CATATAN IDE PROGRAM PENGEMBANGAN PENGURANGAN EMISI DI REPUBLIK DEMOKRATIK KONGO

dokumen-dokumen yang mirip
PROGRAM HUTAN DAN IKLIM

MEMBUAT HUTAN MASYARAKAT DI INDONESIA

PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF

MENCIPTAKAN HUTAN MASYARAKAT DI INDONESIA

PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF

Pemerintah Republik Indonesia (Indonesia) dan Pemerintah Kerajaan Norwegia (Norwegia), (yang selanjutnya disebut sebagai "Para Peserta")

Panggilan untuk Usulan Badan Pelaksana Nasional Mekanisme Hibah Khusus untuk Masyarakat Adat dan Masyarakat Lokal Indonesia November 2014

MAKSUD DAN TUJUAN. Melakukan dialog mengenai kebijakan perubahan iklim secara internasional, khususnya terkait REDD+

DOKUMEN INFORMASI PROYEK (PID) TAHAP KONSEP. Proyek Persiapan Kesiapan Indonesia (Indonesia Readiness Preparation Project) Kawasan Regional EAP Sektor

DANA INVESTASI IKLIM

Daftar Tanya Jawab Permintaan Pengajuan Konsep Proyek TFCA Kalimantan Siklus I 2013

PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF

PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012

PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA

DOKUMEN INFORMASI PROYEK (PID) TAHAP KONSEP

Inisiatif Accountability Framework

DANA INVESTASI IKLIM. 7 Juli 2009 DOKUMEN RANCANG UNTUK PROGRAM INVESTASI HUTAN, PROGRAM YANG DITARGETKAN BERDASARKAN DANA PERWALIAN SCF

Menyelaraskan hutan dan kehutanan untuk pembangunan berkelanjutan. Center for International Forestry Research

Risalah Konsep. 31 Juli 2013

Pidato kebijakan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhyono Bogor, 13 Juni 2012

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI

FCPF CARBON FUND DAN STATUS NEGOSIASI TERKINI

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

Pendanaan Iklim dan Kehutanan Gubernur

Deklarasi Rio Branco. Membangun Kemitraan dan Mendapatkan Dukungan untuk Hutan, Iklim dan Mata Pencaharian

2013, No Mengingat Emisi Gas Rumah Kaca Dari Deforestasi, Degradasi Hutan dan Lahan Gambut; : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Rep

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kementerian Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan

Terjemahan Tanggapan Surat dari AusAID, diterima pada tanggal 24 April 2011

LEMBAR DATA PENGAMANAN TERPADU TAHAP KONSEP

BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA

Mempersiapkan Program Pengurangan Emisi dalam Kerangka Skema Carbon Fund

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 20/Menhut-II/2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KARBON HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pemetaan Pendanaan Publik untuk Perubahan Iklim di Indonesia

Perbaikan Tata Kelola Kehutanan yang Melampaui Karbon

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas

Belajar dari redd Studi komparatif global

Ringkasan Eksekutif. Laporan Kemajuan MDF Desember 2009 Ringkasan Eksekutif

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KAJIAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL DI KPHP DAMPELAS TINOMBO PROVINSI SULAWESI TENGAH

BAB V PENUTUP. Indonesia sebagai salah satu negara yang tergabung dalam rezim internasional

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 TENTANG PERHUTANAN SOSIAL

Setelah sesi ini, peserta diharapkan dapat mengerti dengan baik tentang kegiatan, pendekatan, dan persyaratan yang ada pada Jendela-2: Pengelolaan

Persetujuan Atas Dasar Informasi di Awal Tanpa Paksaan dan REDD+: Pedoman dan Sumber Daya

Proyek GCS- Tenurial. Kepastian tenurial bagi masyarakat sekitar hutan. Studi komparasi global ( )

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

PENDEKATAN SERTIFIKASI YURISDIKSI UNTUK MENDORONG PRODUKSI MINYAK SAWIT BERKELANJUTAN

I. PENDAHULUAN. manusia dalam penggunaan energi bahan bakar fosil serta kegiatan alih guna

Kebijakan Fiskal Sektor Kehutanan

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P. 68/Menhut-II/2008 TENTANG

