BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBELAJARAN V ALAT PELINDUNG DIRI

BAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh

Hirarki Pengendalian Potensi Bahaya K3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

1. Kemampuan perlindungan yang tak sempurna karena memakai APD yang kurang tepatdan perawatannya yang tidak baik

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Definisi dan Tujuan keselamatan kerja

Alat Pelindung Diri Kuliah 8

BAB V PEMBAHASAN. identifikasi kebutuhan dan syarat APD didapatkan bahwa instalasi laundry

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Secara sederhana yang dimaksud dengan APD adalah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. No.3 tahun 1998 tentang cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan, kecelakaan. menimbulkan korban manusia dan harta benda.

PERALATAN PERLINDUNGAN DIRI

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

ALAT-ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI LABORATORIUM

Peralatan Perlindungan Pekerja

Keselamatan kerja (work safety) pada setiap pekerjaan dalam suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh setiap pe

Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN. Responden yang saya hormati,

PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI PT X LAMPUNG TENGAH

TINJAUAN TENTANG KAWASAN PESISIR ALAT PELINDUNG DIRI KASUS DI KEPULAUAN TUPABIRING KAB. PANGKEP ZAENAB P ZAENAB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.

PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

BAB IV HASIL DAN ANALISA

Tujuan K3. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman

MODUL SIB 01 : KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tentang ketenaga kerjaan yakni penyegelan asset perusahaan jika melanggar

MENERAPKAN PROSEDUR KEAMANAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Created by: Esa Rahmanda H Click to edit Master title style

Lampiran 1. A. Kuesioner Nordic Body Map Nama : Umur : Pendidikan terakhir : Masa kerja :...tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kerugian Kecelakaan Kerja (Teori Gunung Es Kecelakaan Kerja)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Pentingnya patient safety adalah a. Untuk membuat pasien merasa lebih aman b. Untuk mengurangi risiko kejadian yang tidak diharapkan Suatu

KUISIONER PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga

OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY (OH&S) 1. Prosedur Mengenali Sumber Bahaya di Tempat Kerja

MODUL 3 KESELAMATAN KERJA (Kebijakan dan Prosedur K3)

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Didalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan

MODUL 1 ALAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (ALAT PELI NDUNG DI RI / APD) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

BAB II LANDASAN TEORI. dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan.

PROSEDUR TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT)

BAB V PEMBAHASAN. keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag

KUESIONER PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konstruksi juga memiliki karakteristik yang bersifat unik, membutuhkan sumber

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL. Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul. Upaya, kesehatan kerja. BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I KONSEP PENILAIAN

SARANA SANITASI KESEHATAN

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI SMK

Personal Protective Equipments (PPE)

SIKAP BURUH BANGUNAN TERHADAP ALAT PELINDUNG DIRI UNTUK MEWUJUDKAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 TAHUN 2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI

GARIS PANDUAN KEPERLUAN KELENGKAPAN PELINDUNG DIRI

PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR UNIT AIR BAKU

PRA-RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRA-RK3K)

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya

ISNANIAR BP PEMBIMBING I:

LAMPIRAN LAMPIRAN Universitas Kristen Maranatha

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROYEK PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG DI KOTA MEDAN TUGAS AKHIR

APLIKASI ERGONOMI UNTUK PENGAMAN ALAT KERJA

BAB III DATA PERANCANGAN. data-data terkait mengenai permasalahan tentang kemasan Alat Pelindung

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

#7 PENGELOLAAN OPERASI K3

SISTIM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) SESUAI PP NO. 50 TAHUN 2012

Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara

BAB I PENDAHULUAN. tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri. Penggunaan Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) memperkirakan setiap 15 detik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan. Sebagai layanan masyarakat,

ANALISIS KEPENTINGAN DAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (STUDI KASUS PROYEK GEDUNG P1 DAN P2 UKP)

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG

BAB II PENERAPAN SISTEM KESELAMATAN KERJA DI PERUSAHAAN TOSHIBA, SANYO DAN TOYOTA 2.1 Visi dan Misi Perusahaan Perusahaan Toshiba Visi

PELATIHAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA Oleh : Agus Yulianto

BAB I PENDAHULUAN. memakai peralatan yang safety sebanyak 32,12% (Jamsostek, 2014).

