TINJAUAN PUSTAKA. Menurut sejarah persebarannya Belimbing termasuk satu jenis buah tropis

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Melinjo (Gnetum gnemon, L.) termasuk tumbuhan berbiji terbuka

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Tanaman salak memiliki nama ilmiah Salacca edulis reinw. Salak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan mempunyai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum pemasaran adalah proses aliran barang yang terjadi di dalam pasar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA. antar negara yang terjadi pada awal abad ke-19, menyebabkan tanaman kedelai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak ada petualang dunia, tanaman cabai (Capsicum sp) tidak akan dikenal oleh. sebagai salah satu daerah dari benua Asia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. di bawah permukaan laut. Kota ini dilalui oleh dua sungai yaitu Sungai Deli dan. Sungai Babura yang bermuara di Selat Malaka.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kerangka Teoritis Kelayakan Usahatani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

beberapa desa salah satunya adalah Desa Yosowilangun Kidul

BUDIDAYA TANAMAN DURIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN Konsep Pendapatan dan Biaya Usahatani. keuntungan yang diperoleh dengan mengurangi biaya yang dikeluarkan selama

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

TINJAUAN PUSTAKA. Di sektor produksi barang-barang dan jasa dihasilkan sedangkan di sektor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Agronomi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

TINJAUAN PUSTAKA. mall, plaza, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya; Pasar Tradisional adalah

PEMANFAATAN BUAH PISANG KLUTHUK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN BUAH STROBERI (Fragaria x annanassa) PADA CAMPURAN MEDIA TANAM TANAH LIAT DAN PASIR

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia sejak tahun Anggur merupakan salah satu buah-buahan yang

TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Komoditas Bawang Merah

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

KAJIAN SISTEM PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR HILY SILVIA ED1B012004

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Komoditi Kubis 2.2. Sistem Tataniaga dan Efisiensi Tataniaga

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

TINJAUAN PUSTAKA. berupa daging, disamping hasil ikutan lainnya berupa pupuk kandang, kulit, dan

Analisis pemasaran cengkeh di kabupaten Wonogiri

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komoditas hortikultura yang banyak dibudidayakan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi dalam upaya pemulihan dan pertumbuhan ekonomi. Salah satu

1. PENDAHULUAN. masyarakat dan kesadaran masyarakat pentingnya mengkonsumsi protein nabati, utamanya adalah bungkil kedelai (Zakaria, 2010).

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Umum Nanas

TINJAUAN PUSTAKA. Bunga kol merupakan tanaman sayur spesies (Brassicaceae) Bunga kol

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam klasifikasi tumbuhan, tanaman tomat termasuk kelas Dicotyledonae

III. KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIRAN. Asam gelugur (Garcinia atroviridis Griff) berasal dari kawasan Asia yaitu

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

BAB I Pendahuluan. tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan. meningkatkan hasil-hasil pertanian serta perkebunan.

II.TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari luar negeri yang beriklim sedang (sub tropis). Menurut sejarahnya, tanaman

PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai potensi untuk dikembangkan. Ternak ini berasal dari keturunan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1996), klasifikasi tanaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas

margin pemasaran dapat dihitung dengan rumus matematis sebagai berikut:

III. KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kajian Efisiensi Tataniaga Cabai Merah Pada Pedagang Pengecer di Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

TINJAUAN PUSTAKA. dan kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Belimbing manis (Averrhoa carambola L.) termasuk keluarga Oxalidaceae,

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang terkenal dengan sebutan negara agraris,

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ada. Penelitian tentang tata niaga gabah/ beras ini berusaha menggambarkan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam menopang kehidupan

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan tanaman semusim yang tergolong rumput-rumputan

