Mengapa Kita Batuk? Mengapa Kita Batuk ~ 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mycobacterium tuberculosis dan menular secara langsung. Mycobacterium

BAB XXV. Tuberkulosis (TB) Apakah TB itu? Bagaimana TB bisa menyebar? Bagaimana mengetahui sesorang terkena TB? Bagaimana mengobati TB?

APA ITU TB(TUBERCULOSIS)

Penyebab Tuberkulosis. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi yang menular langsung, disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Pustaka. Tuberculosis Paru. Oleh : Ziad Alaztha Pembimbing : dr. Dwi S.

Dasar Determinasi Pasien TB

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan secara retrospektif berdasarkan rekam medik dari bulan Januari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Tuberkulosis Dapat Disembuhkan

PENANGANAN DAN PENCEGAHAN TUBERKULOSIS. Edwin C4

Dasar Determinasi Kasus TB. EPPIT 12 Departemen Mikrobiologi FK USU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang yakni

II. TINJAUAN PUSTAKA. penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Berdasarkan penelitian

PATOFISIOLOGI, DIAGNOSIS, DAN KLASIFIKASI TUBERKULOSIS. Retno Asti Werdhani Dept. Ilmu Kedokteran Komunitas, Okupasi, dan Keluarga FKUI

BAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis sebagian besar bakteri ini menyerang

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh

ABSTRAK EFEK SAMPING PENGOBATAN TUBERKULOSIS DENGAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS KATAGORI 1 PADA FASE INTENSIF

Tema Lomba Infografis Community TB HIV Care Aisyiyah 2016

Dasar Determinasi Kasus TB

Penemuan PasienTB. EPPIT 11 Departemen Mikrobiologi FK USU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh kuman TBC ( Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman. lainnya seprti ginjal, tulang dan usus.

S T O P T U B E R K U L O S I S

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pengobatan TB pada keadaan khusus. Kuliah EPPIT 15 Departemen Mikrobiologi FK USU

TUBERKULOSIS. Fransiska Maria C. Bag. FKK-UJ

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAGI PENDERITA TBC/TUBERCULOSIS DI KOTA BANDUNG. yakni menyerang berbagai organ tubuh (Wahyu, 2008, h.2).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUESIONER PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN TUBERKULOSIS PARU DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS 1 DAN RUMAH TAHANAN KELAS 1 MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis merupakan

KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PENDERITA TENTANG TUBERKULOSIS PARU DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT

I. PENDAHULUAN. Angka kematian dan kesakitan akibat kuman Mycobacterium tuberculosis masih

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan yang baik atau kesejahteraan sangat diinginkan oleh setiap orang.

Peran ISTC dalam Pencegahan MDR. Erlina Burhan. Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi. FKUI-RS Persahabatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II. Tinjauan Pustaka

Jika ciprofloxacin tidak sesuai, Anda akan harus minum antibiotik lain untuk menghapuskan kuman meningokokus.

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tuberkulosis masih merupakan masalah kesehatan utama di dunia

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Data Demografi Responden Dalam penelitian ini yang datanya diambil pada bulan Agustus

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis, dengan gejala klinis seperti batuk 2

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

DEFINISI BRONKITIS. suatu proses inflamasi pada pipa. bronkus

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan

Lampiran 1 Form PIO 209

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit paling mematikan di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ukuran dari bakteri ini cukup kecil yaitu 0,5-4 mikron x 0,3-0,6 mikron

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tuberkulosis (TB) paru adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit TB adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium. mengenai organ tubuh lainnya (Depkes RI, 2008).

Peran ISTC dalam Pencegahan MDR. Erlina Burhan Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI RSUP Persahabatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemeriksaan dahak penderita. Menurut WHO dan Centers for Disease Control

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sulianti (2004) Tuberculosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

BAB 1 PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Sumber infeksi TB kebanyakan melalui udara, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Tuberculosis Paru (TB Paru) merupakan salah satu penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. menular di seluruh dunia setelah Human Immunodeficiency Virus (HIV). 1 Sepertiga

Panduan OAT yang digunakan di Indonesia adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepatuhan menurut Trostle dalam Simamora (2004), adalah tingkat perilaku

