ANALISA PENAMBAHAN IBT (INTER BUS TRANSFORMER) 500/150 KV GITET UNGARAN TERHADAP KEANDALAN SISTEM TENAGA LISTRIK DI REGION JAWA TENGAH-DIY

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KEANDALAN SISTEM 150 KV DI WILAYAH JAWA TIMUR

Suatu sistem tenaga listrik memiliki unit-unit pembangkit yang bertugas menyediakan daya dalam sistem tenaga listrik agar beban dapat terlayani.

ANALISIS KEANDALAN SISTEM PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK PLN REGION 3 TAHUN

ANALISA KEANDALAN SISTEM TENAGA LISTRIK JAKARTA DAN BANTEN PERIODE TAHUN

Studi Keandalan Ketersediaan Daya Pembangkit Listrik pada Jaringan Daerah X

STUDI TENTANG INDEKS KEANDALAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK WILAYAH JAWA TENGAH DAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB II TEORI DASAR 2.1 Keandalan dan Gangguan Sistem Tenaga Listrik

STUDI KEANDALAN KETERSEDIAAN DAYA PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK PT PLN SISTEM SULSELBAR TAHUN

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018), ( X Print) B 1

PENILAIAN KEANDALAN SISTEM INTERKONEKSI 150 KV DI WILAYAH JAWA TENGAH DAN DIY DENGAN METODE MONTE CARLO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penambahan unit pembangkit. (Zein dkk, 2008), (Subekti dkk, 2008) meneliti

LOSS OF LOAD PROBABILITY (LOLP) INDEX UNTUK MENGANALISIS KEANDALAN PEMBANGKIT LISTRIK (Studi Kasus PT Indonesia Power UBP Suralaya)

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: STUDI KEANDALAN PLTP YANG MEMASOK SUBSISTEM 150 KV JAWA BARAT PADA TAHUN 2019

BAB III METODE STUDI SEKURITI SISTEM KETERSEDIAAN DAYA DKI JAKARTA & TANGERANG

LOSS OF LOAD PROBABILITY (LOLP) INDEX UNTUK MENGANALISIS KEANDALAN PEMBANGKIT LISTRIK (Studi Kasus PT Indonesia Power UBP Suralaya)

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

Optimasi Operasi Pembangkit Termis Dengan Metode Pemrograman Dinamik di Sub-Regional Bali

gangguan terjadi secara bersamaan sistem tidak mampu melayani beban resiko

Evaluasi Keandalan Perencanaan Pembangkit Wilayah Jawa-Bali dengan Mempertimbangkan Ketidakpastian Peramalan Beban

ANALISIS KEANDALAN KOMPOSIT PEMBANGKIT DAN TRANSMISI (KONTINGENSI N-2) SISTEM TENAGA LISTRIK

ANALISIS PERENCANAAN KETERJAMINAN ALIRAN DAYA DAN BIAYA PRODUKSI PLN SUB REGION BALI TAHUN TESIS

III. METODE PENELITIAN. Waktu pengerjaan tugas akhir ini dimulai pada bulan Januari 2015, tempat

PERHITUNGAN INDEKS KEANDALAN SISTEM TENAGA LISTRIK INTERKONEKSI SUMATERA BAGIAN SELATAN

Intensitas pemakaian energi adalah parameter yang menyatakan besarnya pemakaian energi untuk melakukan suatu aktivitas tertentu.

Studi Keandalan Sistem Kelistrikan Hingga Level Beban Tegangan Menengah di PT.Pupuk Kalimantan Timur Nama : Prita Lukitasari NRP :

STUDI PENEMPATAN SECTIONALIZER PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI PENYULANG KELINGI UNTUK MENINGKATKAN KEANDALAN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai peralatan listrik. Berbagai peralatan listrik tersebut dihubungkan satu

LAMPIRAN 1 : Konfigurasi Jaringan Sistem Jawa-Bali 500 kv

ANALISIS SUSUT ENERGI PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI SESUAI RENCANA OPERASI SUTET 500 kv

METODE KOEFISIEN ENERGI UNTUK PERAMALAN BEBAN JANGKA PENDEK PADA JARINGAN JAWA MADURA BALI

STUDI PERENCANAAN SISTEM KELISTRIKAN SUMATERA BAGIAN UTARA DENGAN OPSI NUKLIR

EVALUASI KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI MENGGUNAKAN INDEKS SAIDI DAN SAIFI PADA PT.PLN (PERSERO) AREA PONTIANAK

Studi Dampak Pemeliharaan Sistem Pembangkit Terhadap Keandalan Sistem Tenaga Listrik di PT. Petrokimia Gresik

Optimalisasi Penjadwalan Pembangkit Listrik di Sistem Sorong

PERHITUNGAN DAYA LISTRIK PEMAKAIAN SENDIRI TRAFO PS UNIT 1,2,3 DAN 4 DI PT.PLN (PERSERO) SEKTOR PEMBANGKITAN BUKIT ASAM LAPORAN AKHIR

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PERKULIAHAN (GBPP)