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Belimbing dan Morfologi Tumbuhan Menurut sejarah persebarannya Belimbing termasuk satu jenis buah tropis yang sudah lama dikenal dan ditanam di Indonesia. Berdasarkan penelusuran dari literature, ditemukan bahwa tanaman Belimbing berasal dari kawasan Asia, terutama Malaysia. Namun Nikolai Ivanovich Vavilovanaman, seorang botani Soviet memastikan sentrum utama tanaman Belimbing adalah India, kemudian menyebar luas ke berbagai negara yang beriklim tropis lainnya (Rukmana, 1996). Selanjutnya beliau menjelaskan mengenai pengklasifikasian Belimbing manis dalam dunia tumbuh-tumbuhan sebagai berikut. Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan) Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji) Sub Divisi : Angiospermae (berbiji tertutup) Kelas Ordo Family Genus : Dicotyledonae (biji berkeping dua) : Oxilidales : Oxilidaceae : Averrhoa Species : Averrhoa Carambola L. Belimbing merupakan tanaman berbentuk pohon dengan tinggi mencapai 12 m. Percabangan banyak yang arahnya agak mendatar sehingga pohon ini tampak menjadi rindang. Berbunga sepanjang tahun sehingga buahnya tidak mengenal musim (Wijayakusuma dan Dalimartha, 2000). 10

11 Lebih lanjut dijelaskan oleh Beliau daun Belimbing berupa daun majemuk menyirip ganjil dengan anak daun berbentuk bulat telur, ujung runcing, tepi rata, permukaan atas mengkilap, permukaan bawah buram dengan panjang 1,75 sampai 9 cm dan lebar 1,25 sampai 4,5 mm. Bunga majemuk tersusun dengan baik memiliki warna merah keunguan, yang keluar dari ketiak daun dan di ujung cabang. Buahnya memiliki panjang empat sampai 12,5 cm, berdaging dan banyak mengandung air saat masak berwarna kuning. Buah Belimbing memiliki biji berwarna putih kotor kecoklatan, pipih dan berbentuk elips dengan kedua ujung lancip (Wijayakusuma dan Dalimartha, 2000). 2.2 Kandungan Zat Gizi pada Belimbing Buah-buahan sangat penting manfaatnya bagi kesehatan tubuh. Manfaat buah-buahan yang utama adalah sebagai sumber protein, vitamin, dan mineral nabati yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan jasmani sekaligus kesehatan. Belimbing memiliki banyak kandungan gizi yang terkandung di dalamnya. Adapun kandungan gizi yang terdapat pada Buah Belimbing antara lain sebagai berikut (Rukmana, 1996).

12 Tabel. 2.1 Kandungan Gizi pada Buah Belimbing Kandungan Gizi Persentase Energi Protein Lemak Karbohidrat Kalsium Fosfor Zat besi Vit A Vit B1 Vit C Air Serat Sumber: Rukmana, 1996 36 kal 0,40 gr 0,40 gr 8,80 gr 4,00 mg 12,00 mg 1,6 mg 170,00 SI 0,03 mg 35,00 mg 90,00 gr 0,90 gr Pada Tabel 2.1 di atas dapat diketahui kandungan gizi dari buah Belimbing manis yang terdiri dari beberapa zat-zat yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Kandungan gizi yang terdapat di buah Belimbing manis diantaranya energi, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A, vitamin B1, vitamin C, air, dan serat. 2.3 Habitat dan Syarat Tumbuh Belimbing merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari Malaysia yang kemudian menyebar luas ke berbagai negara yang beriklim tropis di dunia termasuk Indonesia. Pada umumnya, Belimbing ditanam dalam bentuk kultur pekarangan, yaitu diusahakan sebagai usaha sambilan sebagai tanaman peneduh di halaman-halaman rumah. Seperti tanaman buah-buahan lainnya, tanaman Belimbing juga akan tumbuh dan berbuah secara optimal jika kondisi lingkungannya optimal pula. Memang tidak mudah mendapatkan kondisi optimal, sebab terdapat banyak faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut antara lain (Satyawibawa dan Yustina, 1999).