Kerangka Acuan Call for Proposals : Voice Indonesia

DEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

dan Mekanisme Pendanaan REDD+ Komunikasi Publik dengan Tokoh Agama 15 Juni 2011

STANDAR BAKU BIAYA MAKSIMUM MEKANISME HIBAH KHUSUS

LAPORAN PENELITIAN HUTAN BER-STOK KARBON TINGGI

Forum Lanskap Global. Rumusan Hasil. 2013, Warsawa, UNFCCC

KERANGKA STRATEGIS Jejaring Asia-Pasifik untuk Kepemimpinan Global

RINGKASAN UNTUK MEDIA

Rangkuman Pertemuan Antara Perwakilan GCF dan Entitas-Entitas Eropa Dalam Rangka Mendukung REDD+ Barcelona, Spanyol - 14 Pebruari 2012

IMPLEMENTA IMPLEMENT S A I S IRENCANA RENCAN A AKSI AKSI NAS NA I S O I NA N L PENURU PENUR NA N N EMISI EMISI GAS RUMA M H H KACA

memberikan kepada peradaban manusia hidup berdampingan dengan

BAB I. PENDAHULUAN. Perubahan iklim merupakan fenomena global meningkatnya konsentrasi

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.32/Menlhk-Setjen/2015 TENTANG HUTAN HAK

BAB I. PENDAHULUAN. Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Perubahan iklim global (global climate

UNDANGAN BAGI AGREGATOR PASAR UNTUK BERPARTISIPASI DALAM PROGRAM INISIATIF TUNGKU SEHAT HEMAT ENERGI (CLEAN STOVE INITIATIVE CSI) INDONESIA

PERMOHONAN PROPOSAL PELUANG HIBAH. Kemitraan Bentang Alam Berkelanjutan (SLP) Indonesia

Deforestasi merupakan penghilangan dan penggundulan hutan yang tidak

ALAM. Kawasan Suaka Alam: Kawasan Pelestarian Alam : 1. Cagar Alam. 2. Suaka Margasatwa

Pembangunan Pariwisata di PPK yang didalamnya berisi beberapa strategi, meliputi:

CAGAR BIOSFER Uji lapangan untuk Pembangunan Berkelanjutan

Peluang Pendanaan untuk REDD+ di Negara/Provinsi Anggota GFC 7 Mei Ringkasan Eksekutif

PERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK

MENUJU KERANGKA KERJA STRATEGIS MENGENAI PERUBAHAN IKLIM DAN PEMBANGUNAN UNTUK KELOMPOK BANK DUNIA RANGKUMAN

Kesiapan dan Tantangan Pengembangan Sistem MRV dan RAD/REL Provinsi Sumbar

VISI ACEH YANG BERMARTABAT, SEJAHTERA, BERKEADILAN, DAN MANDIRI BERLANDASKAN UNDANG-UNDANG PEMERINTAHAN ACEH SEBAGAI WUJUD MoU HELSINKI MISI

Mengawal Komitmen Pemerintah dalam Implementasi SDGs

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LESTARI BRIEF KETERPADUAN DALAM PENANGANAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN USAID LESTARI PENGANTAR. Penulis: Suhardi Suryadi Editor: Erlinda Ekaputri

Infografis Kemakmuran Hijau v5.2 PRINT.pdf PROYEK KEMAKMURAN HIJAU

Ilmuwan mendesak penyelamatan lahan gambut dunia yang kaya karbon

- 2 - sistem keuangan dan sukses bisnis dalam jangka panjang dengan tetap berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Tujuan pemba

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. /Menhut-II/2012 T E N T A N G MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Bab 1: Konteks Menganalisis Lingkungan Indonesia

HELP A B C. PRINSIP CRITERIA INDIKATOR Prinsip 1. Kepatuhan hukum dan konsistensi dengan program kehutanan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Hutan merupakan pusat keragaman berbagai jenis tumbuh-tumbuhan yang. jenis tumbuh-tumbuhan berkayu lainnya. Kawasan hutan berperan

