ANALISIS NILAI TAMBAH BUAH PISANG MENJADI KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK. PENDAHULUAN Latar Belakang. GaneÇ Swara Vol. 10 No.1 Maret 2016 IDA BGS. EKA ARTIKA, 2) IDA AYU KETUT MARINI

ANALISIS NILAI TAMBAH BAWANG MERAH LOKAL PALU MENJADI BAWANG GORENG DI KOTA PALU

ANALISIS NILAI TAMBAH ABON SAPI PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA MUTIARA HJ. MBOK SRI DI KOTA PALU

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA BAWANG PUTIH GORENG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU

PENDAHULUAN. Nurmedika 1, Marhawati M 2, Max Nur Alam 2 ABSTRACT

ANALISIS NILAI TAMBAH KUE PIA PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA KARYA AN-NUR DI KOTA PALU

ANALISIS NILAI TAMBAH KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI CAHAYA INDI DI DESA TANAMEA KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA

DIVERSIFIKASI NILAI TAMBAH DAN DISTRIBUSI KEREPIK UBI KAYU DI KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP

ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH DODOL RUMPUT LAUT PADA INDUSTRI CITA RASA DI KELURAHAN TINGGEDE KABUPATEN SIGI

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar merupakan pengertian yang digunakan untuk memperoleh

ANALISIS NILAI TAMBAH KACANG TELUR PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA OHARA DI KELURAHAN NUNU KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU

ANALISIS NILAI TAMBAH KUE PIA PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA KARYA AN-NUR DI KOTA PALU

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA KERIPIK UBIKAYU PADA INDUSTRI PUNDI MASDI KOTA PALU

ANALISIS PENDAPATAN KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA TAHU PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KOTA PALU

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA KACANG GOYANG PADA INDUSTRI PRIMA RASA DI KOTA PALU

PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH USAHA KOPI BUBUK ROBUSTA DI KABUPATEN LEBONG (STUDI KASUS PADA USAHA KOPI BUBUK CAP PADI)

ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH EMPING TEKI PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA DESA KERTASADA KABUPATEN SUMENEP

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN MARGIN PEMASARAN PISANG MENJADI OLAHAN PISANG ANALYSIS OF ADDED VALUE AND MARKETING MARGIN OF PROCESSED BANANA PRODUCTS

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan

KINERJA USAHA AGROINDUSTRI KELANTING DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN

Oleh : Iif Latifah 1, Yus Rusman 2, Tito Hardiyanto 3. Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA BAWANG GORENG PADA UMKM USAHA BERSAMADI DESA BOLUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS NILAI TAMBAH KOPI JAHE PADA INDUSTRI SAL-HAN DI KOTA PALU

ANALISIS NILAI TAMBAH TORTILA RUMPUT LAUT PADA INDUSTRI RISQA MULIA DI DESA OLAYA KABUPATEN PARIGI MOUTONG

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng,

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH PRODUK KERUPUK BERBAHAN BAKU IKAN DAN UDANG (Studi Kasus Di Perusahaan Sri Tanjung Kabupaten Indramayu)

ANALISIS PENPAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA INDUSTRI TAHU DANI DI KOTA PALU. Income and Worthiness Analysis of Industrial Enterprises Tofu Dani in Palu

ANALISIS EKONOMI PAKAN TERNAK TERFERMENTASI BERBASIS LIMBAH AGROINDUSTRI PISANG DI KABUPATEN LUMAJANG

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI CITRA LESTARI PRODUCTION DI KOTA PALU

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan kejadian-kejadian atau

IDENTIFIKASI NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI MINYAK KAYU PUTIH DI KPHL TARAKAN

ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI KERUPUK SINGKONG (Studi Kasus di Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Wisata Batu)

III. METODE PENELITIAN. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis data

Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Unja ABSTRAK

ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEPUNG TAPIOKA DI DESA NEGARATENGAH KECAMATAN CINEAM KABUPATEN TASIKMALAYA

Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian maupun perikanan. mempunyai peranan yang sangat besar dalam meningkatka pertumbuhan ekonomi

ANALISIS NILAI TAMBAH. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember

ANALISIS NILAI TAMBAH KERIPIK TALAS PRIANGAN PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA DARMATIAN PRODUCT DI KOTA PALU

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA INDUSTRI MINYAK NILAM DI DESA LUMBUTAROMBO KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA

TITIK PULANG POKOK PRODUK OLAHAN COKELAT PADA INDUSTRI SA ADAH AGENCY DI KOTA PALU

Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE)

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan

NILAI TAMBAH PADA AGROINDUSTRI TAHU

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN KERUPUK WORTEL DAN SIRUP WORTEL

