BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang



dokumen-dokumen yang mirip
PERANCANGAN MODUL PRAKTIS PENGUKURAN KEHALUSAN PERMUKAAN MATA KULIAH ALAT BANTU DAN ALAT UKUR UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Data yang diperlukan dalam penelitian dapat membantu proses

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

OPTIMASI PARAMETER PEMESINAN TANPA FLUIDA PENDINGIN TERHADAP MUTU BAJA AISI Jl. Jend. Sudirman Km 3 Cilegon,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian sekaligus pengambilan data dilakukan di Laboratorium Produksi dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV PENGUJIAN ALAT GERINDA SILINDRIS DAN ANALISA

Bab IV Data Pengujian

PENGARUH TEBAL PEMAKANAN DAN KECEPATAN POTONG PADA PEMBUBUTAN KERING MENGGUNAKAN PAHAT KARBIDA TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL ST-60

SETTING PARAMETER OPTIMAL PADA PROSES ANNEALING MATERIAL S45C TERHADAP HARDNESS DAN ROUGHNESS SURFACE

APLIKASI NEW HIGH SPEED MACHINING ROUGHING STRATEGY PADA MESIN CNC YCM EV1020A

PERANCANGAN RUBBER GRIP TOOLS SEBAGAI ALAT BANTU MESIN UJI TARIK DI LABORATORIUM PENGETAHUAN BAHAN FTI-UAJY

ANALISIS TOPOGRAFI PERMUKAAN LOGAM DAN OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN PADA PROSES MILLING ALUMINIUM ALLOY

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Turbin blade [Gandjar et. al, 2008]

BAB li TEORI DASAR. 2.1 Konsep Dasar Perancangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DESAIN EKSPERIMEN PADA MESIN ELECTRICAL DISCHARGE MACHINING SKM ZNC T50

Pengaruh Kemiringan Benda Kerja dan Kecepatan Pemakanan terhadapgetaran Mesin Frais Universal Knuth UFM 2

BAB III METODOLOGI. Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan. Selain itu juga kita dapat menentukan komponen komponen mana yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENGARUH KECEPATAN PEMAKANAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL JIS G-3123 SS 41 DENGAN METODE TAGUCHI

Kata kunci: Proses Milling, Variasi Kecepatan Putar dan Kedalaman Makan, Surface Roughness

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMILIHAN STRATEGY PRA TOOLPATH LEADS AND LINKS UNTUK MENDAPATKAN WAKTU PEMOTONGAN INSOLE YANG MINIMAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Proses Pemesinan Milling dengan Menggunakan Mesin Milling 3-axis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISA. Tempat Melakukan Pengujian : Peralatan Yang Dibutuhkan :

Proses Kalibrasi Sumbu X, Y, Dan Z Pada Mesin CNC Router Kayu 3 Axis Menggunakan Alat Bantu Dial Indicator dan Block Gauge

Gambarr 3.3 Downcut. Gambar 3.2 Upcut

PROSES FREIS ( (MILLING) Paryanto, M.Pd.

MESIN BOR. Gambar Chamfer

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN NASKAH SOAL TUGAS AKHIR HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III Mesin Milling I

ANALISA PENGARUH KECEPATAN FEEDING TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN DRAW BAR MESIN MILLING ACIERA DENGAN PROSES CNC TURNING

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PARAMETER PEMOTONGAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES BUBUT BAJA AISI 1045

BAB 3 PROSES FRAIS (MILLING)

Menentukan Peralatan Bantu Kerja Dengan Mesin Frais

BUKU 3 PROSES FRAIS (MILLING) Dr. Dwi Rahdiyanta

Gambar I. 1 Mesin Bubut

BAB III METODE PELAKSANAAN. Metode penelitian merupakan cara atau prosedur yang berisi tahapan tahapan

BAB III ANALISIS. Gambar 3.1 Process Sheet & NCOD.

SAT. Pengaruh Kemiringan Spindel Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Getaran Mesin Frais Universal Knuth UFM 2. Romiyadi, Emon Azriadi. 1.