PERHITUNGAN LOSS OF LOAD PROBABILITY (PROBABILITAS KEHILANGAN BEBAN) SISTEM TENAGA LISTRIK DI PT.PUPUK SRIWIDJAJA

Analisa Kinerja Proteksi Gardu Induk Garuda Sakti Menggunakan Software Berbasis Visual Basic 6.0

MAKALAH KEANDALAN PEMBANGKIT OLEH : KELOMPOK I

UNIVERSITAS INDONESIA STUDI ANALISIS PROGRAM PERCEPATAN MW TAHAP I PADA OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK JAWA BALI TESIS

ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS PEMANFAATAN ENERGI PANAS BUMI DI JAWA TENGAH DALAM MENUNJANG SISTEM KELISTRIKAN DI JAWA TENGAH

Studi Keandalan Sistem Distribusi 20kV di Bengkulu dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Yuningsih Akili 1 Yasin Mohamad 2. Abstrak

SISTEM KEANDALAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI WAMENA KABUPATEN JAYAWIJAYA PROPINSI PAPUA. Martha Loupatty

Seminar TUGAS AKHIR. Fariz Mus abil Hakim LOGO.

Perencanaan Rekonfigurasi Jaringan Tegangan Menengah Pada Kampus Universitas Udayana Bukit Jimbaran

Evaluasi Tingkat Keandalan Jaringan Distribusi 20 kv Pada Gardu Induk Bangkinang Dengan Menggunakan Metode FMEA (Failure Mode Effect Analysis)

KEANDALAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK

Kajian Potensi Kerugian Akibat Penggunaan BBM pada PLTG dan PLTGU di Sistem Jawa Bali

ANALISIS KEANDALAN DAN NILAI EKONOMIS DI PENYULANG PUJON PT. PLN (PERSERO) AREA MALANG

ALOKASI PEMBEBANAN UNIT PEMBANGKIT TERMAL DENGAN MEMPERHITUNGKAN RUGI-RUGI SALURAN TRANSMISI DENGAN ALGORITMA GENETIKA PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI

ANALISIS KONTINGENSI GENERATOR PADA SISTEM TRANSMISI 500 KV JAWA BALI

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi standar. Sistem distribusi yang dikelola oleh PT. PLN (Persero)

STUDI KEAMANAN SUPLAI ENERGI LISTRIK BALI SAMPAI DENGAN TAHUN 2025

Yulius S. Pirade ABSTRAK

Vol.13 No.2. Agustus 2012 Jurnal Momentum ISSN : X

EVALUASI KEANDALAN SISTEM TENAGA LISTRIK SUBSISTEM KRIAN GRESIK 150 KV DENGAN METODE ANALISIS KONTINGENSI (N-1)

SIMULASI OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR MENGGUNAKAN METODA ALGORITMA KUANTUM PADA SISTEM TEGANGAN MENENGAH REGION JAWA BARAT

Analisis Unjuk Kerja Tiga Unit Inter Bus Transformers 500 MVA 500/150/66 kv di GITET Kediri

Analisa Keandalan Sistem Distribusi 20 kv PT.PLN Rayon Lumajang dengan Metode FMEA (Failure Modes and Effects Analysis)

Peningkatan Keandalan Sistem Distribusi Tenaga Listrik 20 kv PT. PLN (Persero) APJ Magelang Menggunakan Static Series Voltage Regulator (SSVR)

STUDI RUGI DAYA SISTEM KELISTRIKAN BALI AKIBAT PERUBAHAN KAPASITAS PEMBANGKITAN DI PESANGGARAN

Indar Chaerah G, Studi Penurunan Frekuensi pada Saat PLTG Sengkang Lepas dari Sistem

KETERSEDIAAN TENAGA LISTRIK SISTEM TRANSMISI 500 KV BALI PADA TAHUN 2030

OPTIMASI JADWAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA

OPTIMASI ECONOMIC DISPATCH PEMBANGKIT SISTEM 150 KV JAWA TIMUR MENGGUNAKAN METODE MERIT ORDER

PROYEKSI KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK TAHUN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT & BANTEN MENGGUNAKAN SOFTWARE LEAP

Sistem Tenaga Listrik. 4 sks

ANALISIS KESTABILAN TEGANGAN PADA SISTEM KELISTRIKAN SUBSISTEM TANJUNGJATI

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. apabila terjadi gangguan di salah satu subsistem, maka daya bisa dipasok dari

Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISIS SISTEM OPERASI DAN PRODUKSI PADA PT. INDONESIA POWER UBP MRICA SUB UNIT PLTA JELOK - SALATIGA

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

BAB IV STUDI ALIRAN DAYA

Analisa Perkiraan Energi Menggunakan Metode Koefisien Energi. (Studi Kasus : PT.PLN (PERSERO) Area Gorontalo)

ANALISA KEANDALAN SISTEM TENAGA LISTRIK DI WILAYAH LAMPUNG BERDASARKAN KETERSEDIAAN DAYA PADA TAHUN 2016 GUSTI AGUNG PUTRA YOGA