13 1. Iklim Iklim merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam keberhasilan budidaya tanaman Belimbing. Iklim di suatu daerah berbeda dengan daerah lain karena perbedaan letak garis lintangnya. Secara umum dapat dikatakan bahwa tanaman Belimbing akan tumbuh baik di daerah beriklim tropis (Satyawibawa dan Yustina, 1999). Menurut Beliau beberapa unsur iklim yang cukup mempengaruhi keberhasilan pertumbuhan pohon Belimbing antara lain curah hujan, sinar matahari, kelembapan, dan angin. Unsur iklim tersebut akan saling terkait sehingga membentuk suatu iklim. Dan iklim menentukan keberhasilan tumbuhnya tanaman Belimbing. Dijelaskan lebih lanjut oleh Satyawibawa dan Yustina (1999) tanaman Belimbing memerlukan curah hujan yang tinggi. Karenanya, pertumbuhan tidak akan terhambat sekalipun ditanam di daerah cukup basah, tetapi harus diperhatikan juga agar air tidak terlalu berlebihan karena akan menyebabkan busuknya akar. 2. Keadaan Tanah Menurut Satyawibawa dan Yustina (1999) tanaman Belimbing tidak banyak menuntut persyaratan tanah, tetapi secara umum tanaman Belimbing menghendaki hidup di tanah yang gembur, berdrainase baik, tetapi mampu menahan air sehingga keadaan tanahnya selalu lembap. Tanah dengan kandungan unsur hara yang seimbang sangat cocok untuk pertumbuhannya. Faktor yang sangat menentukan adalah keasaman tanah (ph tanah). Keasaman yang cukup baik dan masih bisa ditolerir oleh tanaman Belimbing berada di antara

14 5,5 sampai 7,0. Dengan ph tanah seperti itu, diperkirakan terdapat keseimbangan unsur-unsur hara yang diperlukan tanaman (Satyawibawa dan Yustina, 1999). 3. Ketinggian Tempat Ketinggian tempat sangat berpengaruh terhadap suhu, kelembapan, dan intensitas cahaya matahari di suatu tempat. Tanaman Belimbing merupakan salah satu jenis tanaman yang tahan terhadap suhu tinggi. Pertumbuhannya akan semakin baik jika ditanam di daerah dekat pantai atau di dataran rendah yang panas dan lembap (Satyawibawa dan Yustina, 1999). Secara umum dijelaskan oleh Beliau tanaman Belimbing dapat tumbuh dan berkembang dengan baik jika ditanam di tempat dengan ketinggian 0 sampai 500 m di atas permukaan air laut. Ketinggian tempat ini akan mempengaruhi waktu pembungaan dan pembuahan. 2.4 Definisi dan Konsep Pemasaran Pemasaran merupakan keragaman aktivitas bisnis yang mengarahkan aliran barang dan jasa dari produsen kepada konsumen. Definisi pemasaran menurut Kotler dan Amstrong (2001) dalam Pamungkas (2013) adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain. Sedangkan menurut MC. Donald dan Keegan (1999) adalah pencocokan antara kemampuan dan keinginan untuk mencapai tujuan timbal balik yang saling menguntungkan. Sedangkan menurut Purnawarman (2001) pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu

15 yang bernilai satu sama lain. Definisi ini didasarkan pada konsep inti yaitu kebutuhan, keinginan dan permintaan; produk, nilai, biaya dan kepuasan; pertukaran, transaksi dan hubungan pasar; pemasaran serta pemasar. Nasution (2003) juga mengemukakan bahwa pemasaran adalah konsep, teori, rumusan, pengetahuan serta ikhtisar atas komponen-komponen produk, harga, pendistribusian serta promosi yang perlu dimanfaatkan secara terpadu untuk menghasilkan penjualan yang berhasil. Menurut Kartasapoetra (1992) dalam melancarkan penyampaian dan memindahtangankan barang dari produsen ke konsumen terbentuklah lembagalembaga pemasaran. Lembaga pemasaran memberi pengaruh positif terhadap barang, sehingga barang mempunyai nilai tambah (added value). Ditinjau dari aspek ekonomi, pemasaran pertanian dikatakan sebagai kegiatan yang produktif karena pemasaran pertanian dapat meningkatkan guna waktu (time utility), guna tempat (place utility), guna bentuk (form utility), dan guna kepemilikan (possession utility). Guna waktu artinya produk pertanian dapat tersedia bagi konsumen pada setiap waktu. Untuk meningkatkan nilai guna waktu harus dilakukan aktivitas penyimpanan yang membutuhkan biaya penyimpanan (storage cost). Untuk meningkatkan guna tempat diperlukan pengangkutan yang membutuhkan biaya pemindahan (transfer cost) dan untuk meningkatkan guna bentuk dari produk pertanian diperlukan pengolahan yang membutuhkan biaya pengolahan (processing cost). Komoditi pertanian yang mengalami guna tempat, waktu dan guna bentuk ini bisa memenuhi kebutuhan konsumen apabila sudah terjadi pemindahan hak milik dari produsen atau lembaga pemasaran ke

