi Vektor (VQ) Yoyo Somantri & Erik Haritman dosen tek elektro fptk UPI.

PENGEMBANGAN MODEL JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILIENT BACKPROPAGATION UNTUK IDENTIFIKASI CHORD GITAR YOSI NURHAYATI

PENGEMBANGAN MODEL CODEBOOK UNTUK IDENTIFIKASI CHORD GITAR TONI HARYONO

PENGEMBANGAN MODEL PROBABILISTIC NEURAL NETWORK UNTUK IDENTIFIKASI CHORD GITAR ARVIANI RIZKI

PENGENALAN CHORD PADA GITAR DENGAN MFCC SEBAGAI METODE EKSTRAKSI CIRI DAN JARINGAN SARAF TIRUAN SEBAGAI METODE PENGENALAN POLA FAUZI SISWOYO

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM PENILAIAN BERDASARKAN TEPUK TANGAN MENGGUNAKAN MFCC DAN CODEBOOK PUSPITA KARTIKA SARI

Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2016) - Semarang, 10 Oktober 2016 ISBN:

PENGENALAN SUARA BURUNG MENGGUNAKAN MEL FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENT DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA SISTEM PENGUSIR HAMA BURUNG

yaitu dalam ketepatan pengenalan pola berdasarkan kelas untuk menampilkan genre.

BAB III METODE PENELITIAN. Pemotong an Suara. Convert. .mp3 to.wav Audacity. Audacity. Gambar 3.1 Blok Diagram Penelitian

PEMBANGUNAN METODE CODEBOOK UNTUK IDENTIFIKASI CHORD GITAR DENGAN TEKNIK EKSTRAKSI CIRI MFCC ARMEN MARTA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Hardware dan Software yang digunakan dalam penelitian

PENGENALAN SUARA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN MODEL PROPAGASI BALIK

PENERAPAN LVQ DENGAN INISIALISASI K-MEANS UNTUK PENGENALAN NADA GITAR DENGAN EKSTRAKSI CIRI MFCC ARIF BUDIARTO

Perbandingan Sistem Perhitungan Suara Tepuk Tangan dengan Metode Berbasis Frekuensi dan Metode Berbasis Amplitudo

PENDAHULUAN. Latar Belakang

APLIKASI SPEECH RECOGNITION BAHASA INDONESIA DENGAN METODE MEL-FREQUENCY CEPSTRAL COEFFICIENT

Digital Signal Processing To Identify chords Singer Using Mel Frequency Cepstral Coefficients (MFCC) and Neural Network Backpropagation Methods

PENGENALAN SUARA CHORD DENGAN TIGA NADA PENYUSUN PADA INSTRUMEN PIANO MENGGUNAKAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION SARAH RAHMANIA HANIF

Available online at TRANSMISI Website TRANSMISI, 13 (3), 2011,

2.4. Vector Quantization Kebisingan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Requirements Definition...

PENERAPAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Proses pengenalan kata merupakan salah satu fungsi dari

PERBANDINGAN PEMODELAN WAVELET DAN MFCC SEBAGAI EKSTRAKSI CIRI PADA PENGENALAN FONEM DENGAN TEKNIK JARINGAN SYARAF TIRUAN SEBAGAI CLASSIFIER

Klasifikasi Burung Berdasarkan Suara Kicau Burung Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik

PENERAPAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION UNTUK IDENTIFIKASI PEMBICARA DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAKSI CIRI PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS ENDRIK SUGIYANTO

Jurnal Komputer Terapan Vol. 1, No. 2, November 2015, Jurnal Politeknik Caltex Riau

Pengenalan Suara Burung Menggunakan Mel Frequency Cepstrum Coefficient dan Jaringan Syaraf Tiruan pada Sistem Pengusir Hama Burung

PENDETEKSIAN TINGKAT USIA MUDA, DEWASA DAN TUA MENGGUNAKAN METODE MFCC DAN FUZZY LOGIC BERBASISKAN SPEECH RECOGNITION

Jaringan Syaraf Tiruan pada Robot

BAB I PENDAHULUAN. 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Bosma dkk. (1965), menemukan bahwa

