PERTUMBUHAN DAN RASIO EFISIENSI PROTEIN BROILER DENGAN PEMBERIAN TEPUNG KELENJAR TIROID SAPI DALAM RANSUM PASCA PEMBATASAN PAKAN

dokumen-dokumen yang mirip
Dulatip Natawihardja Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jatinangor, Sumedang ABSTRAK

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

PERFORMA AYAM BROILER YANG DIBERI RANSUM BERBASIS JAGUNG DAN BUNGKIL KEDELAI DENGAN SUPLEMENTASI DL-METIONIN SKRIPSI HANI AH

PEMBERIAN PAKAN TERBATAS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERFORMA AYAM PETELUR TIPE MEDIUM PADA FASE PRODUKSI KEDUA

Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

EFEK PENGGUNAAN TEPUNG DAUN KELOR (Moringa oleifera) DALAM PAKAN TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM PEDAGING

NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER PERIODE FINISHER YANG DISUPLEMENTASI DENGAN DL-METIONIN SKRIPSI JULIAN ADITYA PRATAMA

EFEKTIVITAS PEMBERIAN TEPUNG KENCUR

PENGARUH PEMBERIAN FEED ADDITIVE RI.1 DAN JENIS PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PENAMPILAN AYAM BROILER SKRIPSI ATA RIFQI

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda

B. W. Utomo, L. D. Mahfudz, E. Suprijatna* Program S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N.

Pengaruh Pembatasan Pakan terhadap Performa dan Lemak Abdominal pada Ayam Broiler Jantan

BAB III MATERI DAN METODE. November 2015 di Kandang Ayam Fakultas Peternakan dan Pertanian,

PEMANFAATAN STARBIO TERHADAP KINERJA PRODUKSI PADA AYAM PEDAGING FASE STARTER

PengaruhImbanganEnergidan Protein RansumterhadapKecernaanBahanKeringdan Protein KasarpadaAyam Broiler. Oleh

Animal Agriculture Journal 3(3): , Oktober 2014 On Line at :

Respon Broiler terhadap Pemberian Ransum yang Mengandung Lumpur Sawit Fermentasi pada Berbagai Lama Penyimpanan

Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Pengembangan Ayam Lokal

Pengaruh Pemberian Pakan Terbatas terhadap Produktivitas Itik Silang Mojosari X Alabio (MA): Masa Pertumbuhan sampai Bertelur Pertama

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pemanfaatan tepung olahan biji alpukat sebagai

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian

RINGKASAN. Pembimbing Utama : Dr. Ir. Ibnu Katsir Ammllah, MS. Pembimbing Anggota : Dr. Ir. Surniati, MSc.

Pengaruh Pemberian Tepung Buah Mengkudu Rizki

Animal Agriculture Journal 3(2): , Juli 2014 On Line at :

Pengaruh Penambahan Lisin dalam Ransum terhadap Berat Hidup, Karkas dan Potongan Karkas Ayam Kampung

PENGARUH TINGKAT PROTEIN DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMAN ENTOK LOKAL (Muscovy Duck) PADA PERIODE PERTUMBUHAN. W. Tanwiriah, D.Garnida dan I.Y.

BAB III MATERI DAN METODE. Pertanian, Universitas Diponegoro pada tanggal 22 Oktober 31 Desember 2013.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penggunaan Gathot (Ketela

T. Widjastuti dan R. Kartasudjana Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Bandung ABSTRAK. ); 85% ad libitum (R 4

PENGARUH KUALITAS PAKAN TERHADAP KEEMPUKAN DAGING PADA KAMBING KACANG JANTAN. (The Effect of Diet Quality on Meat Tenderness in Kacang Goats)

Pengaruh Pemberian Zeolit dalam Ransum Terhadap Performans Mencit (Mus musculus) Lepas Sapih

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 5 minggu pada tanggal 25 Oktober 2016

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2004

(The Effect of Using Ginger Powder Emprit in The Diet on Passage Rate and Feed Digestibility Native Chicken Old 12 Weeks)

Penampilan Ayam Broiler yang Diberi Protein Sel Tunggal (PST) Sebagai Sumber Protein Pengganti Tepung Ikan dalam Pakan

PERFORMAN AYAM BROILER JANTAN YANG DISUPLEMENTASI EKSTRAK KULIT MANGGIS DALAM RANSUM

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos

PEMBERIAN TEPUNG KENCUR (Kaemferia galanga linn.) DALAM RANSUM AYAM BROILER RENDAH ENERGI DAN PROTEIN TERHADAP ENERGI METABOLIS DAN RETENSI PROTEIN

SUBSITUSI DEDAK DENGAN POD KAKAO YANG DIFERMENTASI DENGAN Aspergillus niger TERHADAP PERFORMANS BROILER UMUR 6 MINGGU

BAB III MATERI DAN METODE. periode starter terhadap performans pada Ayam Kedu Hitam umur 0-10 Minggu.