Produksi minyak sawit berkelanjutanmelestarikan. masa depan hutan

SEBUAH AWAL BARU: PERTEMUAN TINGKAT TINGGI TENTANG KEWIRAUSAHAAN

I. PENDAHULUAN. hayati yang tinggi dan termasuk ke dalam delapan negara mega biodiversitas di

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Menguji Rencana Pemenuhan Target Penurunan Emisi Indonesia 2020 dari Sektor Kehutanan dan Pemanfaatan Lahan Gambut

Membangun Kolaborasi Peningkatan Ekonomi dan Perlindungan Lingkungan Melalui Kawasan Ekosistem Esensial (KEE)

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu lingkungan tentang perubahan iklim global akibat naiknya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer menjadi

KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN LITBANG KEHUTANAN PUSAT LITBANG PERUBAHAN IKLIM DAN KEBIJAKAN

PENDEKATAN LANSKAP DALAM MITIGASI PERUBAHAN IKLIM

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM*

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.50/Menhut-II/2014P.47/MENHUT-II/2013 TENTANG

Deklarasi New York tentang Kehutanan Suatu Kerangka Kerja Penilaian dan Laporan Awal

SIARAN PERS 1/6. Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Sepakati Musrenbang Inklusif dengan Lebih Melibatkan Penyandang Disabilitas dan Kelompok Rentan

Transkripsi:

PROGRAM H U TAN DAN I KL I M PRAKTIK-PRAKTIK REDD+ YANG MENGINSPIRASI LEMBAR FAKTA CATATAN IDE PROGRAM PENGEMBANGAN PENGURANGAN EMISI DI REPUBLIK DEMOKRATIK KONGO 2014 SELAYANG PANDANG Apa» Pengembangan Catatan Ide Program Pengurangan Emisi (ER-PIN) oleh Pemerintah Republik Demokratik Kongo (DRC) dan para mitranya, berdasarkan berbagai kegiatan termasuk pekerjaan di tingkat masyarakat di wilayah Mai-Ndombe DRC, untuk diajukan kepada Dana karbon dari Fasilitas Kemitraan Karbon Hutan (FCPF) untuk memperoleh pendanaan hingga USD 60 juta untuk memulai proyek karbon hutan terbesar di Afrika. Siapa Di mana Calon Propinsi Mai-Ndombe, Republik Demokratik Kongo Kapan 2010- sekarang masih berlangsung Tim Proyek Flory Botamba Esombo, Project Manajer Proyek dan Focal Point REDD+, WWF-DRC fbotamba@wwfcarpo.org J. PUDLOWSKI / WWF» Fasilitas Kemitraan Karbon Hutan (FCPF)» Pemerintah daerah dan otoritas adat» Kementerian Lingkungan Hidup, Konservasi Alam dan Pariwisata (MENCT)» Organisasi masyarakat sipil lokal dan nasional» Koordinasi REDD Nasional (CN-REDD)» Propinsi Bandundu» Sektor swasta, termasuk Wildlife Works Carbon» Program UN-REDD» Program Investasi Hutan (FIP)» World Wildlife Fund (WWF) RINGKASAN KONTEKS raktik yang Menginspirasi ini mengikuti pengembangan ER-PIN untuk program REDD+ yurisdiksional berskala besar di seluruh calon Propinsi Mai-Ndombe DRC. Proses ini melibatkan pemangku kepentingan yang beragam, termasuk mereka dari pemerintah pusat, para pejabat pemerintah propinsi, perwakilan sektor swasta dan anggota organisasi masyarakat sipil nasional dan internasional DRC adalah salah satu dari enam negara yang berada dalam Lembah Kongo, salah satu daerah keanekaragaman hayati yang paling penting di planet ini, dan hutan hujan tropis terbesar kedua di dunia. Dari 71 juta penduduk DRC, 94 persen, atau hampir 67 juta dari mereka, bergantung pada hutan sebagai sumber energi. Di antara yang 67 juta ini, hampir 40 juta orang secara langsung tergantung pada hutan untuk mata pencaharian mereka termasuk pertanian, kayu dan kayu bakar. Karena tekanan yang besar ini, laju deforestasi di DRC adalah salah satu yang tertinggi di dunia. P Bruno Perodeau, Direktur Konservasi, WWF-DRC Bperodeau@wwfcarpo.org 1

