BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa jalan dan jembatan yang merupakan bagian dari pembangunan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Secara Geografis Sorong terletak pada kawasan persilangan empat penjuru

BAB I PENDAHULUAN. membangun daerah-daerah tertinggal dan terpencil, maka pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga pembangunan prasarana transportasi sangat menentukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Jembatan yang di bahas pada tugas akhir ini terletak di Ngargogondo,

BAB I PENDAHULUAN. jurang, lembah, jalanan, rel, sungai, badan air, atau hambatan lainnya. Tujuan

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jembatan yang dibahas terletak di Desa Lebih Kecamatan Gianyar

BAB I PENDAHULUAN Tinjauan Umum

PERANCANGAN JEMBATAN WOTGALEH BANTUL YOGYAKARTA. Laporan Tugas Akhir. Atma Jaya Yogyakarta. Oleh : HENDRIK TH N N F RODRIQUEZ NPM :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PE DAHULUA 1.1 Umum

BAB I PENDAHULUAN. lembah, sungai, saluran irigasi, jalan kereta api atau rintangan lainnya sehingga

Menunggu Jalur Lintas Selatan Pulau Jawa Menjadi Kenyataan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. prasarana perhubungan, baik perhubungan darat, laut, maupun udara. Dari ketiga

TUGAS AKHIR DESAIN JEMBATAN KAYU DENGAN MENGGUNAKAN KAYU MERBAU DI KABUPATEN SORONG PROVINSI PAPUA BARAT. Disusun Oleh : Eric Kristianto Upessy

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I.1 Tinjauan Umum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah pemakai jalan yang akan menggunakan sarana tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN STRUKTUR KOMPOSIT PERKERASAN DI LENGAN SEBELAH TIMUR PERSIMPANGAN JALAN PALAGAN DAN RING ROAD UTARA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ria Fitriana, 2016

D4 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup besar dalam. pembangunan perekonomian nasional adalah sektor pariwisata.

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

INFRASTRUKTUR BAB PERHUBUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN JEMBATAN KATUNGAU KALIMANTAN BARAT

PERENCANAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN RANGKA BAJA MUSI VI KOTA PALEMBANG SUMATERA SELATAN. Laporan Tugas Akhir. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu aspek penting dan vital

VISI TERWUJUDNYA KABUPATEN MANOKWARI SELATAN YANG AMAN, DAMAI, MAJU DAN SEJAHTERA SERTA MAMPU BERDAYA SAING

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga untuk memperpendek serta mempersingkat lintasan maka dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. melalui suatu perencanaan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat dalam segala

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bawah, bangunan pelengkap dan pengaman jembatan serta trotoar.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB III METODOLOGI START PERSIAPAN SURVEI PENDAHULUAN PENGUMPULAN DATA ANALISA DATA

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Jalan sebagai prasarana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penulisan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan wilayah di Timor Leste khusunya di distrit Ermera dan Sub

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata.

Nama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung. Tugas Akhir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menghubungkan antara suatu area dengan area lain yang terbentang oleh sungai,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu aspek penting dan vital

OLEH : ANDREANUS DEVA C.B DOSEN PEMBIMBING : DJOKO UNTUNG, Ir, Dr DJOKO IRAWAN, Ir, MS

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. system jaringan jalan. Jembatan digunakan sebagai akses untuk melintasi sungai,

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki ribuan pulau

PERENCANAAN JEMBATAN COMPOSITE GIRDER YABANDA JAYAPURA, PAPUA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU. Oleh : RIVANDI OKBERTUS ANGRIANTO NPM :

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam wilayah suatu negara akan ada kota yang sangat besar, ada kota

I. PENDAHULUAN. kebijakan di kawasan tertentu. Kawasan tersebut adalah wilayah yang berada

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BANYUASIN

D3 TEKNIS SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR...iv. DAFTAR ISI...vi. DAFTAR GAMBAR...

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

BAB I PENDAHULUAN Perkembangan Teknologi Jalan Raya

I. PENDAHULUAN. perkembangan dunia konstruksi sekarang ini banyak sekali hal-hal yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan didaerah-daerah tertentu,. Untuk itu sektor yang kini menjadi pusat

ABSTRAK. Oleh : Wahyu Rifai Dosen Pembimbing : Sapto Budi Wasono, ST, MT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Transportasi di Indonesia memiliki perkembangan yang sangat pesat. Hal itu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai

BAB I PENDAHULUAN I LATAR BELAKANG

Laporan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN A. SEJARAH PERKEMBANGAN JALAN RAYA

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kekayaan yang luar biasa bagi bangsa Indonesia. 1

