Lampiran 5 Diskripsi Program Utama A. Komponen Air Limbah Domestik 1. Program Penyusunan Outline Plan Air Limbah Kota sabang belum memiliki Qanun atau Peraturan Walikota; mengenai pengelolaan air limbah, baik limbah domestik, limbah industri, limbah B3 dan limbah medis. SedangkanTingkat kesadaran masyarakat membuang limbah cair langsung dari toilet ke saluran serta kondisi septik tank yang ada di Kota Sabang belum memeliki stadard yang baik; Cakupan pelayanan Air limbah sanitasi di tingkat kota Sabang baru mencapai 67 % dari jumlah penduduk yang ada, serta berkembangnya kawasan permukiman sehingga perlu adanya penanganan untuk sanitasi lingkungan dengan prioritas kawasan perkotaan. Belum tersusunnya Outline Plan Air Limbah di Kota Sabang sangat berpengaruh terhadap perencanaan pembangunan Air limbah yang terarah dengan baik, bertahap, dan berkelanjutan di kota Sabang Tersedianya akses pelayanan air limbah rumah tangga kepada masyarakat yang memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) serta meningkatkan cakupan pelayanan sanitasi dan standar lingkungan sehat permukiman dan tersedianya sistem pengelolaan air limbah rumah tangga yang ramah lingkungan Masyarakat menerapkan pengelolaan air limbah rumah tangga dengan sistem off-site dan on-site yang sesuai dengan kebutuhan, standar dan kriteria teknis pada tahun 2019. Rp. 1.000 juta dengan anggaran bersumber APBN 1. Penyusunan Outlineplan Air Limbah Skala Kota 2. Program Peningkatan Infrastruktur Air Limbah Domestik Sistem Setempat dan Sistem Komunal Bedasarkan data sekunder dan Studi Ehra partisipasi masyarakat dan swasta dalam penyediaan sarana dan prasarana masih belum ada yaitu 0 %, dan Masih rendahnya peran masyarakat dalam penanganan dan pengolahan air limbah dengan bukti data yang ada di SKPK dan masyarakat bahwa kepemilikan jamban dan sarana sanitasi lainnya masih terbatas kondisi saat ini ada sekitar 19,31 % masyarakat tidak memiliki Jamban sendiri dirumah. Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana air limbah domestik berbasis gampong dengan mempertimbangkan kearifan local dan Penerapan insentif dan disinsentif kepada pihak swasta yang terlibat dalam penyediaan sarana dan prasarana air limbah domestic. Meningkatnya partisipasi masyarakat dan swasta dalam penyediaan sarana dan prasarana air limbah rumah tangg
Rp. 520 juta dengan anggaran bersumber APBK Kota, APBD Provinsi. 1. Operasional dan Pemeliharaan IPLT Lhok Batee Operasional dan pemeliharaan infrastruktur IPLT Lhok Batee Pengadaan truk pengangkut tinja 3. Program Pengembangan Kelembagaan dan Kebijakan Kinerja Pengelolaan Limbah Domestik Terkait dengan hal Pengembangan Kelembangaan dan kebijakan kinerja pengelolaan limbah domestic di Kota Sabang; maka dalam hal ini Kota sabang belum memiliki Qanun atau Peraturan Walikota; mengenai pengelolaan air limbah, baik limbah domestik, limbah industri, limbah B3 dan limbah medis. SedangkanTingkat kesadaran masyarakat membuang limbah cair langsung dari toilet ke saluran serta kondisi septik tank yang ada di Kota Sabang belum memeliki stadard yang baik. Tersedianya sistem pengelolaan air limbah rumah tangga yang ramah lingkungan Masyarakat menerapkan pengelolaan air limbah rumah tangga dengan sistem off-site dan on-site yang sesuai dengan kebutuhan, standar dan kriteria teknis pada tahun 2019 Rp. 750 juta dengan anggaran bersumber APBK Kota, APBA Provinsi 1. Pembentukan Unit Pengelola IPLT Lhok Batee 2. 3. Persiapan Pembentukan Unit Pengelola IPLT Lhok Batee Penyediaan sarana dan prasarana pendukung pekerjaan unit pengelola IPLT Lhok Batee Pelatihan bagi Unit Pengelola IPLT Berupa Pelatihan Teknis, Keuangan dan Manajerial Penyusunan Kebijakan Pendukung Pengelolaan Limbah Peraturan daerah tentang Pengoperasian IPLT Penyusunan Perda Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL)
