Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka. 16/41902.pdf

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penalaran matematis siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya, peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dari hasil pengolahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menguraikan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandarlampung. Populasi dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Square merupakan model

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka. 16/41913.pdf

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan berpikir

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. hanya pada ranah kognitif. Tes hasil belajar sebelum diperlakukan diberi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengolah data tersebut sesuai dengan langkah-langkah yang ditentukan pada BAB

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diperoleh dalam setiap tahapan penelitian yang telah dilakukan. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan menyelidiki pengaruh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian, deskripsi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuasi eksperimen atau percobaan karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 2015/2016, dengan pokok bahasan Lingkaran. eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

Kelas Eksperimen : O X O

Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O Sumber : (Sugiyono, 2012)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain

Tabel 18 Deskripsi Data Tes Awal

Gambar 3.1. Nonequivalent Groups Pretest-Posttets

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. serta sikap siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan. Untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. masalah (problem solving) matematis siswa dengan menerapkan model

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA SMP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen adalah melakukan pengukuran sebagai hasil eksperimen terhadap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Analisis deskripsi dalam penelitian ini membahas mengenai deskripsi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperbandingkan kedua model pembelajaran tersebut untuk mengetahui model

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Kelompok Tes Ketegori Rata-rata Simpangan Baku Pretes 5,38 1,44 Kelompok Postes 7,69 1,25 Eksperimen Hasil Latihan 2,31 0,19 Kelompok Kontrol

BAB III METODE PENELITIAN

Dimana, O : Pretes atau postes. X : Perlakuan berupa pembelajaran kontekstual dengan teknik mind map. : Subjek tidak dipilih secara acak.

BAB III METODE PENELITIAN O X O

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi Kuasi-Eksperimen, sehingga subjek tidak

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran di SMP

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki peningkatan pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN. yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitiam. Variabel-variabel yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berangkat dari rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian eksperimen semu.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 25 Bandar Lampung yang terletak di

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment).

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

16/41902.pdf

BABIV BASIL DAN PEMBABASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Pelaksanaan penelitian dalam rangka pengambilan data dimulai pada tanggal 12 Mei 2014, diawali dengan tes kemampuan awal (pretes) terhadap kelas eksprimen dan kelas kontrol, sedangkan tes akhir (pastes) dilaksanakan pada tanggal 26 Mei 2014. Pelaksanaan penelitian pada kelas eksprimen dan kelas kontrol masing-masing dilakukan sebanyak lima kali pertemuan ditambah dua kali pertemuan untuk pelaksanaan pretes dan pastes. Pada setiap pertemuan peneliti ditemani oleh observer yang bertugas mengamati dan mencatat hal-hal penting dan memberikan masukan terhadap keterlaksanaan RPP yang telah dirancang dan disiapkan peneliti dalam pembelajaran. Pembelajaran pada kelas ekprimen dilakukan langsung oleh peneliti dengan menggunakan media alat peraga berupa model-model bangun ruang dimensi tiga, kerangka model bangun ruang dimensi tiga, LCD Proyektor dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Dalam pelaksanaan proses pembelajaran, diupayakan setiap siswa mampu melaksanakan setiap aspek dari pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Sementara pada kelas kontrol RPP dan perangkat pembelajaran lainnya dirancang dan disiapkan oleh peneliti, pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh seorang guru mata pelajaran matematika pada kelas kontrol tersebut secara konvensional dengan metode ceramah dan tanya jawab. 84

85 16/41902.pdf Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pendekatan contextual teaching and learning dalam pembelajaran matematika untuk pokok bahasan geometri dimensi tiga. Efektivitas tersebut dilihat dari adanya peningkatan terhadap pemahaman konsep matematis siswa yang mendapat pembelajaran dengan pendekatan CTL hasil belajamya lebih tinggi daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan metode konvensional dan adanya peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan CTL hasil helajarnya lehih tinggi daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran metode konvensional. Untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan-pertanyaan penelitian yang dikemukakan pada bah 1, diperlukan adanya analisis dan interpretasi data hasil penelitian. Analisis dalam penelitian ini meliputi heherapa tahapan yaitu; 1) analisis data hasil skor pretes, 2) analisis data hasil skor postes. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software program aplikasi SPSS Statistik Versi 20 dan Microssoft Office Excel 2007. Selanjutnya, peneliti mengolah data sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditetapkan pada Bah. III. B. Hasil Penelitian 1. Analisis Data Tes Awal (Pretest) a. Kemampuan Awal Pemabaman Konsep Peserta Didik (Pretest) Hasil pretes kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas eksprimen dan kelas kontrol diperoleh melalui tes tertulis herbentuk essay. Soal tes terdiri dari 4 soal untuk kemampuan pemahaman konsep. Soal tersehut diujikan kepada kedua kelas, lalu setelah dilaksanakan tes data yang diperoleh diolah dan dilakukan analisis.

86 16/41902.pdf 1). Nilai rata-rata dan Simpangan Baku Dari basil pengolahan data pretes kelas eksprimen dan kelas kontrol diperoleh nilai maksimum, nilia minimum, rata-rata dan simpangan baku sebagaimana ditampilkan pada Tabel 4.1 Tabel4.1 Nilai Maksimum, Nilai Minimum, Rerata dan SD Basil Pretes Pemabaman Konsep Kelas Eksprimen Kontrol Skor Pretes N Skor Skor Skor Maksimum Minimum Ideal Rerata 35 11 2 16 5,89 37 10 2 16 5,65 SD 2,506 2,574 Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C. 1 halaman 248 Berdasarkan data pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa rerata skor pretes pemahaman konsep pada kelas eksprimen adalah 5,89 atau 37% dari skor ideal, sedangkan rerata skor pretes pemahaman konsep pada kelas kontrol adalah 5,65 atau 35% dari skor ideal. Terlihat perbedaan rerata skor pretes pemahaman konsep kelas eksprimen sedikit lebih baik daripada kelas kontrol. Untuk menguji apakah ada perbedaan dari dua rerata skor pretes pemahaman konsep dan melihat distribusi data skor pretes pemahaman konsep dari kelas eksprimen dan kelas kontrol, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas dan homogenitas dilakukan untuk memenuhi syarat uji dua rata-rata dengan menggunakan uji-t atau uji statistik parametrik sedangkan apabila hasil uji data tidak normal atau tidak homogen dilakukan uji non parametrik.