DEFORESTASI JARANG HANYA MEMILIKI SATU PENYEBAB LANGSUNG, DAN DI DRC ADA HUBUNGAN YANG ERAT DI ANTARA PENEBANGAN, PERTANIAN, KAYU BAKAR DAN KEBAKARAN HUTAN BELUKAR. Wilayah Mai-Ndombe saat ini dihuni oleh 1,5 juta penduduk dan merupakan bagian dari lanskap yang membentang lebih dari 7,8 juta hektar di dalam DRC. Wilayah ini tertutup hutan tropis dan hutan galeri (hutan yang tumbuh di sepanjang aliran air di daerah yang selain di sepanjang aliran air itu tanpa pohon), yang merupakan habitat penting bagi bonobo (Pan paniscus) yang terancam punah. Hutan-hutan ini diselingi dengan padang sabana dan hutan-hutan rawa. Calon Propinsi Mai-Ndombe ini akan meliputi 12 juta hektar, termasuk sembilan juta hektar hutan tropis. Deforestasi jarang hanya memiliki satu penyebab langsung, dan di DRC ada hubungan yang erat di antara penebangan, pertanian, kayu bakar dan kebakaran hutan belukar. Di Mai-Ndombe, pertanian tebang-bakar skala rumah tangga dan eksploitasi kayu untuk bahan bakar (termasuk arang) dan kayu serta permintaan untuk bahan bakar dan kayu di ibukota Kinshasa adalah pendorong utama terjadinya deforestasi dan degradasi hutan. DRC telah menggarap proses Kesiapan REDD+ sejak Januari 2009 di bawah kepemimpinan MENCT, dan dalam kemitraan dengan UN-REDD dan FCPF. Sebuah Komite Nasional REDD, yang berupa Komite REDD lintas-kementerian, dan CN-REDD dibentuk untuk memastikan koordinasi dan partisipasi lintas sektoral dan multi-pemangku kepentingan. WWF mulai menggarap REDD+ di DRC pada tahun 2010, melalui pembentukan Proyek Kesiapan REDD+ Mai-Ndombe dalam kemitraan dengan pemerintah pusat dan daerah serta pemangku kepentingan lainnya. PEMANGKU KEPENTINGAN LANGSUNG PEMANGKU KEPENTINGAN STRATEGIS PEMANGKU KEPENTINGAN TIDAK LANGSUNG PEMANGKU KEPENTINGAN PEMANGKU KEPENTINGAN LANGSUNG TERLIBAT DALAM PROYEK DESAIN, MEMBUAT KEPUTUSAN, DAN MENERIMA MANFAAT. n Perusahaan-perusahaan pertanian (NOVACEL, SEBO) n Otoritas adat dan organisasi masyarakat setempat yang diakui secara hukum (ASBL) n Perusahaan penebangan Legal n Komite Pemerintah daerah dan pedesaan (CARGs) n Kementerian Lingkungan Hidup, Konservasi Alam dan Pariwisata (MENCT) n CN-REDD n Program UN-REDD n Wildlife Works Carbon n WWF PEMANGKU KEPENTINGAN STRATEGIS MENYEDIAKAN BAHAN, MANUSIA, DAN SUMBER DAYA LAIN. n Dana Hutan Lembah Kongo (CBFF) n Fasilitas Kemitraan Karbon Hutan (FCPF) n Program Investasi Hutan (FIP) n Badan Pembangunan Perancis (AFD) n Badan Pembangunan Jerman (KfW) n Badan Kerjasama Pembangunan Norwegia (Norad) n Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID-CARPE) PEMANGKU KEPENTINGAN TIDAK LANGSUNG MEMENGARUHI PRAKTIK TANPA TERLIBAT LANGSUNG. n Organisasi masyarakat sipil (OMS) n Gereja n Yayasan Hans Seidel 2

APAKAH ITU ER-PIN? PERUBAHAN YANG DIHARAPKAN n Menghasilkan ER-PIN bekerja sama dengan berbagai kelompok pemangku kepentingan yang akan memberikan peta jalan untuk Program pengurangan emisi yurisdiksional skala besar, yang meliputi 12 juta hektar, mencapai 300.000 keluarga dan secara berkelanjutan mengurangi deforestasi dan degradasi sebesar setengahnya; n Membangun dan memperkuat kemitraan umum/swasta; n Mengembangkan mekanisme kerangka pengaman sosial dan lingkungan; n Menyelaraskan inisiatif REDD+ DRC dengan Lima Prinsip Pedoman REDD+; n Menghasilkan pendanaan multilateral untuk mendukung DRC REDD+. KERANGKA WAKTU PENGEMBANGAN PROYEK 2009: The DRC secara resmi terlibat dalam REDD+ dengan Keputusan Presiden membentuk sebuah kerangka kerja REDD+, dan pendekatan tiga tahap untuk REDD+ (persiapan, demonstrasi, implementasi) dipetakan. 2010: Pada bulan Maret, DRC memulai proses menuju ER-PIN dengan mengembangkan Proposal Persiapan Kesiapan (R-PP) REDD+. Negara ini menjadi negara Afrika pertama yang R-PPnya memperoleh persetujuan dari FCPF. 2010: Proyek WWF Kesiapan REDD+ Mai-Ndombe diluncurkan dengan lokakarya pembentukan di bulan Oktober untuk meletakkan landasan bagi kesiapan REDD+ di DRC. Pemerintah setempat dan propinsi diundang untuk berpartisipasi. Sebuah Catatan Ide Program Pengurangan Emisi (ER-PIN) merupakan proposal awal untuk Dana Karbon FCPF. Para donor Dana Karbon menggunakan ER-PIN untuk mengevaluasi dan memilih inisiatif yang akan diusahakan lebih jauh dengan negara-negara Peserta FCPF dengan maksud untuk mencapai Kesepakatan Pembelian Pengurangan Emisi (ERPA). Negara (atau pendukung program yang ditunjuk) menyerahkan informasi sesuai dengan templat dokumen yang telah disetujui yang berisi uraian ide-ide mereka untuk memajukan REDD+ ke fase pembayaran berbasis hasil. Mekanisme ini berusaha untuk merintis pembayaran berbasis kinerja untuk pengurangan emisi yang telah diverifikasi dari program REDD+ di negara-negara yang telah mencapai kemajuan besar menuju Kesiapan REDD+. Tujuannya adalah untuk memberikan insentif untuk mengurangi emisi sekaligus melindungi hutan, konservasi keanekaragaman hayati, dan meningkatkan kehidupan masyarakat yang bergantung pada hutan dan komunitas lokal. 1 1 Laporan Tahunan FCPF 2012, ada di: http://bit.ly/150rrut 3

DRC SEJAK JANUARI 2009 TELAH MENGGARAP PROSES KESIAPAN REDD+ BAWAH KEPEMIMPINAN MENCT, DAN DALAM KEMITRAAN DENGAN UN-REDD DAN FCPF. 2010: Pada bulan Desember, pemerintah pusat mengesahkan Dokumen Orientasi Pendekatan Multi-teritorial Mai-Ndombe. Dokumen ini disahkan oleh pemerintah nasional dan dipresentasikan dalam konferensi Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) di Cancun. Mai-Ndombe diakui sebagai lokasi pembelajaran tindakan awal dan ditetapkan sebagai program percontohan untuk inisiatif tingkat sub-nasional, distrik atau lanskap untuk mencapai deforestasi net nol dalam wilayah geografis yang telah ditentukan. 2011: Proyek percontohan Novacel Sud-Kwamouth dimulai, dengan tujuan mengurangi deforestasi melalui promosi pendekatan-pendekatan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. 2 Proyek percontohan ini juga bertujuan untuk memperbaiki kerangka peraturan untuk melaksanakan REDD+ di tingkat nasional melalui pengalaman dan pelajaran yang diperoleh di lapangan. Novacel diharapkan menjadi pelaksana program REDD+ dari program pengurangan emisi DRC, membawa keahlian di bidang kehutanan masyarakat, agroforestri dan proyek penyerapan karbon tingkat masyarakat. 2011: Pada bulan Juni, rencana investasi FIP untuk DRC telah disetujui untuk USD 60 juta dalam pembiayaan hibah. Rencana investasi ini dirancang untuk meningkatkan proses nasional REDD+ yang tengah berlangsung untuk menghadapi tantangan pengelolaan dan perlindungan hutan sentral DRC. 2011: Pada bulan Oktober, tim dari DRC mempresentasikan draft pertama dari ER-PIN yang akan dilaksanakan di Distrik Plateau, di Propinsi Bandundu pada pertemuan FCPF di Berlin. 2012: Pada bulan Juni, update mengenai kemajuan ER-PIN diberikan dalam pertemuan FCPF di Santa Marta, Kolombia. kepada Komite Peserta (PC) FCPF. PC mengalokasikan dana tambahan sebesar USD 5 juta dan meminta DRC untuk mengajukan permohonan yang telah direvisi. 2012: The DRC menyajikan konsep ER-PIN yang disiapkannya dalam acara sampingan Konferensi UNFCCC ke-18 Para Pihak (COP 18) di Doha, Qatar. Perwakilan kunci pemerintah DRC, termasuk Wakil Perdana Menteri; Menteri Anggaran; Menteri Lingkungan Hidup, Konservasi Alam dan Pariwisata; dan Wakil Menteri Keuangan juga menyajikan Strategi Kerangka Kerja Nasional REDD+ dan meluncurkan Dana Nasional REDD+ di depan negara-negara donor utama dan organisasi-organisasi yang menghadiri COP 18. 2013: Pada bulan Februari, beragam kemitraan pemangku kepentingan hutan berkumpul untuk menyelesaikan ER-PIN DRC. Forum ini diselenggarakan di bawah otoritas MECNT dengan dukungan dari WWF dan CN-REDD, dan dengan dana dari badan pembangunan pemerintah Norwegia, Norad. Peserta Forum termasuk berbagai pemangku kepentingan lintas sektor REDD+ termasuk masyarakat, pemegang konsesi hutan, peternak sapi, lembaga pelaksana PBB, masyarakat sipil, masyarakat adat, pemimpin bisnis; perwakilan dari organisasi nirlaba lokal, nasional dan internasional; dan para pejabat pemerintah tingkat lokal, propinsi dan nasional. Kelompok ini merilis sebuah pernyataan resmi, Komunike ER-PIN Kinshasa, menguraikan komitmen dan langkah-langkah yang diperlukan untuk menyerahkan ER-PIN DRC ke Dana Karbon dari Fasilitas Kemitraan Karbon Hutan (FCPF) pada semester pertama tahun 2013. 2013: Pada bulan Juni, versi resmi pertama dari ER-PIN DRC disampaikan kepada Dana Karbon untuk dikaji dan dipertimbangkan. 2 Untuk informasi lebih lanjut tentang proyek ini, kunjungi: bit.ly/1cnfyxv 2012: Pada bulan Oktober, DRC menyajikan Laporan Kemajuan [Kesiapan] Tengah-Semester dan mengajukan perminaan tambahan dana kesiapan 4