16 konsumen. Agar terjadi pemindahan hak milik ini harus dilakukan transaksi yang membutuhkan biaya transaksi (transaction cost) (Sudiyono, 2004). Pemasaran memiliki fungsi yang sangat penting dalam menghubungkan barang dan jasa dari produsen ke konsumen dan memberikan nilai tambah yang besar dalam perekonomian. Menurut Panglaykim dan Hazril (1960) dalam Supriatna (2003) terdapat sembilan macam fungsi pemasaran yaitu perencanaan, pembelian, penjualan, transportasi, penyimpanan, standarisasi atau pengelompokan, pembiayaan, komunikasi dan pengurangan resiko. Menurut Fajar (2008) ada empat alasan yang menguntungkan produsen untuk memasarkan produknya kepada pihak lain yaitu: (1) produsen mendapatkan keuntungan tertentu dengan menggunakan pedagang perantara, (2) produsen kekurangan sumber dana untuk melakukan pemasaran langsung, (3) penggunaan perantara akan sangat mengurangi pekerjaan produsen sehingga bisa mencapai efisiensi dalam produksinya, (4) dari sudut pandang ekonomi, peranan dasar pedagang perantara adalah mengubah bentuk permintaan yang heterogen menjadi barang yang diinginkan masyarakat. 2.5 Lembaga Pemasaran Pemasaran pertanian memerlukan lembaga pemasaran dan proses yang lebih panjang (pengolahan, penyimpanan dan pengangkutan) bila dibandingkan dengan produk non pertanian. Hal itu terjadi karena komoditas pertanian memiliki karakteristik dari hasil pertanian itu sendiri (Mubyarto, 1989). Karakteristik tersebut meliputi karakteristik dari hasil pertanian itu sendiri, sifat konsumen dan juga sifat usahatani.

17 Menurut Hadisapoetra (1968) dalam Rahayu (2009) karakteristik tersebut dijabarkan sebagai berikut. 1. Sifat hasil pertanian. Hasil pertanian umumnya mudah rusak dan juga mudah busuk, sehingga perlu pengelolaan (pasca panen), penyimpanan dan pengolahan yang sesuai agar produk tidak terbuang dengan percuma. Produk bersifat musiman, sehingga untuk dapat memproduksinya sangat tergantung oleh alam. Dimana pada saat panen raya produk pertanian sangat banyak dan berlimpah, namun mengalami kekurangan pada saat musim paceklik. Oleh karena itu perlu adanya pengelolaan dan penyimpanan yang baik agar produk pertanian dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan harganya tidak mudah berfluktuasi. 2. Sifat dari konsumen. Konsumen membutuhkan komoditas pertanian secara terus menerus, karena produk pertanian merupakan bahan pokok yang dikonsumsi masyarakat. Sifat produksi yang musiman tersebut harus diupayakan dalam penanganan pasca panen yang benar. 3. Sifat usahatani. Pada umumnya kegiatan usahatani dilakukan di daerah pedesaan sehingga perlu adanya lembaga pemasaran, pengangkutan dan penyimpanan secara efektif agar produksi hasil pertanian dapat disalurkan kepada seluruh konsumen baik di desa maupun di perkotaan. Lembaga pemasaran adalah badan usaha atau individu yang menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan jasa dan komoditas dari produsen kepada konsumen akhir (Sudiyono, 2004). Adapun tugas dari lembaga pemasaran

