ANALISIS PERKEMBANGAN PRODUKSI PENJUALAN SERTA PENAWARAN CPO DI PT AGRICINAL ANALYZING OF PRODUCTION SALES AND SUPPLY GROWTH OF CPO IN PT AGRICINAL

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENAWARAN TANDAN BUAH SEGAR DI PROVINSI RIAU. Ermi Tety & Helentina Situmorang. Fakultas Pertanian Universitas Riau ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERGERAKAN HARGA CPO DAN MINYAK GORENG

PERAMALAN PASOKAN BAHAN BAKU DAN PENJUALAN SIR 20 DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII UNIT PADANG PELAWI KEC. SUKARAJA KAB. SELUMA

BAB I PENDAHULUAN. tandan buah segar (TBS) sampai dihasilkan crude palm oil (CPO). dari beberapa family Arecacea (dahulu disebut Palmae).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NAIK TURUNNYA HARGA CABAI MERAH MENURUT PENDAPAT PETANI DI KABUPATEN SITUBONDO

5 GAMBARAN UMUM AGRIBISNIS KELAPA SAWIT

I.PENDAHULUAN Selain sektor pajak, salah satu tulang punggung penerimaan negara

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dikembangkannya tanaman kelapa sawit di Indonesia pada tahun 60-an,

IV. GAMBARAN UMUM. Sumber : WTRG Economics

dan 3) Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU

Optimalisasi Pengadaan Tandan Buah Segar (TBS) Sebagai Bahan Baku Produksi Crude Palm Oil dan Palm Kernel PT. Ukindo-Palm Oil Mill

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki rencana pengembangan. bisnis perusahaan untuk jangka waktu yang akan datang.

Sriyoto Andi Irawan Kianditara. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu PENDAHULUAN

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI PINANG KECAMATAN SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA. Mawardati*

Tinjauan Pasar Minyak Goreng

PENDAHULUAN. yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan Produksi CPO di Indonesia

I. PENDAHULUAN. keuangan setiap negara. Bank antara lain berperan sebagai tempat. penyimpanan dana, membantu pembiayaan dalam bentuk kredit, serta

ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Volume dan Nilai Ekspor Minyak Sawit Indonesia CPO Turunan CPO Jumlah. Miliar)

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditanam di hampir seluruh wilayah Indonesia. Bagian utama dari kelapa sawit yang diolah adalah

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mendorong pembangunan ekonomi nasional, salah satu alat dan

PENDAHULUAN. untuk bisa menghasilkan kontribusi yang optimal. Indonesia, khususnya pengembangan agroindustri.

BAB I PENDAHULUAN. sawit, serta banyak digunakan untuk konsumsi makanan maupun non-makanan.

BAB I PENDAHULUAN. Prospek industri kelapa sawit Indonesia semakin cerah di pasar minyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa sawit, berasal dari daerah tropis di Amerika Barat yang penting

BAB I PENDAHULUAN. krisis tersebut adalah industri agro bisnis dan sampai akhir tahun 2010 industri agrobisnis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya hubungan saling ketergantungan (interdependence) antara

PERAN PERTUMBUHAN NILAI EKSPOR MINYAK SAWIT MENTAH DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

oleh nilai tukar rupiah terhadap US dollar dan besarnya inflansi.

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian

BAB I PENDAHULUAN. pertanian (agro-based industry) yang banyak berkembang di negara-negara tropis

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai perkebunan kelapa sawit terluas disusul Provinsi Sumatera. dan Sumatera Selatan dengan luas 1,11 juta Ha.

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PEMANEN SAWIT PADA PT. BIO NUSANTARA TEKNOLOGI, BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan konsumsi yang cukup pesat. Konsumsi minyak nabati dunia antara

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sektor pertanian merupakan

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. integral pembangunan nasional. Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam realita ekonomi dan sosial masyarakat di banyak wilayah di Indonesia.

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN CABAI MERAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Crude palm oil (CPO) berasal dari buah kelapa sawit yang didapatkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kelestarian sumber daya alam (Mubyarto, 1994).

