PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 55 TAHUN 2010 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 55 TAHUN 2010 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 55 TAHUN 2010 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR TAHUN 2014 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

-1- GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 52 TAHUN 2012 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

-1- BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 90 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS BAGI PEMERINTAHAN DESA

BERITA DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 125 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 54 TAHUN 2009 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 68 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 24 TAHUN 2012

- 1 - GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

- 1 - BUPATI KOLAKA TIMUR PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI KOLAKA TIMUR NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN ALOR

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-AA TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH

BUPATI CIAMIS. PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 21A TAHUN 2013 LAMPIRAN : 1 (satu) TENTANG

4. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 1951 tentang Lambang Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1951 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara

BUPATI BARITO UTARA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA

PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BULUNGAN

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 26 TAHUN 2012 PERATURAN WALIKOTA DEPOK TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA DEPOK

WALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO

2016, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 294, Tambahan Lembaran Nega

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL,

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR NOMOR 40 TAHUN 2010 TENTANG KETENTUAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN

BUPATI GUNUNGKIDUL PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 60 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS PEMERINTAH DAERAH

WALIKOTA DUMAI PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DILINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA DUMAI

RANCANGAN PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 100 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM

PERATURAN BUPATI BERAU

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TIMUR

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 56 TAHUN 2009

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 90 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

SALINAN SESUAI ASLINYA

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 11 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

F. Surat Edaran G. Surat Biasa H. Surat Keterangan I. Surat Perintah J. Surat Ijin K. Surat Perjanjian L.

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI MENTERI DALAM NEGERI,

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 110 TAHUN 2009 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SITUBONDO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BATANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

ARSIP UNIVERSITAS AIRLANGGA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BAB I PENDAHULUAN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 52 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 85

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 113 TAHUN 2010 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 48 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA. No.2082, 2015 KEMENRISTEK-DIKTI. Tata Naskah Dinas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TIMUR

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG

TATA NASK AH B A G I A N O R G A N I S A S I P E M E R I N TA H K A B U PAT E N S I D O A R J O 2018

-5- BAB I PENDAHULUAN

Mengingat -2- : 1. Undang-Undang Kementerian Nomor Negara 39 Tahun (Lembaran 2008 Negara tentang Republik lndonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lem

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS INSTANSI PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN. D. Asas...

: PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

PETUNJUK PELAKSANAAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA (BNPB)

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS INSTANSI PEMERINTAH

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BERITA NEGARA. No.449, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Tata Naskah Dinas. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

17. telaahan staf 2. surat edaran; 18. pengumuman; 3. surat biasa; 19. laporan; 4. surat keterangan; 20. rekomendasi; 5.

2015, No Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2015 tentang Kementerian Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 19)

Kabupaten/Kota, dan Sekretariat Panitia Pengawas. Pemilihan Umum Kecamatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 187);

2014, No

PERBEDAAN PERMENDAGRI 3 TAHUN 2005 DAN PERMENDAGRI 54 TAHUN 2009

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2012, No BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka tertib, efisien, dan efektifitas administrasi penyelenggaraan pemerintahan, perlu dilakukan penyesuaian dan penyeragaman tata naskah dinas di lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup; b. bahwa dengan berlakunya Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup, Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 2 Tahun 2005 tentang Pedoman Administrasi Umum di lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup perlu dilakukan penyesuaian kembali; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup tentang Pedoman Tata Naskah Dinas Kementerian Lingkungan Hidup; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); 2. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara; 3. Peraturan Presiden Nomor 24 tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia; 4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum Tata Naskah Dinas; 5. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 474 Tahun 2009 tentang Penetapan Logo Kalpataru Sebagai Logo Kementerian Negara Lingkungan Hidup; 1

6. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Naskah Dinas adalah informasi tertulis sebagai alat komunikasi kedinasan yang dibuat dan/atau dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang di lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan. 2. Tata Naskah Dinas adalah pengelolaan informasi tertulis yang meliputi pengaturan jenis, format, penyiapan, pengamanan, pengabsahan, distribusi dan penyimpanan naskah dinas serta media yang digunakan dalam komunikasi kedinasan. 3. Surat Dinas adalah naskah dinas pelaksaaan tugas pejabat dalam menyampaikan informasi kedinasan berupa pemberitahuan, pernyataan, permintaan, penyampaian naskah dinas atau barang, atau hal kedinasan lainnya kepada pihak lain di luar instansi/organisasi yang bersangkutan. 4. Nota Dinas adalah naskah dinas intern yang dibuat oleh pejabat dalam melaksanakan tugas guna menyampaikan laporan, pemberitahuan, pernyataan, permintaan, atau penyampaian kepada pejabat lain. Nota dinas memuat hal yang bersifat rutin, berupa catatan ringkas yang tidak memerlukan penjelasan yang panjang, dan dapat langsung dijawab dengan disposisi oleh pejabat yang dituju. 5. Naskah Akademik adalah naskah yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah mengenai konsepsi yang berisi latar belakang, tujuan penyusunan, sasaran yang ingin diwujudkan dan lingkup, jangkauan, objek, atau arah pengaturan substansi rancangan peraturan perundang-undangan. 6. Memorandum/memo adalah naskah dinas intern yang bersifat mengingatkan suatu masalah, menyampaikan arahan, peringatan, saran, dan pendapat kedinasan. 7. Surat Edaran adalah naskah dinas yang berisi pemberitahuan, penjelasan dan/atau petunjuk cara melaksanakan hal tertentu yang dianggap penting dan mendesak. 8. Surat Keterangan adalah naskah dinas yang berisi pernyataan tertulis dari pejabat sebagai tanda bukti untuk menerangkan atau menjelaskan kebenaran sesuatu hal. 2

9. Surat Tugas adalah naskah dinas dari atasan yang ditujukan kepada bawahan yang berisi perintah untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 10. Surat Perintah adalah naskah dinas dari atasan yang ditujukan kepada bawahan yang berisi perintah untuk melaksanakan pekerjaan tertentu. 11. Surat Perjanjian adalah naskah dinas yang berisi kesepakatan bersama antara dua belah pihak atau lebih untuk melaksanakan tindakan atau perbuatan hukum yang telah disepakati bersama. 12. Surat Perintah Perjalanan Dinas adalah naskah dinas dari pejabat yang berwenang kepada bawahan atau pejabat tertentu untuk melaksanakan perjalanan dinas. 13. Surat Kuasa adalah naskah dinas dari pejabat yang berwenang kepada bawahan berisi pemberian wewenang dengan atas namanya untuk melakukan suatu tindakan tertentu dalam rangka kedinasan. 14. Surat Undangan adalah naskah dinas dari pejabat yang berwenang berisi undangan kepada pejabat/pegawai yang tersebut pada alamat tujuan untuk menghadiri suatu acara kedinasan. 15. Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas adalah naskah dinas dari pejabat yang berwenang berisi pernyataan bahwa seorang pegawai telah menjalankan tugas. 16. Surat Panggilan adalah naskah dinas dari pejabat yang berwenang berisi panggilan kepada seorang pegawai untuk menghadap. 17. Lembar Disposisi adalah naskah dinas dari pejabat yang berwenang berisi petunjuk tertulis kepada bawahan. 18. Telaahan Staf adalah naskah dinas dari bawahan kepada atasan antara lain berisi analisis pertimbangan, pendapat, dan saran-saran secara sistematis. 19. Pengumuman adalah naskah dinas dari pejabat yang berwenang berisi pemberitahuan yang bersifat umum. 20. Laporan adalah naskah dinas dari bawahan kepada atasan yang berisi informasi dan pertanggungjawaban tentang pelaksanaan tugas kedinasan. 21. Surat Rekomendasi adalah naskah dinas dari pejabat yang berwenang berisi keterangan atau catatan tentang sesuatu hal yang dapat dijadikan bahan pertimbangan kedinasan. 22. Surat Pengantar adalah naskah dinas berisi jenis dan jumlah barang yang berfungsi sebagai tanda terima. 23. Berita Acara adalah naskah dinas yang berisi keterangan atas sesuatu hal yang ditandatangani oleh para pihak. 24. Piagam adalah naskah dinas dari pejabat yang berwenang berisi penghargaan atas prestasi yang telah dicapai atau keteladanan yang telah diwujudkan. 25. Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan disingkat STTPP adalah naskah dinas yang merupakan tanda bukti seseorang telah lulus pendidikan dan pelatihan tertentu. 26. Sertifikat adalah naskah dinas yang merupakan tanda bukti seseorang telah mengikuti kegiatan tertentu. 27. Unit Pengelola adalah unit yang menangani dan memproses secara terus menerus dan dinamis. 3

