BAB I PENDAHULUAN. Di dalam pendidikan Islam sudah diajarkan bagaimana bergaul yang benar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Semakin maju peradaban manusia, maka masalah-masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. bergaul satu sama lain. Dalam pergaulan di masyarakat, interaksi sesama manusia

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, dan sosial sesuai Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan dan tradisinya masing-masing. Syari at Islam tidak

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu tertentu. Bila anak didik sudah mencapai pibadi dewasa susila,

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional dalam pasal 3 telah ditegaskan fungsi dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.

BAB I PENDAHULUAN. muda (youth) adalah periode kesementaraan ekonomi dan pribadi, dan perjuangan

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang belum beragama. Dakwah yang dimaksud adalah ajakan kepada

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tiga orang wanita karir

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB IV ANALISIS. ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian dalam Islam menjadi hal yang harus dipatuhi, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas, baik itu kualitas intelektual maupun kualitas mental. Suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak merupakan generasi masa depan bangsa yang harus dijaga

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup. terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena berkaitan dengan hubungan kita kepada Allah dan hubungan

Liberalisme Hakikatnya Mengajak Orang Tak Beragama

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fitrah manusia adalah adanya perasaan saling suka antara lawan

BAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus

Mahasiswa Cerdas itu...yang Tidak Pacaran

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya

BAB I PENDAHULUAN. dengan usaha dan kerja keras melalui jalur pendidikan, sekolah, keluarga dan

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dalam proses perkembangannya untuk meneruskan jenisnya membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah. perkembangan zaman yang berdasarkan Undang-undang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bersama yang disebut dengan lembaga perkawinan. merupakan ibadah (Pasal 2 Kompilasi Hukum Islam). 2

BAB I PENDAHULUAN. sebab pendidikan merupakan proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok

BAB I PENDAHULUAN. maju mundurnya suatu bangsa terletak pada baik tidaknya karakter dan akhlak

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia yakni Al-Qur`an dan Hadits yang di dalamnya. Akhlak dalam Islam merupakan salah satu aspek yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

Apakah Kawin Kontrak Itu?

BAB I PENDAHULUAN. tentang pernikahan menyatakan bahwa pernikahan adalah: berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. (UU RI Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 1

BAB IV ANALISIS DATA. A. Pemahaman Masyarakat Desa Surabaya Udik Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur Mengenai Mahar

BAB I PENDAHULUAN. kalangan manusia, tetapi juga terjadi pada tumbuhan maupun hewan. Perkawinan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aji Samba Pranata Citra, 2013

Munakahat ZULKIFLI, MA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan zaman yang semakin maju serta pola pikir. manusia yang semakin berkembang banyak membawa dampak pada

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya pendidikan di negara itu. Pendidikan dalam pengertiannya yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. dan kontrol dalam kehidupan. Hal inilah yang membedakan manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. Penanaman keagamaan terhadap anak melalui pembelajaran Al-Qur an

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil. Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa:

PROGRAM PELATIHAN PRA PERNIKAHAN BAGI PASANGAN USIA DEWASA AWAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Beberapa dekade lalu, orang tua sering menjodohkan anak mereka dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. Inilah sebabnya mengapa Islam sangat memperhatikan masalah keluarga dari pada

BAB I PENDAHULUAN. tertentu yang berupa ajakan, seruan dan sebagai pemberi peringatan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an,

BAB I PENDAHULUAN. berakhlak mulia, guna menciptakan manusia yang bertaqwa dan menjadi seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek yang mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan satu unsur generasi muda yang menjadi titik tumpu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama samawi terakhir. Berdasarkan tinjauan historis, ia

BAB I PENDAHULUAN. makhluk Allah SWT. Perkawinan adalah cara yang dipilih oleh. sebagaimana tercantum didalam Al-Qur an surat An-nur ayat 32 :

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, perkawinan merupakan kehidupan yang berpijak pada rasa

BAB I PENDAHULUAN. mendasar dalam mewujudkan pembangunan yang berkualitas baik jasmaniah

BAB I PENDAHULUAN. nasional.pada Pasal 1 Undang-Undang No.20 Tahun 2003Tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

CHAPTER II REVIEW OF RELATED LITERATURE. pada penulisan skripsi ini. Teori yang ada pada bab ini adalah teori teori yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berlainan jenis antara laki-laki dan perempuan serta menjadikan hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai 19 tahun. Istilah pubertas juga selalu menunjukan bahwa seseorang sedang

