BAB III METODOLOGI. Bagan Alir Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PENYAJIAN DATA

BAB V ANALISIS DATA. Dalam penelitian ini, tahapan analisis yang dilakukan adalah:

KAJIAN PELAKSANAAN PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP (PPP) PADA SEKTOR JALAN TOL DI INDONESIA TESIS SYAFAATUN NAIMAH NIM :

UPAYA UNTUK MENEROBOS HAMBATAN INVESTASI JALAN TOL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Sejarah Perusahaan

PEMBEBASAN LAHAN BAGI INFRASTRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

1 of 9 21/12/ :39

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

INOVASI BIROKRASI DALAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

2 b. bahwa Badan Layanan Umum bidang Pendanaan Sekretariat Badan Pengatur Jalan Tol telah ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 406/KMK.0

ANALISA PENENTUAN MASA KONSESI DENGAN MODEL SIMULASI PADA PROYEK PPP JALAN TOL KERTOSONO- MOJOKERTO

BAB V PENUTUP. Perjanjian yang mengatur ketentuan: kepada BPJT, antara lain: perencanaan teknik; 2) Laporan triwulanan (3 bulanan) penggunaan dana;

KAJIAN AWAL KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI JALAN REL

DAFTAR PUSTAKA. Heldman Kim, 2005, Project Manager s Spotlight on Risk Management, Harbour Light Press, San Fransisco.

KERANGKA ACUAN KERJA DATABASE PERENCANAAN JALAN KECAMATAN SAMPANG KABUPATEN SAMPANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

3.2 TAHAP PENYUSUNAN TUGAS AKHIR

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN. PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 38/PMK.Ol/2006 TENTANG

TKS 7338 EKONOMI TRANSPORTASI Dr. GITO SUGIYANTO, S.T., M.T.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.2. TAHAP PERANCANGAN DESAIN

FAQ. bahasa indonesia

Aspek Perpajakan Viability Gap Fund 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK

KPBU sebagai Skema Pengadaan Infrastruktur Yang Akuntabel, Transparan dan Kompetitif

BAB I PENDAHULUAN. makna harfiah mother city (dari bahasa yunani kuno mater + polis) sumber (Webster dictionary). Metroplitan berate

BAB I PENDAHULUAN. Jaringan jalan sebagai bagian dari sektor transportasi memiliki peran untuk

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antar fenomena yang akan diteliti. Metode diskriptif kualitatif

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 295/PRT/M/2005 TENTANG BADAN PENGATUR JALAN TOL MENTERI PEKERJAAN UMUM,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 164/PMK.06/2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tugas Akhir D4 TPJJ 2013 BAB I PENDAHULUAN

Pemodelan Risiko Pendapatan Proyek Infrastruktur Jalan Tol dengan Pendekatan Fault Tree Analysis

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 164 /PMK.06/2014 TENTANG

D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A K O N S T R U K S I K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M D A N P E R U M A H A N R A K Y A T

KAJIAN AWAL KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI JALAN REL

3.1 GARIS BESAR LANGKAH KERJA

KAJIAN AWAL KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI JALAN REL

Analisis Finansial Proyek Jalan Tol Balikpapan-Samarinda

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Data untuk Pelayanan Publik yang Lebih Baik

National Summit 2009

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. FORMAT SURAT USULAN RENCANA PENERBITAN OBLIGASI DAERAH KOP SURAT GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR

Tinjauan Yuridis Dibalik Kenaikan Tarif Tol Oleh: Moch Alfi Muzakki *

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Diresmikan Jokowi, Tol Medan-Tebing Tinggi Fungsional Lebaran 2018

TATA CARA PENGGUNAAN DANA BERGULIR PADA BADAN LAYANAN UMUM-BADAN PENGATUR JALAN TOL UNTUK PENGADAAN TANAH JALAN TOL PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM

2 Mengingat d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu mengatur kerjasama Pemerintah dan badan u

BAB III METODOLOGI. Persiapan. Pengamatan Pendahuluan. Identifikasi Masalah. Alternatif Pendekatan Masalah. Pengumpulan Data Data Primer Data Sekunder

