Teknik Budidaya Bawang Merah Ramah Lingkungan Input Rendah Berbasis Teknologi Mikrobia PGPR

dokumen-dokumen yang mirip
Budidaya Tanaman Tembakau Dengan Teknologi Bio~FOB

BUDIDAYA BAWANG MERAH

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA TANAMAN PADI SECARA ORGANIK BERBASIS TEKNOLOGI Bio~FOB Monday, 26 September :56 - Last Updated Wednesday, 20 February :19

Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB

PEMELIHARAAN TANAMAN BAWANG MERAH

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

BUDIDAYA BAWANG MERAH DI LAHAN KERING

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Mei 2017 di Lahan Fakultas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

BAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara

Teknis Budidaya Tanaman Kakao Ramah Lingkungan Dengan Teknologi Bio~FOB

Teknologi BioFOB-HES (High Energy Soil)

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BUDIDAYA TANAMAN LADA RAMAH LINGKUNGAN BERBASIS TEKNOLOGI Bio~FOB Wednesday, 12 December :41 - Last Updated Thursday, 13 December :11

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

Teknik Pembenihan Acacia Spp. (Akasia) Bebas Penyakit

Budidaya Bawang Putih di Dataran Rendah

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

Peluang Usaha Budidaya Cabe Merah

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

TATA CARA PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian

Tugas Mata Kuliah TBT Sayur dan Tanaman Hias BUDIDAYA BAWANG MERAH DAN BAWANG PUTIH

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

III. BAHAN DAN METODE

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

3. METODE DAN PELAKSANAAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Analisis Finansial Usaha Tani Penangkaran Benih Kacang Tanah dalam satu periode musim tanam (4bulan) Oleh: Achmad Faizin

Dibajak satu atau dua kali, digaru lalu diratakan. Tanah yang telah siap ditanami harus bersih dari gulma, dan buatlah saluran-saluran drainase.

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan di jalan Depag, Komplek Perumahan. Wengga 1 Blok B Nomor 54 Kelurahan Kasongan Lama, Kecamatan Katingan

PENYIAPAN LAHAN. Oleh : Juwariyah BP3K Garum

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

UPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG. Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135

III. METODE PENELITIAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super TUGAMA)

TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH DALAM POT/POLYBAG

DAMPAK TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH LOKAL PALU TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kembaran Kabupaten Banyumas mulai Februari sampai Maret 2017.

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat-

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini bagian dari kegiatan SLPHT kelompok tani Sumber Rejeki yang

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

BAB IV. METODE PENELITIAN

RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST. Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah

A MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. 1. Pencatatan dan Dokumentasi pada : W. g. Kepedulian Lingkungan. 2. Evaluasi Internal dilakukan setiap musim tanam.

Teknik Budidaya Singkong Mekarmanik Teknologi MiG-6PLUS

III. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

TEKNOLOGI PASCAPANEN BAWANG MERAH LITBANG PASCAPANEN ACEH Oleh: Nurbaiti

PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI

PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS) PROLIGA BAWANG MERAH 40 T/HA ASAL TSS (=True Shallot Seed) Oleh : Suwandi, Gyna A. Sopha, dan Catur Hermanto

III. BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN. Menurunnya kualitas lahan akibat sistem budidaya yang tidak tepat dapat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

Teknologi Produksi Ubi Jalar

Peningkatan Pendapatan Melalui Usahatani Bawang Merah dan Cabai di Kalimantan Selatan

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan dimulai dari bulan Juni sampai

MODUL BUDIDAYA KACANG TANAH

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

III. BAHAN DAN METODE. September 2016 di rumah kasa Growth Center Kopertis Wilayah 1 Sumut-Aceh

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

Agro inovasi. Inovasi Praktis Atasi Masalah Perkebunan Rakyat

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium

Transkripsi:

Teknik Budidaya Bawang Merah Ramah Lingkungan Input Rendah Berbasis Teknologi Mikrobia PGPR LATAR BELAKANG Tanaman Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang banyak dibutuhkan umat manusia dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan bawang merah semakin meningkat sejalan dengan meningkatkan penduduk dunia, karena hampir 1 / 9