PENERAPAN MEL FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENTS

Penerapan Metode Mel Frequency Ceptral Coefficient dan Learning Vector Quantization untuk Text-Dependent Speaker Identification

APLIKASI PENGENALAN UCAPAN DENGAN EKSTRAKSI MEL-FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENTS

PENGENALAN NADA SULING REKORDER MENGGUNAKAN FUNGSI JARAK CHEBYSHEV

Perintah Menggunakan Sinyal Suara dengan Mel- Frequency Cepstrum Coefficients dan Learning Vector Quantization

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Fritz Bauer, yang menerapkan

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

vii MODEL FONEM DENGAN PENDEKATAN DISTRIBUSI NORMAL UNTUK PENGENALAN KATA MENGGUNAKAN MFCC SEBAGAI EKSTRAKSI CIRI ADITYA DWI HAPSARI

Karakteristik Spesifikasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

lalu menghitung sinyal keluarannya menggunakan fungsi aktivasi,

Sistem Verifikasi Penutur menggunakan Metode Mel Frequensi.

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGENAL HURUF TULISAN TANGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN METODE LVQ (LEARNING VECTOR QUANTIZATION) By. Togu Sihombing. Tugas Ujian Sarjana

Kata Kunci: Suara; Mel Frequency Cepstral Coefficient; K-NEAREST NEIGHBOUR

ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI. mahasiswa Binus University secara umum. Dan mampu membantu

APLIKASI PENGENALAN SUARA DIGITAL NADA DASAR PIANO SKRIPSI M. ARDIANSYAH

Perbandingan Spektral Musik Klasik dengan Musik Etnik Jawa menggunakan Analisis MFCC dan Beat Strength

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan manusia lainnya berbeda-beda intonasi dan nadanya, maka

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Meter Air. Gambar 2.1 Meter Air. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus

Perbandingan Spektral Musik Klasik dengan Musik Etnik Jawa menggunakan Analisis MFCC dan Beat Strength

EKSPRESI EMOSI MARAH BAHASA ACEH MENGGUNAKAN ALGORITMA PERCEPTRON

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS DAN PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK UNTUK MENENTUKAN JENIS IKAN SECARA REAL-TIME DENGAN MENGGUNAKAN METODA HIDDEN MARKOV

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGENALAN KATA BERBASISKAN FONEM DENGAN PEMODELAN RESILIENT BACKPROPAGATION PRAMESWARI

Identifikasi Pembicara dengan Menggunakan Mel Frequency Cepstral Coefficient (MFCC) dan Self Organizing Map (SOM)

PENGEMBANGAN MODEL PROBABILISTIC NEURAL NETWORK BERTINGKAT MENGGUNAKAN FUZZY C-MEANS UNTUK IDENTIFIKASI PEMBICARA. Oleh : VICKY ZILVAN G

PENGENALAN SUARA BERDASARKAN USIA DAN JENIS KELAMIN MENGGUNAKAN ALGORITME SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) IKRA DEWANTARA

BAB II LANDASAN TEORI. menjadi respons terhadap kebutuhan atas perubahan temperatur, rasa lapar, dan rasa

Bab 3. Perancangan Sistem

PENGENALAN CHORD PADA ALAT MUSIK GITAR MENGGUNAKAN CODEBOOK DENGAN TEKNIK EKSTRAKSI CIRI MFCC ELGHAR WISNUDISASTRA

Identifikasi Suara Pengontrol Lampu Menggunakan Mel-Frequency Cepstral Coefficients dan Hidden Markov Model

PENERAPAN MODEL CODEBOOK UNTUK TRANSKRIPSI SUARA KE TEKS DENGAN EKSTRAKSI CIRI MEL-FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENTS (MFCC) MEGGA DARA NINGGAR SUHARTO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. dari suara tersebut dapat dilihat, sehingga dapat dibandingkan, ataupun dicocokan dengan