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pelaksanaan Program Keselamatan Kerja. prosedur yang memfasilitasi pelaksanaan keselamatan kerja dan proses pengendalian

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

IDENTIFIKASI BAHAYA B3 DAN PENANGANAN INSIDEN B3

Transkripsi:

BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN 4.1 Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Terjadinya kecelakaan kerja merupakan suatu kerugian baik itu bagi korban kecelakaan kerja maupun terhadap perusahaan (Organisasi), upaya pencegahan kecelakaan kerja diperlukan untuk menghindari kerugian-kerugian juga untuk meningkatkan kinerja keselamatan kerja ditempat kerja. Berdasarkan teori Domino Effect penyebab kecelakaan kerja H.W. Heinrich, maka terdapat berbagai upaya untuk pencegahan kecelakaan kerja di tempat kerja, antara lain: 1. Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Pengendalian Bahaya di Tempat Kerja: a. Pemantauan dan pengendalian kondisi tidak aman. b. Pemantauan dan pengendalian tindakan tidak aman. 2. Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Pembinaan dan Pengawasan: a. Pelatihan dan Pendidikan. b. Konseling dan Konsultasi. c. Pengembangan Sumber Daya ataupun Teknologi. 3. Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Sistem Manajemen: a. Prosedur dan Aturan. b. Penyediaan Sarana dan Prasarana. c. Penghargaan dan Sanksi. 4.1.1 Sistem Manajemen K3 (SMK3) Sistem manajemen K3 (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan yang meliputi struktur Organisasi, perencanaan, pelaksanaan, tanggung jawab, prosedur, proses dan Sumber Daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan 22

dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. (Peraturan Pemerintah No.50/2012). Seperti diketahui tujuan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) ini adalah: Dalam rangka: 1. Untuk meningkatkan efektifitas perlindungan K3 dengan cara: terencana, terukur, terstruktur, terintegrasi. 2. Untuk mencegah kecelakaan kerja dan mengurangi penyakit kerja, dengan melibatkan: manajemen, tenaga kerja/pekerja dan serikat pekerja. SMK3 diwajibkan bagi perusahaan, memperkerjakan lebih dari 100 orang dan mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi. Untuk itu perusahaan diwajibkan menyusun Rencana K3,dalam menyusun rencana K3 tersebut, pengusaha melibatkan Ahli K3, Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) Wakil Pekerja dan Pihak yang terkait. Komprasi Permennaker No. 05/2012 dan Peraturan Pemerintah No. 50/2012 yaitu: 1. Permennaker No. 05/1996 Menciptakan suasana sistem K3 di tempat kerja dengan melibatkan Unsur Manajemen, tenega kerja, kondisi lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan PAK serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. 2. Peraturan Pemerintah No. 50/2012 a. Meningkatkan efektifitas perlindungan K3 terencana, teratur dan terintegrasi. b. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan PAK dengan melibatkan Unsur Manajemen, pekerja/ buruh, dan/ SP/ SB. c. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman dan efesien untuk mendorong produktivitas. 23