semua masakan membutuhkan komoditas ini. Pada periode tahun 1986-1990, Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor bawang merah, tetapi kini negara kita menjadi pengimpor komoditas ini, terutama dari Cina, akibatnya harga meningkat tajam. Hal ini disebabkan karena lahan-lahan di sentra-sentra produksi bawang merah, seperti Brebes, Tegal, dan Cirebon mengalami degradasi hara dan kesehatan tanah. Akibatnya muncul berbagai macam serangan hama penyakit, biaya pemupukan meningkat, kualitas menurun karena banyak menggunakan pestisida secara kurang bijaksana. Untuk itu paket teknologi Bio~FOB yang diproduksi oleh CV.Meori Agro yang antara lain biovaksin, pupuk bio organic, pupuk hayati dan pestisida organic, merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi hal tersebut. Teknologi Bio~FOB merupakan paket teknologi yang dirancang khusus untuk memperbaiki kondisi lahan yang kurang subur dan sudah jenuh terinfeksi oleh berbagai patogen ganas seperi Fusarium, Pseudomonas, Rhizoctonia, dll. Formula Bio~FOB mengandung beberapa mikroba yang potensial dapat bekerja secara sinergi memperbaiki tingkat kesuburan tanah dan meningkatkan kesehatan tanaman bawang merah. Penggunaan teknologi ini dapat mengurangi biaya usaha tani tanaman bawang, karena pupuk anorganic dapat dikurangi 30 50% dari dosis anjuran, disamping itu akan mengurangi juga penggunaan pestida kimia. Disamping itu dapat mengurangi pemakaian pupuk kandang yang sangat di perlukan tanaman bawang 60 80%. PRA TANAM 1. Syarat Tumbuh - Bawang merah dapat tumbuh pada tanah sawah atau tegalan, tekstur sedang sampai liat. Jenis tanah Alluvial, Gile Hunus atau Latosol, ph 5.6 6.5, ketinggian 0 400 mdpl, kelebaban 50 70%, suhu 25 320 C. 2. Pengolahan Tanah - Lahan di sehatkan kembali dengan menggunakan larutan Bio~TRIBA BT1 yang mengandung mikroba pengurai, penyubur dan pengendalian hayati dengan dosis 10 ml/l, disemprot merata diatas permukaan tanah. - Diluku/ dibajak kemudian digaru (biarkan + 1 minggu). - Dibuat bendengan dengan lebar 120 180 cm. - Di antara bendengan pertanaman dibuat saluran air (canal) dengan lebar 40 50 cm dan 2 / 9

kedalaman 50 cm. 3. Pupuk Dasar - Berikan pupuk organotriba Plus 10-20 kg/1000 m2 atau 100 200kg/ha dan pupuk anorganic yang digunakan adalah ½ dosis anjuran setempat. 4. Pemilihan Bibit - Ukuran umbi bibit yang optimal adalah 3-4 gram /umbi. - Umbi bibit yang baik yang telah disimpan 2-3 bulan dan umbi masih dalam ikatan (umbi masih ada daunnya). - Umbi bibit harus sehat, ditandai dengan bentuk umbi yang kompak (tidak keropos), kulit umbi tidak terluka (tidak terkelupas atau berkilau). PENANAMAN 1. Jarak Tanam - Pada Musim Kemarau, 15 x 15 cm, varietas Ilocos, Tadayung atau Bangkok atau varitas unggul lokal yang telah di rekomendasikan oleh Pemerintah. - Pada musim hujan 20 x 15 cm varietas Tiron atau unggul lokal yang biasa digunakan petani. 2. Cara Tanam - Umbi bibit direndam dulu dengan menggunakan larutan fungisida Nabati Mitol 20EC BioFOB EC dengan dosis 3-5 ml/l. Simpan selama 2 hari sebelum ditanam. - Pada saat tanam, seluruh bagian umbi bibit yang telah siap tanam dibenamkan ke dalam permukaan tanah. Untuk tiap lubang ditanam satu buah umbi bibit. 3 / 9

PEMELIHARAAN 1. Penyiangan dan Pembumbunan - Penyiangan pertama dilakukan pada umur 7-10 HST dan dilakukan secara mekanik untuk membuang gulma atau tumbuhan liar yang kemungkinan dijadikan inang hama ulat bawang. Pada saat penyiangan dilakukan pengambilan telur ulat bawang. - Dilakukan pendagiran, yaitu tanah di sekitar tanaman didangir dan dibumbun agar perakaran bawang merah selalu tertutup tanah. Selain itu bedengan yang rusak atau longsor perlu dirapikan kembali dengan cara memperkuat tepi-tepi selokan dengan lumpur dari dasar saluran. 2. Pemupukan pemeliharaan/ susulan - Pemupukan untuk tanaman bawang jumlah dan dosis pupuk yang diterapkan sangat beragam tergantung pada jenis tanah, teknologi, jenis bawang merah, kualitas dan kemampuan pendanaan. Anjuran pemupukan sebagai berikut: Apabila menggunakan pupuk organik dan Hayati BioTRIBA maka dianjurkan penggunaan pupuk anorganic (Urea, TSP, KCL, Kieserite) dapat dikurangi 30 50% dan pupuk kandang sampai 70% dari dosis anjuran (dosis anjuran masing-masing lahan petani). Tabel 1. Contoh simulasi penggunaan pupuk organi dan hayati Jaura dengan dosis anjuran pupuk an organic yang digunakan Pada Petani di Balipupukuk Kadang 10 ton/h/musim,urea =250 kg/ha/musim, SP36 =200kg/ha/musim, KCL = 200kg/ha/musim. Jenis pupuk 4 / 9

