I PENDAHULUAN. Dalam bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, identifikasi

dokumen-dokumen yang mirip
OPTIMALISASI FORMULASI BAHAN PENGIKAT DAN BAHAN PENGHANCUR TERHADAP KARAKTERISTIK EFFERVESCENT AMPAS STROBERI (Fragaria chiloensis L.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan Tablet Effervescent Tepung Lidah Buaya. Tablet dibuat dalam lima formula, seperti terlihat pada Tabel 1,

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

OPTIMALISASI FORMULASI BAHAN PENGIKAT DAN BAHAN PENGHANCUR TERHADAP KARAKTERISTIK EFFERVESCENT AMPAS STROBERI (Fragaria chiloensis L.

I PENDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mudah terlarut dalam air dingin atau panas (Permana, 2008). menyebabkan masyarakat kesulitan untuk mengonsumsinya, mereka harus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada mulanya jeruk nipis mempunyai nama Latin Citrus aurantium

TINJAUAN PUSTAKA. gelembung gas sebagai hasil reaksi kimia larutan. Gas yang dihasilkan saat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dari daerah beriklim tropis. Pemanfaatan buah naga merah (Hylocereus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I PENDAHULUAN. selain sebagai sumber karbohidrat jagung juga merupakan sumber protein yang

Tablet Khusus. (dibuat dalam rangka memenuhi Tugas mata Kuliah TFSP)

1 I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

PERSETUJUAN PEMBIMBING

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan konsumsi yang berbeda-beda, antara lain untuk kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1 I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

I PENDAHULUAN. protein berkisar antara 20% sampai 30%. Kacang-kacangan selain sumber protein

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Peneltian.

BAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur,

SKRIPSI. Oleh : YENNYFARIDHA K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN. Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya

I PENDAHULUAN. dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian

Begitu banyak khasiat jahe merah. Antara lain sebagai pencahar, antirematik, peluruh keringat, peluruh masuk angin, meningkatkan gairah seks,

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI ASAM SITRAT-ASAM MALAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET EFFERVESCENT YANG MENGANDUNG Fe, Zn, DAN VITAMIN C SKRIPSI

1. PROSPEK TEH HIJAU SEBAGAI INDUSTRI HILIR TEH

Khasiatnya diketahui dari penuturan orang-orang tua atau dari pengalaman (Anonim, 2009). Salah satu tanaman yang telah terbukti berkhasiat sebagai

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

Tabel 2. Kadar Air Minuman Serbuk Effervescent Buah Duwet

I PENDAHULUAN. Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2)

SKRIPSI. Oleh: HENI SUSILOWATI K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

I PENDAHULUAN. berlebihan dapat disinyalir menyebabkan penyakit jantung dan kanker. Menurut

I PENDAHULUAN. dapat diperoleh di pasar atau di toko-toko yang menjual bahan pangan. Abon dapat

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

waktu tinggal sediaan dalam lambung dan memiliki densitas yang lebih kecil dari cairan lambung sehingga obat tetap mengapung di dalam lambung tanpa

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

I PENDAHULUAN. kesehatan. Nutrisi dalam black mulberry meliputi protein, karbohidrat serta

PENDAHULUAN. (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. Indonesia memiliki beraneka ragam jenis umbi-umbian yang belum

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau

MINYAK KELAPA. Minyak diambil dari daging buah kelapa dengan salah satu cara berikut, yaitu: 1) Cara basah 2) Cara pres 3) Cara ekstraksi pelarut

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

SIDANG TA Disusun oleh : Elly Rosyidah Rakhmy Ramadhani S Dosen Pembimbing :

BAB I. PENDAHULUAN. harus diberi perhatian khusus karena menentukan kualitas otak bayi kedepan.

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Pemikiran (6) Hipotesis, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

bahan tambahan yang memiliki sifat alir dan kompresibilitas yang baik sehingga dapat dicetak langsung. Pada pembuatan tablet diperlukan bahan

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).