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Analisis ekspor karet dan pengaruhnya terhadap PDRB di Provinsi Jambi

I. PENDAHULUAN konstribusi yang besar bagi devisa negara, khususnya karena pergeseran pangsa

PEMBAHASAN (A) (B) (C) (D) Gambar 13. TBS Yang Tidak Sehat (A) Buah Mentah dan Abnormal, (B) Buah Sakit, (C) Buah Batu dan (D) Buah Matang Normal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas perkebunan unggulan

IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan perusahaan besar adalah kelapa sawit. Industri kelapa sawit telah tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan terjadinya krisis ekonomi global yang melanda dunia bisnis di Indonesia,

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN BERAS DAN JAGUNG DI PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan oleh perusahaan. Bahan baku suatu perusahaan industri dapat

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai. sumber devisa negara melalui produk-produk primer perkebunan maupun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat dahulu, pada umumnya orang melakukan investasi secara tradisional.

DAMPAK IMPOR GULA TERHADAP HARGA GULA DOMESTIK SUMATERA UTARA

V. GAMBARAN UMUM EKONOMI KELAPA SAWIT DAN KARET INDONESIA

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER DI KOTA MEDAN Helmi Mawaddah *), Satia Negara Lubis **) dan Emalisa ***) *)

1.1 Latar Belakang Masalah

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN DAN KONSUMSI PANGAN STRATEGIS DI SUMATERA UTARA ABSTRACT

Lampiran 3 Klasifikasi ABC Lp3. Lampiran 4 Perhitungan Interval Waktu Lp4. Lampiran 5 Hasil Perhitungan Interval Waktu Lp5

KAJIAN PENGEMBANGAN KONTRAK BERJANGKA CPO

I. PENDAHULUAN. diarahkan pada berkembangnya pertanian yang maju, efisien dan tangguh.

I. PENDAHULUAN. mencapai US$ per ton dan mendekati US$ per ton pada tahun 2010.

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu tulang punggung perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. dan biaya. Dengan mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan biaya, akan

Betharia W.M. Pangaribuan 1), Kelin Tarigan 2), dan Yusak Maryunianta 3) 1) Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU 2)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. banyak kebutuhan lainnya yang menghabiskan biaya tidak sedikit. Guna. sendiri sesuai dengan keahlian masing-masing individu.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam

I. PENDAHULUAN. (BPS 2012), dari pertanian yang terdiri dari subsektor tanaman. bahan makanan, perkebunan, perternakan, kehutanan dan perikanan.

ANALISIS DAYA SAING EKSPOR KOMODITI CRUDE PALM OIL (CPO) PROVINSI RIAU. Eriyati Rosyetti. Abstraksi

II. TINJAUAN UMUM MINYAK NABATI DUNIA DAN MINYAK KELAPA SAWIT INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Unsur-unsur yang menjadi bagian pembentuk laba adalah pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. dicapai. Ketiga tujuan tersebut antara lain: laba perusahaan yang maksimal,

Harga Minyak Mentah Dunia 1. PENDAHULUAN

Upaya Menuju Kemandirian Pangan Nasional Jumat, 05 Maret 2010

METODE PENELITIAN. daerah yang prosfektif untuk mengetahui ketersediaan dan konsumsi pangan strategis

I. PENDAHULUAN. minyak goreng, margarine, shortening, food emulsifier, coffee whitener, filled

ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT DENGAN POLA INTENSIF DAN NON INTENSIF DI DESA BUKIT HARAPAN KECAMATAN MERSAM

Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai. produk hasil olahannya. Berdasarkan data triwulan yang dikeluarkan

ANALISIS DAYA SAING EKSPOR KOMODITI CRUDE PALM OIL (CPO) PROVINSI RIAU. Eriyati Rosyeti. Abstraksi