BAB III MATERI DAN METODE. ransum terhadap profil kolesterol darah ayam broiler dilaksanakan pada bulan

Yunilas* *) Staf Pengajar Prog. Studi Peternakan, FP USU.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2013 di

PEMAKAIAN ONGGOK FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA AYAM BURAS PERIODE PERTUMBUHAN

Ade Trisna*), Nuraini**)

PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN CAMPURAN BUNGKIL INTI SAWIT DAN ONGGOK TERFERMENTASI OLEH

Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p Online at :

PENGARUH PENGGUNAAN LEMAK SAPI DALAM RANSUM SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN ENERGI JAGUNG TERHADAP BERAT BADAN AKHIR DAN PROSENTASE KARKAS ITIK BALI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam lokal persilangan merupakan ayam lokal yang telah mengalami

Pengaruh Pemberian Tepung Daun Teh Tua dalam Ransum terhadap Performan dan Persentase Lemak Abdominal Ayam Broiler

BAB III MATERI DAN METODE. 10 minggu dilaksanakan pada bulan November 2016 Januari 2017 di kandang

PENGARUH BERBAGAI FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN PADA PEMBATASAN PAKAN TERHADAP PERFORMANS AYAM BROILER

Animal Agriculture Journal 3(3): , Oktober 2014 On Line at :

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG UBI JALAR UNGU SEBAGAI BAHAN PAKAN ALTERNATIF TERHADAP BOBOT RELATIF SALURAN PENCERNAAN DAN ORGAN HATI AYAM BROILER SKRIPSI

M. Datta H. Wiradisastra Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jatinangor, Bandung ABSTRAK

KINERJA AYAM KAMPUNG DENGAN SISTEM PEMBERIAN PAKAN SECARA MEMILIH DENGAN BEBAS

PERFORMAN PRODUKSI AYAM PEDAGING YANGDITAMBAH DENGAN TEPUNG BUAH KURMA (Phoenix dactylifera) DALAM RANSUM KOMERSIAL

Efektifitas Berbagai Probiotik Kemasan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tepung Ampas Tahu Dalam Ransum, Performa Ayam Sentul... Dede Yusuf Kadasyah

BAB III MATERI DAN METODE

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON THE PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN STARTER PERIOD

PENGARUH PENAMBAHAN DL-METIONIN TERHADAP NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER STARTER BERBASIS JAGUNG DAN BUNGKIL KEDELAI SKRIPSI ZINURIA WAFA

PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) SEBAGAI FEED ADDITIVE DALAM PAKAN.

Performan Ayam Pedaging yang Diberi Probiotik dan Prebiotik dalam Ransum (Performances of Broilers That Given Probiotics and Prebiotics in the Ration)

Ali, S., D. Sunarti dan L.D. Mahfudz* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang

AGROVETERINER Vol.5, No.2 Juni 2017

Pengaruh Pengaturan Waktu Pemberian Air Minum yang Berbeda Temperatur terhadap Performan Ayam Petelur Periode Grower.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien

PENGARUH PENAMBAHAN ASAM SITRAT DALAM RANSUM SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP KECERNAAN PROTEIN DAN BOBOT BADAN AKHIR PADA ITIK JANTAN LOKAL

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG KETELA RAMBAT (Ipomea Batatas L) SEBAGAI SUMBER ENERGI TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM PEDAGING FASE FINISHER

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG UBI JALAR UNGU

PROGRAM STUDI S1 PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNIVERSITAS DIPONEGORO S E M A R A N G

R. T. Hertamawati Jurusan Peternakan Politeknik Negeri Jember, Jember ABSTRAK. Kata kunci : pembatasan pakan, produksi telur, fase grower, puyuh

Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Palembang 2. Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, Bengkulu ABSTRAK

Efisiensi penggunaan protein pada puyuh periode produksi yang diberi ransum mengandung tepung daun Kayambang (Salvinia molesta)