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu unit kerja tidak bisa terlepas dari kegiatan administrasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat menyerap pengetahuan sebanyak-banyaknya dan sekaligus mempraktekkannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai problematika remaja yang terjadi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. melangsungkan pernikahan dalam bentuk Ijab dan Qabul. Dalam pernikahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses usaha manusia guna menimbulkan dan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pendidikan. Sebab pendidikan tidak pernah terpisahkan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ensiklopedia indonesia, perkataan perkawinan adalah nikah;

BAB I PENDAHULUAN. segala isinya adalah merupakan amanah Allah SWT yang diberikan kepada manusia

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang fitrah. Ajarannya menghendaki agar umatnya menjalani kehidupan sejalan dengan aturan Allah dan sejalan dengan ketentuan ajaran Islam. 1 Di dalam pendidikan Islam sudah diajarkan bagaimana bergaul yang benar dengan sesama muslim, baik terhadap yang lebih tua maupun yang lebih muda, dan bagaimana batas-batas pergaulan yang dibenarkan. Terutama batas-batas pergaulan antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim. Mengenai pergaulan berarti berkaitan dengan akhlak. Selain orang tua, tentunya sudah menjadi kewajiban guru, terutama guru Pendidikan Agama Islam untuk memelihara anak-anak dari akhlak tercela dengan cara mendidik, membersihkan pekerti dengan mengajarinya akhlak-akhlak yang mulia. Mendidik anak agar berakhlak mulia bukan merupakan hal yang mudah, bukan pekerjaan yang dapat dilakukan secara sembarangan, dan bukan pula hal yang bersifat sampingan. Anak merupakan amanat untuk diasuh, dibesarkan dan dididik sesuai tujuan kejadiannya yaitu mengabdi kepada Sang Pencipta. Bila orang tua tidak melaksanakan kewajibannya, kemungkinan anaknya akan menjadi fitnah. Fitnah tersebut tentunya membawa dampak negatif, seperti beban orang tua, beban 2002), h. 1. 1 M. Alwi Al-Malik, Prinsip-Prinsip Pendidikan Rasulullah, (Jakarta: Gema Insani Press,

2 masyarakat, sumber kejahatan, permusuhan, perkelahian, dan sebagainya. 2 Untuk itu seorang guru terutama guru Pendidikan Agama Islam juga berperan aktif untuk mencegah itu semua bekerja sama dengan orang tua siswa yaitu dengan pengawasan yang benar baik di lingkungan sekolah atau pun diluar sekolah. Guru Pendidikan Agama Islam di sekolah berkewajiban mendidik dan membiasakan siswa berakhlak Islam. Bagaimana mendidik mereka berakhlak Islam?. Dalam mendidik siswa dengan baik, sebaiknya mencontoh Rasulullah. Yaitu meluruskan perbuatan yang keliru dengan akhlak Islam. Selain orang tua, seorang guru harus senantiasa tanggap terhadap perilaku siswa yang tidak sesuai dengan Islam. Dalam mendidik anak-anak, orang tua tidak perlu menyiapkan waktu khusus, tetapi dalam setiap saat harus menyampaikannya kepada mereka. 3 Demikian juga seorang guru Pendidikan Agama Islam, harus senantiasa memberikan nasehat-nasehat kepada siswa. Seorang guru harus tegas dalam mendidik siswa. Jika memang perbuatan mereka salah, maka nasehatilah dan cari solusinya agar ia tidak melakukan perbuatan itu lagi. Sesuai tujuan Pendidikan Islam yaitu menciptakan manusia yang berakhlak Islam, beriman dan bertaqwa kepada Allah. Sesuai dengan tujuan Islam tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pembinaan akhlak menempati posisi utama dalam Islam. 2 Fuaddin TM, Pengasuhan Anak dalam Keluarga Islam, (Jakarta: Lembaga Kajian Agama dan Jender, 1999), h. 25-26. 3 Muhammad Thalib, 40 Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Anak, (Yogyakarta: Ma limul Usrah, 2005), h. 99-100.