PENCAPAIAN n Melalui proses pengembangan ER-PIN ini, informasi penting telah disusun untuk Maï-Ndombe mengenai isu-isu seperti penyebab deforestasi, tingkat referensi, kegiatan-kegiatan yang sangat penting untuk pelaksanaan REDD+, biaya pelaksanaan, dll. Selain itu, proses tersebut memberikan kesempatan bagi kekhawatiran para pemangku kepentingan kunci untuk dikemukakan dan ditangani. n DRC mengembangkan ER-PIN untuk penyerahan yang tepat waktu kepada FCPF untuk kemungkinan pendanaan sebesar kurang lebih USD 60 juta. Pengembangan ER-PIN ini bersifat partisipatif dan memasukkan masukan dari perwakilan pemerintah, sektor swasta, organisasi internasional, organisasi non-pemerintah lokal dan IPLC. n Jika diterima, ER-PIN ini akan menjadi upaya REDD+ yurisdiksional pertama di benua Afrika dan program REDD+ berskala besar pertama dari jenisnya yang menggabungkan investasi pemerintah, proyek-proyek perusahaan dan aksi masyarakat. ER-PIN ini juga akan menetapkan standar untuk REDD+ tidak hanya di Afrika, tapi secara global. TANTANGAN n REDD+ adalah topik yang relatif baru di DRC, dan sangat penting untuk melibatkan para pemangku kepentingan dalam berbagai tingkat proses pengambilan keputusan, yang telah menyebabkan pengambilan keputusan lebih lama dari yang mungkin telah direncanakan. n Proses partisipatif melibatkan pemangku kepentingan yang beragam, termasuk sektor swasta, yang kadang-kadang memiliki pandangan dan prioritas yang berbeda. seringkali timbul kesulitan dalam membangun konsensus karena perbedaan tersebut. Dalam hal ini, telah terbukti sulit untuk menemukan metodologi yang menjamin kelangsungan program REDD+ secara keseluruhan dan pada saat yang sama juga menyelaraskan dengan metodologi yang sebelumnya telah disetujui untuk proyek REDD+ di daerah yang telah memperoleh validasi Standar Karbon Terverifikasi (VCS). n Harapan Komunitas akan manfaat ekonomi adalah tinggi dan perlu terusmenerus ditangani. n Perubahan staf MECNT memperlambat proses. n DRC memiliki banyak kebutuhan yang saling bertentangan, yang membuat mempersiapkan REDD+ menjadi sulit. n Beberapa struktur pemerintah memiliki kapasitas yang rendah untuk memimpin dan melaksanakan proses. n Peran dan tanggung jawab yang terkait dengan proses pengambilan keputusan tidak sejelas yang dibutuhkan dari awal proses. n Memastikan bahwa para pelaku lokal dan pemerintah berpartisipasi sepenuhnya dalam proses, sebagai kebalikan dari memiliki konsultan dari luar negeri dan tim mengerjakan sebagian besar tugas, merupakan hal yang sulit. n Menyepakati tujuan lokakarya dan pertemuan-pertemuan ER-PIN sebelum dilaksanakan adalah sebuah tantangan, yang berarti bahwa lokakarya tidak selalu mencapai tujuan karena kurangnya perencanaan sebelumnya. KAMI MEMULAI DENGAN PROYEK LOKAL INI DAN MEMBAWANYA KE TINGKAT YANG KAMI TIDAK MENDUGA DAPAT TERCAPAI. IMPIAN KAMI AKAN MENJADI KENYATAAN DAN MERUPAKAN PRESTASI BESAR BILA KAMI DAPAT MEMILIKI PROGRAM REDD+ PERTAMA DENGAN PENDEKATAN YURISDIKSI DI AFRIKA. Flory Botamba Esombo, WWF-DRC 5

