EFISIENSI HARGA METODE PRACETAK PADA BANGUNAN BERTINGKAT RUSUNAWA PROTOTIPE DI WILAYAH JAKARTA DAN PAPUA

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI PERBANDINGAN HARGA PROYEK GEDUNG BERTINGKAT

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Sipil Skripsi Sarjana Semester Ganjil Tahun 2011/2012

BAB 1 PENDAHULUAN. Bangunan gedung biasanya dibangun dengan metode konvensional dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. efisiansi waktu. Metode manejemen pada abad ke 21 ditandai dengan maraknya

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. mahal, dan hal ini tidak dibarengi dengan ketersediaan rumah landet house

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. metode konvensional di wilayah Jakarta dan Papua. metode pracetak di wilayah Jakarta dan Papua.

PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK PROTOTIPE RUSUNAWA TIPE 36 BERDASARKAN PERENCANAAN CASH FLOW OPTIMAL

STUDY PERBANDINGAN PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG METODE PELAKSANAAN PRECAST

Oleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP DAHNIAR ADE AYU R NRP

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VALUE ENGINEERING BANGUNAN RUSUNAWA PROTOTYPE 5 LANTAI TYPE 36 DITINJAU DARI METODE PELAKSANAAN DAN BAHAN BANGUNAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) C-41

Kata Kunci : halfslab, plat komposit bondek, metode plat lantai.

PROJECT PLANNING AND CONTROLLING GEDUNG RUSUNAWA UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN MS.PROJECT

PROJECT PLANNING AND CONTROLLING SCHEDULE PROYEK GEDUNG 8 LANTAI SISTEM PRACETAK DENGAN MENGGUNAKAN MS PROJECT

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

EVALUASI PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU DENGAN MENGGUNAKAN METODE EARNED VALUE PADA PROYEK STUDENT BOARDING HOUSE PRESIDENT UNIVERSITY

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

BAB I PENDAHULUAN. kita berada dalam bangunan baik rumah tinggal, kantor, pabrik, hotel, rumah sakit dll.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunannya masih dilaksanakan dengan metode konvensional (cast in situ),

PROPORSI HARGA UPAH, BAHAN DAN ALAT PADA ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BETON BERTULANG PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI

JUDUL SKRIPSI PERBANDINGAN ESTIMASI ANGGARAN BIAYA ANTARA METODE SNI DAN BOW PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG JOANG / LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA

PRODUKTIVITAS PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA PADA DINDING RUMAH TINGGAL. Oleh : Iwan Rustendi

PERBANDINGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH MPANEL DENGAN RUMAH PRACETAK PADA PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA DI SAWOJAJAR MALANG

STUDI PERBANDINGAN PELAT KONVENTIONAL, RIBSLAB DAN FLATSLAB BERDASARKAN BIAYA KONSTRUKSI

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) diberikan sebagai dasar pemikiran lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. struktur ini memiliki keunggulan dibanding dengan struktur dengan sistem

1.1. JUDUL TUGAS AKHIR

ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN DENGAN METODE BOW, SNI, DAN LAPANGAN (Pekerjaan Beton Bertulang Pada Pembangunan Rumah Tinggal Perum Bugel, Jepara)

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. struktur yang paling utama dalam sebuah bangunan. Suatu struktur kolom

VARIASI PENGGUNAAN JENIS MATERIAL BEKISTING PADA PEKERJAAN STRUKTUR PILE CAP DAN PENGARUHNYA TERHADAP BIAYA DAN DURASI PELAKSANAAN PROYEK (194K)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat studi kasus dan analisa, serta perbandingan

Analisa Biaya dan Waktu Bekisting Metode Konvensional dengan Sistem PERI pada Proyek Puncak Kertajaya Apartemen


dengan bekal ilmu pengetahuan tersebut diharapkan mahasiswa apabila terjun didalam masyarakat dapat mengembangkan ilmu yang dimilikinya demi

Kata kunci : metode bekisting table form

APLIKASI SNI PRACETAK

PERBANDINGAN ANTARA METODE PELAKSANAAN PELAT CAST IN SITU DAN PELAT PRECAST DITINJAU DARI SEGI WAKTU DAN BIAYA PADA GEDUNG SMPN 43 SURBAYA

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya tiang pancang, balok, kolom dan pelat. Berkembangnya metode seperti ini

I. PENDAHULUAN. Balok merupakan elemen struktur yang selalu ada pada setiap bangunan, tidak

ANALISA PERBANDINGAN HARGA SATUAN PEKERJAAN BETON BERTULANG BERDASARKAN SNI DAN SOFTWARE MS PROJECT

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dibidang pembangunan gedung bertingkat semakin

Kata kunci : bekisting Table Form System, zoning, siklus, biaya, waktu

BAB 1 PENDAHULUAN. efisien, ekonomis, mudah didapat dan bahan dasar yang melimpah.

PERBANDINGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH M-PANEL DENGAN RUMAH KONVENSIONAL PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH TIPE 60/99 PONDOK PERMATA SUCI GRESIK

B A B I P E N D A H U L U A N

PERENCANAAN MENARA SAINS FMIPA ITS DENGAN METODE PRACETAK

BAB III METODOLOGI. 3.1 Metodologi Pengumpulan Data

Modifikasi Perencanaan Struktur Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Kota Probolinggo Dengan Metode Sistem Rangka Gedung

BAB I PENDAHULUAN. baik itu BUMN, BUMD, dan Swasta, untuk memenuhi kebutuhan pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TUGAS AKHIR RC

BAB VI PERBANDINGAN DESAIN. perhitungan volume struktur utama bangunan..

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. proyek Rumah Susun Sewa Rempoa Jakarta. d. Membuat kesimpulan dan saran dari penelitian.

PERENCANAAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI GEDUNG RUSUNAWA ITB JATINANGOR

KONSTRUKSI PONDASI TAPAK DAN SLOOF PADA STRUKTUR BAWAH RUMAH SEDERHANA SATU LANTAI (171S)

EVALUASI PRODUKTIVITAS KERJA STRUKTUR KOLOM, BALOK, DAN PLAT DI PROYEK TUNJUNGAN PLAZA 6

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

METODE PELAKSANAAN BETON PRACETAK PADA STRUKTUR TUNNEL FEEDER

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Magister Teknik Sipil Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

BAB I PENDAHULUAN. diseluruh dunia sebagai salah satu objek wisata. Perkembangan pariwisata di

PERBANDINGAN PENGGUNAAN DEKING BAJA DAN METODE KONVENSIONAL UNTUK PLAT LANTAI DIPERHITUNGKAN TERHADAP BIAYA, WAKTU DAN METODE PELAKSANAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERBANDINGAN KOMPOSISI PEKERJA PASANGAN DINDING BATA ANTARA SNI 2008 DENGAN KENYATAAN DI LAPANGAN PADA PROYEK PERUMAHAN

Presentasi Tugas Akhir

PERHITUNGAN RAB GEDUNG PERKANTORAN 5 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH SURAKARTA

BAB III METODOLOGI Tinjauan Umum

ANALISA PENGGUNAAN KOLOM TENGAH PADA BANGUNAN GEDUNG DIDAERAH DITINJAU DARI ANALISA BIAYA PELAKSANAAN

BAB VIII TAHAP PELAKSANAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERBANDINGAN JUMLAH TENAGA KERJA, WAKTU, DAN BIAYA PELAT LANTAI DAN BALOK RUKO R8 DENGAN METODE PRECAST

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Dosen Pembimbing Ir. Sukobar, MT. NIP

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK DENGAN SHERWALL PADA GEDUNG BANK BCA CABANG RUNGKUT SURABAYA

BETON PRA-CETAK UNTUK RANGKA BATANG ATAP

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat menuntut adanya sarana dan prasarana yang menunjang. Salah satu

METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG MANAJEMEN TEMPAT PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. ketersediaan material di lapangan perlu dijaga pasokannya.

