SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Pada Jurusan Akuntansi OLEH :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di suatu negara termasuk Indonesia sangat bergantung

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pemberian Kredit Pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Pasir Pengaraian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini begitu banyak perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002:75).

BAB I PENDAHULUAN. nasabah merupakan kegiatan utama bagi perbankan selain usaha jasa-jasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan perdagangan sehingga mengakibatkan beragamnya jenis perjanjian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi suatu negara menjadi lebih maju dan usaha-usaha berkembang

BAB I PENDAHULUAN. macet). Kredit macet adalah suatu risiko yang melekat pada suatu kredit di Bank,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu bagian penting dalam suatu perekonomian. Bank

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Journal Riset Mahasiswa xxxxxxx (JRMx) ISSN: xx.Volume: xx, Nomor: xx

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN HUKUM PENOLAKAN PERMOHONAN KREDIT BANK TERHADAP NASABAH (Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Solo Kartasura)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Perbankan di Indonesia termasuk Hukum Perbankan Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan baru. Persaingan dan perkembangan yang cukup pesat pada

BAB I PENDAHULUAN. Melihat perkembangan perekonomian saat ini, dimana tingkat minat

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. statistik menunjukan perputaran keuangan pada sektor perbankan 2011

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas manajemen di perusahaan. Tujuan pengendalian intern adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. perbankan. Sektor perbankan memiliki peran sangat vital antara lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini menandakan Koperasi di Indonesia sudah berkembang dan mengalami

KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT DAN PENGARUH LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) TERHADAP NON PERFORMING LOAN (NPL) PADA KOPERASI PEMBATIKAN NASIONAL (KPN) SOLO

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dalam hal penyediaan dana. Bank dalam bahasa itali adalah banca yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang saat ini tengah. melakukan pembangunan di segala bidang. Salah satu bidang pembangunan

ANALISIS PELAKSANAAN PENGAWASAN PINJAMAN MODAL KERJA GUNA MEMINIMALISIR PINJAMAN MACET (Studi Pada KUD BATU )

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia seperti negara berkembang lainnya, sedang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang ekonomi terlihat dalam Undang-Undang Dasar

JURNAL ANALISIS SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI PENERIMAAN KAS UNTUK MENILAI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM DINAR MAS NGANJUK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGARUH PRINSIP 5C KREDIT TERHADAP KUALITAS KREDIT PADA BPR DI KABUPATEN MAGELANG. Ismiyati

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapi dunia usaha termasuk koperasi dan usaha kecil menengah saat

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kredit

KERANGKA PEMIKIRAN III.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. dengan mengambil judul Analisis Kelayakan Pembiayaan Mikro pada Bank

PENDAHULUAN. mempengaruhi tingkat kesehatan dunia perbankan. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-undang nomor 7 tahun 1992

PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PEMBERIAN KREDIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam kehidupan sehari-hari kata kredit bukan merupakan perkataan yang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREDIT MACET PADA BANK PENGKREDITAN RAKYAT ARTHA PAMENANG WARUJAYENG SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha. Kredit tersebut mempunyai suatu kedudukan yang strategis dimana sebagai salah satu

akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bank tersebut, baik dilihat dari sudut pandang operasional bank dan dampak psikologis yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini era pembangunan telah menunjukkan perkembangan terutama

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan simpan pinjam layaknya bank, dimana ijin operasionalnya di bawah

sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu). pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya jumlah kewajiban

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi. Berdasarkan Undang-undang nomor 25 Tahun 1992 tentang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan BMT BIMA. Peranan BMT sebagai lembaga keuangan tidak pernah terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. perbankan nasional yang terbagi menjadi dua macam yaitu perbankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank selain sebagai tempat menyimpan uang juga dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. bank. Kebijaksanaan tersebut tertuang dalam Undang-Undang No.7 Tahun

BAB II KAJIAN PUSTAKA. transaksi dapat terjadi berulang kali dan dilaksanakan secara seragam.

EVALUASI PENGAWASAN KREDIT MODAL KERJA SEBAGAI UPAYA MENEKAN TUNGGAKAN KREDIT

BAB I PENDAHULUAN. dan aspek sumber daya manusia. Hal terpenting dari aspek-aspek tersebut dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat mendukung pertumbuhan ekonomi. Pengertian kredit menurutundang-undang

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan prinsip kehati-hatian. Penerapan prinsip kehati-hatian tersebut ada

dapat diperoleh dengan dana kredit yang ditawarkan oleh bank.

