DAYA MELARUTKAN BATU GINJAL DENGAN INFUSA DAUN MANGGA ARUM MANIS (Mangifera indica L.) SECARA IN VITRO ARTIKEL ILMIAH

dokumen-dokumen yang mirip
DIURETIC EFFECT OF MULBERRY LEAF INFUSION (Morus alba L.) TOWARD POTASSIUM AND SODIUM CONCENTRATION IN URINE ON THE WHITE MALE RATS WISTAR

SEDATIVE EFFECT OF TAPAK DARA LEAVES EXTRACT Catharanthus roseus (l.) G. Don ON MICE. Jatmiko Susilo, Oni Yulianta Wilisa, Ariadi ABSTRACT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kulit jengkol, larva

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Karena

EFEK FRAKSI ETIL ASETAT DAUN SUKUN (Artocarpus altilis (Park) Fosberg.) TERHADAP KADAR KALSIUM URIN TIKUS JANTAN GALUR SPRAGUE DAWLEY SECARA IN VIVO

BAB III METODE PENELITIAN

OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya)

POWER TO DISSOLVE Ca OXALATE BY LEMON JUICE (Citrus lemon) ON VARIATION OF CONCENTRATION AND IMMERTION TIMES

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

UJI AKTIVITAS EKSTRAK DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz&Pav.)DALAM MELARUTKAN KALSIUM BATU GINJAL SECARA IN VITRO ARTIKEL.

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

r = pengulangan/replikasi 15 faktor nilai derajat kebebasan Penurunan bilangan peroksida pada minyak jelantah.

POTENSI KOMBINASI PERASAN DAUN KUMIS KUCING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

THE EFFECT OF CHLOROFORM, ETHER AND WATER FRACTIONS OF TALI PUTRI (Cassytha fiiformis L.) STEM TO HAIR GROWTH ON MALE RABBIT

Gambar 2. Daun Tempuyung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimen.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN

Effect of Ethanol Extract of Pomegranate Leaves (Punica granatum L) to the Sedative Effect on Mice BALB/C

ANALISIS KALIUM DAN PROSENTASE DAYA LARUT CALSIUM OKSALAT OLEH KALIUM DALAM AIR TEH DAUN SUKUN (Artocarpus altilis)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Oktober Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan prosedur analisa besi, baik secara kualitatif maupun. kuantitatif, maka yang menjadi kerangka konsep adalah:

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

Penetapan Kadar Sari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EFEK EKSTRAK METANOL DAUN SALAM (SYZYGIUM POLYANTHUM) TERHADAP PERUBAHAN UKURAM BATU GINJAL

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tempat penelitian sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

AKTIVITAS ANALGETIKA INFUSA DAUN ALPUKAT (Persea americana) PADA MENCIT. TITA NOFIANTI Program Studi S1 Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium kimia D-3 Analis Kesehatan Fakultas Ilmu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

Identifikasi Senyawa Kimia Ekstrak Etanol Mentimun (Cucumis sativus L.) dan Ekstrak Etanol Nanas (Ananas comosus (L) Merr.)

EFFECTS OF Sansevieria trifasciata Prain. TO THE MALE RABBITS HAIR GROWTH. Jatmiko Susilo, Sikni Retno K, Eka Mustika H

THE EXPERIMENT ANTIOXIDANT ACTIVITY OF RUMPUT TEKI LEAVES (Cyperus rotundus L.) ETHANOLIC EXTRACT WITH DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl) METHOD

BAB III METODE PENELITIAN

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Penelitian dilakukan di laboratorium Kimia Universitas

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Akademi Farmasi Prayoga ISSN-Online : X Diterbitkan Oleh Akademi Farmasi Prayoga Padang jurnal.akfarprayoga.ac.