PENDAHULUAN Gejolak moneter yang terjadi pada November 1997 dan mencapai Mminasi

PROSPEK INDUSTRI DAN SUMBER POTENSIAL MINYAK/LEMAK (INDUSTRIAL PROSPECT AND POTENCIAL SOURCES OF FAT AND OIL)

Transkripsi:

ANALISIS PERKEMBANGAN PRODUKSI PENJUALAN SERTA PENAWARAN CPO DI PT AGRICINAL ANALYZING OF PRODUCTION SALES AND SUPPLY GROWTH OF CPO IN PT AGRICINAL Elsa Ginting, M. Nurung, Sri Sugiarti Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu ABSTRACT The objective of the research is to analyze the development of production, selling, and factor of supply of CPO (Crude Palm Oil) in PT. Agricinal. The location is determined by purposive method with consideration that PT. Agricinal is one of the biggest CPO manufacture in Bengkulu Province. The development of production and selling are analyzed by using the Ratio to Moving Average and to analyze several factors of supply of CPO is used Linier Regression. The result research shows that (1) production development of CPO and its sales in PT. Agricinal is fluctuating year by year during 2005 2009. It is caused by selling in PT Agricinal is not based on its mass production, moreover in asking or order from the CPO customer; (2) the CPO price is the only one variable that give an effect to CPO offering in PT. Agricinal simultaneously. Keywords: Production, Sales, Supply of CPO PENDAHULUAN Kelapa sawit merupakan tanaman komoditas perkebunan yang cukup penting di Indonesia dan masih memiliki prospek pengembangan yang cukup cerah. Komoditas ini, baik berupa bahan mentah maupun hasil olahannya, menduduki peringkat ketiga penyumbang devisa nonmigas terbesar bagi negara setelah karet dan kopi. Hal ini disebabkan kelapa sawit merupakan sumber minyak nabati yang sangat kompetitif baik pada pasar dalam negeri maupun luar negeri. Saat ini Indonesia sudah berhasil menduduki peringkat kedua penghasil minyak sawit didunia setelah Malaysia. Industri minyak sawit telah menjadi salah satu industri primadona bagi Indonesia. Jumlah ekspor tahunan yang saat ini mencapai lebih dari 14 juta ton CPO pertahun, maka dalam setahun ekspor CPO telah menghasilkan devisa lebih dari US$10 Milyar (ratarata harga CPO US$750 per MT di tahun 2008). AGRISEP Vol. 13 No. 1 Maret 2013 Hal: 41 50 41

PT.Agricinal yang berdiri sejak tahun 1981 adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam perkebunan sawit dan mempunyai pabrik pengolahan Crude Palm Oil (CPO) maupun Palm Kernel Oil (PKO) sendiri. Kebun inti dan kebun plasma-nya terletak di Desa Pasar Sebelat Kecamatan Putri Hijau Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu. Dalam membuat suatu kebijakan, perusahaan membutuhkan suatu perencanaan yang matang, baik itu perencanaan produksi maupun perencanaan penjualan. Oleh sebab itu PT.Agricinal harus mengetahui bagaimana perkembangan produksi maupun penjualannya agar nantinya tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik. Perkembangan produksi maupun penjualan CPO (Crude Palm Oil) pada PT. Agricinal ini setiap tahunnya mengalami fluktuasi. Disamping itu juga produksi CPO (Crude Palm Oil) cenderung mengalami fluktuasi sehingga menyebabkan jumlah penawaran CPO berfluktuasi pula. Fluktuasi penawaran tersebut antara lain disebabkan oleh harga CPO. METODE PENELITIAN Penentuan lokasi penelitian ini ditentukan secara sengaja (purposive), yaitu. PT. Agricinal Dengan pertimbangan bahwa PT. Agricinal merupakan perusahaan swasta nasional yang terbesar di Bengkulu yang telah lama berdiri sejak tahun 1981 sampai dengan sekarang dalam pengolahan kelapa sawit menjadi Crude Palm Oil (CPO) maupun Palm Kernel Oil (PKO). Sementara, data yang digunakan dalam penelitian ini data sekunder. Data sekunder yakni data yang berbentuk time series yang berasal dari perusahaan berupa laporan data bulanan produksi, penjualan, harga serta ketersediaan TBS dengan kurun waktu Januari 2005 sampai Desember 2009 serta jurnal maupun literaturliteratur yang mendukung penelitian ini. Untuk mendapatkan gambaran tentang pola perkembangan produksi dan penjualan dilakukan perhitungan variasi indeks musim terhadap data deret waktu berkala. Dalam hal ini menggunakan metode perbandingan ratarata bergerak (ratio to moving average). Alasan menggunakan metode ini adalah karena metode ini mempunyai kebaikan, yaitu mengurangi acakan (random) dalam deret waktu dengan cara merata-ratakan beberapa nilai data secara bersama-sama. Adapun langkah-langkah perhitungan variasi indeks musim bulanan produksi dan penjualan dengan menggunakan metode rata-rata bergerak (ratio to moving average) adalah dengan (1) Perhitungan total bergerak 12 bulan; (2) Perhitungan total bergerak 2 tahun; (3) Perhitungan rata-rata bergerak 24 bulan; (4) Perhitungan persentase perbandingan data asli terhadap rata-rata bergerak; (5) Perhitungan variasi dan indeks musim bulanan. 42 Yulius Budiman, KetutKajian Agribisnis Usaha Gula...