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Nomor 10 Tahun Menurut Pasal 1 ayat 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV. A. Analisis Penerapan Referensi dalam Pembiayaan Mud{a<rabah di Koperasi. Penerapan referensi yang dilakukan di Koperasi BMT Nurul Jannah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu dan mendorong kegiatan ekonomi. Jasa yang diberikan bank. atau pinjaman uang untuk usaha kecil dan yang dijalankan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. (LBKK). Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Keuangan Bukan Bank

BAB II LANDASAN TEORI

KREDIT TANPA JAMINAN

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan keuangan. Era modern sekarang ini keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang dilaksanakan saat ini adalah pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. adalah sektor negara, sektor swasta, dan sektor koperasi. Koperasi adalah salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap dunia usaha. Setiap waktu selalu terjadi banyak

BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN KREDIT BANK. kelemahan, kelamahan-kelemahan tersebut adalah : 7. a. Hanya menyangkut perjanjian sepihak saja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat (1) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. bank sebagai tambahan dana untuk modal usaha dengan pinjaman dana tersebut, maka

BAB I PENDAHULUAN. atau kelebihan dana (surplus spending unit-ssu) dan menyalurkan kredit kepada

Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

EVALUASI PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DAN ANALISIS KELAYAKAN UNTUK PENILAIAN RISIKO PENYALURAN KREDIT PADA KOPERINDO JATIM CABANG MOJO PERIODE 2011-2013 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Pada Jurusan Akuntansi OLEH : YENI ENDRIANA NPM : 10.1.02.01.0192 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUA GURU REPUBLIK INDONESIA UNP KEDIRI 2014

Abstrak Yeni Endriana : Evaluasi Penerapan Sistem Pengendalian Intern dan Analisis Kelayakan untuk Penilaian Risiko Penyaluran Kredit pada Koperindo Jatim Cabang Mojo Periode 2011-2013. Skripsi. Program Studi Akuntansi. Fakultas Ekonomi., 2015. Kata Kunci : Sistem Pengendalian Intern, Analisis Kelayakan, Penilaian Risiko Kredit Pemberian kredit merupakan suatu usaha koperasi yang paling pokok, maka koperasi perlu memberikan analisis dan penilaian terhadap nasabah yang mengajukan kredit pinjaman serta merasa yakin bahwa nasabahnya mampu mengembalikan kredit yang telah diterimanya. Risiko kredit macet atas kredit yang diberikan merupakan masalah yang harus diperhatikan oleh koperasi, karena adanya risiko yang timbul dalam sistem pemberian kredit. Permasalahan kredit macet bisa dihindari dan diminimalisir dengan adanya suatu pengendalian intern yang memadai, analisis kelayakan kepada calon debitur. Dengan terselenggaranya suatu pengendalian intern yang memadai, analisis kelayakan dalam perkreditanberarti menunjukkan sikap kehati-hatian dalam tubuh koperasi tersebut. Tujuan dari penelitian ini untuk mengevaluasi penerapan sistem pengendalian intern dan analsis kelayakan yang telah diterapkan pada Koperindo Jatim Kantor Cabang Mojo Periode 2011-2013. Subyek dalam penelitian ini yaitu Koperindo Jatim Kantor Cabang Mojo. Adapun variabel yang diteliti meliputi sistem pengendalian intern dan analisis kelayakan sebagai variabel bebas serta penilaian risiko penyaluran kredit sebagai variabel terikat. Hasil analisis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif menunjukkan bahwa sistem pengendalian intern pada Koperindo Jatim Kantor Cabang Mojo sudah baik dan analisis kelayakan pada Koperindo Jatim Kantor Cabang Mojo juga sudah baik. Implikasi hasil penelitian ini adalah bahwa harus terus meningkatkan dan mengoptimalkan kebijakan sistem pengendalian intern dan analisis kelayakan agar aset perusahaan lebih terjaga dan mengurangi risiko kredit dan jugaharus dapat memprioritaskan debitur yang akan melakukan akad kredit yang sesuai dengan semua kriteria yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian nasional dan perubahan lingkungan strategis yang dihadapi dunia usaha termasuk koperasi dan usaha kecil menengah saat ini sangat cepat dan dinamis. Koperasi sebagai badan usaha senantiasa harus diarahkan dan didorong untuk ikut berperan secara nyata meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan anggotanya agar mampu mengatasi ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial, sehingga lebih mampu berperan sebagai wadah kegiatan ekonomi rakyat. Koperasi berperan dalam membantu permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat melalui penyaluran kredit dan membantu sektor permodalan kepada sektor usaha. Dengan peran serta koperasi dalam menyalurkan kredit kepada masyarakat, maka hal ini dapat meringankan masalah permodalan dalam masyarakat, sehingga nantinya koperasi diharapkan dapat membantu pemerintah dalam melancarkan usaha masyarakat melalui penyaluran kredit. Pemberian kredit merupakan suatu usaha koperasi yang paling pokok, maka koperasi perlu memberikan analisis dan penilaian terhadap nasabah yang mengajukan kredit pinjaman serta merasa yakin bahwa nasabahnya mampu mengembalikan kredit yang telah diterimanya. Risiko kredit macet atas kredit yang diberikan merupakan masalah yang harus diperhatikan oleh koperasi, karena adanya risiko yang timbul dalam sistem pemberian kredit. Menurut Winarko (2012:43) dan Diana (2011:83) permasalahan kredit macet bisa dihindari dan diminimalisir dengan adanya suatu pengendalian intern yang memadai, analisis kelayakan dan penilaian risiko kepada calon debitur. Dengan terselenggaranya suatu pengendalian intern yang memadai, analisis kelayakan dan penilaian risiko dalam perkreditan, berarti menunjukkan sikap kehatihatian dalam tubuh koperasi tersebut. Evaluasi kredit merupakan elemen penting dalam pemberian kredit kepada debitur. Koperindo Jatim Kantor Cabang Mojo dalam pemberian kredit tetap berdasarkan pada prinsip kehati-hatian (prudential) untuk menghindari risiko kredit bermasalah dan kredit macet. Koperasi juga langsung melakukan penanganan atas permohonan kredit yang diterima dengan melakukan survei ke tempat usaha dan suvei jaminan setelah dilakukan wawancara pendahuluan. Penyaluran kredit merupakan faktor yang menjadi perhatian bagi Koperindo Jatim Kantor Cabang Mojo. Kredit yang diberikan lebih kepada sektorsektor usaha yang produktif untuk skala Usaha Kecil Menengah (UKM), dan langkah yang ditempuh Koperindo dalam hal tersebut adalah selalu menjaga hubungan yang harmonis antara nasabah dengan koperasi dalam rangka menghindari terjadinya kredit macet. Agar koperasi berperan sebagai badan usaha yang tangguh dan mandiri melalui usaha pemberian kreditnya, maka koperasi harus mampu meningkatkan efektivitas sistem pemberian kredit dan berusaha sebaik mungkin mengurangi risiko kegagalan kredit. Biasanya kegagalan kredit disebabkan oleh lemahnya sistem pengendalian intern dan analisis kelayakan