BIOMETRIK SUARA DENGAN TRANSFORMASI WAVELET BERBASIS ORTHOGONAL DAUBENCHIES

PERBANDINGAN BERBAGAI METODE UKURAN JARAK UNTUK PENGENALAN FONEM DENGAN MFCC SEBAGAI EKSTRAKSI CIRI YULIANA SURI

SISTEM PENGENALAN PENUTUR DENGAN METODE MEL-FREQUENCY WRAPPING DAN KUANTISASI VEKTOR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IDENTIFIKASI CAMPURAN NADA PADA SUARA PIANO MENGGUNAKAN CODEBOOK ADE FRUANDTA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGENALAN POLA KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (STUDI KASUS DI STMIK AKAKOM YOGYAKARTA) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan

SIMULASI DAN ANALISIS KLASIFIKASI GENRE MUSIK BERBASIS FFT DAN K- NEAREST NEIGHBOR

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007

Warble Of Lovebird Classification Using Mel Frequency Cepstral Coefficient (MFCC)

PENDAHULUAN. Latar Belakang

Pengenalan Digit 0 Sampai 9 Menggunakan Ekstraksi Ciri MFCC dan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

Latar Belakang PENDAHULUAN Genre musik adalah pengelompokan musik sesuai dengan kemiripan satu dengan yang lain, seperti kemiripan dalam hal frekuensi musik, struktur ritmik, dan konten harmoni. Genre musik merupakan hal yang penting bagi masyarakat yang menyukai musik, karena membuat masyarakat dengan mudah mengelompokan musik yang yang mereka sukai. Pada umumnya pengelompokan lagu dilakukan secara manual yaitu dengan mendengarakan lagu secara langsung kemudian dikelompokkan bedasarkan genre lagu tersebut. Metode ini mempunyai keunggulan yaitu mempunyai tingkat akurasi yang tinggi, tetapi kekurangan dari metode ini adalah sangat tidak efisien untuk data berjumlah banyak, karena harus didengarkan satu persatu. Pengelompokan genre lagu secara otomatis mulai dikembangkan untuk membantu mengelompokan lagu yang berjumlah banyak. Proses ini mempunyai keunggulan dalam jumlah data yang bisa diporses namun kekurangan dari proses otomatis adalah akurasi yang rendah. Untuk dapat dikelompokkan data musik harus melalui proses ekstraksi ciri yang bertujuan mendapatkan ciri dari lagu tersebut. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah Mel-frequency cepstral coefficient (MFCC). MFCC mengekstraksi ciri suara berdasarkan spektrum yang dihasilkan dari musik. Penelitian yang menggunakan MFCC dalam proses ekstraksi ciri antara lain, Prameswari (2010) yang melakukan penelitian pengembangan sistem pengenalan kata berbasis fonem dalam bahasa Indonesia dengan metode resilent backpropagation, dan Wisnudhisastra (2009) tentang pengenalan chord gitar dengan teknik ekstraksi ciri Mel-frequency cepstral coefficient (MFCC). Leaning Vector Quantization (LVQ) merupakan salah satu contoh dari jaringan syaraf tiruan yang digunakan untuk proses klasifikasi. Metode LVQ sudah banyak digunakan untuk penelitian, seperti penelitian oleh Effedy et al (2008) mengenai deteksi pornografi pada citra digital menggunakan pengolahan citra dan jaringan syaraf tiruan, Qur ani & Rosmalinda (2010) yang meneliti jaringan syaraf tiruan LVQ untuk aplikasi pengenalan tanda tangan. Klasifikasi genre musik telah dilakukan oleh Talupur et al (2002). Pada penelitian ini genre yang diklasifikasikan antara lain klasik, rock, jazz dan country dengan akurasi tertinggi yang dihasilkan sebesar 80 %. Berdasarkan penelitian yang terkait, metode MFCC dan LVQ dapat digunakan untuk klasifikasi genre musik. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana membuat model klasifikasi data audio menggunakan jaringan syaraf tiruan LVQ. Ruang Lingkup Ruang lingkup pada penelitian ini antara lain: 1. Dalam penelitian ini, genre musik yang diklasifikasikan dibatasi hanya genre rock, klasik, jazz dan keroncong. 2. Musik yang diolah mempunyai durasi 5, 10, 20, dan 25 detik dengan format wav. 3. Data musik menggunakan chanel mono. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan model Learning Vector Quantization untuk klasifikasi genre musik. Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat melakukan klasifikasi pada data musik menggunakan Learning Vector Quantization agar dapat membantu peran manusia dalam hal menentukan genre musik, sehingga genre musik tidak lagi bersifat relatif, tetapi dapat dikelompokkan dengan standardisasi yang telah ditentukan. Genre Musik TINJAUAN PUSTAKA Genre musik adalah label yang dibuat dan digunakan manusia untuk mengkategorikan dan menggambarkan musik di dunia (Tzanekatis 2002). http://allmusic.com mengelompokan genre musik ke dalam 11 genre utama, yaitu pop/rock, jazz, r&b, rap, country, blues, elektronik, latin, reggae, internasional, dan klasik. Digitalisasi Gelombang Audio Gelombang audio merupakan gelombang longitudinal yang merambat melalui medium seperti medium padat, cair, atau gas. Gelombang suara merupakan gelombang analog yang apabila diolah menggunakan peralatan elektronik, gelombang tersebut harus melalui tahap digitalisasi sehingga gelombang tersebut berupa data digital. 1