KERJASAMA PEMERINTAH DAN BADAN USAHA DIREKTORAT PENGELOLAAN DUKUNGAN PEMERINTAH DAN PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR

LAPORAN AKHIR VOLUME 2 : STUDI KELAYAKAN DAFTAR ISI PETA LOKASI DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN RINGKASAN EKSEKUTIF

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk melaksanakan pembangunan konstruksi memerlukan kontraktor yang

- 3 - Nomor 05 Tahun 2014 tentang Tata Cara Akreditasi dan

PERATURAN MENTERI PEKERJAANUMUM DAN PERUMAHANRAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 PRT/M/2015 TENTANG BADAN PENGATUR JALAN TOL

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

1 Universitas Indonesia

BAB I Pembangunan Infrastruktur di Indonesia

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 01/PRT/M/2007 T E N T A N G PETUNJUK TEKNIS PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PEMBERDAYAAN DI BIDANG JALAN TOL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 02/PRT/M/2009

BAB I PENDAHULUAN. Tengah, Lampung Timur, dan Lampung Selatan, maka dibuat peta lahan. daya alam dan manusia serta memperluas lapangan pekerjaan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS FINANSIAL PADA INVESTASI JALAN TOL CIKAMPEK-PADALARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 - PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

2017, No Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan, dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Ind

V. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PANDAAN

6 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PROYEK STRATEGIS NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


BAB IV METODELOGI PENELITIAN. Samsat Kulon Progo, Kabupaten Kulon Progo. pengawas, dan lain-lain. Variabel-variabel yang sangat mempengaruhi

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

PERPRES PEMBANGUNAN JEMBATAN SELAT SUNDA DIREVISI

Proyek KPBU TPPAS Regional Legok Nangka Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 06/PRT/M/2010

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BAB II METODA DAN RUANG LINGKUP PEMBAHASAN

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM No. 12/PRT/M/2010 B A N J A R M A S I N, M E I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015, No Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5178); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Ta

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang meningkat menyebabkan kebutuhan

LAPORAN BISNIS & PROPOSAL. Marheni Eka S. ST, MBA.

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI III.1 Bagan Alir Penelitian Pelaksanaan penelitian ini didasarkan pada diagram alir seperti yang terlihat pada Gambar III.1. Penelitian ini mengkaji pelaksanaan PPPs di Indonesia, yaitu bagaimana supaya penerapan PPPs di Indonesia dapat berjalan lebih baik, termasuk dalam pembagian risiko, tanggung jawab serta kebijakan pemerintah yang mendukung terlaksananya skema pembiayaan ini. III.1.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan meliputi kegiatan penyusunan rencana kerja dan metoda pendekatan penelitian. Dalam tahap persiapan ini juga dilakukan identifikasi kebutuhan dana selama melakukan penelitian dan perencanaan jadwal. III.1.2 Studi Literatur Tahapan ini dilakukan untuk mengumpulkan berbagai studi terkait dengan ruang lingkup penelitian. Pelaksanaan studi literatur dilakukan untuk mengkaji referensi kegiatan sejenis yang pernah dilakukan sebelumnya. Pelaksanaan studi literatur juga dilakukan untuk mengumpulkan informasi mengenai skema pembiayaan dengan PPPs yang telah dilaksanakan di Indonesia khususnya bidang jalan dengan sharing pemerintah swasta. III.1.3 Pelaksanaan Survei Pelaksanaan survei dilakukan dalam rangka pengadaan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini digunakan data primer dan data sekunder. Pelaksanaan survei primer dilakukan dengan mengedarkan kuisioner tentang halhal yang perlu diperbaiki dalam pelaksanaan PPPs di Indonesia. Kuisioner diberikan kepada para stakeholder. 41