terhadap calon nasabah serta penilaian risiko sebelum pemberian kredit. B. Kerangka Berfikir Menurut Setiawati (2011:80) pengendalian internal penting dilakukan karena perusahaan pasti akan menghadapi banyak ancaman yang bisa mengganggu tercapainya tujuan perusahaan, oleh karena itu diperlukan cara untuk menjaga harta perusahaan, yang salah satunya dengan penerapan sistem pengendalian intern sebelum memberikan kredit kepada nasabah untuk memperkecil risiko kredit. Evaluasi terhadap sistem pengendalian intern dibutuhkan, karena bisa dinilai seberapa efektif penerapannya terhadap pemberian kredit, dan apa saja alat-alat yang digunakann perusahaan untuk melindungi harta mereka sebelum memberikan kredit kepada debitur. Dengan penerapan tersebut dapat memperkecil adanya risiko piutang tak tertagih kepada debitur yang berpotensi untuk tidak mengembalikan kredit. Sedangkan menurut Kasmir (2010:108), analisis kelayakan terhadap calon debitur sangat penting dilakukan, karena mendapatkan gambaran umum mengenai calon debitur yang akan melakukan kredit. Hal ini sangat membantu dalam menilai tingkat pengembalian piutang oleh debitur dan memperkecil risiko piutang tak tertagih pada debitur. Analisis kelayakan untuk penilaian risiko kredit terhadap calon debitur dilakukan untuk menilai seluruh aspek yang ada pada calon debitur, dalam hal ini mencakup aspek hukum, pemasaran, keuangan, teknis, operasi dan keuangan. Selain itu penilaiann risiko kredit bisa dilakukan dengan berpedoman pada 6c, yaitu character, chapacity, capital, colateral, condition, compliance. Keseluruhan aspek ini diperlukan untuk menilai apakah debitur tersebut layak mendapatkan kredit atau tidak, karena hal ini juga menjadi salah satu cara untuk memperkecil adanya risiko piutang tak tertagih oleh perusahaan. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disusun kerangka konsep sebagai berikut : Gambar 1.1 Kerangka Konsep Dari kerangka konsep tersebut dapat dijelaskan bahwa evaluasi terhadap sistem pengendaliann intern dan analisis kelayakan sangat dibutuhkan, karena bisa dinilai seberapa efektif penerapannya terhadap pemberian kredit, dan apa saja alat-alat yang digunakan perusahaan untuk melindungi harta mereka sebelum memberikan kredit kepada debitur. Dengan penerapan tersebut dapat memperkecil adanya risiko piutang tak tertagih kepada debitur yang berpotensi untuk tidak mengembalikan kredit.