KAJIAN NILAI TAMBAH PRODUK AGRIBISNIS KEDELAI PADA USAHA ANEKA TAHU MAJU LESTARI DI KECAMATAN LANDASAN ULIN, KOTA BANJARBARU

ANALISIS PERBANDINGAN NILAI TAMBAH PENGOLAHAN UBI KAYU MENJADI TEPUNG MOCAF DAN TEPUNG TAPIOKA DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

METODE PENELITIAN. Klaster adalah konsentrasi spasial dari industri industri yang sama atau

ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KECAP (Studi Kasus pada Pengusaha Kecap Cap Jago di Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran)

RENTABILITAS USAHA PADA INDUSTRI BAWANG GORENG SAL-HAN DI KOTA PALU SULAWESI TENGAH. Profitability of Sal-Han fried onions in Palu -Central Sulawesi

STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI DAGING SAPI

ANALISIS NILAI TAMBAH PISANG NANGKA (Musa paradisiaca,l) (Studi Kasus di Perusahaan Kripik Pisang Krekes di Loji, Wilayah Bogor)

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA KACANG GOYANG PADA INDUSTRI PRIMA JAYA

Analisis Pendapatan Agroindustri Aneka Keripik Putri Tunggal di Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA BAWANG GORENG PADA INDUSTRI ACRAN SIGI DI DESA LOLU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN RISIKO USAHA PADA AGROINDUSTRI SERUNDENG UBI JALAR DI KECAMATAN SIULAK KABUPATEN KERINCI

KELAYAKAN FINANSIAL DAN NILAI TAMBAH USAHA AGROINDUSTRI KERIPIK UBI KAYU DI KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP

ANALISIS EFISIENSI DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TAHU DI KOTA PEKANBARU

ANALISIS AGROINDUSTRI KERIPIK TEMPE BU SITI DI DESA BULUH RAMPAI KECAMATAN SEBERIDA KABUPATEN INDRAGIRI HULU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi pertanian dan

ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN NANAS MENJADI KERIPIK DAN SIRUP (Kasus: Desa Sipultak, Kec. Pagaran, Kab. Tapanuli Utara)

ANALISIS PENDAPATAN USAHA ABON IKAN TENGGIRI PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA ALTHAF FOOD DI KOTA PALU

ANALISIS EKONOMI PAKAN TERNAK TERFERMENTASI BERBASIS LIMBAH AGROINDUSTRI PISANG DI KABUPATEN LUMAJANG

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHATANI BAWANG MERAH (Allium ascolinicum L) VARIETAS LEMBAH PALU DI KELURAHAN TAIPA KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KRIPIK PISANG DI KECAMATAN CILONGOK, KABUPATEN BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pertumbuhan ekonomi Negara. Negara agraris

POLA PENGEMBANGAN KOMODITI JAGUNG HIBRIDA. di KAB. SUMBA TIMUR

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C AGROINDUSTRI TEMPE (Studi Kasus pada Perajin Tempe di Desa Pananjung Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran)

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Wajak Kabupaten Malang, tepatnya di

ANALISIS NILAI TAMBAH INDUSTRI KERIPIK TEMPE SKALA RUMAH TANGGA (Studi Kasus Desa Lerep Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang)

Nilai Tambah Produk Olahan Ikan Salmon di PT Prasetya Agung Cahaya Utama, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PENJUALAN AYAM RAS PEDAGING DI PASAR MASOMBA KOTA PALU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA INDUSTRI MINYAK NILAM DI DESA LUMBUTAROMBO KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

ECONOMI VALUE ADDED OF BLUE SWIMMING CRAB (Portunus pelagicus) PROCESSING AT CV. LAUT DELI BELAWAN NORTH SUMATERA

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi nasional menitikberatkan pada pembanguan sektor

ANALISIS EKONOMI DAN PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SUSU KEDELAI BERBAGAI SKALA USAHA DI WILAYAH KABUPATEN JEMBER

ANALISIS EFISIENSI DAN NILAI TAMBAH PRODUK JAMU (Studi Kasus PT. Jamu Jokotole Bangkalan) Istifadhah 1, Abdul Azis jakfar 2, dan Askur Rahman 3

PERAN AGROINDUSTRI PADI DALAM MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN SUMBANG

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEMPE (Suatu Kasus di Kelurahan Banjar Kecamatan Banjar Kota Banjar) Abstrak

ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH USAHA TAHU PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA WAJIANTO DI DESA OGURANDU KECAMATAN BOLANO LAMBUNU KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA ABON SAPI PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA MUTIARA HJ MBOK SRI DI KOTA PALU

ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TAPE SINGKONG DI KOTA PEKANBARU

Arman dan Ruslang T., Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 3 (2017) :

ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS PENDAPATAN KERIPIK SUKUN PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA CITRA LESTARI PRODUCTION DI KOTA PALU SULAWESI TENGAH

ANALISIS TEKNOLOGI MESIN PENGOLAH DAN NILAI TAMBAH KERIPIK SALAK PONDOH PADA KELOMPOK SRIKANDI KELURAHAN SUMBERGONDO KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KEDELAI PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KELURAHAN NUNU KECAMATAN TATANGA KOTA PALU

BAB III METODE PENELITIAN. daerah penelitian ini dilakukan secara sengaja atau purposive pada agroindustri

KINERJA KEUANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KACANG GOYANG PRIMA JAYA DI KOTA PALU

PERANAN AGROINDUSTRI DALAM MENINGKATKAN NILAI TAMBAH KOMODITI PISANG, NANGKA DAN GARUT

Transkripsi:

e-j. Agrotekbis 2 (5) : 510-516, Oktober 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS NILAI TAMBAH BUAH PISANG MENJADI KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU Added Value Analysis of Banana Fruit to be Banana Chips at Sofie Home Industry in Palu City Irwansyah Simin 1) 1) Student of Agribusiness Study Programe, Faculty of Agriculture, Tadulako University, Palu e-mail : simin_irwansyah@yahoo.com ABSTRACT Agro-industrial activity is as an integral part of the development of agricultural sector. The agroindustry effect can transform primary product to processed product, as well as low added value of work culture into modern industrial work culture that creates high added value. The added value here is the added value of bananas fruit into banana chips. This study aim is to determine the added value earned of processing bananas fruit into banana chips, which is made by Sofie Home Industry. Sampling was done by purposive sampling, with the consideration that the Sofie is one of the industry producing banana chips in Palu. The responden in this research were the leadership and employees of the company and the number of the respondents were 4 people. Results of this study showed that the value added was the difference between the value of output, another input contribution and raw material prices. The added value produced by Sofie industry is of Rp. 34333.34 / kg. The added value ratio is as a percentage of added value to the output value. The ratio of added value of the Sofie industry is of 81.44 %. The results of the value added ratio to the product was of 81.44 %, it shows that every Rp. 100 of product value of banana chips will be obtained added value of Rp. 81.44. Key words : Value added, banana chips business, sofie home industry ABSTRAK Kegiatan agroindustri merupakan bagian integral dari pembangunan sektor pertanian. Efek agroindustri mampu mentransformasikan produk primer keproduk olahan, sekaligus budaya kerja bernilai tambah rendah menjadi budaya kerja industrial modern yang menciptakan nilai tambah tinggi. Nilai tambah yang dimaksud ialah nilai tambah buah pisang menjadi keripik pisang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan buah pisang menjadi keripik pisang, yang dilakukan di Industri Rumah Tangga Sofie. Penentuan sampel dilakukans ecara sengaja (purposive), dengan pertimbangan bahwa industri Sofie merupakan salah satu penghasil keripik pisang di Kota Palu. Responden dalam penelitian ini yaitu pimpinan dan karyawan perusahaan dengan jumlah responden sebanyak 4 orang. Hasil penelitian ini adalah nilai tambah merupakan selisih antara nilai output, sumbangan input lain dan harga bahan baku. Nilai tambah yang dihasilkan oleh industry Sofie sebesar Rp. 34.533,34/kg. Rasio nilai tambah merupakan persentase antara nilai tambah dengan nilai output. Besarnya rasio nilai tambah pada industri Sofie sebesar 81,44%. Dimana hasil dari rasio nilai tambah terhadap nilai produk sebesar 81,44%, menunjukan bahwa setiap Rp 100 nilai produk keripik pisang akan diperoleh nilai tambah sebesar Rp. 81,44. Kata kunci : Nilai tambah, usaha keripik pisang, industri rumah tangga sofie 510