Gambar 1.1 Jalur tektonik di Indonesia (Sumber: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 2015)

Ada dua jenis tipe jembatan komposit yang umum digunakan sebagai desain, yaitu tipe multi girder bridge dan ladder deck bridge. Penentuan pemilihan

PENGANTAR PERENCANAAN JALAN RAYA SO324 - REKAYASA TRANSPORTASI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA 2006

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Sistem jaringan jalan terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

KATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS

BAB VII PENGEMBANGAN WILAYAH MALUKU TAHUN 2011

Perencanaan Geometrik & Perkerasan Jalan PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Salah satu fungsi pembangunan sabo dam adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/PRT/M/2011 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN JALAN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Selain itu pembangunan adalah rangkaian dari upaya dan proses yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan

I. PENDAHULUAN. aksesibilitas dan mobilitas di daerah tersebut yang sebaliknya akan dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sarana dan prasarana sub sistem transportasi di Indonesia dapat berupa jalan dan jembatan yang merupakan bagian dari pembangunan nasional, dimaksudkan sebagai pendukung dan perangsang pembangunan nasional serta berfungsi sebagai urat nadi tata kehidupan berbangsa dan bernegara dalam perwujudan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Secara geografis Manokwari terletak pada kawasan persilangan 4 penjuru, yaitu di utara berhadapan dengan Filipina, di selatan dengan Australia, di barat dengan pulau-pulau Maluku, dan di timur dengan Papua New Guinea. Potensi pengembangan sektor pertanian, perkebunan, dan peternakan diwilayah Manokwari sangat menjanjikan, karena memiliki keragaman genetis yang sangat banyak dan wilayah yang sangat luas. Dengan demikian potensi alam yang ada dapat dimanfaatkan dengan optimal untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Keadaan topografi kota Manokwari sangat bervariasi, terdiri dari pegunungan, lereng, bukit, dan sebagian adalah dataran rendah, dikelilingi hutan lebat yang merupakan hutan lindung dan kawasan wisata. Keadaan geologi kota Manokwari terdapat hamparan galian, seperti batu gunung, batu kali, sirtu, pasir, tanah urug, dan kerikil. 1

2 Kota Manokwari telah memiliki prasyarat memadai untuk beragam investasi, diantaranya: ketersediaan sumber daya manusia/tenaga kerja usia produktif, berlangsungnya proses pendidikan, ketersediaan sarana dan prasarana, tertib pemerintahan, stabilitas politik yang terpelihara, ketersediaan fasilitas keuangan, layanan energi, kesehatan umum, informasi dan telekomunikasi, pendapatan asli daerah, yang kesemuanya amat kondusif sebagai jaminan pertumbuhan dunia usaha tanpa gangguan yang cukup berarti. Mengingat laju pertumbuhan pembangunan diwilayah kota Manokwari akan membawa perubahan pada kondisi angkutan barang dan jasa yang meningkat baik volume maupun berat bebannya, maka diperlukan sarana jalan dan jembatan yang cukup memadai. Sebagai infrastruktur dari jaringan jalan, jembatan merupakan bagian dari alat peningkatan aktifitas perekonomian baik dalam skala daerah maupun nasional. Pembangunan jembatan sangat mempertimbangkan ekonomis, teknis, dan termasuk metode konstruksinya. Disisi lain kebutuhan untuk membangun infrastruktur jembatan selalu meningkat sejalan dengan meningkatnya kebutuhan dan perkembangan tingkat perekonomian bangsa atau suatu daerah. Variasi infrastruktur jembatan sangat luas, baik ditinjau dari fungsi maupun skala atau dimensinya. Salah satu sarana yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut adalah Perancangan Jembatan Tahota II yang menghubungkan antara daerah Amberbaken dengan kota Manokwari. Jembatan ini adalah jembatan yang sangat penting buat kedua masyarakat dengan cara meningkatkan pendapatan dari hasil perkebunan untuk dijual ke kota. Pertumbuhan jumlah penduduk yang begitu

3 tinggi dan jumlah lalu lintas yang semakin padat, meliputi kendaraan roda dua, roda empat, maupun kendaraan berat yang cukup tinggi membuat kedua daerah tersebut membutuhkan prasarana jembatan yang memadai dan kuat. Lokasi Proyek Jembatan Gambar 1.1. Lokasi Kabupaten Manokwari