C. Analisis Data 1. Pelaksanaan Analisis Kelayakan Penilaian Penyaluran Risiko Kredit Kredit adalah percaya, dimana kreditur percaya kepada debitur, maka sebelum kredit diberikan terlebih dahulu dilakukan analisis kredit. Analisis kredit mencakup latar belakang nasabah atau perusahaan, prospek usahanya, jaminan yang diberikan serta faktor-faktor yang lainnya. Tujuan dilakukan analisis ini yaitu agar kreditur yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar aman. Pemberian kredit tanpa dianalisis terlebih dahulu akan sangat membahayakan kreditur, karena akan memunculkan timbulnya kredit macet. Penilaian kelayakan kredit pada Koperindo Jatim Kantor Cabang Mojo dengan menggunakan alat analisis berbasis 6C digunakan dalam mengetahui Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition dan Compliance seorang debitur. Alat analisis ini dilakukan guna menentukan layak atau tidak kredit diberikan kepada debitur. Dalam hal ini untuk menganalisis penilaian risiko pada point character nasabah yang akan melakukan kredit melingkupi pada hal-hal dibawah ini : a. Watak dan kepribadian nasabah dalam bermasyarakat sehari-hari b. Tanggung jawab terhadap kewajiban yang diberikan c. Konsisten, hemat dan sabar serta memiliki kemauan kuat Sedangkan pada poin capacity, hal-hal yang akan dinilai adalah sebagai berikut : a. Kemampuan debitur dalam masa lalu dan masa sekarang, dalam hal ini dapat diartikan juga sebagai kelancaran dan kesehatan usahanya. b. Perputaran usaha serta pendapatan usaha yang dapat dihasilkan oleh nasabah. Dalam hal Capital, hal-hal yang menjadi lingkup dalam penilaian untuk memberikan kredit adalah : a. Penilaian terhadap modal sendiri yang dimiliki oleh calon debitur. b. Penilaian terhadap likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas dari nasabah. Sedangkan dalam collateral untuk menganalisisnya dengan melihat kekayaan yang dimiliki oleh nasabah, yang bernilai dan layak dijadikan untuk dijaminkan. Dalam hal Condition, hal yang dianalisis adalah kondisi ekonomi secara makro yang berkaitan dengan usaha yang dijalankan nasabah. Sedangkan untuk Compliance dapat dilihat dari kepatuhan nasabah terhadap perjanjian yang telah dilakukan dengan pihak pemberi kredit. Berikut disampaikan data pergerakan jumlah penyaluran kredit dan data kelancaran kredit dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 pada Koperindo Jatim Kantor Cabang Mojo 2000 1000 0 478 693 992 2011 2012 2013