Data selama Lima tahun dari bulan Januari sampai Desember diambil mediannya, kemudian hasilnya dibagi dengan angka penyesuaian. Menurut Supranto (2000), untuk mencari angka penyesuaian maka digunakan rumus: 1200 Angka penyesuaian = Total sebenarnya Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran CPO (Crude Palm Oil) digunakan analisis Regresi Linier Sederhana, secara matematis fungsi tersebut dapat ditulis sebagai berikut: Y = a + Bx + e dimana: Y adalah Jumlah Penjualan CPO (Ton/Tahun), X1 adalah Harga CPO (Rp/Kg), a adalah Konstanta, B adalah Koefisien regresi, dan e adalah kesalahan pengganggu HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Produksi di PT. Agricinal Komoditi CPO (Crude Palm Oil) telah menjadi komoditi yang penting sejak dahulu. CPO sangat diperlukan untuk berbagai industri berbasis makanan seperti minyak goreng dan margarine maupun oleokimia. Untuk melihat perkembangan produksi CPO Ton/Bln di PT. Agricinal dari tahun 2005-2009 dapat kita lihat pada Tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Perkembangan Rata-Rata Produksi CPO Ton/Bulan di PT. Agricinal No. Bulan 2005 2006 2007 2008 2009 1 Januari 2880 3277 4820 5576 6415 2 Februari 3875 3975 5010 5890 6660 3 Maret 4250 4325 5276 6305 6895 4 April 4460 4576 5430 6620 7408 5 Mei 4650 5115 5650 6890 7808 6 Juni 5250 5420 5810 7010 8270 7 Juli 5676 5870 6210 7210 8870 8 Agustus 6275 6280 6475 7450 9205 9 September 6450 6850 7025 7615 9875 10 Oktober 7430 7420 7365 7876 10060 11 November 7677 7800 8210 8320 12760 12 Desember 7810 8105 8460 8860 18025 Total 66683 69013 75741 85622 112251 Rata-Rata 5556,92 5751,08 6311,75 7135,17 9354,25 Sumber PT. Agricinal Diolah 2010 AGRISEP Vol. 13 No. 1 Maret 2013 Hal: 41 50 43

Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat kita lihat bahwa rata-rata produksi CPO di PT. Agricinal dari tahun 2005-2009 tiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Peningkatan produksi ini dikarenakan bahan baku utama dalam pembuatan CPO yaitu TBS yang masuk ke perusahaan untuk diproduksi terus mengalami peningkatan. Rata-rata jumlah produksi CPO yang terendah yaitu pada tahun 2005 yang berjumlah 5556,92 Ton/Bln sedangkan yang tertinggi yaitu pada tahun 2009 yang berjumlah 9354,25 Ton/Bln. Dimana pada tahun 2005 kapasitas pabrik yang dimiliki oleh PT. Agricinal hanya 30 Ton/Jam dikarenakan TBS yang diproduksi sangat sedikit. Hal ini dikarenakan pasokan bahan baku yang berupa TBS dari kebun inti, plasma maupun swadaya tidak memenuhi kapasitas pabrik. Bahkan pihak perusahaan sering mengalami kekurangan pasokan bahan baku untuk proses produksi. Sementara pada tahun 2006 2009 produksi CPO mengalami peningkatan yang cukup signifikan. PT. Agricinal juga telah menambah kapasitas pabrik menjadi 60 Ton/ Jam. Peningkatan ini disebabkan oleh bertambahnya jumlah pohon yang dapat menghasilkan, sehingga hasil panen TBS setiap tahunnya dapat meningkat sehingga proses produksi dapat berjalan lancar. Hasil produksi CPO didaerah penelitian tidak sesuai dengan hasil penelitian Karman (2001) pola perkembangan karet berfluktuasi begitu juga dengan perkembangan penjualannya. Hal ini dikarenakan penjualan PT Bukit Angkasa Makmur tidak didasarkan pada produksinya namun lebih didasarkan pada permintaan/order dari pelanggan. Analisis Indeks Musim Bulanan Produksi Untuk melihat perkembangan produksi CPO di PT. Agricinal digunakan indeks musim bulanan. Data yang digunakan adalah data bulanan selama lima tahun terakhir dari bulan Januari 2005 sampai bulan Desember 2009. Hasil perhitungan indeks musim bulanan produksi CPO dapat dilihat pada Tabel 2. Indeks musim merupakan suatu nilai yang menunjukkan kecendrungan (pola) fluktuasi-fluktuasi dari data deret waktu (time series) dimana kecendrungan tersebut bisa menaik, konstan maupun menurun. Dari hasil diperoleh nilai indeks musim produksi CPO (Crude Palm Oil) sebagaimana disajikan pada Tabel 2. Dari tabel tersebut menyatakan bahwa indeks musim tertinggi dari produksi CPO (Crude Palm Oil) adalah pada bulan Desember sebesar 127,13 dan indes musim terendah pada bulan Januari sebesar 78,86. 44 Yulius Budiman, KetutKajian Agribisnis Usaha Gula...

Tabel 2. Nilai Indeks Musim Bulanan Produksi (IMB) CPO No. Bulan Indeks Musim 1 Januari 78,86 2 Februari 82,00 3 Maret 85,10 4 April 89,48 5 Mei 90,96 6 Juni 92,77 7 Juli 100,11 8 Agustus 103,83 9 September 110,44 10 Oktober 116,21 11 November 124,15 12 Desember 127,13 Sumber : Analisis Data Sekunder Tahun 2005 2009 (data diolah) Dari Tabel 2 dapat dilihat pola perkembangan produksi CPO pada PT. Agricinal mempunyai kecendrungan berfluktuasi. Hal ini disebabkan karena jumlah TBS (Tandan Buah Sawit) yang dihasilkan baik itu dari kebun inti, plasma maupun dari perkebunan rakyat yang masuk ke PT. Agricinal tiap tahunnya terus meningkat. Bahkan pada saat ini PT. Agricinal telah memiliki kebun inti tambahan sebagai pemasok TBS yang terdapat di Desa Tunggang, Cakra, Merga sakti dan Pino Raya. Dimana dulunya PT. Agricinal hanyak memiliki kebun inti di Desa Sebelat saja. Dengan bertambahnya kebun-kebun inti ini pihak perusahaan dapat meningkatkan jumlah produksinya setiap tahunnya, seperti terlihat pada grafik di atas. Pada bulan Januari - Maret produksi CPO sangat sedikit dibandingkan bulan-bulan selanjutnya, hal ini dikarenakan pada bulan Januari April produksi Tandan Buah Segar (TBS) mengalami penurunan (rate) dikarenakan adanya pengaruh musim. Dimana rata-rata curah hujan pada bulan-bulan tersebut kurang dari 2000 mm sehingga kelapa sawit tidak dapat melakukan petumbuhan dengan baik. Sementara untuk bulan Mei Desember produksi Tandan Buah Segar (TBS) mengalami peningkatan atau biasanya terjadi panen puncak. Hal ini dikarenakan pada bulan-bulan tersebut rata-rata curah hujan berkisar 2000-4000 mm. Keadaan iklim yang demikian mendorong kelapa sawit membentuk bunga dan buah secara terus menerus, sehingga diperoleh hasil buah yang tinggi. Pada PT. Agricinal produksi CPO (Crude Palm Oil) didasarkan pada jumlah bahan baku yang ada dan disesuaikan dengan kapasitas pabrik yang terpasang. Dimana kapasitas pabrik PT. Agricinal saat ini yaitu 60 ton/jam. Bahkan beberapa tahun terakhir ini PT. Agricinal masih saja kekurangan bahan AGRISEP Vol. 13 No. 1 Maret 2013 Hal: 41 50 45