SIMULASI OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA PADA SISTEM TEGANGAN MENENGAH REGION JAWA BARAT

EVALUASI EXPECTED ENERGY NOT SUPPLIED (EENS) TERHADAP KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI 20 kv KOTA PADANG

STUDI KEANDALAN JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERINTERKONEKSI DENGAN DISTRIBUTED GENERATION

STUDI PENGARUH PENAMBAHAN UNIT PLTA IV & V TERHADAP POLA OPERASI WADUK KARANGKATES KABUPATEN MALANG

UNIVERSITAS INDONESIA. Analisa Perencaaan Keandalan Pembangkit Proyek IPP Wilayah Riau Tahun

BAB IV STUDI KETERJAMINAN ALIRAN DAYA DAN BIAYA PRODUKSI PLN SUB REGION BALI TAHUN

Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu ke-21 Periode Mei 2017

Studi Perbaikan Keandalan Jaringan Distribusi Primer Dengan Pemasangan Gardu Induk Sisipan Di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan

PENJADWALAN OPERASIONAL PEMBANGKIT BERBASIS ALGORITMA GENETIK PADA SISTEM PEMBANGKIT SUMATERA BAGIAN TENGAH

BAB IV ANALISIS FUNGSI KARAKTERISTIK KONFIGURASI SISTEM GARVER EKSISTING 5 BUS

BAB III SISTEM TENAGA LISTRIK INTERKONEKSI JAWA-BALI

Session 11 Interconnection System

BAB IV ANALISIS PENGEMBANGAN PEMBANGKIT DI KALIMANTAN

Evaluasi Keandalan Sistem Jaringan Distribusi 20 kv Menggunakan Metode Reliability Network Equivalent Approach (RNEA) di PT. PLN Rayon Mojokerto

ANALISIS RUGI-RUGI ENERGI SISTEM DISTRIBUSI PADA GARDU INDUK SEI. RAYA

MANFAAT DEMAND SIDE MANAGEMENT DI SISTEM KELISTRIKAN JAWA-BALI

PRAKIRAAN KEBUTUHAN BEBAN DAN ENERGI LISTRIK KABUPATEN KENDAL

PREDIKSI PERKEMBANGAN BEBAN LISTRIK DI KECAMATAN RANAH PESISIR SAMPAI TAHUN 2025

Analisa Nilai Indeks Keandalan Sistem Jaringan Distribusi Udara 20 kv pada Feeder PT. PLN (Persero) Rayon Sungai Penuh - Kerinci

Strategi Interkoneksi Suplai Daya 2 Pembangkit di PT Ajinomoto Indonesia, Mojokerto Factory

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014ISSN: X Yogyakarta,15 November 2014

Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu ke-20 Periode Mei 2017

Analisis Keandalan Pembangkit Dengan Metoda Waktu dan Frekuensi di PT Djarum Kudus Krapyak C. Disusun Oleh : Nama : Yudha Haris NIM : L2F

Transkripsi:

ANALISA PENAMBAHAN IBT (INTER BUS TRANSFORMER) 500/150 KV GITET UNGARAN TERHADAP KEANDALAN SISTEM TENAGA LISTRIK DI REGION JAWA TENGAH-DIY M Zainal Arifin H 1, Dr. Ir. Hermawan, DEA. 2, Susatyo Handoko, ST., MT. 2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl. Prof Soedarto SH Tembalang, Semarang 50275 1 zainal.elektro@gmail.com Abstract-As electric energy supply s guarantee level, the reliability of a plant system being so important and either one of power system s indicator. Reliability System can be seen from the value of LOLP (Loss of Load Probability) and unserved energy index from the concerned system., LOLP describe the size of the probability to lose load as a result of the least of available resources in the system. Unserved energy indicates the value of the lost energy, based on the disturbance capacity which bigger than reserved capacity or available capacity is smaller than the maximum load demand. In this final project will research about the reliability of power systems in the Region of Central Java-DIY after added IBT (Inter Bus Transformer) 500/150 kv at GITET Ungaran. The research s result indicated that LOLP and UE s value become smaller after IBT s adding, compared with before IBT a adding. Before the addition of IBT, LOLP value about 0.17226 days / year with UE 371.48463 MWh / year, which after the addition of IBT LOLP value about 0.00430 days / year with UE 8.47009 MWh / year. That LOLP calculation results proved that still in PLN standard, ie 1 day / year, Keywords : Reliability, IBT, LOLP, Unserved energy I PENDAHULUAN Meningkatnya permintaan tenaga listrik sudah tidak dapat dihindari lagi, saat ini tenaga listrik sudah menjadi salah satu kebutuhan primer manusia. Tentu saja meningkatnya permintaan tenaga listrik ini harus juga diimbangi dengan perbaikan keandalan sistem tenaga, dalam hal ini adalah ketersediaan daya. Daya tersedia dalam sistem tenaga listrik haruslah cukup untuk melayani kebutuhan tenaga listrik dari pelanggan. Kemungkinan bahwa sistem tidak dapat melayani beban dinyatakan dengan indeks unserved energy dan LOLP ( loss of load probability) yang biasa dikenal dengan istilah probabilitas kehilangan beban. LOLP menggambarkan besar kecilnya peluang terhadap terjadinya kehilangan beban sebagai akibat kurangnya daya tersedia dalam sistem. Unserved energy menunjukkan besar energi yang hilang sehubungan dengan kapasitas gangguan yang lebih besar daripada kapasitas cadangan atau kapasitas tersedia lebih kecil daripada permintaan beban maksimumnya. Pada tugas akhir ini akan dibahas mengenai keandalan sistem tenaga listrik di Region Jawa Tengah- DIY setelah adanya penambahan IBT ( Inter Bus Transformer) baru di Ungaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keandalan sistem 150 KV di Jawa Tengah dengan adanya penambahan IBT (Inter Bus Transformer) yang dibangun di GITET Ungaran. Penilaian keandalan yang dipakai dalam Tugas Akhir ini adalah penilaian keandalan berdasarkan indek keandalan Loss of Load Probability dan Unserved Energy. Adapun batasan batasan yang ditetapkan pada Tugas Akhir ini adalah: 1. Sistem Tenaga Listrik yang ditinjau adalah sistem di Region Jawa tengah-diy. 2. Perhitungan indeks keandalan berdasarkan indeks LOLP ( Loss Of Load Probability) dan UE (Unserved Energy). 3. Dalam perhitungan LOLP dan UE Ketersediaan (availability) pada sektor transmisi dan distribusi dianggap mempunyai harga 1.0. II DASAR TEORI 2.1. Keandalan dan Gangguan Sistem Tenaga Listrik Keandalan didefinisikan sebagai peluang dari suatu peralatan untuk beroperasi seperti yang direncanakan dengan baik dalam suatu selang waktu tertentu dan berada dalam suatu kondisi operasi tertentu. [2] Pengertian ini dapat dibahas dari empat faktor yang mendukungnya, yaitu [5] a) Probabilitas Peluang atau probabilitas dipergunakan untuk menentukan secara kuantitatif dari suatu keandalan. b) Unjuk kerja Unjuk kerja ( performance) dari suatu peralatan merupakan kriteria kegagalan dari suatu peralatan dalam melakukan tugasnya. [1] Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Diponegoro [2] Dosen Teknik Elektro Teknik Universitas Diponegoro

c) Selang waktu pengamatan Selang waktu pengamatan merupakan total waktu yang diamati pada suatu peralatan atau komponen sistem tenaga. d) Kondisi operasi. Kondisi operasi merupakan kondisi dimana suatu peralatan beroperasi. Kondisi operasi suatu peralatan dapat berbeda-beda. Gangguan adalah keadaan komponen / sistem / peralatan jika tidak dapat melaksanakan fungsi sebenarnya akibat dari suatu atau beberapa kejadian yang berhubungan langsung dengan komponen /sistem / peralatan tersebut. Meskipun suatu komponen atau peralatan dalam sistem tenaga listrik mengalami gangguan, belum tentu hal ini dapat menyebabkan terganggunya pelayanan seperti pemutusan. Gangguan ini dapat dibedakan menjadi dua : 1. Gangguan paksa Gangguan paksa adalah gangguan yang disebabkan oleh kondisi darurat yang berhubungan langsung dengan komponen/sistem/peralatan yang mengakibatkan komponen/sistem/peralatan harus dipisahkan dari sistem oleh suatu sistem proteksi secara otomatis atau manual oleh manusia. 2. Gangguan terencana Gangguan terencana adalah gangguan yang menyebabkan dilakukan untuk perawatan komponen/ sistem/peralatan tersebut yang telah direncanakan. 2.2. Konsep Umum Keandalan 2.2.1. Penjelasan Umum Pengertian keandalan didefinisikan sebagai peluang dari suatu peralatan untuk beroperasi seperti yang direncanakan dengan baik dalam suatu selang waktu tertentu dan berada dalam suatu kondisi operasi tertentu. [2] Pengamatan terhadap suatu komponen sistem tenaga dalam selang waktu tertentu,misalnya satu tahun, menghasilkan pengertian ketersediaan ( availablility) dan ketidaktersediaan (unavailability). 2.2.2. Fungsi Umum Keandalan [1] Dari suatu percobaan terhadap sejumlah peralatan, maka kurva masa hidup dari suatu peralatan bisa didapatkan. Setiap peralatan mempunyai masa hidup yang dapat ditentukan melalui kurva ini. dimana : N : Jumlah peralatan pada saat t 0 Nf (t): Jumlah peralatan yang gagal pada saat t Ns (t): Jumlah peralatan yang masih hidup pada saat t ( ) + ( ) Maka keandalan suatu komponen dapat dinyatakan: ( ) ( ) ( ) 1 ( ) ( ) 1 ( ) (1) 2.2.3. Model Probabilitas Unit-Unit Pembangkit Sistem pembangkitan itu terdiri dari berbagai jenis unit pembangkit yang kesemuanya mempunyai angka kegagalan acak. Unit-unit pembangkit diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Unit pemikul beban dasar Unit-unit pemikul beban dasar dioperasikan dengan faktor kapasitas yang sangat tinggi (90% sampai 95%) 2. Unit pemikul beban menengah Unit-unit pemikul beban menengah dioperasikan dengan faktor kapasitas antara 30% hingga 75%. 3. Unit pemikul beban puncak Untuk unit-unit pemikul beban puncak biasanya hanya dipakai selama permintaan beban puncak saja dengan faktor kapasitas antara 5% hingga 10%. Karena unit pembangkit yang direncanakan tersedia untuk operasi dalam sistem ada kemungkinan mengalami Fource Outage maka besarnya cadangan daya tersedia sesungguhnya merupakan ukuran keandalan operasi sistem. Untuk membahas keandalan operasi dipakai pengertian-pengertian seperti digambarkan oleh gambar 2. Jam-jam unit pembangkit beroperasi (Operating Hours) Jam-jam unit pembangkit melayani pemeliharaan yang direncanakan (Planned Outage Hours) Jam-jam unit pembangkit siap operasi tetapi tidak dioperasikan (Standbay) 8760 Jam (1 tahun) Jam-jam unit pembangkit dalam keadaan gangguan (Fource Outage Hours) Gambar 2 Diagram Kesiapan unit pembangkit Gambar 1 Kurva masa hidup 2