PENDAHULUAN Bidang pertanian saat ini merupakan salah satu bagian yang terus diupayakan untuk pengembangan agribisnis dalam rangka meningkatkan pertanian yang modern, hal mana telah menjadi komitmen nasional. Indonesia sebagai Negara agraris banyak menyadarkan kebutuhan hidupnya dari hasil bertani, karena itu sektor pertanian menjadi salah satu sektor yang terus diandalkan untuk menunjang laju pertumbuhan ekonomi nasional. Strategi pembangunan pertanian yang berwawasan agribisnis dan agroindustri pada dasarnya menunjukkan arah bahwa pengembangan agribisnis merupakan suatu upaya yang sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan, yaitu menarik dan mendorong munculnya industri baru di sektor pertanian, menciptakan struktur perekonomian yang tangguh, efisien dan fleksibel, menciptakan nilai tambah, meningkatkan penerimaan devisa, menciptakan lapangan kerja dan memperbaiki pembagian pendapatan. Pembangunan agribisnis di Indonesia didukung dengan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang secara kuantitas sangat mendukung namun dari segi kualitas masih kurang mendukung, karena pelaku agribisnis yang didominasi oleh petani dan berdomisili di pedesaan masih memiliki tingkat pendidikan yang relatif rendah, dengan keterampilan yang masih rendah, serta kemampuan mengakses teknologi rendah, yang menjadikannya faktor penghambat dalam pembangunan agribisnis di Indonesia. Sektor industri mempunyai hubungan yang sangat erat dengan sektor pertanian, sehingga keduanya tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Salah satu hubungan itu adalah usaha pembuatan keripik dengan ketersediaan buah sebagai bahan baku, salah satu buah yang digunakan sebagai bahan baku keripik yaitu pisang. Saragih (1997) menyatakan, bahwa kondisi agribisnis di Indonesia saat ini masih memiliki beberapa kelemahan. Sistem agribisnis yang dipraktekkan masih banyak menampilkan ciri struktur dipersal, integrasi horizontal dan asimetris. Struktur agribisnis yang dipersal dicirikan oleh tidak adanya hubungan organisasi fungsional antar subsistem off-farm hulu dan on-farm, antara off-farm hulu dan on-farm hilir dan terhadap subsistem panjang. Hal ini yang merupakan kelemahan sistem agribisnis Indonesia antara lain terjadinya ketimpangan kekuatan antar subsistem agribisnis. Kekuatan pengelolaan pada subsistem on-farm (usahatani) yang kuat tidak didukung oleh penyediaan bibit/benih yang cukup pada subsistem offfarm hulu. Kekuatan pengelolaan pada subsistem on-farm (produktivitas yang tinggi) tidak didukung dengan kekuatan yang cukup pada subsistem off-farm hilir (pengolahan dan pemasaran hasil). Pengembangan industri dalam pembangunan dilihat sebagai usaha untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia (antara lain dengan meningkatkan produktivitasnya) dan kemampuannya memanfaatkan secara optimal sumber daya alam dan daya produksi lainnya. Satu sama lain hal itu harus disertai oleh usaha untuk meluaskan ruang lingkup bidang jenis kegiatan manusia. Pembangunan sektor industri diarahkan pada peningkatan kemajuan dan kemandirian perekonomian nasional dan peningkatan kesejahteraan rakyat. Peningkatan efisiensi dan produktivitas serta inovasi dalam menghasilkan barang dan jasa yang makin bernilai tambah serta berorientasi pada pasar baik dalam negri maupun luar negeri guna memperkokoh stuktur ekonomi nasional. Salah satu komoditi tanaman pangan yang mampu mendukung berdirinya beberapa industri adalah buah pisang. Pisang mempunyai daya guna yang luas karena selain sebagai bahan baku industri pangan dan non pangan juga sebagai konsumsi rumah tangga. Pendayagunaan pisang tidak hanya sebagai makanan untuk buah-buahan, tetapi juga sebagai produk olahan yang perdagangkan di pasar internasional, seperti campuran makanan bayi. Perekonomian Indonesia, subsektor agroindustri perkebunan secara tradisional menghasilkan berbagai komoditas, diantaranya pisang komoditas yang memiliki nilai tambah cukup baik, tersedia dalam jumlah yang besar, serta mudah ditemukan di pasar. Kegiatan agroindustri merupakan bagian integral dari 511