baku yaitu TBS sehingga pihak perusahan harus melakukan pembelian CPO keperusahaan lain. Perkembangan Penjualan CPO (Crude Palm Oil) di PT. Agricinal Untuk melihat perkembangan penjualan CPO Ton/Bln di PT. Agricinal dari tahun 2005-2009 dapat kita lihat pada Tabel 3. Tabel 3. Perkembangan Rata-Rata Penjualan CPO di PT. Agricinal No. BULAN 2005 2006 2007 2008 2009 1 Januari 2650 3250 5050 6576 7415 2 Februari 3750 3800 5450 6890 8660 3 Maret 4200 4325 5600 8305 8895 4 April 4350 4576 6020 8650 9408 5 Mei 4550 5005 6930 9890 10808 6 Juni 5150 5400 8050 12500 12270 7 Juli 5676 5850 9150 18210 18870 8 Agustus 6275 6280 10475 12450 20020 9 September 6450 6850 15025 14615 20600 10 Oktober 7400 7420 18365 16876 25060 11 November 7600 7800 12210 19320 28760 12 Desember 7800 8100 15460 22860 30325 Total 65851 68656 117785 157142 201091 Rata-Rata 5487,58 5721,33 9815,42 13095,17 16757,58 Sumber PT. Agricinal 2010 (diolah) Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat bahwa perkembangan penjualan CPO di PT. Agrcinal dari tahun 2005 2009 terus mengalami peningkatan. Rata rata jumlah penjualan terendah terjadi pada tahun 2005 yaitu sebesar 5487,58 Ton/Tahun sedangkan rata-rata jumlah penjualan tertinggi yaitu pada tahun 2009 yaitu sebesar 16757,58 Ton/Tahun. Peningkatan penjualan ini dipengaruhi oleh harga CPO yang meningkat. Peningkatan harga CPO ini dipengaruhi oleh. banyaknya permintaan dari perusahaan yang bergerak dalam produksi minyak curah, minyak kemasan bermerek, olein dan stearin. Dimana bahan baku utama dari produksi tersebut adalah CPO (Crude Palm Oil). Peningkatan penjualan ini juga dipengaruhi adanya pelabuhan khusus yang di bangun oleh PT. Agricinal yang beroperasi pada akhir tahun 2005. Dimana sebelum adanya pelabuhan khusus ini PT. Agricinal melakukan penjualan melalui pelabuhan Pulai Bai dengan membawa CPO dengan truck, sehingga perusahaan membutuhkan jangka waktu yang cukup lama dalam menjual CPOnya. Peningkatan penjualan CPO dipengaruhi oleh banyaknya permintaan dari perusahaan yang bergerak dalam produksi 46 Yulius Budiman, KetutKajian Agribisnis Usaha Gula...