Ukuran sering tidaknya unit pembangkit mengalami gangguan dinyatakan dengan Force Outage Rate (FOR), yaitu : FOR (2) Apabila sebuah unit pembangkit mempunyai FOR0,07 maka kemungkinan unit ini betul-betul beroperasi (dalam masa waktu ini dioperasikan) adalah 1-0,07 0,93 sedangkan kemungkinannya mengalami gangguan adalah 0,07. 2.3 Keandalan Ketersediaan Daya 2.3.1 Indeks Keandalan LOLP Besarnya cadangan daya tersedia yang bisa diandalkan tergantung kepada FOR unit-unit pembangkit. Dimana makin kecil FORnya makin tinggi jaminan yang didapat, sebaliknya makin besar FORnya makin kecil jaminan yang didapat. [3] Forced outage yang diketahui dapat memberikan perhitungan kemungkinan terjadinya pemadaman dalam sistem atau sering pula disebut sebagai kemungkinan sistem kehilangan beban. Kemungkian kehilangan beban ini merupakan resiko yang dihadapi dalam mengoperasikan sistem tenaga listrik dan perlu diformulasikan. Kurva beban harian terlebih dahulu diubah menjadi kurva lama beban. Gambar 3 Kurva lama beban dan daya tersedia dalam sistem Kemungkinan kehilangan beban atau dalam bahasa inggris disebut loss of load probability disingkat LOLP adalah perkalian antara P t. Secara umum persamaan LOLP adalah; (3) LOLP sebenarnya merupakan risiko yang dihadapi dalam operasi, dalam gambar diatas digambarkan sebagai berapa jauh garis daya tersedia boleh menurun karena pemeliharaan maupun forced outage dalam kaitannya terhadap pemotongan kurva lama beban. 2.3.2 Energi Elektrik yang belum terpenuhi Probabilitas kehilangan energi menunjukkan besarnya energi yang hilang, sehubungan dengan 3 kapasitas gangguan yang lebih besar daripada kapasitas cadangan, atau kapasitas tersedia lebih kecil daripada permintaan beban maksimumnya. Dalam penentuan besarnya probabilitas kehilangan energi ini digunakan kurva lama beban puncak perjam atau dapat pula dengan menggunakan kurva lainnya. Suatu sistem pembangkitan yang mempunyai kurva lama beban sebagai berikut Gambar 4 Kurva lama beban Luas daerah yang diarsir (An) merupakan besarnya energy yang hilang, yang disebabkan terjadinya gangguan sebesar xn. Jika probabilitas kapasitas gangguan sebesar xn dinyatakan dengan Pn, maka hasil An x Pn adalah probabilitas kehilangan energi yang disebabkan oleh kapasitas gangguan sebesar xn. Dengan menjumlahkan probabilitas kehilangan energy tersebut, maka akan diperoleh probabilitas kehilangan energi total, yang akan disebabkan oleh kapasitas gangguan x1, x2,., xn. ( ) (4) 2.4. Metode Segmentasi [3] Metode segmentasi adalah metode yang menerapkan fungsi kerapatan probabilitas beban sebagai hasil dari pensamplingan beban tiap periode waktu yang digunakan. Besar beban dalam teori segmentasi ini akan dinyatakan sebagai variabel acak, sedangkan waktu untuk masing-masing besar beban akan dinyatakan dengan distribusi probabilitas. Fungsi kerapatan probabilitas hasil pensamplingan beban ini lalu ini lalu dimasukkan ke dalam segmen-segmen kapasitas sisi pembangkitan untuk ditentukan momen ke-nol dan momen pertama. Metode ini didasarkan pada segmentasi seluruh unit pembangkit yang ada dalam sistem pembangkitan. Jika dimisalkan dalam sistem ada n unit pembangkit, masing-masing unit pembangkit mempunyai besar kapasitas berturut-turut P1, P2, P3,..,Pn, maka besar kapasitas tiap segmen (PK) merupakan faktor kelipatan dari masing-masing unit pembangkit tersebut.. (5)