Dalam proses digitalisasi audio, gelombang audio melalui dua tahap proses yaitu sampling dan kuantisasi (Jurafsky & Martin 2000). Sampling merupakan proses pengambilan nilai dalam jangka waktu tertentu. Nilai yang dimaksud adalah amplitudo, yaitu besarnya volume suara pada suatu waktu. Proses sampling menghasilkan sebuah vektor yang menyatakan nilai nilai hasil sampling. Vektor tersebut mempunyai panjang yang bergantung pada lamanya sinyal dan sampling rate yang digunakan. Sampling rate sendiri adalah banyaknya nilai yang diambil setiap detiknya. Untuk mengukur panjang vektor sinyal, digunakan rumus beikut: S = F s T dengan S = panjang vektor F s = sampling rate (Hertz) T = panjang sinyal (detik) Tahap selanjutnya adalah proses kuantisasi. Kuantisasi bertujuan menyimpan nilai amplitudo ke dalam representasi nilai 8 bit atau 16 bit (Jurafsky & Martin 2000). Ekstraksi Ciri Sinyal Audio Ekstraksi ciri berfungsi mengkarakterisasi sinyal audio. Beberapa fitur sinyal audio yang biasa digunakan antara lain Linear Predictive Coding, Perceptual Linear Prediction, dan Mel- Frequency. Proses ini dilakukan karena sinyal audio merupakan sinyal yang bervariasi yang diwaktukan dengan lambat. Jadi pada jangka waktu yang sangat pendek (5 100 ms), karakteristik sinyal tersebut hampir sama, tetapi dalam jangka waktu yang lebih panjang (0,2 detik atau lebih), karakteristik sinyal audio tersebut berubah dan memperlihatkan perbedaan sinyal audio yang diolah (Do 1994). Mel-Frequency Cepstrum Coefficient (MFCC) Tujuan dari MFCC adalah mengadapatasi kemampuan telinga manusia dalam mendengar dan mengolah suara. Proses MFCC dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1 Sinyal Kontinu Frame Blocking frame Windowing Fast Fourier Transform spectrum Mel Frequency Wrapping Cepstrum mel spctrum mel spectrum Diagram blok proses MFCC (Do 1994) Tahap-tahap dari proses MFCC dapat dijelaskan sebagai berikut (Do 1994): 1. Frame Blocking, proses ini membagi sinyal audio ke dalam frame. Tiap frame terdiri atas N sample. Gambar 2 menggambarkan ilustrasi dari proses frame blocking. Gambar 2 Proses Frame Blocking 2