minyak (curah, kemasan) tidak sesuai dengan penelitian Agustian (2008) dimana perkembangan harga dan rantai pemasaran cabe merah di Jabar khusunya di kabupaten Garut relatif berfluktuasi akibat lebih serempaknya panen dipenanaman cabe merah. Analisis Indeks Musim Bulanan Penjualan Untuk melihat pola perkembangan CPO Ton/Bln (Crude Palm Oil) di PT. Agricinal digunakan indeks musim bulanan dari penjualan CPO (Crude Palm Oil) selama lima tahun terakhir. Dalam hal ini pertama kali dicari komponen musim dengan menggunakan metode rasio atau perbandingan terhadap rata-rata bergerak (ratio to moving average). Dari hasil perhitungan diperoleh nilai indeks musim penjualan bulanan seperti yang disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Nilai Indeks Musim Penjualan Bulanan CPO (Crude Palm Oil) No. Bulan Indeks Musim 1 Januari 59,61 2 Februari 67,41 3 Maret 74,20 4 April 74,89 5 Mei 82,04 6 Juni 93,06 7 Juli 105,85 8 Agustus 109,26 9 September 119,04 10 Oktober 134,50 11 November 134,71 12 Desember 145,44 Sumber : Analisis Data Sekunder Tahun 2005 2009(diolah) Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4 dapat diketahui nilai indeks musim bulanan penjualan CPO (Crude Palm Oil) PT.Agricinal tertinggi pada bulan Desember sebesar 145,44 dan indeks musim terendah pada bulan Januari sebesar 59,61. Dari gambar 2 Grafik perkembangan penjualan diatas yang merupakan gambaran dari nilai indeks musim (Tabel 4) dapat dilihat bahwa perkembangan penjualan CPO (Crude Palm Oil) di PT. Agricinal menunjukkan adanya fluktuasi, dimana pada bulan Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, November dan Desember menunjukkan volume penjualan yang lebih tinggi dari bulan-bulan lainnya, hal tersebut disebabkan oleh pengaruh permintaan dari perusahaan-perusahaan pengguna CPO pada bulan-bulan tersebut cukup tinggi. AGRISEP Vol. 13 No. 1 Maret 2013 Hal: 41 50 47

Berdasarkan tabel nilai indeks musim bulanan produksi yang digabungkan dengan indeks penjualan CPO di PT. Agricinal menunjukkan perkembangan yang berbeda namun hampir sama. Hal tersebut karena penjualan yang terjadi di PT. Agricinal di dasarkan pada permintaan atau order dari perusahaan pengolah CPO, sedangkan produksi sendiri didasarkan pada ketersediaan bahan baku. Ada kalanya produksi lebih tinggi dari penjualan namun kadang produksi lebih rendah dari penjualan bahkan produksi bisa sama dengan penjualan. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran CPO Untuk mengetahui pengaruh faktor harga CPO terhadap penawaran CPO (Crude Palm Oil) di PT. Agricinal Bengkulu, dapat dilihat dari hasil analisa regresi sederhana. Tabel 5. Hasil Estimasi Pengaruh Harga CPO terhadap Penawaran CPO Variabel Bebas Koefisien Regresi Standar Error t-hitung Harga CPO (X 2) 1,039 0,186 5,579* Intersep 0,549 R 2 0,34 T-tabel 2,0009 F-tabel 4,00 F-hitung 31,13 Sumber : Hasil Analisis Data Sekunder(diolah) Keterangan : * = Berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 95% (α/2 = 0,05). Hasil estimasi model penawaran CPO (Crude Palm Oil) di PT. Agricinal diperoleh nilai koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0,34 nilai ini menunjukkan bahwa penawaran CPO (Crude Palm Oil) atau Y di PT. Agricinal dapat dijelaskan secara bersama-sama oleh variabel X faktor harga CPO sebesar 34 persen, sedangkan sisanya 66 persen dijelaskan oleh variabel-variabel yang tidak dimasukkan dalam model persamaan regresi ini. Variabel-variabel lain yang tidak dijelaskan oleh model ini seperti harga CPO dunia, harga komoditi kompetitif, intervensi pemerintah dan lain-lain. Hasil uji F menunjukkan bahwa nilai F hitung lebih besar dari F tabel (31,13 > 4,00 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Secara statistik model regresi ini dapat digunakan untuk menerangkan secara bersama-sama harga CPO berpengaruh nyata terhadap penawaran CPO. Untuk melihat pengaruh dari masing masing dari penawaran CPO yang diamati dari penelitian ini digunakan uji-t. Adapun uji-t yang dapat dijelaskan dari hasil regresi penawaran CPO adalah sebagai berikut. 48 Yulius Budiman, KetutKajian Agribisnis Usaha Gula...