4.2 Komitmen dan Kebijakan K3 Komitmen dan Kebijakan K3 adalah sebagai berikut: 1. Kepemimpinan dan Komitmen Setiap tingkat pemimpin dalam perusahaan harus menunjukkan komitmen terhadap keselamatan dan kesehatan kerja sehingga sistem manajemen K3 berhasi diterapkan dan dikembangkan. Komitmen tersebut harus selalu ditinjau secara berkala dan melibatkan semua pekerja dan orang lain berada di tempat kerja. Komitmen kerja tersebut ditunjukan dalam: a. Penempatan organisasi K3 pada posisi strategi dalam penentuan keputusan perusahaan. b. Penyediaan anggaran dan tenaga kerja yang berkualitas serta saran-saran lain dibidang K3. c. Penempatan personil yang bertanggung jawab dan mempunyai kewenangan serta kewajiban yang jelas dalam penanganan K3. d. Perencanaan K3. e. Penilaian kinerja dan tindak lanjut pelaksanaan K3. 2. Kebijakan K3 Kebijakan K3 adalah suatu pernyataan terulis yang ditandatangani oleh pengusaha dan atau pengurus yang memuat keseluruhan visi dan tinjauan perusahaan, komitmen dan tekad melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja, kerangka dan program kerja yang mencakup kegiatan perusahaan secara menyeluruh yang bersifat umum dan oprasional. Kebijakan K3 tersebut dibuat melalui proses konsultasi antara pengurus dan wakil tenaga kerja, pemasok dan pelanggan. Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja bersifat dinamika dan selalu ditinjau ulang dalam rangka peningkatan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja. 3. Perencanaan Perencanaan harus membuat perencanaan yang efektif dengan sasaran yang jelas dan dapat di ukur. Perencanaan harus memuat tujuan, sasaran dan indikator kinerja yang diterapkan dengan mempertimbangkan identifikasi sumber bahaya, penilaian dan pengendalian resiko sesuai dengan persyaratan perundang-undangan yang 24

berlaku serta hasil pelaksanaan tinjauan awal terhadap keselamatan danatan kerja. Beberapa hal yang terkait dengan perencanaan dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Perencanaan dibuat berdasarkan hasil identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko. b. Perencanaan dibuat berdasarkan peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya sesuai dengan kegiatan perusahaan, identifikasi serat pemahaman dan peraturan Undang-Undang dan persyaratan lainnya. c. Tujuan dan saran dalam perencanaan harus dapat diukur, terdapat satuan atau indikator pencapaian. Tujuan dan saran tersebut ditetapkan setelah dikonsultasikan dangan wakil pekerja, ahli K3, P2K3, dan pihak terkait lainnya serta ditinjau secara teratur. 4.3 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) Ada beberapa pengertian pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) di tempat kerja, di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Pertolongan pertama pada kecelakaan di tempat kerja selanjutnya disebut dengan P3K di tempat kerja adalah upaya memberikan pertolongan pertama secara cepat dan tepat kepada pekerja. 2. Petugas P3K di tempat kerja adalah pekerja yang ditunjuk oleh pengurus atau pengusaha dan diserahi tugas tambahan untuk melaksanakan P3K. 3. Fasilitas P3K adalah semua peralatan, perlengkapan dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan P3K di tempat kerja. 25

Alat pertolongan pertama pada kecelakaan kerjaseperti gambar 4.1 berikut: Gambar 4.1Alat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Kerja. (Sumber : PT. Ancol Terang Metal Printing Industri) Maksud dari pertolongan pertama dimaksudkan untuk memberikan perawatan darurat pada korban, sebelum pertolongan yang lebih lengkap diberikan oleh dokter atau petugas kesehatan lainnya. P3K diberikan dengan tujuan sebagai berikut: 1. Menyelamatkan Nyawa Korban 2. Meringankan penderitaan korban 3. Mencegah cidera atau penyakit menjadi lebih parah 4. Mempertahankan daya tahan korban 5. Mencarikan pertolongan yang lebih lanjut. Dalam pelaksanaan P3K di tempat kerja harus ditunjuk petugas P3K dengan memperhatikan jumlah, seleksi, pelatihan atau training dan tanggung jawab personil atau petugas. 4.4 Alat Pelindung Diri (APD) Alat pelindung diri atau APD adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya, mengisolasi sebagaian atau seluruh tubuh dari potensial bahaya ditempat kerja. Ada begitu banyak potensial bahaya di tempat kerja, antara lain gas beracun, gas mudah terbakar,kekurangan oksigen, bahaya tertimbun, bahaya penggunaan peralatan mekanik, bahaya dari lingkungan kerja seperti kebisingan, lantai licin, radiasi dan lain-lain. Dengan demikian, perlu dilakukan program alat penggunaan pelindung diri. 26