BAB II. Meningkatkan Pengetahuan dan, Mirandhi Setyo Saputri, Fakultas Farmasi UMP, 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bakteri Mycobacterium Tuberkulosis (KemenKes, 2014). Kuman tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human

II. TINJAUAN PUSTAKA. di daerah urban, lingkungan yang padat, dibuktikan dengan adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Limfoma. Lymphoma / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

MACAM-MACAM PENYAKIT. Nama : Ardian Nugraheni ( C) Nifariani ( C)

TUTIK KUSMIATI, dr. SpP(K)

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

2016 GAMBARAN MOTIVASI KLIEN TB PARU DALAM MINUM OBAT ANTI TUBERCULOSIS DI POLIKLINIK PARU RUMAH SAKIT DUSTIRA KOTA CIMAHI

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Pemberantasan penyakit. berperanan penting dalam menurunkan angka kesakitan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular langsung yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 BAHAN, SUBJEK, DAN METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai sediaan obat uji, subjek uji dan disain penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberkulosis yang bersifat

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENANGANAN PENYAKIT TUBERCULOSA PARU (TBC) TUGAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Arti tuberkulosis. Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DEWASA DI INSTALASI RAWAT JALAN BALAI BESAR KESEHATAN PARU X TAHUN 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan kehidupan bangsa. Dalam mewujudkan hal ini secara optimal

Jangan Sembarangan Minum Antibiotik

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium Tuberculosis dan paling sering menginfeksi bagian paru-paru.

BAB 1 PENDAHULUAN. kadang-kadang juga berhenti minum obat sebelum masa pengobatan selesai,

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Setiap tahunnya, TB Paru menyebabkan hampir dua juta

Transkripsi:

Mengapa Kita Batuk? Batuk adalah refleks fisiologis. Artinya, ini adalah refleks yang normal. Sebenarnya batuk ini berfungsi untuk membersihkan tenggorokan dan saluran napas. Atau dengan kata lain refleks ini melindungi tubuh dari benda-benda asing yang masuk ke saluran napas. Apabila ada sesuatu yang asing di saluran napas maka hal itu dapat terangkat dengan batuk sehingga ini sangat membantu kita untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Namun, bila berlebihan, tentu ini sangat mengganggu. Batuk yang berlebihan ini bermacam-macam penyebabnya. Mulai dari benda asing, kuman, hingga proses alergi. Batuk itu sendiri bisa dibagi dua berdasarkan produktivitas dahaknya, yaitu batuk berdahak maupun batuk kering. Dahak diproduksi oleh kelenjar mukus yang ada di saluran tenggorok. Respons ini muncul ketika ada benda asing sehingga rambut-rambut silia yang ada pada saluran tenggorok dapat membantu benda asing dan mukus terdorong keluar, sekaligus dibantu oleh tekanan dorongan oleh batuk. Bila prosesnya normal maka dahak berhenti Mengapa Kita Batuk ~ 1

diproduksi. Bila masih berlanjut maka harus dipikirkan penyebabnya. Kemungkinan benda asing yang masuk belum berhasil dikeluarkan atau ada mikroorganisme (bakteri atau virus) yang menginfeksi saluran napas atau bisa juga ada reaksi alergi yang terjadi pada saluran napas (biasa terjadi pada asma). Untuk mengetahui penyebab ini maka dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan, mulai dari pemeriksaan fisik hingga pemeriksaan penunjang seperti cek dahak, foto dada, dan lain-lain. Berbeda dengan batuk berdahak, batuk kering jarang disebabkan oleh adanya benda asing dalam saluran napas. Batuk kering sering diakibatkan proses alergi atau bisa juga karena ambang rangsang batuk yang terlalu rendah sehingga bila ada stimulus atau rangsangan sedikit saja dapat mencetuskan batuk. Untuk mengatasi batuk harus diketahui terlebih dahulu penyebabnya. Bila penyebabnya adalah infeksi maka harus diberikan antibiotik yang sesuai. Bila penyebab adalah proses alergi maka antialergi-lah yang diberikan. Sedangkan, untuk gejalanya boleh diberikan obat batuk ekspektoran untuk yang berdahak atau antitusif untuk yang kering. Perlu dicatat bahwa obat batuk berdahak bukan untuk menghilangkan batuknya, melainkan untuk membantu pengeluaran dahak. Hal ini sering disalahpahami oleh pasien. Pasien merasa dahaknya semakin banyak keluar ketika meminum obat ekspektoran. 2 ~ dr. Samuel Pola Karta Sembiring