PENGARUH PERUBAHAN KECEPATAN PEMAKANAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES PEMBUBUTAN

BAB III PERAWATAN MESIN BUBUT PADA PT.MITSUBA INDONESIA

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Pendahuluan. Keyword : Semi automated manufacture, Make to order, CNC, Fixed Layout

Studi Eksperimental tentang Pengaruh Parameter Pemesinan Bubut terhadap Kekasaran Permukaan pada Pemesinan Awal dan Akhir


BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

RANCANG BANGUN MESIN BUBUT KAYU DUPLIKAT (BAGIAN STATIS) LAPORAN PROYEK AKHIR. Oleh Dodik Supaedi

PENGARUH SUDUT GARUK PAHAT BUBUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES PEMBUBUTAN

JTM. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, 38-43

EKSPERIMENTAL PEMBUATAN SPIRAL DATAR DENGAN MENGGUNAKAN MESIN FREIS UNTUK PENGEMBANGAN PROGRAM PRAKTIKUM LABORATORIUM PEMESINAN

ANALISIS PENGARUH CUTTING SPEED DAN FEEDING RATE MESIN BUBUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA DENGAN METODE ANALISIS VARIANS

Mesin Milling CNC 8.1. Proses Pemotongan pada Mesin Milling

(Sumber :

Pengaruh Jenis Pahat dan Cairan Pendingin

9 perawatan terlebih dahulu. Ini bertujuan agar proses perawatan berjalan sesuai rencana. 3.2 Pengertian Proses Produksi Proses produksi terdiri dari

28 Gambar 4.1 Perancangan Produk 4.3. Proses Pemilihan Pahat dan Perhitungan Langkah selanjutnya adalah memilih jenis pahat yang akan digunakan. Karen

PENGARUH PARAMETER PROSES TERHADAP KUALITAS GEOMETRIK HASIL PEMBUBUTAN POROS IDLER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI

PENGARUH VARIASI PUTARAN SPINDEL DAN KEDALAMAN PEMOTONGAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BAJA ST 60 PADA PROSES BUBUT KONVENSIONAL

PENGARUH JUMLAH MATA SAYAT END MILL CUTTER MENGGUNAKAN KODE PROGRAM G 02 Dan G 03 TERHADAP KERATAAN ALUMUNIUM 6061 PADA MESIN CNC TU-3A

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. pemesinan. Berikut merupakan gambar kerja dari komponen yang dibuat: Gambar 1. Ukuran Poros Pencacah

SIMULASI UNTUK MEMPREDIKSI PENGARUH PARAMETER CHIP THICKNESS TERHADAP DAYA PEMOTONGAN PADA PROSES CYLINDRICAL TURNING

ANALISIS PEMOTONGAN RODA GILA (FLY WHEEL) PADA PROSES PEMESINAN CNC BUBUT VERTIKAL 2 AXIS MENGGUNAKAN METODE PEMESINAN KERING (DRY MACHINING)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan dalam 4 bulan yaitu dari bulan Oktober 2014

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam sebuah sistem kerja yang terdiri dari berbagai rangkaian mesin,

POROS BERTINGKAT. Pahat bubut rata, pahat bubut facing, pahat alur. A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu :

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Analisa Pengaruh Gerak Makan Dan Putaran Spindel Terhadap Keausan Pahat Pada Proses Bubut Konvensional

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

Pengaruh Jenis Pahat, Kecepatan Spindel dan Kedalaman Pemakanan terhadap Tingkat Kekasaran Permukaan Baja S45C

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Material Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung. Adapun bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah :

Perancangan Dan Pembuatan Jig Untuk Proses Drilling pada CNC Router

PENGARUH KEDALAMAN POTONG, KECEPATAN PEMAKANAN TERHADAP GAYA PEMOTONGAN PADA MESIN BUBUT

BAB V MESIN MILLING DAN DRILLING

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN SAMPUL DALAM... HALAMAN PRASYARAT... HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN... HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS...

I. PENDAHULUAN. Proses permesinan merupakan proses manufaktur dimana objek dibentuk

1 Teknik Pemesinan SMK PGRI 1 Ngawi Cerdas, Kreatif, Intelek dan Wirausahawan. By: Hoiri Efendi, S.Pd

Politeknik Negri Batam Program Studi Teknik Mesin Jl. Ahmad Yani, Batam Centre, Batam 29461, Indonesia

2. Mesin Frais/Milling

PENGARUH KEMIRINGAN SPINDEL DAN KECEPATAN PEMAKANAN TERHADAP GETARAN MESIN FRAIS UNIVERSAL KNUTH UFM 2

MODUL I PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI

Proses Manufaktur Komponen Dinamis Pada Mesin Pengiris multi hortikultura. Oleh : BENY SANTOSO

BAB III METODE PENELITIAN

Bab II Teori Dasar Gambar 2.1 Jenis konstruksi dasar mesin freis yang biasa terdapat di industri manufaktur.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 Baja AISI 4340

