BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001), 64. 2

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menguasai fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan

BAB II KAJIAN TEORI. adalah penentu terjadinya proses belajar. memahami arti dan hubungan-hubungan serta simbol-simbol, kemudian

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan proses pembangunan suatu negara ditentukan oleh banyak

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN SPATIAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN DIMENSI TIGA

BAB I PENDAHULUAN. dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkan berfungsi untuk memenuhi dalam kehidupan, masyarakat,

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Kecerdasan Numerik terhadap Hasil Belajar Matematika. Siswa Kelas VIII MTsN Jambewangi Selopuro Blitar Tahun Ajaran

PENGARUH KEMAMPUAN LOGIKA ABSTRAK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 14 KOTA JAMBI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

PENGARUH SIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIKA PADA PRESTASI BELAJAR SISWA SMP DI KABUPATEN MAGETAN

BAB II KAJIAN TEORI. suatu maksud atau tujuan tertentu. Maka strategi identik dengan teknik, siasat

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip pengajaran untuk menyukseskan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Oemar Hamalik menjelaskan belajar adalah modifikasi atau

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT DALAM PROSES PEMBELAJARAN TRIGONOMETRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu bagian dari pembangunan nasional adalah pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan tindakan untuk memberikan pengalaman pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang diterapkan supaya hasil belajar siswa semakin meningkat.

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN NUMERIK, VERBAL DAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA FISIKA DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Dosen Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT

Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi ABSTRAK

BAB V PENUTUP. penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penerapan pendekatan discovery learning efektif pada materi pokok

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif. adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar

Alumni Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jambi 2,3)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi. Untuk itu diperlukan upaya pengajaran. dimensi kehidupan terutama dibidang pendidikan.

BAB I PENADAHULUAN. Sekolah Menengah Atas (SMA) diharapkan dapat berkarya dan memiliki produkitivitas

BAB I PENDAHULUAN. sekolah serta sarana dan prasarana sekolah. mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dalam kegiatan belajar memegang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ilmu yang mempelajari benda-benda beserta fenomena dan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

III METODE PENELITIAN

BAB V PENUTUP. berada pada kategori cukup baik. Hal ini dapat diketahui dari kategorisasi

Diyah Ayu Intan Sari Universitas PGRI Yogyakarta

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA DISIPILIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 4 GORONTALO

: NOVITA TYAS SUVIANA NIM K

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA KARTIKA 1-5 PADANG.

BAB VI PENUTUP. semester 1 di MTsN 1 Model Palangka Raya di peroleh nilai rata-rata 3,12

BAB I PENDAHULUAN. 2006), hlm Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara,

BAB II KAJIAN TEORI. yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar) yang dilakukan oleh anak. 2

PENGARUH MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD N PANDANSARI WARUNGASEM BATANG TAHUN AJARAN 2014/2015

`BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan adalah guru karena dalam pelaksanaan pembelajaran selain

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

BAB III METODE PENELITIAN

STUDENTS OF SMPN 2 PATIANROWO

Abstrak. Kata Kunci: Geometri, Media Visual, Model Bangun Ruang, Program Geogebra, Hasil

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran sains yang kurang diminati dan membosankan. Banyak siswa yang

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR JURNAL. Oleh YOCIE CALLISTA PUTRI BAHARUDDIN RISYAK SYAIFUDDIN LATIF

LAPORAN TUGAS AKHIR. Topik Tugas Akhir: Penelitian Pendidikan Matematika

ABSTRAK. Kata Kunci : Metode Ceramah, Metode Team Game Tournament (TGT), dan Prestasi Belajar.

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, bidang

BAB I PENDAHULUAN. anggota masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral dan sosial sebagai pedoman

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

I. PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Menurut Arsyad (2007:1), belajar adalah suatu proses

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

PENCAPAIAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENGALAMAN DAN INKUIRI DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB IV PENUTUP. jumlah skor rata-rata berada pada klasifikasi sedang, yakni antara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi belajar terhadap hasil

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP MINAT BELAJAR MATEMATIKA KELAS X DI SMA MUHAMMADIYAH 1 SEMARANG

HUBUNGAN READINESS BELAJAR DAN PERSEPSI MATA PELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PADA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR SISWA SMP NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan unsur penting dalam usaha mencerdaskan kehidupan

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR SEJARAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA SMA SANTO MIKAEL SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pengalaman disini berupa pengalaman untuk melakukan proses belajar dan

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN KECERDASAN LOGIS MATEMATIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

BAB II KAJIAN TEORI. belajar mengajar yang melibatkan penggunaan kelompok-kelompok kecil yang

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SIDOARJO PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang hubungan antara

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan diajarkan di institusi-institusi pendidikan, baik ditingkat SD,

BAB 1 PENDAHULUAN. namun tergantung dari profesi dan kesenangan masing-masing individu

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan banyak bergantung pada proses belajar yang dialami siswa

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

Geometri Siswa SMP Ditinjau dari Kemampuan Matematika. (Surabaya: PPs UNESA, 2014), 1.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Key Words: Hasil Belajar Matematika, Metode Play Answer

BAB I PENDAHULUAN. tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang. pengetahuan, kebiasaan sikap, dan sebagainya.

Pengaruh Penggunaan Media Tanam Hidroponik Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Terong (Solanum melongena) Fahruddin

BAB I PENDAHULUAN. supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori

ANALISIS PENERAPAN METODE TUGAS TERSTRUKTUR PADA MATA KULIAH PENGANTAR AKUNTANSI II (Studi Kasus Pada Mahasiswa S1 FEKON UNRI)

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM SOLVING (DLPS) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA DI KELAS XI SMA NEGERI 5 LANGSA SKRIPSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP. 1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan Minat Belajar terhadap

DESKRIPSI KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL GEOMETRI TRANSFORMASI

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

SKRIPSI. Oleh : SITI FATIMAH NIM K

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN. Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray untuk meningkatkan Aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu yang mempunyai peran penting dalam

JURNAL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Akuntansi. Oleh NISFILAILI A

SURVEI MOTIVASI SISWA KELAS XI TERHADAP PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA DI SMA NEGERI 1 PARE KABUPATEN KEDIRI TAHUN 2015 ARTIKEL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dari pembelajaran. Pembelajaran sains diharapkan pula memberikan

BAB V PENUTUP. hipotesis menunjukkan bahwa ada peningkatan yang signifikan hasil belajar siswa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku siswa yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan 1. Gagne dan Berlin menyatakan bahwa belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman 2. Proses belajar dilakukan untuk mencapai suatu tujuan yang berupa hasil belajar 3. Hasil belajar merupakan tolak ukur keberhasilan siswa setelah menempuh proses belajar. Hasil belajar juga diartikan sebagai perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai tujuan pembelajaran 4. Selain itu diketahui bahwa hasil belajar merupakan penilaian hasil usaha kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, atau simbol yang dapat mencerminkan hasil yang telah dicapai oleh siswa atau anak dalam periode tertentu 5. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu faktor internal dan faktor eksternal siswa 6. Faktor internal bisa dikatakan dorongan yang berasal dari diri siswa sendiri. Faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar siswa meliputi: kondisi jasmaniah, kondisi panca indera, bakat, minat, kecerdasan, motivasi, kemampuan kognitif, serta emosi. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor eksternal meliputi faktor lingkungan fisik, faktor lingkungan sosial dan faktor instrumen. Clark dalam Novita menyatakan bahwa hasil belajar siswa lebih dipengaruhi oleh faktor internal dari diri siswa sendiri dibandingkan faktor eksternal, dimana 70% hasil belajar siswa dipengaruhi oleh diri siswa sendiri dan 30% dipengaruhi oleh faktor 1 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001), 64. 2 Catharina Tri Anni, Psikologi Belajar (Semarang: UPT MKK UNNES, 2004), 2. 3 Agus Suprijono, Cooperative Learning (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), 46. 4 Asep Jihad, Evaluasi Pemberlajaran (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2009), 14. 5 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), 232. 6 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), 54. 1

2 dari luar siswa 7. Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor internal siswa berpengaruh lebih besar terhadap hasil belajar daripada faktor eksternal. Seperti yang dikemukakan di atas, faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar siswa salah satunya adalah bakat. Bakat dapat diartikan sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang perlu dikembangkan atau dilatih. Bakat adalah kemampuan yang merupakan sesuatu yang melekat (inheren) dalam diri seseorang 8. Bakat peserta didik dibawa dari lahir dan terkait dengan struktur otak peserta didik. Secara implisit Dantes menyatakan pentingnya bakat dalam mengukur keberhasilan seseorang dalam bidang tertentu. Seseorang yang berbakat dalam bidang tertentu relatif mencapai keberhasilan dalam bidang tersebut. Secara genetik struktur otak siswa sudah terbentuk dari sejak lahir, namun proses berkembangnya strukur otak tersebut ditentukan oleh proses interaksi dari diri siswa sendiri 9. Salah satu cabang bakat yang mempengaruhi hasil belajar adalah bakat diferensial. Bakat diferensial merupakan salah satu seri Tes Multipel Bakat yang paling banyak dipakai dalam bidang pendidikan dan kerja. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Helmuth Y. Bunu telah mengkaji hubungan antara Bakat Diferensial dengan prestasi belajar. Penelitian ini menjelaskan bahwa Bakat Diferensial mampu memprediksi prestasi belajar 10. Prestasi belajar sangat erat hubungannya dengan hasil belajar, karena hasil belajar merupakan prestasi belajar peserta didik yang dapat diukur dari nilai siswa setelah mengerjakan yang diberikan oleh guru pada saat evaluasi 7 Novita Tyas Sulviana: Hubungan Kausal antara Motivasi Internal dan Kesiapan Belajar dengan Hasil Belajar Kognitif pada Mata Pelajaran Biologi di SMA Negeri 1 Cawas Tahun Pelajaran 2011/ 2012 (Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 2012). 8 Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran (Jakarata: Bumi Aksara, 2010), 7. 9 I GAN Trisna Jayantika Prof. Dr. I Made Ardana, M.Pd Prof. Dr. Phil. I Gusti Putu Sudiarta, M.Si, Kontribusi Bakat Numerik, Kecerdasan Spasial dan Kecerdasan Logis Matematis terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa SD Negeri di Kabupaten Buleleng, 2 (2013), 3. 10 Helmuth Y. Bunu: Hubungan Bakat Diferensial dengan Prestasi Belajar dalam Kelompok Mata Pelajaran IPA, IPS dan Bahasa Siswa SMU Negeri Se Kota Palangka Raya (Malang: Perpustakaan Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang, 2003), 28.

3 dilaksanakan 11. Jadi hasil belajar merupakan bagian dari prestasi belajar. Setiap siswa memiliki bakat yang berbeda-beda. Adapun Bakat Diferensial yang mungkin dimiliki oleh setiap siswa adalah penalaran verbal, penalaran numerik, relasi ruang, penalaran abstrak, kecepatan dan ketelitian klerikal, penalaran mekanikal, serta penggunaan bahasa: mengeja dan tata bahasa 12. Merujuk pada referensi yang telah dipaparkan sebelumnya peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan antara subtes Bakat Diferensial. Hal ini disebabkan karena Bakat Diferensial mampu memprediksi hasil belajar 13. Pada penelitian ini peneliti tertarik dengan bakat skolastik, relasi ruang dan penalaran abstrak sebagai subtes Bakat Diferensial. Bakat skolastik sangat diperlukan untuk menyelesaikan tugastugas dalam mata pelajaran. Anastasi mengemukakan bahwa indeks bakat skolastik berkorelasi dengan kriteria gabungan dari prestasi akademik 14. Hal ini menunjukkan bahwa jika bakat skolastik tinggi, maka akan menggambarkan hasil belajar siswa yang tinggi pula. Relasi ruang mengungkap bagaimana baiknya seseorang dapat membayangkan atau membentuk gambar-gambar mental dari objekobjek padat dengan hanya melihat rencana-rencana di atas kertas dengan berpikir dalam tiga dimensi. Kemampuan ini akan mempermudah menangani berbagai pekerjaan dalam Matematika umpamanya geometri 15. Bagaimana baiknya seseorang memahami ide-ide yang tidak dinyatakan dalam bentuk kata-kata atau angka-angka merupakan penalaran abstrak. Dengan menggunakan diagram-diagram, penalaran abstrak mengungkap bagaimana seseorang dapat menalar dengan mudah dan jelas bila masalah yang diajukan dengan ukuran, bentuk, posisi, jumlah atau bentuk-bentuk non verbal dan non angka lainnya. Dalam proses belajar dan pembelajaran, penalaran 11 Roida Eva Flora Siagian, Pengaruh Minat dan Kebiasaan Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Matematika, 2 (2013), 123. 12 Sugiyatno, Testing dalam Bimbingan Konseling (Yogyakarta: UNY, 2006), 96. 13 Marthen Pali, Kecerdasan dan Bakat sebagai Prediktor Prestasi Belajar Siswa dan Kinerja Profesi (Malang: Universitas Negeri Malang, 2011), 10. 14 Anne Anastasi, Tes Psikologi edisi ke-7, (Jakarta: PT Indeks, 2007), 318. 15 Dewa Ketut Sukardi, Tes Bakat Karier Anda (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), 60.

4 abstrak sangat diperlukan sebagai potensi dasar untuk menunjang pelaksanaan kegiatan akademik. Ketiga subtes Bakat Diferensial ini masing-masing berpengaruh dengan hasil belajar, sehingga peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul Hubungan antara Bakat Skolastik, Relasi Ruang dan Penalaran Abstrak dengan Hasil Belajar Matematika. B. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Adakah hubungan yang signifikan antara bakat skolastik dengan hasil belajar Matematika siswa kelas VIII semester 1 SMP Negeri 2 Turen tahun ajaran 2014-2015? 2. Adakah hubungan yang signifikan antara relasi ruang dengan hasil belajar Matematika siswa kelas VIII semester 1 SMP Negeri 2 Turen tahun ajaran 2014-2015? 3. Adakah hubungan yang signifikan antara penalaran abstrak degan hasil belajar Matematika siswa kelas VIII semester 1 SMP Negeri 2 Turen tahun ajaran 2014-2015? 4. Adakah hubungan yang signifikan antara bakat skolastik, relasi ruang dan penalaran abstrak dengan hasil belajar Matematika siswa kelas VIII semester 1 SMP Negeri 2 Turen tahun ajaran 2014-2015? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara bakat skolastik dengan hasil belajar Matematika siswa kelas VIII semester 1 SMP Negeri 2 Turen tahun ajaran 2014-2015. 2. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara relasi ruang dengan hasil belajar Matematika siswa kelas VIII semester 1 SMP Negeri 2 Turen tahun ajaran 2014-2015. 3. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara penalaran abstrak dengan hasil belajar Matematika siswa kelas VIII semester 1 SMP Negeri 2 Turen tahun ajaran 2014-2015.

5 4. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara bakat skolastik, relasi ruang dan penalaran abstrak dengan hasil belajar Matematika siswa kelas VIII semester 1 SMP Negeri 2 Turen tahun ajaran 2014-2015. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan oleh peneliti antara lain sebagai berikut: 1. Bagi siswa a. Bagi siswa yang menjadi subyek penelitian dapat memperoleh pengalaman dalam mengerjakan tes bakat skolastik, relasi ruang, dan penalaran abstrak. b. Siswa dapat mengetahui bakat yang dimilikinya sebagai penunjang pembelajaran Matematika selanjutnya. 2. Bagi Guru a. Memacu guru agar lebih memperhatikan bakat siswa khususnya bakat skolastik, relasi ruang dan penalaran abstrak yang dapat menunjang hasil belajar Matematika siswa SMP. b. Mengetahui hubungan bakat skolastik, relasi ruang dan penalaran abstrak dengan hasil belajar Matematika siswa SMP. 3. Bagi Peneliti a. Sebagai sarana informasi dan dasar untuk mengetahui kebenaran yang terjadi tentang hubungan antara bakat skolastik dengan hasil belajar Matematika siswa kelas VIII semester 1 SMP Negeri 2 Turen tahun ajaran 2014-2015. b. Sebagai sarana informasi dan dasar untuk mengetahui kebenaran yang terjadi tentang hubungan antara relasi ruang dengan hasil belajar Matematika siswa kelas VIII semester 1 SMP Negeri 2 Turen tahun ajaran 2014-2015. c. Sebagai sarana informasi dan dasar untuk mengetahui kebenaran yang terjadi tentang hubungan antara penalaran abstrak dengan hasil belajar Matematika siswa kelas VIII semester 1 SMP Negeri 2 Turen tahun ajaran 2014-2015. d. Sebagai sarana informasi dan dasar untuk mengetahui kebenaran yang terjadi tentang hubungan antara bakat skolastik, relasi ruang dan penalaran abstrak dengan hasil

