METODE PIDATO. Tine A. Wulandari, M.I.Kom.

dokumen-dokumen yang mirip
PIDATO. Bentuk, Tujuan,dan Metode. TOTO HARYADI, M.Ds

PUBLIC SPEAKING (BERBICARA DI DEPAN UMUM)

Modul ke: Public Speaking. Output / Hasil dari Pidato. Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Sujanti, M.Ikom. Program Studi Hubungan Masyarakat

MEMBUAT SLIDE PRESENTASI.

KERANGKA PIDATO. Tine A. Wulandari, M.I.Kom.

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan berbicara, menurut Arsjad dan Mukti (1988: 36) dapat berlangsung. tertentu dan menggunakan metode tertentu pula.

P I D A T O B E N T U K, T U J U A N, K E R A N G K A, M E T O D E T E K N I K P R E S E N T A S I

BAB III LANDASAN TEORI

Public Speaking. Berbicara di depan umum. Sujanti, M.Ikom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Program Studi Hubungan MAsyarakat

Modul ke: PUBLIC SPEAKING Pidato dan Outputnya. 7Ilmu. Fakultas. Christina Arsi Lestari, M.Ikom. Komunikasi. Program Studi Broadcasting

BAB I PENDAHULUAN. eksternal diantaranya adalah keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Ketrampilan berbahasa (atau language atrs, language skills) dalam

Oleh Untung Widodo, SE, MM

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang melalui proses

BAB 1 PENDAHULUAN. pemakai bahasa, manusia sudah mengenal pidato sejak lama. Pidato telah

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari bahasa saja, tetapi juga mempelajari sastra. Menurut Lukens

JENIS-JENIS PIDATO / RETORIKA GUMGUM GUMILAR, S.SOS., M.SI.

Public Speaking. Komunikasi Sebagai Tool Kompetensi Bagi Pembicara yaitu Human Relations melalui Komunikasi NonVerbal dan Verbal. Sujanti, M.Ikom.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Ajeng Wulandari A

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa pada dasarnya merupakan alat komunikasi yang akurat bagi

BAB III PROSEDUR TINDAKAN. Tempat penelitian adalah kelas X-6 SMA Negeri 6 Bandar Lampung, di

Agar Anda Mampu Menghipnotis Para Audiens

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. membaca, dan menulis. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat

SILABUS BAHASA INDONESIA KELAS VI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN

BAB II LANDASAN TEORI. Tarigan (1987: 15) mengemukakan bahwa berbicara adalah kemampuan

KONSEP DASAR PUBLIC SPEAKING. Tine A. Wulandari, M.I.Kom.

2015 PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengetahuan tentang kode bahasa, kode budaya dan kode sastra.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan gagasan, keyakinan, pesan, pandangan hidup, cita-cita, serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS VI SEMESTER 2

RETORIKA. Tine A. Wulandari, M.I.Kom.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan salah satu bagian dari empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap orang melalui proses yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

sastransa Jurnal Bahasa dan Sastra satransa.blogspot.com

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB 3 METODE PENELITIAN. SMA Negeri 14 Bandung pada waktu melaksanakan kegiatan belajar mengajar di

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS TEKS PIDATO PERSUASIF MELALUI PEMAHAMAN CAN DO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB 2 TEKNIK SNOWBALL THROWING DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA. Kiranawati (dalam /2007/11/19/snowballthrowing/)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berfikir, menalar, menghayati, kehidupan dan alat komunikasi. suara atau tanda atau lambang yang dikeluarkan oleh manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, khususnya di SD. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

GUMGUM GUMILAR, S.SOS., M.SI Jurnalistik Fikom Unpad

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PELATIHAN PEMBAWA ACARA (PEWARA) BAGI PENGURUS OSIS SMP NEGERI 1 KALIREJO LAMPUNG TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran dalam Kurikulum

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat yang paling penting dalam kehidupan sehari-hari.

BAB II KAJIAN TEORI. sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baik, manusia yang berbudaya dan berkepribadian baik. Pendidikan yang baik

2014/05/31 06:19 WIB - Kategori : Warta Penyuluhan, Artikel Penyuluhan AYO MENULIS DENGAN HATI

BAB II PEMBELAJARAN BERBICARA DAN METODE ROLE PLAYING (BERMAIN PERAN) Para ahli mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian berbicara di

Penulisan Media PR Ekternal

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu yang membedakan manusia dengan binatang adalah bahasa

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,

BAB I PENDAHULUAN. Masalah mendasar dalam dunia pendidikan ini di samping masalah. peningkatan kualitas untuk memenuhi kebutuhan akan

Media Relations. Wawancara Media. Anindita, S.Pd, M.Ikom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Public Relations

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi ini disebut dengan bahasa. Bahasa memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah FERI YANTO, 2015

A. Latar Belakang Masalah

Modul ke: PUBLIC SPEAKING Seni Dalam Presentasi. 12Ilmu. Fakultas. Christina Arsi Lestari, M.Ikom. Komunikasi. Program Studi Broadcasting

TEKNIK PRESENTASI. Lantas, Bagaimana mempresentasikan proposal hingga hasil penelitian anda?

BAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi, baik bertindak sebagai komunikator

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses belajar mengajar Bahasa Indonesia di Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dari peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan manusia. Sejak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dalam ranah

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

PROFESSIONAL IMAGE. Etiket dalam pergaulan (2): Berbicara di depan Umum, etiket wawancara. Syerli Haryati, S.S. M.Ikom. Modul ke: Fakultas FIKOM

public speaking in an easy way! disusun oleh : Ivany L. Goutama Universitas Tarumanagara Pengurus Harian Wilayah Kajian & Strategis ISMKI Wilayah 2

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi di tengah-tengah pergaulan dan interaksi sosial. Melalui penguasaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan ini, manusia tidak pernah telepas dari kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. komponen keterampilan yang harus diperhatikan dan dilatih, yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap orang melalui proses

Penulisan Media PR Ekternal

I. PENDAHULUAN. pidato. Ketika menulis teks pidato, banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti kosa kata,

TATA CARA BERPIDATO. Oleh : Muslikhah Dwihartanti

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan terjun ke masyarakat. keterampilan yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN. empat aspek, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang ruang lingkupnya mencakup

TEKNIK PENULISAN OPINI UNTUK MEDIA MASSA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia memerlukan bahasa untuk dapat berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Mardwitanti Laras, 2014 Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran

SILABUS BAHASA JAWA KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR JAWA TENGAH

Speaker Talent Speech Contest (7 menit) Peraturan:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

METODE PIDATO Tine A. Wulandari, M.I.Kom.

Impromptu (Spontanitas) Metode yang lebih cocok digunakan oleh para pembicara yang sudah memiliki jam terbang tinggi atau pengalaman di bidang public speaking, yang tidak perlu lagi membuat persiapan. Pembicara tidak menyampaikan naskah, atau tidak menyiapkan naskah, atau tidak membaca naskah. Pembicara hanya memikirkan apa yang ingin dikemukakan. public speakingnya benar-benar tidak dipersiapkan, karena secara mendadak dia ditunjuk untuk berbicara di depan umum.

Impromptu (Spontanitas) Kelebihan Biasanya akan terasa lebih segar. Metode ini lebih menarik, apabila penyampaiannya itu banyak menggunakan improvisasi. Kekurangan Tidak lancar, atau bahkan bisa kacau jika itu pembicara pemula, dan keluar sindrom eee..ee eee..dst. Kemungkinan gagal total, pembicara diam seribu bahasa, tidak dapat meneruskan.

Manuskrip (Naskah) Metode dengan menggunakan bantuan naskah atau teks tertulis yang telah dipersiapkan agar terhindar dari kesalahan yang tidak diinginkan. Naskahnya dibuat tertulis secara lengkap sesuai dengan apa yang akan disampaikan kepada publik. Pembicara mengembangkan gagasangagasannya dalam kalimat-kalimat atau alinea-alinea. Bahkan ada pembicara yang menulis salam/sapaan dalam pembuka dan penutup public speaking. Metode ini digunakan ketika membutuhkan ketelitian. misalkan public speaking resmi dengan persoalan politik, pengumuman, atau ulasan teknik. Ada kerugian pemakaian metode ini, kita tidak dapat menyesuaikan diri dengan situasi saat berbicara dengan publik. Mungkin pendengar menghargai apa yang anda ingin sampaikan, namun mereka merasa tidak diajak berbicara secara langsung. Membaca naskah menjadi monoton dan suara anda bergerak dalam tangga nada yang sama. Apabila tidak menguasai apa yang dibaca, maka tidak dapat memandang audiens dan menatap muka dengan audiens.

Manuskrip (Naskah) Kelebihan Kekurangan Semua keinginan pembicara akan terucap dengan lancar, tidak terjadi pengulangan. Rangkaian gagasan dari awal sampai akhr tidak telupakan. Pembuatan naskah dari awal sampai akhir tidak terlupakan. Pembuatan naskah cocok untuk pembicara pemula Kurang komunikatif karena pembicara hanya sebentarsebetar memandang memandang audiens. Ada kesan penyampaian naskah terasa kaku, bahkan tampa penghayatan. Tidak menyesuaikan dengan situasi dan reaksi audiens dan juga tidak menarik.

Memoriter (Hafalan) Digunakan oleh para pemula yang belum berpengalaman. Kurang diminati karena sulit dan hanya cocok untuk public speaking yang pendek. Terasa kaku, tidak ekspresif dan terkesan tradisional. Naskah yang sudah disiapkan, tidak dibicarakan tetapi dihafalkan lebih dahulu, kemudian diucapkan dalam kesempatan dalam public speaking. Public speaking dengan cara menghafal naskah, hanya bisa melakukan kalau naskahnya pendek. Walaupun naskah tersebut pendek, tetapi jika naskah itu dibaca secara langsung berulang-ulang akan mudah diingat dan khusus dhafalkan. Dengan membaca berulang ulang isinyapun dapat dikuasai. Dalam pelaksanaannya dapat disampaikan secara bebas. Artinya, kalimat-kalimat tidak perlu sama dengan naskah, tetapi isinya sama.

Memoriter (Hafalan) Kelebihan Kekurangan Lancar disampaikan kalau benar-benar hafal. Pembicara tidak menuai kesalahan, kalau naskah benar-benar dikuasai Mata pembicara dapat memandang audiens. Pembicara cenderung berbicara cepat tampa penghayatan. Tidak dapat menyesuaikan dengan situasi dan reaksi audiens. Jika lupa salah satu kalimat, public speakingnya akan gagal.

Ekstemporan (Menjabarkan Kerangka) Metode yang paling aman dan cukup menarik dengan membuat poin-poin yang terkait dengan materi yang akan disampaikan (cue cards sebagai pedoman). Selain itu, pembicara menulis catatan khusus yang diperlukan dalam public speaking, misal ayat-ayat, undang-undang, data, angka yang sulit diingat. Saat sedang berbicara kerangka itu bisa dikembangkan secara langsung dan catatan itu hanya dilihat setiap saat diperlukan. Public speaking dengan metode ini sangat dianjurkan karena sifatnya fleksibel. Isi public speaking disampaikan secara runtut tanpa ada yang terlupakan. Sementara itu, pembicara bebas memandang audiens.

Ekstemporan (Menjabarkan Kerangka) Kelebihan Penyampaian isi public speaking tak terlupakan; Penyampaian public speaking terurut. Kemungkinan salah kecil; Komunikatif. Kekurangan Tangan kurang bebas karena memegang kertas Terkesan kurang siap, karena sering melihat catatan