FORMULASI GRANUL EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA. L) MENGGUNAKAN AEROSIL DAN AVICEL PH 101

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pragel pati singkong yang dibuat menghasilkan serbuk agak kasar

Sutomo, B

BAB I PENDAHULUAN. muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tempe merupakan makanan khas Indonesia yang cukup populer dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

struktur yang hidrofobik dimana pelepasannya melalui beberapa tahapan sehingga dapat mempengaruhi kecepatan dan tingkat absorpsi (Bushra et al,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : PUJI ASTUTI A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. merupakan tanaman yang berkhasiat sebagai penurun kadar gula darah. Aktivitas

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kolang-kaling merupakan olahan buah pohon aren atau enau (Arenga

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

PEMBUATAN MIE SUKUN (KAJIAN SUBTITUSI SUKUN KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR) SKRIPSI. Oleh : INDARTY WIJIANTI

BAB I PENDAHULUAN. tampilan dan teksturnya mirip dengan tahu yang berwarna putih bersih

PENGARUH KONSENTRASI SENYAWA PHOSPAT DAN PERBANDINGAN AIR PEREBUSAN TERHADAP KARAKTERISTIK TEPUNG INSTAN HANJELI (Coix lacryma-jobi L.).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lunak yang dapat larut dalam saluran cerna. Tergantung formulasinya kapsul terbagi

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rata-rata kue kering di kota dan di pedesaan di Indonesia 0,40

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SORBITOL-LAKTOSA-ASPARTAM

ASAM, BASA, DAN GARAM

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras.

1 I PENDAHULUAN. Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian, dan (1.7) Waktu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bahan dalam pembuatan selai adalah buah yang belum cukup matang dan

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia kaya akan berbagai jenis tanaman umbi-umbian, baik

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

Transkripsi:

I PENDAHULUAN Dalam bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian serta tempat dan waktu penelitian. 1.1. Latar Belakang Masalah Stroberi merupakan salah satu tanaman buah-buahan yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Daya pikat stroberi terletak pada warna buah yang merah mencolok dengan bentuk yang mungil, menarik, serta rasa yang manis segar (Gunawan, 1996). Jumlah produksi stroberi berdasarkan data dari Departemen Pertanian dari tahun 2012 hingga 2014 mengalami penurunan, pada tahun 2012 jumlah produksi stroberi sebesar 169.796 ton, tahun 2013 90.352 ton, tahun 2014 58.882 ton. Penurunan jumlah produksi tersebut disebabkan oleh faktor kondisi cuaca yang buruk untuk pertumbuhan buah stroberi. Penurunan produksi Stroberi tidak menurunkan jumlah permintaan stroberi yang semakin meningkat, oleh karena itu diperlukan upaya untuk dapat memenuhi permintaan konsumen terhadap buah stroberi. Menurut Ariani dan Sri Retno (2007), Stroberi (Fragaria chiloensis L.) sangat kaya akan nutrisi. Setiap 100 gram stroberi mengandung : protein 0,8 g; lemak 0,5 g; karbohidrat 8,3 g; kalsium 28 mg; fosfor 27 mg; zat besi 0,8 mg; vitamin A 60 SI; vitamin B1 0,03 mg; vitamin B2 0,07 mg; vitamin C 904,12 mg; Niasin 60 mg; Air 1