Tuberkulosis Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit yang angka kasusnya cukup tinggi di Indonesia. Bila dibandingkan dengan negara lain, Indonesia termasuk negara yang memiliki banyak penderita tuberkulosis. Kebanyakan kasus ini terjadi pada negara-negara yang berkembang serta negara yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi. 1 Tuberkulosis disebabkan oleh bakteri atau kuman Mycobacterium tuberculosis. Kuman ini mudah menular lewat udara sehingga penyakit ini sering dikaitkan dengan penyakit paru walaupun sebenarnya kuman ini tidak hanya menyerang paru-paru saja. Kuman yang masuk ke dalam saluran pernapasan tidak langsung menginfeksi individu tersebut. Ada berbagai proses yang terjadi. Tubuh yang memiliki kekebalan atau imunitas yang baik tentu dapat menghalangi perkembangan si kuman. Sebaliknya, bila kekebalan tubuh rendah maka si kuman akan berkembang serta menyerang organ target (dalam hal ini paru-paru). 1 Tidak semua orang yang memiliki kontak erat dengan penderita tuberkulosis akan mengidap tuberkulosis paru. Mengapa Kita Batuk ~ 3

Seperti yang telah dijelaskan, bila seseorang yang memiliki imunitas yang kompeten tidak akan mengalami gejala tuberkulosis. Menurut referensi, sekitar 2 / 3 penduduk Indonesia terinfeksi tuberculosis, teetapi dalam fase laten artinya tidak sakit tuberkulosis. Bila sewaktu-waktu seseorang dengan tuberkulosis pasif atau dalam fase laten ini mengalami penurunan kekebalan tubuh (misalnya terkena HIV/AIDS) maka akan muncul gejala-gejala penyakit tuberkulosis. Dengan kata lain, orang tersebut menderita tuberkulosis paru aktif. 1, 2 Daerah pemukiman yang memiliki kepadatan penduduk tinggi serta lingkungan yang tidak sehat atau kumuh diyakini sebagai faktor-faktor kuat yang mendukung tingginya kasus tuberkulosis. Mereka yang tinggal satu rumah dengan penderita tuberkulosis memiliki risiko kuat menderita tuberkulosis sehingga sering disimpulkan semakin banyak orang yang tinggal dalam satu rumah, penyebaran tuberkulosis semakin mudah di dalam lingkungan rumah tersebut. 1 Mereka yang memiliki derajat sosioekonomi dan pengetahuan yang rendah lebih sering menderita tuberkulosis karena ini besar kaitannya dengan kebersihan diri serta kekebalan tubuh suatu individu. Maka, tidaklah mengherankan bila negara sedang berkembang memiliki angka kasus tuberkulosis yang tinggi. 1 Tidak memadainya organisasi pelayanan tuberkulosis serta pengobatan kasus tuberkulosis masih menjadi masalah yang cukup serius di negara kita. Beberapa tempat pelayanan pengobatan kurang terakses sebagian masyarakat di daerah 4 ~ dr. Samuel Pola Karta Sembiring

perifer. Edukasi pada penderita tuberkulosis pun sering tidak efektif sehingga banyak penderita tuberkulosis tidak melanjutkan obatnya ketika gejala sudah hilang. Pada akhirnya tuberkulosis kambuh kembali karena pengobatan tidak lengkap. Sebagian yang lain menghentikan pengobatannya sendiri karena tidak tahan dengan efek samping obat. 1 Hanya sekitar 10% yang terinfeksi tuberkulosis akan menjadi penderita tuberkulosis. Namun, bila seorang dengan HIV positif akan meningkatkan kejadian tuberkulosis melalui proses reaktifasi. Tuberkulosis umumnya terjadi pada paru (TB paru). Namun, penyebaran melalui aliran darah atau getah bening dapat menyebabkan terjadinya tuberkulosis di luar organ paru (TB ekstra paru). Apabila penyebaran secara masif melalui aliran darah dapat menyebabkan semua organ tubuh terkena (TB milier). 1 Penyakit Tuberkulosis di Indonesia Di Indonesia berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada 2001 didapatkan bahwa penyakit pada sistem pernapasan merupakan penyebab kematian kedua setelah sistem sirkulasi. Pada SKRT 1992 disebutkan bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyebab kematian kedua, sementara SKRT 2001 menyebutkan bahwa tuberkulosis adalah penyebab kematian pertama pada golongan penyakit infeksi. 3 Pada 2014 ditemukan jumlah kasus baru tuberkulosis (dibuktikan dengan tes sputum) sebanyak 176.677 kasus, menurun bila dibandingkan kasus baru tuberkulosis yang ditemukan pada 2013 yang sebesar 196.310 kasus. Jumlah Mengapa Kita Batuk ~ 5