pembangunan sektor pertanian. Efek agroindustri mampu mentransformasikan produk primer ke produk olahan, sekaligus budaya kerja bernilai tambah rendah menjadi budaya kerja industrial modern yang menciptakan nilai tambah tinggi (Suryana, 2005). Tabel 1. Produksi Keripik Pisang pada Industri Rumah Tangga Sofie pada Bulan September Januari No. Bulan Jumlah Bahan Baku (Tandan) Produksi Keripik Pisang(kg) 1. September 5 30 2. Oktober 6 36 3. November 5 30 4. Desember 8 48 5. Januari 10 60 Sumber : Industri Rumah Tangga Sofie, 2013 Tabel 1. menunjukkan produksi keripik pisang pada Industri Rumah Tangga Sofie pada Bulan September sampai dengan Januari, dimana pada Bulan September jumlah bahan baku yang diproduksi sebanyak 5 tandan buah pisang dan produksi sebesar 30 kg, Bulan Oktober jumlah bahan baku sebanyak 6 tandan buah pisang dengan produksi sebesar 36 kg. Bulan November memproduksi buah pisang sebanyak 5 tandan dan menghasilkan produksi sebesar 30 kg. Pada bulan desember industri rumah tangga sofie memproduksi buah pisang sebanyak 8 tandan dan menghasilkan produksi keripik pisang sebanyak 48 kg. Bulan januari jumlah bahan baku yang diproduksi sebanyak 10 tandan buah pisang sehingga menghasilkan 60 kg keripik pisang. Produksi keripik pisang setiap bulannya mengalami fluktuatif dikarenakan permintaan konsumen. Pengembangan agroindustri dengan bahan baku yang tersedia dalam jumlah dan waktu yang sesuai, merupakan syarat kecukupan untuk berproduksi secara berkelanjutan. Optimalisasi nilai tambah dicapai pada pola industri yang berintegrasi langsung dengan usahatani keluarga dan perusahaan pertanian. Salah satu agenda pembangunan Indonesia dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat adalah melalui pemberdayaan usaha mikro kecil menengah (UMKM). Usaha agroindustri keripik pisang termasuk kedalam agroindustri makanan dengan bahan baku utama pisang merupakan usaha tradisional yang banyak dilakukan masyarakat dan telah berkembang sejak lama di Kota Palu. Usaha ini dilakukan turun temurun meskipun dari skala usaha sebagian kurang berkembang. Perkembangan usaha pembuatan keripik pisang pada Industri Rumah Tangga Sofie ditunjang dengan ketersediaan bahan baku yang ada dan cara pengolahannya menjadi keripik pisang, yang dikenal dengan Keripik Pisang Sofie. Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah pada penelitian ini yaitu berapa besar nilai tambah yang diberikan buah pisang setelah diolah menjadi keripik pisang di Industri Rumah Tangga Sofie di Kota Palu. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar nilai tambah yang diberikan buah pisang setelah diolah menjadi keripik pisang pada Industri Rumah Tangga Sofie di Kota Palu. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Industri Rumah Tangga Sofie yang bertempat di Jalan Zebra V Lorong I No 5 Kelurahan Birobuli Utara Kecamatan Palu Selatan Kota Palu. Lokasi penelitian ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Industri Rumah Tangga Sofie merupakan salah satu industri penghasil keripik pisang yang ada di Kota Palu. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April Mei 2013. Penentuan Responden Responden dalam penelitian ini adalah 1 orang pimpinan dan 3 orang karyawan Industri Rumah Tangga Sofie. Penentuan responden dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa pimpinan perusahaan dan karyawan dapat memberikan informasi tetang proses pengolahan keripik pisang dan data yang dibutuhkan. Jumlah responden sebanyak 4 orang, terdiri atas 1 orang pimpinan perusahaan 512

dan 3 orang karyawan yang terdiri atas 2 orang karyawan bagian produksi dan 1 orang bagian pengemasan diindustri Rumah Tangga Sofie. Pengumpulan Data Data yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara observasi dan wawancara langsung dengan pimpinan perusahaan dan 3 orang karyawan Industri Rumah Tangga Sofie dengan menggunakan daftar pertanyaan (Questionaire), sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi terkait dan literatur yang relevan dengan tujuan penelitian ini. Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitianini adalah analisis nilai tambah. Dari hasil perhitungan akan dihasilkan perkiraan nilai tambah (Rp/kg) dan keuntugan (Rp/kg). Tabel 2. Perhitungan Nilai Tambah Menurut Metode Hayami No Variabel Nilai Output, Input, dan Harga 1. Output yang dihasilkan A (kg/hari) 2. Bahan baku yang B digunakan (kg/hari) 3. Tenaga Kerja (jam/hari) C 4. Faktor konversi (1/2) d = a/b 5. Koefisien tenaga kerja e = c/b (3/2) 6. Harga output (Rp/kg) F 7. Upah rata-rata tenaga kerja (Rp/jam) Pendapatan dan G Keuntungan 8. Harga bahan baku (Rp/kg bahan baku) H 9. Sumbangan input lain I (Rp/kg output) 10. Nilai output (4 x 6) (Rp) j = d x f 11. a. Nilai tambah (10 9 8) (Rp) k = j h i b. Rasio nilai tambah l (%) = (k/j) (11a/10) x 100%) x 100 % 12. a. Imbalan tenaga kerja (5 m = e x g x 7) (Rp) b. Bagian tenaga kerja (12a/11a) x 100%) n (%) = (m/k) x 100% 13. a. Keuntungan (11a 12a) o = k m (Rp) b. Tingkat keuntungan (13a/11a) x 100%) Sumber : Hayami, et al 1987 p (%) = (o/k) x 100% Konsep Operasional 1. Industri ialah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh Industri Rumah Tangga Sofie dalam menghasilkan suatu produk berupa keripik pisang. 2. Keripik pisang adalah hasil produksi dari olahan Industri Rumah Tangga Sofie. 3. Produksi adalah keripik pisang olahan dari Industri Rumah Tangga Sofie yang dihasilkan pada bulan Maret dan dinilai dalam rupiah. 4. Harga output adalah harga keripik pisang dalam kemasan 150 gram dinilai dalam satuan rupiah. 5. Nilai tambah adalah selisih antara nilai produk keripik pisang dengan nilai bahan baku berupa buah pisang sepatu yang dikeluarkan dalam Industri Rumah Tangga Sofie dinilai dalam satuan rupiah. 6. Bahan baku yang digunakan Industri Rumah Tangga Sofie dalam pembuatan keripik pisang adalah buah pisang sepatu. 7. Responden ialah pemilik Industri Rumah Tangga Sofie beserta 8 orang tenaga kerja yang memiliki keahlian masing masing dalam bidang pengupasan, pengirisan, penggorengan, dan pengemasan yang memproduksi keripik pisang. 8. Koefisien tenaga kerja menunjukan banyaknya tenaga kerja yang diperlukan oleh Industri Rumah Tangga Sofie dalam mengolah keripik pisang. 9. Imbalan bagi tenaga kerja menunjukkan besarnya upah yang diterima oleh tenaga kerja langsung dinilai dalam satuan rupiah. 10. Nilai output menunjukan jumlah keripik pisang yang dihasilkan Industri Rumah Tangga Sofie dari hasil pengolahan buah pisang sepatu menjadi keripik pisang yang siap untuk dikonsumsi. 11. Keuntungan ialah selisih antara total penerimaan dengan total biaya produksi dari hasil pengolahan tanaman pisang sepatu menjadi keripik pisang di Industri Rumah Tangga Sofie yang dinilai dalam satuan rupiah. 12. Tingkat keuntungan Industri Rumah Tangga Sofie ialah persentase keuntungan yang diterima dibagi dengan nilai tambah 513

