LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS

dokumen-dokumen yang mirip
FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN SHAMPOO MAKALAH

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PENERAPAN IPTEK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKAT PENERAPAN IPTEKS PELATIHAN PEMBUATAN LOTION BAGI KELOMPOK WANITA TANI TUNAS MEKAR DESA SEPANG

LAPORAN TUGAS AKHIR. Sabun Pencuci Piring Cair dengan Inovasi Penambahan Ekstrak Aloe Vera sebagai Anti Bakterial yang Bernilai Ekonomis Tinggi

Peningkatan Kemampuan Guru dalam Membuat Perencanaan, Penerapan, dan Penilaian berbasis Kurikulum 2013 di Gugus 1, 2, 3 Kecamatan Seririt

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG SEBAGAI SABUN HERBAL

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

FORMULASI SEDIAAN SHAMPOO CAIR EKSTRAK ETANOL DAUN ALAMANDA (Allamanda cathartica L.) DENGAN CARBOPOL 940 SEBAGAI PENGENTAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmiati Tsaniah, 2016

OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. umumnya, teh berasal dari tanaman teh (Camellia sinensis). Teh Camellia

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan rimpang lengkuas merah

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

Kode Bahan Nama Bahan Kegunaan Per wadah Per bets

LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PENERAPAN IPTEKS

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. turunan asam amino fenil alanin yaitu 2-acetyl-1-pyrroline (Faras et al., 2014).

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA HAIR TREATMENT TONIC SABUYA ( SANTAN DAN LIDAH BUAYA ) BIDANG KEGIATAN PKM-KEWIRAUSAHAAN (PKM-K)

BAB III METODE PENELITIAN

ETAWA BEAUTY SOAP PRODUK SABUN MANDI SUSU KAMBING ETAWA DESA KALIGESING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

I. PENDAHULUAN. berkhasiat obat (biofarmaka) dan kurang lebih 9606 spesies tanaman obat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Muhammadiyah Semarang di Jalan Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kering, dengan hasil sebagai berikut: Table 2. Hasil Uji Pendahuluan

SUSU KEDELAI 1. PENDAHULUAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia

KANDUNGAN VITAMIN C DAN UJI ORGANOLEPTIK FRUITHGURT KULIT BUAH SEMANGKA DENGAN PENAMBAHAN GULA AREN DAN KAYU SECANG NASKAH PUBLIKASI

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

Penguatan Materi dan Pembelajarannya Bagi Guru-guru SD di Gugus II Kec. Sukasada

Madu tidak hanya bermanfaat dalam bidang pangan, tapi juga bermanfaat dalam bidang kesehatan dan kecantikan. Karena kandungan madu yang kaya akan

Obat Diabetes Herbal Ampuh Yang Berasal Dari Daun-Daunan

Siti Jubaidah, Ria Indriani, Hayatus Sa adah, Heri Wijaya. Akademi Farmasi Samarinda

BAB V PEMBAHASAN. graveolens L.), kemangi (Ocimum bacilicum L.) serta campuran keduanya. terhadap pertumbuhan Candida albicans in vitro yang

KARAKTERISTIK MUTU GELATIN DARI KULIT AYAM BROILER MELALUI PROSES PERENDAMAN ASAM DAN KOMBINASI ASAM-BASA SKRIPSI

FORMULASI SEDIAAN SABUN MANDI PADAT EKSTRAK ETANOL UMBI BAWANG TIWAI (Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb.)

PRODUKSI SUTE KUTUB SUSU SARI KETELA POHON (Manihot utilissim) DENGAN SENSASI MINT (Mentha arvensis L.) TANPA BAHAN PENGAWET

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. maupun tujuan lain atau yang dikenal dengan istilah back to nature. Bahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian Rancangan penelitian (reseach Design) Rancangan Percobaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAPORAN TUGAS AKHIR. PEMBUATAN PERMEN JELLY DARI EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium Guajava L.)

PHARMACY, Vol.14 No. 01 Juli 2017 p-issn ; e-issn X

DEFINISI Ketombe (juga disebut sindap dan kelemumur; dengan nama ilmiah Pityriasis capitis) adalah pengelupasan kulit mati berlebihan di kulit

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

PRESENTASI TUGAS AKHIR FINAL PROJECT TK Dosen Pembimbing : Ir. Sri Murwanti, M.T. NIP

TELUR ASIN 1. PENDAHULUAN

Tekno Efisiensi Jurnal Ilmiah KORPRI Kopertis Wilayah IV, Vol 1, No. 1, Mei 2016

KOSMETOLOGI. = Berasal dari bahasa yunani Cosmein = berias

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan dari formula Hair Tonic sari lidah buaya (Aloe vera L.) dengan

POTENSI SITOTOKSIK EKSTRAK AIR DAUN SIRIH HITAM (Piper sp.) ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kulit jengkol, larva