III PERANCANGAN SIMULASI 3.1. Pengambilan Data Pengambilan data dilakukan di PT P3B PLN Region Jateng-DIY dan PT PLN P3B Jawa-Bali. Data beban Data beban harian yang digunakan adalah data beban harian per setengah jam selama satu minggu. Dari data tersebut diasumsikan bentuk beban harian sama selama setahun. Gambar 5 Kurva beban harian sistem region Jateng-DIY 3.2. Data Pembangkitan Data pembangkitan disini meliputi kapasitas pembangkitan dan nilai Fource Outage Rate dari masingmasing unit pembangkit. Data pembangkitan yang ada di region JatengDIY dapat dilihat pada tabel 1. 3.3. Proses Perhitungan Indeks Keandalan LOLP dan Unserved Energy Algoritma program dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Memasukkan data-data beban harian sistem dalam tiap setengah jam, unit-unit pembangkit,meliputi kapasitas pembangkit dan nilai FOR pembangkit. 2. Mengurutkan beban dari nilai terkecil ke yang besar dan membentuk fungsi kerapatan probabilitas beban 3. Menentukan urutan variasi urutan pembebanan unit-unit pembangkit 4. Menghitung total kapasitas pembangkitan 5. Menghitung kapasitas setiap segmen dengan mencari kelipatan terbesar unit-unit pembangkit Tabel 1 Data pembangkitan sistem region Jateng-DIY Kapasitas No Pembangkit (MW) FOR 1 PLTA JELOK #1 5 0,0000 2 PLTA JELOK #2 5 0,0000 3 PLTA JELOK #3 5 0,0000 4 PLTA JELOK #4 5 0,0000 5 PLTA TIMO #1 4 0,0000 6 PLTA TIMO #2 4 0,0000 7 PLTA TIMO #3 4 0,0000 8 PLTA KTNGR #1 4 0,0039 9 PLTA KTNGR #2 4 0,0039 10 PLTA KTNGR #3 1 0,0039 11 PLTA GRUNG #1 13 0,0000 12 PLTA GRUNG #2 13 0,0000 13 PLTA MRICA #1 60 0,0005 14 PLTA MRICA #2 60 0,0000 15 PLTA MRICA #3 60 0,0042 16 PLTA WDLIN #1 9 0,0000 17 PLTA WDLIN #2 9 0,0000 18 PLTA KOMBO #3 22 0,0011 19 PLTP DIENG #1 45 0,0107 20 IBT Ungaran 1 400 0,0101 21 IBT Ungaran 2 400 0,0101 22 IBT Pedan 1 400 0,0101 23 IBT Pedan 2 400 0,0101 24 PLTU TBROK #1 41 0,0979 25 PLTU TBROK #2 41 0,2130 26 PLTU TBROK #3 170 0,0090 27 PLTG CLCAP #1 20 0,8881 28 PLTG CLCAP #2 20 0,9538 29 PLTGU TBROK #1.0 130 0,0229 30 PLTGU TBROK #1.1 90 0,0358 31 PLTGU TBROK #1.2 90 0,0607 32 PLTGU TBROK #1.3 90 0,0928 33 PLTGU TBROK #2.0 100 0,0236 34 PLTGU TBROK #2.1 100 0,0097 35 PLTGU TBROK #2.2 100 0,0197 36 PLTU CLCAP #1 281 0,0142 37 PLTU CLCAP #2 130 0,0740 38 IBT Ungaran 3 400 0,0101 4