yang dihasilkan oleh Industri Rumah Tangga Sofie. HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Keripik Pisang pada Indutri Rumah Tangga Sofie Per Bulan. Proses produksi keripik pisang dilakukan dari pengupasan, pengirisan, penggorengan dan pengemasan. Proses produksi tersebut dilakukan oleh 4 orang karyawan. Produksi keripik pisang pada industri rumah tangga Sofie dilakukan 4 kali produksi dalam satu bulan, dalam satu kali produksi industri rumah tangga Sofie membutuhkan 22,5 kg pisang sepatu dapat menghasilkan 18 kg keripik pisang. Sehingga dalam satu bulan industri rumah tangga Sofie menghasilkan keripik pisang sebanyak 72 kg dan kemudian keripik pisang tersebut dikemas dalam kemasan 150 g dengan harga Rp. 8.000 Biaya Produksi Keripik Pisang pada Industri Rumah Tangga Sofie di Kota Palu Per Bulan. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang dapat diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau secara potensial akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Biaya produksi secara umum merupakan total semua biaya yang digunakan dari persiapan produksi sampai pada pemasaran keripik pisang. Total biaya ini di peroleh dari penjumlahan antara biaya tetap dengan biaya variabel. Biaya Tetap. Biaya Tetap adalah fixed cost yaitu biaya perusahaan yang besarnya tidak dipengaruhi oleh volume kegiatan perusahaan, baik datam produksi maupun dalam penjualan. Biaya tetap pada penelitian ini meliputi nilai penyusutan alat dan pajak kendaraan pada industri rumah tangga Sofie. Biaya tetap disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Biaya Tetap Produksi Keripik Pisang Industri Rumah Tangga Sofie, Per Bulan. No Jenis Biaya Nilai (Rp/bulan) 1 Penyusutan Alat 254.625 2 Pajak 25.000 Jumlah 279.625 Sumber : Diolah Dari Data Primer, 2013 Tabel 3. menunjukan bahwa biaya tetap produksi keripik pisang pada industri rumah tangga Sofie sebesar Rp. 283.825 yang di keluarkan pada setiap bulan. Biaya Variabel. Biaya variabel adalah biaya yang totalnya berubah secara proporsional dengan perubahan total kegiatan atau volume yang berkaitan dengan biaya variabel tersebut. Biaya variabel pada produksi keripik pisang pada industri rumah tangga Sofie per bulan tahun 2013, dapat disajikan Tabel 4. Tabel 4. Biaya Variabel Produksi Keripik Pisang Industri Rumah Tangga Sofie Per Bulan. No Jenis Biaya Nilai (Rp/Bulan) 1 Tenaga Kerja 788.000 2 Bahan Baku 468.000 3 Bahan Penolong 192.000 4 Lain-Lain : 860.000 a. Cetak kemasan b. Listrik c. Bahan bakar Jumlah 3.308.000 Sumber : Diolah Dari Data Primer, 2013 Tabel 4. menunjukan bahwa biaya variabel sebesar Rp. 3.308..000 yang harus di keluarkan pada setiap bulan. Biaya variabel ini ditentukan oleh besar kecil jumlah produksi yang akan direncanakan. Biaya Total Produksi Keripik Pisang pada Industri Rumah Tangga Sofie di Kota Palu Per Bulan. Biaya total merupakan keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan, yaitu merupakan penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabel. Total biaya produksi keripik pisang berdasarkan pada tabel 5 dan 6 yang harus dikeluarkan oleh industri rumah tangga Sofie dalam memproduksi keripik pisang setiap bulannya sebesar Rp. 70.691.446,91. Tabel 5. Biaya total produksi Keripik Pisang pada Industri Rumah Tangga Sofie per Bulan, Tahun2013. No Jenis Biaya Nilai (Rp/bulan) 1. Biaya Tetap 279.625 2. Biaya Variabel 3.308.000 Jumlah 3. 587.625 Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2013 514