STUDI PERENCANAN PONDASI PADA PEMBANGUNAN RUANG VIP RSUD GAMBIRAN KEDIRI DENGAN ALTERNATIF PEMAKAIAN PONDASI DALAM DAN PONDASI DANGKAL

STUDI PERBANDINGAN BIAYA BEKESTING SEMI MODERN DENGAN BEKESTING KONVENSIONAL PADA BANGUNAN GEDUNG

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 163

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penulisan

BAB I PENDAHULUAN SKRIPSI

(Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung II Dan Bangunan Penghubung FISIP, Universitas Brawijaya Malang)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini proyek konstruksi semakin banyak dijumpai. Dalam

PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA RINGAN DAN BATA MERAH PADA PROYEK PERUMAHAN DI SURABAYA

Ma ruf Hadi Sutanto NIM : D NIRM :

PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR PILE CAP, KOLOM, BALOK & PLAT LANTAI PADA PROYEK PENGEMBANGAN GEDUNG RSUD BUDHI ASIH. Yusti prabowo

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Fasilitas rumah atau asrama yang dikhususkan untuk tempat tinggal

ANALISIS METODE PELAKSANAAN PLAT PRECAST DENGAN PLAT KONVENSIONAL DITINJAU DARI WAKTU DAN BIAYA (STUDI KASUS : MARKAS KOMANDO DAERAH MILITER MANADO)

INSPEKSI PROSES PELAKSANAAN DAN CACAT PADA DINDING PANEL PRACETAK SUATU PROYEK APARTEMEN

DESAIN ULANG STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG PLAZA HOTEL ROCKY PADANG PROYEK AKHIR. Oleh : HAZMAL HERMAN

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN PUNCAK PERMAI DENGAN MENGGUNAKAN BALOK BETON PRATEKAN PADA LANTAI 15 SEBAGAI RUANG PERTEMUAN

Transkripsi:

Prosiding SNaPP2012 : Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 EFISIENSI HARGA METODE PRACETAK PADA BANGUNAN BERTINGKAT RUSUNAWA PROTOTIPE DI WILAYAH JAKARTA DAN PAPUA 1 Dedy Wijaya, 2 Dwi Dinariana 1 Teknik Sipil, Univeritas Bina Nusantara 2 Teknik Sipil, Universitas Persada Indonesia YAI, Jl. Salemba 7 Jakarta Pusat e-mail : cool_meiwa@yahoo.com Abstrak. Pembangunan gedung bertingkat selalu menghabiskan dana yang tidak sedikit karena mahalnya biaya konstruksi sehingga dibutuhkan cara untuk menghemat biaya konstruksi tanpa menurunkan spesifikasi dari bangunan itu sendiri. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui nilai efisiensi biaya pembangunan menggunakan metode pracetak terhadap metode konvensional. Hal ini dimaksudkan agar dengan dana yang tersedia dapat membangun lebih banyak rusun. Perhitungan satuan biaya pembangunan pracetak mengacu kepada (RSNI, "Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton Pracetak Untuk Konstruksi Bangunan Gedung"). Pada penelitian ini gedung yang ditinjau adalah gedung 3 lantai, 6 lantai, dan 10 lantai pada wilayah Jakarta dan Papua. Yang mana perhitungan besar efisiensinya ditinjau dari komponen struktur baik dengan pondasi maupun tanpa pondasi. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan metode pracetak yang kemudian dibandingkan dengan metode konvensional diperoleh hasil bahwa metode pracetak dapat mengurangi harga konstruksi sehingga metode pracetak menjadi lebih efisien baik untuk wilayah Jakarta maupun Papua. Pada wilayah Jakarta dengan struktur tanpa pondasi diperoleh besar efisiensi pada gedung 3 lantai sebesar 18,7%, pada gedung 6 lantai sebesar 19,8%, dan pada gedung 10 lantai sebesar 16,3%. Sedangkan pada wilayah Papua kabupaten Supiori diperoleh besar efisiensi pada gedung 3 lantai sebesar 11,1%, pada gedung 6 lantai sebesar 7,6%, dan pada gedung 10 lantai sebesar 13,1%. Kata Kunci : Pracetak, Efisiensi, Rusunawa, Jakarta, Papua 1. Pendahuluan Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk yang semakin pesat, maka permintaan akan tempat tinggal seperti apartment, dan pusat kegiatan ekonomi atau perkantoran untuk menunjang berbagai kehidupan masyarakat pun semakin meningkat. Bangunan gedung biasanya dibangun dengan metode konvensional dimana semua bahan konstruksi yang diperlukan dicetak di tempat proyek konstruksi, contohnya seperti beton untuk kolom dan balok yang dicor langsung di tempat proyek. Ada beberapa hal yang menjadi perhatian dalam metode konvensional ini, yaitu waktu pelaksanaan konstruksi yang lama dan kurang bersih, Quality control yang sulit untuk ditingkatkan, serta bahan dasar cetakkan yang semakin mahal dan langka yang menyebabkan harga konstruksi menjadi semakin mahal. Dewasa ini mulai banyak pembangunan gedung bertingkat yang menggunakan metode pracetak, metode pracetak artinya struktur bangunan tidak dicetak ditempat konstruksi/diatas seperti metode konvensional, melainkan dicetak ditempat pabrikasi/plan atau di lokasi site (dibawah) sehingga mutunya dapat terjaga dengan baik, dan dapat diproduksi secara massal. Pada 211