87 16/41902.pdf 2). Uji Normalitas Distribusi Uji nonnalitas data pretes pemahaman konsep dilakukan dengan menggunakan uji statistik One-Sampel Kolmogorov-Smirnov Test program SPSS 20. Perumusan hipotesis dan kriteria normalitas data pretes pemahaman konsep telah dipaparkan pada Bab III. Output dari uji nonnalitas/probabilitas Asymp. Sig (2-tai/ed) dibandingkan dengan nilai alpha (a), kriteria pengujian adalah apabila nilai probabilitas Asymp. Sig ~ 0,05 maka hasil tes dikatakan berdistribusi normal. Jika nilai Asymp Sig < 0,05, maka Ho ditolak, data tidak berdistribusi nonnal Hasil uji nonnalitas pretes pemahaman konsep dengan UJl statistik ditunjukkan pada Tabe14.2: Tabel4.2 Basil Uji Normalitas Pretes Pemahaman Konsep Matematis No Data Pretes Asymp. Sig A Keterangan 1 Kelas Eksprimen 0,085 0,05 Nonnal 2 Kelas Kontrol 0,112 0,05 Normal Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C.5 halaman 252 Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, diperoleh nilai signifikansi pretes pemahaman konsep kelas eksprimen dan kelas kontrol sudah lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa sampel yang diperoleh dari kelas eksprimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi nonnal. 3). Uji Homogenitas Dua Varians Setelah diketahui bahwa nilai pretes pemahaman konsep matematis kedua kelas normal, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji homogenitas dua

88 varians data antara kelas eksprimen dan kelas kontrol dengan uji Levene Statistic dari program SPSS dengan taraf signifikansi 0,05. Jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima, data berasal dari populasi yang mempunyai variansi yang sama/homogen. Jika signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak, data berasal dari populasi yang mempunyai variansi tidak sama/tidak homogen. Setelah dilakukan pengolahan data, hasil uji homogenitas pretes pemahaman konsep matematis dapat dilihat pada Tabel 4. 3 berikut : Tabel4.3 Uji Homogenitas Dua Varians Pretes Pemahaman Konsep Levene Statistic dfl df2 Sig. 0,064 1 70 0,801.. Data selengkapnya dapat d1hhat pada lampiran C.6 halaman 254 Berdasarkan hasil output uji homogenitas varians dengan uji Levene pada tabel diatas, nilai signifikansinya adalah 0,064 > 0,05, maka Ho diterima, artinya data hasil uji pretes pemahaman konsep dari kelas eksprimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang mempunyai variansi yang sama/homogen. 4). Uji Kesamaan Dua Rata-rata (Uji-t) Berdasarkan hasil uji normalitas dan uji homogenitas terhadap data pretes pemahaman konsep, kelas eksprimen dan kelas kontrol telah berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen, selanjutnya dilakukan uji kesamaan dua rerata dengan menggunakan uji statistik parametrik yaitu uji-t melalui program SPSS menggunakan Independent Sample T-Tes dengan asumsi kedua varians homogen (equal variam assumed) pada taraf signifikansi 0,05. Terima H 0 jika Sig > 0,05 dan Tolak H 0, jika Sig < 0,05. Hipotesis tersebut dirumuskan dalam bentuk hipotesis statistik (uji dua pihak) sebagai berikut:

89 16/41902.pdf H 0 a 1 = a 2 Rata-rata pretes tingkat pemahaman konsep matematis siswa kelas eksprimen dan kontrol tidak berbeda H 1 a 1 > a 2 Rata-rata pretes tingkat pemahaman konsep matematis siswa kelas eksprimen berbeda dari kelas kontrol Setelah dilakukan pengolahan data, hasilnya dapat dilihat pada Tabel4.4: Tabel4.4 Uji-t Pretes Pemahaman Konsep df Sig.(2-tailed) A Std. Error Diff thitung ttabel 70 0,694 0,05 0,599 0,396 1,994 Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C.7 halaman 255 Pada Tabel 4.4 terlihat bahwa nilai signifikansi (Sig.2-tailed) : 0,694 dan thitung = 0,396, dengan membandingkan nilai Sig : 0,694 > a : 0,05 dan thitung < ttabel, maka Ho diterima, artinya tidak terdapat perbedaan yang ' signifikan basil pretes kelas eksprimen dan kelas kontrol. Hal ini berarti keadaan awal pemahaman konsep matematis kelas eksprimen dan kelas kontrol sebelum pembelajaran mempunyai kemampuan yang sama. b. Kemampuan Awal Berpikir Kreatif Peserta Didik (Pretest) Hasil pretes terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis s1swa kelas eksprimen dan kelas kontrol diperoleh juga melalui tes tertulis berbentuk essay. Soal tes terdiri dari 4 butir soal untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif. Soal tersebut diujikan kepada kedua kelas, lalu setelah dilaksanakan tes data yang diperoleh diolah dan dilakukan analisis sebagai berikut :

90 16/41902.pdf 1 ). Nilai rata-rata dan Simpangan Baku Dari hasil pengolahan data pretes kelas eksprimen dan kelas kontrol diperoleh nilai maksimum, nilai minimum, rata-rata dan simpangan baku sebagaimana ditampilkan pada Tabel4.5 Tabel4.5 Nilai Maksimum, Nilai Minimum, Rerata dan SD Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas Eksprimen Kontrol N Nilai Pretes Nilai Nilai Skor Maksimum Minimum Ideal Rerata 35 10 2 16 5,49 37 11 2 16 5,22 SD 2,306 2,518 Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C.2 Halaman 249 Berdasarkan data pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa rerata skor pretes kemampuan berpikir kreatif pada kelas eksprimen adalah 5,49 atau 34% dari skor ideal, sedangkan rerata skor pretes kemampuan berpikir kreatif pada kelas kontrol adalah 5,22 atau 33% dari skor ideal. Terlihat perbedaan rerata skor pretes kemampuan berpikir kreatif kelas eksprimen tidak lebih baik daripada kelas kontrol. Untuk menguji apakah ada perbedaan dari dua rerata skor pretes kemampuan berpikir kreatif dan melihat distribusi data skor pretes kemampuan berpikir kreatif dari kelas eksprimen dan kelas kontrol, data terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas dan homogenitas dilakukan untuk memenuhi syarat uji dua rata-rata dengan menggunakan uji-t atau uji statistik parametrik sedangkan apabila basil uji data tidak normal atau tidak homogen dilakukan uji non parametrik.

91 16/41902.pdf 2). Uji Normalitas Distribusi Uji normalitas data pretes kemampuan berpikir kreatif dilakukan dengan menggunakan uji statistik One-Sampel Kolmogorov-Smirnov Test program SPSS 20. Perumusan hipotesis dan kriteria normalitas data pretes kemampuan berpikir kreatif telah dipaparkan pada Bah III. Output dari uji normalitas/probabilitas Asymp. Sig (2-tailed) dibandingkan dengan nilai alpha (u), kriteria pengujian adalah apabila nilai probabilitas Asymp. Sig 2: 0,05 maka hasil tes dikatakan berdistribusi normal. Jika nilai Asymp Sig < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal. Hasil uji normalitas pretes pemahaman konsep dengan uji statistik One- Sampel Kolmogorov-Smirnov Test program, ditunjukkan pada Tabel4.6 : Tabel4.6 Basil Uji Normalitas Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif No Data Pretes Asymp. Sig A Keterangan 1 Kelas Eksprimen 0,173 0,05 Normal 2 Kelas Kontrol 0,048 0,05 Tidak Normal Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C.S Halaman 252 Berdasarkan Tabel 4.6 di atas, diperoleh nilai signifikansi pretes kemampuan berpikir kreatif kelas eksprimen normal namun untuk kelas kontrol tidak normal. karena kedua sampel tidak berdistribusi normal, maka tidak dilakukan uji homogenitas dan uji t, tetapi langsung dilakukan uji kesamaan dua rata-ratanya menggunakan uji statistik non parametrik Mann-Whitney.

92 16/41902.pdf 3). Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Untuk menguji apakah kemampuan awal kemampuan berpikir kreatif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol sama atau tidak, digunakan uji statistik non parametrik dengan uji Mann-Whitney dengan rumusan hipotesis sebagai berikut: H 0 : o- 1 = o- 2,Rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas eksprimen dan kontrol tidak berbeda H 1 o- 1 =f::. o- 2,Rata-rata postes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas eksprimen dan kelas kontrol berbeda Output dari uji statistik non parametrik, nilai Sig (2-tailed) dibandingkan dengan nilai alpha (a), kriteria pengambilan keputusan dari uji Mann-Whitney adalah 1) Jika nilai Asymp. Sig 2:0,05 maka Ho diterima. 2) Jika nilai Asymp. Sig < 0,05 maka Ho ditolak, H 1 diterima. Adapun basil uji normalitas statistik non parametrik Mann-Whitney dapat dilihat pada Tabel 4. 7 : Tabel4.7 Basil Uji Kesamaan Dua rata-rata Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif Pretes Mann-Whitney U 620,500 Wilcoxon W 1323,500 z -,307 Asymp. Sig. (2-tailed),759 Berdasar tabel diatas terlihat bahwa nilai signifikansinya adalah 0, 759. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga Ho diterima yang berarti tidak terdapat perbedaan kemampuan awal berpikir kreatif matematis siswa pada kelas eksprimen dan kelas kontrol.

93 16/41902.pdf 2. Analisis Data Tes Akhir (Postes) a. Pemahaman Konsep Matematis Siswa (Postest) Setelah diberikan pembelajaran matematika untuk pokok bahasan geometri dimensi tiga dengan pendekatan CTL pada kelas eksprimen dan kelas kontrol dengan pendekatan konvensional, siswa pada kedua kelas diberikan soal tes akhir (postest), untuk mengukur tingkat pemahaman konsep matematis dan kemampuan berpikir kreatif matematis. Seperti halnya data hasil pretes, data hasil postest juga diuji normalitas dan homogenitasnya sebelum dilakukan uji perbedaan rataratanya. Setelah postest dilaksanakan selanjutnya dilakukan olah data dan analisis hasil postest. 1). Nilai rata-rata dan Simpangan Baku Dari hasil pengolahan data postest kelas eksprimen dan kelas kontrol diperoleh nilai maksimum, nilai minimum, rata-rata dan simpangan baku sebagaimana ditampilkan pada Tabel4.8 Kelas Eksprimen Tabel4.8 Nilai Maksimum, Nilai Minimum, Rerata dan SD Basil Postest Pemahaman Konsep N Skor Postes Skor Skor Skor Maksimum Minimum Ideal Rerata 35 16 6 16 12,00 Kontrol 37 16 5 16 10,70 3,222.. Data selengkapnya dapat d1llhat pada lampuan C.3 Halaman 250 SD 2,701 Berdasarkan data pada Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa rerata skor postest pemaharnan konsep pada kelas eksprimen adalah 12,00 atau 75% dari skor ideal, yang bearti secara angka kasar telah memenuhi standar ketuntasan yang telah ditetapkan yaitu 75% sedangkan rerata skor postest pemahaman konsep pada

94 kelas kontrol adalah 10,70 atau 67% dari skor ideal. Terlihat perbedaan rerata skor postest pemahaman konsep kelas eksprimen lebih baik daripada kelas kontrol. Untuk menguji apakah ada perbedaan dari dua rerata skor postest pemahaman konsep dan melihat distribusi data skor postest pemahaman konsep dari kelas eksprimen dan kelas kontrol, data terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas dan homogenitas dilakukan untuk memenuhi syarat uji dua rata-rata dengan menggunakan uji-t atau uji statistik parametrik sedangkan apabila hasil uji data tidak normal atau tidak homogen dilakukan uji non parametrik. 2). Uji Normalitas Distribusi Uji normalitas data postest pemahaman konsep dilakukan dengan menggunakan uji statistik One-Sampel Kolmogorov-Smirnov Test program IBM SPSS 20. Perumusan hipotesis dan kriteria normalitas data postest pemahaman konsep telah dipaparkan pada Bah III. Output dari uji normalitas/probabilitas Asymp. Sig (2-tailed) dibandingkan dengan nilai alpha (a.), kriteria pengujian adalah apabila nilai probabilitas Asymp. Sig 2: 0,05 maka basil tes dikatakan berdistribusi normal. Jika nilai Asymp Sig < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal. Hasil uji normalitas postest pemahaman konsep dengan uji statistik One Sampel Kolmogorov-Smirnov Test SPSS 20, ditunjukkan pada Tabel 4.11 :

95 Tabel4.9 Basil Uji Normalitas Postest Pemahaman Konsep Matematis No Data Postest Asymp. Sig A Keterangan 1 Kelas Eksprimen 0,166 0,05 Normal 2 Kelas Kontrol 0,063 0,05 Normal Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C.8 halaman 256 Berdasarkan Tabel 4.9 di atas, diperoleh nilai signifikansi postest pemahaman konsep kelas eksprimen dan kelas kontrollebih besar dari 0,05. Hal ini berarti Ho diterima, data postes pemahaman konsep menunjukkan bahwa sampel yang diperoleh dari kelas eksprimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 3). Uji Bomogenitas Dua Varians Setelah diketahui bahwa nilai postest pemahaman konsep matematis kedua kelas normal, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji homogenitas dua varians data antara kelas eksprimen dan kelas kontrol dengan uji Levene Statistic dari program SPSS dengan taraf signifikansi 0,05. Jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima, data berasal dari populasi yang mempunyai variansi yang samalhomogen. Jika signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak, data berasal dari populasi yang mempunyai variansi tidak samaltidak homogen. Setelah dilakukan pengolahan data, basil uji homogenitas postest pemahaman konsep matematis dapat dilihat pada Tabel4.10: Tabel4.10 Uji Homogenitas Dua Varians Postest Pemahaman Konsep Levene Statistic Dfl Df2 Sig. 2,722 1 70 0,103 Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C.IO halaman 258

96 Berdasarkan hasil output uji homogenitas varians dengan uji Levene pada tabel diatas, nilai signifikansinya adalah 2,722 > 0,05, maka Ho diterima, artinya data hasil uji postest pemahaman konsep dari kelas eksprimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang mempunyai variansi yang samalhomogen. 4). Uji Kesamaan Dua Rata-rata (Uji-t) Berdasarkan hasil uji normalitas dan uji homogenitas terhadap data postest pemahaman konsep sampel telah berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen, selanjutnya dilakukan uji kesamaan dua rerata dengan menggunakan uji statistik parametrik yaitu uji-t satu pihak yaitu uji pihak kanan. Uji ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kelas mana yang lebih baik. Pengujian dilakukan dengan bantuan program SPSS 20 menggunakan Independent Sample T-Tes dengan asumsi kedua varians homogen (equal varians assumed) pada taraf signifikansi 0,05. Terima H 0 jika Sig > 0,05 dan Tolak H 0, jika Sig < 0,05. Hipotesis tersebut dirumuskan dalam bentuk hipotesis statistik sebagai berikut: Ho H1 at= az at> az Keterangan : H 0 : Rata-rata tingkat pemahaman konsep matematis siswa kelas eksprimen dan siswa kelas kontrol tidak berbeda H 1 Rata-rata tingkat pemahaman konsep matematis siswa kelas eksprimen lebih baik dari siswa kelas kontrol. Setelah dilakukan pengolahan data, hasil uji-t dapat dilihat pada Tabel4.11 :

97 Tabel4.11 Uji-t Postest Pemahaman Konsep Df Sig.(2-tailed) A Std. Error Diff thttung ttabel 70 0,069 0,05 0,703 1,846 1,9944 Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C.12 halaman 260 Pada Tabel 4.11 terlihat bahwa nilai signifikansi (Sig.2-tailed) dengan uji-t adalah 0,069. Karena yang dilakukan adalah uji satu pihak, maka nilai Sig. (2- tailed) harus dibagi dua menjadi 0 '~ 69 = 0,035. Karena nilai sig. 0,035 > 0,05 maka Ho ditolak dan H 1 diterima. Artinya tingkat pemahaman konsep materna tis siswa yang memperoleh pembelajaran melalui pendekatan CTL lebih baik daripada tingkat pemahaman konsep siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pembelajaran pendekatan konvensional. b. Kemampuan Berpikir Kreatif Akhir (Postest) Hasil postes terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis s1swa kelas eksprimen dan kelas kontrol diperoleh juga melalui tes tertulis berbentuk essay. Soal tes terdiri dari 4 soal untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif. Soal tersebut diujikan kepada kedua kelas, lalu setelah dilaksanakan tes data yang diperoleh diolah dan dilakukan analisis sebagai berikut : 1). Nilai rata-rata dan Simpangan Baku Dari hasil pengolahan data pretes kedua sampel diperoleh nilai maksimum, nilai minimum, rata-rata dan simpangan baku sebagaimana ditampilkan pada Tabel4.12

98 Kelas Eksprimen Kontrol Tabel4.12 Nilai Maksimum, Nilai Minimum, Rerata dan SD Postes Kemampuan Berpikir Kreatif N Skor Pretes Skor Skor Skor Maksimum Minimum Ideal Rerata 35 16 3 16 11,46 37 16 3 16 9,49 SD 3,275 4,114 Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C.4 halaman 251 Berdasarkan data pada Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa rerata skor postest kemampuan berpikir kreatif pada kelas eksprimen adalah 11,46 atau 72% dari skor ideal, sedangkan rerata skor pretes kemampuan berpikir kreatif pada kelas kontrol adalah 9,49 atau 59 % dari skor ideal. Terlihat perbedaan rerata skor postest kemampuan berpikir kreatif kelas eksprimen lebih baik daripada kelas kontrol. Untuk menguji apakah ada perbedaan dari dua rerata skor postest kemampuan berpikir kreatif dan melihat distribusi data skor postest kemampuan berpikir kreatif dari kelas eksprimen dan kelas kontrol, data terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas dan homogenitas dilakukan untuk memenuhi syarat uji dua rata-rata dengan menggunakan uji-t atau uji statistik parametrik sedangkan apabila hasil uji data tidak normal atau tidak homogen dilakukan uji non parametrik. 2). Uji Normalitas Distribusi Postest Uji normalitas data postest kemampuan berpikir kreatif dilakukan dengan menggunakan uji statistik One-Sampel Kolmogorov-Smirnov Test program SPSS 20. Perumusan hipotesis dan kriteria normalitas data postest kemampuan berpikir

99 kreatif telah dipaparkan pada Bah III. Output dari uji normalitas/probabilitas Asymp. Sig (2-tai/ed) dibandingkan dengan nilai alpha (a), kriteria pengujian adalah apabila nilai probabilitas Asymp. Sig 2: 0,05 maka basil tes dikatakan berdistribusi normal. Jika nilai Asymp Sig < 0,05, maka Ho ditolak, data tidak berdistribusi normal Hasil uji normalitas postest kemampuan berpikir kreatif dengan uji statistik One-Sampel Ko/mogorov-Smirnov Test SPSS 20, ditunjukkan pada Tabel 4.13 : Tabel4.13 Basil Uji Normalitas Postest kemampuan berpikir kreatif No Data Postest Asymp. Sig A Keterangan 1 Kelas Eksprimen 0,191 0,05 Normal 2 Kelas Kontrol 0,117 0,05 Normal Data selengkapnya dapat dilihat pada lam pi ran C. 9 halaman 257 Berdasarkan Tabel 4.13 di atas, diperoleh nilai signifikansi postest kemampuan berpikir kreatif kelas eksprimen dan kelas kontrol lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti Ho diterima, data postes kemampuan berpikir kreatif menunjukkan bahwa sampel yang diperoleh dari kelas eksprimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 3). U ji Homogenitas Dua Varians Setelah diketahui bahwa nilai postest kemampuan berpikir kreatif matematis kedua kelas normal, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji homogenitas dua varians data antara kelas eksprimen dan kelas kontrol dengan uji Levene Statistic dari program SPSS 20 dengan taraf signifikansi 0,05. Jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima, data berasal dari populasi yang mempunyai variansi yang sama!homogen. Jika signifikansi atau nilai probabilitas

99 kreatif telah dipaparkan pada Bab III. Output dari uji normalitas/probabilitas Asymp. Sig (2-tailed) dibandingkan dengan nilai alpha (a), kriteria pengujian adalah apabila nilai probabilitas Asymp. Sig?: 0,05 maka hasil tes dikatakan berdistribusi normal. Jika nilai Asymp Sig < 0,05, maka Ho ditolak, data tidak berdistribusi normal Hasil uji normalitas postest kemampuan berpikir kreatif dengan uji statistik One-Sampel Kolmogorov-Smirnov Test SPSS 20, ditunjukkan pada Tabel 4.13 : Tabel4.13 Basil Uji Normalitas Postest kemampuan berpikir kreatif No Data Postest Asymp. Sig A Keterangan 1 Kelas Eksprimen 0,191 0,05 Normal 2 Kelas Kontrol 0,117 0,05 Normal Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C.9 halaman 257 Berdasarkan Tabel 4. 13 di atas, diperoleh nilai signifikansi postest kemampuan berpikir kreatif kelas eksprimen dan kelas kontrol lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti Ho diterima, data postes kemampuan berpikir kreatif menunjukkan bahwa sampel yang diperoleh dari kelas eksprimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 3). Uji Homogenitas Dua Varians Setelah diketahui bahwa nilai postest kemampuan berpikir kreatif matematis kedua kelas normal, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji homogenitas dua varians data antara kelas eksprimen dan kelas kontrol dengan uji Levene Statistic dari program SPSS 20 dengan taraf signifikansi 0,05. Jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima, data berasal dari populasi yang mempunyai variansi yang samalhomogen. Jika signifikansi atau nilai probabilitas