100% DAUR ULANG 6 PELAJARAN YANG DIPEROLEH n Kegiatan harus diakui secara resmi oleh pemerintah untuk memfasilitasi peningkatan skalanya. Draft pertama dari Program terintegrasi REDD+ WWF untuk Mai-Ndombe ini dibuat pada tahap awal bersama dengan CN-REDD. FIP dan ER-PIN adalah salah satu program sub-nasional yang akan dilaksanakan di Mai-Ndombe sebagai hasilnya. n Tentukan kepemimpinan, peran dan tanggung jawab yang jelas untuk masingmasing kelompok pada awal proses ER-PIN. Harus ada pemimpin untuk berbagai aliran kerja yang terkait proses penyusunan draft ER-PIN dan pemahaman tentang bagaimana pengambilan keputusan akan dilaksanakan. Dengan memulai dengan pemahaman yang jelas tentang peran, dan struktur manajemen sederhana yang fleksibel, proses akan dapat berjalan lebih lancar. Kepemimpinan yang kuat tetapi transparan oleh pemerintah merupakan hal yang ideal, yang dalam beberapa kasus mungkin memerlukan peningkatan kapasitas pemerintah yang didedikasikan untuk proses ER-PIN. n Sebuah proses yang inklusif dan transparan merupakan hal yang penting untuk membangun kepercayaan dan konsensus para pemangku kepentingan. Memastikan proses yang inklusif dan transparan dari awal merupakan hal penting untuk membangun kepercayaan di antara para pemangku kepentingan kunci untuk menemukan jalan tengah dalam mengembangkan program REDD+ yang menguntungkan rakyat, lansekap dan negara. n Fasilitasi pihak ketiga dapat membuat proses menjadi lebih efisien dan efektif. Memiliki fasilitator pihak ketiga dapat membantu memastikan bahwa semua pandangan para pemangku kepentingan dan prioritas dipertimbangkan, dan mengurangi kemungkinan salah satu pemangku kepentingan mendominasi dialog. n Membangun aliansi dengan para pelaku sektor swasta. Para pelaku sektor swasta bekerja sama erat dengan WWF dalam pengembangan ER-PIN, dan dengan berkolaborasi dan memahami pendekatan dan peran yang diinginkan masing-masing pihak dari awal, potensi konflik tentang peran dan tanggung jawab dapat dikurangi. n Memberdayakan pemangku kepentingan yang disasar agar dapat berpartisipasi penuh dalam proses ER-PIN. WWF mendukung proses ER-PIN melalui sumber daya manusia maupun keuangan, tetapi juga berfokus pada pemberdayaan dan penguatan pemerintah, staf WWF lokal, Organisasi Masyarakat Sipil dan para pemangku kepentingan lainnya agar dapat berpartisipasi penuh dalam proses pembangunan. n Siaplah dengan kapasitas yang fleksibel di lapangan. Memiliki tambahan kapasitas staf, konsultan dan sumber daya yang fleksibel, di kantor-kantor lokal di mana pekerjaan ER-PIN tengah dilaksanakan akan membantu proses bergerak lebih cepat dan efisien. n Mintalah petunjuk teknis awal dari Sekretariat FCPF. Mengingat sifat petunjuk dari Dana Karbon yang tentatif, meminta petunjuk teknis awal dari Sekretariat FCPF sangat berharga. / wwf / wwfforestcarbon WWF Terdaftar sebagai Pemilik Merek Dagang 1986, WWF - World Wide Fund for Nature (sebelumnya World Wildlife Fund), Gland, Swiss panda.org/forestclimate iklim dan keanekaragaman hayati dengan cara-cara yang With URL - Regular transformasional. www.panda.org/forestclimate pembangunan ekonomi hijau yang bermanfaat bagi masyarakat, Mengapa kami berada di sini Untuk menghentikan degradasi lingkungan alam planet ini dan membangun masa depan di mana manusia hidup selaras dengan alam. konservasi hutan tropis sebagai simpanan karbon terjamin dengan Program Hutan Dan Iklim WWF bekerja untuk memastikan OR bahwa Foto dan gambar WWF atau digunakan dengan izin. Teks tersedia dengan lisensi Creative Commons. CATATAN IDE PROGRAM PENGEMBANGAN PENGURANGAN EMISI DI REPUBLIK DEMOKRATIK KONGO If there is no URL FORESTCLIMATE@WWF.PANDA.ORG PANDA.ORG/FORESTCLIMATE Notre raison d être Arrêter la dégradation de l environnement dans le monde et construire un avenir où les êtres humains pourront vivre en harmonie avec la nature.