18 adalah menjalankan fungsi-fungsi pemasaran serta memenuhi keinginan konsumen semaksimal mungkin. Konsumen memberikan balas jasa kepada lembaga pemasaran berupa margin pemasaran. Menurut Sudiyono (2004) lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran dapat diidentifikasikan sebagai berikut. a. Tengkulak, yaitu lembaga pemasaran yang secara langsung berhubungan dengan petani. Tengkulak melakukan transaksi dengan petani baik secara tunai, ijon maupun kontrak pembelian. b. Pedagang pengumpul, yaitu pedagang yang beroperasi di tingkat petani, juga membeli dari tengkulak. Volume dagangnya lebih besar dari tengkulak. c. Pedagang besar, merupakan pedagang yang tidak beroperasi di tingkat petani, namun pedagang besar juga menerima penjualan dari petani. Selain itu juga pedagang besar melakukan proses distribusi ke agen penjualan atau pengecer. d. Pengecer, merupakan lembaga pemasaran yang berhadapan langsung dengan konsumen. 2.6 Saluran Pemasaran Saluran pemasaran terdiri dari seperangkat lembaga yang melakukan semua kegiatan (fungsi) yang digunakan untuk menyalurkan produk dan status pemilikannya dari produsen ke konsumen (Kotler, 1995). Sedangkan menurut Swasta (1999) menyatakan saluran pemasaran disebut saluran perdagangan atau saluran distribusi. Pemilihan saluran pemasaran dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain.

19 1. Ciri-ciri konsumen yang meliputi pola pembelian, jumlah konsumen atau langganan, penyebaran secara geografis and metode penjualan yang berbeda-beda. 2. Ciri-ciri produk dilihat dari segi nilai unit, segi besar dan berat produk, segi tahan lamanya produk. 3. Sifat perantara adalah kekuatan maupun kelemahan perantara dan kemampuan untuk melakukan fungsi-fungsi promosi, negoisasi, penyimpanan dan lain-lain. 4. Sifat pesaing yaitu melihat perantara yang dipergunakan oleh pesaing. 5. Sifat produsen yang diukur berdasarkan beberapa hal yaitu kekuatan finansial, ukuran produsen, kemampuan dan kejujuran produsen. 6. Sifat lingkungan yaitu kondisi perekonomian dan legalitas atau perlindungan-perlindungan hukum. Angipora (1999) menyatakan proses penyaluran produk sampai ke tangan konsumen akhir dapat menggunakan saluran yang panjang ataupun pendek sesuai dengan kebijaksanaan saluran distribusi yang ingin dilaksanakan. Saluran pemasaran untuk barang konsumsi dapat dibagi menjadi beberapa tipe sebagai berikut. a. Produsen Konsumen Bentuk saluran ini adalah bentuk yang paling pendek dan sederhana karena tidak menggunakan perantara dalam proses penyalurannya. Produsen dapat menjual barangnya melalui pos atau bertemu langsung dengan konsumen. b. Produsen Pengecer Konsumen

20 Dalam saluran pemasaran ini produsen menginginkan suatu lembaga lain, dalam hal ini pengecer yang menyampaikan produknya ke konsumen, dimana pengecer membeli produk tanpa melalui pedagang besar dan menjualnya kembali kepada konsumen. c. Produsen Pedagang Besar Pengecer Konsumen Dalam saluran pemasaran ini produsen menjual produknya kepada pedagang besar saja, kemudian para pedagang besar menjual kembali kepada pengecer dan pengecer dan meneruskannya ke tangan konsumen. d. Produsen Agen Pedagang Besar Pengecer Konsumen Jenis saluran pemasaran ini sering dipakai para produsen karena melibatkan agen didalamnya. Fungsi agen disini adalah sebagai penyalur yang kemudian mengatur sistem penjualannya ke pedagang besar yang selanjutnya disalurkan ke pengecer dan kemudian ke konsumen. e. Produsen Agen Pengecer Konsumen Dalam saluran pemasaran ini produsen memilih agen yang akan dipertemukan produsen untuk menjalankan kegiatan penjualan kepada pengecer dan selanjutnya pengecer menjualnya kepada konsumen. 2.7 Margin Pemasaran Saluran pemasaran ditinjau sebagai satu kelompok atau satu tim operasi, maka margin dapat dinyatakan sebagai suatu pembayaran yang diberikan kepada mereka atas jasa-jasanya. Margin pemasaran merupakan selisih harga dari dua tingkat rantai pemasaran (Kustiari, 2003). Margin pemasaran adalah hasil pengurangan antara harga di tingkat konsumen dengan harga di tingkat petani dengan rumus sebagai berikut (Sudiyono, 2002).