Pendapatan Produksi Keripik Pisang pada Industri Rumah Tangga Sofie Per Bulan. Pendapatan atau laba merupakan selisih antara penghasilan penjualan di atas semua biaya dalam periode tertentu. Pendapatan merupakan hasil yang diperoleh dari selisih antara total penerimaan (TR) dengan total biaya produksi (TC). Tinggi rendahnya pendapatan akan sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya produksi yang dicapai. Jumlah pendapatan atau laba sangat tergantung pada jumlah penerimaan dan besarnya biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. Pendapatan produksi keripik pisang pada industri rumah tangga Sofie yaitu sebesar Rp. 1.228.375 Perhitungan Nilai Tambah Produksi Keripik Pisang pada Industri Rumah Tangga Sofie di Kota Palu. Nilai tambah adalah selisih antara komoditas yang mendapat perlakuan pada tahap tertentu dengan nilai korbanan yang digunakan selama proses berlangsung. Kegiatan subsistem pengolahan alat analisis yang sering digunakan adalah alat analisis nilai tambah. Analisis nilai tambah merupakan metode perkiraan bahan baku yang dapat perlakuan khusus untuk mendapatkan nilai, Sehingga memperoleh nilai tambah. Perhitungan nilai tambah produksi keripik pisang pada industri rumah tangga Sofie di Kota Palu disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. menunjukan perhitungan nilai tambah produksi keripik pisang dalam 1 kali produksi dan banyaknya produk olahan dalam satu kilogram pisang sepatu. Output yang dihasilkan oleh Industri Rumah Tangga Sofie dalam 1 kali proses produksi sebesar 72 kg keripik pisang dengan mengunkan 90 kg pisang sepatu. Harga jual keripik pisang dalam 1 kg sebesar Rp 53.000. Input lain atau bahan penolong yang digunakan dalam satu bulan proses produksi oleh industri keripik pisang yaitu terdiri dari garam12 gr dengan harga Rp. 1.000/gram, minyak goreng 9 L dengan harga sebesar Rp. 12.000/liter, minyak tanah 6 L dengan harga sebesar Rp. 6.500/liter. jadi jumlah bahan penolong produksi keripik pisang ini sebesar Rp. 192.000. Tabel 6. Perhitungan Nilai Tambah Produksi Keripik pisang pada Industri Rumah Tangga Sofie di Kota Palu Menggunakan Metode Hayami No Variabel Nilai Output, Input, dan Harga 1 Output yang dihasilkan 72 (kg/proses) 2 Bahan baku yang 90 digunakan (kg/proses) 3 Tenaga Kerja 8 (jam/proses) 4 Faktor konversi (1/2) 0,80 5 Koefisien tenaga kerja 0,08 (3/2) 6 Harga output (Rp/kg) 53.000 7 Upah rata-rata tenaga 14.500 kerja (Rp/jam) Pendapatan dan Keuntungan 8 Harga bahan baku (Rp/kg 5.200 bahan baku) 9 Sumbangan input lain 2.666,66 (Rp/kg output) 10 Nilai output (4 x 6) (Rp) 42.400 11 a. Nilai tambah (10 9 8) (Rp) b. Rasio nilai tambah (11a/10) x 100%) 12 a. Imbalan tenaga kerja (5 x 7) (Rp) b. Bagian tenaga kerja (12a/11a) x 100%) 13 a. Keuntungan (11a 12a) (Rp) b. Tingkat keuntungan (13a/11a) x 100%) Sumber : Diolah Dari Data Primer, 2013 34.533,34 81,44 % 660 1.91% 33.873,34 98,08% Nilai faktor konversi dapat dihitung berdasarkan pembagian antara nilai output yang dihasilkan dengan bahan baku yang digunakan ( input). Nilai faktor konversi pada Industri Rumah Tangga Sofie yaitu sebesar 0,80 didapat dari pembagian antara output yang dihasilkan sebesar 72 kg keripik pisang dengan input yang digunkan sebesar 90 kg pisang sepatu. Satu kali proses produksi keripik pisang, menggunakan 8 orang tenaga kerja dengan waktu yang digunakan seabanyak 8 515