2. Windowing, pada tahap ini sinyal yang telah dibagi ke dalam frame dilakukan proses windowing untuk meminimalkan diskontinuitas sinyal, dengan cara meminimalkan distorsi spectral dengan menggunakan window untuk memperkecil sinyal hingga mendekati nol pada awal dan akhir tiap frame. Window yang dipakai pada proses ini adalah Hamming window dengan persamaan : w n = 0,54 0,46 cos (2πn/(N 1)) 4. Mel-Frequency Wrapping. Berdasarkan studi psikofisik, persepsi manusia terhadap frekuensi sinyal audio tidak berupa skala linier. Jadi untuk setiap nada dengan frekuensi aktual f (dalam Hertz) dapat diukur tinggi subjektifnya menggunakan skala mel. Skala mel-frequency adalah selang frekuensi di bawah 1000 Hz, dan selang logaritmik untuk frekuensi di atas 1000 Hz. Gambar 5 mengilustrasikan filter pada proses mel- frequency wrapping. (1) Dengan n = 1, 2, 3... N-1 (N adalah jumlah frame yang digunakan) Ilustrasi dari Hamming window dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3 Hamming window 3. Fast Fourier Transform (FFT), merupakan fast algorithm dari Discrete Fourier Transform (DFT) yang berguna untuk konversi setiap frame dari domain waktu menjadi domain frekuensi. Berikut persamaan yang digunakan : Xn = N 1 k=0 2πjkn /N x k e (2) dengan n=0, 1, 2... N-1, j adalah bilangan imajiner, yaitu j = 1. Gambar 4 memperlihatkan sinyal yang sudah berubah ke dalam domain frekuensi. Gambar 5 Mel - frequency filter Proses wrapping terhadap sinyal dalam domain frekuensi menggunakan persamaan berikut : X i = log 10 N 1 k=0 x k H i (k) (3) dengan i= 1,2,3...,M (M adalah jumlah filter segitiga) dan H i (k) adalah nilai filter segitiga untuk frekuensi akustik sebesar k. 5. Cepstrum, tahap ini menkonversikan log mel spectrum ke dalam domain waktu Hasil proses ini disebut mel frequency cepstrum coefficients. Berikut ini adalah persamaan yang digunakan dalam DCT : M Cj = X i cos(j(i 1)/2 j =1 π M ) (4) dengan j= 1,2,3,... K (K adalah jumlah koefisien yang diingankan) dan M adalah jumlah filter. Gambar 4 Sinyal audio dalam domain frekuensi 3

Klasifikasi Klasifikasi merupakan proses menemukan sekumpulan model (atau fungsi) yang menggambarkan dan membedakan konsep atau kelas-kelas data, dengan tujuan agar model tersebut dapat digunakan untuk memprediksi kelas dari suatu objek atau data yang label kelasnya tidak diketahui (Han & Kamber 2001). Klasifikasi terdiri atas dua tahap, yaitu pelatihan dan prediksi (klasifikasi). Pada tahap pelatihan dibentuk sebuah model domain permasalahan dari setiap instance yang ada. Penentuan model tersebut berdasarkan analisis pada sekumpulan data pelatihan, yaitu data yang label kelasnya telah diketahui. Pada tahap klasifikasi, dilakukan prediksi kelas dari instance (kasus) baru yang telah dibuat pada tahap pelatihan (Güvnir et al 1998). Jaringan Syaraf Tiruan Jaringan syaraf tiruan (JST) adalah sistem pemroses informasi yang memiliki karakteristik mirip dengan jaringan syaraf biologi. JST dibentuk sebagai generalisasi model matematika dari jaringan syaraf biologi, dengan asumsi bahwa: Pemrosesan informasi terjadi pada banyak elemen sederhana (neuron). Sinyal dikirimkan di antara neuron-neuron melalui penghubung-penghubung (sinapsis). Untuk menentukan output, setiap neuron menggunakan fungsi aktivasi (Jong 1992). Arsitektur jaringan syaraf tiruan disajikan pada Gambar 6. Gambar 6 Arsitektur JST sederhana (Jong 1992) Learning Vector Quantization (LVQ) Learning Vector Quantization (LVQ) merupakan suatu metode klasifikasi pola yang masing-masing unit output mewakili kategori atau kelas tertentu. Vektor bobot untuk unit output sering disebut vektor referensi untuk kelas yang dinyatakan oleh unit tersebut. LVQ mengklasifikasikan vektor input dalam kelas yang sama dengan unit output yang memiliki vektor bobot yang paling dekat dengan vektor input (Widodo 2005). Ilustrasi dari jaringan LVQ dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7 Arsitektur jaringan LVQ (Widodo 2005) Algoritme pelatihan LVQ bertujuan memperoleh unit output yang paling dekat dengan vektor input. Bila x dan w c berasal dari kelas yang sama, maka vektor bobot didekatkan ke vektor input, tetapi apabila berasal dari kelas yang berbeda, maka vektor bobot akan dijauhkan dengan vektor input. Kelebihan dari LVQ adalah: 1. nilai error yang lebih kecil dibandingkan dengan jaringan syaraf tiruan seperti backpropagation. 2. Dapat meringkas data set yang besar menjadi vektor codebook berukuran kecil untuk klasifikasi. 3. Dimensi dalam codebook tidak dibatasi seperti dalam teknik nearest neighbour. 4. Model yang dihasilkan dapat diperbaharui secara bertahap. Kekurangan dari LVQ adalah: 1. Dibutuhkan perhitungan jarak untuk seluruh atribut. 2. Akurasi model dangan bergantung pada inisialisasi model serta parameter yang digunakan (learning rate, iterasi, dan sebagainya). 3. Akurasi juga dipengaruhi distribusi kelas pada data training. 4. Sulit untuk menentukan jumlah codebook vektor untuk masalah yang diberikan. Algoritme LVQ Berikut ini adalah algoritme dari LVQ : Diinisialisasikan nilai bobot, maksimum epoch, dan learning rate, Nilai input (m,n), dan kelas target dimasukkan ke dalam vector (1,n) Selama kondisi berhenti bernilai salah, dilakukan : 4