4. Program Pengurangan Kebiasaan Buang Air Besar Sembarangan (BABS) Bedasarkan hasil Ehra Jumlah kepemilikan jamban di Kota Sabang adalah 80,9% dengan rincian 74,9% menggunakan kloset jongkok leher angsa, 5% menggunakan kloset duduk siram leher angsa, 1,39% menggunakan kloset cemplung dan plengsengan, sedangkan yang tidak memiliki jamban adalah 18,8%. Kebutuhan perencanaan jamban sehat bagi keluarga MBR/miskin di Kota Sabang sangat dibutuhkan oleh sebab saat ini bangunan jamban yang ada di Kota Sabang belum sesuai standar (jamban tidak sehat) serta masih ada rumah dikota sabang yang belum memiliki jamban keluarg Untuk Pembangunan jamban sehat dilingkungan sekolah masih juga perlukan bagi sekolah-sekolah yang belum memiliki jamban sehat. Untuk mendukung program pengurangan Kebiasaan buang air besar Sembarang (BABS) perlu adanya keterlibatan siswa dalam pengelolaannya yang didampingi dan diawasi oleh guru-guru. Terkait dengan kualitas air danau, air tanah, air sumur saat ini diperlukan suatu upaya dari pemerintah untuk melakukan pemantauan oleh sebab sumber air tersebut merupakan sumber air minum bagi masyarakat di Kota Sabang dan sangat berpengaruh bagi Kesehatan masyarakat akibat tingginya BABS di Kota Sabang. Tersedianya akses pelayanan air limbah rumah tangga kepada masyarakat yang memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM), Berkurangnya kebiasaan Buang Air Besar Sembarangan (BABS) dari 33 % menjadi 0 % pada tahun 2019 di Kota Sabang. Rp. 60.467 juta dengan anggaran bersumber APBK Kota, APBA Provinsi, Masyarakat 1. Pembangunan Jamban Keluarga bagi MBR/Keluarga Miskin Perencanaan teknis pembangunan jamban keluarga bagi MBR/Keluarga Miskin Pekerjaan pembangunan jamban keluarga bagi MBR/Keluarga Miskin 2. Pembangunan MCK ++ Pemicuan (termasuk Pembentukan KSM; Pelatihan Manajerial, Administrasi & Keuangan; Penyusunan aturan lokal; Promosi/Kampanye/Edukasi Higiene b dan Pembebasan sanitasi berkelanjutan) Lahan/Tanah Perencanaan Detail (DED) dan Pembangunan MCK c Komunal Biaya Operasi dan Pemeliharaan MCK Komunal d 3. a b Penyediaan/Pembangunan Toilet di lingkungan Sekolah Perencanaan dan Pembangunan Sistem Air Limbah Komplek SMP Negeri 5 dan SD Negeri 11 Sabang Perencanaan dan Pembangunan IPAL Sederhana SD dan SMP Kota Sabang 4. Pemantauan Kualitas Lingkungan a Pemantauan Kualitas Lingkungan (Air Sungai dan Air Sumur)
B. Komponen Persampahan 1. Program Peningkatan Kebijakan dan Kinerja Pengelolaan Persampahan Timbulan sampah di Kota Sabang semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Meningkatnya jumlah timbulan sampah tersebut tidak diimbangi dengan peningkatan kinerja pengelolaan persampahannya Tingkat resiko persampahan di Kota Sabang masih sangat memprihatinkan. Oleh sebab itu diperlukan suatu upaya peningkatan kinerja sekaligus kebijakannya melalui Program Pengembangan Kebijakan dan Kinerja Pengelolaan Persampahan. Adapun kegiatan dari program tersebut yang perlu diprioritaskan, yaitu Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Pelayanan Persampahan Skala Kota Sabang. Dengan kegiatan tersebut maka pengelolaan persampahan di kota Sabang akan menjadi baik dan terukur sehingga berkurangnya tingkat resiko Persampahan dimasa akan datang. Mengurangi timbulan sampah melalui peningkatan sarana dan prasarana penanganan sampah dalam rangka pengelolaan persampahan yang berkelanjutan dalam mendukung Universal Acces pada tahun 2019 Timbulan sampah berkurang dari 79,31 m3/hari menjadi 10 m3/hari pada tahun 2019 di seluruh gampong di Kota Sabang Rp. 750 juta dengan anggaran bersumber APBD Kota, APBN 1 Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Pelayanan Persampahan Skala Kota Sabang 2. Program Peningkatan Pengelolalaan Sampah dari Sumbernya Peningkatan pelayanan persampahan juga diperlukan suatu upaya untuk melibatkan masyarakat dalam mereduksi sampah dari sumbernya, hal ini bertujuan untuk mereduksi sampah dari sumbernya sehingga dapat