100 < 0,05 maka Ho ditolak, data berasal dari populasi yang mempunyai variansi tidak sama/tidak bomogen. Setelah dilakukan pengolahan data, basil uji bomogenitas postest kemampuan berpikir kreatif materna tis dapat dilibat pada Tabel 4. 14 : Tabel4.14 Uji Homogenitas Dua Varians Postest Kemampuan Berpikir Kreatif Levene Statistic dfl df2 Sig. 3,648 1 70 0,060 Data selengkapnya dapat dilibat pada lampiran C.11 balaman 259 Berdasarkan basil output uji bomogenitas varians dengan uji Levene pada tabel diatas, nilai signifikansinya adalab 3,648 > 0,05, maka Ho diterima, artinya data basil uji postest kemampuan berpikir kreatif dari kelas eksprimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang mempunyai variansi yang sama/homogen. 4). Uji Kesamaan Dua Rata-rata (Uji-t) Berdasarkan basil uji normalitas dan uji homogenitas terbadap data postest kemampuan berpikir kreatif kelas eksprimen dan kelas kontrol telah berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen, selanjutnya dilakukan uji kesamaan dua rerata dengan menggunakan uji statistik parametrik yaitu uji-t satu pihak yaitu uji pihak kanan dengan nilai signifikansinya 0,05. Uji pihak kanan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kelas mana yang lebih baik. Pengujian dilakukan dengan bantuan program SPSS 20 menggunakan Independent Sample T-Tes dengan asumsi kedua varians homogen (equal varians assumed) pada taraf signifikansi 0,05. Terima H 0 jika Sig > 0,05 dan Tolak H 0, jika Sig < 0,05. Hipotesis tersebut dirumuskan dalam bentuk hipotesis statistik (uji pihak kanan) sebagai berikut : H 0 : o- 1 = o- 2, Rata-rata kemampuan berpikir kreatifmatematis siswa kelas eksprimen dengan siswa kelas kontrol tidak berbeda.

101 H 1 : u 1 > u 2, Rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas eksprimen dan siswa kelas kontrol berbeda. 4.15: Setelah dilakukan pengolahan data, basil uji-t postes dapat dilibat pada Tabel Tabel4.15 Uji-t Postest Kemampuan Berpikir Kreatif df Sig.(2-tailed) A Std. Error Diff thitung ttabel 70 0,033 0,05 0,873 2,176 1,994 Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C. 13 balaman 262 Pada Tabel 4.15 terlibat bahwa nilai signifikansi (Sig.2-tailed) dengan uji-t adalab 0,033. Karena yang dilakukan adalah uji satu pibak, maka nilai Sig. (2- tailed) barus dibagi dua menjadi 0 '~ 33 = 0,017. Karena nilai sig. 0,017 < 0,05 dan thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan H 1 diterima, artinya terdapat perbedaan yang signifikan basil postes kedua kelas dan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang memperoleb pembelajaran melalui pendekatan CTL lebib baik daripada kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang memperoleb pembelajaran dengan pembelajaran pendekatan konvensional. 3. Analisis Peningkatan (N-Gain) Kemampuan Siswa Untuk mengetabui kualitas peningkatan pemabaman konsep matematis siswa dan peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa, data basil pretes dan postes dihitung peningkatannya dengan menggunakan indeks gain, rumus yang digunakan sebagaimana yang telab dijelaskan pada Bab III. Hasil perhitungan indeks gain dapat dilibat pada Tabel4.16:

102 Tabel. 4.16 Basil Perbitungan lndeks Gain Aspek No Kelas Pemahaman Konsep Kemampuan Berpikir Kreatif Indeks Gain Peningkatan Indeks Gain Peningkatan 1 Eksprimen 0,65 65% 0,60 60% 2 Kontrol 0,53 53% 0,43 43% Dari hasil perhitungan indeks gain diatas, terlihat bahwa kualitas peningkatan pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kreatif matematis kelas eksprimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Berdasarkan kriteria interpretasi indeks gain yang dikemukakan oleh Hake, maka indek gain kemampuan pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kedua kelas termasuk pada interval 0,3 < g ~ 0,7 dengan kategori sedang. Langkah perhitungan selanjutnya adalah melakukan uji normalitas dan uji homogenitas n-gain terlebih dahulu, sebelum dilakukan uji perbedaan antara n- gain kelas eksprimen dengan n-gain kelas kontrol. a. Uji N-Gain Pemahaman Konsep Matematis 1). Uji Normalitas Distribusi N-Gain Pemahaman Konsep Matematis Hipotesis untuk uji normalitas N-gain pemahaman konsep matematis siswa menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test sebagai berikut : Ho : Data skor gain pemahaman konsep matematis siswa berdistribusi normal H 1 : Data skor gain pemahaman konsep matematis siswa tidak distribusi normal Dengan dasar pengambilan keputusan adalah jika angka signifikan < 0,05, maka Ho ditolak danjika angka signifikan > 0,05, maka Ho diterima

103 Hasil uji normalitas n-gain pemahaman konsep matematis kelas eksprimen dengan n-gain kelas kontrol yang dihitung dengan SPSS untuk peningkatan aspek pemahaman konsep matematis siswa terlihat pada Tabel4.17 : Tabel4.17 Basil Uji Normalitas N-Gain Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas Kolmogorov-Smimova Statistic Df Sig. N-Gain Pemahaman Eksprimen 0,129 35 0,150 Konsep Kontrol 0,097 37 0,200 Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C.14 halaman 264 Berdasarkan hasil uji normalitas n-gain pemahaman konsep matematis siswa kelas eksprimen dan kelas kontrol diperoleh nilai signitikansi untuk kelas eksprimen Sig = 0,150 dan nilai signifikansi untuk kelas kontrol Sig = 0,200 lebih besar dari nilai alpha (a)= 0,05. Sehingga dengan demikian Ho diterima dan H 1 ditolak dengan kesimpulan n-gain pemahaman konsep matematis siswa untuk kelas eksprimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. 2). Uji Homogenitas N-gain Pemahaman Konsep Matematis Siswa Setelah diketahui data untuk kedua kelas berdistribusi normal, langkah selanjutnya adalah melakukan uji homogenitas data n-gain pemahaman konsep matematis siswa kelas eksprimen dan kelas kontrol. Hipotesis pengujian homogenitas data adalah sebagai berikut : Ho: J1 1 = Jlz, Varians postes gain temomalisasi kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kedua kelas homogen H 1 J1 1 * Jlz, Varians postes gain temomalisasi kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kedua kelas berbeda. Adapun kriteria uji homogenitas dilakukan dengan membandingkan angka signifikan dengan nilai alpha (a).