2 89,9 g; Serat 3,81 gram; magnesium 16,60 mg; potassium 44,82 mg; selenium 1,16 mg; folat 29,38 mg. Pada umumnya buah stroberi dimanfaatkan menjadi jus ataupun sari buah dimana pada produk produk olahan stroberi tertentu ampas buah dipisahkan dari sarinya, sehingga terdapat 10 30% bagian dari buah stoberi yang terbuang. Dengan cukup besarnya ampas yang terbuang dari buah stroberi, maka diperlukan pemanfaatan produk dari ampas buah stroberi tersebut. Salah satu cara pengolahan ampas stroberi yaitu dengan menjadikannya sebagai produk effervescent. Effervescent didefinisikan sebagai bentuk sediaan yang menghasilkan gelembung gas sebagai hasil reaksi kimia larutan. Gas yang dihasilkan saat pelarutan effervescent adalah karbon dioksida sehingga dapat memberikan efek sparkling (rasa seperti air soda) (Lieberman, dkk., 1992). Diantara bentuk sediaan farmasi yang ada, granul dan tablet effervescent merupakan pilihan formulasi yang praktis. Bentuk effervescent lebih disukai karena praktis, cepat larut dalam air (Dewi, dkk., 2014). Pada umumnya pembuatan tablet effervescent berasal dari bahan baku ekstrak atau sari buah buahan, tetapi pada penelitian kali ini akan dibuat dari bahan baku ampas stroberi dimana pada proses tertentu perlakuannya pun akan berbeda seperti halnya pada proses pengeringan, pencampuran dan pengempaan. Produk tablet effervescent yang dihasilkan dari ampas stroberi ini pun akan berbeda, selain dari karakteristik fisik, karakteristik kimianya pun tentu akan berbeda contohnya

3 kandungan vitamin C karena bahan bakunya bukan dari sari atau ekstrak buah yang mengandung vitamin C yang lebih tinggi. Dalam pembuatan tablet dibutuhkan berbagai macam bahan tambahan. Salah satu bahan tambahan yang penting dalam pembuatan tablet adalah bahan pengikat. Bahan pengikat berfungsi untuk memberikan kekompakkan dan daya tahan tablet, sehingga menjamin penyatuan beberapa partikel serbuk dalam sebuah butir granul (Voigt, 1994). Ampas ini sebenarnya kaya akan serat (fiber), tetapi kandungan vitamin C nya cenderung lebih rendah dibanding sari buah. Selain itu banyaknya bahan kering dari ampas buah stroberi ini dapat menghasilkan rendemen kasar, sehingga dibutuhkan konsentrasi bahan pengikat yang tepat untuk dapat mengikat partikel partikel kasar dari ampas stoberi tersebut. Gelatin merupakan bahan pengikat yang mempunyai kekuatan pengikatan yang tinggi, menghasilkan granul yang seragam dengan daya kompresibilitas dan kompaktibilitas yang bagus. Maka, gelatin diharapkan mampu menutupi kerapuhan dari tablet effervescent (Kokil, et al., 2004) Granul effervescent merupakan granul yang mengandung yang mengandung campuran asam dan basa, yang bila ditambahkan basanya akan bereaksi menghasilkan karbondioksida. Dengan demikian, obat yang diberikan dalam bentiuk sediaan granul effervescent akan memberikan sensasi yang menyegarkan yang disebabkan oleh pelepasan karbondioksida (Ansel, 2005)

4 Menurut Purwandari (2007), basa (natrium bikarbonat) mempunyai peranan penting dalam memformulasi suatu sediaan effervescent karena natrium bikarbonat merupakan sumber karbondioksida utama (sebesar 52% CO 2 ) yang menentukan sistem effervescent yang dihasilkan. Garam-garam effervescent biasanya diolah dari suatu kombinasi asam sitrat dan asam tartrat, karena penggunaan hanya satu asam tunggal saja akan menimbulkan kesukaran. Apabila asam tartrat sebagai asam tunggal, granul yang dihasilkan akan mudah kehilangan kekuatannya dan akan menggumpal. Asam sitrat saja akan menghasilkan campuran lekat dan sukar menjadi granul (Ansel, 2005) Berdasarkan penelitian Novianty (2008), buah stroberi memiliki ph 3-4,5, sedangkan menurut Rahmah (2006) hasil pengukuran ph dikatakan baik bila larutan effervescent mendekati netral karena apabila terlalu asam dapat mengiritasi lambung sedangkan jika terlalu basa menimbulkan rasa pahit dan tidak enak. Sehubungan dengan uraian diatas, diperlukan optimasi formulasi bahan pengikat (gelatin) dan bahan penghancur (Asam Sitrat, Asam Tartat, Natrium bikarbonat) agar menghasilkan tablet effervescent ampas stroberi sesuai karakteristik yang diinginkan. Penelitian ini menggunakan program design expert yang digunakan untuk membantu mengoptimalkan produk atau proses. Kemudian menggunakan metoda d- optimal agar menemukan formulasi yang optimal. Program ini mempunyai kelebihan dibandingkan program olahan data yang lain contohnya yaitu program ini akan mengoptimasikan proses termasuk dalam proses pembuatan Effervescent Ampas Stroberi dengan beberapa variabel yang dinyatakan dalam satuan respon, menu