Pelaksanaan survei sekunder dilakukan dengan mengumpulkan laporan feasibility study jalan tol Solo - Kertosono. Adapun data-data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah: Laporan FS dan bisnis plan jalan tol Solo - Kertosono (volume lalu lintas, biaya investasi/konstruksi). MULAI Tahap I Persiapan Penyusunan Metodologi Studi Kepustakaan Survei Primer Pengumpulan Data Survei Sekunder Tahap II Pengumpulan Data dan Analisis Awal - Survei kuisioner dengan menggunakan metoda Delphi Kompilasi Data dan Analisis Awal - Feasibility Study tol Solo Kertosono - Bisnis Plan tol Solo Kertosono Tahap III Analisis Data Pengolahan Data - Simulasi alternatif kebijakan yang diwujudkan dalam bentuk skenario dengan analisis kelayakan finansial. Alternatif kebijakan Kesimpulan dan Saran Tahap IV Kesimpulan dan Rekomendasi SELESAI Gambar III.1 Bagan Alir Pelaksanaan Penelitian III.2 Tahap Persiapan Dalam tahap ini dilakukan beberapa kegiatan sebagai langkah awal dari seluruh rangkaian kegiatan yang direncanakan. Hasil tahap persiapan ini sangat 42

mempengaruhi proses yang dilakukan dalam tahap-tahap selanjutnya. Secara umum terdapat 2 (dua) kegiatan utama di dalam tahap persiapan: 1. Penyusunan Metodologi, maksud dari kegiatan ini adalah: Merencanakan secara lebih detail tahap-tahap pelaksanaan kegiatan berikutnya, untuk mengefisienkan penggunaan waktu dan sumber daya. Menetapkan metoda dan analisis yang digunakan untuk melaksanakan survei dengan menggunakan kuisioner dan menentukan solusi terhadap permasalahan pelaksanaan PPPs di Indonesia, terutama pada studi kasus tol Solo Kertosono. 2. Studi Kepustakaan, yang berguna untuk: - Memperoleh gambaran yang lebih baik tentang permasalahan serta peluang dalam lingkup wilayah studi, dilakukan beberapa kegiatan antara lain: studi kepustakaan untuk konsep PPPs dalam infrastruktur jalan tol dan Risiko ketidakpastian dalam investasi infrastruktur. Selain itu juga dilakukan studi tentang pelaksanaan PPPs baik diluar negeri maupun di Indonesia. - Menelaah peraturan yang menjadi payung pelaksanaan PPPs di Indonesia. 3. Penyusunan Rencana Survei Merencanakan penjadualan survei yang dilakukan dan metoda survei yang dipakai untuk analisis data. Dan menentukan jumlah Responden yang mewakili kebutuhan survei kuisioner yang diperlukan. Dari studi literatur diperoleh isu isu yang muncul dalam pelaksanaan PPPs di Indonesia, dari isu isu tersebut disusunlah kuisioner yang diharapkan mampu menjawab permasalahan yang ada. III.3 Tahap Pengumpulan Data Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data, baik data sekunder (data yang sudah tersedia) yang dikumpulkan dari berbagai instansi terkait dan studi terdahulu yang pernah dilakukan, maupun data primer yang diperoleh secara langsung dari survei kuisioner terhadap responden. 43