104 Jika angka signifikan < 0,05, maka Ho ditolak Jika angka signifikan > 0,05, maka Ho diterima. Hasil uji homogenitas n-gain temormalisasi aspek pemahaman konsep matematis siswa yang dihitung dengan SPSS terlihat pada Tabel4.18: Tabel4.18 Basil Uji Homogenitas N-gain Pemahaman Konsep Matematis Siswa Aspek Levene Statistic df1 df2 Sig. n-gain Pemahaman Konsep 1,651 1 70 0,203 Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C.16 halaman 266 Berdasarkan Tabel 4.18 diatas hasil uji homogenitas n-gain pemahaman konsep matematis siswa kelas eksprimen dan kelas konsep menunjukkan nilai Sig = 0,203 lebih besar dari nilai alpha (a)= 0,05, maka Ho diterima dan H 1 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa varians n-gain pemahaman konsep matematis kelas eksprimen dan kelas kelas kontrol homogen. 3). Uji Perbedaan Dua Rata-rata (Uji-t) N-gain Pemahaman Konsep Setelah mengetahui distribusi normalitas dan homogenitas data n-gam pemahaman konsep matematis siswa kelas eksprimen dan kelas kontrol, selanjutnya dilakukan uji perbedaan data kedua kelas tersebut. Untuk mengetahui perbedaan n-gain kedua kelas, data diuji dengan analisis uji statistik parametrik. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 4.19 berikut : Tabel4.19 Basil Uji T N-gain Pemahaman Konsep Matematis Siswa df Sig.(2-tailed) A Std. Error Diff thitung ttabel 70 0,011 0,05 0,045983 2,627 1,9944 Data selengkapnya dapat dilihat pada lampuan C.18 halaman 268 Pada Tabel 4.19 di atas terlihat bahwa nilai signifikansi (Sig.2-tailed) dengan uji-t adalah 0,011. Karena yang dilakukan adalah uji satu pihak, maka nilai Sig.

105 (2-tailed) dibagi dua menjadi 0 ' 011 = 0,0055. Karena nilai sig. 0,005 < 0,05 maka 2 Ho ditolak dan H 1 diterima, disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pemahaman konsep matematis siswa kelas eksprimen dan kelas kontrol. Jika pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabez, didapatkan bahwa nilai thitung : 2,627 sedangkan nilai ttabel pada df 70 adalah 1,9944, ini berarti thitung > ttabel : Ho ditolak, sehingga didapatkan kesimpulan yang sama terdapat perbedaan signifikan indeks gain pemahaman konsep matematis siswa kelas eksprimen dari kelas kontrol. b. Uji N-Gain Kemampuan Berpikir KreatifMatematis Siswa 1). Uji Normalitas Distribusi N-Gain Kemampuan Berpikir Kreatif Hipotesis pengujian untuk uji normalitas N-gain kemampuan berpikir kreatif matematis siswa menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test sebagai berikut: Ho : skor gain kemampuan berpikir kreatif siswa berdistribusi normal H 1 : skor gain kemampuan berpikir kreatif siswa tidak distribusi normal Dengan dasar pengambilan keputusan adalah : Jika angka signifikan < 0,05, maka Ho ditolak Jika angka signifikan:;:: 0,05, maka Ho diterima Hasil uji normalitas n-gain kemampuan berpikir kreatif matematis kelas eksprimen dan kelas kontrol yang dihitung dengan SPSS untuk peningkatan aspek kemampuan berpikir kreatifmatematis siswa terlihat pada Tabel4.20:

106 Tabel4.20 Basil Uji Normalitas lndeks Gain Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas Kolmogorov-Smirnov 8 Statistic Df Sig. Nilai N-Gain Eksprimen 0,097 35 0,200 Berpikir Kreatif Kontrol 0,132 37 0,099 Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C.15 halaman 265 Berdasarkan hasil output uji normalitas varians pada Tabel 4.20 diperoleh nilai signifikansi indeks gain kemampuan berpikir kreatif untuk kelas eksprimen adalah 0,200 dan untuk kelas kontrol 0,099. Kedua nilai Sig tersebut > dari 0,05, maka Ho diterima dan dapat disimpulkan bahwa varians data kelas eksprimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. 2). Uji Homogenitas Dua Varians N Gain Kemampuan Berpikir Kreatif Karena data berdistribusi normal, langkah selanjutnya adalah melakukan uji homogenitas dua varians antara kelas eksprimen dan kelas kontrol dengan menggunakan uji Levene pada tarap signifikansi 0,05. Hasil uji terlihat pada Tabel 4.21: Tabel4.21 Uji Homogenitas Dua Varians Indeks Gain Kemam puan Berpikir Kreatif Aspek Levene Statistic Dfl Df2 n-gain berpikir kreatif 2,466 1 70 Sig. 0,121 Data selengkapnya dapat dilihat pada larnpiran C.17 halaman 267 Berdasarkan hasil output uji homogenitas varian dengan menggunakan uji Levene pada Tabel 4.21, nilai signifikansinya adalah 0,121 > 0,05, maka dapat disibulkan bahwa siswa kelas eksprimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang mempunyai varians yang sama atau homogen.

107 3). Uji Kesamaan Dua Rata-Rata (Uji-t) N-gain Kemampuan Berpikir Kreatif Uji normalitas dan homogenitas untuk data n gam kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas eksprimen dan kelas kontrol menunjukkan basil yang normal dan homogen, selanjutnya dilakukan uji perbedaan dua rata-rata dengan uji-t Independent Sample T-Tes pada program SPSS 20. Asumsi kedua varians homogen (equal varians assumed) dengan taraf signifikansi 0,05. Rumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut: H 0 : (:Tt < 0' 2 Rata-rata gain temormalisasi kemampuan berpikir kreatif kelas eksprimen tidak lebih baik daripada kelas kontrol H 1 a 1 ~ a 2 Rata-rata gain temormalisasi kemampuan berpikir kreatif kelas eksprimen lebih baik dari kelas kontrol Kriteria pengambilan keputusan dilakukan dengan dua cara yaitu dengan membandingkan nilai Sig atau nilai probabilitas dengan a = 0,05 atau membandingkan nilai thitung dengan ttabel Jika pengambilan keputusan dilakukan dengan perbandingan nilai Sig dengan a= 0,05 maka kriterianya adalah Terima H 0 jika Sig > 0,05 dan Tolak H 0, jika Sig < 0,05, namun jika pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabez, maka kriterianya adalah tolak H 0 Jika thitung > ttabel dan terima H 0 Jika thitung < ttabel Hasil perhitungan data dapat dilihat pada Tabel 4.22. Tabel4.22 Basil Uji-t Indeks Gain Kemampuan Berpikir Kreatif df Sig.(2-tailed) A Std. Error Diff thitung ttabel 70 0,005 0,05 0,058318 2,932 1,9944.. Data selengkapnya dapat dthhat pada lampuan C.19 halaman 270