212 Dedy Wijaya, et al. metode pracetak ini setelah dilakukan fabrikasi kemudian komponen pracetak ini akan dibawa ke tempat konstruksi/dilangsir untuk kemudian disusun menjadi satu kesatuan konstruksi bangunan. Keunggulan dari sistem pracetak ini antara lain mutu terjaga dengan baik, waktu pelaksanaan konstruksi yang relatif lebih singkat, ramah lingkungan, dan lebih sedikit sisa bahan bangunan yang harus dibuang keluar dari tempat konstruksi. Dengan menggunakan metode pracetak, maka banyak biaya yang dapat dihemat seperti contohnya biaya formwork/bekisting lebih murah (±12 kali pakai), dan biaya overheat lebih kecil karena waktu pelaksanaan lebih cepat dibandingkan konvensional, sehingga metode pracetak menjadi lebih efisien jika dibandingkan dengan metode konvensional. Namun tingkat efisiensi dari setiap gedung berbeda, hal ini tergantung dari tingkat bangunan. Semakin tinggi tingkat bangunan maka semakin banyak komponen struktur yang digunakan sehingga komponen strukturnya dapat diproduksi secara massal sehingga biayanya menjadi semakin murah dan semakin meningkatkan efisiensi biaya. Di Indonesia metode pracetak ini pun sudah banyak dikenal, komponen komponen struktur yang sering menggunakan sistem pracetak, antara lain tiang pancang, kolom, balok, dan plat lantai. Selain ditentukan oleh metode, efisiensi dari sebuah bangunan juga ditentukan dari harga bahan dan upah. Harga bahan dan upah berbeda setiap wilayah, dapat mempengaruhi nilai besarnya nilai efisiensi bangunan pada wilayah tersebut. Dalam skripsi ini akan dibahas tentang efisiensi konstruksi pracetak, dimana akan dibandingkan antara metode konvensional dan metode pracetak dalam hal efisiensi harga konstruksi pada bangunan bertingkat (3, 6, dan 10 lantai), kemudian akan dibuat perbandingan jika bangunan tersebut dibangun di wilayah Jakarta dan wilayah Papua. Dari hasil perbandingan ini dapat diketahui besar efisiensi setiap wilayah jika menggunakan metode pracetak atau konvensional untuk konstruksi bangunan gedung bertingkat. 2. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Menghitung seberapa besar efisiensi harga bangunan antara metode pracetak dan metode konvensional di wilayah Jakarta dan Papua, pada bangunan gedung bertingkat (3,6,10 lantai). 2) Menentukan pola efisiensi harga bangunan dari metode konstruksi pracetak dan konvensional di wilayah Jakarta dan Papua, pada bangunan gedung bertingkat (3,6,10 lantai). 3) Menganalisa besar efisiensi pada wilayah Jakarta dan Papua pada bangunan gedung bertingkat (3,6,10 lantai). 3. Tinjauan Pustaka 3.1 Metode Pelaksanaan Konstruksi Fungsi dasar manajemen proyek terdiri dari pengelolaan lingkup kerja, waktu, biaya, dan mutu. Mengelola pelaksanaan dari suatu proyek konstruksi sehingga memperoleh hasil yang optimal. Dalam pengelolaan suatu proyek konstruksi, agar mendapat hasil yang optimal maka dibutuhkan metode pelaksanaan konstruksi yang sesuai dengan proyek konstruksi. Dalam pembangunan gedung bertingkat banyak Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM : Sains, Teknologi dan Kesehatan