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi dalam bidang industri khususnya di bidang manufaktur sekarang ini sangatlah pesat. Perkembangan yang pesat itu diiringi tingginya tuntutan nilai kualitas dari sumber daya manusia. Untuk menghasilkan sumber daya manusia yang dapat mendukung perkembangan industri manufaktur maka dibutuhkan pendidikan yang berkualitas. Dunia pendidikan memiliki peran penting dalam perkembangan teknologi industri. Sarana dan prasarana belajar diharapkan mampu menjadi salah satu penunjang dalam peningkatan proses pengajaran. Universitas Atma Jaya Yogyakarta merupakan institusi pendidikan yang memiliki berbagai program studi, salah satunya adalah Program Studi Teknik Industri. Program Studi Teknik Industri (TI) Fakultas Teknologi Industri (FTI) mempelajari banyak hal yang berhubungan dengan aktivitas industri. Pada saat ini mahasiswa TI masih kurang memahami tentang aplikasi penggunaan alat bantu dan alat ukur yang ada di dunia manufaktur seperti Surface Roughness Tester (Rugo Test). Alat ini berfungsi untuk membantu mengukur kualitas kehalusan permukaan benda kerja. Hal ini terjadi karena kurangnya materi perkuliahan tentang alat bantu ukur tersebut. Materi akan pengetahuan mengenai alat bantu ukur sebenarnya termasuk dalam 1

silabus mata kuliah Alat Bantu dan Alat Ukur (ABAU) namun hanya terbatas pada skala teori (lebih besar aspek kognitif daripada psikomotorik yang tidak sesuai dengan materi kurikulum berbasis kompetensi), sehingga mahasiswa kurang paham terhadap penggunaan alat ukur. Surface Roughness Tester sebenarnya sudah dimiliki oleh Laboratorium Proses Produksi namun mahasiswa belum memiliki kesempatan untuk memahami lebih mendalam tentang aplikasi kedua alat tersebut dalam proses belajar mengajar di kelas. Kegiatan perkuliahan ABAU dimasa mendatang (Tahun Akademik 2013/2014 ke atas) diharapkan setiap mahasiswa mampu mengenal, mengoperasikan, membuat lay out system pengukuran, mengambil respon data hasil eksperimen, menganalisis serta mengolah data statistik pengukuran dengan Surface Roughness Tester, untuk itu kedepan dibutuhkan modul praktis sebagai solusi dari permasalahan di atas. Atribut produk yang sesuai untuk membuat modul alat bantu ukur kehalusan permukaan nantinya akan dicari menggunakan metode penyebaran keusioner, sedangkan untuk menguji modul tersebut digunakan tools fishbone diagram dengan responden mahasiswa prodi TI yang sudah pernah mengambil mata kuliah ABAU. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang ada, maka perlu adanya modul pembelajaran mengenai alat ukur tentang kehalusan permukaan secara praktis menggunakan alat ukur Surface Roughness Tester (rugo test) for milling. 2

1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai adalah: a. Mendapatkan atribut produk yang dibutuhkan dalam pembuatan modul praktis pengukuran kehalusan. b. Mendapatkan lay out ekperimen yang sesuai dengan faktor yang berpengaruh pada kehalusan permukaan. c. Mendapatkan modul praktek pengoperasian alat bantu ukur kehalusan permukaan. 1.4. Batasan Masalah Agar penelitian tidak melebar dalam penyelesaiannya maka akan ditetapkan beberapa batasan, seperti: a. Modul praktek pengoperasian alat bantu dan alat ukur kehalusan permukaan dikhususkan untuk mahasiswa Prodi TI yang mengambil mata kuliah peminatan CAD/CAM. b. Obyek penelitian berupa spesimen benda kerja dengan dimensi 50 x 50 x 30 mm c. Mesin yang digunakan untuk memperoleh respon data yang diambil adalah mesin milling konvensional Pao Fong. d. Metode penelitian yang akan digunakan untuk mendapatkan hubungan yang signifikan dari modul ini digunakan Desain Eksperimen Taguchi e. Cause-effect diagram digunakan untuk menganalisis penyebab hasil cacat (gagal) dari eksperimen kehalusan permukaan. f. Respon yang diukur adalah kehalusan permukaan. 3