Data yang diperlukan untuk melakukan studi ini adalah: 1. Data feasibility study dan bisnis plan tol Solo Kertosono sebagai studi kasus, yang memberikan informasi mengenai volume lalu lintas, biaya investasi/konstruksi, biaya operasi dan pemeliharaan serta data lain yang diperlukan dalam pembangunan tol tersebut. 2. Data pendapat pakar dalam pelaksanaan PPPs di Indonesia III.3.1 Pengumpulan Data Dengan Survei Primer Metode Delphi (subjective knowledge/expert judgement) digunakan untuk pengambilan data primer mengenai pelaksanaan PPPs di Indonesia. Penelitian ini berbasis pengetahuan (knowledge based), oleh karena itu input data primer melalui penilaian dari pakar berdasarkan pengalaman dan intuisi dari pakar sebagai responden (tahapan dan keterangan dari Delphi dapat dilihat lebih jelas pada Gambar III.2). Dalam metode Delphi tidak ditentukan berapa jumlah pakar yang diambil, tetapi titik beratnya bahwa responden tersebut mewakili pihak pihak yang terlibat dalam system yang diteliti (Rowe, 1999), sehingga dalam survei primer ini, jumlah Responden yang diminta untuk mengisi kuisioner adalah 8 orang yang mewakili stakeholder yang terkait dengan proyek jalan tol, masing masing 1 dari Direktorat Jenderal Bina Marga Dept. Pekerjaan Umum, 1 dari Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), 1 dari PT. Jasa Marga,, 1 dari Perguruan Tinggi (Akademisi), 1 dari Komite Kebijakan Percepatan Pembangunan Infrastruktur (KKPPI), 1 dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), 1 dari Departemen Keuangan (Risk Management Unit), dan 1 dari calon investor jalan tol Solo Kertosono yaitu PT. Thiess Construction Indonesia. Daftar responden tersebut adalah seperti yang tersaji pada Tabel III.1 Keterangan Metode Delphi 1. Delphi putaran pertama adalah: Pelaksanaan PPPs dalam kaitannya dengan karateristik umum dari PPPs. Responden diminta umtuk mengisi kuisioner mengenai pertanyaan pertanyaan yang terkait dengan karakteristik umum dari pelaksanaan PPPs, 44

Tabel III.1 Daftar Responden Kode Responden Stakeholder 1 Dept. PU, Ditjen Bina Marga, Direktorat Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Kota 2 Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Kasubid Pengendalian Investasi 3 Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Direktorat Pengembangan Kerjasama Pemerintah dan Swasta 4 Dept. Keuangan, Kasubid Risiko Infrastruktur Jalan Tol, Badan Kebijakan Fiskal, Pusat Pengelolaan Risiko Fiskal 5 Akademisi (Kabid Kompetensi dan Kurikulum Keahlian Konstruksi, PUSBITEK Dept. PU) 6 Komite Kebijakan Percepatan Pembangunan Infrastruktur (KKPPI) 7 PT. Thiess Contractor Indonesia * 8 PT. Jasa Marga, Kepala Divisi Pengembangan jalan Tol * investor pemenang tender Solo Kertosono Delphi Putaran Pertama Pematangan permasalahan mengenai karakteristik umum dari PPPs dalam kaitannya dengan pelaksanaan PPPs Pertanyaan diutamakan untuk pembagian risiko, pemberian dukungan pemerintah dan pembagian hasil (responden mengisi kuisioner berdasarkan tingkat kemungkinan terjadi dan dapat diterapkan) Pada aspek Pembagian risiko serta pemberian dukungan pemerintah, item yang memiliki penilaian skala 1 dan 2 digunakan untuk Delphi tahap 2, pada aspek pembagian hasil, untuk Delphi tahap 2 dilanjutkan dengan pertanyaan mengenai Clawback Principle Delphi Putaran Kedua Detail alternatif kebijakan sebagai pematangan alternatif, dari masing-masing aspek, responden memberikan masukan alternatif kebijakan Pertimbangan ulang dari para responden Alternatif Kebijakan Gambar III.2 Bagan Alir metode Delphi 45