5 mixture yang dipakai yang dikhususkan untuk mengolah formulasi dan metoda d- optimal yang mempunyai sifat fleksibilitas yang tinggi dalam meminimalisasikan masalah dan kesesuaian dalam menentukan jumlah batasan bahan yang berubah lebih dari 2 respon. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang penelitian maka diperoleh identifikasi masalah yaitu: 1. Apa saja faktor faktor yang mempengaruhi karakterisik Effervescent Ampas Stroberi? 2. Bagaimana formulasi yang optimal dalam pembuatan Effervescent Ampas Stroberi dengan bahan pengikat (gelatin) dan bahan penghancur (asam sitrat, asam tartat, natrium bikarbonat) dengan program design expert metoda d-optimal terhadap karakteristik Effervescent Ampas Stroberi? 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dan tujuan penelitian ini berdasarkan identifikasi masalah diatas adalah untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi karakteristik Effervescent Ampas Stroberi dan menentukan formulasi yang optimal pada pembuatan tablet Effervescent Ampas Stroberi berbahan pengikat (gelatin) dengan bahan penghancur (asam sitrat, asam tartat, natrium bikarbonat).

6 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini ditinjau dari segi petani stroberi adalah untuk meningkatkan produksi stroberi di Indonesia. Dari segi ilmu pengetahuan dan industri merupakan suatu diversifikasi pangan khususnya produk effervescent dari ampas stroberi serta pemanfaatan limbah dari hasil samping pembuatan konsentrat ataupun sari buah stroberi dan dari segi konsumsi dapat meningkatkan ragam konsumsi masyarakat dengan hadirnya produk baru berbasis tablet yang praktis dalam penggunaannya. 1.5. Kerangka Pemikiran Karakteristik yang berkaitan dengan optimasi formulasi bahan pengikat (gelatin) dan bahan penghancur (asam sitrat, asam tartat, natrium bikarbonat) pada effervescent ampas stroberi secara fisika adalah kekerasan tablet, waktu larut. Secara kimia adalah kadar vitamin C dan ph sedangkan secara organoleptik dilihat dari warna, rasa dan tekstur. Pada pembuatan tablet effervescent sumber asam, sumber karbonat merupakan bahan yang sangat penting, dimana asam akan bereaksi dengan bahan karbonat sehingga terbentuklah gas CO 2 (Banker and Anderson, 1994). Adapun bahan tambahan lain yang tidak kalah pentingnya dilihat dari karakteristik fisik bahan baku ampas stroberi yang agak kasar sehingga diperlukan bahan pengikat. Bahan pengikat berfungsi untuk mengikat bahan obat dengan bahan penolong lain sehingga diperoleh granul yang baik, yang akan menghasilkan tablet yang