Ket : K = Jumlah kredit yang tersalurkan T = Tahun Pemberian Kredit Gambar 2..1 Pergerakan Jumlah kredit pada Koperindo Jatim Mojo Tahun 2011 2013 Pada diagram diatas dapat diketahui bahwa jumlah kredit yang dapat disalurkan pada tahun 2011 yaitu sebanyak 478 transaksi kredit, sedangkan untuk tahun 2012 terjadi peningkatan jumlah kredit sebanyak 215 transaksi sehingga jumlah kredit yang tersalurkan pada tahun tersebut menjadi 693 transaksi kredit. Sedangkann untuk tahun 2013 juga terjadi kenaikan kredit, tetapi tidak terlalu signifikan. Jika dari tahun 299 transaksi dengan jumlah total keseluruhan menjadi 992 transaksi kedit. Dalam kurun waktu yang terjadi pada tahun 2012 ke tahun 2013 tersebut kenaikan jumlah penyaluran kredit hanya sebanyak 84 transaksi kredit. Sedangkan untuk disampaikan diagram yang menggambarkan jumlah kredit yang berhasil berdasarkan tingkat kelancaran kredit, yang diklasifikasi atas kredit lancar, kredit kurang lancar dan kredit macet. 1000 500 0 Ket : 398 730 2753 2142 1130 951 2011 2012 2013 sebelumnya terjadi selanjutnya K = Jumlah kredit yang tersalurkan P = Tahun Pemberian Kredit akan disalurkan Kredit Macet Kredit Kurang Lancar Kredit Lancar Gambar 2..2 Diagram kelancaran kredit pada Koperindo Jatim Mojo Tahun 20111 2013 Dari diagram yang telah ditampilkan tersebut dapat dilihat bahwa jumlah kredit macet dan kredit kurang lancar mengalami penurunan, hal ini disebabkan karena semakin membaiknya analisis kelayakan kepada debitur yang salah satunya dilakukan melalui penambahan analisis yang pada awalnya hanya 5 C, yaitu Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition menjadi 6C, dengan menambahkan poin Compliance yang merupakan kebijakan yang diambil oleh pihak Koperindo. Sehingga pihak Koperindo benar- benar selektif terhadap calon debitur yang akan melakukan pinjaman, sedangkan untuk kredit lancar yang tersalurkan setiap tahunnya mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan peningkatan terhadap sistem pengendalian intern yang memperketat pembagian wewenang dan tanggungg jawab yang jelas, dalam hal ini berarti setiap karyawan harus bekerja sesuai dengan tanggung jawab dan keahlian pada masing-masing bidang, sebagai contoh karyawan bidang administrasi tidak boleh ikut campur dalam urusan karyawan dibidang keuangan. Dapat dilihat pada tahun 2011, jumlah kredit macet yang terjadi pada tahun tersebut sebesar 27 transaksi, sedangkan untuk kredit kurang lancar mencapai angka 53 transaksi dan untuk kredit lancarnya yang berhasil tersalurkan yaitu sebesar 398 transaksi kredit. Sedangkan untuk tahun 2012 kredit macetnya mengalami penurunan sebesar 6 transaksi sehingga kredit macet yang terjadi hanya sebesar 21 transaksi, untuk kredit kurang lancar juga mengalami penurunan sebanyak 11 transaksi dari 53 menjadi 42 transaksi kredit yang kurang lancar, dan untuk kredit lancarnya

mengalami peningkatan sebanyak 332 transaksi dari yang pada awalnya hanya 398 menjadi 730 transaksi kredit lancar. Untuk tahun 2013 kredit macet juga mengalami penurunan sebanyak 11 transaksi kredit dari tahun sebelumnya sehingga hanya ada 11 kredit macet yang terjadi, kredit macet pada saat itu terjadi karena analisis yang digunakan untuk calon nasabah kurang mendalam dan sumber daya manusia yang ada juga belum sesuai antara jenis pendidikan dan bidang karyawan sedangkan untuk kredit kurang lancar juga mengalami penurunan menjadi 12 transaksi sehingga hanya menjadi 30 transaksi yang tergolong kredit kurang lancar, dan untuk kredit lancar juga mengalami peningkatan sebanyak 221 transaksi kredit sehingga kredit yang berhasil tersalurkan dan tergolong kedalam kredit lancar menjadi 951 transaksi kredit. D. Evaluasi Pelaksanaan Analisis Kelayakan Penilaian Penyaluran Risiko Kredit pada Koperindo Jatim Kantor Cabang Mojo Analisis kelayakan penilaian risiko kredit dilakukan pada debitur yang ingin mengajukan kredit pada Koperindo Jatim Kantor Cabang Mojo, dilakukan sesuai dengan prosedur yang dimiliki oleh pihak koperindo selaku pihak kreditur. Berdasarkan data mengenai pergerakan penyaluran kredit sepanjang tahun 2011 sampai 2013 pada Koperindo Jatim Kantor Cabang Mojo dapat diketahui bahwa analisis yang digunakan sudah berjalan dengan baik karena hal ini terbukti dengan adanya tidak terjadinya kenaikan yang signifikan pada peminjam dikarenakan banyak hal-hal yang belum dapat dipenuhi oleh calon nasabah yang akan melakukan permohonan kredit. dan hanya nasabah yang benar-benar memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh pihak kreditur saja yang dapat melakukan akad kredit. Hal ini sesuai dengan teori dari Kashmir (2010 : 165) karena dengan adanya analisis kelayakan yang baik maka jumlah kredit yang lancar juga akan meningkat. Dari evaluasi yang telah dilakukan terhadap perubahan kebijakan pada 6C pada Koperindo Jatim Kantor Cabang Mojo didapat data penyaluran kredit terhadap nasabah dari tahun 2011 sampai tahun 2013 sebagai berikut : Tabel 2.2 Jumlah kredit lancar, kurang lancar dan kredit lancer dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 No Tahun Kredit Kredit kurang Macet Lancar kredit lancar 1 2011 27 53 398 2 2012 21 42 730 3 2013 11 30 951 Sumber : Koperindo Jatim Mojo. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sistem pengendalian intern dan analisis kelayakan terhadap penyaluran kredit pada koperindo jatim kantor cabang Mojo mengalami peningkatan, hal tersebut antara lain perbaikan pada sisi 6C yang berisi komponenkomponen Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition dan Compliance karna pada tahun sebelumnya koperasi ini hanya menerapkan sistem 5C yang terdiri atas Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition, selain itu sistem pengendalian intern pada koperasi ini juga terus diperbaiki terbukti