6. Menghitung Jumlah segmen 7. Menghitung momen ke nol ( ) ( ) 8. Menghitung momen pertama ( ) ( ) 9. Menghitung momen pertama baru setelah terjadi pergeseran unit-unit pembangkit ( ) ( ) ( ) 10. Menghitung momen ke-nol dan momen pertama setelah terjadi pergeseran unit-unit pembangkit [ (1 )] + [ ] [ (1 )] + [ ] 11. Menghitung energi yang belum dipenuhi pasca masuk unit pembangkit (( ) ( )) 12. Menghitung energi yang diharapkan dari unit pembangkit yang dimasukkan ( 1) 13. Menghitung E total unit (energi yang diharapkan setelah semua pembangkit dimasukkan) 1 14. Menghitung UE (Energi elektrik total yang diharapkan) UE (UE_awal - E_total) 15. Menghitung LOLP sistem (Probabilitas kehilagan beban) IV HASIL PERHITUNGAN 4.1. Perhitungan LOLP dan UE Sebelum penambahan IBT Perhitungan ini dilakukan sebelum melibatkan IBT 3 ungaran yang diasumsikan mempunyai kapasitas sebesar 400 MW. Tabel 2 Hasil perhitungan LOLP dan UE sebelum penambahan IBT Hari LOLP UE (Hari/tahun) (MWH/tahun) Senin (5/9/11) 0,16244 435,77629 Selasa (6/9/11) 0,53246 1143,86327 Rabu (7/9/11) 0,41993 812,35528 Kamis (8/9/11) 0,00159 3,49003 Jum'at (9/9/11) 0,00948 16,97314 Sabtu (10/9/11) 0,03021 62,24690 Minggu (11/9/11) 0,04969 125,68749 Rata-rata 0,17226 371,48463 Dari tabel dapat dilihat bahwa nilai LOLP dan UE berbeda-beda, karena pembangkitan dihadapkan pada beban yang berbeda pula. Diantara beban selama seminggu nilai LOLP terendah yaitu pada hari kamis (0,00159 Hari/tahun), karena pada hari kamis mempunyai beban rata-rata yang paling kecil. sedangkan tertinggi pada hari selasa(0,53237 Hari/tahun). Ini dikarenakan pada hari selasa mempunyai beban rata-rata yang paling tinggi. Begitu pula dengan nilai UE, terendah yaitu pada hari kamis (3,49003 MWH/tahun), sedangkan tertinggi pada hari selasa (1143,86327 MWH/tahun). Ini dikarenakan rata-rata beban pada hari selasa adalah paling rendah, sedangkan beban rata-rata pada hari kamis dalah beban tertinggi. Kemudian jika diasumsikan beban selama seminggu itu sama berangsur-angsur selama setahun, maka dapat ditentukan nilai LOLPnya sama dengan ratarata nilai LOLP selama satu minggu tersebut, yaitu 0,17226 hari/tahun. Sedangkan nilai UE nya didapatkan 371,48463 MWH/tahun, didapatkan dari nilai rata-rata UE selama satu minggu. 4.2. Perhitungan LOLP dan UE Setelah penambahan IBT Perhitungan setelah penambahab IBT adalah perhitungan setelah melibatkan IBT 3 ungaran yang diasumsikan mempunyai kapasitas sebesar sebesar 400 MW. 5

Tabel 3 Hasil Perhitungan LOLP dan UE setelah penambahan IBT Hari LOLP UE (Hari/tahun) (MWh/tahun) Senin (5/9/11) 0,00392 9,38040 Selasa (6/9/11) 0,01375 27,27252 Rabu (7/9/11) 0,01067 18,80987 Kamis (8/9/11) 0,00003 0,05424 Jum'at (9/9/11) 0,00017 0,28825 Sabtu (10/9/11) 0,00056 1,11816 Minggu (11/9/11) 0,00103 2,36720 Rata-rata 0,00430 8,47009 Dari perhitungan LOLP dan UE setelah menambahkan IBT 3 Ungaran diperoleh nilai yang berbeda-beda sesuai beban harian yang dihadapkan pada sistem pembangkitan. Nilai LOLP dan UE paling rendah terdapat pada hari kamis (LOLP0,00003 hari/tahun dan UE0,05424 MWh/tahun), karena beban rata-rata yang paling rendah adalah di hari kamis, sementara LOLP dan UE tertinggi terdapat pada hari Selasa (LOLP0,01375 hari/tahun, UE27,27252 MWh/tahun), karena beban rata-rata tertinggi adalah terjadi di hari selasa. Kemudian jika diasumsikan beban selama seminggu itu sama berangsur-angsur selama setahun, maka dapat ditentukan nilai LOLPnya sama dengan 0,00430hari/tahun. Nilai tersebut didapatkan dari ratarata nilai LOLP selama satu minggu. Sedangkan nilai UE nya didapatkan 8,47009 MWh/tahun. 4.3. Perbandingan Nilai LOLP dan UE sebelum dan setelah penambahan IBT LOLP dan UE nilainya menjadi semakin kecil setelah ada penambahan IBT. Ini disebabkan karena IBT menyuplai daya ke sistem.150 kv region Jateng-DIY, sehingga ada tambahan daya yang mengalir ke sistem tersebut..lolp dan UE semakin kecil LOLP dan UE berarti keandalan sistem semakin tinggi. Peluang terhadap terjadinya kehilangan beban sebagai akibat kurangnya daya tersedia dalam sistem menjadi lebih kecil setelah ada penambahan IBT pada sistem Region Jateng-DIY. Penambahan IBT disini bisa diasumsikan sebagai penambahan pembangkit. Semakin banyak pembangkit, maka ketersediaan pembangkit untuk melayani beban semakin tinggi. Gambar 7 Grafik perbandingan nilai UE 4.4. Perbandingan hasil perhitungan dengan data dari PLN Berikut ini adalah tabel perbandingan hasil perhitungan dengan data dari PLN. Data nilai LOLP dan UE ini adalah data PLN tahun 2010. Tabel 4 Perbandingan nilai LOLP dan UE data PLN dan hasil perhitungan sebelum penambahan IBT Data LOLP UE (Hari/tahun) (MWH/tahun) PLN 0,20507 410,979 Hasil perhitungan 0,17226 371,48463 Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan antara hasil perhitungan dengan data dari PLN. Ini dikarenakan pada perhitungan PLN menggunakan data beban puncak per bulan dan memperhatikan transfer daya antar region. Sedangkan pada perhitungan ini hanya menggunakan data pembangkitan yang ada di region Jateng DIY dengan mengasumsikan IBT (Inter Bus Transformer) sebagai pembangkit. Data beban puncak per bulan yang digunakan PLN dalam perhitungan LOLP dan UE nilainya lebih besar dibandingkan data beban selama seminggu yang digunakan dalam perhitungan ini, sehingga LOLP dan UE yang dihasilkan lebih besar dibandingkan dengan perhitungan ini. Tranfer daya antar region yang terjadi pada sistem di region Jateng DIY hanya kecil sehingga tidak begitu berpengaruh terhadap perhitungan LOLP dan UE. Data LOLP dari PLN dan hasil perhitungan masih memenuhi standar PLN, yaitu 1 hari/tahun. V PENUTUP Gambar 6 Grafik perbandingan nilai LOLP 5.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Indeks Keandalan LOLP Sebelum penambahan IBT adalah 0,17223 hari/tahun, Sedangkan setelah penambahan IBT adalah 0,00430 hari./tahun. 2. Indeks keandalan LOLP sistem region Jateng-DIY masih memenuhi standar PLN, yaitu 1 hari/tahun. 6

3. Nilai UE ( Unserved Energy) sebelum penambahan IBT adalah 371,48463 MWh/tahun, sedangkan setelah penambahan IBT adalah 8,47009 MWh/tahun. 4. Penambahan daya akan meningkatkan keandalan atau dengan kata lain nilai LOLP dan UE semakin kecil, seperti terlihat dari hasil perhitungan sebelum dan penambahan IBT. 5. Perbedaan hasil perhitungan dengan data PLN, yaitu LOLP 0,20507 hari/tahun, UE 410,979 MWh/tahun, disebabkan karena pada perhitungan PLN menggunakan data beban puncak per bulan dan memperhatikan transfer daya antar region. 5.2 Saran Saran yang dapat penulis sampaikan demi pengembangan pada penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut: 1. Perhitungan indeks keandalan LOLP dan UE bisa dilanjutkan dengan memperhitungkan faktor transmisi. 2. Perhitungan indeks keandalan LOLP dan UE bisa dilanjutkan dengan memperhitungkan faktor derating pembangkit. [14],Catatan Pembangkit PT PLN PLN(Persero) Penyaluran dan Pusat Pengaturan Beban Jawa bali November 2011 [15],Laporan Harian Pelaksana Operasi Region 4 PT PLN PLN(Persero) Penyaluran dan Pusat Pengaturan Beban region Jateng DIY,September 2011 BIODATA PENULIS M Zainal Arifin H Putra kelahiran Demak, menyelesaikan pendidikan dasar hingga menengah di Demak. Saat ini sedang menempuh pendidikan di jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro, Semarang pada Bidang Konsenstrasi Teknik Energi Listrik. Penulis dapat dihubungi melalui e-mail : zainal.elektro@gmail.com Semarang, Maret 2012 Menyetujui, DAFTAR PUSTAKA [1] Allan, R.N & Billinton, R, Reliability Evaluation of Power System, New York,1996 [2] Endrenyi,J., Reliability Modeling In Electric Power Systems, John Wiley & Sons, New York, 1978 [3] Marsudi, Djiteng, Operasi Sistem Tenaga LIstrik, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2006. [4] Marsudi, Djiteng. Pembangkitan Energi Listrik, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2005. [5] Sulasno, Ir., Teknik dan Sistem Distribusi Tenaga Listrik, Badan Penerbit Universitas Diponegoro,Semarang, 2001. [6] Prada, José Fernando, The Value of Reliability in Power Systems, Massachusetts Institute of Technology, 1999 [7] R. Billinton, Power System Reliability Evaluation, Gordon and Breach Science Publisher, New York, 1970 [8] Ridwan, Analisis Keandalan Sistem 150 KV Di Wilayah Jawa Timur, Paper, Teknik Elektro, FTI-ITS. 2010 [9] Sudjana, Metoda Statistika.Bandung :Tarsito,1996 [10] X.Wang, J.R. McDonald, Modern Power System Planning, Internatianal Edition. Singapore : McGraw Hill, 1994 [11],Dahlan Iskan. Pembunuhan Berencana Bernilai Triliunan Rupiah Setahun. Public Note. 2011 [12], Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, MASTER PLAN PEMBANGUNAN KETENAGALISTRIKAN 2010 s.d. 2014, Jakarta. 2009 [13],Prosedur Tetap Deklarasi Kondisi Pembangkit dan Indeks Kinerja Pembangkit, PT.PLN (Persero), Juni 2010 7 Pembimbing I Dr. Ir. Hermawan, DEA. NIP. 196002231986021001 Pembimbing II Susatyo Handoko, ST., MT. NIP. 197305262000121001