Hasil regresi penawaran CPO menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 1,039 memberikan arti bahwa penambahan satu rupiah harga CPO akan meningkatkan penawaran sebesar 1,039 rupiah dengan asumsi penggunaan faktor lain dianggap tetap. Hal ini didukung oleh hasil uji-t dengan nilai t hitung variabel harga CPO lebih besar dari t tabel (5,57 > 2,00), sehingga Ho ditolak dan Ha diterima artinya secara parsial faktor harga CPO berpengaruh nyata terhadap penawaran pada taraf kepercayaan 95 persen. Harga CPO berpengaruh terhadap penawaran dikarenakan apabila harga suatu barang tinggi maka akan mendorong produsen untuk meningkatkan komoditas yang ditawarkan, dan sebaliknya apabila harga suatu barang turun maka akan mendorong produsen untuk mengurangi jumlah komoditas yang ditawarkan (Nuryanti, 2005) Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Palasroha (2007) tentang Aplikasi Box-Jenkis dalam Peramalan Produksi dan Penjualan serta Analisis Respon Penawaran CPO di PT. Socfindo yang menyatakan bahwa harga CPO akan mempengaruhi penawaran. Dimana semakin tinggi harga maka penawaran akan semakin tinggi pula. Hal ini dikarenakan pada dasarnya perkebunan swasta nasional merupakan perusahaan yang berorientasi komersil dan memaksimumkan keuntungan. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan dan saran yaitu sebagai berikut: Perkembangan produksi maupun penjualan CPO (Crude Palm Oil) pada PT. Agricinal menggalami fluktuasi yang meningkat, tetapi perkembangannya berbeda. Variabel harga CPO berpengaruh nyata terhadap penawaran CPO di PT. Agricinal. Dalam menentukan kebijakan dalam produksi, pihak perusahaan haruslah mempertimbangkan faktor musim yang berpengaruh terhadap tersedia TBS (tandan buah segar) sebagai bahan baku produksi CPO. Hal ini bertujuan agar proses produksi berjalan lancar dan menunjang kontinuitas proses produksi dalam rangka peningkatan penjualan AGRISEP Vol. 13 No. 1 Maret 2013 Hal: 41 50 49

DAFTAR PUSTAKA Agustian, Adang. 2008. Perkembangan Harga dan Rantai Pemasaran Cabai Merah di Jawa Barat. Jurnal Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Bogor. Karman. 2001. Analisis perkembangan Produksi, Harga, Dan Penjualan Karet Remah serta Penentuan Bahan Baku Pengaman. Skripsi Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. (tidak dipublikasikan) Nuryanti, Sri. 2005. Analisis Keseimbangan Sistem Penawaran dan Permintaan Beras di Indinesia. Jurnal Agro Ekonomi, 23(1): 71-81. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Palasroha, Median. 2007. Aplikasi Box-Jenkis dalam Peramalan Produksi dan Penjualan serta Analisis Respon Penawaran CPO di PT. Socfindo. Skripsi Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. (tidak dipublikasikan) Supranto, J. 2000. Statistik (Teori dan Aplikasi). Edisi Keenam. Penerbit Erlangga. Jakarta. 50 Yulius Budiman, KetutKajian Agribisnis Usaha Gula...