USAHA PEMBESARAN ITIK JANTAN DI TINGKAT PETANI DENGAN PENINGKATAN EFISIENSI PAKAN

Performans Produksi Telur Itik Talang Benih pada Fase Produksi Kedua Melalui Force Moulting

PENGARUH PENGGUNAAN POLLARD DAN ASAM AMINO SINTETIS DALAM PAKAN AYAM PETELUR TERHADAP KONSUMSI PAKAN, KONVERSI PAKAN, DAN PRODUKSI TELUR

Performans Pertumbuhan Itik Talang Benih Jantan dan Betina yang Dipelihara secara Intensif

RINGKASAN. : Ir. Anita S. Tjakradidjaja, MRur.Sc. : Prof. Dr. Ir. Pollung H. Siagian, MS.

Penampilan Produksi Anak Ayam Buras yang Dipelihara pada Kandang Lantai Bambu dan Litter

MATERI DAN METODE. Materi

S. Mulyati, M. Zairin Jr., dan M. M. Raswin

Animal Agriculture Journal 4(2): , Juli 2015 On Line at :

PENGARUH PERENDAMAN NaOH DAN PEREBUSAN BIJI SORGHUM TERHADAP KINERJA BROILER

LEMAK DAN KOLESTEROL DAGING PADA AYAM BROILER YANG DIBERI PAKAN STEP DOWN PROTEIN DENGAN PENAMBAHAN AIR PERASAN JERUK NIPIS SEBAGAI ACIDIFIER

PENGARUH TINGKAT PROTEIN RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, PERSENTASE KARKAS DAN LEMAK ABDOMINAL PUYUH JANTAN

PENGARUH PENAMBAHAN CAMPURAN HERBAL DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN PROTEIN KASAR DAN RETENSI NITROGEN PADA AYAM BROILER SKRIPSI ANDIKA LISTIYANTI

Kususiyah, Urip Santoso, dan Debi Irawan. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu

TINJAUAN PUSTAKA. (Setianto, 2009). Cahaya sangat di perlukan untuk ayam broiler terutama pada

ENERGI METABOLIS DAN DAYA CERNA BAHAN KERING RANSUM YANG MENGANDUNG BERBAGAI PENGOLAHAN DAN LEVEL CACING TANAH (LUMBRICUS RUBELLUS)

Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p Online at :

Pengaruh Tingkat Penambahan Tepung Daun Singkong dalam Ransum Komersial terhadap Performa Broiler Strain CP 707

PENGARUH UMUR DAN LAMA PEMUASAAN TERHADAP PERFORMANS DAN KARAKTERISTIK KARKAS AYAM PEDAGING

Transkripsi:

PERTUMBUHAN DAN RASIO EFISIENSI PROTEIN BROILER DENGAN PEMBERIAN TEPUNG KELENJAR TIROID SAPI DALAM RANSUM PASCA PEMBATASAN PAKAN (Growth and Protein Efficiency Ratio of Broilers Fed Cattle s Thyroid Gland Meal Containing Diet After Restriction Programs) M.H. NASOETION, V. D. Y. ISMADI, dan U. ATMOMARSONO Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRACT Cattle s thyroid-gland meal is a source of natural thyroxin hormone. The research was conducted to evaluate the responses of broiler to cattle s thyroid-gland meal containing diet fed post-restriction programs. The experiment used 189 days old chick broilers female. The starter and finisher diet were calculated 23% crude protein; 3,000 kcal/kg metabolizable energy and 20% crude protein; 3,000 kcal/kg metabolizable energy, respectively. The starter was fed from 1 to 28 days old age (DOA) and the finisher diet from 29 to 49 DOA. Split plot design with three blocks was used to arrange this experiment. The main-plot was feed restriction programs i.e. R0 = ad libitum-fed, R1 = 85% feed restriction and R2 = 70% feed restriction. Feed restriction programs were carried out from 8 to 14 DOA. The sub-plot was cattle s thyroid-gland meal levels in the diets i.e.t0 = 0%, T2 = 0.075%, and T3 = 0.150% and fed from 15 to 28 DOA. The results showed that at first week (15-21 DOA) cattle s thyroid-gland meal increased (P<0.05) body weight gain (BW gain) and protein efficiency ratio (PER) of broilers fed ad libitum or after restricted. A second week cattle s thyroid-gland meal did not influence broiler s BW gain and PER. The cattle s thyroid-gland meal containing diet was not effective at second week (22-28 DOA), may be due to TSH fed-back mechanism. Key words: Cattle s thyroid-gland meal, feed restriction programs, broiler s performance and protein utility ABSTRAK Tepung kelenjar tiroid kering sapi (KTKS) merupakan bahan sumber hormon tiroksin. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji respon broiler terhadap pembatasan pakan dini dan pemberian kelenjar tiroid kering sapi (KTKS) dalam ransum pasca pembatasan pakan. Materi yang digunakan DOC broiler betina sebanyak 189 ekor. Ransum yang digunakan umur 1-28 hari adalah ransum starter (protein kasar 23% dan energi metabolis 3000 kkal/kg), sedangkan pada umur 29-49 hari diberikan ransum finisher (protein kasar 20% dan energi metabolis 3000 kkal/kg). Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) dengan pola split plot. Petak utama adalah pembatasan pakan, yaitu: R0, R1, R2 masing-masing ad libitum, pembatasan pakan 85% pada umur 8-14 hari, dan pembatasan pakan 70% pada umur 8-14 hari. Anak petak adalah pemberian KTK, yaitu: T0, T1, dan T2 masing-masing 0%, 0.075%, dan 0.150% ransum diberikan pada umur 15-28 hari. Hasil penelitian menunjukkan seminggu pertama pemberian KTK sapi dalam ransum broiler pasca pembatasan pakan maupun pakan ad libitum akan meningkatkan (P<0,05) pertambahan bobot badan () dan rasio efisiensi protein (). Seminggu pemberian 0.075-0.150% KTKS dalam ransum broiler meningkatkan pertumbuhan dan penggunaan protein dengan pemberian pakan ad libitum maupun pasca pembatasan pakan 85% dan 70%. Pemberian KTK sapi dalam ransum pada minggu kedua tidak mempengaruhi dan. Pemberian tepung KTK sapi dalam ransum broiler tidak efektif pada minggu kedua, akibat mekanisme umpan balik TSH. Kata kunci: Tepung kelenjar tiroid kering sapi, pembatasan pakan, penampilan dan penggunaan protein broiler 595

PENDAHULUAN Pembatasan pakan secara dini pada broiler mulai umur 7 hari selama 7 hari akan meningkatkan efisiensi pakan tanpa menurunkan bobot badan akhir (umur 56 hari) dibandingkan dengan pakan ad libitum (PLAVNIK dan HURWITZ, 1988). Kelenjar tiroid kering (KTK) sapi merupakan salah satu hormon tiroksin eksogen yang dapat diberikan dalam ransum broiler untuk meningkatkan hormon tiroid dan metabolisme tubuh. Peranan hormon tiroid dalam tubuh adalah meningkatkan sintesis protein, konsumsi oksigen, laju absorbsi glukosa dan galaktosa, deferensiasi dan pendewasaan jaringan, serta menurunkan kadar kolesterol serum darah (DJOJOSUBAGIO, 1990). MAY (1980) menjelaskan bahwa pemberian T4 dalam pakan broiler akan meningkatkan kadar T4 plasma, sedangkan T3 plasma meningkat satu hari setelah pemberian T4. MATERI DAN METODE Penelitian ini menggunakan Day Old Chick (DOC) broiler betina strain Logmann sebanyak 189 ekor. Ransum yang digunakan pada umur 1-28 hari adalah ransum starter (protein kasar 23% dan energi metabolis 3000 kkal/kg) dan umur 29 49 hari dengan ransum finisher (protein kasar 20% dan energi metabolis 3000 kkal/kg) sesuai dengan NRC (1994). Bahan pakan sebagai penyusun ransum broiler adalah dedak halus, jagung, tepung ikan, bungkil kedele, meat bone meal (MBM) dan premix. Hormon tiroid eksogen yang digunakan adalah kelenjar tiroid kering sapi. Pembuatan tepung kelenjar tiroid sapi (KTKS) dilakukan dengan mengiris tipis-tipis kelenjar tiroid yang diambil dari RPH Semarang. Irisan KTKS tersebut diangin-anginkan hingga kering, digiling halus dan diayak. Kandang penelitian menggunakan alas litter. Rancangan percobaan yang digunakan adalah petak terbagi (split plot) dengan rancangan dasar rancangan acak kelompok. Petak utama pada rancangan ini adalah pembatasan pakan yaitu: R0, R1, R2 masing-masing ad libitum, 85%, dan 70% dari jumlah standart ransum pada brosur broiler strain Logmann. Pembatasan pakan dilakukan pada umur broiler 8-14 hari. Anak petak pada rancangan ini adalah pemberian KTKS yaitu: T0, T1, T2, masing-masing 0%, 0,075%, dan 0,150% ransum. Pemberian KTKS saat broiler umur 15 28 hari. Peubah tidak bebas yang diamati adalah pertambahan bobot badan (), efisiensi pakan (%) dan rasio efisiensi protein (). Analisis data yang dilakukan adalah analisis varians dan uji beda nilai tengah Duncan dengan menggunakan program komputer costat. HASIL DAN PEMBAHASAN Pertambahan bobot badan nyata (P<0,05) meningkat saat seminggu pertama (umur broiler 15-21 hari) pemberian 0,075% dan 0,150% KTKS dalam ransum (Tabel 1). Pengaruh pemberian KTKS dalam ransum ternyata signifikan (P<0,05) hanya pada seminggu pertama saja (umur broiler 15-21 hari) terhadap pertumbuhan broiler, sedangkan pemberian KTKS pada minggu kedua (umur broiler 22-28 hari) tidak efektif lagi. 596