kasus tertinggi yang dilaporkan terdapat di provinsi dengan jumlah penduduk yang besar, yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Kasus baru tuberkulosis di tiga provinsi tersebut sebesar 40% dari jumlah seluruh kasus baru di Indonesia. 4 Menurut jenis kelamin, kasus tuberkulosis dengan tes sputum positif pada laki-laki lebih tinggi daripada perempuan yaitu 1,5 kali dibandingkan kasus pada perempuan. Pada masing-masing provinsi di seluruh Indonesia kasus lebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan. Disparitas paling tinggi antara laki-laki dan perempuan terjadi di Kep. Bangka Belitung, kasus pada laki-laki hampir dua kali lipat dari kasus pada perempuan. Saat ini Indonesia masih menduduki urutan ketiga di dunia untuk jumlah kasus tuberkulosis setelah India dan China. 3 Gejala Penyakit Tuberkulosis Ada beberapa gejala yang umum diderita oleh penderita tuberkulosis, di antaranya 5 : 1. Batuk. Batuk biasanya kronis dan berdahak. Pada anak, dahak sulit dikeluarkan. Pada sebagian orang dapat terjadi batuk berdarah. 2. Penurunan berat badan. Gejala ini hampir sering ditemui pada penderita tuberkulosis. Anak dengan tuberkulosis terkadang hanya mengalami penurunan berat badan tanpa adanya batuk. 3. Keringat malam 4. Demam. Biasanya ringan dan sering tidak diketahui sebabnya. 5. Lemah dan lesu 6 ~ dr. Samuel Pola Karta Sembiring

Tuberkulosis tidak hanya menyerang paru-paru, tetapi juga organ lain, termasuk diantaranya tulang, otak, saluran pencernaan, dan sebagainya sehingga gejala yang ditimbulkan cukup beragam bergantung organ yang terinfeksi. Bagaimana Dokter Menegakkan Diagnosis Tuberkulosis? Penegakan diagnosis tuberkulosis pada anak dan dewasa berbeda sehingga untuk menegakkan diagnosis pada anak tidak sama dengan orang dewasa. Pada anak, para dokter menggunakan sistem skoring TB anak. Kriteria pada system skor ini antara lain 2 : 1. Ada tidaknya riwayat kontak TB. Misalnya ibu si anak ternyata penderita tuberkulosis atau ada penderita tuberkulosis lain yang cukup dekat dan sering kontak dengan si anak. 2. Uji tuberculin. Hasil dibaca 48 72 jam setelah disuntikkan. 3. Ada tidaknya penurunan berat badan. Gejala ini paling sering. Banyak anak penderita tuberkulosis mengalami penurunan berat badan. Sebagian anak lain mungkin tidak mengalami penurunan berat badan, tetapi tidak menunjukkan peningkatan berat badan yang signifikan atau sulit menaikkan berat badan. 4. Adanya demam yang tidak diketahui penyebabnya. 5. Batuk kronik. Gejala ini tidak selalu dijumpai pada semua anak sehingga gejala ini tidak menjadi gejala pasti tuberkulosis pada anak. 6. Pembesaran kelenjar limfe di leher, ketiak, atau lipat paha. Mengapa Kita Batuk ~ 7