dengan semakin diperketatnya prosedur penyaluran kredit terhadap nasabah sehingga angka kredit macet setiap tahunnya dapat mengalami penurunan. E. Evaluasi terhadap Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern pada Koperindo Jatim Kantor Cabang Mojo Berdasarkan data kebijakan yang telah diterapkan dan data kelancaran pergerakan piutang yang terjadi dapat diartikan terjadi peningkatan prestasi dalam penyaluran kredit serta penanganan terhadap pengelolaan kredit, hal ini terbukti dengan meningkatnya kredit lancar yang berasal dari nasabah, tentunya hal ini tidak terlepas dari sistem pengendalian intern pada Koperindo Jatim yang terus diperbaiki dengan cara merujuk pada teori Mulyadi (2009:166-172) dalam buku sistem informasi akuntansi, antara lain dalam hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas pengendalian yang terkait dengan pelaporan keuangan yang lebih diperketat, karena sistem pengendalian intern Koperindo Jatim Kantor Cabang Mojo berperan penting terhadap pencapaian kelancaran kredit. Dalam hal ini penilaian yang bisa dilakukan oleh peneliti untuk sistem pengendalian intern dan analisis kelayakan penyaluran kredit antara lain yaitu dengan melihat tingkat kelancaran pengembalian kredit, dan jumlah kredit yang tersalurkan pada nasabah. Semakin banyak tingkat kredit lancar maka sistem pengendalian intern dan analisis penilaian risiko sebelum melakukan perjanjian kredit tergolong sudah baik, karna mampu mengembalikan pinjaman yang diberikan oleh pihak Koperindo Jatim Kantor Cabang Mojo. Daftar Pustaka Baswir, Revisornd. 2005. Koperasi Indonesia. Yogyakarta: BPFE Diana, Anastasia. 2011. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: Andi Offset Frengky. 2008. Analisa Kelayakan pada BPR Artha Mulia Trenggalek. Malang: Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Hammadi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Kasmir. 2002. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Pesada. Kasmir. 2004. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Pesada. Kasmir. 2008. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Pesada. Marbun, Anderson. 2011. Peranan Pengendalian Internal dalam Menunjang Efektifitas Pemberian Kredit pada Koperasi Simpan Pinjam Artha Sentosa. Jakarta : Perpustakaan Universitas Widyatama. Mulyadi. 2009. Sistem Infoemasi Akuntansi. Yogyakarta : CV. Andi Offset. Safitri. 2012. Evaluasi Pengendalian Internal pada Pelunasan Kredit. Kediri: Perpustakaan Universitas Islam Kediri. Setiawati, Lilis. 2011. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: Andi Offset. Suhardjono. 2003. Manajemen Kredit. Bandung: Usaha Nasional. Sulistyo. 2006. Analisis Keuangan Debitur untu Mengukur Tingkat Kelayakan dalam Pemberian Kredit pada Bank Jatim Cabang Blitar. Malang: Universitas Muhammadiyah. Sugiyono. 2001. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2012. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Bandung: Alfabeta. Winarko. 2012. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekosiana. Winarko, Sigit Puji. 2012. Manajemen Keuangan I. Kediri: Universitas Nusantara PGRI