mengurangi ataupun menekan peningkatan biaya operasional pengelolaan sampah. Bila sampah dari sumbernya berkurang maka dapat mengurangi kebutuhan pengangkutan, sarana prasarana persampahan serta mengurangi memperpanjang umur TPA. Pengelolaan sampah dari sumbernya dengan partisipasi masyarakat diyakini sangat efektif guna menciptakan kebersihan lingkungan serta mereduksi timbulan sampah dari sumberny Oleh sebab itu diperlukan peningkatan partisipasi masyarakat dalam mengelola sampah dari sumbernya melalui Program peningkatan Pengelolaan Sampah dari Sumberny Mengurangi timbulan sampah melalui peningkatan sarana dan prasarana penanganan sampah dalam rangka pengelolaan persampahan yang berkelanjutan dalam mendukung Universal Acces pada tahun 2019 1. Timbulan sampah berkurang dari 79.31 m3 /hari menjadi 10 m3/hari pada tahun 2019 2. Wilayah cakupan layanan persampahan dari 10 gampong menjadi seluruh gampong pada tahun 2019 3. Masyarakat yang terlibat dalam penanganan sistem pengelolaan persampahan dari 1 gampong menjadi seluruh gampong pada tahun 2019 4. Mendorong pihak swasta yang belum terlibat secara aktif, menjadi terlibat aktif pada tahun 2019 5. Mendorong terwujudnya lembaga pengelola persampahan yang mandiri pada tahun 2019
Rp.2.425 juta dengan anggaran bersumber APBD Kota, APBD Provinsi 1 Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendukung Pengelolaan Sampah dari Sumbernya Pengadaan Mobil Pic Up Sampah 2 c. 3 Pembentukan dan Penguatan Kapasitas KSM Pengelola Sampah Tingkat Gampong Pembentukan Pokmas ditingkat RT/RW tentang pengolahan sampah Pelatihan 3R bagi aparat pengelola persampahan Penyuluhan, Kampanye, Sosialisasi dan Promosi Pengelolaan Sampah Dengan Metode 3R Penyuluhan tentang persampahan masyarakat dan kelompok masyarakat (Kampanye pengelolaan sampah) Sosialisasi dan Lomba Sekolah Bersih ditingkat Kota Sabang 3. Peningkatan Pengelolaan Sampah dari Stasiun Antara Sampai Ke TPA Kesadaran masyarakat terhadap pengolahan dan pemilahan sampah untuk mengurangi timbulan sampah dari sumbernya masih rendah. Oleh karena itu di perlukan Peningkatan pelayanan persampahan di Kota Sabang. Untuk memenuhi standar dan operasional peningkatan pelayanan kinerja persampahan menjadi optimal sehingga mengurangi timbulan sampah diperlu suatu upaya dari pemerintah Kota Sabang dalam program peningkatan Pengelolaan Sampah dari Stasiun Antara Sampai Ke TPA. Mengurangi timbulan sampah melalui peningkatan sarana dan prasarana penanganan sampah dalam rangka pengelolaan persampahan yang berkelanjutan dalam mendukung Universal Acces pada tahun 2019 1. Timbulan sampah berkurang dari 79.31 m3 /hari menjadi 10 m3/hari pada tahun 2019 2. Wilayah cakupan layanan persampahan dari 10 gampong menjadi seluruh gampong pada tahun 2019 3. Masyarakat yang terlibat dalam penanganan sistem pengelolaan persampahan dari 1 gampong menjadi seluruh gampong pada tahun 2019 4. Mendorong pihak swasta yang belum terlibat secara aktif, menjadi terlibat aktif pada tahun 2019 5. Mendorong terwujudnya lembaga pengelola persampahan yang mandiri pada tahun 2019 Rp. 4.000 juta dengan anggaran bersumber APBK Kota, APBA Provinsi
1. Pembangunan TPS Pembebasan lahan TPS 3R Pembangunan TPS 3R Pemeliharaan TPS 3R 2. Pengadaan Alat Angkut dari Stasiun Antara Ke TPA Peningkatan operasional dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan 5. Peningkatan Sarana dan Prasarana Pengelolaan TPA Timbulan sampah di Kota Sabang semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Meningkatnya jumlah timbulan sampah tersebut tidak diimbangi dengan peningkatan kinerja pengelolaan persampahannya Tingkat resiko persampahan di Kota Sabang masih sangat memprihatinkan. Kondisi TPA dan luas lahan belum memenuhi standar untuk operasional dan keterbatasan armada pengangkut sehingga tingkat pelayanan kinerja persampahan masih belum optimal. Mengurangi timbulan sampah