BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan dalam karya sastra yang lazim bermediumkan bahasa (Ali. Imron, 2009:1). Karya sastra merupakan kreativitas manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan kreativitas seseorang terhadap ide, pikiran, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, banyak sekali bermunculan karya-karya sastra yang nilai keindahannya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dari banyak sekali karya sastra yang muncul, baik berupa puisi,

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan refleksinya. Penyajiannya disusun secara menarik dan terstruktur dalam

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan sebuah karya sastra yang bermanfaat bagi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tidak dengan tiba-tiba mendapat berkah misterius, kemudian dengan elegannya mencipta suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan bentuk karya seni kreatif yang menggunakan objek manusia

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. dengan apa yang ingin diutarakan pengarang. Hal-hal tersebut dapat

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

I. PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti pernah mengalami konflik di dalam hidupnya. Konflik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam menggambarkan kehidupan baik kehidupan dari diri pengarang

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kitab-kitab pengajaran, Teeuw dalam Susanto (2012 : 1).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra mempunyai dua manfaat atau fungsi sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL SEPENGGAL BULAN UNTUKMU KARYA ZHAENAL FANANI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)

BAB I PENDAHULUAN. bahasa.luxemburg dkk. (1989:23) mengatakan, Sastra dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Wellek dan Warren (1993:14) bahasa adalah bahan baku kesusastraan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991:

BAB 1 PENDAHULUAN. kedalam bentuk film bukanlah hal baru lagi di Indonesia. membantu dalam menggagas sebuah cerita yang akan disajikan dalam film.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan pengarang dan psikologi isi hatinya, yang diiringi dengan daya

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan

IDENTIFIKASI KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI UJUNG JALAN SUNYI KARYA MIRA WIJAYA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seniman melalui berbagai bentuk media yang digunakannya. Melalui karya seni inilah

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Seorang pengarang bebas untuk mengeksplorasi pikiran, perasaan, dan imajinasinya untuk dituangkan dalam sebuah karya sastra. Karya sastra lahir karena adanya proses kreativitas dari pengarang yang menuangkan gagasannya melalui berbagai proses, bisa lewat tulisan maupun ungkapan. Imajinatif pengarang bisa digali dari realitas kehidupan yang dihadapi pengarang. Pengarang dalam melahirkan karya sastra biasanya mencerminkan watak atau karakter dari pengarang itu sendiri yang berpedoman dengan konflik batin karena konflik batin sendiri bisa dikatakan sifat-sifat yang dimiliki mengenai cara kerja seseorang. Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena kehidupan itu beraneka ragam baik yang mengandung aspek sosial, budaya, politik, ekonomi, kemanusiaan, keagamaan, moral maupun gender. Adanya daya imajinatifnya, berbagai realitas kehidupan yang dihadapi sastrawan itu diseleksi, direnungkan, dikaji, diolah, kemudian diungkapkan dalam karya sastra yang lazim bermediumkan bahasa (Al-Ma ruf, 2012:1). Konflik batin adalah percecokan, perselisihan, atau pertentanan. Didalam sastra diartikan bahwa konflik batin merupakan keteganan di dalam cerita rekaan atau drama yakni pertentangan antara dua kekuatan. Konflik batin adalah konflik yang disebabkan oleh adanya dua gagasan atau lebih, atau keinginan yan saling bertentangan untuk menguasai diri sehingga mempengaruhi tingkah laku (Alwi dkk, 2005:257). Konflik timbul dalam situasi di mana terhadap dua atau lebih kebutuhan, harapan, keinginan dan tujuan yang tidak bersesuaian salingbersaing dan menyebabkan salah satu organisme merasa ditarik ke arah