7 kompak serta tidak mudah pecah. Pengaruh bahan pengikat yang terlalu banyak akan menghasilkan massa terlalu basah dan granul yang terlalu keras sehingga tablet yang terjadi mempunyai waktu hancur yang lama. Apabila bahan pengikat yang digunakan terlalu sedikit maka akan terjadi pelekatan yang lemah dan tablet yang berbentuk lunak, serta dapat menjadi capping yaitu lapisan atas dan atau lapisan tablet membuka (Voight, 1984 dalam Mohandani, 2009) Gelatin merupakan bahan pengikat yang mempunyai kekuatan pengikatan yang tinggi, menghasilkan granul yang seragam dengan daya kompresibilitas dan kompaktibilitas yang bagus (Kokil, et al., 2004). Tidak larut dalam air dingin, mengembang dan lunak bila dicelup dalam air; menyerap air secara bertahap sebanyak 5 sampai 10 kali beratnya, dalam asam asetat 6 N dan dalam campuran panas gliserin dan air; tidak larut dalam etanol, dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak dan dalam minyak menguap. Sebagai bahan pengikat, gelatin biasanya digunakan dalam konsentrasi 2 10% (Bandelin, 1986 dalam Yulistyanti, 2010) Pada tablet effervescent yang berperan sebagai bahan penghancur adalah sumber asam dan sumber karbonat. Efek kapiler dapat diperbesar dengan adanya bahan penghancur. Selain bahan penghancur, efek kapiler juga dipengaruhi oleh porositas tablet. Besarnya porositas menyebabkan cairan yang masuk ke dalam tablet semakin banyak. Porositas tablet antara lain dipengaruhi oleh distribusi ukuran atau partikel massa tablet dan tekanan yang diberikan saat proses pengempaan. Cairan yang sudah masuk dalam tablet akan merusak ikatan antar partikel dan mengakibatkan bahan

8 penghancur mengembang yang kemudian menyebabkan tablet hancur. Bahan penghancur yang mengembang ini juga dapat menghasilkan massa yang kental dan lengket yang dapat menghalangi masuknya cairan ke dalam tablet sehingga dapat memperpanjang waktu hancur. Oleh karena itu, perlu optimasi terhadap kadar bahan penghancur tersebut dalam suatu formula tablet. Reaksi yang digunakan untuk pelarutan tablet effervescent adalah reaksi antara sumber asam dengan sumber karbonat yang menghasilkan gas berupa karbon dioksida, terjadi secara spontan ketika tablet masuk dalam air. Kemudian gas inilah yang dapat mendesak tablet sehingga tablet menjadi hancur (Rohdiana, 2003). Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut: H 3 C 6 H 5 O 7.H 2 O + 3 NaHCO 3 N 3 C 6 H 5 O 7 + 4H 2 O + 3CO 2 Asam sitrat Na-Bikarbonat Na-Sitrat Air Karbondioksida H 2 C 4 H 4 O 6 + 2 NaHCO 3 Na 2 C 4 H 4 O 6 + 2H 2 O + 2 CO 2 Asam Tartat Na-Bikarbonat Na-Tartarat Air Karbondioksida (Lieberman, et al., 1992 dalam Imran, 2011). Sediaan tablet effervescent biasanya diolah dari suatu kombinasi asam sitrat dan asam tartat, karena pemakaian asam tunggal saja akan menimbulkan kesulitan pada pembentukan granul. Apabila asam tartat digunakan sebagai asam tunggal maka granul yang dihasilkan mudah kehilangan kekuatannya dan hancur. Bila asam sitrat saja yang digunakan akan menghasilkan campuran lekat dan sukar menjadi granul (Juita, 2008)

9 Senyawa karbonat dibutuhkan dalam pembuatan sediaan effervescent untuk menimbulkan gas CO 2 bila direaksikan dengan asam. Bentuk karbonat maupun bikarbonat keduanya diperlukan untuk menimbulkan reaksi yang menghasilkan CO 2, seperti natrium bikarbonat, natrium karbonat, kalium karbonat, dsb (Ansel, 2005) Natrium bikarbonat merupakan sumber utama karbondioksida dalam sistem effervescent. Senyawa ini larut sempurna dalam air, tidak higroskopis,tidak mahal, dalam lima tingkat ukuran partikel (mulai dari serbuk halus sampai granula seragam yang mengalir bebas)(siregar dan Wikarsa, 2010). Apabila konsentrasi dari natrium bikarbonat berlebih maka akan mempengaruhi rasa yang menjadi pahit karena sifat basa dari natrium bikarbonat. Sedangkan berdasarkan penelitian Ansar (2010), konsentrasi natrium bikarbonat (NaHCO 3 ) yang tinggi memberikan pengaruh terhadap kelarutan tablet. Hal ini terjadi karena natrium bikarbonat berfungsi sebagai bahan penghancur dan ketika bereaksi dengan air (H 2 O) akan menghasilkan gas CO 2, sehingga memberikan efek yang menyegarkan. Fung dan King (2003) melaporkan bahwa konsentrasi natrium bikarbonat yang tinggi dapat menyebabkan kelarutan tablet menjadi lebih cepat. Adanya efek karbonasi pada tablet effervescent, memberikan sensasi menyegarkan pada saat diminum merupakan kelebihan produk-produk effervescent, sehingga konsumen menyenangi produk tersebut (Karagul et.al., 1999). Selain itu dengan terlalu tingginya konsentrasi natrium bikarbonat tersebut dengan sifatnya sebagai bahan pengisi dapat mempengaruhi kekerasan dan keregasan tablet yang berlebih sedangkan