4 Gambar 1.2. Letak Lokasi Jembatan Gambar 1.3. Lokasi Jembatan Tahota II

5 1.2. Perumusan Masalah Jembatan Tahota II merupakan jembatan yang menghubungkan jalan Amberbaken - Manokwari dengan bentang 25 m dan lebar 9 m. Perkembangan ekonomi yang cepat membuat kedua daerah ini semakin padat dan banyak dilalui kendaraan berat, seperti jeep dan truk barang untuk keperluan distribusi barang dan hasil pertanian yang mengakibatkan jembatan semakin tidak mampu melayani beban yang ada. Pertumbuhan jumlah penduduk yang begitu tinggi dan jumlah lalu lintas yang semakin padat, meliputi kendaraan roda dua, roda empat maupun kendaraan berat membuat kedua daerah tersebut membutuhkan prasarana jembatan yang memadai dan kuat. Jembatan yang menghubungkan lalu lintas antara daerah Amberbaken dan Manokwari ini sangat penting perangnya dalam kelancaran arus lalu lintas sehingga jembatan tersebut dapat digunakan untuk kepentingan perekonomian daerah. Kita sendiri tahu bahwa wilayah Papua yang begitu luas sangat sulit dijangkau dengan kendaraan tanpa adanya prasarana yang memadai sehingga Perancangan Jembatan Tahota II ini harus dilaksanakan demi kemajuan daerah tersebut. Dengan demikian perancangan jembatan ini dapat dilakukan sesuai dengan persyaratan dan peraturan pemerintah yang berlaku. 1.3. Batasan Masalah Dalam Tugas Akhir ini, agar penulisan tidak meluas dan menyimpang dari tujuan utama, maka permasalahan dibatasi pada:

6 1. perencanaan jembatan yang ditinjau dengan perhitungan pembebanan berdasarkan Pedoman Perencanaan Jalan Raya (SKBI, 1987), 2. jembatan akan menanggung beban primer dan beban sekunder, 3. struktur atas: pelat lantai kendaraan dan gelagar utama, 4. analisis struktur rangka baja dengan menggunakan software SAP 2000 version 7.42, 5. lokasi jembatan terletak dijalan Mameh - Windesi, Manokwari, Papua Barat. 1.4. Keaslian Tugas Akhir Menurut referensi tentang Tugas Akhir yang ada di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Perancangan Jembatan Tahota II yang ada di Manokwari, Papua Barat, belum pernah dilakukan dengan menggunakan rangka baja. 1.5. Tujuan Tugas Akhir Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk merancang ulang elemen-elemen struktur Jembatan Tahota II Manokwari, yang mana semula adalah jembatan dari beton kemudian dirancang ulang menjadi struktur baja. Serta melakukan analisis terhadap struktur menggunakan program bantu SAP 2000 version 7.42 sehingga diperoleh hasil yang aman terhadap beban-beban yang terjadi dan sesuai fungsi. 1.6. Manfaat Tugas Akhir Dengan Perancangan Jembatan Tahota II di Manokwari, diharapkan dapat membantu perorangan atau instansi pemerintah setempat sebagai salah satu

7 alternative dalam pembangunan jembatan yang dapat melayani arus kendaraan yang ada saat ini demi majunya teknologi dibidang jalan dan jembatan kota Manokwari Provinsi Papua Barat. 1.7. Kerangka Penulisan Kerangka penulisan Tugas Akhir ini dibagi atas beberapa bab, dengan pembagian sebagai berikut. a. Bab I pendahuluan Bagian ini mengandung uraian mengenai latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, keaslian tugas akhir, tujuan tugas akhir, manfaat tugas akhir, dan kerangka penulisan. b. Bab II tinjauan pustaka Bagian ini mengandung uraian mengenai komponen jembatan, bentuk dan tipe jembatan, bagian-bagian jembatan, peraturan-peraturan perancangan jembatan, dan beban jembatan. c. Bab III landasan teori Bagian ini mengandung uraian mengenai pembebanan jembatan dan perancangan struktur. d. Bab IV metodologi perancangan Bagian ini mengandung uraian mengenai tahapan yang harus dilakukan dalam suatu perancangan jembatan, yaitu cara memperoleh data, metoda pengolahan data, dasar-dasar perancangan, dan tahapan perancangan.

8 e. Bab V perancangan struktur atas Bagian ini mengandung uraian mengenai perancangan dimensi awal struktur atas jembatan, perancangan kerb, perancangan pelat lantai, perancangan gelagar memanjang, perancangan gelagar melintang, perancangan shear connector, dan perancangan struktur rangka baja. f. Bab VI kesimpulan dan saran Bagian ini mengandung uraian mengenai kesimpulan yang dapat diambil dari hasil perancangan terhadap penelitian yang telah dilakukan dan juga disajikan saran untuk kemungkinan penelitian lebih lanjut.