g. Alat ukur yang digunakan dalam modul ini adalah Surface Roughness Tester (rugo test) for Milling. 1.5. Metodologi Penelitian Tahapan metodologi penelitian yang dikerjakan oleh peneliti meliputi beberapa tahapan yang dapat dijelaskan sebagai berikut: 1.5.1. Identifikasi Masalah Pada tahap ini yang dilakukan oleh peneliti adalah studi lapangan dengan penyebaran kuesioner sehingga akan diperoleh kebutuhan pembelajaran pada mata kulia ABAU. Tahap ini dilatarbelakangi oleh mahasiswa program studi TI Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang belum memahami secara mendalam tentang alat bantu dan alat ukur kehalusan permukaan dalam mata kuliah ABAU, sehingga diperlukan modul pembelajaran alat bantu ukur tentang kehalusan permukaan secara praktis untuk melengkapi silabus mata kuliah ABAU. Oleh karena itu penulis berusaha mengidentifikasikan masalah, dengan cara menyebar kuesioner kepada para responden. 1.5.2. Studi Lapangan Studi lapangan dilakukan dengan menyebarkan kuesioner awal kepada mahasiswa Program Studi TI Fakultas teknologi Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta sebagai responden yang sedang atau telah mengambil mata kuliah ABAU pada saat penelitian ini berlangsung. Tujuan kuesioner ini adalah untuk mengidentifikasi kendala atau permasalahan tentang 4

pengukuran kehalusan permukaan benda kerja, sehingga diperoleh rumusan masalah yang lebih spesifik. 1.5.3. Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan informasi dan landasan teori sebagai acuan dalam analisis mencari faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap kehalusan permukaan. Informasi yang didapatkan peneliti dapat ditemukan di perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta, dan internet. Dasardasar teori pada daftar pustaka ini berasal dari bukubuku literature, jurnal internasional, dan skripsi terdahulu. 1.5.4. Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian Berdasarkan dari hasil analisis kuesioner awal akan memperoleh rumusan masalah, dimana terdapat kendala dalam kuliah ABAU mengenai kesulitan mahasiswa untuk memahami cara kerja alat bantu beserta alat ukur untuk mengukur kualitas kehalusan permukaan benda kerja. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dirumuskan untuk membuat modul pembelajaran secara praktis mengenai alat bantu dan alat ukur kehalusan permukaan. Rumusan masalah yang ada di lapangan akan diselesaikan dengan menggunakan metode yang sesuai. Permasalahan yang akan diselesaikan berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan. 5

1.5.5. Perancangan Modul Alat Bantu dan Alat Ukur kehalusan Permukaan Benda Hasil Permesinan Milling Metode Brainstorming dilakukan dengan tujuan mendapatkan kesimpulan yang sesuai dengan kebutuhan dari modul pengukuran kehalusan yang akan dibuat. Analisis metode penelitian yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang ada di perkuliahan ABAU menggunakan desain eksperimen metode Taguchi. Metode ini dipakai untuk mengidentifikasi faktor atau parameter yang mempengaruhi kualitas dan mengetahui besar pengaruh dari masing-masing parameter tersebut, kemudian mengetahui level yang tepat bagi tiap parameter pada proses produksi. 1.5.6. Proses Eksperimen Langkah-langkah sebagai berikut : a. Tahap Desain Eksperimen Tahap desain eksperimen ini meliputi: 1. Mengidentifikasi variabel penelitian Pada penelitian ini variable penelitian meliputi spesifikasi geometrid an metrologi industri. 2. Menetapkan variabel penelitian 3. Pembentukan daftar kuesioner dalam penelitian yang diberikan kepada pihak-pihak yang dianggap mengetahui proses penelitian. Berdasarkan hasil kuesioner, selanjutnya diperoleh faktor-faktor yang akan diteliti dalam eksperimen nantinya. 4. Menetapkan layout desain eksperimen yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti. 6

5. Melakukan analisis varians terhadap data yang diperoleh dari hasil eksperimen. b. Tahap Eksperimen (Pengambilan Data) Pada tahap ini dilakukan proses eksperimen untuk mengumpulkan data pengukuran kehalusan yang dihasilkan dari setiap kombinasi parameter yang dilakukan. Berikut adalah langkah-langkah pengambilan data pengukuran: 1. Persiapan Spesimen Spesimen yang digunakan dalam eksperimen ini adalah material Mild Steel dan Alumunium. Ukuran spesimen yang digunakan adalah 50x50x30 mm. Bentuk raw material yang ada yang berbentuk silinder pejal diameter 3 inchi ada pula yang berbentuk plat 30mm dengan ukuran sehingga harus dipotong terlebih dahulu menjadi ukuran spesimen dengan tebal 35 mm dengan menggunakan hack saw machine. Gambar 1.1. Pemotongan Raw Material 7

