PENANGANAN DAGING KURBAN

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN

PEMOTONGAN HEWAN HARI RAYA IDUL ADHA (QURBAN)

Seleksi dan Penyembelihan Hewan Qurban yang Halal dan Baik. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN

CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi Keamanan Pangan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional SIAP SAJI YANG BAIK

MENERAPKAN HIGIENE SANITASI

Untuk menjamin makanan aman

Lampiran 1. Kuesioner Higiene Perorangan Pedagang KUESIONER

b. Sapi/kerbau: Berumur di atas 2 (dua) tahun ditandai dengan tumbuhnya sepasang gigi tetap. (Lihat Gambar 1b).

HIGIENE DAN SANITASI SARANA PP - IRT

Produksi Daging Unggas yang Sehat dan Higienis

DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN GROBOGAN MEMILIH DAGING ASUH ( AMAN, SEHAT, UTUH, HALAL )

Lampiran 1. Formulir Persetujuan Partisipasi Dalam Penelitian FORMULIR PERSETUJUAN PARTISIPASI DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) NASKAH PENJELASAN

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG RUMAH POTONG UNGGAS

BAB I PENDAHULUAN. pembelahan daging ayam untuk mengeluarkan jeroan, dan proses pengeluaran

HASIL DAN PEMBAHASAN

LEMBAR PENILAIAN PASAR SETONOBETEK SESUAI KEPMENKES RI NO. 519/MENKES/SK/VI/2008 YANG TELAH DIMODIFIKASI

terlebih dahulu isi daftar identitas yang telah disediakan. 2. Bacalah dengan baik setiap pertanyaan, kemudian beri tanda ( ) pada jawaban yang

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM MATA KULIAH

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak

Tempat Penampungan Sementara Hewan Kurban

Lembar Kuesioner Hygiene Sanitasi Pada Pedagang Siomay di Jl. Dr. Mansyur. Padang Bulan Di Kota Medan Tahun Nama : No.

6. Antara bahan berikut yang manakah tidak mudah terbakar? A. Kertas B. Kayu C. Getah D. Batu

Lampiran 1. Kategori Objek Pengamatan. Keterangan. Prinsip I : Pemilihan Bahan Baku Tahu. 1. Kacang kedelai dalam kondisi segar dan tidak busuk

HIGIENE PEKERJA DALAM PENENGANAN PANGAN

Tanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI

Lampiran 1. Daftar Angka Paling Mungkin Coliform dengan Tiga Tabung

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 6 TAHUN : 2003 SERI : B NOMOR : 1 NOMOR 3 TAHUN 2003 PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH

TEMPAT PENJUALAN HEWAN

Pemeriksaan Postmortem

BENDA DAN KEGUNAANNYA

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ke tahun. Berdasarkan data yang didapat dari Badan Pusat Statistik D.I

10/13/2015 HIGIENE KARYAWAN DALAM PENGOLAHAN MAKANAN

Karakteristik Responden

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan

Badan Standardisasi Nasional

PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup

JMSC Tingkat SD/MI2017

- 5 - BAB II PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI

SALINAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 13 TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

Lampiran 1. Lembar ObservasiHigiene Sanitasi Pembuatan Ikan Asin di Kota Sibolga Tahun 2012

WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara kepada Konsumen Restoran X

Lampiran 1. Prosedur Kerja Resmi Perusahaan. Waktu observasi : Senin, 21 Jamuari Prosedur Kerja Resmi Perusahaan A.

PEDOMAN WAWANCARA. I. Identitas Informan : 1. Nama : 2. Umur : 3. Suku : 4. Pendidikan : 5. Pendapatan :

Lembar Observasi. Hygiene dan Sanitasi Pedagang Minuman Teh Susu Telur (TST) yang Dijual di Kecamatan Medan Area di Kota Medan Tahun 2012

Modul Pelatihan PEDOMAN PERSONAL HYGIENE

LEMBAR OBSERVASI ANALISIS


IV. MACAM DAN SUMBER PANGAN ASAL TERNAK

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114/Permentan/PD.410/9/2014 TENTANG PEMOTONGAN HEWAN KURBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

>> PENDAHULUAN >> TUJUAN >> MANFAAT

2 3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Nomor 501

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daging sapi didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMOTONGAN HEWAN DAN PENANGANAN DAGING

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku.