21 M = Pr-Pf Keterangan: M = Margin pemasaran Pr = Harga di tingkat konsumen akhir Pf = Harga di tingkat petani Farmer s share adalah bagian yang diterima oleh petani, hal ini sama dengan harga yang sesungguhnya diterima petani dibagi dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir. Dengan mengetahui bagian yang diterima petani ini, kita dapat melihat keterkaitan antara pemasaran dan proses produksi. Untuk mengetahui bagian yang diterima petani dapat menggunakan rumus sebagai berikut (Sudiyono, 2002). Farmer s share (%) = Harga di tingkat petani Harga beli konsumen akhir x 100 % 2.8 Biaya pemasaran Biaya pemasaran adalah biaya yang terdiri dari semua jenis pengeluaran yang dikorbankan oleh setiap middleman (perantara) dan lembaga-lembaga pemasaran yang berperan secara langsung dan tidak langsung dalam proses perpindahan barang, dan keuntungan (profit margin) yang diambil oleh middleman atau lembaga pemasaran atas jasa modalnya dan jasa tenaganya dan menjalankan aktifitas pemasaran tersebut. Biaya pemasaran terjadi sebagai konsekuensi logis dari fungsi-fungsi pemasaran. Biaya pemasaran ini menjadi bagian tambahan harga pada barang-barang yang harus ditanggung oleh konsumen. Oleh sebab itu biaya pemasaran yang tinggi akan membawa efek kepada harga beli konsumen. Disamping itu, biaya pemasaran yang tinggi juga akan membuat sistem pemasaran kurang atau tidak efisien (Gultom, 1996).

22 Pemasaran memerlukan biaya, dan biaya ini makin besar dengan berkembangnya pertanian dan dengan makin kompleksnya pemasaran. Konsumen yang makin tinggi tingkat pendapatan dan kemakmurannya menginginkan hasil-hasil pertanian yang makin banyak macam ragamnya dan ini berarti proses pengolahan yang makin kompleks dan jasa-jasa sistem pemasaran yang makin banyak. Karena itu, nilai hasil pertanian yang sampai pada konsumen sudah memperoleh nilai tambahan yang relatif besar dan persentase yang diterima petani produsen menjadi semakin kecil (Mubyarto, 1994). Bila jarak antara produsen dengan konsumen pendek maka biaya pengangkutannya kecil. Jika tidak terjadi perubahan bentuk ataupun perubahan volume atau mutu maka biaya pengolahan jadi tidak ada. Semakin panjang jarak dan semakin banyak perantara (lembaga pemasaran) yang terlibat dalam pemasaran, maka biaya pemasaran semakin tinggi, dan margin pemasaran juga semakin besar (Daniel, 2002). Besarnya biaya pemasaran berbeda satu sama lainnya tergantung pada hal berikut (Daniel, 2002). 1. Macam komoditas yang dipasarkan Ada komoditi yang bobotnya besar tetapi nilainya kecil sehingga membutuhkan biaya pemasaran yang besar. Sebaliknya untuk komoditi yang bobotnya ringan dan kecil tetapi nilainya tinggi maka biaya pemasaran lebih rendah. 2. Lokasi atau daerah produsen