Dosis (/ha/thn) 100% tanpa pupuk OrganoTRIBAPlus organik dan pupuk hayati kadang BioTRIBA BT2 Dosis (ha/thn) 70% pupuk + an organik + 40% pupuk pupuk orgaotriba kandangplus dan hayati BioTRIBA BT2 Dosis (/ha/thn) 50% pupuk an organic 20% + pupuk OrganoTRIBA kandang Plus dan Hayati BioTRIBA BT 1. Urea 2. SP-36 3. KCL 4. Dolomit 250 kg 200 kg 200 kg 500 kg 175 kg 5 / 9

140 kg 140 kg 500 kg 125 kg 100 kg 100 kg 500 kg 1.Pupuk Kandang 1.OrganoTRIBA Plus 2. Hayati BioTRIBA BT2 10 ton 0 Ton 6 / 9

0 lt 4 ton 0,2 ton 4 lt 2 ton 0.3 ton 6 lt Keterangan: - Pupuk kandang biasanya digunakan sebagai pupuk dasar dan sebaiknya setelah atau sebelum pupuk kandang ditebar disemprot dengan dekomposer BioTRIBA BT1 2 4 lt/ha. - Pemberian pupuk anorganic dilakukan dalam 2 tahap ( Tahap I biasanya sebagai pupuk dasar atau 2 minggu setelah tanamanurea 50%, SP-36 100%, KCL 100%) dan 5o% Urea tahap II 4 5 minggu minggu setelah tanam. - Aplikasi hayati BioTRIBA BT2 dilakukan setiap 2 3 bulan sekali dengan dosis 2lt/ha dengan konsentrasi 10 ml/ lt. Aplikasi OrganoTRIBA Plus dilakukan bersamaan dengan pupuk anorganic dan hayati BioTRIBA BT2, 1 minggu setelah atau sebelum anorganik. 3. Penyiraman dan Penyiangan 7 / 9

- Bawang merah merupakan tanaman yang memerlukan banyak air tetapi tidak tahan genangan/kondisi becek. Penyiraman sebaiknya dilakukan menggunakan gembor. Untuk tanaman berumur 0-10 hari, penyiraman dilakukan 2 (dua) kali yakni pagi dan sore hari, sedangkan sesudah umur tersebut penyiraman cukup dilakukan sekali sehari (sebaiknya dilakukan pada pagi hari). Cara penyiraman lainnya yakni cara leb (memasukkan air ke bedengan hingga merata). Apabila digunakan cara ini ( leb ), sebaiknya dilakukan setelah tanaman berumur lebih dari 10 hari. Pengairan secara leb dapat dilakukan setiap 3-4 hari sekali. Penyiangan pada budidaya bawang merah sebaiknya dilakukan 2 kali yakni pada saat tanaman berumur 10-15 hari dan 28 35 hari (sebelum pemupukan susulan). Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma di sekitar tanaman. 4. Pengendalian Hama dan Penyakit. - Dalam budidaya bawang merah salah satu kendala adalah serangan hama penyakit yang banyak menimbulkan kerugian bagi petani. Pengalaman menunjukkan bahwa dengan penggunaan pestisida organic, pupuk organic dan hayati seperti paket teknologi BioFOB dapat menekan serangan hama dan penyakit. Beberapa pestisida organic yang dapat dianjurkan adalah Mitol 20EC, BiovaksinFob, Buveria dan Siori. PANEN DAN PASCA PANEN 1. Panen - 60-90% daun telah rebah, pemanenan di dataran rendah pada umur 55-70 hari, dataran tinggi umur 70-90 hari. - Panen dilakukan pada pagi hari yang cerah dan tanah tidak becek. - Pemanenan dengan pencabutan batang dan daun-daunnya. Selanjutnya 5-10 rumpun diikat menjadi satu ikatan. 2. Pasca Panen - Penjemuran dengan alas anyaman bambu. Penjemuran pertama selama 5-7 hari dengan bagian daun menghadap ke atas, tujuannya mengeringkan daun. Penjemuran kedua selama 2-3 hari dengan umbi menghadap ke atas, tujuannya untuk mengeringkan bagian umbi dan 8 / 9

sekaligus dilakukan pembersihan umbi dari sisa kotoran atau kulit terkelupas dan tanah yang terbawa dari lapangan. Kadar air 89-85% baru disimpan di gudang. - Penyimpanan, ikat bawang merah digantungkan pada rak-rak bambu. Aerasi diatur dengan baik, suhu gudang 26-29 C, kelembaban 70-80%, sanitasi gudang. 9 / 9