BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa lalu terdapat pandangan masyarakat tentang jumlah anak yang tidak sepenuhnya benar, pendapat bahwa Banyak Anak Banyak Rejeki dan keluarga besar adalah suatu pelayanan luhur terhadap masyarakat telah berganti dengan pendapat bahwa banyak anak banyak susah dan melahirkan banyak anak adalah tindakan yang tidak bertanggung jawab terhadap anak dan masyarakat. Penduduk Indonesia mempunyai ciri demografis yaitu jumlahnya besar 237.556.363 jiwa pada tahun 2010, laju pertumbuhan tinggi yaitu sebesar 1,49 % pertahun, penyebaran kurang merata sebagian besar yaitu 57,99 % penduduk berada di pulau Jawa (BPS,2010:8). Untuk mengimbangi hal yang demikian pemerintah mengambil kebijaksanaan dimana usaha pembangunan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan penduduk yang besar dan berusaha untuk menurunkan tingkat laju pertumbuhan/perkembangan penduduk salah satunya dengan program keluarga berencana, sehingga pernyataan diatas dapat digambarkan bahwa ada input dari pemerintah dalam bidang kependudukan melalui program Keluarga Berencana (KB), yang diharapkan outputnya adalah penurunan laju pertumbuhan penduduk dengan cara penurunanan tingkat kelahiran, atau lebih tegas bertambahnya peserta keluarga berencana baru dengan pilihan kontrasepsi yang dikehendaki oleh akseptor. commit to user
Tujuan Pembangunan Nasional adalah meningkatkan kesejahteraan rakyat, yang berarti mewujudkan suatu tingkat kehidupan masyarakat yang lebih baik dengan terpenuhinya kebutuhan jasmani, rohani dan sosial. Tujuan tersebut akan tercapai dengan menyelenggarakan upaya pembangunan dengan serangkaian program yang berkesinambungan terarah dan terpadu. Berpedoman pada sistem Kesehatan Nasional dan Rencana Pokok Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan, tujuan dari program Keluarga Berencana adalah pembangunan keluarga sehat sejahtera dengan makin diterimanya norma keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera. Sejalan dengan hal tersebut di atas dapat dikemukakan bahwa keluarga berencana dimaksudkan untuk membantu menilai perubahan yang ada, sebagai akibat dari upaya bidang keluarga berencana, hal tersebut digambarkan dalam pola inputoutput yang ditunjukkan pada tabel 1.1. Tabel 1.1. Proses Input Output Usaha dan Keadaan Sosial Input Usaha Sosial Proses Output Keadaan Sosial 1. Usaha Penerangan & Penggunaan Penurunan kelahiran, Motivasi KB pengetahuan dan perkembangan 2. Penyediaan Pelayanan KB kesadaran tentang penduduk 3. Usaha Penelitian, KB, penggunaan atau bertambahnya Pendidikan dsb (KB) fasilitas KB dsb. peserta KB baru Sumber : Indikator Sosial,1998. Di dalam Rencana Strategik Pembangunan Kesehatan Kabupaten Sukoharjo Rencana Strategis tahun 2010 2015 ditetapkan visi pembangunan kesehatan di Kabupaten Sukoharjo commit to adalah user Masyarakat Sukoharjo Sehat ii
Mandiri dan Berkeadilan, visi tersebut merupakan gambaran masyarakat Sukoharjo pada masa akan datang dengan penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggitingginya. Misi yang ketiga dari delapan misi adalah menggerakan kemitraan dan peran serta masyarakat dalam mewujudkan kemandirian masyarakat hidup sehat, selanjutnya Kinerja dan Pencapaian Pembangunan Kesehatan Menuju Sukoharjo Sehat 2010 dengan upaya kesehatan salah satunya adalah pelayanan kesehatan dasar melalui program Keluarga Berencana dengan sasaran Pasangan Usia Subur (PUS), peserta Keluarga Berencana (KB) Baru dan peserta Keluarga Berencana (KB) Aktif (Profil Kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo,2009) Peserta KB aktif mandiri di Kabupaten Sukoharjo masih didominasi alat non metode kontrasepsi jangka panjang suntik sebanyak 63.305 orang, pilihan selanjutnya adalah pil sebanyak 16.618 orang. Sedangkan metode kontrasepsi jangka