108 16/41902.pdf Berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh pada Tabel 4.22 diatas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi (2-tailed) adalah 0,05. Karena yang dilakukan adalah uji satu pihak, maka nilai sig.(2-tailed) dibagi dua menjadi 0 05 ' = 0,025. Nilai 0,025 < dari 0,05 maka Ho ditolak. Berdasaran perbandingan 2 nilai signifikansi dapat disimpulkan bahwa rata-rata indeks gain kemampuan berpikir kreatif siswa kelas eksprimen lebih baik dari kelas kontrol. Jika pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabez, didapatkan bahwa nilai thitung: 2,935 sedangkan nilai ttabel pada df 70 adalah 1,9944, ini berarti thitung > ttabel : Ho ditolak, sehingga didapatkan kesimpulan yang sama bahwa rata-rata indeks gain kemampuan berpikir kreatif siswa kelas eksprimen lebih baik dari kelas kontrol. 4. Analisis Efektivitas Pembelajaran Setelah dilakukan analisis data pretes dan postes kelas eksprimen dan kelas kontrol hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kreatif kelas eksprimen lebih baik dari kelas kontrol. Adanya perbedaan hasil analisis data antara kelompok eksprimen dan kontrol yang menunjukkan efektivitas pembelajaran dengan pendekatan CTL dibandingkan pembelajaran konvensional. Untuk mengukur besar kecilnya tingkat efektivitas pembelajaran dilakukan dengan pengukuran effect size dengan rum us yang dikembangkan Huck ( dalam Herlina: 2012) hasil perhitungan dalam dilihat pada Tabel4.23 :

109 Tabel4.23 Nilai Effect Size Pembelajaran Aspek Effect Size Kategori Pemahaman Konsep 0,403 Sedang Kemampuan Berpikir Kreatif 0,479 Sedang Berdasarkan hasil perhitungan nilai effect size pada Tabel 4.23, penerapan pembelajaran CTL pada kelas eksprimen menunjukkan hasil yang baik dengan tingkat efektivitas pada kategori sedang. C. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data dan temuan di lapangan tentang efektivitas pembelajaran CTL ditinjau dari pemahaman konsep matematis dan kemampuan berpikir kreatif siswa, dilakukan pembahasan agar dapat memberikan kontribusi ke arah perbaikan, secara lengkap diuraikan dalam pembahasan berikut ini. 1. Tinjauan terhadap pemahaman konsep matematis siswa Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) mempunyai pengaruh yang efektif terhadap peningkatan pemahaman konsep matematis siswa. Hal ini ditunjukkan dengan adanya perbedaan rata-rata indeks gain pemahaman konsep pada kelas eksprimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Tingginya nilai rata-rata tersebut dipengaruhi oleh kegiatan pembelajaran di kelas eksprimen. Dalam pembelajaran di kelas eksprimen siswa aktifbaik secara mental maupun fisik, mengemukakan pendapat, mencari dan memecahkan masalah yang diberikan sehingga menemukan pengetahuan yang baru. Hal tersebut sesuai dengan teori konstruktivisme yang menyatakan bahwa siswa mengkonstruksi pengetahuan dan menemukan sendiri serta mentransformasikan informasi yang kompleks, mengecek informasi yang

110 baru dengan aturan lama, serta merevisi kembali apabila aturan tersebut tidak berlaku lagi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Patria (2007) bahwa terdapat beberapa indikator yang termuat dalam pemahaman konsep diantaranya adalah ( 1) mampu menerangkan secara verbal mengenai apa yang telah dicapainya, (2) mampu menyajikan situasi matematika kedalam berbagai cara serta mengetahui perbedaan, (3) mampu mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan dipenuhi atau tidaknya persyaratan yang membentuk konsep terse but, ( 4) mampu menerapkan hubungan antara konsep dan prosedur, (5) mampu memberikan contoh dan contoh kontra dari konsep yang dipelajari, (6) mampu menerapkan konsep secara algoritma, (7) mampu mengembangkan konsep yang telah dipelajari. Pada penelitian ini eksploitasi terhadap jawaban siswa dari soal tes yang diberikan dengan berpedoman pada kisi-kisi-kisi instrumen penelitian telah menunjukkan pencapaian dari beberapa indikator tersebut diantaranya, siswa dapat mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu, dapat memberikan contoh dan non contoh dari konsep, siswa dapat menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu dan dapat mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah. Adanya pencapaian ini menunjukkan bahwa siswa telah memahami konsep yang telah dipelajari sehingga mereka dapat menemukan pemahaman dari kasus atau hal yang berbeda pada setiap soal. Pendekatan pembelajaran CTL yang lebih menitikberatkan pada keaktifan siswa daripada pembelajaran yang selama ini terpusat pada guru, menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dengan memunculkan tujuh komponen utama dari pendekatan kontekstual

111 16/41902.pdf sebagaimana ditulis dalam Depdiknas (2001) yaitu Konstruktivisme (Contructivism), Menemukan (Inquiry), Bertanya (Questioning), Masyarakat Belajar (Learning Community), Pemodelan (Modeling), Refleksi (Reflection), Penilaian Sebenarnya (Autentic Assessment). Dalam pembelajaran di kelas stswa melakukan eksplorasi pengetabuan dengan berpikir kreatif baik secara individu dan berkelompok, CTL sebagai pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa mendidik siswa agar memiliki keterampilan dan kemampuan yang memadai. Hasil pembelajaran menggunakan CTL berupa peningkatan pemahaman konsep yang diukur melalui komponen penafsiran, analisis, evaluasi, inferensi dan penjelasan sesuai dengan basil penelitian. Berdasarkan analisis awal dari skor pretes, diketabui babwa siswa pada kelas eksprimen dan kelas kontrol mempunyai kemampuan pemahaman konsep yang masib rendah. Perolehan skor rata-rata basil pretes hanya sebesar 5,89 atau 37% dari skor ideal. Hasil analisis data penelitian yang dibuktikan melalui analisis uji statistik dengan bantuan software SPSS IBM 20 menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah sama (homogen). Hal ini dapat dilibat dari nilai rata-rata hasil pretest kedua kelas dan dibuktikan dengan uji t untuk melibat persamaan dua rata-rata. Hasilnya menunjukkan babwa tidak terdapat perbedaan kemampuan awal antara kelas eksperimen dan kontrol. Hal ini wajar karena kedua kelas tersebut belum mendapatkan perlakuan dan materi belajar. Setelah proses pembelajaran dilaksanakan dengan memberi perlakuan pembelajaran pendekatan. CTL pada kelas eksperimen dan perlakuan