3 Kenyataan sekarang ini krisis akhlak telah merambat keberbagai lapisan masyarakat, dari orang dewasa, remaja sampai anak-anak. Padahal manusia mengetahui mana yang salah dan mana yang benar, namun selalu ada yang berbuat salah. Hal ini disebabkan karena manusia tenggelam dalam kesenangan dunia. Padahal kemuliaan seseorang tidak ditentukan oleh kekayaan maupun ketinggian intelektualnya, tapi yang dikedepankan adalah kepribadiannya atau akhlaknya. Misalkan saja batas-batas pergaulan yang benar menurut syariat Islam tidak dihiraukan lagi, yaitu batas-batas pergaulan antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim. Pada kenyataannya masih banyak pelaku-pelaku yang melakukan pergaulan yang diluar dari syariat Islam. Pergaulan yang diluar syariat Islam yang dimaksud disini adalah pacaran. Pacaran tidak pernah dikenal dalam Islam. Pacaran pada hakikatnya datang dari budaya luar Islam. Maka jika memaksakan kehendak menghalalkan hal ini jelas bertentangan dengan hukum Islam. Dalam hal berkaitan dengan hubungan lawan jenis, Islam hanya mengenal khitbah dan nikah. Jika sudah mendapat kecocokan tentang siapa calonnya, maka segeralah khitbah dan setelah itu segera menikah. Pacaran umumnya mengandung unsur saling berpandangan, khalwat bahkan zina. Pacaran didorong oleh keinginan nafsu untuk melampiaskan nafsu syahwatnya. Jelas hal ini sangat bertentangan dengan Islam. Dalam Alquran surah al Isra ayat 32 disebutkan:

4 Pada saat ini kenyataannya beberapa siswa di sekolah-sekolah yang mengetahui tentang hukum permasalahan ini tetap saja melanggarnya. Praktek pacaran mereka lakukan baik secara sembunyi-sembunyi bahkan ada yang secara terang-terangan tanpa memperdulikan kemudharatannya. Ternyata ilmu yang mereka peroleh bahwa pacaran tidak ada dalam hukum Islam tetap mereka praktekan. Herannya ada saja orang tua yang mengetahui hal tersebut tapi tidak tegas melarang anak-anaknya, bahkan ada saja yang mengizinkan anak-anaknya berduaan, mungkin pandangan ini karena orang tua tidak tahu sisi negatifnya sehingga tidak melarang pacaran. Di sisi lain anak pandai berbohong, alasan mereka mau belajar bersama atau mengerjakan tugas agar bisa pacaran diluar sana. Fenomena ini sering terjadi terhadap beberapa siswa di sekolah-sekolah bahwasanya mereka pacaran dengan berbagai macam alasan, salah satunya karena orang tua mereka mengizinkan. Ini jelas sangat bertentangan dengan syariat Islam. Oleh karena itu, berdasarkan hasil observasi pendahuluan secara sekilas yang penulis lakukan, guru-guru terutama guru Pendidikan Agama Islam yang mengajar di MAN 1 Marabahan sangat berperan aktif dalam mencegah dan mengatasi masalah pergaulan siswa. Semua guru terutama guru Pendidikan Agama Islam selalu memberikan nasehat dan mengontrol dengan baik perilaku peserta didik di lingkungan sekolah agar terhindar dari pergaulan yang melanggar syariat Islam tersebut.

5 Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengkaji bagaimana sebenarnya peran aktif guru Pendidikan Agama Islam dalam mengatasi masalah pergaulan siswa MAN 1 Marabahan lebih jauh dan mendalam dengan mengadakan sebuah penelitian ilmiah berkenaan dengan hal tersebut dengan menerangkannya kedalam bentuk skripsi yang berjudul: Peran Aktif Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Masalah Pergaulan Siswa MAN 1 Marabahan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka dibuat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana peran aktif guru Pendidikan Agama Islam dalam mengatasi masalah pergaulan siswa MAN 1 Marabahan? 2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi peran aktif guru Pendidikan Agama Islam dalam mengatasi masalah pergaulan siswa MAN 1 Marabahan? C. Alasan Memilih Judul Beberapa pokok pikiran yang mendasari penulis untuk mengangkat judul ini adalah sebagai berikut: 1. Sudah menjadi tanggung jawab guru Pendidikan Agama Islam dalam membina akhlak siswa agar tidak terjerumus dalam pergaulan bebas yang trend sekarang disebut pacaran, oleh karena itu selain perhatian orang tua terhadap pergaulan anak seorang guru pun harus ikut andil. Pembinaan akhlak ini merupakan modal utama yang sangat penting bagi kehidupan anak.