Setelah material spesimen terpotong, langkah selanjutnya adalah proses pre machining untuk ukuran blok tebal 33mm, lebar X panjang: 50 x 50 mm. 2. Setting alat potong (cutter) Pasang cutter end mill diameter 20mm pada arbor dengan mengunakan collate dengan diameter 20 mm dan cutter end mill diameter 16 mm pada collate diameter 16 mm. Setelah cutter sudah terpasang pada arbor, pasang arbor pada mesin dengan mengencangkan spindle bar menggunakan spanner ukuran 17. 3. Setting benda kerja (spesimen) Cekam spesimen mild steel atau alumunium sesuai dengan level pada faktor material yang sudah di tentukan pada tanggem. Cekam pada ukuran 50mm. Letakkan paralel blok di bawah benda kerja agar tanggem aman sewaktu proses pemakanan (permukaan benda kerja harus sejajar dengan permukaan paralel blok). 4. Mengatur spindle speed Atur spindle speed pada kecepatan 660rpm atau 1115rpm sesuai dengan desain layout yang sudah ditentukan, dengan cara memindah belt pada pulley motor yang ada di atas mesin. Kendorkan dua tuas pengunci motor, lalu kendorkan pulley motor. Selanjutnya pindahkan belt pada posisi pulley nomor satu untuk kecepatan 660rpm dan pulley nomor dua dari atas untuk kecepatan 1115rpm sesuai dengan faktor dan level yang telah ditentukan. 8

5. Setting nol benda kerja 6. Sebelum melakukan proses milling, cutter harus di posisikan nol pada permukaan benda kerja. Hidupkan mesin lalu sayat permukaan benda kerja dengan cutter sedikit munggkin dengan menaikkan sumbu Z, lalu atur skala pada sumbu Z pada posisi nol. 7. Mengatur kedalaman pemakanan (Depth of Cut / DOC) Membebaskan cutter dari benda kerja. Naikkan sumbu Z dengan melihat skala pada eretan sesuai dengan level pada faktor kedalam pemakanan yang telah ditentukan pada tabel eksperimen. 8. Proses penyayatan Setelah DOC sudah di atur maka langkah selanjutnya adalah menghidupkan mesin dengan memutar main swicth ke posisi on. Menggerakkan meja searah sumbu X dan sumbu Y sesuai dengan level pada faktor yang telah di tentukan sampai ke tepi spesimen yang lain, kemudian menggeser jarak pergeseran setengah dari diameter cutter. Lakukan langkah tersebut hingga seluruh permukaan spesimen rata. Sisi ini menjadi sisi refrensi. Gambar 1.2. Proses Pemakanan 9

9. Melepas spesimen dari tanggem, lalu cekam kembali spesimen di tanggem dengan sisi refrensi berada di bawah. 10. Mengulang langkah 6 dan dengan depth of cut yang sama. 11. Melepas spesimen dari tanggem milling. Melakukan langkah 1-9 sebanyak eksperimen yang telah ditentukan. 12. Setelah semua spesimen mendapat proses eksperimen sesuai dengan faktor dan level yang telah ditentukan sebelumnya, selanjutnya melakukan pengukuran kehalusan permukaan dengan menggunakan alat ukur pembanding kehalusan permukaan (Roughness tester comparator atau Rugo test). 13. Bersihkan spesimen dari kotoran dan oli pada permukaan spesimen. Meletakan spesimen di atas surface plate dengan posisi mendatar. 14. Mengukur kehalusan permukaan diukur menggunakan alat ukur rugo test. 15. Pemeriksa kehalusan dengan cara meraba permukaan sepesimen. Permukaan yang diperiksa diraba dengan ujung jari, kemudian ganti meraba beberapa lempengan dari rugo test. Memilih salah satu lempengan yang tingkat kehalusannya sama dengan kehalusan dari permukaan spesimen bahwa kehalusan permukaan yang diperiksa adalah sama dengan kehalusan permukaan pembanding. 16. Melihat permukaan yang diperiksa kemudian melihat kehalusan permukaan pembanding. Dari perbandingan dengan melihat ditentukan permukaan pembanding 10