23 Bila lokasi produsen jauh dari pasar atau lokasi konsumen, maka biaya transportasi menjadi besar. Namun lokasi yang terpencil menjadi salah satu penyebab rendahnya harga di tingkat produsen. 3. Macam dan peranan lembaga pemasaran Semakin banyak lembaga pemasaran yang terlibat semakin panjang rantai pemasaran dan semakin besar biaya pemasarannya. 2.9 Efisiensi Saluran Pemasaran Istilah efisiensi saluran pemasaran sering digunakan dalam menilai prestasi kerja (performance) proses pemasaran. Menurut Downey dan Steven (1992) efisiensi pemasaran merupakan tolak ukur atas produktivitas proses pemasaran dengan membandingkan sumberdaya yang digunakan terhadap keluaran yang dihasilkan selama berlangsungnya proses pemasaran. Menurut Mubyarto (1986) efisiensi pemasaran untuk komoditas pertanian dalam suatu sistem pemasaran dianggap efisien apabila dilihat dari hal-hal berikut. a. mampu menyampaikan hasil-hasil dari petani produsen kepada konsumen dengan biaya yang semurah-murahnya b. mampu mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan harga yang dibayar konsumen akhir kepada semua pihak yang ikut serta di dalam kegiatan produksi dan pemasaran. Suatu perubahan yang dapat memperkecil biaya pemasaran tanpa mengurangi kepuasan konsumen, menunjukan adanya perbaikan dalam efisiensi pemasaran. Semakin tinggi margin pemasaran suatu komoditi semakin rendah tingkat efisiensi sistem pemasaran.

24 Menurut Soekartawi (2002) efisiensi saluran pemasaran dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut. 1. Efisiensi saluran pemasaran dihitung berdasarkan biaya Ep = Adapun kriteria saluran pemasaran dikatakan efisien atau tidak adalah jika Ep < 5% maka saluran pemasaran tersebut dikatakan efisien, dan jika Ep > 5% maka saluran pemasaran tersebut dikatakan tidak efisien (Soekartawi, 2002). 2. Efisiensi saluran pemasaran dihitung berdasarkan keuntungan Ep = Biaya pemasaran ( Rp Kg ) Harga beli di tingkat konsumen ( Rp Kg ) x 100 % Keuntungan ( Rp Kg ) Harga beli di tingkat konsumen ( Rp Kg ) x 100 % Kriteria saluran pemasaran dikatakan efisien atau tidak yang dihitung berdasarkan keuntungan yang diperoleh adalah sebagai berikut, jika Ep < 12% maka saluran pemasaran tersebut dikatakan efisien, jika Ep > 12% maka saluran pemasaran tersebut dikatakan tidak efisien. 2.10 Kerangka Pemikiran Kelompok Tani Sekar Sari merupakan Kelompok Tani Subak Mambal yang terletak di Banjar Agung, Desa Mambal, Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung yang mengusahakan usahatani Belimbing organik. Produksi Belimbing organik tidak sama di setiap tahunnya. Produksi Belimbing sempat mengalami penurunan karena hama lalat buah (Dacus pedestris) dan faktor alam, kemudian mengalami peningkatan kembali di tahun berikutnya. Peningkatan produksi hasil pertanian tanpa diikuti dengan adanya lembaga pemasaran yang mendukung tidak akan memberi manfaat positif bagi petani.

25 Dengan adanya lembaga pemasaran yang mendukung, produksi petani dapat dipasarkan ke berbagai wilayah. Saluran pemasaran Belimbing organik melibatkan beberapa lembaga pemasaran dalam proses pemasarannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saluran pemasaran Belimbing organik yang dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif. Selain untuk mengetahui saluran pemasaran Belimbing organik, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui margin pemasaran dan efisiensi saluran pemasaran Belimbing organik. Margin pemasaran dan efisiensi saluran pemasaran dianalisis dengan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil perhitungan yang didapat dari kedua analisis tersebut akan dijelaskan kembali dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Analisis diharapkan dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat digunakan sebagai rekomendasi dalam pemilihan saluran pemasaran yang efisien bagi produsen Belimbing organik. Untuk lebih jelasnya kerangka konsep pemikiran dapat dilihat pada Gambar 2.1

26 Kelompok Tani Sekar Sari Memproduksi Belimbing organik Peningkatan produksi Proses pemasaran produk yang efisien Saluran pemasaran Belimbing organik yang terlibat Margin Pemasaran Efisiensi Saluran Pemasaran Analisis deskriptif kualitatif Analisis deskriptif kuantitatif dengan pendekatan margin Analisis Efisiensi Saluran Pemasaran dengan analisis deskriptif kuantitatif Hasil dan Pembahasan Kesimpulan Rekomendasi Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Saluran Pemasaran Belimbing Organik (Averrhoa carambola L.) pada Kelompok Tani Sekar Sari Subak Mambal, Desa Mambal, Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung