BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara administratif Kupang adalah sebuah kotamadya yang merupakan ibukota dari propinsi Nusa Tenggara Timur, dan secara geografis terletak antara 10º39 58 Lintang Selatan (LS) dan 123º32 23-123º37 01 Bujur Timur (BT), dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Kupang Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kupang Barat Sebelah Timar berbatasan dengan Kecamatan Kupang Tengah Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kupang Barat dan Selat Semau KABUPATEN KUPANG KABUPATEN KUPANG Gambar 1.1. Peta kota Kupang Sumber: Rencana Detail Tata Ruang Kota Wilayah Kota Kupang Periode 2000-2010 1
Menurut sejarahnya, Kota Kupang sudah mulai dikenal pada abad ke 15, tepatnya pada tahun 1436 bersama 11 bandar lainnya yang terletak di pesisir pantai Pulau Timor. Kupang adalah kota pantai yang terletak di Teluk Kupang dan berkembang pesat ke arah selatan/pedalaman yang memiliki topografi berbukit-bukit dengan kemiringan rendah sehingga membentuk fisik kota yang tampak bertingkat-tingkat jika dipandang dari arah timur laut. Pada awalnya, Kupang hanya merupakan bandar atau kota pelabuhan kecil yang terletak di pesisir pantai dengan wilayahnya terbentang dari Benteng, Lai Lai Besi Kopan, Solor, Tode Kisar hingga Oeba. Namun Kini, semakin berkembang dan bertambah luas membentang dari Tenau di titik paling barat hingga Lasiana di titik paling timur, serta Kolhua, Belo dan Haukoto di titik paling selatan. Letak Kota Kupang pada titik paling selatan Indonesia menyebabkan Kupang memiliki posisi penting dan strategis sebagai pintu masuk negara-negara Asia-Pasifik belahan Selatan, khususnya Australia. Luas wilayah Kota Kupang ± 180,27 Km (18.027 Ha) yang terbagi dalam empat wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Kelapa Lima, Kecamatan Oebobo, Kecamatan Maulafa, dan Kecamatan Alak serta secara keseluruhan terbagi dalam empat puluh lima kelurahan. Jumlah penduduk di wilayah Kota Kupang pada tahun 2000 sebanyak 215.245 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk pertahun rata-rata 3,86% yang terdistribusikan pada empat kecamatan yang ada. Kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan Oebobo, yaitu 4.260 jiwa/km², disusul Kecamatan Kelapa Lima 3.083 jiwa/km². Sedangkan kepadatan terendah, yaitu Kecamatan Alak 366 jiwa/km². Tingginya laju pertumbuhan di wilayah Kota Kupang terutama disebabkan oleh migrasi. Selain itu Kupang merupakan kota dengan komposisi penduduk yang heterogen yaitu terdiri atas berbagai etnik dan sub-etnik, seperti Sabu, Rote, Timor, Sumba, Flores dan Alor serta etnik lain dari luar NTT seperti Jawa, Sunda, Batak, Manado, dan Makassar 1. 1 Pemerintah Kota Kupang, Rencana Detail Tata Ruang Kota Wilayah Kota Kupang, Periode 2000-2010. 2
Sejalan dengan makin bertambahnya jumlah penduduk Kota Kupang yang saat ini hampir mencapai 300.000 jiwa dan ditambah dengan kehadiran pengungsi Timor-Timur yang diperkirakan akan menetap di Kota Kupang sebanyak 50.000 jiwa, maka salah satu kebutuhan yang menjadi prioritas utama adalah peningkatan sentra-sentra produksi masyarakat maupun tersedianya tempattempat penjualan hasil produksi (pasar) yang memadai dan sangat representatif. Hal ini juga didukung oleh kebijakan pemerintah yaitu dengan dikeluarkannya Undang-Undang No.22/99 tentang Otonomi Daerah dan Undang- Undang No.25/99 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, yang telah memberikan implikasi positif terhadap upaya percepatan dan usaha Pemerintah Kota Kupang untuk mengoptimalkan adanya pertumbuhan dan peningkatan ekonomi masyarakat serta bertambahnya kemampuan daya beli masyarakat sehingga dengan sendirinya akan menaikkan Pendapatan Asli Daerah Kota Kupang. Untuk itu maka perlu mewujudkan suatu kawasan pasar dengan sarana dan prasarana yang lengkap serta lahan yang cukup dan strategis 2. Dalam peran sertanya untuk membangun percepatan pertumbuhan perekonomian daerah khususnya di sektor perdagangan, saat ini Kota Kupang telah memiliki delapan pasar yang melayani kebutuhan masyarakat, yaitu pasar KASIH, pasar Oebobo, pasar Kuanino, pasar Oeba, pasar Merdeka, pasar BTN/Kolhua, pasar Penfui serta pasar Jl. Udayana. Diantara kedelapan pasar yang ada, pasar KASIH merupakan pasar induk kota Kupang yang oleh pemerintah diharapkan mampu menjadi sebuah pasar yang reprensentatif terhadap skala perkembangan kota. Namun pada kenyataannya, sampai dengan saat ini pasar KASIH masih banyak terdapat permasalahan-permasalahan yang diantaranya, pemisahan area dagangan yang tidak jelas, fasilitas pendukung pasar yang masih sangat minim, ketidak jelasan pemisahan sirkulasi perdagangan dan bongkar muat menyebabkan tidak lancarnya sirkulasi di dalam area pasar KASIH maupun di jalan sekitarnya. 2 Pemerintah Kota Kupang, Rencana Detail Tata Ruang Kota Wilayah Kota Kupang, Periode 2000-2010. 3
Selain itu kebiasaan masyarakat kota Kupang dalam hal ini pengunjung pasar (pembeli) yang menggunakan kendaraannya (sepeda motor) untuk berbelanja pada sirkulasi-sirkulasi pasar yang ada, serta para pedagang yang tidak mau menempati area perdagangan yang telah disediakan oleh pemerintah pada bangunan induk pasar, menambah sederet permasalahan pasar yang harus segera dicari solusinya agar mampu mewujudkan apa yang telah menjadi harapan pemerintah kota Kupang. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka harus ada perubahan yang signifikan seperti merancang suatu kawasan pasar yang sesuai dengan karakteristik masyarakatnya, termasuk menata zona-zona perdagangan agar tidak terjadi kebingungan dari pengunjung, mengatur pola sirkulasi yang baik di dalam area pasar. Serta menambah fasilitas-fasiltas yang mampu menunjang aktivitas perdagangan, sehingga dapat tercipta suatu kondisi pasar yang bersih dan nyaman, dan mampu menghilangkan anggapan masyarakat pada umumnya tentang kondisi pasar tradisional yang kumuh, becek, semrawut, panas, tidak aman dan tidak nyaman. Perubahan-perubahan tersebut di atas akan dirangkum secara keseluruhan dengan cara meredesain pasar KASIH, di Kupang-Nusa Tenggara Timur. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana merencanakan dan merancang suatu fisik pasar yang mampu dapat menangkap kebutuhan dan karakter atau kebiasaan masyarakat setempat (pemakai pasar) dengan penataannya yang dapat membuat seluruh area pasar dapat dijangkau oleh konsumen. Bagaimana merencanakan fasilitas-fasilitas yang mampu menunjang atau mendukung kegiatan pasar, sehingga dapat meningkatkan kualitas lingkungannya sebagai pasar yang representatif dengan lingkup pelayanan kota dan regional. 1.3 Tujuan Pembahasan Merancang ulang suatu fisik baru pasar termasuk penataannya agar mampu memenuhi tuntutan dan karakteristik pemakai pasar, sehingga tercipta 4
keserasian baik dari segi fungsi maupun citra visualnya, dengan melakukan pendekatan desain pada fungsi, kegiatan serta pola perilaku pemakai pasar yang ada. 1.4 Sasaran Pembahasan Melakukan studi tentang peraturan-peraturan dan kebijaksanaan Pemerintah mengenai sistem perpasaran. Melakukan studi banding tentang pasar yang mengacu pada fungsi, kegiatan, penataan dan sebagainya. Melakukan studi literatur tentang perilaku dan kenyamanan dalam ruang perbelanjaan. Melakukan pengamatan langsung di lokasi untuk memperoleh data pasar. 1.5 Lingkup Pembahasan Pembahasan dibatasi pada permasalahan arsitektural, ilmu-ilmu lain akan digunakan seperlunya untuk mendukung pembahasan, antara lain : Lokasi bangunan tetap, tidak dipindahkan ke lokasi lain. Re-desain dibatasi pada perencanaan ulang fisik dan penataan pasar, dengan melakukan pendekatan pada pola perilaku pemakai pasar untuk merancang konsep yang sesuai dan menerapkannya ke dalam kawasan pasar yang ada untuk mewujudkan citra kota. Kegiatan yang dijadikan obyek adalah kegiatan yang ada di lingkungan pasar. Perilaku dibatasi pada kebiasaan-kebiasaan manusia sebagai respon psikologis terhadap lingkungan. Peraturan-peraturan Pemerintah dibatasi pada peraturan tentang sistim perpasaran. 5
1.6 Metode Pembahasan a. Metode Pengumpulan Data - Wawancara Ditujukan pada Pemerintah Kota Kupang dalam hal ini Perusahaan Daerah Pasar Kota Kupang. - Observasi Melakukan pengamatan langsung di lapangan. - Studi literatur Mempelajari buku-buku tentang pasar tradicional. - Studi banding Melakukan survey lokasi ke beberapa pasar yang ada di Yogyakarta. b. Metode Analisi Data Menggunakan metode deskritif analisis yaitu menguraikan dan menganalisa data dengan informasi yang revelan untuk diambil kesimpulan dan usulan dengan pembahasan untuk mendapatkan wujud rancangan bangunan yang sesuai kebutuhan dan tuntutan kegiatan. c. Metode Perancangan Sistem struktur, konsep perancangan dan konsep perencanaan disesuaikan pada jenis-jenis kegiatan yang ada dan permasalahan yang telah dirumuskan. 6
1.7 SISTEMATIKA PENULISAN BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, sasaran, lingkup, metode dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PASAR KASIH Berisi tentang tinjauan umum Pasar KASIH serta evaluasi arsitekturalnya. BAB III TINJAUAN TEORITIS Berisi tentang pengertian pasar, kebutuhan disain pasar serta studi banding pasar. BAB IV ANALISIS MENUJU PROSES PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Berisi tentang analisa-analisa kelebihan dan kelemahan kondisi eksisting pasar beserta usulan yang akan diterapkan pada proses perencanaan dan perancangan pasar. BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Berisi tentang konsep-konsep dasar perencanaan dan perancangan yang akan diterjemahkan ke dalam bentuk rancangan fisik. 7