BAB II TATA PERSURATAN DINAS Pasal 2 Penyelenggaraaan naskah dinas meliputi: a. pengelolaan surat masuk; b. pengelolaan surat keluar; c. tingkat keamanan; d. kecepatan proses; e. pengetikan naskah dinas; dan f. warna dan kualitas kertas. Pasal 3 Pengelolaan surat masuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a dilakukan dengan tahapan: a. penerima surat masuk menindaklanjuti surat yang diterima dengan cara: 1. pengagendaan dan pengklasifikasian sesuai sifat surat serta didistribusikan ke unit pengelola; 2. unit pengelola menindaklanjuti sesuai dengan klasifikasi surat dan arahan pimpinan; dan 3. surat masuk diarsipkan pada unit tata usaha. b. salinan surat jawaban yang mempunyai tembusan disampaikan kepada yang berhak; dan c. alur surat menyurat diselenggarakan melalui mekanisme dari tingkat pimpinan tertinggi hingga ke pejabat struktural terendah yang berwenang. Pasal 4 Pengelolaan surat keluar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b dilakukan dengan tahapan: a. konsep surat keluar diparaf secara berjenjang dan terkoordinir sesuai tugas dan kewenangannya dan diagendakan oleh masing-masing unit tata usaha dalam rangka pengendalian; b. surat keluar yang telah ditandatangani oleh pejabat yang berwenang diberi nomor, tanggal, dan stempel oleh unit persuratan di Kementerian lingkungan hidup; c. surat keluar sebagaimana dimaksud pada huruf b wajib segera dikirim; dan d. surat keluar diarsipkan pada unit kearsipan dan tata usaha. Pasal 5 Tingkat keamanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf c, dilakukan dengan mencantumkan kode pada amplop naskah dinas meliputi: a. surat rahasia disingkat R, merupakan surat yang sifat materinya memiliki tingkat keamanan tinggi erat hubungannya dengan keamanan dan keselamatan negara, jika disiarkan secara tidak sah atau jatuh kepada pihak yang tidak berhak akan merugikan negara; 4

b. surat penting disingkat P, merupakan surat yang sifat materinya memiliki tingkat keamanan tinggi erat hubungannya dengan keamanan dan keselamatan negara, yang perlu segera ditindaklanjuti; dan c. surat biasa disingkat B, merupakan surat yang sifat materinya memiliki tingkat keamanan biasa dan disampaikan kepada yang berhak. Pasal 6 Kecepatan proses sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf d, meliputi: a. amat segera/kilat, dengan batas waktu 24 jam setelah surat diterima dapat diberi tanda XXX pada pojok kanan atas surat atau pojok kanan atas lembar disposisi; b. segera, dengan batas waktu 2 x 24 jam setelah surat diterima dapat diberi tanda XX pada pojok kanan atas surat atau pojok kanan atas lembar disposisi; c. penting, dengan batas waktu 3 x 24 jam setelah surat diterima; dan d. biasa, dengan batas waktu maksimum 5 hari kerja setelah surat diterima. Pasal 7 Pengetikan naskah dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf e, menggunakan spasi 1 atau 1,5 sesuai kebutuhan dan menggunakan jenis huruf: a. Bookman old style 12 untuk naskah dinas dalam bentuk dan susunan produk hukum; dan b. Arial 12 untuk naskah dinas dalam bentuk dan susunan surat kecuali untuk produk hukum. Pasal 8 Warna dan kualitas kertas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf f, berwarna putih dengan kualitas baik. BAB III NASKAH DINAS Bagian Kesatu Bentuk dan Susunan Naskah Dinas Pasal 9 Bentuk dan susunan naskah dinas Kementerian Lingkungan Hidup meliputi: a. bentuk dan susunan produk hukum; b. bentuk dan susunan surat: 1. khusus; dan 2. korespondensi. Pasal 10 (1) Naskah dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a meliputi: a. peraturan Menteri; b. peraturan bersama Menteri; c. keputusan Menteri, antara lain meliputi: 5

1. izin lingkungan; 2. izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; 3. sanksi administrasi; 4. pemberian penghargaan; dan 5. pemberhentian, pengangkatan, dan mutasi pegawai. d. memorandum of understanding (MoU); dan e. letter of intent. (2) Naskah dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b angka 1 meliputi: a. keputusan, terdiri atas: 1. pendelegasian wewenang; 2. penetapan organisasi dan tata kerja unit pelaksana teknis; 3. penetapan ketatalaksaan organisasi; dan 4. program kerja dan anggaran. b. instruksi; c. surat edaran; d. surat perjanjian; e. surat kuasa, terdiri atas: 1. surat kuasa umum; dan 2. surat kuasa khusus. f. berita acara; 1. berita acara umum; dan 2. berita acara khusus. g. surat panggilan, meliputi: 1. surat panggilan umum; dan 2. surat panggilan khusus. h. surat rekomendasi; i. naskah akademis/latar belakang pengaturan; j. laporan, meliputi: 1. laporan umum; dan 2. laporan khusus. k. telaahan staf; l. pengumuman; m. surat keterangan; n. surat peringatan; o. surat pengantar; p. surat perintah; q. surat perintah perjalanan dinas; r. surat tugas; s. surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan; t. sertifikat; dan u. piagam, meliputi: 1. piagam umum; dan 2. piagam khusus. (3) Naskah dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b angka 2 meliputi: a. surat dinas; 6

b. memorandum; c. nota dinas; dan d. surat/kartu undangan. (4) Naskah dinas yang disusun dalam bahasa inggris antara lain meliputi: a. surat korespondensi; b. memorandum of understanding (MoU); c. letter of intent (LoI); d. memorandum of cooperation (MoC); dan e. implementing agreement (IA). (5) Naskah dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (4) disusun sesuai dengan format yang tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 11 (1) Surat kuasa khusus, berita acara pengawasan penaatan lingkungan hidup, surat panggilan khusus, surat perintah dimulainya penyidikan, surat teguran tertulis, surat penangkapan dan laporan khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf e angka 2, huruf f angka 2, huruf g angka 2 dan huruf j angka 2 dalam rangka pengawasan dan/atau penyidikan diterbitkan sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri. (2) Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan, Sertifikat Kompetensi dan Piagam dalam rangka pendidikan dan pelatihan diterbitkan sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri. (3) Naskah dinas yang berkaitan dengan pengelolaan anggaran yang meliputi antara lain daftar isian pelaksana anggaran (DIPA), surat perintah perjalanan dinas, surat perintah membayar, dan surat perintah kerja diterbitkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai keuangan negara. Bagian Kedua Penggunaan Kertas Pasal 12 (1) Kertas untuk naskah dinas dalam bentuk dan susunan produk hukum menggunakan jenis kertas dengan kualitas tinggi misalnya concorde atau kertas lain yang sejenis. (2) Kertas untuk naskah dinas dalam bentuk dan susunan surat menggunakan: a. HVS 80 gram atau disesuaikan dengan kebutuhan; dan b. HVS diatas 80 gram atau jenis lain yang mempunyai nilai keasaman (PH) paling rendah 7 hanya terbatas untuk jenis naskah dinas tertentu. Pasal 13 Ukuran kertas untuk naskah dinas dalam bentuk dan susunan surat meliputi: a. surat menyurat menggunakan kertas A4 (210 x 297 mm); b. laporan menggunakan kertas folio/f4 (215 x 330 mm); dan c. pidato menggunakan kertas A5 (165 x 215 mm). 7