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN NOMOR 41 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT. BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN No. : 02/BAP/APBN/X/2010

BAB I PENDAHULUAN. oleh manusia. Sumber protein tersebut dapat berasal dari daging sapi,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR: 8 TAHUN : 1990 SERI: B.6.

1 KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Percobaan Kandang Bahan dan Alat Prosedur Persiapan Bahan Pakan

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN (INFORMED CONSENT)

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI

Klik Dibatalkan dan Ditindaklanjuti dgn Instruksi Bupati No 8 Tahun 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG

MENCUCI INSTRUMEN BEDAH No.Dokumen No.Revisi Halaman. Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh : Direktur RS

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42,

LAMPIRAN PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN DAN STATUS GIZI SANTRI PUTRI PONDOK PESANTREN DARUSALAAM BOGOR

Menjadi sehat adalah impian seluruh manusia. Baik

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

LAMPIRAN ORGANISASI PENELITIAN

Tidak (b) Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kawasan RPHU Rawa Kepiting berbentuk kompleks dengan beberapa

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PENDAPAT SUPERVISOR TENTANG PENERAPAN SANITASI HIGIENE OLEH MAHASISWA PADA PELAKSANAAN PRAKTEK INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. media pertumbuhan mikroorganisme. Daging (segar) juga mengandung enzim-enzim

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Penelitian Gambaran Umum Rumah Makan

Studi tentang Pengetahuan, Sikap dan Praktik Siswa Kelas 4 dan 5 Dalam Pencegahan Flu Burung SDN Cisalak 1 Kecamatan Sukmajaya Kota Depok tahun 2009

PERSIAPAN BAHAN MAKANAN 2

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

KIAT-KIAT MEMILIH DAGING SEHAT Oleh : Bidang Keswan-Kesmavet, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat (disadur dari berbagai macam sumber)

PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan manusia pada protein hewani semakin. meningkat, yang dapat dilihat dari semakin banyaknya permintaan akan

Press Release. 1. Terkait persiapan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan:

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih maju, kesadaran kebutuhan nutrisi asal ternak semakin meningkat,

PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN

Lampiran 1. Daftar stan-stan yang ada di kantin SMP-SMA Karangturi. Jumlah stan di kantin SMP-SMA Karangturi Agustus 2008 Februari 2009:

PBKP KANTIN SEKOLAH. Piagam Bintang Keamanan Pangan Kantin Sekolah Jakarta: Direktorat SPKP, Deputi III, Badan POM RI, 2012

Analisa Mikroorganisme

Penyembelihan Hewan. Aspek Fikih

METODE. Materi. Pakan Pakan yang diberikan selama pemeliharaan yaitu rumput Brachiaria humidicola, kulit ubi jalar dan konsentrat.

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

Transkripsi:

1

2 PENANGANAN DAGING KURBAN Daging kurban harus ditangani secara baik dan benar agar daging yang dihasilkan aman dan layak untuk dikonsumsi masyarakat. Penanganan daging kurban yang tidak higienis dapat menyebabkan daging yang dihasilkan cepat rusak/busuk bahakan dapat menyebabkan gangguan kesehatan terhadap orang yang mengkonsumsinya. 1. Sarana dan Prasarana a. Tempat pengulitan hewan dan penanganan daging yang terlindung dari panas dan hujan b. Alat penyangga khusus/cradle (dapat dibuat dari besi atau kayu (Gambar 1) sebagai tempat menguliti hewan, khususnya untuk hewan besar (sapi atau kerbau) Gambar 1 Alat penyangga khusus/cradle