10 apabila konsentrasi dari natrium bikarbonat berkurang maka kelarutannya pun akan rendah selain itu ph dari effervescent pun akan rendah sehingga dapat mengakibatkan rasa asam yang dapat mengiritasi lambung. Berdasarkan penelitian Rauf (2009) dalam Atmaka et al.,(2013), formulasi tablet effervescent adalah sebagai berikut: Ekstrak serbuk 10%, bahan pengikat 3%, asam sitrat 15%, asam tartat 15%, natrium bikarbonat 34,8%, pemanis 3%, bahan pengisi 18,2%, bahan pelicin 1% (jika diperlukan). Berdasarkan penelitian Juita (2008), sesuai dengan persyaratan resmi standar waktu larut tablet adalah kurang dari 5 menit, ph mendekati netral, kadar air maksimum 10%. Menurut Ma arif (1989) dalam Susanto (2015), optimasi adalah suatu pendekatan normatif untuk mengidentifikasikan penyelesaian terbaik dalam pengambilan keputusan suatu permasalahan. Melalui optimasi permasalahan akan diselesaikan untuk mendapatkan hasil yang terbaik sesuai dengan batasan yang diberikan. Tujuan dari optimasi adalah untuk meminimumkan usaha yang diperlukan atau biaya operasional dan memaksimumkan hasil yang diinginkan. Berdasarkan penelitian Hedianti (2014), program design expert metoda d- optimal dapat digunakan dalam optimalisasi formulasi kecap kacang koro pedang yang dihasilkan kacang koro pedang 12,5%; larutan garam 20%, Rhizopus sp (ragi tempe) 0,05%; awing putih 1,1%; ketumbar 0,5%; pekak 0,05%; kunyit 0,5%; daun salam 0,6%; daun sereh 0,6%; lengkuas 1,2%; vetsin 0,4%; gula merah 60,5%; dan

11 keluak 2% menghasilkan 20 formulasi yang ditawarkan design expert metoda d- optimal. Berdasarkan penelitian Nugraha (2014) pada pembuatan food bar menggunakan program design expert metoda d-optimal didapatka formulasi yang terpilih adalah isolat soy protein 7,63%; dekstrin 2,59%; dan madu 8,78% yang keseluruhan berjumlah 19% dan sisanya yang merupakan variabel tetap yaitu tepung ubi jalar kuning 17,5%; kelapa parut kering 15%; tepung kacang merah 7,5%; telur 23%; margarin 14%; dan kismis 4%. 1.6.Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut maka dapat diajukan hipotesa sebagai berikut : 1. Faktor faktor yang mempengaruhi karakteristik effervescent ampas stroberi adalah konsentrasi bahan pengikat (gelatin) dan bahan penghancur (asam sitrat, asam tartat, na bikarbonat) 2. Formulasi yang optimal pada pembuatan tablet effervescent ampas stroberi itu dengan bahan pengikat antara 1-3%, natrium bikarbonat antara 33-35%, asam sitrat dan asam tartat antara 13-16%. 1.7. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Universitas Pasundan Bandung dan Laboratorium Sediaan Solida Tablet Institut Teknologi Bandung. Adapun waktu penelitian dilakukan mulai dari bulan Mei 2016 sampai dengan Juni 2016.