Tabel 1. Pertambahan bobot badan (pbb) broiler dengan pemberian ktks dalam ransum pasca pembatasan pakan dan pakan ad libitum Perlakuan 15-21 Hari 22-28 Hari 15-28 Hari 29-49 Hari R0T0 255.69 a 252.72 a 508.41 a 1010.0 a R0T1 269.34 b 256.93 a 522.27 a 1007.7 a R0T2 271.76 b 258.95 a 530.71 a 1007.7 a 264.26 256.20 520.46 1008.4 R1T0 260.24 p 242.91 p 503.14 p 1053.3 p R1T1 290.29 q 264.99 p 555.28 q 1029.3 p R1T2 282.11 q 267.22 p 549.33 q 1030.7 p 277.55 258.37 535.95 1037.8 R2T0 R2T1 R2T2 244.72 x 280.79 z 265.89 y 263.80 251.16 x 265.52 x 240.56 x 252.41 495.88 x 546.31 y 506.44 xy 516.21 1072.0 x 1029.3 x 1035.0 x 1045.4 Keterangan: Superskrip berbeda pada kolom dan petak utama yang sama menunjukkan berbeda nyata (P<0.05) R0: ad libitum; R1: Pembatasan pakan 85%; R2: Pembatasan pakan 70%; T0: 0% KTKS; T1: 0,075% KTKS; T3: 0,150% KTKS Pemberian KTKS 0,075% dan 0,150% (umur broiler 15-28 hari) hanya pasca pembatasan pakan 85% saja yang siginifikan (P<0,05) meningkatkan pertumbuhan broiler. Pertambahan bobot badan broiler dengan pembatasan pakan 70% dapat ditingkatkan dengan pemberian KTKS dalam ransum sebanyak 0,075%. Pertambahan bobot badan broiler pada umur 29-49 hari tidak dipengaruhi oleh pemberian KTKS dalam ransum pada perlakuan pakan ad libitum maupun pakan terbatas. Penurunan energi pakan akibat pembatasan pakan akan menekan aktivitas sistem syaraf sympahtetic dan konsentrasi T3 serum darah, sehingga laju metabolisme akan menurun (ZUBAIR dan LEESON, 1994). Rendahnya konsentrasi hormon T3 serum darah pasca pembatasan pakan ditanggulangi dengan pemberian hormon T4 berupa KTK sapi dalam ransum. Hormon T4 tersebut akan diiodinasi menjadi T3 di perifer (GANONG, 1980). Peningkatan hormon tiroid tersebut yang mengakibatkan pertumbuhan kompensasi menjadi lebih tinggi dengan pemberian KTKS dalam ransum broiler pasca pembatasan pakan. Pemberian KTKS dalam ransum broiler yang tinggi (0,150%) pasca pembatasan pakan 70% mengakibatkan proses katabolisme. Proses katabolisme terjadi karena metabolisme tubuh yang sangat tinggi, sedangkan broiler belum pulih dari cekaman. LECLERCQ dan WHITEHEAD (1988) menjelaskan bahwa peningkatan aktivitas dan fungsi kelenjar tiroid pada broiler terjadi mulai umur 21 hari, sehingga pemberian hormon eksogen (KTKS dalam ransum) akan menghambat perkembangan kelenjar dan hormon tiroid endogen. Pemberian KTK sapi dalam ransum saat perkembangan kelenjar tiroid dan hormon tiroid endogen mengakibatkan proses umpan balik dengan mekanisme penghambatan Thyroid-Stimulating Hormone (TSH). 597

Seminggu pemberian 0,075-0,150% KTK sapi dalam ransum pasca pembatasan pakan 85 dan 70% maupun pakan ad libitum (umur broiler 15-21 hari) mampu meningkatkan (P<0,05) rasio efisiensi protein (). Pengaruh KTKS dalam ransum terhadap tidak signifikan (P>0,05) pada pakan ad libitum dan pasca pembatasan pakan. Pemberian 0,075% KTKS dalam ransum selama 2 minggu (umur broiler 15-28 hari) akan meningkatkan pasca pembatasan pakan 85%, namun dengan 0,150% KTKS tidak signifikan (P>0,05) meningkatkan. Peningkatan pada perlakuan pakan ad libitum dan pembatasan pakan 70% tidak signifikan (P>0,05) dengan pemberian KTKS dalam ransum. Pemberian hormon tiroid eksogen seminggu pertama mampu meningkatkan, namun mekanisme umpan balik dari hormon tiroid endogen pada minggu kedua mengakibatkan tidak terjadinya peningkatan. Rasio efisiensi protein pada broiler berumur 29-49 hari juga tidak dipengaruhi oleh pemberian KTKS dalam ransum. Tabel 2. Rasio efisiensi protein (rep) dengan pemberian KTKS dalam ransum pasca pembatasan pakan dan pakan ad libitum Perlakuan 15-21 hari 22-28 hari 15-28 hari 29-49 hari R0T0 2.658 a 2.411 a 2.528 a 2.184 a R0T1 2.936 b 2.444 a 2.629 a 2.424 a R0T2 2.803 b 2.503 a 2.645 a 2.308 a 2.765 2.453 2.601 2.305 R1T0 2.702 p 2.296 p 2.488 p 2.469 p R1T1 2.888 q 2.508 p 2.692 q 2.284 p R1T2 2.825 q 2.408 p 2.605 pq 2.213 p 2.805 2.404 2.565 2.322 R2T0 R2T1 R2T2 2.754 x 2.941 y 2.948 y 2.881 2.464 x 2.412 x 2.417 x 2.431 2.599 x 2.657 x 2.670 x 2.642 2.385 x 2.199 x 2.323 x 2.302 Keterangan: Superskrip berbeda pada kolom dan petak utama yang sama menunjukkan berbeda nyata (P<0.05) R0: ad libitum; R1: Pembatasan pakan 85%; R2: Pembatasan pakan 70%; T0: 0% KTKS; T1: 0,075% KTKS; T3: 0,150% KTKS 598

a Rasio Efisiensi Protein 3 2.9 2.8 2.7 2.6 2.5 2.4 2.3 2.2 2.1 2 R0T0 R0T1 R0T2 1--2 2--3 3--4 4--5 5--6 6--7 Umur Ayam (Minggu) b Rasio Efisiensi Protein 3 2.9 2.8 2.7 2.6 2.5 2.4 2.3 2.2 2.1 2 R1T0 R1T1 R1T2 1--2 2--3 3--4 4--5 5--6 6--7 Umur Ayam (Minggu) 3 c Rasio Efisiensi Protein 2.8 2.6 2.4 2.2 R2T0 R2T1 2 R2T2 1--2 2--3 3--4 4--5 5--6 6--7 Umur Ayam (Minggu) Ilustrasi 1. Rasio efisiensi protein berdasarkan urutan waktu dengan pakan ad libitum, (b) Pembatasan pakan 85% dan (c) Pembatasan pakan 70% 599