Penggunaan APD adalah upaya terakhir yang dianjurkan bahkan diwajibkan, meskipun tidak terlalu efektif dalam upaya pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Namun bila mana upaya pencegahan kecelakaan kerja seperti yang dimaksud diatas belum dapat dilakukan secara sempurna karena keterbatasan-keterbatasan maka penggunaan alat pelindung diri menjadi sangat penting. Berikut ini adalah jenis-jenis dan fungsi dari Alat Pelindung Diri (APD) 1. Alat Pelindung Kepala a. Topi Pengaman (Safety Helmet) Topi ini dipakai untuk melindungi kepala dari bahaya kejatuhan benda terpukul atau tebentur benda keras atau tajam. b. Tudung Kepala Tudung atau hood dipakai untuk melindungi kepala dari bahaya terkena atau kontak dangan bahan-bahan kimia, api, panas radiasi. c. Penutup Rambut (Hair Cup) atau Pengaman (Hair Guard) Penutup rambut dipakai untuk melindungi kepala dan rambut dari kotoran serta untuk melindungi rambut dari bahaya terjerat mesin-mesin yang berputar. Alat Pelindung Kepala seperti gambar 4.2 berikut: Gambar 4.2 Alat Pelindung Kepala. 2. Alat Pelindung Mata dan Muka 27

a. Melindungi muka dari percikan bahan-bahan korosip b. Melindungi mata dari kemasukan debu-debu atau partikel-partikel yang melayang di udara c. Lemparan benda-benda kecil, panas d. Pemajanan gas-gas atau uap-uap kimia yang dapat menyebabkan iritasi pada mata e. Radiasi gelombang elektromagnetik yang mengion maupun yang tidak mengion f. Pancaran cahaya g. Benturan atau pukulan benda keras atau benda tajam. Alat Pelindung Mata dan Muka seperti gambar 4.3 berikut: Gambar 4.3Alat Pelindung Mata dan Pelindung Muka. 3. Alat Pelindung Telinga a. Sumbat telinga (ear plug) b. Penutup telinga (ear muff) 28

Alat pelindung telinga seperti gambar 4.4 berikut: 4. Alat Pelindung Pernapasan a. Respirator untuk memurnikan udara b. Respirator untuk memasok udara Gambar 4.4 Alat Pelindung Telinga. Alat Pelindung Pernafasan seperti gambar 4.5 berikut: 5. Pelindung Tangan (sarung tangan) a. Sarung Tangan Biasa b. Mitten c. Hand Pad Gambar 4.5 Alat Pelindung Pernafasan. (Sumber: PT.Ancol Terang Metal Printing Industri) 29

d. Sleeve Alat pelindung tangan seperti gambar 4.6 berikut: Gambar 4.6 Alat Pelindung Tangan. 6. Pelindung Kaki a. Sepatu pelindung untuk pekerjaan di peleburan dan pengecoran logam b. Sepatu pelindung untuk pekerjaan berpotensi bahaya peledakan c. Sepatu pelindung untuk pekerjaan berpotensi bahaya listrik d. Sepatu pelindung untuk pekerjaan bangunan atau konstruksi. Alat pelindung Kaki seperti gambar 4.7 berikut: Gambar 4.7 Alat Pelindung Kaki 30

7. Pakaian Pelindung a. Apron pakaian pelindung untuk menutupi sebagian tubuh mulai dari dada sampai lutut b. Overalis pakian pelindung untuk menutupi seluruh tubuh. Pakaian Pelindung seperti gambar 4.8 berikut: Gambar 4.8 Pakaian Pelindung. 8. Tali dan Sabuk Pengaman a. Tali penggantung terdiri dari: i. Penggantung Unifilar ii. Penggantung berbentuk U b. Sabuk pelana atau harness, terdiri dari i. Penunjang dada (chest harness) ii. Penunjang dada atau punggung (chest waist harness) iii. Penunjang seluruh tubuh (full body harness). Alat pelindung keselamatan seperti gambar 4.9 berikut: 31

Gambar 4.9 Tali Pelindung Keselamatan. 32