panjang mengunakan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) sebanyak 21.839 orang. Pemakaian KB suntik terdapat salah satu efek samping yang mengakibatkan perubahan berat badan, kenaikan berat badan yang berlebihan merupakan salah satu efek samping dari penggunaan kontrasepsi suntik tiga bulan jenis depoprovera. Namun tidak semua akseptor mengalami kenaikan berat badan, karena efek dari obat tersebut tidak selalu sama pada masingmasing individu. Umumnya pertambahan berat badan tidak terlalu besar bervariasi dari 1 s/d 5 kilogram commit pada to tahun user pertama, meskipun begitu tidak iii
semua akseptor mengalami kenaikan berat badan yang berlebih, tergantung reaksi tubuh terhadap metabolisme hormon progesteron. Kenaikan berat badan rata-rata setiap tahun adalah 2,3-2,9 kg (Departemen Kesehatan. 1998 ). Data yang dirilis Badan Pusat Statistik dalam buku Statistik Indonesia menyebutkan wanita berumur 15 49 tahun dan berstatus kawin yang sedang menggunakan/memakai alat kontrasepsi Keluarga Berencana sebesar 56,62 % pada tahun 2008 (BPS. 2009:156). Jumlah penduduk Kabupaten Sukoharjo berdasarkan hasil registrasi penduduk tahun 2009 sebanyak 843.127 jiwa, terdiri dari laki-laki 417.276 jiwa dan perempuan 425.851 jiwa dengan laju pertumbuhan 0,70 %, sedangkan rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten Sukoharjo 97,99 artinya setiap 98 penduduk laki-laki berbanding dengan 100 penduduk perempuan pada tahun 2009 (BPS, 2010:99). Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Sukoharjo sepuluh tahun terakhir berkisar antara 0,62 s/d 0,93 %. Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Sukoharjo tinggi dikarenakan jumlah kelahiran yang relatif tinggi 10.321 jiwa per tahun pada tahun 2009, hal ini disebabkan derajad kesehatan, rata-rata lama sekolah dan daya beli masyarakat meningkat ditunjukan dengan kenaikan Indek Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Sukoharjo yaitu pada tahun 2008 sebesar 73,01 sedangkan pada tahun 2009 sebesar 73,29 (BPS,2009:37) Salah satu cara untuk menekan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi dengan program Keluarga Berencana diantara kegiatan adalah pemakaian atau penggunaan alat kontrasepsi keluarga berencana, baik dengan metode kontrasepsi jangka panjang atau commit non metode user kontrasepsi jangka panjang bagi iv
wanita status kawin. Keluarga Berencana adalah suatu usaha menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan atau kelahiran dengan memakai kontrasepsi keluarga berencana. Program Keluarga Berencana bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera dengan jumlah anak dua cukup harus dilaksanakan secara intensif untuk menurunkan angka fertilitas dan membudayakan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). Untuk mewujudkan usaha program Keluarga Berencana Nasional mempunyai kontribusi penting dalam upaya peningkatan kualitas penduduk, salah satu pesan kunci dalam rencana strategi yang utama adalah pelayanan KB, sebab setiap orang atau pasangan yang telah mendapat informasi dan pelayanan KB dapat merencanakan waktu yang tepat untuk kehamilannya dan jarak kehamilan serta jumlah anak yang diinginkan. Data yang dikeluarkan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi Jawa Tengah Menyebutkan bahwa dalam skala nasional, jumlah keseluruhan peserta KB aktif di Indonesia sampai bulan Desember 2008 adalah 28.649.200 orang sedangkan jumlah akseptor KB suntik 12.550.000 orang yang berarti akseptor KB suntik sekitar 43,81% (BKKBN Provinsi jateng, 2009). B. Rumusan Masalah Apakah umur, tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan, jumlah anak dilahirkan hidup, bekerja dan usia anak terkecil mempengaruhi wanita status kawin untuk ikut ber-keluarga Berencana di Kabupaten Sukoharjo? commit to user v