melalui peningkatan sarana dan prasarana penanganan sampah dalam rangka pengelolaan persampahan yang berkelanjutan dalam mendukung Universal Acces pada tahun 2019 1. Timbulan sampah berkurang dari 79.31 m3 /hari menjadi 10 m3/hari pada tahun 2019 2. Wilayah cakupan layanan persampahan dari 10 gampong menjadi seluruh gampong pada tahun 2019 3. Masyarakat yang terlibat dalam penanganan sistem pengelolaan persampahan dari 1 gampong menjadi seluruh gampong pada tahun 2019 4. Mendorong pihak swasta yang belum terlibat secara aktif, menjadi terlibat aktif pada tahun 2019 5. Mendorong terwujudnya lembaga pengelola persampahan yang mandiri pada tahun 2019 Rp. 8.000 juta dengan anggaran bersumber APBK Kota, APBA Provinsi, dan APBN 1. Rehabilitasi Fasilitas Perlindungan Lingkungan TPA Pengawasan Teknis dan Rehabilitasi/Peningkatan TPA Lhok Batee 2. Peningkatan Prasarana Operasional TPA Pengadaan Land Compactor Pengadaan Loader 3. Operasional Dan Pemeliharaan TPA
C. Sub Sektor Drainase 1. Review Outline Plan Drainase Skala Kota Dokumen Outline Plan merupakan suatu tahap awal dari perencanaan. Dokumen ini sangat diperlukan supaya perencanaan drainase terarah dengan baik, bertahap, dan berkelanjutan. Selain itu, dokumen ini juga merupakan prasyaratan utama untuk mendapatkan dukungan stimulan pendanaan eksternal. Meningkatkan kualitas lingkungan melalui penyediaan sistem drainase yang sesuai dengan kebutuhan menuju Universal Acces pada tahun 2019 1. Wilayah genangan berkurang dari 20 % menjadi 0 % pada tahun 2019 2. Penyakit yang disebabkan genangan dari 10 kasus menjadi 0 kasus pada tahun 2019 3. Masyarakat (individu dan kelompok) yang terlibat dalam penanganan dan pengelolaan jaringan drainase dari 0% menjadi 65 % pada tahun 2019 4. Sektor swasta yang terlibat dalam penanganan dan pengelolaan jaringan drainase dari 0 % menjadi 20 % pada tahun 2019 5. Wilayah cakupan layanan jaringan drainase dari 83% menjadi 100% pada tahun 2019 Rp. 1,500 juta dengan anggaran bersumber APBK Kota, APBA Provinsi 1 Review Outlineplant Sistem Drainase dan Penyusuna Data Base Sistem Drainase 2. Peningkatan Saluran Drainase Primer Peran serta masyarakat dan gender dalam pengelolaan drainase lingkungan di Kota Sabang secara keseluruhan belum maksimal, pengelolaan drainase yang berasal dari dunia usaha maupun LSM di Kota Sabang juga belum ad Berdasarkan hasil Ehra rumah tangga yang ada di Kota Sabang ditemukan bahwa sekitar 3 2 3 H a memiliki lingkungan sekitar rumah yang terdapat genangan air; dan pada umumnya, drainase lingkungan masih menjadi satu antara pembuangan air hujan dan saluran limbah rumah tangga (grey water). Kondisi drainase sebagai saluran pelimpahan air hujan sering terganggu dengan adanya buangan sampah dan sedimentasi sehingga perlu adanya pemeliharaan drainase secara rutin dan dikaji untuk pengembangan sistem drainase. Meningkatkan kualitas lingkungan melalui penyediaan sistem drainase yang sesuai dengan kebutuhan menuju Universal Acces pada tahun 2019
1. Wilayah genangan berkurang dari 20 % menjadi 0 % pada tahun 2019 2. Penyakit yang disebabkan genangan dari 10 kasus menjadi 0 kasus pada tahun 2019 3. Masyarakat (individu dan kelompok) yang terlibat dalam penanganan dan pengelolaan jaringan drainase dari 0% menjadi 65 % pada tahun 2019 4. Sektor swasta yang terlibat dalam penanganan dan pengelolaan jaringan drainase dari 0 % menjadi 20 % pada tahun 2019 5. Wilayah cakupan layanan jaringan drainase dari 83% menjadi 100% pada tahun 2019 Rp. 37.180 juta dengan anggaran bersumber APBK Kota, APBN 1 SALURAN DRAINASE PRIMER Pembangunan saluran drainase primer Supervisi pembangunanan saluran primer 2. Rehabilitasi Saluran Drainase Primer Rehabilitasi saluran drainase primer Supervisi rehabilitasi saluran primer 3. Pemeliharaan Saluran Drainase Primer Pemeliharaan saluran drainase primer Pengerukan sedimen saluran drainase primer 