3 c. Tempat menggantung hewan untuk memudahkan pengulitan dan pengeluaran jeroan, terutama untuk kambing dan domba. Ukuran tempat penggantung: tinggi 2 meter dari lantai, panjang tempat penggantung disesuaikan dengan jumlah hewan yang ditangani secara bersamaan (0,75 m per ekor) d. Alat pemotong karkas (kampak, gergaji) yang tajam, bersih, dan tidak berkarat untuk memotong tulang dan memotong/membagi karkas e. Pisau terbuat dari bahan stainless steel yang bersih dan tajam f. Asahan untuk mengasah pisau da benda tajam lain yang digunakan g. Air bersih untuk mencuci tangan dan peralatan yang digunakan h. Terpal yang bersih sebagai alas untuk meletakkan karkas/daging i. Meja atau tempat yang diberi alas untuk tepat memotong daging j. Talenan yang bersih untuk alas memotong daging k. Baskom atau wadah lain yang bersih sebagai tempat menampung/wadah daging dan jeroan yang telah dipotong. Tempat menampung/wadah daging terpisah dengan wadah jeroan l. Kemasan (plastik gula) untuk mengemas daging dan jeroan m. Kantong plastik untuk mewadahi daging/jeroan yang telah dikemas untuk dibagikan

4 n. Kantong plastik atau wadah lainnya untuk tempat daging dan organ yang harus dibuang/ diafkir karena mengalami kelainan sehingga tidak layak atau tidak aman dikonsumsi 2. Higiene Personal a. Selama menangani daging tangan harus bersih dan dijaga kebersihannya b. Usahakan agar tangan orang yang menangani daging tidak menyentuh bahan-bahan kotor, tidak memegang rambut, tidak memasukkan tangan ke dalam hidung atau telinga, dan menjaga selalu kebersihan tangan c. Tidak menggunakan perhiasan di tangan (cincin, gelang, jam tangan) d. Hindari bersin dan batuk langsung ke arah daging e. Tidak melap/membersihkan kotoron pada pakaian yang digunakan f. Tidak meludah pada atau di sekitar daging g. Tidak merokok pada saat menangani daging h. Selalu membersihkan tangan dengan air bersih dan sabun setelah menggunakan toilet 3. Penanganan Daging a. Setelah hewan dipastikan telah mati, hewan harus segera ditangani. Jangan menumpuk hewan yang telah disembelih (Gambar 2) b. Hewan yang telah disembelih dan dipastikan telah mati dikuliti dan dikeluarkan jeroannya.

5 Gambar 2 Hewan yang telah dipastikan mati tidak boleh ditumpuk dan harus segera ditangani c. Hindari karkas/daging menyentuh lantai atau bahan lain yang kotor selama dan setelah pengulitan - Sapi/kerbau dikuliti di atas cradle - Domba/kambing digantung dengan posisi kaki belakang dikaitkan/diikat di bagian atas (Gambar 3). d. Karkas/daging yang telah dipisahkan segera dibawa ke tempat yang bersih (tempat khusus penanganan daging). Tempat pengulitan dan penanganan daging harus terpisah. e. Tempat pencucian dan penanganan jeroan terpisah dengan tempat penanganan daging f. Daging tidak langsung diletakkan di atas lantai/tanah (Gambar 4), sebaiknya daging ditangani di atas meja atau ditempat yang diberi alas yang bersih. Tempat penanganan daging (pemotongan bagian-bagian daging) harus bersih dan terjaga kebersihannya

6 Gambar 3 Domba/kambing digantung dengan posisi kaki belakang dikaitkan/diikat di bagian atas Gambar 4 Daging tidak boleh langsung diletakkan di atas lantai/tanah g. Daging dipotong dengan pisau yang tajam dan bersih di atas alas pemotong daging/talenan yang bersih dan selalu terjaga kebersihannya (Gambar 5)

7 Gambar 5 Daging dipotong dengan pisau yang tajam dan bersih di atas alas pemotong daging/talenan yang bersih h. Daging dihindari terkena isi jeroan, isi empedu, kotoran, tanah, dan benda-benda kotor lainnya i. Usahakan agar daging tidak dihinggapi lalat, tetapi jangan gunakan insektisida (obat nyamuk) pada saat menangani daging j. Gunakan kantong plastik yang bersih (plastik gula) untuk daging yang akan dibagikan k. Tempatkan daging dan jeroan pada kemasan/plastik gula yang terpisah; jangan disatukan/ dicampur l. Daging yang telah dikemas dan siap dibagikan dimasukkan ke dalam kantong plastik (sebaiknya yang tidak transparan/tembus cahaya)