jam, dengan upah rata-rata tenaga kerja sebesar Rp. 14.500/jam. Koefisien tenaga kerja adalah nilai pembagian dari jumlah jam kerja tenaga kerja yang digunakan dengan jumlah bahan baku yang digunakan dalam kegiatan produksi. Koefisien tenaga kerja menunjukkan banyaknya jam kerja tenaga kerja yang diperlukan untuk mengolah satu-satuan input (Hayami, et al. 1987). Koefisien tenaga kerja pada industri Sofie diperoleh dari pembagian antara jam tenaga kerja sebanyak 8 jam dengan bahan baku (input) yang digunakan sebanyak 90 kg pisang sepatu, jadi koefisien tenaga kerja yang didapatkan sebesar 0,08. Bahan baku yang digunakan untuk pengolahan keripik pisang ada 2 yaitu bahan baku utama dan bahan penolong (input lain). Nilai sumbangan input lain diperoleh dari pembagian antara jumlah bahan penolong yang digunakan sebesar Rp. 192.000/bulan dengan jumlah output yang dihasilkan sebanyak 72 kg/bulan, sehingga didapatkan nilai sumbangan input lain sebesar Rp. 2.666,66/kg. Nilai output merupakan perkalian antara faktor konversi dengan harga produk yang dihasilkan (output). Faktor konversi sebesar 0,80 dikalikan dengan harga jual keripik pisang sebesar Rp. 53.000/kg, sehingga besar nilai output yang dihasilkan dari tiap kilogram daging mentah sebesar Rp. 42.400. Output, sumbangan input lain dan harga bahan baku. Nilai tambah yang dihasilhan oleh industri Sofie sebesar Rp. 34.533,34/kg. Rasio nilai tambah merupakan persentase antara nilai tambah dengan nilai output. Besarnya rasio nilai tambah pada industri Sofie sebesar 81,44%. Dimana hasil dari rasio nilai tambah terhadap nilai produk sebesar 81,44%. menunjukan bahwa setiap Rp. 100 nilai produk keripik pisang akan diperoleh nilai tambah sebesar Rp. 81,44 Imbalan tenaga kerja diperoleh dari perkalian antara koefisien tenaga kerja dengan upah rata-rata tenaga kerja. Besar imbalan tenaga kerja yang diterima untuk setiap kilogram keripik pisang sebesar Rp. 660. Bagian tenaga kerja diperoleh dari persentase antara imbalan tenaga kerja terhadap nilai tambah. Bagian tenaga kerja pada industri ini Sofie sebesar 1,91%. Keuntungan perusahaan merupakan selisih antara nilai tambah dengan tenaga kerja, sehingga dianggap sebagai nilai tambah bersih yang diterima oleh perusahaan. Keuntungan yang didapat dari usaha keripik pisang oleh industri Sofie sebesar Rp. 33.873,34 dengan tingkat keuntungan sebesar 98,08%. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut ialah produksi keripik pisang pada industri rumah tangga Sofie dilakukan empat kali produksi dengan menggunakan 22.5 kg pisang sepatu dalam satu kali proses produksi menghasilkan 18 kg keripik pisang, dalam satu bulan produksi keripik pisang pada industri ini sebanyak 72 kg. Nilai tambah produksi keripik pisang dipengaruhi oleh besarnya nilai output, harga bahan baku dan nilai sumbagan input lain. Nilai tambah keripik pisang pada industri rumah tangga Sofie sebesar Rp. 34.533,34/kg. Saran Untuk memperoleh nilai tambah dan keuntungan yang besar maka perusahaan harus lebih mengefisienkan biaya produksi yang dikeluarkan, terutama berkaitan dengan bahan baku yang digunakan. DAFTAR PUSTAKA Hayami Y, Kawagoe T, Morooka Y, Siregar M. 1987. Agricultural Marketing and Processing in Upland Java A Perspective From A Sunda Village.Bogor :CPGRT Centre. Saragih B., 1997. Peninkatan Keunggulan Daya Saing Agribisnis Memasuki Era Persaingan. Pusat studi pembangunan institut pertanian bogor. Suryana. (2005). Berbagai masalah kesehatan anak dan balita. Jakarta: Dani Abadi. 516