3. Peningkatan Saluran dan Gorong Gorong Drainase Sekunder Peran serta masyarakat dan gender dalam pengelolaan drainase lingkungan di Kota Sabang secara keseluruhan belum maksimal, pengelolaan drainase yang berasal dari dunia usaha maupun LSM di Kota Sabang juga belum ad Berdasarkan hasil Ehra rumah tangga yang ada di Kota Sabang ditemukan bahwa sekitar 3 2 3 H a memiliki lingkungan sekitar rumah yang terdapat genangan air; dan pada umumnya, drainase lingkungan masih menjadi satu antara pembuangan air hujan dan saluran limbah rumah tangga (grey water). Kondisi drainase sebagai saluran pelimpahan air hujan sering terganggu dengan adanya buangan sampah dan sedimentasi sehingga perlu adanya pemeliharaan drainase secara rutin dan dikaji untuk pengembangan sistem drainase. Meningkatkan kualitas lingkungan melalui penyediaan sistem drainase yang sesuai dengan kebutuhan menuju Universal Acces pada tahun 2019
1. Wilayah genangan berkurang dari 20 % menjadi 0 % pada tahun 2019 2. Penyakit yang disebabkan genangan dari 10 kasus menjadi 0 kasus pada tahun 2019 3. Masyarakat (individu dan kelompok) yang terlibat dalam penanganan dan pengelolaan jaringan drainase dari 0% menjadi 65 % pada tahun 2019 4. Sektor swasta yang terlibat dalam penanganan dan pengelolaan jaringan drainase dari 0 % menjadi 20 % pada tahun 2019 5. Wilayah cakupan layanan jaringan drainase dari 83% menjadi 100% pada tahun 2019 Rp. 54.442 juta dengan anggaran bersumber APBK Kota, APBA Provinsi 1 Pembangunan Saluran Drainase Sekunder Pembebasan lahan Pembangunan saluran drainase Sekunder c. Supervisi pembangunanan saluran Sekunder 2. Rehabilitasi Saluran Drainase Sekunder Pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi saluran drainase sekunder Supervisi pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi saluran sekunder 3. Pemeliharaan Saluran Drainase Sekunder Pemeliharaan saluran drainase sekunder Pengerukan sedimen saluran drainase sekunder 4. Peningkatan Saluran Lingkungan Peran serta masyarakat dan gender dalam pengelolaan drainase lingkungan di Kota Sabang secara keseluruhan belum maksimal, pengelolaan drainase yang berasal dari dunia usaha maupun LSM di Kota Sabang juga belum ad Berdasarkan hasil Ehra rumah tangga yang ada di Kota Sabang ditemukan bahwa sekitar 3 2 3 H a memiliki lingkungan sekitar rumah yang terdapat genangan air; dan pada umumnya, drainase lingkungan masih menjadi satu antara pembuangan air hujan dan saluran limbah rumah tangga (grey water). Kondisi drainase sebagai saluran pelimpahan air hujan sering terganggu dengan adanya buangan sampah dan sedimentasi sehingga perlu adanya pemeliharaan drainase secara rutin dan dikaji untuk pengembangan sistem drainase. Meningkatkan kualitas lingkungan melalui penyediaan sistem drainase yang sesuai dengan kebutuhan menuju Universal Acces pada tahun 2019
1. Wilayah genangan berkurang dari 20 % menjadi 0 % pada tahun 2019 2. Penyakit yang disebabkan genangan dari 10 kasus menjadi 0 kasus pada tahun 2019 3. Masyarakat (individu dan kelompok) yang terlibat dalam penanganan dan pengelolaan jaringan drainase dari 0% menjadi 65 % pada tahun 2019 4. Sektor swasta yang terlibat dalam penanganan dan pengelolaan jaringan drainase dari 0 % menjadi 20 % pada tahun 2019 5. Wilayah cakupan layanan jaringan drainase dari 83% menjadi 100% pada tahun 2019 Rp. 33.390 juta dengan anggaran bersumber APBK Kota, APBA Provinsi, Masyarakat 1 2. 3. Pembangunan Saluran Drainase Lingkungan Pembangunan saluran drainase lingkungan Supervisi pembangunanan saluran drainase lingkungan Rehabilitasi Saluran Drainase lingkungan Pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi saluran drainase lingkungan Supervisi pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi saluran lingkungan Pemeliharaan Saluran Drainase lingkungan Pemeliharaan saluran drainase lingkungan Pengerukan sedimen saluran drainase lingkungan