yang mana yang sama dengan permukaan yang diperiksa. 17. Permukaan yang diperiksa digaruk dengan kuku, kemudian ganti menggaruk permukaan pembanding. Dengan perbandingan menggaruk permukaan ini maka dapat diperoleh permukaan pembanding yang mana yang sama dengan permukaan yang diperiksa. Besarnya angka tingkat kehalusan dibaca pada angka yang tercantum untuk permukaan pembanding. 18. Pencatatan hasil pengukuran kehalusan. 1.5.7. Tahap Pengolahan Data Setelah melakukan eksperimen dan pengambilan data, langkah selanjutnya adalah mengolah data tersebut menjadi analisis data. Pengolahan data terdiri dari uji respon data dan pembentukan model Anova dan Regresi. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software Minitab 16 dan dengan Microsoft excel. 1.5.8. Tahap Pembuatan Modul Alat Bantu dan Alat Ukur Kehalusan Permukaan Pada tahap ini peneliti melakukan pembuatan modul pembelajaran praktis alat bantu dan alat ukur kehalusan permukaan berdasarkan urutan prioritas faktor dan atribut yang diperoleh dari hasil analisis pada tahap sebelumnya. 1.5.8. Penarikan Kesimpulan Pada tahap ini peneliti menarik kesimpulan berdasarkan permasalahan yang ada, dan membahas hasil 11

apa yang diperoleh dari penelitaian yang dapat menjawab tujuan dari penelitian ini. Untuk memperjelas tahapan-tahapan metodologi yang digunakan pada penelitian ini dapat digambarkan dalam flow chart metodologi penelitian berikut ini : 12

Start Identifikasi Masalah Bagaimana merancang Modul praktis alat bantu dan alat ukur kehalusan permukaan untuk mata lkuliah ABAU Studi Pustaka Mencari refrensi yang dapat mendukung dan dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah mengenai teori alat ukur beserta alat bantu ukur Studi Lapangan Menyebarkan kuisioner kepada mahasiswa UAJY yang sudah atau sedang mengambil mata kuliah ABAU Data Cukup Tidak Ya Rumusan Masalah & Tujuan Penelitian Mendapatkan atribut produk yang dibutuhkan dalam pembuatan modul praktis alat ukur kehalusan permukaan. Mendapatkan lay out eksperimen yang sesuai dengan faktor pada kehalusan permukaan Mendapatkan modul praktek pengoperasian alat bantu ukur kehalusan permukaan. Perancangan Pembuatan Modul Brainstorming dengan dosen pengampu mata kuliah ABAU Melakukan Eksperimen Untuk Mendapatkan Respon Data Tools : Design of Experiments Taguchi B C A Gambar 1.3. Metodologi penelitian 13

A Analisis Respon Data Uji data Analisis Anova B Sesuai Tidak Ya Pembuatan Modul Berisi : Cara pemakaian alat bantu dan alat ukur Langkah Eksperimen Pengolahan data respon pengukuran Modul sesuai dengan Kuliah ABAU (menurut dosen pengampu) Tools: fishbbone diagram Tidak C Ya Analisis & Pembahasan Penarikan Kesimpulan Selesai Gambar 1.3. Metodologi penelitian (lanjutan Gambar 1.3) 14

1.6. Sistematika Penulisan Sistematika yang digunakan penulis untuk penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai latar belakang permasalahan, identifikasi dan perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, san sistematika penelitian. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini berisi tentang uraian singkat tentang hasil penelitian terdahulu dan perbedaaanya dengan penelitian yang dilakukan sekarang. BAB 3 LANDASAN TEORI Bab ini berisi teori teori yang mendukung analisis penyelesaian masalah yang digunakan dalam penelitian ini, mencakup macam-macam alat bantu dan alat ukur beserta fungsinya serta uraian mengenai beberapa tools yang digunakan dalam penelitian ini. BAB 4 PROFIL DATA Pada bagian ini berisi gambaran umum mata kuliah ABAU Program Studi Teknik Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta, serta penyajian data-data yang dibutuhkan pada penelitian. BAB 5 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan menyajikan tentang uraian pengolahan data-data yang digunakan dalam penelitian. Hasil dari data-data tersebut, selanjutnya digunakan sebagai dasar dalam 15

pembuatan modul praktis alat bantu dan alat ukur kehalusan. Mata kuliah ABAU. BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini berisi kesimpulan secara menyeluruh yang diperoleh dari analisis yang telah dilakukan dan saran peneliti untuk pengembangan peneliti selanjutnya. 16