6 belajar Matematika siswa kelas VIII semester 1 SMP Negeri 2 Turen tahun ajaran 2014-2015. e. Dapat mengembangkan wawasan dan pengetahuan dalam menghadapi masalah. 4. Bagi mahasiswa program studi Pendidikan Matematika a. Bagi mahasiswa program studi Pendidikan Matematika yang mempelajari dan mengkaji skripsi ini dapat memberikan gambaran dan pengetahuan mengenai hubungan bakat skolastik, relasi ruang dan penalaran abstrak dengan hasil belajar Matematika siswa SMP. b. Dapat digunakan sebagai sumber referensi untuk penulisan karya ilmiah atau digunakan untuk kajian dalam penelitian. 5. Bagi pihak terkait dan pemegang kebijakan pendidikan Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan diskusi untuk dapat meningkatkan kualitas hasil belajar Matematika siswa SMP. Pemegang kebijakan pendidikan diharapkan dapat mempertimbangkan bakat skolastik, relasi ruang dan penalaran abstrak yang dimiliki oleh siswa. Karena ketiga bakat tersebut berhubungan dengan hasil belajar Matematika. E. Definisi Operasional Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran terhadap penelitian ini, maka peneliti mendefinisikan beberapa istilah berikut ini: 1. Bakat skolastik. Bennet menyatakan bahwa bakat skolastik adalah kemampuan untuk menyelesaikan tugas-tugas skolastik, mata pelajaran-mata pelajaran persiapan akademik 16. Menurut Anastasi, kombinasi skor kemampuan dari penalaran verbal dan penalaran numerikal merupakan prediktor yang baik tentang bakat skolastik, yaitu kemampuan khusus untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam mata pelajaran-mata pelajaran akademik 17. 2. Relasi ruang. Relasi ruang adalah kemampuan untuk memvisualisasi, mengamati atau membayangkan bentuk 16 Helmuth Y. Bunu, Tesis: Hubungan Bakat Diferensial dengan Prestasi Belajar dalam Kelompok Mata Pelajaran IPA, IPS dan Bahasa Siswa SMU Negeri Se Kota Palangka Raya (Malang: Perpustakaan Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang, 2003), 23. 17 Anastasi, Tes Psikologi edisi ke-7 (Jakarta: PT. Indeks, 2007), 318.

7 gambaran-gambaran mental dari obyek-obyek dasar 2 dimensi ke dalam wujud bangun 3 dimensi 18. 3. Penalaran abstrak. Penalaran abstrak adalah kemampuan untuk mengerti ide-ide dan konsep-konsep yang tidak dinyatakan dalam bentuk kata-kata atau angka-angka. Seberapa mudah seseorang memecahkan masalah-masalah meskipun tidak berupa kata-kata atau angka-angka yang dapat memberi petunjuk-petunjuk pemecahannya 19. 4. Hasil belajar. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya, dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti 20. F. Batasan Masalah Penelitian ini dilakukan pada siswa SMP Negeri 2 Turen kelas VIII B dan VIII G. Untuk variabel hasil belajar Matematika materi yang diteskan adalah Gradien Persamaan Garis Lurus. G. Sistematika Pembahasan Agar lebih memudahkan pembahasan pada skripsi ini, penulis mengatur secara sistematis penulisan ini. Untuk menghindari kerancuan pembahasan, maka penulis membuat sistematika pembahasan sebagai berikut: Bab I : Pendahuluan yang merupakan landasan awal penelitian, meliputi: latar belakang masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, batasan masalah, serta sistematika pembahasan. Bab II : Kajian teori yang meliputi: hasil belajar Matematika, bakat, tes bakat, serta hubungan antara bakat skolastik, relasi ruang dan penalaran abstrak dengan hasil belajar Matematika. 18 Helmuth Y. Bunu Tesis: Hubungan Bakat Diferensial dengan Prestasi Belajar dalam Kelompok Mata Pelajaran IPA, IPS dan Bahasa Siswa SMU Negeri Se Kota Palangka Raya (Malang: Perpustakaan Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang, 2003), 28. 19 Ibid, halaman 24. 20 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Bandung: Bumi Aksara, 2003), 30.

8 Bab III : Bab IV : Metode penelitian yang meliputi: jenis penelitian, rancangan penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, hipotesis penelitian, prosedur penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, uji validitas dan uji reliabilitas Instrumen penelitian, uji prasyarat dan analisis korelasi. Hasil dan pembahasan yang meliputi: Hasil penelitian uji coba instrumen, hasil penelitian eksperimen dan pembahasan hasil penelitian Bab V : Penutup yang meliputi: diskusi hasil penelitian, kesimpulan dan saran.