6 2. Melihat maraknya sekarang pergaulan yang diluar syariat Islam (pacaran) dilakukan oleh beberapa siswa, maka tentu harus ada usaha dari beberapa pihak termasuk guru Pendidikan Agama Islam agar bisa mengatasi masalah pergaulan yang di luar syariat Islam (pacaran) yang bisa mengakibatkan perzinahan. Oleh karena itu penting sekali diketahui peran aktif guru Pendidikan Agama Islam tentang permasalahan ini. Serta faktor-faktor yang mempengaruhi peran aktif guru Pendidikan Agama Islam tersebut dalam mengatasinya. 3. Sepengetahuan penulis dan juga didukung dengan informasi pihak yang diteliti bahwa sampai saat ini belum ada yang meneliti permasalahan yang sama. D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui peran aktif guru Pendidikan Agama Islam dalam mengatasi masalah pergaulan siswa MAN 1 Marabahan. 2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi peran aktif guru Pendidikan Agama Islam dalam mengatasi masalah pergaulan siswa MAN 1 Marabahan.

7 E. Signifikansi Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna antara lain, sebagai berikut: 1. Memberikan kontribusi pemikiran dan wawasan tentang peran aktif guru Pendidikan Agama Islam mengatasi masalah pergaulan siswa MAN 1 Marabahan. 2. Sebagai bahan kajian yang bermanfaat untuk mengembangkan dan memperluas wawasan ke Islaman. 3. Salah satu literatur yang menjadi rujukan bagi siapa saja yang ingin mengetahui lebih luas mengenai pencegahan pergaulan yang tidak baik. 4. Sebagai bahan masukan dalam rangka menambah perbendaharaan perpustakaan IAIN. F. Definisi Operasional Supaya tidak terjadi kesalahan dalam memahami makna dari istilah yang digunakan, akan dikemukakan definisi operasional sebagai berikut: 1. Peran sinomimnya adalah fungsi. 4 Peran adalah tugas atau kegiatan yang dilakukan. 5 Maksudnya adalah fungsi dan tugas serta usaha guru Pendidikan Agama Islam dalam rangka mengatasi masalah pergaulan siswa yang meliputi nasehat, mengontrol, dan memberikan sangsi bagi yang melanggar. 4 Harimurti Kridalaksana, Kamus Sinonim Bahasa Indonesia, (NTT: Nusa Indah, 1989), h. 121 5 Saliman dan Sudarsono, Kamus Pendidikan Pengajaran dan Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 1994), h. 61

8 2. Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada peserta didik di sekolah. 6 Guru adalah orang yang berpengalaman dalam bidang profesinya. Dengan keilmuan yang dimilikinya, dia dapat menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas dan berakhlak mulia. Guru yang dimaksud disini adalah guru Pendidikan Agama Islam yaitu tenaga pendidik dibidang Pendidikan Agama Islam. 3. Pergaulan siswa adalah bercampurnya beberapa orang siswa dalam suatu lingkungan. Masalah pergaulan yang dibahas disini adalah pacaran yaitu hubungan yang sangat dekat yang dilakukan oleh sepasang pria dan wanita yang saling mencintai, sebagai suatu bentuk penjajakan guna mencari pasangan yang ideal dan serasi bagi masing-masing pihak. 7 Pacaran yang dimaksud disini adalah hubungan yang sangat erat antara laki- laki dan perempuan yang belum terikat oleh pernikahan yang dapat menjurus kepada zina atau mendekati zina. Dari beberapa pengertian tersebut, jadi yang dimaksud judul diatas adalah suatu penelitian untuk mengetahui tentang bagaimana sebenarnya peran aktif empat orang guru bidang studi Pendidikan Agama Islam yaitu guru Quran-Hadits, guru Akidah-Akhlak, Guru SKI, dan guru Fiqih yang mengajar di MAN 1 Marabahan dalam mengatasi masalah pergaulan siswa. 6 Syaiful Bahri Jamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2006), h. 112. 7 Abdurrahman Almukaffi, Pacaran Dalam Kacamata Islam, (Jakarta: Media Dakwah, 1995), h. 41.

9 G. Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, alasan memilih judul, tujuan dan signifikansi penelitian, definisi operasional, dan sistematika penulisan. Bab II Landasan teoritis, terdiri dari pengertian pergaulan siswa dan pacaran, perbedaan pacaran dan ta aruf, peran seorang pendidik dalam mengatasi masalah pergaulan siswa, pentingnya pembinaan akhlak, dasar kewajiban dalam pembinaan aakhlak, tujuan pembinaan akhlak, dan faktor-faktor yang mempengaruhi peran guru Pendidikan Agama Islam dalam mengatasi masalah pergaulan siswa. Bab III Metode penelitian, terdiri dari jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan dan analisis data, dan prosedur penelitian. Bab IV Pembahasan terhadap laporan hasil penelitian. Bab V Penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.

10