Efisiensi Harga Metode Pracetak pada Bangunan Bertingkat. 213 metode yang dapat digunakan untuk mencapai hasil yang optimal, dalam penelitian ini akan dibahas tentang metode pracetak dan metode konvensional yang sering digunakan dalam pembangunan. 3.2 Metode Pracetak Definisi dari kata metode pracetak adalah sebuah metode yang mana komponenkomponen dari sebuah gedung seperti kolom, balok, plat lantai, dan lain lain tidak dicetak langsung ditempat atau dicor pada tempat pemasangan komponen tersebut, melainkan dicetak di pabrik. Karena percetakan dari komponen komponen ini dilakukan di pabrik maka dapat mempermudah proses pengecorannya, dan komponen komponen pracetak ini diberi waktu pengerasan sehingga mencapai kuat tekan rencana sebelum dilakukan pemasangan. Jadi komponen komponen pracetak dipasang sebagai komponen yang sudah jadi, sehingga untuk menjadi sebuah bangunan gedung, komponen ini akan dirangkai dengan komponen lainnya. Karena metode ini dilakukan di pabrik, maka mutu dari komponen komponen struktur tersebut dapat terjaga dengan baik, namun metode pracetak ini dapat digunakan jika jumlah bentuk komponen tipical dari sebuah konstruksi mencapai angka minimum tertentu. 3.3 Kelebihan Sistem Pracetak Kelebihan metode pracetak adalah: a. Sistem ini memungkinkan terjadinya quality control yang baik. b. Pelaksanaan lebih singkat. c. Tidak terpengaruh cuaca. d. Ramah lingkungan. e. Lebih ekonomis terhadap biaya. Kekurangan sistem pracetak : a. Analisa yang lebih rumit. b. Membutuhkan investasi yang besar dan teknologi maju. c. Dibutuhkan kemahiran dan ketelitian. d. Diperlukan peralatan produksi (transportasi dan ereksi). 3.4 Metode Konvensional Dalam metode konvensional seluruh komponen bangunannya dicor di lapangan atau di tempat proyek. metode ini merupakan metode yang paling sering dijumpai dalam proyek konstruksi. 4. Hasil Dan Pembahasan 4.1 Wilayah Jakarta Kota Jakarta berlokasi disebelah utara Pulau Jawa, di muara Ciliwung, Teluk Jakarta. Jakarta memiliki luas wilayah sebesar ± 650 km 2 termasuk daratan Kepulauan Seribu, yang secara geografis terletak antara 106 0 22 42 BT sampai 106 0 58 18 BT dan -5 0 19 12 LS sampai -6 0 23 54 LS. ISSN:2089-3582 Vol 3, No.1, Th, 2012

214 Dedy Wijaya, et al. 4.2 Wilayah Supiori Kabupaten Supiori adalah salah satu kabupaten di provinsi Papua yang memiliki luas wilayah 704,24 km 2, yang terbagi dalam 5 kecamatan yaitu Kecamatan Supiori Selatan, Kecamatan Aruri, Kecamatan Supiori Utara, Kecamatan Supiori Barat, dan Kecamatan Supiori Timur. Kabupaten Supiori terletak di pulau Supiori yang dipisahkan dengan pulau Biak oleh selat Sorendiweri. Ibukota kabupaten Supiori terletak di Sorendiweri. Secara geografis kabupaten Supiori terletak pada 134 0 47 BT sampai 136 0 48 BT dan 0 0 55 LS sampai 1 0 31 LS. 4.3 Efisiensi Harga Konstruksi Antara Struktur Dengan Pondasi dan Struktur Tanpa Pondasi Terhadap Jumlah Lantai Wilayah Jakarta Gambar 1. Grafik Besar Persentasi Efisiensi pada Pekerjaan Struktur Dengan Pondasi dan Struktur Tanpa Pondasi Terhadap Jumlah Lantai pada wilayah Jakarta Dari grafik diatas, dapat dilihat bahwa pada wilayah Jakarta dengan mengeluarkan biaya pondasi maka terjadi peningkatan nilai persentasi efisiensi dan juga terjadi perubahan pola efisiensi dari gedung 6 lantai sebagai titik terendah dalam perhitungan struktur dengan pondasi sebesar 12,67% menjadi gedung 6 lantai sebagai titik tertinggi dalam perhitungan struktur tanpa pondasi sebesar 19,8%. Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM : Sains, Teknologi dan Kesehatan

Efisiensi Harga Metode Pracetak pada Bangunan Bertingkat. 215 4.4 Efisiensi Harga Konstruksi Antara Struktur Dengan Pondasi dan Struktur Tanpa Pondasi Terhadap Jumlah Lantai Wilayah Supiori Gambar 2. Grafik Besar Persentasi Efisiensi pada Pekerjaan Struktur Dengan Pondasi dan Struktur Tanpa Pondasi Terhadap Jumlah Komponen Pada Wilayah Supiori Dari grafik diatas, dapat dilihat bahwa pada wilayah Supiori dengan mengeluarkan biaya pondasi maka terjadi peningkatan nilai persentasi efisiensi namun tidak terjadi perubahan pola efisiensi, dimana efisiensi paling tinggi berada pada gedung 10 lantai dan paling rendah berada pada gedung 6 lantai. 5. Kesimpulan 1) Pada wilayah Jakarta, besar persentasi nilai efisiensi metode pracetak terhadap metode konvensional pada gedung 3 lantai sebesar 15,05%, gedung 6 lantai sebesar 12,67%, dan pada gedung 10 lantai sebesar 12,72%. Dari hasil yang diperoleh tampak bahwa besar persentasi nilai efisiensi harga konstruksi paling tinggi berada pada gedung 3 lantai, sedangkan besar persentasi nilai efisiensi harga konstruksi paling rendah berada pada gedung 6 lantai. 2) Pada wilayah Supiori, besar persentasi nilai efisiensi metode pracetak terhadap metode konvensional pada gedung 3 lantai sebesar 8,9%, gedung 6 lantai sebesar 4,7%, dan pada gedung 10 lantai sebesar 10,6%. Dari hasil yang diperoleh tampak bahwa besar persentasi nilai efisiensi harga konstruksi paling tinggi berada pada gedung 10 lantai, sedangkan besar persentasi nilai efisiensi harga konstruksi paling rendah berada pada gedung 6 lantai. 3) Pada wilayah Jakarta, nilai efisiensi terendah berada pada gedung 6 lantai, kemudian mengalami peningkatan yang besar pada gedung yang lebih rendah dari gedung 6 lantai namun mengalami peningkatan yang kecil pada gedung lebih tinggi dari gedung 6 lantai. ISSN:2089-3582 Vol 3, No.1, Th, 2012

216 Dedy Wijaya, et al. 4) Pada wilayah Supiori, nilai efisiensi terendah berada pada gedung 6 lantai, kemudian mengalami peningkatan yang besar pada gedung yang lebih rendah dari gedung 6 lantai dan kembali mengalami peningkatan yang besar pada gedung lebih tinggi dari gedung 6 lantai. 5) Pada wilayah jakarta nilai efisiensi hanya mengalami sedikit peningkatan seiring dengan bertambahnya tingkat dari gedung hingga gedung 10 lantai, sedangkan pada wilayah Supiori nilai efisiensi mengalami peningkatan yang besar seiring dengan bertambahnya tingkat dari gedung hingga gedung 10 lantai. 6) Daftar Pustaka Harga Satuan Pekerjaan Provinsi Papua, Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Papua Harga Satuan Bahan dan Upah Provinsi Papua, Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Papua Jurnal Harga Bahan Bangunan Provinsi DKI Jakarta, Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Juwana, J.S. (2005), Panduan Sistem Bangunan Tinggi, Erlangga, Jakarta. Mukomoko, J.A. (1985), Dasar Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan, Gaya Media Pratama, Jakarta. Pilcher, Roy. Principles Of Construction Management. Edisi Ketiga. RSNI Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton pracetak untuk konstruksi bangunan gedung, Badan Standarisasi Nasional. SNI Analisa Biaya Konstruksi (ABK) Bangunan Gedung Dan Perumahan, contoh analisa harga satuan pekerjaan konvensional, Badan Standarisasi Nasional. Schexnayder, Clifford J. and Richard E. Mayo. (2003), Construction Management Fundamental, Mc Graw Hill Inc, New York. Soeharto, Ir.Iman. (1997). Manajemen Proyek: Dari Konseptual Sampai Operasional. Erlangga, Jakarta. Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM : Sains, Teknologi dan Kesehatan