dalam hal ini pertanyaan difokuskan kepada pembagian risiko, pemberian dukungan pemerintah serta pembagian hasil. (1) Pertanyaan mengenai pembagian risiko yang mungkin muncul dalam proyek infrastruktur jalan tol. Responden diminta untuk menilai tingkat kemungkinan terjadinya masing masing risiko, sehingga diketahui kelompok yang paling berrisiko, berrisiko, agak berrisiko, tidak berrisiko (bentuk form kuisioner putaran pertama untuk rincian risiko dapat dilihat pada Lampiran A). Pada kuisioner tersebut responden diminta memberikan nilai yang menunjukkan skala risiko dari proyek jalan tol. Rincian risiko yang disampaikan kepada responden diperlihatkan pada Tabel III.2 Tabel III.2 Risiko Investasi Pada Form Kuisioner Risiko risiko investasi Deskripsi risiko/penjelasan Pembebasan lahan Kepastian biaya pembebasan lahan, waktu tersedianya lahan. Konstruksi Kepastian pelaksanaannya (biaya dan waktu). Biaya Uang ( Cost of Money) kepastian besar bunga, kapan bunga dibayar. Operasi dan Pemeliharaan Mutu konstruksi Volume Lalu Lintas Prediksi volume lalu lintas. Tarif Penentuan tarif Force Majeure Perubahan karena kejadian alam (Act of God) Dari hasil kuisioner tersebut, diambil item risiko yang memiliki penilaian skala 1 dan 2 untuk digunakan sebagai kajian lebih lanjut dalam Delphi tahap 2. (2) Pertanyaan mengenai bentuk dukungan pemerintah yang dapat dilakukan agar proyek menjadi layak secara finansial. Bentuk bentuk dukungan yang ditawarkan dalam tahap ini adalah hasil dari studi literature terhadap pelaksanaan PPPs di negara negara lain (dalam penelitian ini negara negara lain yang bentuk dukungannya digunakan sebagai masukan adalah United Kingdom, India dan 46

Korea). Responden diminta untuk memberikan masukannya mengenai seberapa mungkin bentuk dukungan yang ditawarkan dapat diterapkan di Indonesia (bentuk form kuisioner putaran pertama untuk bentuk dukungan pemerintah dapat dilihat pada Lampiran A). Pada kuisioner tersebut responden diminta memberikan nilai yang menunjukkan skala penerapan bentuk dukungan pemerintah tersebut terhadap proyek jalan tol. Rincian bentuk dukungan pemerintah yang disampaikan kepada responden diperlihatkan pada Tabel III.3 Tabel III.Bentuk Dukungan Pemerintah Pada Form Kuisioner Bentuk Dukungan Deskripsi dukungan Pembebasan Lahan Pengambilan hak atas tanah untuk konstruksi jalan tol. Subsidi Modal Pemberian bantuan modal Minimum revenue guarantee Bentuk kompensasi pendapatan minimum Pembebasan Pajak Pembebasan pajak. Pembebasan bea import Pembebasan bea import untuk material pembangunan jalan Shadow toll Tol yang dibayar pemerintah berdasarkan kendaraan-km yang dihitung secara otomatis Dari hasil kuisioner tersebut, diambil bentuk dukungan yang memiliki penilaian skala 1 dan 2 untuk digunakan sebagai kajian lebih lanjut dalam Delphi tahap 2. (3) Pertanyaan mengenai pembagian hasil/pendapatan tol yang diperoleh dari tarif, sehingga diperoleh informasi mengenai pembagian hasil/pendapatan tol. Untuk aspek pembagian hasil ini, penilaian skala 1 digunakan sebagai pertanyaan lebih lanjut dalam Delphi tahap 2 (bentuk form kuisioner putaran pertama untuk pembagian hasil/pendapatan tol dapat dilihat pada Lampiran A). 47

2. Delphi putaran kedua adalah: detail alternatif kebijakan yang mungkin muncul sebagai pematangan dari alternatif kebijakan yang ditawarkan untuk tiap karakteristik/aspek pelaksanaan PPPs. (1) Diajukan pertanyaan dari hasil putaran pertama mengenai alternatif kebijakan apa saja yang dapat diterapkan dari detail aspek aspek yang paling berrisiko. (bentuk form kuisioner putaran kedua untuk rincian risiko dapat dilihat pada Lampiran A). Rincian detail permasalahan yang disampaikan kepada responden diperlihatkan pada Tabel III.4 Tabel III.4 Detail Permasalahan Untuk Risiko Investasi Item Risiko Pembebasan lahan Konstruksi Biaya Uang ( Cost of Money ) Operasi dan Pemeliharaan Detail Permasalahan Permasalahan mengenai kepastian biaya pembebasan lahan Permasalahan mengenai tersedianya lahan Kepastian mengenai waktu pelaksanaan konstruksi Kepastian mengenai biaya pelaksanaan Permasalahan mengenai besar bunga yang harus dibayar apabila swasta menggunaan modal pinjaman. Permasalahan mengenai kapan bunga tersebut mulai dibayar Bagaimana agar mutu konstruksi terjaga? Volume Lalu Lintas Kepastian prediksi/peramalan volume lalu lintas yang melewati tol tersebut. Tarif Kebijakan pentarifa agar swasta tetap dapat memperoleh keuntungan sewajarnya, dan masyarakat masih tetap dapat melewati tol terebut. Force Majeure Persiapan dalam mengantisipasi jika terjadi kejadian kahar (misal : bencana alam) (2) Dalam penerapan bentuk dukungan pemerintah, Responden diminta untuk mengisi bentuk dukungan pemerintah berdasarkan masukan dari negara negara lain hasil putaran pertama, seperti apakah alternatif 48