2 dua jurusan yan berbeda sekaligus, dan menimbulkan perasaan yang sangat tidak enak (Davidoff, 1991:178). Adapun alasan diangkatnya konflik batin dalam film Serdadu Kumbang sebagai bahan kajian. Karena film ini mempunyai beberapa kelebihan. Pokok permasalahan dalam film ini adalah konflik batin meliputi kehidupan yang penuh perjuangan untuk mencapai kesuksesan dan masalah yang timbul dari orang tua. Di sini diperlihatkan bagaimana tokoh utama menjalani perjalanan hidup dengan penuh konflik dalam setiap hidupnya. Meskipun demikian tokoh utama selalu sabar dan tegar, bertekat kuat untuk mengejar cita-cita. Penulis melakukan penelitian terhadap tokoh utama karena kepribadian tokoh utama dalam berjuang untuk mencapai keberhasilan sangat menarik untuk dikaji. Tokoh utama di film ini mencerminkan anak yang tegar dan suka menolong, sehingga penonton film ini tidak dibatasi umur dan kalangannya. karena tokoh utama menonjolkan kepribadian yang baik yang ada di dalamnya bisa mengasah pikiran penonton untuk maju terus dalam menjalani hidup meskipun cobaan selalu menghampiri dengan sikap ulet dan sabar kesuksesan akan dimiliki. Psikologi sastra secara definitif, mempunyai tujuan untuk memahami aspek-aspek kejiwaan yang terkandung dalam satu karya sastra. Meskipun demikian, bukan berarti bahwa analisis psikologi sama sekali terlepas dengan kebutuhan masyarakat. Sesuai dengan hakikatnya, karya sastra memberikan pemahaman terhadap masyarakat secara tidak langsung melalui tokohtokohnya (Ratna, 2011: 342). Sastra berbeda dengan psikologi sebagaimana yang kita pahami sastra terkait dengan karya-karya sastra seperti novel, drama, cerpen, dan lain sebagainya, sedangkan psikologi merujuk pada perilaku atau mental manusia. Tetapi kedua hal tersebut memiliki kesamaan yaitu sama-sama berawal dari manusia dan kehidupan. Bisa dikatakan psikologi sastra memandang karya

3 sastra sebagai aktivitas kejiwaan. Pengarang dalam berkarya biasanya menangkap gejala kejiwaan dan kemudian baru diolah menjadi tulisan atau teks sastra. Penulis memilih psikologi sastra sebagai pendekatan dalam penelitian ini dikarenakan agar mampu menangkap makna konflik batin yang terkandung dalam film Serdadu Kumbang dan permasalahan ini menyentuh pada permasalahan psikologi. Hal ini terlihat dalam film Serdadu Kumbang yang menceritakan realita kehidupan yang terjadi seperti perilaku tokoh utama dalam konflik batin. Jadi, hubungan konflik batin dengan psikologi sastra yakni perilaku yang muncul dari diri seseorang dan di tanamkan pada kegiatan yang dilakukan atau kebiasaan keseharian. Film-film karya Jeremias Nyangoen menarik, tetapi peneliti memilih mengkaji film yang berjudul Serdadu Kumbang. Film ini layak dikaji karena bisa menanamkan nilai-nilai yang bisa digunakan sebagai bahan ajar sastra di SMA, sehingga peserta didik bisa terinspirasi dari cerita film tersebut. Film Serdadu Kumbang termasuk film keluarga yang memperlihatkan perjuangan seorang anak dalam menjalani hidup bukan film percintaan atau film romantis. Karena banyak karya Jeremias Nyangoen yang mengisahkan percintaan. Lebih tertarik lagi Jeremias Nyangoen mengerjakan film ini karena diangkat dari realita kehidupan desa terpencil di pulau Sumbawa bernama Desa Mantar. Sebagaimana dikisahkan kedekatan tiga anak bersahabat karib yang sangat menarik dan jarang diangkat di perfilman, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti film Serdadu Kumbang karya Jeremias Nyangoen. Kelebihan film ini terletak pada ceritanya yakni tentang konflik batin yang dialami tokoh utama. Film Serdadu Kumbang mengisahkan ada banyak hal yang dapat diambil dari segi kehidupannya atau sisi kemanusiaannya. Film ini mengisahkan perjuangan seorang anak yang rela memberikan kuda kesayangannya untuk melunasi hutang ayahnya. Dilihat dari segi kehidupan

4 tercermin dalam kisah kehidupan tokoh Amek yang hidup dalam serba kekurangan. Amek, bocah yang menderita bibir sumbing hidup dalam kondisi sangat sederhana di sebuah rumah panggung di Desa Mantar, sedangkan dilihat dari sisi kemanusiaan ketika ia menolong seorang pendatang di Desa Mantar bernama Ketut yang sepeda motornya mogok.amek membantu Ketut dengan menarik sepeda motornya yang mogok dengan Smodeng, kuda kesayangan Amek sehingga Ketut bisa sampai di tujuan. Isi film ini bisa dijadikan motivasi hidup bagi semua orang. Tidak sampai di situ saja, film ini juga bisa menjadi kisah inspiratif bagi penonton salah satunya adalah kegigihan dan semangat tiga bocah bersahabat karib dan kakaknya yang dilahirkan dari keluarga kurang mampu di sebuah Desa yang mempunyai cita-cita yang sangat mulia. Film ini juga mendorong penonton untuk ikut mengetahui bahwa setiap perjuangan atau usaha yang semaksimal mungkin pasti ada keberhasilan. Jeremias Nyangoen lahir di Pontianak, 29 Juni1968adalah aktorindonesia, seorang penulis skenario dan produser yang hebat. Hal itu terlihat dari beberapa film yang digarap Jeremias Nyangoen berhasil menarik perhatian masyarakat. Selain film Serdadu Kumbang, film yang telah diproduseri Jeremias adalah film Kanibal Sumanto (2004), Di Timur Matahari (2012), Denias, Senandun Di Atas Awan (2006), dan masih banyak lagi. Melalui karya-karyanya Jeremias mendapatkan banyak penghargaan. Salah satunya Piala Citra di Festival Film Indonesia, kategori skenario asli terbaik pada film Denias, Senandung Di Atas Awan. Peneliti melakukan penelitian terhadap tokoh utama karena dalam film ini menggambarkan tokoh utama yang menonjol atau berdominan dalam cerita dan mempunyai kualitas yang baik. Di film ini tokoh utama dalam mengalami konflik batin selalu berkaitan erat dengan kejiwaan, yakni tekanan batin tokoh utama yang selalu mendapat masalah karena ayahnya, sehingga psikologi tokoh utama sangat terlihat.

5 Film Serdadu Kumbang digunakan sebagai bahan ajar karena film tersebut banyak memberikan cerita yang positif. Sastra merupakan bidang keilmuan di bidang akademi. Pembelajaran sastra di sekolah masih menghadapi berbagai masalah. Hal tersebut dapat dilihat dari minimnya implementasi sastra dalam pembelajaran. Pendidik pada umumnya masih menekankan pada aspek kebahasaan saja. Pemilihan bahan ajar sastra harus mempertimbangkan beberapa aspek. Pemilihan bahan ajar sastra harus mempertimbangkan tiga faktor, yaitu bahasa, psikologi, dan latar belakang kebudayaan para siswa (Rahmanto, 2004:27). Pada umunya pengajaran sastra di sekolah masih menitikberatkan aspek kognitifnya saja, sehingga siswa sekadar tahu judul-judul film dan pengarangnya saja. Nilai-nilai yang terkandung dalam film sebagai bagian esensial dalam karya sastra justru tidak tersentuh dalam pembelajaran sastra. Pengajaran sastra di sekolah juga masih kurang maksimal karena biasanya pendidik hanya menjelaskan film dan unsur intrinsiknya saja tanpa meminta siswa untuk menonton dan memahami film yang dikaji. Peneliti memilih bahan ajar sastra untuk SMA karena peserta didik di SMA sudah memliki bekal dari SMP tentang unsur-unsur intrinsik, sehinga dalam mencari makna konflik batin dalam sebuah film peserta didik SMA sudah mampu mencari maknanya tanpa ada kendala. Melalui pendekatan psikologi sastra, penelitian ini diharapkan mampu menangkap makna yang terkandung dalam konflik batin tokoh utama dalam film Serdadu Kumbang yaitu tokoh Amek. Berdasarkan uraian di atas peneliti mengambil judul Konflik batin tokoh utama dalam film Serdadu Kumbang karya Jeremias Nyangoen tinjauan psikologi sastra dan implementasinya sebagai bahan ajar sastra di SMA. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dijelaskan secara rinci alasan penelitian ini adalah:

6 a. Permasalahan yang diangkat dalam film Serdadu Kumbang tentang konflik batin pada tokoh utama yaitu seorang anak yang kurang mampu dan mempunyai kekurangan yang mempunyai cita-cita. b. Gambaran tokoh utama dijelaskan dalam film ini didahului dengan analisis struktur yang meliputi tema, alur, penokohan, dan latar. c. Analisis terhadap film Serdadu Kumbang dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra diperlukan untuk mengetahui konflik batin yang dialami pada tokoh utama. d. Film Serdadu Kumbang dapat mendiskripsikan implementasi ke dalam pembelajaran sastra di SMA. Khususnya dalam mengapresiasi film karena film ini mengandung konflik batin. B. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah diperlukan agar penelitian ini dapat mengarah serta mengena pada sasaran yang diinginkan. Sebuah penelitan perlu dibatasi ruang lingkupnya agar wilayah kajiannya tidak terlalu luas yang berakibat penelitiannya menjadi tidak fokus. Pembatasan masalah dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Latar sosio-historis pengarang meliputi biografi, hasil karya, latar belakang sosial budaya, dan ciri khas kesusastraan Jeremias Nyangoen. 2. Analisis unsur-unsur struktural meliputi tema, alur, latar, tokoh dan amanat. Sesuai dengan kajian dalam penelitian ini yang ditinjau dari kajian psikologi sastra, maka pembatasan kajian struktural dalam penelitian ini hanya dibatasi pada unsur tema, alur, latar, dan penokohan. 3. Analisis konflik batin dalam film Serdadu Kumbang karya Jeremias Nyangoenmenggunakan tinjauan psikologi sastra hanya dilakukan terhadap tokoh utama. 4. Implementasi konflik batin dalam film Serdadu Kumbang karya Jeremias Nyangoensebagai bahan ajar sastra di SMA.

7 C. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan di atas, penelitian ini mengkaji masalah yang ada dalam film Serdadu Kumbang karya Jeremias Nyangoen yang dirumuskan sebagai berikut. 1. Bagaimanakah latar sosio-historis Jeremias Nyangoen? 2. Bagaimanakah struktur film Serdadu Kumbangkarya Jeremias Nyangoen? 3. Bagaimanakah konflik batin pada tokoh utama dalam film Serdadu Kumbangkarya Jeremias Nyangoen: kajian psikologi sastra? 4. Bagaimanakah implementasi konflik batin menerapkan film Serdadu Kumbang karya Jeremias Nyangoen: tinjauan psikologi sastra sebagai bahan ajar sastra di SMA? D. Tujuan Penelitian Tujuan adalah sesuatu yang ingin dicapai. Tujuan harus lebih diperjelas agar arah penelitian dapat mencapai sasaran yang diharapkan (Jabrohim, 2001:28). Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan latar sosio-historis Jeremias Nyangoen. 2. Mendeskripsikan struktur yang membangun film Serdadu Kumbang karya Jeremias Nyangoen. 3. Mendeskripsikan konflik batin pada tokoh utama dalam film Serdadu Kumbang karya Jeremias Nyangoen. 4. Mendeskripsikan implementasi konflik batin dalam menerapkan film Serdadu Kumbang karya Jeremias Nyangoen: kajian psikologi sastra sebagai bahan ajar sastra di SMA. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk memberi jawaban atas masalah yang pokok dalam penyusunan makalah, serta diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoretis

8 Membantu pembaca untuk memahami dan mengetahui konflik batindalam film Serdadu Kumbang. Penelitian ini juga dapat memberikan manfaat bagi pengembangan keilmuan sastra indonesia terutama dalam kajian film dengan pendekatan psikologi sastra. 2. Manfaat Praktis a. Hasil penelitian ini dapat memperluas pengetahuan pembaca sastra indonesia terhadap konflik batin dalam sebuah film. b. Hasil penelitian ini dapat menambah referensi penelitian karya sastra di Indonesia dan dapat dijadikan sebagai acuan bagi peneliti sastra selanjutnya.