14 Cara Menghilangkan Komedo Secara Alami dan Terbukti Ampuh

OLEH: YULFINA HAYATI

Bedak Dingin Beras dan Air Sari Bengkoang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III Jenis Sediaan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

BAB IV PROSEDUR KERJA

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan masyarakat perkotaan yang penuh dengan polusi, limbah, dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PERAWATAN KULIT KEPALA

PELATIHAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH BAGI GURU-GURU SMP DI KECAMATAN PENEBEL

I. PENDAHULUAN. populer di dunia, berasal dari Asia Tenggara, serta menjadi tanaman buah yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi Fakultas

ion dari dua zat atau lebih. Pelarut etanol akan melarutkan senyawa polar yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS SEDIAAN SAMPO ANTIKETOMBE EKSTRAK ETANOL DAUN ALAMANDA

BAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain

PHARMACY, Vol.09 No. 02 Agustus 2012 ISSN

BAB I PEMBUATAN SEDIAAN HERBAL

FORMULASI SEDIAAN BALSEM DARI EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum SanctumLinn) DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

PENYULUHAN DAN PRAKTIK PEMBUATAN SABUN CUCI PIRING CAIR

PELATIHAN PENGISIAN KARTU PENGAWAS MINUM OBAT DAN PENEMUAN KASUS SUSPECT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEMBUATAN TELUR ASIN RASA BAWANG SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN NILAI JUAL TELUR BEBEK Oleh : Dr. Das Salirawati, M.Si

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS PELATIHAN PEMBUATAN KOSMETIK SHAMPO POLIHERBAL MENGGUNAKAN EKSTRAK TANAMAN LOKAL BAGI KELOMPOK HOME INDUSTRI BALI SARI DESA SEPANG OLEH Dr. I Dewa Ketut Sastrawidana, M.Si NIP. 196804171995011001 Dr. Desak Made Citrawathi, M.Kes NIP. 19580831 198203 2 002 Drs. Sanusi Mulyadiharja, M.Pd NIP. 195807041983031001 Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganeshadengan SPK Nomor.13/UN48.16/PM/2016 tanggal 25 Februari 2016 JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHUN 2016

HALAMAN PENGESAHAN PENERAPAN IPTEKS Judul P2M : Pelatihan Pembuatan Kosmetik Shampo Poliherbal Menggunakan Ekstrak Tanaman Lokal Bagi Kelompok Home Industri Bali Sari Desa Sepang 1 Ketua Tim Pengusul Nama NIDN Jabatan/Golongan Jurusan/ Fakultas Perguruan Tinggi Bidang Keahlian Alamat Kantor/Telp. Alamat Rumah/Telp./E-mail 2 Anggota Tim Pengusul Jumlah Anggota Nama Anggota 1 Nama Anggota 2 Lokasi Kegiatan Mitra Wilayah Mitra Kabupaten : Dr. I Dewa Ketut Sastrawidana, S.Si., M.Si : 0017046804 : Lektor Kepala/IVa : Pendidikan Kimia/MIPA : Universitas Pendidikan Ganesha : Ilmu Lingkungan/Kimia Analitik : Jl. Udayana 12 Singaraja/0362-25735 : LC 8 Dusun Seraya Desa Baktiseraga-Buleleng /081236781968/idewasastra@yahoo.com : Dosen 2 Orang : Dr. Desak Made Citrawathi, M.Kes Drs. Sanusi Mulyadiharja, M.Pd : Desa Sepang, Kecamatan Busungbiu : Buleleng : Bali Propinsi 3 Luaran yang dihasilkan : Artikel ilmiah dan produk shampo poliherbal 4 Jangka Waktu Pelaksanaan : 8 Bulan 5 Biaya Total : Rp. 14.500.000 : : -

PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas segala rahmat dan karunia-nya sehingga kami dapat melaksanakan program pengabdian masyarakat skim Penerapan IPTEKS dan menyusun laporannya sesuai dengan batas waktu yang telah ditetapkan. Pengabdian kepada masyarakat tentang Pelatihan Pembuatan Kosmetik Shampo Poliherbal Menggunakan Ekstrak Tanaman Lokal Bagi Kelompok Home Industri Bali Sari Desa Sepang sangat perlu dilakukan dalam kerangka memberikan edukasi dan keterampilan kepada kelompok home industri dalam memproduksi produk kosmetik shampo Poliherbal yang aman digunakan. Banyak produk kosmetik yang beredar dipasaran belum sepenuhnya memperhatikan aspek keamanan pagi konsumen, bahkan ada yang menggunakan bahanbahan kimia melebihi dari batas yang diperbolehkan dalam peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan nomor HK.03.1.23.08.11.07517 TAHUN 2011 tentang persyaratan teknis bahan kosmetik. Untuk itu, peningkatan pengetahuan tentang bahan dan keterampilan membuat kosmetik menjadi aspek yang penting diperhatikan. Melalui program Pengabdian Kepada Masyarakat skim Penerapan IPTEKS bagi kelompok home industri poduk kosmetikt, kami telah melakukan beberapa kegiatan diantaranya melakukan edukasi tentang pemanfaatan bahan alami sebagai campuran pembuatan shampo poliherbal, pelatihan cara pembuatan shampo poliherbal menggunakan bahan aktif dari ekstrak bahan lokal. Dalam pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini, pelaksana program telah banyak mendapatkan dukungan baik berupa dana maupun moril dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui kesempatan ini kami sampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Universitas Pendidikan Ghanesa melalui lempaga penelitian dan pengabdian lepada masyarakat yang telah memberikan dukungan dana pada program ini. 2. Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Pendidikan Ganesha dan Staf atas pembinaan dan layanan administrasi dalam pelaksanaan IbM ini. 3. Kepada bapak Wayan Wardana dan bapak Made Santiasa Putra selaku mitra program yang telah berpartisifasi aktif dalam kegiatan ini. 4. Pihak-pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu atas berbagai bantuan dan kerjasamanya. Kami menyadari, penyusunan laboran ini masih kurang sempurna, untuk itu saran yang konstruktif kami perlukan dalam menyempurnakan laboran ini, dan akhir kata semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca. Singaraja, 28 Oktober 2016 Tim Pelaksana program,

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PRAKATA DAFTAR ISI Halaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi... 1 1.2 Permasalahan Mitra... 2 1.3 Tujuan Kegiatan... 4 1.4 Manfaat Kegiatan... 4 BAB II METODE PELAKSANAAN KEGIATAN 2.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan... 4 2.2 metode Pemecahan Masalah... 4 BAB III HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN 3.1. Informasi dan Diskusi Pemanfaatan Ekstrak Tanaman Lokal 7 untuk Pembuatan Shampo Poliherbal... 3.2 Pelatihan Mengekstraksi Bahan Aktif dan Pembuatan Sahmpo 10 Poliherbal 3.2.1 Ekstraksi Bahan Aktif pada Tanaman Lokal.. 10 BAB IV 3.2.2 Pelatihan Pembuatan shampo Poliherbal. 11 SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan... 14 4.2 Saran... 14 DAFTAR PUSTAKA... 15

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi Home industri Bali Sari merupakan kelompok usaha yang bergerak pada bidang produksi produk perawatan dan kesehatan kulit berlokasi di Desa Sepang Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng. Kelompok usaha ini dirintis sejak tahun 2012 oleh Bapak Wayan Wardana bersama istrinya Ibu nengah Mawini dengan jumlah anggota kelompok sebanyak 20 orang yang terdiri dari 15 laki dan 5 orang perempuan. Pada mulanya, produk kesehatan yang dibuat berupa sabun rumput laut. Pada tahun 2013, mencoba mengembangkan jenis produknya berupa skin lotion dan tahun 2015 berupa cream lulur yang semuanya menggunakan bahan dasar rumput laut yang diperoleh dari petani rumput laut di Desa Kalianget kecamatan Gerokgak, kabupaten Buleleng serta bahan kimia sintetik dibeli di Denpasar. Beberapa jenis produk dari usaha home industri Bali sari yang telah beredar di pasaran disajikan seperti pada Gambar 1. Gambar 1. Beberapa produk shampo dan sabun hasil produksi Bali Sari Saat ini, usaha kosmetik Bali Sari mengalami perkembangan yang cukup menjanjikan. Dalam satu bulannya, mampu memproduksi cream lulur sebanyak 200 PCs, skin lotion sebanyak 100 PCs, 100 PCs shampo dengan harga Rp. 20.000 per PCs dan sabun mandi 800 PCs dengan harga sebesar Rp. 8000 per PCS untuk cream lulur, Rp. 15.000 per PCS untuk skin lotion dan Rp. 7500 per PCs untuk sabun mandi. 1

Analisis rata-rata biaya produksi dihabiskan untuk semua produk tersebut sekitar 7 juta (sudah termasuk ongkos kerja dan pembelian bahan), sedangkan harga jual totalnya mencapai 11,1 juta. Dengan demikian dalam satu bulannya, keuntungan bersih dari usaha home industri produk perawatan kulit ini sekitar 4,1 juta. Meningkatnya minat masyarakat terhadap kosmetik alami, maka kelompok ini berkeinginan untuk menambah variasi jenis kosmetik yang tetap menggunakan bahan alami sebagai campuran. Salah satu produk kosmetik yang ingin dibuat adalah shampo yang menggunakan campuran ekstrak tanaman lokal. Namun, kelompok Bali Sari belum mempunyai pengetahuan tentang berbagai jenis tanaman yang bisa dimanfaatkan serta belum mempunyai pengalaman mengekstrak bahan aktif tanaman untuk campuran pembuatan shampo. Untuk menindaklanjuti keinginan tersebut, dilakukan diskusi antara tim pengusul P2M dengan ketua kelompok Bali Sari, dan hasilnya adalah disepakati untuk melakukan inovasi produk kosmetik berupa pembuatan shampo poliherbal yang dibuat dengan menambahkan campuran beberapa jenis ekstrak tanaman lokal (poliherbal) yang mengandung bahan aktif dengan fungsi utamanya yaitu menyuburkan rambut, menghilangkan ketombe dan menghitamkan rambut. Untuk mensukseskan pembuatan produk shampo poliherbal ini, telah disepakati tiga kegiatan pokok dalam program P2M skim penerapan IPTEKS yaitu 1) kegiatan sosialisasi dan diskusi untuk meningkatkan pengetahuan kelompok tentang berbagai jenis tanaman lokal yang dapat berfungsi untuk menyuburkan dan menghitamkan rambut, anti rontok serta anti ketombe. 2) pelatihan cara mengekstraksi bahan aktif pada tanaman lokal dan 3) pelatihan keterampilan pembuatan shampo poliherbal menggunakan campuran ekstrak tanaman lokal. 1.2 Permasalah Mitra Identifikasi terhadap permasalahan yang dialami oleh kelompok home industri Bali Sari dalam mengembangkan produk kosmetiknya, diperoleh tiga permasalahan pokok yaitu (1) Pengetahuan kelompok masih kurang dalam hal pengembangan jenis kosmetik berbahan dasar herbal. Hal ini terlihat pada variasi produk kosmetik sabun, lotion, shampo dan cream lulur yang hanya menggunakan rumput laut saja sebagai bahan tambahan padahal banyak tanaman lokal lain yang lebih berpotensi untuk digunakan sebagai bahan aktif untuk pembuatan kosmetik sabun, hand body, lulur maupun shampo. (2) Pengetahuan kelompok masih kurang dalam mengekstrak bahan 2

aktif pada tanaman lokal yang bisa berperan dalam menghitamkan, menyuburkan rambut, anti rontok dan anti ketombe yang digunakan dalam formulasi sediaan shampo. Hal ini terlihat pada bahan lokal yang digunakan dalam pembuatan sabun, lotion, shampo dan lulur terbatas pada rumput laut. (3) Keterbatasan keterampilan kelompok home industri Bali Sari dalam membuat produk-produk kosmetik dengan memanfaatkan tanaman-tanaman lokal dalam memformulasi sediaan kosmetik. Berdasarkan identifikasi terhadap pokok permasalahan yang dihadapi kelompok home industri Bali Sari dan telah disepakati langkah pemecahannya antara lain: 1. Pengetahuan anggota kelompok home industri Bali Sari dalam mengembangkan produk-produk kosmetiknya masih relatif kurang. Untuk memecahkan persoalan ini, pengusul progran akan memberikan wawasan melalui informasi dan diskusi ke mitra program tentang produk-produk kosmetik berbahan dasar campuran tanaman lokal. 2. Pengetahuan kelompok masih kurang dalam mengenal jenis tanaman lokal yang bisa berperan dalam menghitamkan, menyuburkan rambut, anti rontok dan anti ketombe. Solusi yang ditawarkan dan telah disepakati untuk memecahkan permasalahan ini adalah informasi dan diskusi tentang jenis-jenis tanaman lokal dan kandungan bahan aktif dari masing-masing tumbuhan tersebut sehingga dapat berpungsi untuk menghitamkan dan menyuburkan rambut, anti ketombe serta anti rontok. 3. Anggota kelompok Bali Sari memiliki keterampilan terbatas dalam membuat shampo poliherbal menggunakan berbagai campuran tanaman lokal. Untuk mengatasi permasalah ini, akan diprogramkan pelatihan membuat shampo poliherbal menggunakan campuran tanaman loka. Dua tujuan utama yang ingin disasar melalui program pengabdian pada masyarakat skim penerapan IPTEK ini yaitu (1) meningkatkan pengetahuan dan wawasan mitra terhadap pemanfaatan dan fungsi bahan lokal dalam pengembangan inovatif dari kosmetik herbal. dan (2) mitra memiliki keterampilan dalam membuat shampo poliherbal dengan memanfaatkan ekstrak dari campuran beberapa tanaman lokal. 3

1.3 Tujuan Kegiatan Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan yang dihadapi oleh khalayak sasaran yaitu kelompok home industri Bali Sari, beberapa tujuan utama yang ingin dicapai dalam program pengabdian pada masyarakat skim penerapan IPTEK ini yaitu (1) meningkatkan pengetahuan dan wawasan mitra terhadap pemanfaatan dan fungsi bahan lokal untuk pengembangan inovatif dari produk kosmetik berupa shampo poliherbal. Hal ini ditempuh melalui pemberian informasi dan diskusi tentang pengembangan produk-produk shampo poliherbal berbahan dasar ekstrak tanaman lokal serta memperkenalkan tanaman-tanaman lokal potensial sebagai bahan aktif dalam pembuatan produk shampo (2) Meningkatkan keterampilan dalam membuat shampo poliherbal dari ekstrak tanaman lokal. Hal ini ditempuh melalui pelatihan tentang pembuatan shampo poliherbal berbahan dasar ekstrak tanaman lokal seperti ekstrak daun mangkokan, ekstrak pepaya, ekstrak daun pandan wangi, ekstrak daun waru, ekstrak mengkudu dan lain-lain. Dengan pelatihan ini, mitra program dituntut sampai mampu menghasilkan produk berupa produk shampo poliherbal 1.4 Manfaat Kegiatan Program pengabdian pada masyarakat tentang pelatihan pembuatan shampo poliherbal sangat bermanfaat bagi mitra program yaitu kelompok home industri Bali Sari dan bagi masyarakat luas utamanya bagi pengguna produk kosmetik shampo poliherbal. Beberapa manfaat bagi Bali Sari Tunas diantaranya (1) Ceramah/informasi dan diskusi tentang potensi pengembangan produk berbahan dasar ekstrak tanaman lokal bermanfaat bagi mitra untuk meningkatkan wawasan dalam rangka mengembangkan usaha kosmetiknya. (2) Ceramah/informasi dan diskusi tentang sumber daya alam lokal yang murah dan mudah diperoleh tetapi potensial digunakan sebagai bahan aktif ramah lingkungan dalam pembuatan shampoo poliherbal bermanfaat bagi mitra untuk meningkatkan pendapatan usaha mitra (3) Pelatihan dalam pembuatan shampo poliherbal, bermanfaat dalam meningkatkan keterampilan mitra dan mengembangkan usahanya. Salah satu manfaat yang diharapkan dirasakan oleh masyarakat luas terutama pengguna shampoo alami ramah lingkungan. 4

BAB II METODE PELAKSANAAN 2.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan pelatihan pembuatan shampo poliherbal dengan memanfaatkan ekstrak bahan lokal seperti daun mangkokan, daun pandan wangi, daun waru, pepaya dan mengkudu dilaksanakan di home industri Bali Sari Desa Sepang kecamatan Busungbiu Kabupaten Buleleng. Waktu pelaksanaan selama 8 bulan yaitu bulan Maret sampai Oktober tahun 2016. 2.2 Metode Pemecahan Masalah Metode yang digunakan untuk memberikan solusi terhadap beberapa pokok permasalahan yang dialami oleh mitra program adalah imformasi dan diskusi dan pelatihan keterampilan.informasi dan diskusi dilakukan ditujukan untuk memberikan wawasan, edukasi dan pengenalan terhadap berbagai jenis tanaman lokal yang berpotensi digunakan sebagai campuran dalam pembuatan shampo poliherbal. Metode pelatihan dilakukan untuk meningkatkan keterampilan mitra dalam mengekstrak bahan aktif yang ada pada tanaman lokal sehingga bisa digunakan sebagai campuran shampo, disamping itu juga pelatihan keterampilan ditujukan juga untuk meningkatkan keterampilan mitra dalam membuat sahampo poliherbal dengan memanfaatkan ekstrak tanaman lokal. Secara rinci, masalah mitra program dan metode pelaksanaan yang digunakan disajikan seperti pada Tabel berikut. Masalah mitra program Rencana pemecahan masalah Pengetahuan anggota kelompok home indutri Pengusul progran akan memberikan Bali Sari tentang jenis tanaman potensial yang dimanfaatkan untuk mengembangkan produk kosmetik masih relatif kurang wawasan melalui ceramah, informasi dan diskusi tentang jenis tanaman potensial yang bias dimanfaatkan sebagai campuran dalam pembuatan kosmetik. Salah satu kosmetik yang diperkenalkan adalam pembuatan shampo poliherbal berbahan dasar ekstrak tanaman lokal Kelompok home industri Bali Sari belum Pengusul program akan memberikan punya pengetahuan dan keterampilan cara mengekstraksi bahan aktif pada tanaman. pelatihan langsung cara mengekstraksi bahan aktif pada tanaman lokal yang nantinya 5

Kelompok home industri Bali Sari belum punya keterampilan cara membuat shampo poliherbal dimanfaatkan untuk campuran dalam pembuatan kosmetik shampo poliherbal. Pengusul program akan memberikan pelatihan cara pembuatan shampo poliherbal. 6

BAB III HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Informasi dan Diskusi Pemanfaatan Ekstrak Tanaman Lokal untuk Pembuatan Shampo Poliherbal. Pengabdian kepada masyarakat skim penerapan IPTEKS dengan menyasar kelompok home industri Bali Sari desa Sepang Kecamatan Busungbiu Buleleng telah melaksanakan program dengan menghasilkan hal-hal sebagai berikut. 1. Sosialisasi dan Diskusi tentang Tanaman Lokal Sebagai Campuran Sahmpo Gambar 2. Ceramah potensi pemanfaatan tanaman lokal sebagai campuran shampo. Kegiatan sosialisasi dan diskusi tentang pembuatan shampo poliherbal hanya melibatkan 4 orang yang secara langsung secara rutin terlibat dalam produksi kosmetik. Beberapa jenis tanaman lokal diperkenalkan untuk pembuatan shampo Poliherbal diantaranya daun mangkokan, mengkudu, lidah buaya, daun pepaya dan lainnya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas. Daun mangkokan mengandung triterpenoid, vitamin C, B1, Vit A, kalsium oksalat, fosfor, besi, lemak, protein yang berpungsi untuk menutrisi rambut sehingga rambut menjadi subur dan anti rontok. Ekstrak papaya mengandung cacirin dan karpain berperan menghitamkan rambut, daun pandan wangi dan daun waru mengandung alkaloid, flavonoid, tanin, polifenol dan saponin dapat digunakan sebagai penyubur rambut, penambah busa dan anti ketombe pada shampo. Ekstrak rumput laut kaya karaginan berfungsi sebagai 7

pelembab dan pelembut kulit sedangkan vitamin C bisa berpungsi sebagai antioksidan, magnesium, potasium, zat besi, dan seng yang memberikan nutrisi bagi kulit. Daun urang aring mengandung senyawa steroid yang berpungsi untuk penyubur sekaligus penghitanm rambut. Disamping itu, juga diberikan informasi terkait beberapa hal peraturan yang hendaknya dijalankan dalam cara pembuatan kosmetik yang baik yang meliputi penggunaan bahan, peralatan, tempat usaha dan kesehatan sumberdaya manusia. Setelah mitra program (Usaha Bali Sari) diberikan pengetahuan tentang pemanfaatan ekstrak bahan lokal untuk campuran shampo poliherbal, dilanjutkan dengan pemberian cara mengekstrak bahan-bahan aktif tersebut agar bisa digunakan. Untuk mengekstrak bahan aktif tersebut hanya diperkenalkan menggunakan air, hal ini karena bahan-bahan aktif tersebut bersifat polar dan pelarut yang dipergunakan umumnya alkohol. Namun, dengan mempertimbangkan kepraktisan dan kemudahan memperoleh air serta memperkecil biaya produksi.maka bahan-bahan aktif tersebut disarankan diekstrak menggunakan air. Dalam pembuatan shampo poliherbal, ekstrak bahan lokal yang digunakan adalah kombinasi dari beberapa ekstrak tanaman lokal yang disesuaikan dengan fungsi shampo tersebut yang pada dasarnya disamping untuk membersihkan kulit kepala tetapi juga mempunyai peran sebagai penyubur rambut, anti rontok dan anti ketombe Deskripsi masing-masing tanaman lokal, kandungan kimia beserta fungsinya dalam shampo dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. DAUN MANGKOKAN: Fungsi : Sebagai penyubur rambut Kandungan kimia : Triterpenoid Cara pembuatan ekstrak daun mangkokan: 1. Daun mangkokan dikeringkan dalam ruangan tanpa sinar matahari. 2. Daun mangkokan kering dibuat dalam bentuk serbuk dengan cara memblender 3. Serbuk daun mangkokan sebanyak 100 gram direndam dalam 750 ml alkohol 70% selama 3-5 hari 4. Ekstrak daun mangkokan dalam pelarut alkohol 70% di uapkan dalam penangas air (wadah ekstrak ditempatkan dalam panci berisi air panas) sehingga alkoholnya menguap dan diperoleh ekstrak kental daun mangkokan. 8

5. Ekstrak daun mangkokan 25 gram ditambahkan pada air untuk selanjutnya digunakan untuk membuat shampo. (Dibuat 25 gram ekstrak mangkokan untuk menghasilkan100 gram sampho) 2. DAUN WARU Fungsi : anti ketombe dan menambah busa shampo 6 Kandungan kimia : saponin Cara pembuatan ekstrak daun waru 1. Daun waru dikeringkan dalam ruangan tanpa sinar matahari (1 hari). 2. Daun waru kering dibuat dalam bentuk serbuk dengan cara memblender 3. Serbuk daun waru sebanyak 50 gram direndam dalam 500 ml alkohol 70% selama 2 hari. 4. Ekstrak daun waru dalam pelarut alkohol 70% di uapkan dalam penangas air (wadah ekstrak ditempatkan dalam panci berisi air panas) sehingga alkoholnya menguap dan diperoleh ekstrak kental daun waru. 5. Ekstrak daun waru 25 gram ditambahkan pada air untuk selanjutnya digunakan untuk membuat shampo. (Dibuat 5 gram ekstrak daun waru untuk menghasilkan100 gram sampho) 3. DAUN PANDAN WANGI Fungsi : anti ketombe dan menambah busa shampo, penumbuh rambut (sifat anti ketombe dan penumbuh rambut terutama disebabkan adanya kandungan flavonoid dan polifenolnya) sedangkan sifat memperbanyak busa akibat adanya saponin Kandungan kimia : alkaloid, saponin, flavonoid, tanin, polifenol Cara pembuatan ekstrak: 1. Daun pandan wangi dikeringkan dalam ruangan tanpa sinar matahari 2. Daun pandan wangi yang sudah kering dibuat dalam bentuk serbuk dengan cara memblender 3. Serbuk pandan wangi sebanyak 50 gram direndam dalam 500 ml air panas selama 3 jam (jangan sampai mendidih). 4. Pembuatan sampho 100 gram menggunakan 57 gram ekstrak air pandan wangi 9

4. DAUN PAPAYA Fungsi : anti ketombe Kandungan kimia : Karpain Cara pembuatan ekstrak: 1. Daun papaya diblender sehingga menjadi bubuk 2. Serbuk daun pepaya di rebus pakai air panas 3. Saring dengan kain selanjutnya air saringan digunakan untuk pembuatan samphoo 3. 2. Pelatihan Mengekstraksi Bahan Aktif dan Pembuatan Sahmpo Poliherbal 3.2.1 Ekstraksi Bahan Aktif pada Tanaman Lokal Pembuatan ekstrak daun mangkokan Daun mangkokan dikeringkan dalam ruangan tanpa sinar matahari selama 3 hari, selanjutnya dibuat dalam bentuk bubuk dengan cara diblender. Sebanyak 100 gram serbuk daun mangkokan direndam dalam 1 liter air agak panas (suhu 50-60 o C) selama 1 malam. Campuran disaring dengan kain kasa dan ekstrak yang diperoleh siap digunakan untuk campuran shampo. Digunakan 25 gram ekstrak untuk membuat 100 gram shampo. Pembuatan ekstrak daun pandan wangi Daun pandan wangi dikeringkan dalam ruangan tanpa sinar matahari selama 1 hari, selanjutnya dibuat dalam bentuk bubuk dengan cara diblender. Sebanyak 50 gram serbuk daun pandan wangi direndam dalam 500 mililiter air agak panas (suhu 70 o C) selama 3 jam. Campuran disaring dengan kain kasa dan ekstrak yang diperoleh siap digunakan untuk campuran shampo. Digunakan 25 gram ekstrak untuk membuat 100 gram shampo Pembuatan ekstrak daun pepaya Daun pepaya dibuat dalam bentuk bubuk dengan cara diblender. Sebanyak 50 gram serbuk daun pandan wangi direndam dalam 500 mililiter air panas selama 3 jam. Campuran disaring dengan kain kasa dan ekstrak yang diperoleh siap digunakan untuk campuran shampo. Digunakan 50 gram ekstrak untuk membuat 100 gram shampo 10

3.2.2 Pelatihan Pembuatan shampo Poliherbal Shampo poliherbal merupakan shampo yang memiliki peran lebih dibandingkan dengan shampo biasa. Pada umumnya, shampo lebih banyak digunakan untuk membersihkan kotoran yang menempel pada kulit kelapa. Namur, pada sampo poliherbal, disamping untuk membersihkan kulit kepala, juga membantu mencegah munculnya ketombe, menyuburkan rambut dan mencegah kerontokan rambut. Pembuatan shampo poliherbal menggunakan campuran ekstrak tanaman lokal daun mangkokan, daun pandan wangi 8 dan pepaya dilakukan dengan tapan proses sebagai berikut. Texapon (100 g) + NaCl (120 g) Air Diaduk Lexaine C (120 g) + Lexgard P (2 g) + susu (200 g) Ekstrak alami (Daun mangkokan ( 112,5 g), pandan wangi (250 g ) dan pepaya (100g) Pewangi Diaduk Produk shampoo poliherbal 1000 gram Pembuatan shampo pada dasarnya terdiri dari bahan utama dan bahan tambahan. Bahan utama dalam pembuatan shampo hádala surfaktan yang dalam hal ini digunakan jenis texapon sedangkan bahan tambahannya berupa lexaine yang berpungsi untuk mencegah iritasi pada kulit kepala, lexgard P sebagai bahan pengawet, pewangi untuk memberi kesan aroma pada cedían shampo. Penambahan ekstrak alami juga dimasukkan yang mengandung bahan aktif dimasukkan kedalam bahan utama karena mampu meningkatkan kerja shampo yaitu selain membersihkan kulit kelapa juga mampu menutrisi rambut sehingga tumbuh subur, anti ketombe dan anti rontok.. Bahan alami yang digunakan untuk campuran (bahan aktif) pembuatan shampo terdiri dari dari daun 11

mangkokan, daun pandan wangi dan daun pepaya muda. Persiapan pembuatan ekstrak alami dilakukan oleh mitra setelah mendapatkan konsultasi dan diskusi tentang cara ekstraksi dari panitia pelaksana. Pelatihan pembuatan shampo poliherbal ini menghadirkan ibu-ibu anggota kelompok home industri Bali Sari yang berjumlah 16 orang. Kegiatan pelatihan berlangsung antusias. Dokumentasi suasana pelatihan terlihat seperti pada Gambar 2. 9 Gambar 2. Pelatihan pembuatan shampo poliherbal Produk Sampo Poliherbal Hasil Pelatihan Shampo yang dibuat dalam pelatihan adalah shampo poliherbal dengan menggunakan ekstrak tanaman lokal berupa daun mangkokan, ekstrak daun pandan wangi dan ekstrak pepaya. Daun mangkokan mengandung triterpenoid, vitamin C, B1, Vit A, kalsium oksalat, fosfor, besi, lemak, protein yang berpungsi untuk menutrisi rambut sehingga rambut menjadi subur dan anti rontok. Daun pandan wangi mengandung alkaloid, flavonoid, tanin, polifenol dan saponin dapat digunakan sebagai penyubur rambut, penambah busa dan anti ketombe pada shampo sedangkan ekstrak papaya mengandung cacirin dan karpain berperan menghitamkan rambut. Produk shampo hasil pelatihan disajikan seperti pada Gambar 3. 12

Shampo rumput laut Shampo poliherbal Gambar 3. Produk shampo Bali Sari 13

BAB IV. SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Dari seluruh rangkaian kegiatan dalam program penerapan IPTEKS di di kelompok home industri Bali Sari desa Sepang Buleleng dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut. 1. Mitra program memiliki pengetahuan praktis tentang cara mengekstrak bahan aktif pada tanaman lokal serta pemanfaatannya sebagai bahan aktif dalam pembuatan kosmetik. 2. Shampo poliherbal yang dibuat dalam pelatihan menggunakan bahan lokal berupa daun mangkokan, daun pandan wangi dan ekstrak pepaya. Dengan demikian, shampo poliherbal disamping mempunyai peran utama untuk membersihkan kulit kepala tetapi juga membantu mencegah kerontokan rambut, anti ketombe dan penyubur rambut. 3. Kelompok home industri Bali Sari dapat menambah variasi produk shampo sehingga berkontribusi terhadap meningkatnya pendapatan kelompok 4.2 Saran Program pengabdian kepada masyarakat tentang pembuatan shampo poliherbal sebenarnya bisa ditingkatkan produknya dengan mengoptimalkan berbagai jenis ekstrak tanaman sesuai dengan fungsinya. Untuk itu, disarankan selalu berinovasi untuk mengembangkan produk shampo poliherbal sehingga dapat menambah variasi produk shampo poliherbal yang menjadi ciri khas dari home industri Bali Sari. 14

DAFTAR PUSTAKA Faizatun., Kartiningsih, & Liliana. 2008. Formulasi Sediaan Shampo Ekstrak Bunga Chamomile dengan Hidroksi Propil Metil Celulosa sebagai Pengental. Jornal Ilmu Kefarmasian Indonesia. 6(1) : 15-22. Krunali, T., Dhara, P., Mesrham, D.B., & Mitesh, P. 2013. Evaluation of Standard of Some Selected Shampo Preparation. World Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences. 1(5):3622-3630. Manisha, S., Swati, D., Manisha, C, & Sonia, S. 2013. Preparation and Evaluation of Polyherbal Shampo powder. International Journal of Pharmacy and Biological sciences 39(2): 151-159. Mottram, F.J., & Lees, C.E. 2000, Hair Sampoos in Poucher's Perfumes, Cosmetics and Soaps, 10th Edn, Butler, H. (ed), Kluwer Academic Publishers. Printed in Great Britain. Nimas Mahataranti., Yuni Astuti, & Asriningdhiani. 2012. Formulasi Shampo Anti Ketombe Ekstrak Etanol Seledri (Apium graveolens L.) dan Aktivitasnya terhadap jamur Pityroporum ovale. Pharmacy. 9(22): 128-139. Naresh G., Prasad K, Thimma Reddy VT., Ragadeepika J., Hajarabi T, & Abdul Ahad, H. 2013. Formulation and evaluation of herbal shampo containing chamomile, rose and orange peel. Pharmaceutical Research Library: International Journal of Medicine and Pharmaceutical Research. 1(2) : 192-197 Noudeh, G.D., Sharififar, F., Khazaeli, P., Mohajeri, E., & Jahanbakhsh. 2011. Formulation of Herbal Conditioner Shampo by Using Extract of Fenugreek seeds and Evaluation of its physicochemical Parameters. African Journal Pharmacy and Pharmacology. 5(22) : 2420-2427. Snehal, W., Mitin, K, & Vaibhav, B.V. 2014. Preparation and Evaluation of Antidandruff Polyherbal Powder Shampo. Pharmacophore. 5(1) : 77-84. 15