112 pembelajaran konvensional pada kelas kontrol, menunjukkan babwa basil belajar kedua kelompok mengalami perbedaan. Perbedaan basil belajar ditunjukkan oleb nilai rata-rata kelas eksperimen 86.09 sedangkan pada kelas kontrol 80.34. Dari nilai rata-rata postest terlihat bahwa basil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Demikian juga jika dilibat dari skor rata-rata basil pastes pada kelas eksprimen adalab sebesar 12,00 atau 75% dari skor ideal. Berdasarkan data ini tampak tetjadinya peningkatan skor rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Sesuai dengan pendapat Suparlan (2007) yang mengataka.n; "salah satu ukuran efektivitas proses pembelajaran adalah basil belajar peserta didik". Peningkatan skor rata-rata ini ini menunjukkan babwa penerapan pembelajaran CTL cukup efektif dalam meningkatkan pemabaman konsep matematis siswa. Pembelajaran konvensional pada kelas kontrol yang menggunakan metode ceramab dan diskusi juga tetjadi peningkatan terbadap pemabaman konsep matematis siswa. Hal tersebut tampak dari rata-rata skor nilai pemabaman konsep matematis basil pretes yang banya sebesar 5,65 atau 35% dari skor ideal. Pada pengukuran akhir (poste~) skor rata-rata pemahaman konsep matematis siswa adalab 10,70 atau 67% dari skor ideal. Dari basil pengukuran postest tampak terjadi peningkatan pemabaman konsep matematis siswa, akan tetapi basil ini masib lebib rendab dari pada kelas eksprimen. Peningkatan pemabaman konsep matematis stswa pada kelas eksprimen dibandingkan kelas kontrol berdasarkan perbedaan rata-rata skor kemampuan pada pretes dan postes setelab dihitung n-gainnya dan dilakukan uji hipoteis, terdapat perbedaan yang signifikan. Hal ini dapat dilibat dari nilai uji n-gain pada

113 kelas eksprimen dan kelas kontrol sebesar 0,0055. Dengan tingkat kepercayaan sebesar 0,05, karena nilai Asymp. Sig lebih kecil dari nilai a, maka uji hipotesisnya menyimpulkan tolak Ho dari terima HI, dengan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari penerapan pembelajaran CTL terhadap peningkatan pemahaman konsep matematis siswa. Hal ini menunjukkan bahwa sesuai dengan hipotesis penelitian yang menyatakan "Terdapat pengaruh signifikan keefektivan penerapan pembelajaran CTL ditinjau dari pemahaman konsep matematika siswa" dapat diterima. Berdasarkan perhitungan n-gain dari pretest dan postes kelas eksprimen kriteria peningkatan pemahaman konsep termasuk dalam klasifikasi sedang dan kelas kontrol termasuk dalam kateogri sedan g. Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa, adanya peningkatan pemahaman konsep siswa yang mendapat pembelajaran dengan pendekatan CTL yang lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran konvensional menggunakan metode ceramah menunjukkan keefektivan pembelajaran CTL. Dengan demikian pembelajaran dengan pendekatan CTL dapat diterapkan untuk semua peserta didik dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep matematis siswa di SMA Negeri 1 Tumijajar. 2. Tinjauan terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa Pembelajaran dengan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) juga mempunyai pengaruh terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Dalam konteks pembelajaran, suasana belajar di kelas yang lebih kondusif, aktif dan minat serta antusias stswa sangat terlihat dibandingkan pada kelas kontrol, terutama pada hal distribusi materi

114 pembelajaran yang tidak terpusat hanya pada guru. Budaya belajar yang dikembangkan di kelas eksperimen adalah keaktifan siswa dalam membangun sendiri pengetahuannya, membangun karakter keinginan membantu ternan yang kesulitan, serta pemanfaatan waktu yang bisa optimal di kelas karena kegiatan sudah terstruktur. Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan (Briggs dan Davis, 2008) terdapat beberapa aspek berpikir kreatif yaitu kebaruan, produktivitas dan dampak atau manfaat. Kebaruan tidak harus dikaitkan dengan ide yang betul-betul baru, melainkan baru menurut siswa. Ketika siswa menemukan solusi masalah untuk pertama kalinya maka ia telah menemukan sesuatu yang baru. Produktivitas merujuk pada konstruksi sebanyak mungkin ide, tidak peduli apakah ide itu baru atau tidak. Sedangkan komponen dampak atau manfaat dapat dilihat dari meningkatnya kepercayaan diri siswa untuk mampu menyelesaikan soal yang baru dengan berbagai altematif jawaban. Betapapun suatu produk dikatakan baru tetapi bila tidak bermanfaat atau bahkan merugikan maka produk itu tidak dapat dikategorikan kreatif. Keaktifan s1swa dalam membangun sendiri pengetahuannya dapat membantu siswa untuk lebih lama mengingat dan memahami materi pelajaran, berdampak pula pada meningkatnya kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran dan juga dalam menyelesaikan soal, eksplorasi terhadap basil kerja stswa menunjukkan produktivitas ide yang lebih bervariatif dari jawaban s1swa meskipun soal tes dibuat dalam bentuk soal terbuka. Menurut Becker dan Shimada (Livne, 2008), soal terbuka adalah soal yang memiliki beragam jawaban. Dari jawaban siswa terhadap soal pretes dan postes, terhadap aspek kelancaran siswa dapat

115 memberikan gagasanllangkah-langkah penyelesaian soal serta altematifnya secara lengkap dan benar, terdapat beberapa solusi jawaban siswa untuk pertanyaan tes nomor 1. Terhadap aspek keluwesan, siswa dapat menafsirkan masalah dan menyajikan konsep yang akan digunakan dalarn penyelesaian soal, serta memberikan alternatif penyelesaian dengan cara yang berbeda secara lengkap dan benar. Kemudian terhadap aspek kebaruan yang berkaitan dengan keunikan jawaban, siswa dapat mengembangkan suatu gagasan serta menambahkan atau memperinci detil-detil dari jawaban sehingga lebih menarik dan terhadap aspek keterincian, siswa mampu menyelesaikan soal dengan penjelasan yang rinci dan runtut sesuai prosedur matematis. Penggunaan media pembelajaran dengan pendekatan CTL juga mampu mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Untuk media pandang diam seperti bentuk berbagai model bangun ruang dibuat sendiri oleh siswa dari bahan-bahan dasar yang ada disekitar mereka, selama penggunaan dalam proses pembelajaran cukup membantu siswa diantaranya; membuat konsep yang abstrak menjadi kongkrit, lebih memfokuskan perhatian siswa, penyajian informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang-ulang serta efisien dalam waktu dan tempat belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Hamalik dalam Arsyad (20 10) yang mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran mampu membangkitkan keinginan, minat, motivasi, dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media juga akan sangat membantu meningkatkan efektivitas pembelajaran. Berdasarkan skor pretest, diketahui bahwa siswa pada kelas eksprimen mempunyai kemampuan berpikir kreatif yang masih rendah. Hal tersebut dapat