a. Untuk masing-masing pelatihan vektor input x b. Dicari j sehingga x-w j bernilai minimum c. Perbaiki w j dengan : 1. Jika T = c j maka wj baru =wj lama + α x-wj lama 2. Jika T c j wj baru =wj lama - α x-wj lama d. Learning rate dikurangi e. Kondisi berhenti dilihat Informasi tersebut didapatkan dari buku, jurnal, internet dan artikel-artikel yang membahas klasifikasi genre musik. Mulai Studi Pustaka Perumusan Masalah Data Musik Praproses K-fold Cross Validation Metode k-fold cross validation membagi data menjadi k-buah subset, sebanyak k-1 buah subset digunakan sebagai training set dan 1 buah set sebagai testing set (Guiterez 2000). Sebagai gambaran, pada Gambar 8 terdapat ilustrasi k-fold cross validation menggunakan 4 buah fold. Data Latih Pembagian data (K-fold cross validation) Data Uji LVQ Pelatihan Klasifikasi Evaluasi Selesai Gambar 8 Contoh cross validation dengan 4 fold Confusion Matrix Confusion matrix mengandung informasi tentang aktual dan prediksi klasifikasi yang dilakukan oleh sistem. Hasil dari sebuah sistem sering dievaluasi menggunakan confusion matrix (Kohavi and Provost 1998). METODE PENELITIAN Penelitian ini melalui beberapa tahapan proses. Tahapan proses yang dilakukan dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 9. Studi Pustaka Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah mengumpulkan semua informasi atau literatur yang terkait dalam penelitian. Gambar 9 Perumusan Masalah Metodologi penelitian Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap permasalahan seperti pemilihan data musik, pemilihan bagian yang akan dijadikan data latih dan data uji. Data Musik Data yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 80 buah data yang dibagi ke dalam 4 buah genre yaitu, keroncong, jazz, klasik, dan rock, (masing masing genre terdiri atas 20 buah lagu). Penulis menggunakan 4 buah genre dikarenakan penelitian ini dimaksudkan sebagai model awal penelitian klasifikasi genre musik. Setelah data dikumpulkan proses selanjutnya adalah memotong durasi dari tiap lagu secara random, menjadi 5, 10, 20 dan 25 detik dengan menggunakan software Audacity. 5