7. Pembengkakan tulang/sendi panggul, lutut, jari. 8. Foto toraks. Anak-anak sulit mengeluarkan dahak sehingga jarang dilakukan tes sputum atau dahak. 2 Pemeriksaan tuberkulosis pada orang dewasa meliputi minimal tes dahak/sputum, foto toraks, dan pemeriksaan darah. Tes dahak dilakukan sebanyak tiga kali dengan metode SPS, yaitu sewaktu-pagi-sewaktu. Apabila salah satu dari ketiga hasil tes ini positif, berarti terbukti adanya infeksi tuberkulosis. Namun, hasil negatif bukan berarti bebas tuberkulosis. Harus dipastikan lagi melalui hasil foto toraks. Bila hasil foto toraks menunjukkan gambaran infeksi tuberkulosis aktif maka si penderita tetap menjalani pengobatan tuberkulosis walau hasil dahak negatif. 2,3 Tes tuberkulin tidak dianjurkan pada orang dewasa karena tidak memberikan makna. Sebab pada negara dengan prevalensi tuberkulosis yang tinggi maka hasil tes tuberkulin tidak membantu. Pemeriksaan penunjang lain seperti PCR, pengambilan cairan pleura, histopatologi jaringan, dan pemeriksaan lainnya kurang rutin dilakukan. 3 Pengobatan Tuberkulosis Pengobatan kasus baru tuberkulosis biasanya membutuhkan waktu selama enam bulan. Apabila kasusnya berulang, putus obat atau ada faktor penyulit biasanya memakan waktu yang lebih lama lagi. Untuk itu pengobatan tuberkulosis tidak boleh putus walau gejala mungkin sudah hilang. 1,2,3 8 ~ dr. Samuel Pola Karta Sembiring

Pada pengobatan kasus baru, fase pengobatan terbagi dua, yaitu fase intensif dan fase lanjutan. Pada intensif (biasanya dua bulan), obat yang dikonsumsi memang lebih banyak. Di akhir fase biasanya dilakukan evaluasi dengan tes sputum maupun foto toraks untuk menentukan pengobatan dilanjutkan ke fase lanjutan atau tetap meneruskan fase intensif (biasanya ditambah satu bulan). Metode ini berbedabeda bergantung kasusnya dan faktor penyulit bila ada. 2 Bentuk sediaan obat tuberkulosis ini terbagi dua, yaitu KDT atau Kombinasi Dosis Tetap di mana beberapa obat dikombinasi agar penderita tidak perlu mengonsumsi terlalu banyak obat, dan sedangkan bentuk yang lain ialah kombipak, di mana obat-obat antituberkulosis disediakan terpisah. 2,3 Saat ini obat-obat antituberkulosis yang ada antara lain isoniazid, rifampicin, pirazinamid, etambutol, dan streptomisin (injeksi). Apabila obat-obat ini sudah resisten (kebal) maka pengobatan diulang dari awal dengan menggunakan regimen lini kedua, contohnya seperti amikacin, capreomycin, kanamycin (golongan aminoglikosida), levofloxacin, ciprofloxacin, ofloxacin (golongan fluoroquionolon), ethionamid, prothionamid (golongan thionamide), cycloserine, dan lain-lain. 5 Untuk mencegah kekebalan atau resistensi ini, penderita sangat dianjurkan untuk tidak menghentikan pengobatannya. Apabila ada efek samping yang timbul, penderita dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter. Mengapa Kita Batuk ~ 9

Efek Samping Obat Tuberkulosis Kebanyakan penderita tuberkulosis menghentikan pengobatannya karena tidak tahan dengan efek samping yang ditimbulkan OAT (obat anti tuberkulosis) padahal pengobatan tidak boleh distop. OAT baru boleh distop apabila sesuai perintah dokter. 2,3 Efek samping yang sering timbul antara lain 2,3 : - tidak nafsu makan, mual, sakit perut; - nyeri sendi; - kesemutan hingga rasa terbakar pada kaki; - warna kemerahan pada air seni; - gatal dan kemerahan pada kulit; - tuli; - gangguan keseimbangan; - ikterik; - bingung dan muntah-muntah; - gangguan penglihatan; - purpura (bercak merah pada kulit); dan - kejang. Diharapkan segera berkonsultasi dengan dokter bila efek samping obat muncul. Kepustakaan: 1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta. 2. Tim Penyusunan Standar Pelayanan Primer. 2013. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta. 10 ~ dr. Samuel Pola Karta Sembiring