kebijakan yang mungkin diterapkan terkait bentuk dukungan tersebut (bentuk form kuisioner putaran kedua untuk bentuk dukungan pemerintah dapat dilihat pada Lampiran A). (3) Pada tahap ini, diajukan pertanyaan mengenai konsep clawback principle, konsep ini diusulkan oleh responden pada tahap pertama, responden diminta untuk memberikan masukan alternatif kebijakan yang mungkin diterapkan dalam hal pembagian pendapatan jalan tol yang diperoleh dari tarif terkait konsep tersebut (clawback principle, yaitu pemerintah memberikan jaminan pendapatan minimum yang didapatkan oleh investor, apabila pada kenyataanya pendapatan yang diperoleh investor lebih sedikit dari yang sudah dijanjikan oleh pemerintah maka pemerintah memberikan kompensasi finansial kepada investor, namun apabila ternyata pendapatan lebih besar dari yang dijamin maka pemerintah berhak mendapatkan keuntungan finansial dari proyek tersebut), bentuk form kuisioner putaran kedua untuk bentuk dukungan pemerintah dapat dilihat pada Lampiran A. Peranan Peneliti pada proses Delphi ini adalah sebagai moderator berlangsungnya grup diskusi antara para Responden secara virtual mengenai risiko investasi jalan tol di Indonesia dan begaimana solusinya. III.3.2 Pengumpulan Data Dengan Survei Sekunder Survei sekunder dilakukan dengan mendatangi instansi terkait untuk memperoleh sejumlah dokumentasi data dari institusi terkait, studi terdahulu yang pernah dilakukan serta data penunjang lainnya yang diperlukan dalam penelitian ini. III.4 Analisis Data Hasil Delphi tahap 2 adalah berupa konsensus para responden mengenai alternatif kebijakan yang dapat dilakukan oleh Pemerintah serta dapat diterapkan di Indonesia dalam rangka pelaksanaan PPPs yang beriklim investasi dan menguntungkan kedua belah pihak. Dari hasil Delphi tahap 2 yang berupa alternatif kebijakan untuk faktor risiko, bentuk dukungan pemerintah dan pembagian hasil dibentuk beberapa skenario, 49

kemudian berdasarkan data sekunder dari feasibility study tol Solo Kertosono (untuk data lalulintas, tarif dan data pendukung lainnya), dilakukan simulasi skenario dengan analisis kelayakan finansial. Dari hasil simulasi yang telah dilakukan, diketahui alternatif pelaksanaan PPPs yang mungkin dan cocok untuk diterapkan dalam hal ini untuk tol Solo Kertosono, baik dari sisi pembagian tanggung jawab pembiayaan maupun kelemahan serta keunggulan masing masing alternatif tersebut. III.5 Tahapan Penyusunan Kesimpulan dan Rekomendasi Tahap ini merupakan tahap akhir dari studi yang dilaksanakan. Diharapkan rekomendasi yang dihasilkan dapat digunakan/dimanfaatkan sebagai masukan dalam perbaikan pelaksanaan PPPs di Indonesia, agar mendukung iklim investasi serta menguntungkan pihak Publik maupun pihak Swasta. 50