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

PHARMACY, Vol.06 No. 01 April 2009 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 95%. Ekstrak yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kalsium oksalat (CaC 2 O 4 ) dan kalsium karbonat (CaCO 3 ) adalah bahan

THE EFFECTIVITY TEST OF DUDUK LEAVES OINTMENT (Desmodium triqurtrum (L.) DC) AS ANTI-INFLAMMATION IN WHITE MALE RATS OF WISTAR STRAIN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Ekstrak Etanol Bayam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

BAB IV METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental laboratories dengan rancangan. penelitian The Post Test Only Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN RANDU (Ceiba pentandra Gaertn.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. Yogyakarta dan bahan uji berupa ekstrak daun pare (Momordica charantia)

KARAKTERISASI SIMPLISIA DAN EKSTRAK ETANOL DAUN BERTONI (Stevia rebaudiana) DARI TIGA TEMPAT TUMBUH

Sri Juniati, Dian Oktianti, Nova Hasani Furdiyanti ABSTRACT

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Asam Jawa (Tamarindus indica L) yang diujikan pada bakteri P. gingivalis.

BAB III METODE PENELITIAN. Pembuatan ekstrak buah A. comosusdan pembuatan hand sanitizerdilakukan

BAB III MATERI DAN METODE. Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

PENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU

A : Tanaman ceplukan (Physalis minima L.)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB II METODE PENELITIAN

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium Farmasetika Program

Transkripsi:

DAYA MELARUTKAN BATU GINJAL DENGAN INFUSA DAUN MANGGA ARUM MANIS (Mangifera indica L.) SECARA IN VITRO ARTIKEL ILMIAH Oleh : NINA NOFITA NIM. 050112a062 PROGRAM STUDI FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN 2016

DAYA MELARUTKAN BATU GINJAL DENGAN INFUSA DAUN MANGGA ARUM MANIS (MANGIFERA INDICA L.) SECARA IN VITRO ABSTRAK Nina Nofita Program Studi Farmasi STIKES Ngudi Waluyo Ungaran, Email : ninanofita71@gmail.com Latar Belakang : Batu ginjal adalah batu-batu kecil yang terbentuk di dalam ginjal akibat pengendapan yang terjadi di urin, bergerak turun ke saluran kemih. Daun mangga arum manis (Mangifera indica L.) mengandung senyawa flavonoid diduga dapat digunakan sebagai obat tradisional peluruh kalsium batu ginjal. Tujuan : Untuk mengetahui daya melarutkan batu ginjal pemberian dengan infusa daun mangga arum manis (Mangifera indica L.). Metode : Rancangan penelitian ini adalah eksperimental murni, terdiri dari 3 kadar yaitu % b/v, 9% b/v dan 10% b/v dengan perendaman 2, 4 dan jam. Pengukuran kelarutan serbuk batu ginjal dengan metode gravimetri. Data hasil kelarutan serbuk batu ginjal dianalis menggunakan SPSS 17,0 for windows dengan uji ANOVA satu jalan dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil : Penelitian menunjukkan infusa daun mangga arum manis (Mangifera indica L.) pada kadar 10% b/v dengan perendaman jam memiliki efek paling besar melarutkan serbuk batu ginjal dengan rata-rata 7±,4 %. Kesimpulan : Infusa daun mangga arum manis (Mangifera indica L.) memiliki efek melarutkan serbuk batu ginjal. Kata Kunci : daun mangga arum manis (Mangifera indica L.), penyakit batu ginjal, flavonoid Kepustakaan : 29 (1963-2013)

ABSTRACT Background : Kidney stones are small stones that form in the kidney as a result of the precipitation that occurs in urine, moving down to the urinary tract. Arumanis mango leaves (Mangifera indica L.) contain flavonoids expected to be used as a traditional dissolving of calcium kidney stones. Purpose : To know the power of dissolving kidney stones by administering infusion of armanis mango leaves (Mangifera indica L.). Method : The study design was purely experimental, consisted of three levels of % w/v, 9% w/v and 10% w/v by soaking for 2, 4 and hours. Measurement of solubility of powdered kidney stones used gravimetric method. Data from solubility of powdered kidney stones were analyzed by using SPSS 17.0 for windows with one way ANOVA test with the level of 95%. Result : Research showed that infusion of arumanis mango leaves (Mangifera indica L.) at levels of 10% w/v with soaking time for hours had the greatest effect to dissolve powdered kidney stones with an average of 7 ±,4 %. Conclusion : Infusion of arumanis mango leaves (Mangifera indica L.) has an effect to dissolve powder kidney stones. Keywords : Arumanis mango leaves (Mangifera indica L.), kidney stone, flavonoids. Literatures : 29 (1963-2013)

A. PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Obat tradisonal bagi sebagian masyarakat merupakan pilihan utama untuk mengatasi berbagai penyakit, sementara bagi sebagian masyarakat lain, obat tradisional menjadi pilihan alternatif pengobatan. Sementara itu, alasan pemakaian obat buatan pabrik yang tidak diimbangi dengan kemampuan daya beli masyarakat. Namun di balik kenyataan tersebut, ada kecenderungan bahwa masyarakat modern sekarang mulai tertarik pada obat-obat tradisional, misalnya jamu. Alasannya, selain aman di gunakan, khasiat beberapa jenis obat tradisional tidak kalah di bandingkan dengan obat-obatan modern (Prapanza, 2003). Batu ginjal adalah batu-batu kecil yang terbentuk di dalam ginjal akibat pengendapan yang terjadi di urin bergerak turun ke saluran kemih (ureter). Batu ini dapat menyumbat saluran air kencing (urethra) dan sewaktu buang air kecil menyebabkan terasa nyeri serta sukar keluar (Nisma, 2012). Jenis batu ginjal dibedakan menjadi batu kalsium (kalsium oksalat dan kalsium fosfat), batu struvit, batu asam urat, batu sistin, dan batu sulfa. Sebagian besar batu ginjal (75-0%) mengandung kalsium, yang kebanyakan berupa kalsium oksalat (Bangash dkk, 2011). Prevalensi seseorang mengalami batu ginjal sepanjang hidupnya di perkirakan bervariasi antara 1-15%, dengan jumlah penderita laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan perempuan, dan umumnya didapatkan pada dekade ketiga sampai dekade kelima. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, bahwa prevalensi batu ginjal 15 tahun berdasarkan diagnosis dokter, Jawa Tengah berada di urutan ke 3 dari 33 provinsi di Indonesia dimana pada Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berada pada urutan tertinggi (Depkes RI, 2013). Pelarutan batu ginjal ini telah dilakukan beberapa penelitian dengan berbagai tanaman, salah satunya yaitu pengaruh penambahan fraksi etanol dan kloroform buah anggur biru (Vitis vinifera L.) tahun 2013 terhadap kelarutan kalsium batu ginjal dengan spektrofotometri serapan atom dimana disimpulkan bahwa fraksi etanol dan kloroform ekstrak etanol buah anggur biru mempunyai kandungan senyawa flavonoid yang mempunyai kemampuan dalam melarutkan kalsium batu ginjal secara in vitro. Fraksi etanol dengan konsentrasi 320µg/ml dapat melarutkan kalsium batu ginjal sebesar 3,3% sedangkan fraksi kloroform dengan konsentrasi 340µg/ml dapat melarutkan kalsium batu ginjal sebesar 2,2%. Daun mangga dilaporkan memiliki kandungan alkaloid, senyawa fenol, saponin, kaumarin, tanin, steroid, glikosid, triterponoid, dan flavonoid. Tanaman mangga (Mangifera indica L.) terutama daunnya, menurut penelitian yang telah dilakukan Ramesh Petchi R, dkk, daun mangga (Mangifera indica L.) memiliki khasiat sebagai analgetik, antiinflamasi pada

percobaan menggunakan tikus, dan antimikroba terhadap bakteri gram posotif, gram negatif, dan fungi. Tanaman mangga (Mangifera indica L.) adalah tanaman yang sudah sangat popular di dunia, berasal dari Asia Tenggara, dan merupakan salah satu tanaman buah yang tertua yang telah dibudidayakan di daerah tropis. Produk utama dari tanaman mangga (Mangifera indica L.) adalah buahnya yang biasa dikonsumsi dalam bentuk segar maupun berbagai produk olahannya. Tetapi selain buah, komponen lainnya yang juga berperan penting adalah daun mangga yang dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat alternatif. Dengan penjelasan diatas tentang pelarutan batu ginjal dan tanaman mangga (Mangifera indica L.) dimana dan tanaman mangga (Mangifera indica L.) mengandung flavonoid yang bisa melarutkan batu ginjal, sehingga pada penelitian kali ini memilih salah satu jenis mangga yaitu daun mangga arum manis (Mangifera indica L.) diharapkan bisa melarutkan batu ginjal. 2. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah : a. Tujuan Umum Untuk mengetahui apakah infusa daun mangga arum manis (Mangifera indica L.) mempunyai daya melarutkan batu ginjal. b. Tujuan Khusus Untuk mengetahui kadar dan waktu perendaman infusa daun mangga arum manis (Mangifera indica L.) manakah yang efektif dalam melarutkan batu ginjal. B. METODE PENELITIAN 1. Alat dan Bahan a. Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cawan penguap, beaker glass, erlenmeyer, batang pengaduk, kertas saring, kain flannel, corong kaca, ayakan no.40, neraca analitik, oven, inkubator, kompor, dan panci infusa. b. Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah daun mangga arum manis, batu ginjal, dan senyawa kimia : asam sulfat, amoniak, dan aquadest 2. Prosedur Penelitian a. Determinasi Tanaman Daun mangga arum manis dideterminasi di Laboratorium Ekologi dan Biosistematik Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Diponegoro Semarang. b. Pembuatan Simplisia Daun Mangga Arum Manis (Mangifera indica L.) dan Serbuk Batu Ginjal Daun mangga arum manis yang segar dikumpulkan dan dilakukan sortasi basah dengan cara dicuci dibawah air mengalir, dirajang kemudian

dikeringkan di bawah sinar matahari dengan ditutup kain hitam dan dilakukan pengayakan hingga didapat derajat yang halus. Batu ginjal diserbuk dalam mortir, kemudian di ayak dengan ayakan no 40 sehingga diperoleh hasil serbuk yang homogen. c. Pembuatan Infusa Daun Mangga Arum Manis (Mangifera indica L.) Simplisia daun mangga arum manis di timbang sesuai bobot yang diinginkan (, 9 dan 10 gram) dimasukkan ke dalam panci infusa yang berisi aquadest 100 ml, dipanaskan pada suhu 90 0 C selama 15 menit yang terhitung mulai suhu mencapai 90 0 C sambil sekali-sekali diaduk. Infusan tadi disaring selagi panas menggunakan kain flanel. d. Identifikasi Kualitatif Kalsium Batu Ginjal 1mg serbuk halus batu ginjal ditambahkan H2SO4 encer terbentuk endapan putih CaSO4. Endapan larut dalam H2SO4 pekat panas dan larut dalam ammonium sulfat (Cahyono, 2009) e. Identifikasi Falvonoid Infusa daun mangga arum manis ditambah H 2 SO 4 pekat. Terbentuknya warna merah karena penambahan H 2 SO 4 pekat menunjukkan adanya flavonoid (Harbone, 197). f. Uji Daya Larut 100mg serbuk batu ginjal dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang berisi infusa daun mangga arum manis sebanyak 10 ml, kemudian diinkubasi pada suhu 37 0 C selama 2, 4, dan jam. Setelah diinkubasi, larutan disaring menggunakan kertas saring Whatman 42. Dikeringkan di oven pada suhu 105 0 C selama 2 jam dan ditimbang hingga didapat bobot konstan. daya larut batu ginjal pada rebusan daun mangga arum manis dihitung dengan rumus : Daya larut batu ginjal (%) = (bobot batu ginjal awal-bobot batu ginjal akhir) x 100 Bobot batu awal g. Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis statistik dengan menggunakan SPSS 17.0 for Windows. Data terdistribusi normal dan homogen dilanjutkan analisis two way anova pada tingkat kepercayaan 95%. C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Determinasi Tanaman 1b-2b-3b-4b-6b-7b-9b-10b-11b-12b-13b-14a-15b-124a-121b-120a-119b- 109b- Famili 6. Aanacardiaceae)-1a-2a-Genus: Mangifera)- (Species:Mangifera indica L)

2. Serbuk dan Infusa Daun Mangga Arum Manis (Mangifera indica L.) a. Serbuk b. Infusa Bagian tanaman yang digunakan tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua yaitu daun berwarna hijau tua. Serbuk yang dihasilkan halus dan berwarna hijau tua. b. Infusa Kadar infusa yang dibuat yaitu % b/v, 9%b/v, dan 10% b/v. Infusa yang dihasilkan berwarna kecoklatan. 3. Identifikasi Flavonoid Identifikasi flavonoid dalam infusa daun mangga arum manis (Mangifera indica L.) dilakukan dengan uji fitokimia dengan mereaksikan infusa daun mangga arum manis (Mangifera indica L.) ditambah dengan H 2 SO 4 pekat sehingga terbentuk warna merah karena penambahan H 2 SO 4 pekat yang berarti infusa daun mangga arum manis (Mangifera indica L.) positif mengandung flavonoid 4. Analisa Kualitatif Batu Ginjal Analisa kualitatif batu ginjal dilakukan dengan cara menambahkan H 2 SO 4 encer pada 1 mg serbuk halus batu ginjal sehingga terbentuk endapan putih CaSO4. Endapan larut dalam H2SO4 pekat panas dan larut dalam ammonium sulfat (Cahyono,2009).

5. Hasil Akhir Persentase Tabel 1 Hasil Akhir Rata-Rata Persentase Kelarutan Batu Ginjal Waktu (jam) Konsentrasi (%) Mean ± SD (%) 2 4 9 10 9 10 9 10 20 ± 10 32 ±,4 42 ±,4 44 ± 5,5 52 ±,4 64 ± 5,5 56 ± 5,5 62 ± 4,5 7 ±,4 Dilihat dari hasil persentase kelarutan, rata-rata tertinggi terjadi pada konsentrasi 10% dengan lama perendaman jam yaitu sebesar 7 ±,4%. Kemudian dilakukan uji normalitas dan homogenitas, uji anova dan uji post hoc test. 6. Uji itas dan Homogenintas Uji ini dilakukan dengan Shapiro wilk sebagai uji normalitas dan Levene test sebagai uji homogenitas. Tabel 2 Uji itas Shapiro Wilk Perlakuan Sig. Kesimpulan Waktu (jam) Kadar (% b/v) 2 4 9 10 0,220 0,52 0,57 0,099 0,105 0,755 Hasil data menunjukan bahwa terdistribusi normal, dimana dikatakan normal jika nilai signifikasi >0,05. Kemudian pada uji homogenitas dengan Levene test ditunjukkan pada tabel berikut. Tabel 3 Uji Homogenitas Levene Test Perlakuan Sig. Kesimpulan Waktu (jam) 0,950 Homogen Kadar (% b/v) 0,925 Homogen Hasil data menunjukan bahwa homogen, dimana dikatakan homogen jika nilai signifikasi >0,05. Setelah didapat hasil normalisasi dan homogenitas dilanjutkan dengan uji anova. 7. Uji Anova Hasil dari uji normalitas dan homogenitas terbukti data terdistribusi normal dan homogen sehingga pengujian dilanjutkan dengan uji anova. Uji anova dilakukan dengan two way anova karena pada penelitian ini menggunakan dua parameter yaitu waktu dan konsentrasi.

Tabel 4 Uji Anova (two way anova) Parameter F hitung Signifikasi Keterangan Waktu 1,91 0,000 Berbeda bermakna Konsentrasi 31,714 0,000 Berbeda bermakna Hasil data menunjukan pada semua konsentrasi dan waktu perendaman terjadi perbedaan bermakna, dimana dikatakan berbeda bermakna jika nilai signifikasi <0,05. Kemudian dilanjutkan dengan uji post hoc test.. Uji Post Hoc Test Uji Post Hoc Test dilakukan dengan uji LSD untuk mengetahui perlakuan mana yang memiliki efek yang berbeda. Tabel 5 Uji LSD pada Waktu (jam) Perbandingan tiap Signifikasi Keterangan waktu (jam) 2 vs 4 0,000 Berbeda bermakna 2 vs 0,000 Berbeda bermakna 4 vs 0,000 Berbeda bermakna Tabel 6 Uji LSD pada Konsentrasi (% b/v) Perbandingan tiap Signifikasi Keterangan kadar ( % b/v) vs 9 0,003 Berbeda bermakna vs 10 0,000 Berbeda bermakna 9 vs 10 0,000 Berbeda bermakna Analisa uji LSD ini juga berdasarkan nilai signifikasi yang didapatkan, jika p>0,05 maka tidak ada perbedaan yang bermakna dan jika p<0,05 maka ada perbedaan yang bermakna. Hasil kelarutan tertinggi terjadi pada kadar 10% b/v pada waktu perendaman jam yaitu 90% batu ginjal terlarut, sedangkan kelarutan terendah terjadi pada kadar % b/v pada waktu perendaman 2 jam yaitu 10% batu ginjal terlarut. Kelarutan tertinggi terdapat pada perendaman jam, hal ini diduga karena adanya reaksi yang terjadi antara flavonoid dengan Ca yang berikatan, semakin lama perendaman batu ginjal diduga flavonoid akan semakin banyak mengikat Ca dan larut oleh infusa daun mangga arum manis. Kelarutan tertinggi juga terjadi pada konsentrasi 10% b/v, hal ini disebabkan karena kandungan senyawa flavonoid diduga lebih banyak daripada konsentrasi % b/v dan 9% b/v dan bisa diartikan bahwa yang paling bagus yaitu pada konsentrasi 10% dengan waktu pelarutan jam, dari hasil penelitian tersebut bisa disimpulkan bahwa penelitian telah sejalan dengan teori.

D. SIMPULAN 1. Infusa daun mangga arum manis (Mangifera indica L.) terbukti mempunyai daya melarutkan batu ginjal 2. Hasil kelarutan tertinggi terjadi pada kadar 10% b/v pada waktu perendaman jam yaitu 90% batu ginjal terlarut, sedangkan kelarutan terendah terjadi pada kadar % b/v pada waktu perendaman 2 jam yaitu 10% batu ginjal terlarut. E. UCAPAN TERIMAKASIH Seluruh civitas akademika STIKES Ngudi Waluyo Ungaran, Ketua Program Studi Farmasi STIKES Ngudi Waluyo Ungaran Selaku Dosen Pembimbing I Drs. Jatmiko Susilo, Apt., M.Kes, Dosen Pembimbing II Niken Dyah Ariesti, S.Farm., Apt., M.Si F. DAFTAR PUSTAKA 1. Cahyono, B., dan Suharjo, J, B. 2009. Batu Ginjal. Kanisius. Yogyakarta 2. Depkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. Jakarta 3. Harborne. 197. Metode Fitokimia. Edisi II. 1-94. Penerbit ITB. Bandung 4. Nisma, Fatimah. 2012. Pengaruh Kelarutan Ekstrak Etanol Buah Anggur Biru Terhadap Kelarutan Batu Ginjal secara in vitro. Laporan penelitian. Lemit UHAMKA. Jakarta.