Bagian Ketiga Logo Kementerian Pasal 14 (1) Logo kementerian berbentuk kalpataru dengan susunan lingkaran alam semesta berwarna biru galaksi, bagian atas berbentuk batang dan cabang pohon berwarna hijau zamrud dan bagian bawah berbentuk akar pohon berwarna emas. (2) Logo sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan pada naskah dinas kementerian. (3) Ketentuan mengenai penggunaan logo dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai logo Kementerian Lingkungan Hidup. BAB IV PARAF, PENULISAN NAMA, PENANDATANGANAN DAN PENDELEGASIAN PENANDATANGANAN, OTENTIKASI, PENOMORAN DAN PENGARSIPAN, SERTA PENGGUNAAN TINTA Bagian Kesatu Paraf Pasal 15 (1) Setiap naskah dinas sebelum ditandatangani terlebih dahulu diparaf yang merupakan tanda tangan singkat sebagai bentuk pertanggungjawaban atas materi muatan, substansi, redaksi, dan pengetikan naskah dinas. (2) Paraf sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. paraf hirarki; dan b. paraf koordinasi. (3) Paraf hirarki sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dibubuhkan searah jarum jam atau berbentuk matriks oleh pejabat sesuai dengan jenjang jabatan. (4) Paraf koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b merupakan paraf pejabat sesuai substansi tugasnya pada masing-masing unit kerja yang berbentuk matriks. Bagian Kedua Penulisan Nama Pasal 16 (1) Penulisan nama menteri pada naskah dinas dalam bentuk dan susunan produk hukum tidak menggunakan gelar. (2) Penulisan nama menteri pada naskah dinas dalam bentuk dan susunan surat disesuaikan dengan kebutuhan. (3) Penulisan nama pejabat eselon I, II, III, dan IV, menggunakan nomor induk pegawai (NIP). 8

Bagian Ketiga Penandatanganan dan Pendelegasian Penandatanganan Pasal 17 (1) Menteri menandatangani naskah dinas dalam bentuk dan susunan produk hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a meliputi: a. peraturan Menteri; b. peraturan bersama Menteri; c. keputusan Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf c; d. nota kesepahaman (MoU); dan e. letter of intent (LoI). (2) Menteri menandatangani naskah dinas dalam bentuk dan susunan surat khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b angka 1 meliputi: a. keputusan Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf a; b. instruksi Menteri; c. surat edaran; d. surat perjanjian; e. surat rekomendasi; f. surat kuasa; g. berita acara; h. surat panggilan; i. lembar disposisi; j. laporan; k. surat keterangan; l. surat tugas; m. surat peringatan; n. surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan; o. sertifikat; dan p. piagam. (3) Menteri menandatangani naskah dinas dalam bentuk dan susunan surat korespondensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b angka 2 meliputi: a. memorandum; b. nota dinas; c. surat dinas; dan d. surat/kartu undangan. (4) Dalam hal berhalangan, Menteri dapat mendelegasikan penandatanganan naskah dinas kepada Sekretaris Kementerian atau Deputi. Pasal 18 (1) Sekretaris Kementerian menandatangani naskah dinas berupa surat khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b angka 1 meliputi: a. perjanjian kerjasama dengan pihak lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya; b. keputusan Sekretaris Kementerian meliputi: 9

1. pendelegasian wewenang; 2. penetapan organisasi dan tata kerja unit pelaksana teknis; 3. penetapan ketatalaksaan organisasi; dan 4. program kerja dan anggaran. c. berita acara umum; d. lembar disposisi; e. telaahan staf; f. laporan; g. pengumuman; h. surat keterangan; i. surat teguran; j. surat panggilan; k. surat tugas; dan l. piagam. (2) Sekretaris Kementerian menandatangani naskah dinas berupa surat korespondensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b angka 2 meliputi: a. memorandum; b. nota dinas; c. surat dinas; dan d. surat undangan. Pasal 19 (1) Deputi menandatangani naskah dinas berupa surat khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b angka 1 meliputi: a. perjanjian kerjasama dengan pihak lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya; b. keputusan Deputi meliputi: 1. pendelegasian wewenang; 2. penetapan organisasi dan tata kerja unit pelaksana teknis; 3. penetapan ketatalaksaan organisasi; 4. pemberian penghargaan; dan 5. program kerja dan anggaran. c. surat kuasa sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya; d. berita acara; e. lembar disposisi; f. telaahan staf; g. laporan; h. surat keterangan; i. surat panggilan; j. surat teguran; k. surat tugas; l. surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya; dan m. piagam. (2) Deputi menandatangani naskah dinas berupa surat korespondensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b angka 2 meliputi: 10

a. memorandum; b. nota dinas; c. surat dinas; dan d. surat undangan. Pasal 20 (1) Kepala Pusat dan Kepala Biro menandatangani naskah dinas berupa surat khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b meliputi: a. berita acara; b. surat keterangan; c. lembar disposisi; d. telaahan staf; e. laporan; f. pengumuman; g. surat tugas; h. surat panggilan; i. surat teguran; j. surat rekomendasi; k. surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan; dan l. sertifikat. m. piagam. (2) Kepala Pusat selain mempunyai kewenangan untuk menandatangani naskah dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a juga mempunyai kewenangan untuk menandatangani surat keputusan Kepala Pusat yang terdiri dari: 1. pendelegasian wewenang; 2. penetapan organisasi dan tata kerja unit pelaksana teknis; 3. penetapan ketatalaksaan organisasi; 4. pemberian penghargaan; dan 5. program kerja dan anggaran. (3) Surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf k ditandatangani oleh deputi yang tugas dan tanggungjawabnya di bidang pendidikan dan pelatihan dan Kepala Pusat Pendidikan Dan Pelatihan. (4) Sertifikat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf k hanya dapat ditandatangani oleh kepala pusat pendidikan dan pelatihan. (5) Kepala Pusat dan Kepala Biro menandatangani naskah dinas berupa surat korespondensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c meliputi: a. memorandum; b. nota dinas; c. surat dinas; dan d. surat undangan. Pasal 21 (1) Asisten Deputi menandatangani naskah dinas berupa surat khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b angka 1 meliputi: a. surat keterangan; 11

b. lembar disposisi; c. telaahan staf; d. laporan; e. surat teguran; f. surat panggilan; dan g. surat tugas; (2) Asisten deputi menandatangani naskah dinas berupa surat korespondensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b angka 2 meliputi: a. memorandum; b. nota dinas; c. surat dinas dalam hal: 1. deputi berhalangan; dan/atau 2. berdasarkan penugasan deputi. d. surat undangan. Pasal 22 (1) Kepala Bagian dan Kepala Bidang menandatangani naskah dinas berupa surat khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b angka 1 meliputi: a. lembar disposisi; b. telaahan staf; c. laporan; dan (2) Kepala Bagian dan Kepala Bidang menandatangani naskah dinas berupa surat korespondensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b angka 2 meliputi: a. memorandum; dan b. nota dinas; c. surat dinas berdasarkan penugasan eselon I; Pasal 23 Kepala Sub Bagian dan Kepala Sub Bidang menandatangani naskah dinas berupa surat khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b angka 1 meliputi: a. nota dinas; b. lembar disposisi; c. telaahan staf; dan d. laporan. Pasal 24 Setiap pejabat yang menandatangani naskah dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2), Pasal 18 ayat (2), Pasal 19 ayat (2), Pasal 20 ayat (2), dan Pasal 21 ayat (2) wajib menyampaikan tembusan kepada: a. atasannya sebagai laporan; dan/atau b. pejabat setingkatnya sebagai pemberitahuan bila dianggap perlu. 12

Bagian Keempat Otentikasi Pasal 25 Otentikasi terhadap Peraturan Menteri dan Keputusan Menteri yang ditandatangani oleh Menteri dilakukan oleh Kepala Biro Hukum dan Humas. Bagian Kelima Penomoran dan Pengarsipan Pasal 26 (1) Penomoran dan pengarsipan naskah dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a dilakukan oleh unit kerja yang membidangi penyusunan peraturan perundang-undangan. (2) Penomoran dan pengarsipan naskah dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b dilakukan oleh unit kerja yang membidangi persuratan. Pasal 27 Pembubuhan paraf sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3) dan ayat (4) serta tata cara dan kode penomoran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1) dan ayat (2) dilakukan sesuai dengan Lampiran II yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Bagian Keenam Penggunaan Tinta Pasal 28 (1) Tinta yang digunakan untuk mencetak naskah dinas berwarna hitam. (2) Tinta yang digunakan untuk penandatanganan dan paraf naskah dinas berwarna biru tua. (3) Tinta stempel yang digunakan untuk naskah dinas berwarna ungu. (4) Tinta stempel yang digunakan untuk keperluan keamanan naskah dinas berwarna merah. BAB V PENGGUNAAN ATAS NAMA, UNTUK BELIAU, UNTUK PERHATIAN, PELAKSANA TUGAS, DAN PELAKSANA HARIAN Pasal 29 (1) Atas nama yang disingkat a.n. merupakan jenis pelimpahan wewenang dalam hubungan internal antara atasan kepada pejabat setingkat di bawahnya. (2) Untuk beliau yang disingkat u.b. merupakan jenis pelimpahan wewenang dalam hubungan internal antara atasan kepada pejabat dua tingkat di bawahnya. (3) Untuk perhatian yang disingkat u.p. dipergunakan untuk mempermudah penyampaian dan mempercepat penyelesaian naskah dinas. 13

(4) Atas nama dan untuk beliau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan setelah mendapat persetujuan dari pejabat yang digunakan namanya melalui naskah dinas. (5) Tanggung jawab pelimpahan wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tetap berada pada pejabat yang melimpahkan wewenang. (6) Pejabat yang menerima pelimpahan wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (5) harus mempertanggungjawabkan kepada pejabat yang melimpahkan. Pasal 30 (1) Pelaksana tugas yang selanjutnya disebut Plt. merupakan pejabat sementara pada jabatan tertentu yang mendapat pelimpahan wewenang penandatanganan naskah dinas karena tidak ada pejabat definitif. (2) Plt. sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan keputusan Menteri dan berlaku paling lama 3 (tiga) tahun. (3) Plt. sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab atas naskah dinas yang dilakukannya. Pasal 31 (1) Pelaksana tugas harian yang selanjutnya disebut Plh. merupakan pejabat sementara pada jabatan tertentu yang mendapat pelimpahan kewenangan penandatanganan naskah dinas karena pejabat definitif berhalangan paling sedikit 3 (tiga) hari kerja. (2) Plh. sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan: a. memorandum atau Keputusan Menteri untuk jabatan eselon I; b. memorandum eselon I untuk jabatan eselon II di bawahnya; c. memorandum eselon II untuk jabatan eselon III di bawahnya; dan (3) Memorandum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berlaku paling lama 3 (tiga) bulan dan dapat diperpanjang. (4) Plh. sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempertanggungjawabkan naskah dinas yang dilakukan kepada atasannya. Pasal 32 Penggunaan Atas Nama, Untuk Beliau, Untuk Perhatian, Pelaksana Tugas, Dan Pelaksana Harian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 sampai dengan Pasal 31 sesuai dengan contoh dalam Lampiran III yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. BAB VI STEMPEL Bagian Kesatu Jenis, Bentuk, Ukuran dan Isi Pasal 33 (1) Jenis stempel untuk naskah dinas di lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup terdiri atas: a. stempel jabatan; 14

b. stempel kementerian; c. stempel Pusat di Kementerian Lingkungan Hidup; (2) Stempel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berbentuk lingkaran. Pasal 34 Ukuran stempel sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) meliputi: a. ukuran garis tengah lingkaran luar stempel 40 mm; b. ukuran garis tengah lingkaran tengah stempel 39 mm; dan c. ukuran garis tengah lingkaran dalam stempel 30 mm. Pasal 35 (1) Stempel sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) huruf a, berisi tulisan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia dengan pembatas tanda bintang dan lambang negara di dalamnya. (2) Stempel sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) huruf b berisi tulisan Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia dan logo Kementerian dengan pembatas tanda bintang. (3) Stempel sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) huruf c berisi tulisan Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia pada bagian atas dan nomenklatur Pusat pada bagian bawah dengan pembatas tanda bintang dan didalamnya terdapat logo Kementerian. Pasal 36 Jenis, bentuk, ukuran dan isi stempel sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 sampai dengan Pasal 35 sesuai dengan contoh dalam Lampiran IV yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Bagian Kedua Penggunaan Pasal 37 (1) Stempel jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) huruf a digunakan oleh Menteri. (2) Stempel kementerian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) huruf b digunakan oleh: a. pejabat eselon I dan eselon II untuk kebutuhan korespondensi; b. pelaksana atau pengelola anggaran; dan c. pejabat yang ditunjuk untuk menandatangani surat perjalanan dinas dari instansi lain. (3) Stempel Pusat Pengelolaan Ekoregion Kementerian Lingkungan Hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) huruf c digunakan oleh: a. Kepala Pusat Pengelolaan Ekoregion Kementerian Lingkungan Hidup untuk kebutuhan korespondensi; b. pelaksana atau pengelola anggaran di Pusat Pengelolaan Ekoregion Kementerian Lingkungan Hidup; dan c. pejabat yang ditunjuk untuk menandatangani surat perjalanan dinas dari instansi lain. 15

(4) Pembubuhan stempel dilakukan pada bagian kiri dan mengenai tanda tangan pejabat yang menandatangani naskah dinas. Bagian Ketiga Penyimpanan dan Tanggung Jawab Penggunaan Stempel Pasal 38 (1) Stempel sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) huruf a disimpan pada unit kerja yang membidangi persuratan di sekretariat Kementerian Lingkungan Hidup. (2) Stempel sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) huruf b disimpan pada unit kerja yang membidangi persuratan di sekretariat Kementerian Lingkungan Hidup, pusat sarana pengendalian dampak lingkungan, serta pusat pendidikan dan pelatihan. (3) Stempel sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) huruf c disimpan pada unit kerja yang membidangi ketatausahaan Pusat Pengelolaan Ekoregion Kementerian Lingkungan Hidup. BAB VII KOP NASKAH DINAS Bagian Kesatu Jenis Pasal 39 Jenis Kop naskah dinas di lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup terdiri atas: a. kop naskah dinas jabatan menteri; b. kop naskah dinas kementerian; dan c. kop naskah dinas pusat. Bagian Kedua Ukuran dan Isi Pasal 40 (1) Kop naskah dinas jabatan Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 huruf a, menggunakan: a. lambang negara berwana kuning emas ukuran 25 mm simetris dan ditempatkan di bagian tengah atas, untuk naskah dinas dalam bentuk dan susunan produk hukum; dan b. lambang negara berwarna kuning emas dengan perisai berwarna ukuran 25 mm dibawahnya bertuliskan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia dengan ukuran huruf 12, ditempatkan di bagian tengah atas dengan alamat di bagian tengah bawah untuk naskah dinas dalam bentuk dan susunan surat khusus dan korespondensi. (2) Kop naskah dinas kementerian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 huruf b, menggunakan logo Kementerian ditempatkan bagian kiri atas dan di 16

sebelah kanan bertuliskan Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia beserta alamatnya. (3) Kop naskah dinas kementerian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 huruf c, menggunakan logo kementerian ditempatkan bagian kiri atas dan di sebelah kanan bertuliskan Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia dan nomenklatur Pusat beserta alamatnya. (4) Tulisan pada kop naskah dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 huruf c, untuk Kementerian Lingkungan Hidup menggunakan huruf kapital dengan jenis huruf Arial dengan ukuran 16 dan untuk alamat dengan ukuran 10. Pasal 41 Jenis, bentuk, ukuran dan isi kop naskah dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 dan Pasal 40 sesuai dengan contoh dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Bagian Ketiga Penggunaan Pasal 42 (1) Kop naskah dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 huruf a, digunakan untuk naskah dinas yang ditandatangani oleh Menteri. (2) Kop naskah dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 huruf b, digunakan untuk naskah dinas yang ditandatangani oleh pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 sampai dengan Pasal 23. (3) Kop naskah dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 huruf c, digunakan untuk naskah dinas yang ditandatangani oleh pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, Pasal 21, Pasal 22, dan Pasal 23. BAB VIII SAMPUL, AMPLOP, DAN MAP NASKAH DINAS Bagian Kesatu Klasifikasi Pasal 43 (1) Sampul naskah dinas terdiri atas: a. sampul naskah dinas Menteri; b. sampul naskah dinas kementerian; dan c. sampul naskah dinas Pusat. (2) Amplop naskah dinas terdiri atas: a. amplop naskah dinas Menteri; b. amplop naskah dinas kementerian; dan c. amplop naskah dinas Pusat. (3) Map naskah dinas terdiri atas: a. map naskah dinas Menteri; b. map naskah dinas kementerian; dan c. map naskah dinas Pusat. 17

Bagian Kedua Bentuk, Warna, Jenis, Ukuran, Isi dan Huruf Pasal 44 (1) Sampul naskah dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (1), menggunakan kertas ukuran folio/f4 berwarna putih. (2) Amplop naskah dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2), berbentuk empat persegi panjang dan berwarna putih. (3) Map naskah dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (3), berbentuk empat persegi panjang dan berwarna kuning gading. Pasal 45 (1) Ukuran amplop naskah dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2) meliputi: a. amplop kantong dengan ukuran panjang 39 cm dan lebar 28 cm; dan b. amplop seperempat folio dengan ukuran panjang 25 cm dan lebar 12 cm. (2) Ukuran map sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (3), panjang 37 cm dan lebar 26 cm. Pasal 46 (1) Amplop naskah dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2) huruf a berisi lambang negara kuning emas dengan perisai berwarna dan tulisan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia di bagian pojok kiri atas. (2) Amplop naskah dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2) huruf b berisi logo kalpataru berwarna, tulisan Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia di bagian pojok kiri atas dan alamat serta laman dibagian bawah simetris. (3) Amplop naskah dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2) huruf c berisi logo kalpataru berwarna, tulisan Kementerian lingkungan Hidup Republik Indonesia dan nomenklatur Pusat beserta alamatnya. Pasal 47 (1) Halaman depan map naskah dinas Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (3) huruf a berisi lambang negara kuning emas dengan perisai berwarna dan tulisan Menteri Negara Lingkungan Hidup di bawahnya ditempatkan pada bagian tengah atas. (2) Halaman depan map naskah dinas kementerian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (3) huruf b berisi logo kalpataru berwarna hitam dengan tulisan Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia di bagian bawah simetris. (3) Halaman depan map naskah dinas Pusat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (3) huruf c berisi logo kalpataru berwarna hitam dengan tulisan Kementerian lingkungan Hidup Republik Indonesia dan nomenklatur Pusat beserta alamatnya. 18

Pasal 48 (1) Huruf pada amplop naskah dinas Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2) huruf a, Arial berukuran 30. (2) Huruf pada amplop naskah dinas Kementerian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2) huruf b, untuk tulisan: a. Kementerian Lingkungan Hidup dengan jenis huruf Arial berukuran 30; dan b. alamat dengan jenis huruf Arial berukuran 16. (3) Huruf pada amplop naskah dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2) huruf c untuk tulisan: a. Kementerian Lingkungan Hidup dengan jenis huruf Arial berukuran 30; b. Pusat Pengelolaan Ekoregion dengan jenis huruf Arial berukuran 20; dan c. alamat dengan jenis huruf Arial berukuran 16. Pasal 49 (1) Huruf pada map naskah dinas Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (3) huruf a, Arial Narrow berukuran 30 dan dicetak tebal. (2) Huruf pada map naskah dinas Kementerian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (3) huruf b, untuk tulisan Kementerian Lingkungan Hidup dengan jenis huruf Arial Narrow berukuran 30 dan dicetak tebal; dan (3) Huruf pada map naskah dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (3) huruf c untuk tulisan: a. Kementerian Lingkungan Hidup dengan jenis huruf Arial Narrow berukuran 30 dan dicetak tebal; dan b. Pusat Pengelolaan Ekoregion dengan jenis huruf Arial Narrow berukuran 20 dan dicetak tebal. BAB IX PERUBAHAN, PEMBATALAN DAN PENCABUTAN Pasal 50 (1) Perubahan, pembatalan, dan pencabutan naskah dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) dilakukan oleh Menteri. (2) Perubahan naskah dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) dan ayat (3) dilakukan oleh pejabat yang menandatangani. BAB X PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 51 (1) Menteri Negara Lingkungan Hidup melakukan pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan naskah dinas. (2) Unit kerja yang membidangi persuratan dan unit kerja yang membidangi penyusunan peraturan perundang-undangan melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan naskah dinas di lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup. 19

BAB XI PENUTUP Pasal 52 Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 2005 tentang Pedoman Administrasi Umum di Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 53 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Diundangkan di Jakarta Pada tanggal 21 November MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd 2011 AMIR SYAMSUDDIN Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 8 November 2011 MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA, ttd BALTHASAR KAMBUAYA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2011 NOMOR 728 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Biro Hukum dan Humas, Inar Ichsana Ishak 20

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP Kop Naskah Dinas 1. Naskah dinas jabatan menteri. a. naskah dinas dalam bentuk dan susunan produk hukum Lambang negara di tiap halaman 1

b. naskah dinas dalam bentuk dan susunan surat khusus dan korespondensi Lambang negara dan nama jabatan di tiap halaman Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP Gedung B lantai 2, Jalan DI Panjaitan, Kebon Nanas Jakarta 13410 Tel. 021-8580102-3, Fax. 021-8580101 Website: www.menlh.go.id 2

2. Naskah dinas kementerian. KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA Jl. DI. Panjaitan, Kebon Nanas, Jakarta 13410, Indonesia Kotak Pos/PO Box 7777 JAT 13000 Telepon : 021-8517148 (hunting), 8580067-69 Faks 021-8517147 Laman: www.menlh.go.id 3

3. Kop naskah dinas pusat. PUSAT (sesuai dengan nomenklatur) KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA Jl. (sesuai nomenklatur), Indonesia Kotak Pos/PO Box (sesuai nomenklatur) Telepon : (sesuai nomenklatur) Faks (sesuai nomenklatur) Laman: (sesuai nomenklatur) 4

PERATURAN MENTERI Lambang negara di tiap halaman telah di cetak PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG (Nama Peraturan Menteri) Penomoran berurutan dalam satu tahun takwin DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat: a. bahwa ; b. bahwa ; c. dan seterusnya ; 1. ; 2. ; 3. dan seterusnya ; MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA TENTANG. (nama Peraturan Menteri). uraian singkat pokok pikiran latar belakang dan alasan pembuatan peraturan dasar kewenangan dan Peraturan perundangundangan BAB I Pasal 1 BAB II Pasal semua substansi peraturan yang ditetapkan BAB (dan seterusnya) Pasal Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. 5

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA, Tanda Tangan Menteri Lingkungn Hidup (tanda tangan) Diundangkan di Jakarta pada tanggal NAMA MENTERI MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, Tanda Tangan Menteri Hukum dan Ham (tanda tangan) NAMA MENTERI BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN.. NOMOR.. Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Biro Hukum dan Humas, Tanda Tangan Kepala Biro Hukum dan Humas KLH (untuk salinan) (tanda tangan) Nama Kepala Biro 6

PERATURAN BERSAMA MENTERI Lambang negara di tiap halaman telah di cetak PERATURAN BERSAMA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA DAN MENTERI... REPUBLIK INDONESIA NOMOR:... NOMOR:... Penomoran berurutan dalam satu tahun takwin DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP DAN MENTERI... REPUBLIK INDONESIA Menimbang: Mengingat: a. bahwa ; b. bahwa ; c. dan seterusnya ; 1. ; 2. ; 3. dan seterusnya ; MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN BERSAMA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA DAN MENTERI... REPUBLIK INDONESIA TENTANG. (nama Peraturan Menteri). uraian singkat pokok pikiran latar belakang dan alasan pembuatan peraturan dasar kewenangan dan Peraturan perundangundangan BAB I Pasal 1 BAB II Pasal semua substansi peraturan yang ditetapkan BAB (dan seterusnya) 7

Pasal MENTERI... (tanda tangan) Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal... MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA, (tanda tangan)... NAMA MENTERI MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, Tanda tangan Menteri Lingkungan Hidup dan Menteri yang Terkait Tanda Tangan Menteri Hukum dan Ham (tanda tangan) NAMA MENTERI BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN.. NOMOR.. 8

KEPUTUSAN MENTERI Lambang negara di tiap halaman telah di cetak KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG (Nama Peraturan Menteri) MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat: a. bahwa ; b. bahwa ; c. dan seterusnya ; 1. ; 2. ; 3. dan seterusnya ; MEMUTUSKAN: Menetapkan: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG KESATU:..................... KEDUA:.................. KETIGA:................................. dst. MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA, (tanda tangan) Penomoran berurutan dalam satu tahun takwin uraian singkat pokok pikiran latar belakang dan alasan pembuatan peraturan pembuatan peraturan dasar kewenangan dan Peraturan perundangundangan substansi keputusan yang dirumuskan dalam diktumdiktum Tanda tangan Menteri Lingkungan Hidup Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Biro Hukum dan Humas, (tanda tangan) Nama Kepala Biro NAMA MENTERI Tanda Tangan Kepala Biro Hukum dan Humas untuk salinan 9

SURAT KEPUTUSAN SEKRETARIS KEMENTERIAN/DEPUTI KEPUTUSAN SEKRETARIS/DEPUTI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP (NOMOR ESELON I) TAHUN... TENTANG (Nama Keputusan) SEKRETARIS/DEPUTI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat: a. bahwa ; b. bahwa ; c. dan seterusnya ; 1. ; 2. ; 3. dan seterusnya ; MEMUTUSKAN: Menetapkan: SEKRETARIS/DEPUTI LINGKUNGAN HIDUP TENTANG KEMENTERIAN KESATU:..................... KEDUA:.................. KETIGA:.................................dst. SEKRETARIS/DEPUTI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP, (tanda tangan) NAMA SEKRETARIS/DEPUTI 10

MEMORANDUM OF UNDERSTANDING (MoU) MEMORANDUM OF UNDERSTANDING BETWEEN THE... REPUBLIK OF INDONESIA AND THE... CONCERNING... The..., Republic of Indonesian and the... here in after referred to as the Parties; Desiring to promote favourable relations of partnership and cooperation between...; Recognizing the importance of the principles of equality and mutual benefits; Referring to the Letter of Intent between..., the Republic of Indonesian and... concerning..., signed in... on... Pursuant to the prevailing laws and regulations in the respective countries; Have agreed as follows : Article 1 Objective and Scope of Cooperation............... a.... b.... c.... d.... e.... f. Other areas agreed upon by the Parties. 11

LETTER OF INTENT LETTER OF INTENT BETWEEN DEPARTMENT OF LAW AND HUMAN RIGHT OF THE REPUBLIK INDONESIA AND THE... CONCERNING... Department of Law and Human Right of the Republic Indonesia and the... and the... here in after referred to as the Parties ; Desining to promote goodwill and understanding as well as favourable cooperation between...; Recognizing the importance of the principles of the equality and mutual benefits; Do hereby declare our intention to......................., in......: a....; b....; c....; d....; e. etc. The implemention of such cooperation shall be concluded in appropriate measures in in due course. DONE in duplicate at..., on this...,, day of..., in the year...,, in Indonesian,..., and English languages, all text being equally authentic. For Department of Law and Human Right For..., of the Republic of Indonesian...... 12

SURAT EDARAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA Jl. DI. Panjaitan, Kebon Nanas, Jakarta 13410, Indonesia Kotak Pos/PO Box 7777 JAT 13000 Telepon : 021-8517148 (hunting), 8580067-69 Faks 021-8517147 Laman: www.menlh.go.id Nomor :.../.../.../(tahun) Hal. :... Kepada Yth. 1.... 2.... di seluruh Indonesia SURAT EDARAN (tanggal) (bulan) (tahun) Dalam rangka (dasar pertimbangan dikeluarkannya surat edaran)..., dengan hormat disampaikan hal-hal sebagai berikut: 1.... 2.... 3.... Logo dan Nama dan Alamat Lembaga telah di cetak Penomoran berurut dalam satu tahun takwin Prihal surat Tanggal dikeluarkan Ditujukan kepada Demikian untuk menjadi perhatian dan atas kerjasama yang baik diucapkan terimakasih. MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP Tembusan: a. Sekretariat Negara b.... Dst,. (tanda tangan) NAMA MENTERI Tanda tangan Menteri Negara Lingkungan Hidup Tembusan surat 13

SURAT PERJANJIAN Lambang negara di tiap halaman telah di cetak KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP DENGAN Nomor: /MENLH/.../(tahun) Nomor:... /(tahun) TENTANG... Pada hari ini... tanggal... bulan... tahun.. bertempat di..., kami yang bertanda tangan di bawah ini: 1. Gusti Muhammad Hatta : Menteri Negara Lingkungan Hidup, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kementerian Lingkungan Hidup yang berkedudukan di Jalan D.I. Panjaitan, Kav. 24 Jakarta Timur, selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA. perihal perjanjian dan nomor perjanjian Waktu penandatanganan perjanjian nama dan kedudukan para pihak 2.. :..., dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama... yang berkedudukan di Jalan..., selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA. (alternatif 1) Dasar pertimbangan 1. terkait dengan tupoksi PIHAK PERTAMA 2. terkait dengan tupoksi PIHAK KEDUA sepakat untuk melakukan kerja sama dengan ketentuan sebagai berikut: (alternative 2) PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang selanjutnya disebut PARA PIHAK, sepakat untuk melakukan kerja sama dalam pelaksanaan program dan kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dengan ketentuan sebagai berikut: nama dan kedudukan para pihak 14

Tujuan dilakukan kerjasama: a...; dan b.... Pasal 1 Tujuan Pasal 2 Ruang Lingkup Ruang lingkup Kesepakatan Bersama: a. ; b. ; dan c. dst Pasal 3 Kewajiban Para Pihak (1) kewajiban PIHAK PERTAMA: a. ; b. ; dan c. dst. (2) Kewajiban PIHAK KEDUA: a. ; b. ; dan c. dst. substansi perjanjian Pasal 4 Pelaksanaan (1) pelaksanaan kesepakatan bersama. (2) dst. Pasal 5 (1) pelaksana untuk melaksanakan kesepakatan bersama. (2) dst. Pasal 6 Jangka Waktu (1) masa berlaku kesepakatan, perpanjangan, dan pengakhiran kesepakatan bersama. 15

Pasal 7 Berakhirnya Kesepakatan Bersama (1) kewajiban para pihak dalam hal kesepakatan bersama tidak diperpanjang. (2) Kesepakatan Bersama ini berakhir seketika apabila terjadi perubahan terhadap peraturan perundang-undangan atau perubahan kebijakan pemerintah yang mengakibatkan tidak dapat dilakukannya Kesepakatan Bersama ini. substansi perjanjian Pasal 7 Penyelesaian Perselisihan Apabila di kemudian hari terjadi perbedaan pendapat, baik dalam penafsiran maupun dalam pelaksanaan Kesepakatan Bersama ini, penyelesaiannya dilakukan secara kekeluargaan dan musyawarah untuk mencapai mufakat dengan tetap memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 8 Pendanaan Dana yang diperlukan dalam pelaksanaan Kesepakatan Bersama ini dibebankan kepada PARA PIHAK sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Pasal 9 Ketentuan Penutup Kesepakatan Bersama ini dibuat rangkap 2 (dua), bermaterai cukup, masing-masing sama bunyinya dan mempunyai kekuatan hukum yang sama, 1 (satu) rangkap untuk PIHAK PERTAMA dan 1 (satu) rangkap untuk PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA (tanda tangan) PIHAK KEDUA (tanda tangan) Tanda tangan para pihak Nama Menteri INSTRUKSI MENTERI Nama Pihak Kedua 16

INSTRUKSI MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... Menimbang: Mengingat: TENTANG (Nama Peraturan Menteri) a. bahwa ; b. bahwa ; c. dan seterusnya ; 1. ; 2. ; 3. dan seterusnya ; Memperhatikan: 1....; 2....; 3. dan seterusnya ; Menginstruksikan Kepada: MEMUTUSKAN 1. Sekretaris Kementerian Lingkungan Hidup 2. dst. Logo dan Nama dan Alamat Lembaga telah di cetak Prihal Instruksi uraian singkat pokok pikiran latar belakang dan alasan pembuatan peraturan dasar kewenangan dan Peraturan perundangundangan Dalam lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup untuk: a. Meningkatkan pembinaan pegawai Negeri Sipil untuk menyelenggarakan tugas pemerintah dan pembangunan secara berdaya guna dan berhasil guna. b. dst, Instruksi ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal :... MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA, Keputusan ini disampaikan kepada: a. Sekretariat Negara b. dst,. (tanda tangan) NAMA MENTERI substansi instruksi Tanda tangan Menteri Lingkungan 17

SURAT KUASA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA SURAT - KUASA No.: SKU-../Ro.U/../... Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama :... NIP :..... Jabatan :... Alamat :...... dengan ini menerangkan bahwa: Nama :... NIP :..... Pangkat :... Jabatan :... Alamat :... untuk...... Demikian surat kuasa ini dibuat, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Penomoran berurut dalam satu tahun takwin Jl. DI. Panjaitan, Kebon Nanas, Jakarta 13410, Indonesia Kotak Pos/PO Box 7777 JAT 13000 Penomoran Telepon : 021-8517148 (hunting), 8580067-69 Faks 021-8517147 Laman: www.menlh.go.id berurutan dalam satu tahun takwin identitas yang memberikan kuasa pernyataan tentang pemberian wewenang kepada pihak lain untuk melakukan suatu tindakan tertentu Penerima kuasa, (tanda tangan) Nama lengkap NIP. Jakarta,... Pemberi kuasa, Kepala Biro Umum, (materai dan tanda tangan) Nama Kepala Biro NIP...... Tanggal penandatan ganan Tembusan : 1.... 2.... Catatan :Tembusan jika dianggap perlu 18

BERITA ACARA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA BERITA ACARA SERAH TERIMA No.:../BAPB/PAN/LH/./(tahun) Logo dan Nama dan Alamat Lembaga telah di cetak Jl. DI. Panjaitan, Kebon Nanas, Jakarta 13410, Indonesia Kotak Pos/PO Box 7777 JAT 13000 Penomora Telepon : 021-8517148 (hunting), 8580067-69 Faks 021-8517147 Laman: www.menlh.go.id n berurutan dalam satu tahun takwin Pada hari Senin tanggal (tanggal) (bulan) (tahun) beralamat di Kementerian Lingkungan Hidup Jl. DI Panjaitan Kebon Nanas, Jakarta Timur, berdasarkan Surat Keputusan Sekretaris Kementerian LH Nomor: KEP-.../SES/LH/.../(tahun) tanggal (tanggal) (bulan) (tahun) tentang..., yang bertanda tangan di bawah ini : 1.... 2.... 3.... dalam hal ini bertindak atas nama dan untuk Kementerian Negara Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA. identitas para pihak yang melaksana kan kegiatan N a m a :... Jabatan :... Alamat :... dalam hal ini bertindak atas nama dan untuk..., yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA. PIHAK KEDUA telah menyerahkan barang-barang pekerjaan kepada PIHAK PERTAMA, sesuai dengan SPK Nomor:.../SPK/Ro.U/LH/.../(tahun) tanggal (tanggal) (bulan) (tahun). PIHAK PERTAMA telah menerima penyerahan barang-barang dari PIHAK KEDUA dengan baik sesuai rencana, yang selanjutnya PIHAK KEDUA berhak menerima pembayaran dari PIHAK PERTAMA sebesar Rp...,- (......) Demikian Berita Acara ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA Tim Penerima Barang: 1.... 1.... 2.... 2.... 3.... 3.... kegiatan yang dilaksanak an Tandatang an para pihak dan para saksi 19

SURAT PANGGILAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA Jl. DI. Panjaitan, Kebon Nanas, Jakarta 13410, Indonesia Kotak Pos/PO Box 7777 JAT 13000 Telepon : 021-8517148 (hunting), 8580067-69 Faks 021-8517147 Laman: www.menlh.go.id Jakarta,... Kepada Logo dan Nama dan Alamat Lembaga telah di cetak Penomoran berurut dalam satu tahun takwin Nomor :... Yth.... Sifat :...... Lampiran :... Hal : Panggilan. di -... Ditujukan kepada Dengan ini diminta kedatangan Saudara di Kantor...... Hari :... Tanggal :... Prihal surat Tanggal dikeluarkan Pukul :...WIB Tempat :... Menghadap kepada :... Alamat :... Untuk :...... Demikian untuk maklum.. Tembusan : 1.... 2.... MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, (tanda tangan) NAMA MENTERI Tanda tangan Menteri Negara Lingkungan Hidup Tembusan surat 20

NASKAH AKADEMIS/LATAR BELAKANG PENGATURAN NASKAH AKADEMIK PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TENTANG... prihal akademis A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 2. Tujuan dan Kegunaan yang ingin dicapai 3. Metode Pendekatan 4. Materi Muatan 5. Inventarisasi Peraturan Perundang-undangan B. RUANG LINGKUP NASKAH AKADEMIK (materi yang hendak diatur) 1. Umum a. Pengertian-pengertian b. Asas-asas 2. Materi 3. Sanksi 4. Peralihan 5. Penutup C. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Perlunya pengaturan 2. Jenis/bentuk pengaturan 3. Pokok-pokok materi yang perlu diatur D. LAMPIRAN 1. Daftar kepustakaan 2. Inventarisasi Peraturan Perundang-undangan 3. Hasil kajian atau penelitian atau makalah-makalah yangmembahas materi hukum yang bersangkutan. 21

LAPORAN/TELAAHAN STAF LAPORAN/TELAAHAN STAF TENTANG... A. Latar Belakang...... B. Kegiatan Yang Dilaksanakan...... C. Hasil Yang Dicapai...... D. Kesimpulan dan Saran...... E. Penutup... Catatan : cap instansi bila diperlukan Dibuat di :. Pada tanggal : Pejabat pembuat Laporan (Tanda tangan dan Cap Instansi) Nama lengkap 22

PENGUMUMAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA Jl. DI. Panjaitan, Kebon Nanas, Jakarta 13410, Indonesia Kotak Pos/PO Box 7777 JAT 13000 Telepon : 021-8517148 (hunting), 8580067-69 Faks 021-8517147 Laman: www.menlh.go.id Kop Kementerian Lingkungan Hidup telah dicetak PENGUMUMAN Nomor:../Ro.U/.../(tahun) TENTANG..................................... Dikeluarkan di Jakarta pada tanggal:. Kepala Biro Umum, (Tanda tangan dan Cap Instansi) Penomoran berurutan dalam satu tahun takwin Judul pengumum an ditulis dengan huruf kapital alasan, peraturan yang menjadi dasar, dan pemberitah uan tentang hal tertentu yang dianggap mendesak Kota sesuai alamat Instansi dan tanggal penandata nganan Nama Lengkap 23

SURAT KETERANGAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA SURAT KETERANGAN No.: KET-../Ro.U/LH/../(tahun) Kop Kementerian Lingkungan Hidup telah dicetak Jl. DI. Panjaitan, Kebon Nanas, Jakarta 13410, Indonesia Kotak Pos/PO Box 7777 JAT 13000 Telepon : 021-8517148 (hunting), 8580067-69 Faks 021-8517147 Laman: www.menlh.go.id Penomoran berurutan dalam satu tahun takwin Yang bertanda tangan di bawah ini : nama : NIP : jabatan : identitas yang memberikan keterangan dengan ini menerangkan bahwa: nama : NIP : pangkat/golongan : jabatan : dan seterusnya Surat keterangan ini diberikan untuk keperluan...... Demikian untuk digunakan seperlunya. Dikeluarkan di... pada tanggal... Kepala Biro Umum, (Tanda tangan dan Cap Instansi) Nama Lengkap identitas yang diberi keterangan informasi mengenai suatu hal atau seseorang untuk kepentingan kedinasan Tanggal penanda - tanganan 24

SURAT PERINGATAN Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor :... tanggal... Lampiran :... ( jika ada) Hal :... Yth,...............(alinea pembuka)...........................( alinea isi)........................ Tanggal penanda - Tanganan Prihal surat Tanggal dikeluarkan Ditujukan kepada prihal Peringatan...( alinea penutup)........................ Menteri, Tembusan : 1... 2... 3... (Cap dan tandatangan) Nama Lengkap Tanggal penanda - Tanganan Tembusan KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP Gedung B lantai 2, Jalan DI Panjaitan, Kebon Nanas Jakarta 13410 Tel. 021-8580102-3, Fax. 021-8580101 Website: www.menlh.go.id 25

SURAT PENGANTAR KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA Jl. DI. Panjaitan, Kebon Nanas, Jakarta 13410, Indonesia Kotak Pos/PO Box 7777 JAT 13000 Telepon : 021-8517148 (hunting), 8580067-69 Faks 021-8517147 Laman: www.menlh.go.id PENGUMUMAN Nomor:../Ro.U/.../(tahun) Nama dan alamat Kementerian Lingkungan Hidup yang telah dicetak TENTANG. Perihal pengumuman.................................... Dikeluarkan di Jakarta pada tanggal:. Kepala Biro Umum, (Tanda tangan dan Cap Instansi) Nama Lengkap uraian singkat prihal pengumuman 26

TANDA TERIMA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA Jl. DI. Panjaitan, Kebon Nanas, Jakarta 13410, Indonesia Kotak Pos/PO Box 7777 JAT 13000 Telepon : 021-8517148 (hunting), 8580067-69 Faks 021-8517147 Laman: www.menlh.go.id TANDA TERIMA NO. DISAMPAIKAN KEPADA NOMOR SURAT/BERUPA Nama dan alamat Kementerian Lingkungan Hidup yang telah dicetak Tanggal serah terima Yang menyampaikan, Jakarta,.. Yang menerima, Tanda tangan : Tanda tangan : Nama lengkap : Nama Lengkap : Waktu/jam : Waktu/jam : 27

SURAT PERINTAH KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA Jl. DI. Panjaitan, Kebon Nanas, Jakarta 13410, Indonesia Kotak Pos/PO Box 7777 JAT 13000 Telepon : 021-8517148 (hunting), 8580067-69 Faks 021-8517147 Laman: www.menlh.go.id SURAT PERINTAH No.: SP-.. /SES/LH/../(tahun) Menimbang : a. bahwa... b. bahwa... Mengingat : 1. Undang-undang No..tentang... 2. Peraturan Presiden R.I. No tentang... 3. Peraturan Menteri.. No tanggal... Memberi Perintah : Kepada : 1.... 2.... 3.... 4. dan seterusnya Untuk : 1.... 2.... 3. dan seterusnya Surat Perintah ini diberikan kepada yang bersangkutan untuk digunakan sebagaimana mestinya. Dikeluar di... pada tanggal Sekretaris Kementerian, (Tanda tangan) Nama Lengkap NIP............ Nama dan alamat Kementerian Lingkungan Hidup yang telah dicetak uraian singkat pokok pikiran latar belakang dan alasan pemberian perintah dasar kewenangan dan Peraturan perundangundangan nama dan fungsi yang diperintahkan Nama tempat dan Tanggal di tetapkan 28

SURAT TUGAS KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA Jl. DI. Panjaitan, Kebon Nanas, Jakarta 13410, Indonesia Kotak Pos/PO Box 7777 JAT 13000 Telepon : 021-8517148 (hunting), 8580067-69 Faks 021-8517147 Laman: www.menlh.go.id SURAT TUGAS No.:.. /SES/LH/12/2010 Menimbang : a. bahwa... b. bahwa... Mengingat : 1. Undang-undang No..tentang... 2. Peraturan Presiden R.I. No tentang... 3. Peraturan Menteri.. No tanggal... Memberi Tugas : Kepada : 1.... 2.... 3.... 4. dan seterusnya Untuk : 1.... 2.... 3. dan seterusnya Logo dan Nama dan Alamat Lembaga telah di cetak Penomoran berurutan dalam satu tahun takwin uraian singkat pokok pikiran latar belakang dan alasan pemberian tugas nama dan fungsi yang diberi tugas Surat Tugas ini diberikan kepada yang bersangkutan untuk digunakan sebagaimana mestinya. Dikeluar di... pada tanggal Sekretaris Kementerian, Nama tempat dan Tanggal di tetapkan (Tanda tangan) Nama Lengkap NIP............ 29

SURAT DINAS MENTERI Tanggal di buat Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor : B./MENLH/KKA/.../(tahun) Jakarta,... Sifat :.. Lampiran :. Hal :. Yth.......... Penomoran berurutan dalam satu tahun takwin Sifat penyampaian surat Jumlah lampiran surat Prihal pembuatan surat Ditujukan kepada.................. prihal kegiatan...... Tembusan: 1. 2. 3. Menteri Negara Lingkungan Hidup, (Tanda tangan dan Cap Jabatan) Nama Lengkap KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP Gedung B lantai 2, Jalan DI Panjaitan, Kebon Nanas Jakarta 13410 Tel. 021-8580102-3, Fax. 021-8580101 Website: www.menlh.go.id 30

SURAT DINAS KEMENTERIAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA Jl. DI. Panjaitan, Kebon Nanas, Jakarta 13410, Indonesia Kotak Pos/PO Box 7777 JAT 13000 Telepon : 021-8517148 (hunting), 8580067-69 Faks 021-8517147 Laman: www.menlh.go.id Tanggal di buat Nomor : B./SES/LH/KKA/.../(tahun) Jakarta,... Sifat :.. Lampiran :. Hal :. Yth..................................... Tembusan: 4. 5. 6. Sekretaris Kementerian Lingkungan Hidup, (Tanda tangan dan Cap Jabatan) Nama Lengkap NIP.......... Kop Kementerian Lingkungan Hidup telah dicetak Penomoran berurutan dalam satu tahun takwin Sifat penyampaian surat Jumlah lampiran surat Prihal pembuatan surat Ditujukan kepada prihal kegiatan 31

MEMORANDUM MENTERI Kop Departemen Hukum dan HAM telah dicetak Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia MEMORANDUM Nomor : M- /MENLH/KKA/../. Penomoran berurutan dalam satu tahun takwin Kepada Yth :... Dari :... Perihal :... Tanggal :..................... petunjuk, pemberitahu an, pernyataan atau permintaan,b ersifat rutin, berupa catatan ringkas......... (Tanda tangan) Nama Menteri Tembusan : 1....... Nama Jabatan dan nama lengkap ditulis dengan huruf awal kapital, tidak dibubuhi cap dinas KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP Gedung B lantai 2, Jalan DI Panjaitan, Kebon Nanas Jakarta 13410 Tel. 021-8580102-3, Fax. 021-8580101 Website: www.menlh.go.id 32

MEMORANDUM KEMENTERIAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA MEMORANDUM Nomor : M- /MENLH/KKA/../(tahun) Penomoran berurutan dalam satu tahun takwin Kepada Yth :... Dari :... Perihal :... Tanggal :.............................. Tembusan : 1....... 2....... (Tanda tangan) Nama Lengkap petunjuk, pemberitahuan, pernyataan atau permintaan,ber sifat rutin, berupa catatan ringkas Nama Jabatan dan nama lengkap ditulis dengan huruf awal kapital, tidak dibubuhi cap dinas 33

NOTA DINAS KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOTA DINAS NOMOR :.../ADM/KKA/../(tahun) Penomoran berurutan dalam satu tahun Yth :... Dari :... Hal :... Tanggal :.............................. petunjuk, pemberitah uan, pernyataan atau permintaan, bersifat rutin, berupa Tembusan : 1....... 2....... (Tanda tangan) Nama Lengkap Nama Jabatan dan nama lengkap ditulis dengan huruf awal kapital, tidak 34

SURAT UNDANGAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA Jl. DI. Panjaitan, Kebon Nanas, Jakarta 13410, Indonesia Kotak Pos/PO Box 7777 JAT 13000 Telepon : 021-8517148 (hunting), 8580067-69 Faks 021-8517147 Laman: www.menlh.go.id Nomor : B- /SES/LH/KS/../... Jakarta,... Sifat : Segera Lampiran : - Hal : Undangan... Yth....... Bersama ini kami mengundang Saudara dalam acara... yang akan diselenggarakan pada: hari/tanggal : Senin, 20 Desember 2010 waktu : 10.00 WIB - Selesai tempat : Ruang Rapat Kalpataru, Gedung B Lt. 2 Kementerian Lingkungan Hidup Jl. DI. Panjaitan, Kebun Nanas, Jakarta 13410 acara : 1.... 2.... 3. dst Mengingat pentingnya acara tersebut, kami harap kehadiran Saudara tepat pada waktunya. Atas perhatiannya, diucapkan terima kasih. Sekretaris Kementerian, Kop Kementerian Lingkungan Hidup telah dicetak Tanggal pembuatan Surat Penomoran berurutan dalam satu tahun takwin Alamat tujuan dapat ditulis di bagian kiri, apabila jumlahnya cukup banyak, dapat dibuat pada daftar lampiran Tembusan : Menteri Negara Lingkungan Hidup (Tanda tangan) Nama Lengkap NIP............ Nama Jabatan dan nama lengkap 35

LAMPIRAN SURAT UNDANGAN Lampiran Surat.... Nomor : B./SES/LH/KS/../(tahun) Tanggal : DAFTAR PEJABAT/PEGAWAI YANG DIUNDANG Tanggal pembuatan Surat Penomoran berurutan dalam satu tahun takwin 1.... 2.... 3.... 4.... 5.... 6.... 7.... 8.... 9.... 10.... Nama Jabatan, (Tanda tangan & cap Instansi) Nama Jabatan dan nama lengkap Nama Lengkap 36

KARTU UNDANGAN Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia mengharapkan dengan hormat kehadiran Bapak/Ibu/Saudara pada acara hari / (tanggal).. pukul.wib bertempat di.. Prihal acara undangan Tanggal dan tempat acara Harap hadir 30 menit sebelum acara Pakaian :. dimulai dan undangan dibawa Laki-laki :. Konfirmasi.. Perempuan :. TNI/Polri :. Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Biro Hukum dan Humas, MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA, ttd BALTHASAR KAMBUAYA Inar Ichsana Ishak 37