Pemberian 0,075% KTKS dalam ransum pada pakan ad libitum akan meningkatkan pada umur 3 minggu, selanjutnya pada umur 4-7 minggu masih lebih tinggi dibandingkan dengan pemberian 0,150% KTKS atau tanpa KTKS (Ilustrasi 1a). Pemberian 0,075% dan 0,150% KTKS dalam ransum pasca pembatasan pakan 85% akan mampu mempertahankan lebih tinggi sampai umur 4 minggu (Ilustrasi 1b), sedangkan pada pembatasan pakan 70% hanya sampai umur 3 minggu (Ilustrasi 1c). Peningkatan rasio efisiensi protein () pada broiler dengan penambahan KTK sapi dalam ransum karena peningkatan sintesis protein dan efisien penggunaan energi. Hormon tiroid meningkatkan sintesis protein, konsumsi oksigen, penyerapan zat nutrisi, deferensiasi dan pendewasaan jaringan (DJOJOSUBAGIO, 1990). Efek hormon tiroksin pada proses metabolisme adalah interaksi antara hormon dan reseptor (H.R) pada inti sel yang memacu aktivitas enzim polimerase dan meningkatkan pembentukan m-rna. Peningkatan sintesis m-rna yang spesifik akan meningkatkan sintesis protein seperti enzim α-gliserofosfat dehidrogenase (α-gdp) yang terdapat dalam mitokondria dan enzim-enzim lain dalam sitoplasma (DJOJOSUBAGIO, 1990). Peningkatan aktivitas α-gdp menunjukkan efesiensi penggunaan energi untuk sintesis protein daging (SUTHAMA, 1990). Peningkatan dan rasio efisiensi protein () hanya seminggu setelah pemberian KTK sapi dalam ransum (umur 15-21 hari) mengindikasikan bahwa peningkatan kadar dan aktivitas hormon T4 broiler akibat pengaruh pemberian KTK sapi dalam ransum) terjadi seminggu pertama (umur 21 hari). Pemberian KTK sapi dalam ransum pada minggu kedua terjadi penurunan kadar dan aktivitas hormon T4 serum darah. Penurunan kadar hormon T4 disebabkan mekanisme umpan balik. Pengaruh kadar hormon tiroid terhadap sekresi TSH melalui mekanisme hipotalamik (umpan balik simpai panjang) dan aksi langsung dengan kelenjar hipofisa. Mekanisme hipotalamik melalui sistem portal hipofisis. Mekanisme syaraf yang mempengaruhi sekresi TSH pada kelenjar hipofisa. Pada kondisi normal peningkatan kadar tiroid plasma darah akibat hormon tiroid eksogen akan meningkatkan katabolisme hormon tiroid (TURNER dan BAGNARA, 1976). KESIMPULAN Pemberian 0,075% dan 0,150% KTKS selama seminggu pertama dengan pakan ad libitum maupun pasca pembatasan pakan 85% dan 70% meningkatkan pertambahan bobot badan dan rasio efisiensi protein ayam broiler. Pemberian KTKS pada minggu ke-2 tidak mempengaruhi penampilan broiler, karena terjadi mekanisme umpan balik TSH. DAFTAR PUSTAKA DJOJOSUBAGIO, S. 1990. Fisiologi Kelenjar Endokrin Volume I. Pusat Antar Universitas IPB, Bogor. GANONG, W.F. 1980. Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-9. EGC, Jakarta. (Diterjemahkan oleh A. Dharma). LECLERCQ, B dan C.C.Whitehead. 1988. Leanness in Domestic Birds Genetic, Metabolic and Hormonal Aspects. Butterword & Co.Ltd, London. MAY, J.D. 1980. Effect of Dietary Thyroid Hormone on Growth and Feed Efficiency on Broiler. Poultry Sci. 59: 888-892. NRC (NATIONAL RESEARCH COUNCIL). 1994. Nutrient Requirements of Poultry. 6 th Ed. National Academy of Science. National Research Council, Washington. 600

PALO, P.E., J.L. SELL, F. J. PIQUER, L. VILASECA dan M. F. SOTO-SALANOVA. 1995a. Effect of Early Nutrient Restriction on Broiler Chickens 1. Performance and Development of Gastrointestinal Tract. Poultry Sci. 74: 88-101. PLAVNIK, I dan S. HURWITZ. 1988. Early Feed Restriction in Chicks: Effect of Age, Duration, and Sex. Poultry Sci. 67: 384-390. SUTHAMA, N. 1990. Mechanism of Growth Promotion Induced by Dietary Thyroxine in Broiler Chickens. Kagoshima University, Kagoshima. (Disertasi). TURNER, C.D.dan J.T. BAGNARA. 1976. General Endocrinology. 6 th Ed. W.B. Saunders Co., Philadelphia. ZUBAIR, A.K., dan S. LEESON. 1994. Effect of Early Feed Restriction and Realimentation on Heat Production and Changes in Size of Digestive Organs of Male Broilers. Poultry Sci. 73: 529-538. 601